KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET. Aldiansyah Akbar*)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET. Aldiansyah Akbar*)"

Transkripsi

1 KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET Aldiansyah Akbar*) Abstrak: Kemampuan bermain bola basket dipengaruhi oleh faktor psikologis faktor fisiologis. Faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang dalam hal ini adalah kecerdasan kinestetik dan motor ability, sedangkan psikologis yang didalamnya terdapat aspek motivasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan kemampuan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini seluruh atlet basket klub Cooper Banda Aceh yang berjumlah 16 orang dengan teknik total sampling. Hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi kecerdasan kinestetik (X 1 ) dengan kemampuan bermain bola basket(y) sebesar 0.53, dengan r hitung > r tabel (0.54 > 0.497) sehingga X 1 memberi kontribusi sebesar 28,09% terhadap Y. Koefisien motor ability (X 2 ) dengan kemampuan bermain bola basket(y) sebesar 0.59, dengan r hitung > r tabel (0.59 > 0.497) sehingga X 2 memberi kontribusi sebesar 33,64% terhadap Y. Koefisien korelasi motivasi (X 3 ) dengan kemampuan bermain bola basket(y) sebesar 0.58, dengan r hitung > r tabel (0.58 > 0.497) sehingga X 3 memberi kontribusi sebesar 34,81% terhadap Y. Koefisien korelasi secara bersama-sama kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan kemampuan bermain bola basketsebesar Untuk taraf kepercayaan 0.05 r tabel = dan r hitung = dapat disimpulkan bahwa r hitung > r tabel (0.977> 0.497). Kata Kunci: Kontribusi, Kecerdasan Kinestetik, Motor Ability, Motivasi, Bola Basket Pendahuluan Bola basket merupakan cabang olahraga yang makin banyak digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Melalui kegiatan olahraga Bola basket ini para remaja banyak memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Permainan bola saat ini basket mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atletatlet bola basket pelajar baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi dan kompetisi yang ditangani secara profesional yaitu kompetisi bola basketnasional antar klub se Indonesia IBL (Indonesian basketball league). Berbagai kompetisi tersebut dengan sendirinyamemunculkan bakat potensial di bidang bola basket. Banyak sekali faktor yang dapat mendukung keterampilan dasar Bola basket yang baik, dua di antaranya adalah kecerdasan kinestetik dan motor ability. Kinestetik pada hakekatnya merupakan kemampuan tubuh dalam mempersepsikan atau merasakan gerakan bagian-bagian maupun keseluruhan tubuh dan mengontrol gerak tubuh dalam suatu ruang gerak terhadap benda di sekelilingnya secara sadar dan tepat. Dalam keterampilan bola basket, kecerdasan kinestetik berguna dalam merasakan rangkaian teknik gerak keterampilan bola basket melalui penginderaan yang selanjutnya secara sadar memperagakannya dalam rangkaian gerak. Selain itu juga dengan kesadaran gerak tersebut, atlet bola basket yang dapat mengontrol gerakannya sedemikian rupa dan selanjutnya juga dapat melakukan gerakan teknik dasar bola basket secara baik. Jika kondisi ini dapat dilakukan oleh seorang atlet bola basket, dapat diprediksi hasilnya juga baik. Faktor lain yang harus dimiliki oleh atlet bola basket selain kemampuan fisik adalah faktor kejiwaan yaitu tingkat motivasi yang dimilikinya. Motivasi merupakan keinginan individu untuk mencapai sukses dengan tujuan berhasil dalam persaingan yang didasarkan pada suatu ukuran keunggulan. Artinya bahwa semakin tinggi motivasi atlet bola basket maka semakin yakin pula untuk berhasil dalam suatu kegiatan tertentu ( com). Tingginya motivasi berprestasi atlet bola basket memberikan dorongan semangat yang kuat untuk menggapai sesuatu tujuan tertentu dalam hal ini menghasilkan atlet yang berprestasi. Selain itu juga bahwa atlet bola basket yang tingkat motivasinya rendah, memiliki kecenderungan lebih pasif dalam menamplikan gerakan fisiknya. Kondisi ini juga memperlihatkan situasi yang menunjukkan kemalasan dalam diri atlet bola basket dan terlihat dari kurang serius dalam melakukan gerakan. Dengan demikian bahwa berprestasi suatu Klub bola basket, juga ditentukan oleh tingkat motivasi atletnya untuk meningkatkan keterampilan bola basketnya. Menurut Harsono dalam Husdarta (2011:36), mengemukakan bahwa, olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakangerakan anggota tubuh, otot, tulang dan sebagainya. Menurut Harsono dalam Subardjah (2000:24) Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk Ardiansyah Akbar 1

2 senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan. Motivasi berprestasi dipandang sebagai motivasi sosial untuk mencapai suatu nilai tertentu dalam perbuatan seseorang berdasarkan standar atau kriteria yang paling baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi antara kecerdasam kinestetik, motor ability dan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh. Kajian Teoritis Kecerdasan adalah anugrah istimewa yang dimiliki oleh manusia. Makhluk lain memiliki kecerdasan yang terbatas sedangkan manusia tidak, Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kecerdasan adalah perihal cerdas, perbuatan mencerdaskan, kesempurnaan pengembangan akal budi seperti kepandaian, ketajaman, akalpikiran. pendidikanmansda.blogspot.com. Dari sumber yang dikemukakan maka dapat disimpulkan bahawa kecerdasan itu adalah kemampuan yang berasal dari kognitif, afektif, dan phsikomotor yang dapat diukur dan kembangkan secara terus-menerus sepajang hayat manusia itu sendiri. Menurut Stalling (1982:157) Kinestetik adalah kecakapan untuk merasakan gerakan tubuh terpisah dari alat-alat visual atau auditori atau dalam terminologi populer disebut merasakan gerakan tubuh. Dari sumber yang dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Kinestetik adalah kemampuan gerak pada bagian tubuh dengan menggunakan suatu benda. Jasmine (2007:25) mengatakan kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan memproses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka kecerdasan kinestetik dapat dirumuskan, Kemampuan seseorang dalam memecakahkan masalah dengan mengengunakan kemampuan motorik halus dan motorik kasar yang dipusakan pada titik saraf otak manusia. Nurhasan (2000:98) menjelaskan bahwa: Kemampuangerak dasar (motor ability) adalah kemampuan umum seseorang untukbergerak. Hammied (1987:98) bahwa motivasi berkenaan dengan faktor-faktor yang mendorong tingkah laku dan memberikan arah kepada tingkah laku itu, dan juga pada umumnya diterima bahwa motif insani untuk terlibat dalam satu kegiatan tertentu didasarkan atas kebutuhan yang mendasarkannya.setiap individu memiliki perbedaan dalam banyak hal dengan individu lainnya. Pengalaman kita sehari-hari dan penyelidikan secara empirik pun menyatakan hal yang sama tentang hal ini, bahwa individu memang berdeda-beda. Sebagai contoh dalam sebuah klub bola basket, kita segera dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan itu jika kita membandingkan kemampuan atlet satu dengan atlet lainnya. Ada atlet yang mampu berlari cepat, ada juga yang lambat, atau ada pula atlet yang belajar gerak dengan cepat, ada juga yang nampak kesulitan. Aspek yang berhubungan langsung dengan perbedaan kemampuan gerak itu sendiri adalah faktor kemampuan (ability). Kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya keterampilan dari atlet Bola basket. Kemampuan gerak (motor ability) menurut Singer (1980:106) adalah keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan berbagai variasi keterampilan gerak, khususnya dalam kegiatan olahraga. Singer (1980:107) mengidentifikasikan kemampuan gerak ini menjadi empat kemampuan yang bersifat langsung berhubungan dengan keterampilan olahraga, yaitu: (1) Koordinasi, (2) Kinestetis, (3) Keseimbangan, dan (4) Kecepatan gerak. Prosedur Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian korelasi. Arikunto (1991:27) menjelaskan bahwa: Dalam penelitian korelasional, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, instrument penelitan ini adalah Nurhasan(2000:1)menjelaskan mengenai tes dan pengukuran yaitu: Suatu ala tyang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Berkaitan dengan penelitian ini, adapun instrument untuk mengukur Kecerdasan Kinestetik menggunakan instrument yang dikembangkan oleh penulis dengan skala penilaian Likert, ini sesuai juga dengan pendapat Sugiyono (2009:132), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, Rancangan Penelitian X X X Gambar 1. Rancangan Penelitian (Y) Keterangan: X 1 = Kecerdasan Kinestetik X 2 = Motor Ability X 3 = Motivasi Y = Keterampilan Bermain Bola basket = Korelasi 2 Ardiansyah Akbar

3 Populasi dan Sampel Menurut Sudjana (1999:6) Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil penghitung atau pengukuran kuantitatif dan kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Penelitian ini merupakan penelitian populasi atau sampling seadanya (total sampling), maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 16 orang. Instrumen Penelitian Berkaitandengan penelitian ini, adapun instrumenuntuk mengukur kecerdasan kinestetik dan motivasi menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh penulis dengan skala penilaian Likert, ini sesuai juga dengan pendapat Sugiyono (2009:132), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, sedangkan untuk tes motor ability dilakukan dengan pengukuran motor ability menurut Nelson (1986:349) untuk tes keterampilan bola basket, menggunakan tes keterampilan dasar bola basket. Teknik Analisi Data Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi kecerdasan kenestetik(x1), motor ability (X2), motivasi (X3) kemampuna dasar bermainan basket(y). Rumus yang di pergunakan adalah koefesien korelasi ganda yang di kemukakan oleh Isparjadi (1998:104) sebagai berikut : Keterangan: r x123 y = Koefesien korelasi ganda = Korelasi antara criterion 1 (X 1 ) dengan r x1.2 r x1.3 r x2.3 r x1 y r x2 y r x3 y N criterion 2 (X 2 ). = Korelasi antara criterion 1 (X 1 ) dengan criterion 3 (X 3 ). = Korelasi antara criterion 1 (X 2 ) dengan criterion 3 (X 3 ). = Korelasi antara criterion 1 (X 1) dengan predictor (Y). = Korelasi antara criterion 2 (X 2) dengan predictor (Y). = Korelasi antara criterion 3 (X 3 ) dengan predictor (Y). = Banyaknya sampel penelitian Pengujian Hipotesis Menurut Sudjana (1999:385) untuk menguji hipotesis korelasi ganda atau lebih variable X dengan variable Y dapat digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: F = Signifikan yang dihitung R = Nilai koefisien korelasi ganda yang telah diperoleh N = jumlah sampel penelitian K = banyak variable bebas. Hasil dan Pembahasan Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan Normalitas dengan menggunakan Software SPSS Statistik 20. dapat dilihat bahwa nilai sig untuk kesebelas kelompok data yaitu untuk kecerdasan kinestetik, untuk Motivasi, untuk standing broad jump, untuk softball, untuk zig zag run, untuk wall pass basket, untuk lari 50m, untuk medine ball, untuk lay up, untuk shooting dan untuk under basket. Kesebelas nilai sig tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat diartikan bahwa data yang berkaitan dengan Kecerdasan Kinestetik, Motor Ability, Motivasi dan Keterampilan bermain Bola basket berdistribusi normal, maka dari itu dapat di lakukan analisis korelasi antar variabel. Uji Homogenitas Tabel 1. Hasil uji homogenitas X 1 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variable Kecerdasan Kinestetik dengan Keterampilan bermain bola basket adalah hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan >0.05 sehingga nilai data dari Kecerdasan kinestetik dan Keterampilan bermain bola basketmempunyai uji nilai yang homogen. Tabel 2.Hasil uji homogenitas X2 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variabel motor ability Ardiansyah Akbar 3

4 dengan keterampilan bermain bola basket adalah hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan >0.05 sehingga nilai data dari motor ability dengan keterampilan bermain bola basket mempunyai uji nilai yang homogen. Tabel 3. Hasil uji homogenitas X 3 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variabel motivasi dengan keterampilan bermain bola basket adalah hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan >0.05 sehingga nilai data dari motivasi dengan keterampilan bermain bola basket mempunyai uji nilai yang homogen. Uji Korelasi Antar Variabel Kecerdasan Kinestetik dengan Keterampilan Bermain Bola basket Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16 yaitu 0.497, maka r hitung =0.53 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.53 > 0.497) berarti ada hubungan variabel kecerdasan kinestetik (X 1 ) dan keterampilan bermain bola basket (Y). Motor Ability dengan Keterampilan Bermain Bola basket Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16 yaitu 0.497, maka r hitung =0.58 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.58 > 0.497) berarti ada hubungan variabel motor ability (X 3 ) dan keterampilan bermain bola basket (Y). Motivasi dengan Keterampilan Bermain Bola basket Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16 yaitu 0.497, maka r hitung =0.59 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.59 > 0.497) berarti ada hubungan variabel motivasi (X 2 ) dan keterampilan bermain bola basket (Y). Pembuktian Hipotesis Pengujian hipotesis kontribusi kecerdasan kinestetik dengan keterampilan bermain bola basket. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung = 2.35 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n 2 = 16 2 = 14. Selanjutnya Ha diterima jika t hitung >t tabel. Berdasarkan daftar t tabel = dapat dilihat bahwa t hitung >t tabel yaitu 2.35 > 1,761. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian hipotesis kontribusi motor ability dengan keterampilan bermain bola basket Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung = 2,678 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n 2 = 16 2 = 32. Selanjutnya Ha diterima jika t hitung >t tabel. Berdasarkan daftar t tabel = dapat dilihat bahwa t hitung >t tabel yaitu 2,678 > Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian Hipotesis Kontribusi Motivasi dengan Keterampilan Bermain Bola basket Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh harga t hitung = 2.74 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n 2 = 16 2 = 14. Selanjutnya Ha diterima jika t hitung >t tabel. Berdasarkan daftar t tabel = dapat dilihat bahwa t hitung >t tabel yaitu 2.74 > Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Uji Korelasi Antara X 1, X 2, X 3 dengan Y Korelasi yang ditemukan sebesar dan termasuk pada kategori Kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara kecerdasan kinestetik, motor abilitydan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub cooper Banda Aceh. Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16 yaitu 0.497, maka t hitung = t tabel= Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung >t tabel (0.953 >0.497) berarti Terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub cooper Banda Aceh. Dari penghitungan di atas di peroleh f hitung = sedangkan nilai f tabel adalah 3.49 pada taraf signifikan nyata α = 0.05 dengan df1 = k -1 = 4-1 = 3 sebagai pembilang dan df2 = n k = 16 4 = 12 sebagai penyebut artinya f hitung = 84.81> dari nilai f tabel = 3.49 (f hitung lebih besar dari f tabel. Uraian tersebut menunjukkan bahwa hipoitesis yang penulis rumuskan diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh. 4 Ardiansyah Akbar

5 Untuk menghitung indeks determinasi sebagai dasar untuk menghitung persentase kontribusi menurut Pradjitno (1981:33) digunakan rumus: % kontribusi = r 2 x 100% Dengan harga r 2 = maka % kontribusi = (0.953) 2 x 100% = x 100% = 90.82% Dengan demikian kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 90.82% terhadap keterampilan bermain bola basket. Kesimpulan Koefisien korelasi kecerdasan kinestetik dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh sebesar 0.53, untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16, dengan r hitung =0.53 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.53>0.497) sehingga terdapat kontribusi yang signifikan kecerdasan kinestetik dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh Koefisien korelasi motor ability dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh sebesar 0.58, untuk taraf nyata α = 0.05 dan n = 16, dengan r hitung =0.58 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.58>0.497) sehingga terdapat kontribusi yang signifikan motor ability denganketerampilan bermain bola basketklub Cooper Banda Aceh Koefisien korelasi motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub Cooper Banda Aceh sebesar 0.59, untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16, dengan r hitung =0.59 dan r tabel = Hal ini dapat disimpulkan bahwa r hitung >r tabel (0.59 > 0.497) sehingga terdapat kontribusi yang signifikan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub cooper Banda Aceh Koefisien korelasi secara bersama-sama kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket sebesar Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 16, dengan r hitung =0.953dan r tabel = dapat disimpulkan bahwa r hitung > r tabel (0.953> 0.497). Sehingga terdapat kontribusi kecerdasan kinestetik, motor ability dan motivasi dengan keterampilan bermain bola basket klub cooper Banda Aceh. Harsono Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. Harsono Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. Jasmine, Julia Mengajar Dengen Metode Kecerdasan Majemuk, Cijambe Indah, Nuansa. Johnson Barry. L dan Nelson Jack K Practical Measurements for Evaluation In Physical Education. Burgess Publishing Company. Nurhasan Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI BANDUNG: Bandung. Singer, Robert N Motor Learning and Human Performance. NewYork: Macmillan Publishing Co. Inc Sudjana.1996.Metode Statistika. CV. Tarsito: Bandung. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta: Bandung. Daftar Pustaka Dinata Bola basket Untuk Semua, Bidang III PB Perbasi: Jakarta Hammied Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Depdikbud. Ardiansyah Akbar 5

6 PERAN LATIHAN FISIK TERATUR TERHADAP FUNGSI MEMORI DAN KOGNITIF WANITA PASCA MENOPAUSE Zulkarnain*) Abstrak: Menopause suatu keadaan yang ditandai dengan tidak adanya menstruasi selama 12 bulan terakhir yang akibatkan berhentinya fungsi ovarium. Beberapa penelitian klinis menunjukkan bahwa penurunan atau kadar estrogen yang fluktuatif dalam sistem saraf pusat menimbulkan perubahan dalam memori, kognisi dan perilaku. Estrogen berperan dalam menjaga fungsi memori verbal dan meningkatkan kemampuan pembelajaran pada wanita. Estrogen juga meningkatkan plastisitas sinaptik di otak, pertumbuhan sel-sel neuron, dan neurogenesis hippocampal. Estrogen secara langsung mempengaruhi fungsi otak melalui reseptor estrogen yang terdapat pada neuron di beberapa area otak. Hormon tersebut kemungkinan berperan penting sebagai protektif terhadap penurunan fungsi-fungsi kognitif yang terjadi pada proses penuaan.olahraga yang teratur dapat membantu mengendalikan sejumlah masalah fisik dan psikologis serta perubahan yang terkait dengan gejala menopause, termasuk defisit memori dan masalah kognitif. Olahraga intensitas sedang dapat memperbaiki dan meningkatkan sekresi estrogen pada wanita menopause. Program latihan untuk wanita menopause harus mencakup latihan ketahanan (aerobic) selama menit aktivitas aerobik intensitas sedang dengan frekuensi 3-5 kali per minggu, dan harus disesuaikan dengan kondisi medis pasien. Kata kunci: Latihan Fisik, Memori, Kognitif, PascaMenopause Pendahuluan Perbaikan standar pelayanan kesehatan telah berdampak terhadap usia harapan hidup dan pertumbuhan populasi usia lanjut dalam masyarakat menjadi meningkat, termasuk wanita pasca menopause. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya periode menstruasi selama 12 bulan terakhir. Keadaan ini merupakan suatu fase transisi masa reproduktif menjadi masa non reproduktif bagi wanita, yang ditandai dengan penurunan hormon estrogen dalam sirkulasi secara drastis akibat berhentinya fungsi ovarium. Penurunan estrogen pada fase tersebut menimbulkan berbagai permasalahan pada wanita meliputi gangguan kognitif, penurunan memori, psikologis dan keluhan fisik, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa keluhan seperti penurunan daya ingat (defisit memori), gangguan konsentrasi, perubahan mood dan perilaku merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh wanita pasca menopause. Pemberian terapi sulih hormon telah lama digunakan untuk mencegah perubahan-perubahan yang timbul pada wanita menjelang menopause. Namun banyak dilaporkan bahwa pemakaian terapi hormon dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan kecenderungan resiko kanker, terutama kanker payudara. Oleh karena itu diperlukan pendekatan lain yang lebih aman bagi wanita dalam memasuki usia menjelang menopause, salah satunya adalah pendekatan non farmakologis berupa latihan fisik teratur dan terukur. Latihan fisik teratur dan terukur telah dibuktikan dapat meningkatkan kadar estrogen serum pada wanita menopause. 8 Walaupun mekanisme yang mendasarinya belum begitu jelas, Namun beberapa mekanisme yang diduga terlibat dalam peningkatan estrogen pasca latihan latihan fisik pada wanita menopause telah banyak dilaporkan, diantaranya adalah melalui peningkatan jumlah sekresi dan reseptor estrogen ekstragonad. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa peningkatan hormon estrogen pasca menopause setelah diberikan latihan fisik dipicu oleh meningkatnya steroidogenesis yang terjadi di korteks adrenal, jaringan adipose dan otot secara sistemik, maupun secara lokal di dalam otak. 9,10.11 Aksi dan peran estrogen di otak Pada wanita usia reproduktif, lebih dari 95% sintesis estrogen diperoleh dari ovarium dan dapat menjaga homeostasis pertumbuhan dan perkembangan semua organ, termasuk sel saraf di otak. 3 Akan tetapi setelah masa menopause keseimbangan ini akan terganggu akibat berhentinya fungsi ovarium. Estrogen berperan penting sebagai neuroprotektif dan memicu proses sinaptogenesis didalam otak. Penurunan estrogen secara drastis pada usia pasca menopause juga dapat mengganggu suplai nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel saraf diotak, sehingga cenderung menyebabkan gangguan fungsi kognitif, memori (daya ingat), perubahan mood dan kelainan pada koordinasi motorik. Secara 6 Zukarnain

7 fisiologis, ketersediaan estrogen di otak dipengaruhi oleh biosintesis hormon steroid secara sistemik dan sekresi estrogen secara lokal di otak. Cerebellum merupakan salah satu organ steroidogenik diotak yang mampu mensintesis hormon estrogen secara lokal. Cerebellum bersifat autokrin dan reseptor estrogen tersebar luas didalamnya. 17 Hormon estrogen yang telah disekresikan akan menimbulkan efek biologis setelah berikatan dengan reseptor didalam sel target. Sebagian besar aksi estrogen didalam otak terjadi melalui jalur genomik yang diperantarai oleh reseptor estrogen α (REα) dan reseptor estrogen β (REβ). Dalam perkembangan otak, ekspresi REβ lebih dominan dibandingkan REα karena REβ tersebar diseluruh sel bagian corteks cerebellum, sedangkan REα hanya terekspresi pada sel Purkinje cerebellum (gambar 1). Hormon estrogen juga berperan penting dalam proses diferensiasi sel Purkinje, pertumbuhan sel dendrit dan perkembangan neuron. Selain aksi estrogen, terdapat kelompok faktor pertumbuhan di otak yang terlibat dalam perkembangan memori yaitu neurotropin, berperan dalam mengatur proses diferensiasi dan pemeliharaan neuron/neuroglia. Aktivitas neurotropin bekerja secara sinergis dengan aksi estrogen. Gambar 1. Neurosteroidogenesis pada perkembangan sel Purkinje (Sumber: Tsutsui, 2005) Neurotrophin dapat meningkatkan aksi estrogen dengan cara meningkatkan ketersediaan reseptor/ligan estrogen, begitu juga dengan estrogen yang mampu meningkatkan aksi neurotrophin maupun ekspresi reseptornya. 12 Penurunan kadar estrogen dan neurotropin pasca menopause menyebabkan gangguan struktur dan fungsi sel saraf serta berakhir dengan kematian sel saraf. 12,14 Perubahan inilah yang mendasari gangguan fungsi kognitif, memori dan koordinasi motorik pada wanita pasca menopause. Peran latihan fisik dalam pemeliharaan otak Latihan fisik yang dapat memberikan pengaruh fisiologis harus dilakukan secara teratur dan berulang agar tubuh dapat beradaptasi dengan beban latihan yang diberikan. Beban latihan disesuaikan dengan memperhatikan tipe, intensitas, durasi dan frekuensi latihan fisik sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal terutama untuk kebugaran aerobik. Pada wanita pascamenopause akan terjadi penurunan kebugaran fisik akibat penurunan fungsi fisiologis dari kerja estrogen. Oleh karena itu, intensitas latihan fisik yang diberikan bervariasi sesuai dengan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap intensitas latihan fisik. Latihan fisik yang direkomendasikan adalah jenis aerobik berupa jalan kaki dengan intensitas sedang yang dapat dilakukan selama menit dengan frekuensi 3 5 kali per minggu. Cotman dan Berchtold (2002) menyatakan bahwa latihan fisik dapat membantu memelihara kesehatan otak, fungsi memori serta plastisitas sepanjang kehidupan. Hal tersebut telah dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa latihan fisik intensitas sedang dapat mencegah penurunan fungsi memori dan apoptosis pada neuron-neuron di hipocampus dan gyrus dentate, serta menghambat kematian sel Purkinje cerebellum. Perkembangan dan perbaikan fungsi memori ini berkaitan dengan peran estrogen dan keterlibatan neurotropin didalam otak. Peran latihan fisik terhadap aksi estrogen di otak selama masa menopause Hasil penelitian Agustiningsih (2006) menyatakan bahwa latihan fisik teratur dan Zukarnain 7

8 terukur dapat meningkatkan kadar estrogen serum pada wanita menopause. Selanjutnya Asnawati (2010) dan Bebasari (2010) melakukan pengkajian terhadap tikus yang diovariektomi sebagai model menopause, keduanya mendapatkan peningkatan ekspresi CYP19 aromatase ekstragonad setelah diberikan latihan fisik teratur intensitas sedang. Ekspresi CYP19 merupakan gen penghasil P450 aromatase yang merupakan enzim kunci dalam biosintesis estrogen. Kemampuan jaringan ekstragonad untuk mensintesis estrogen selama menopause terjadi melalui aktivasi aromatase oleh mediator inflamasi. 25 Beberapa penelitian lainnya juga menduga adanya keterlibatan mediator inflamasi interleukin-6 (IL-6) dalam memicu peningkatan estrogen sirkulasi setelah latihan fisik. Pederson et al. (2004) melaporkan latihan fisik menstimulasi produksi IL-6 secara lokal pada otot skelet yang akan dilepaskan dalam jumlah besar ke sirkulasi. Selain di otot, IL-6 juga dilepaskan oleh jaringan otak saat latihan fisik intensitas sedang selama 60 menit. Peningkatan IL-6 di otot skelet dan otak akibat latihan fisik juga dapat memicu sekresi faktor pertumbuhan otak (neurotropin) yang berinteraksi positif dengan reseptor estrogen dijaringan otak. Stimulasi IL-6 dapat meregulasi steroidogenesis pada kelenjar adrenal baik secara langsung maupun tidak langsung melalui aktivasi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Eksresi IL-6 saat latihan fisik dapat menyebabkan sekresi ACTH yang mampu menstimulasi steroidogenesis kelenjar adrenal melalui aktivasi pembentukan pregenolon dan turunan-turunannya (Gambar 2). Oleh karena itu, peningkatan steroidogenesis di kelenjar adrenal pada wanita menopause akan menjamin ketersediaan androgen adrenal yang menjadi sumber aromatisasi pada jaringan ekstragonadal lain, termasuk di otak. Gambar 2. Peran IL-6 dalam regulasi steroidogenesis(sumber: Guzman et al., 2010) Latihan fisik juga dilaporkan dapat meningkatkan ekspresi reseptor estrogen (RE) pada target organ. Pada tikus ovariektomi yang diberikan latihan fisik aerobik endurance dengan intensitas sedang menyebabkan peningkatan ekspresi mrna REα di ventrikel kiri jantung dan di hepar. Peningkatan jumlah ekspresi reseptor juga terjadi didalam otak sebagai organ steroidogenik. Kadar hormon yang beredar dalam sirkulasi serta kebutuhan fisiologis jaringan juga berpengaruh terhadap jumlah ekspresi reseptor suatu hormon. Oleh karena itu, pengaruh latihan fisik terhadap ekspresi RE jaringan akan memperbaiki kadar estrogen dalam sirkulasi dan jaringan target, termasuk didalam otak. Aktivasi transkripsi RE juga dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan otak (neurotropin) melalui jalur ligand independent activation yang meningkat setelah diberikan latihan fisik. Didalam otak, secara genomik estrogen dan neurotrophin berinteraksi secara sinergis. Neurotrophin dapat meningkatkan aksi estrogen dengan jalan meningkatkan ketersediaan reseptor/ligan estrogen. Demikian juga, estrogen yang mampu 8 Zukarnain

9 meningkatkan aksi neurotrophin maupun ekspresi reseptornya. Mekanisme neurotropin dalam menginduksi transkripsi RE terjadi melalui jalur sinyal MAPK/ERK (Mitogen-Activated Protein Kinase/Extracellular Signal Regulated Kinase) (Gambar 3). Gambar 3. Jalur signaling estrogen dan reseptor estrogen di otak (Sumber: McEwen, 2002) Kesimpulan Latihan fisik teratur dan terukur sangat bermanfaat bagi wanita menopause untuk memperbaiki keseimbangan aksi estrogen terhadap fungsi kognitif dan memori di otak. Latihan fisik yang direkomendasikan adalah jenis aerobik berupa jalan kaki dengan intensitas sedang yang dapat dilakukan selama menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Latihan fisik teratur intensitas sedang dapat memicu sekresi estrogen dan meningkatkan ekspresi reseptor estrogen didalam otak, sekaligus bersinergis positif dengan faktor pertumbuhan otak (neurotropin). Daftar Pustaka Agustiningsih, D Pengaruh olahraga teratur dan terukur terhadap kadar hormon estrogen serum wanita pascamenopause. MIFI. 51: Asnawati Ekspresi CYP19 aromatase di korteks adrenal tikus sprague dawley yang diovariektomi lebih tinggi akibat olahraga teratur [tesis]. Univ. Gadjah Mada. Yogyakarta. Bebasari, E Ekspresi CYP19 aromatase di jaringan adiposa tikus sprague Dawley yang diovariektomi lebih tinggi akibat olahraga teratur [tesis]. Univ. Gadjah Mada. Yogyakarta. Bhavnani BR dan Strickler RC Menopausal hormone therapy. J Obstet Gynaecol Can. 27(2): Bronstein SR, Rutkowski H, dan Vrezas I Cytokines and steroidogenesis.mol Cell Endocrinol..215: Guyton AC dan Hall JE Female Physiology Before Pregnancy and Female Hormones, Dalam: Textbook of Medical Physiology. 11 th Ed. Philadelphia : Elsevier Inc. : Guzman C, Hernandez-Bello L, dan Morales- Montor J Regulation of steroidogenesis of reproductive, adrenal and neural tissue by cytokines. J Neuroendocrinol..3: Henderson VW Cognitive Changes After Menopause: Influence of Estrogen. Clin Obstet Gynecol. 51(3): Maia JR, Casoy J, dan Valente J Testosterone replacement therapy in the climacteric: benefits beyond sexuality. Gynecol Endocrinol..25: Matsuhada F, Sakakima H, dan Yoshida Y The effects of early exercise on brain damage and recovery after focal cerebri infarction in rats. Acta Physiol..201: Pelletier G Steroidogenic enzymes in the brain: morphological aspects. Martiani, L., editors. Neuroendocrinology: The Normal Neuroendocrine System, 1 st ed. Amsterdam : Elsevier : Rao SS, Singh M, Parkar M, dan Sugumaran R Health maintenance in posmenopausal women. Am Fam Physician.78: Zukarnain 9

10 Thurston RC dan Joffe H Vasomotor Symptoms and Menopause: Findings from the Study of Women s Health Across the Nation. Obstet Gynecol Clin North Am..38(3): Tzutsui K Neurosteroid biosynthesis and action in the purkinje cell. J Exp Neurosci Whaley MH, Brubaker PH, dan Otto RM ACSM s Guidelines for Exercise Testing and Prescrition. 7 th ed. Philadephia : Lippincott William & Winkins.: Zukarnain

11 ANALISIS PEMBINAAN OLAHRAGA PELAJAR KABUPATEN PIDIE JAYA JAYA JAYA Rusli*) Abstract: Kabupaten Pidie Jaya saat ini sedang melakukan pengembangan olahraga pelajar dan sangat mendukung program keolahragaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergi dalam pengembangan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya Jaya Jaya. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perencanaan, (2) pengorganisasian,(3) penggerakan, dan (4) pengawasan yang dilakukan Dispora Pidie Jaya dalam meningkatkan kinerja pembinaan olahraga pelajar. Penelitian ini berupaya mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan manajemen dalam pemassalan, pembibitan dan pembinaan olahraga. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah Dinas Pemuda dan Olahraga dan Dinas Pendidikan Pidie Jaya. Instrumen pengumpulkan data dengan lembar observasi, pedoman wawancara dan format dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mekanisme pembinaan olahraga pelajarbelum baik dilihat dari fungsi manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Kata Kunci: Analisis, Pembinaan, Olahraga Pelajar Pendahuluan Sebagaimana diamanahkan dalam Undang- Undang No.25 Tahun 2000 (selanjutnya disingkat UU No.25/2000) tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000 sampai 2004 khususnya dalam bidang olahraga adalah :Program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga : (1) Program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga, (2) Program pemasyarakatan olahraga, (3) Program pemanduan bakat dan bibit olahraga, dan (4) Program peningkatan prestasi olahraga. Ditambah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kemudian berjalannya otonomi daerah yang memberikan motivasi kepada kita semua dalam rangka pengembangan suatu wilayah dalam suasana yang kondusif dan dalam wawasan yang demokratis dilanjutkan lagi dengan adanya kebijakan Bupati Kabupaten Pidie Jaya yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia masyarakat Kabupaten Pidie Jaya khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat Pidie Jaya. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan Bupati Kabupaten Pidie Jaya yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia masyarakat Kabupaten Pidie Jaya khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolahsekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat Pidie Jaya. Berdasarkan prestasi yang dicapai Kabupaten Pidie Jaya Jaya Jaya pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Aceh Tamiang dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah di Banda Aceh, maka sangat jelas bahwa perlu ada keserasian antara pemerintah Kabupaten dan para pemegang kebijakan. Kabupaten Pidie Jaya dalam pengembangan olahraga pelajar dan guna mendukung program keolahragaan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergi dalam pengembangan olahraga pelajar di Kabupaten Pidie Jaya dan efisiensi penggunaan dana peningkatan prestasi olahraga pada tingkat pelajar. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan olahraga Kabupaten Pidie Jaya: (1) Sumberdaya manusia olahraga (pelatih, atlet, dan pengurus olahraga, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Kebijakan Pemerintah daerah Kabupaten Pidie Jaya dan (4) Kinerja Organisasi. Namun demikian faktor potensi wilayah dan jumlah penduduk turut menunjang didalamnya. Kabupaten mempunyai luas wilayah km 2 persegi dan wilayah sebelah barat berbatasan: Kabupaten Pidie Jaya, wilayah sebelah timur berbatasan: Kabupaten Bireuen dengan jumlah penduduk jiwa, yang tersebar 8 kecamatan 222 desa dan 9 kelurahan. Berbagai program pembinaan olahraga empat tahun terakhir belum memperlihatkan hasil yang maksimal. Penetapan cabang olahraga perioritas atau unggulan seharusnya ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia olahraga (pengurus, pelatih, atlet dan guru olahraga), sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki dan kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan Rusli 11

12 olahraga pelajar.kabupaten Pidie Jaya di perlukan suatu komitmen yang tinggi dan di tindak lanjuti oleh kebijakan pemerintah dalam penyediaandana pembinaan olahraga serta transparansi yang akuntabel didalam pengembangan pembinaan olahraga pelajar. Sehubungan dengan hal itu, Pemerintah Daerah, Dispora Kabupaten Pidie Jaya sebagai badan pengelolah tertinggi dalam pengembangan olahraga pelajar di daerah perlu menyikapi fenomena dan membuat langkah-langkah strategis untuk pengembangan olahraga pelajar di Kabupaten Pidie Jaya Jaya Jaya. Salah satu langkah yang mendasar perlu dilakukan adalah perlunya data tentang sumber daya manusia (atlet, guru olahraga, pelatih, dan pengurus cabang olahraga). Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya dan pendanaan dalam menetapkan strategi untuk mempersiapkan potensi pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis, dapat digambarkan prestasi olahraga pelajar Pidie Jaya cenderung mengalami penurunan, Tolak ukur keberhasilan pembinaan prestasi olahraga pelajar yang dicapai oleh Kabupaten Pidie Jaya adalah keikutsertaan pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA). Untuk melihat keberhasilan pembinaan olahraga di Kabupaten Pidie Jaya perlu melihat tingkat perbandingan prestasi pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) ke XI di Aceh Tamiang dengan prestasi pada POPDA ke XII di Banda Aceh. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian pembinaan olahraga Kabupaten Pidie Jaya untuk terarahnya pembinaan maka diperlukan data olahraga pembinaan yang akurat Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) Perencanaan pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya, (2) Pengorganisasian pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya, (3) Penggerakan pembinaan olahraga pelajar di Kabupaten Pidie Jaya dan (4) Pengawasan pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya. Kajian Teoritis Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masingmasing dalam satu keseluruhan yang terpadu Pasau (2006:12). Mahendra (1998:6) menyatakan bahwa secara tradisional, program pengajaran pendidikan jasmani digambarkan sebagai lantai dasar dari sebuah segitiga sama kaki, atau yang sering disebut sebagai bentuk piramid. Tepat di atasnya terdapat program olahraga rekreasi, atau lajim pula disebut program klub olahraga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan olahraga pelajar merupakan merupakan suatu kegiatan yang berfokus pada atlet pelajar yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan dengan program pembinaan yang jelas. Jenjang pembinaannya yaitu dimulai dari usaha yang dapat dilakukan mulai dari keluarga hingga ke jenjang sekolah dalam bentuk pendidikan jasmani dan olahraga oleh guru pendidikan jasmani. Program pengajaran pendidikan jasmani merupakan tempat untuk mengajarkan keterampilan, strategi, konsep-konsep, serta pengetahuan esensial yang berkaitan dengan hubungan antara kegiatan fisik dengan perkembangan fisik, otot dan syaraf, kognitif, sosial serta emosional anak. Ini berarti bahwa program pendidikan jasmani yang baik bertindak sebagai dasar yang kokoh dan solid untuk seluruh program olahraga dan aktivitas fisik di sekolah dan masyarakat Setiap fungsi manajemen harus dilaksanakan dengan seksama, mengikuti aturan dan dijalankan dengan sistematis agar program yang dijalankan oleh sebuah organisasi dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian untuk dapat menjalankan setiap tiap program tersebut, harus ada yang membuat perencanaan, adanya pengorganisasian mengenai siapa yang melaksanakanapa dan diperlukan pula adanya yang menjalankan fungsi pengawasan manajemen. Prosedur Penelitian Jenis penelitian adalah jenis penelitian evaluasi dengan metode deskriptif. Rancangan penelitian adalah suatu rancangan untuk menjawab hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Rancangan penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Dalam hal ini Arikunto (2006:41) menjelaskan rancangan penelitian adalah rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancang-ancang kegiatan yang dilakukan. Ancang-ancang yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui pembinaan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi. Subjek penelitan merupakan sumber data yang memberikan kejelasan mengenai duduk persoalan yang dikaji. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek hanya sumber yang memberikan informasi secara lengkap dan cermat mengenai beberapa peristiwa, manusia dan situasi yang diobservasi. Dalam kaitannya dengan sumber data ini, Nasution (1992:32) mengemukakan: subjek 12 Rusli

13 ditentukan secara purporsive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Tabel 1. Daftar Subjek Penelitian No Nama Jabatan Keterangan 1 Hasbullah, S.Pd Pengawas Olahraga Dinas Pendidikan 2 Saifuddin, S.Pd, M.Pd Kabid Olahraga Dispora 3 Munawir, S.Pd Guru Olahraga Dinas Pendidikan Dengan pertimbangan pengambilan sampel nama nama tersebut di atas sebagai subjek karena dianggap memahami tentang pembinaan olahraga pelajar di Pidie Jaya, mereka terlibat langsung pada program pembinaan ini, sehingga harapan peneliti untuk memperoleh data yang representatif tercapai sehingga memudahkan peneliti menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian. Dalam memperoleh data manajemen pembinaan olahraga pelajar Pidie Jaya peneliti menggunakan instrumen lembar observasi, pedoman wawancara dan format yang di kembangkan olah penulis dengan merujuk pada teoriarikunto (2002:137)yang terlebih dahulu divalidasi oleh pakar yang dalam hal ini adalah Dr. Nyak Amir, M.Pd dan Dr. Saifuddin, M.Pd. Hasildan Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi tentang analisis pembinaan dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Visi dan misi pembinaan olahraga pelajar Pidie Jaya adalah untuk membina atlet yang beprestasi ditingkat Nasional dan Internasional. Tujuan dan sasaran diselenggarakan pembinaan olahraga pelajar Pidie Jaya Jaya Jaya adalah untuk menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi di semua cabang olahraga ditingkat pelajar dan mengembangkan bakat dan minat siswa dalam olahraga serta mengembangkan jiwa spotifitas, kompetitif, rasa percaya diri dan rasa tanggung jawab. b. Mengembangkan budaya hidup sehat dan gemar olahraga serta menumbuhkan nasionalisme dan cinta tanah air.sedangkan yang menjadi sasaran dari kegiatan ini adalah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Dinas Pendidikan kurang memberikan dukungan baik materi dan moril serta memberi izin kepada pelajar yang mengikuti pertandingan, sehingga mengurangkan minat dan bakat pelajar dalam mengikuti olahraga. Dinas Pemuda dan Olahraga kurang memperhatikan sarana dan prasaran olahraga agar terwujud nya prestasi yang diinginkan dan kegiatan yang akan dijalankan tidak berjalan sesuai yang direncanakan. Berdasarkan uraian diatas, tampak jelas visi dan misi secara tertulis tidak baik, sedangkan sasaran yang ditujukan sudah terlihat dengan jelas. 2. Pengorganisasian Untuk Dinas Pendidikan sebagai penyelenggara seleksi di tingkat Provinsi telah menyusun sturktur dan pendelegasian wewenang kepada orang-orang yang dianggap kurang cakap dan berkompeten dalam bidangnya, sehingga tidak dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Untuk Dinas Pemuda dan Olahraga yang menjalakan pengurus cabang kurang menempatkan orang-orang yang ahli dibidangnya masing-masing. Berdasarkan uraian diatas, tampak jelas bahwa pengorganisasian yang dijalankan tidak baik karena kurangnya sumber daya manusia yang ahli dibidangnya sehingga menempatkan orangorang yang tidak sesuai dengan keahliannya. 3. Pelaksanaan. Dengan program yang di buat telah dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, setiap atlet yang ikut pertandingan adalah dari utusan sekolah, artinya setiap atlet yang telah diseleksi atlet tersebut ikut untuk pertandingan di tingkat yang lebih tinggi, dan program ini untuk semua cabang olahraga. Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa program yang dijalankan sesuai dengan yang diharapkan ini terbukti setiap atlet yang ikut pertandingan diseleksi terlebih dahulu untuk mewakili sekolah mereka masing-masing dan program ini berjalan untuk semua cabang olahraga. 4. Pengawasan Proses pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga bertanggung jawab dengan pembinaan atlet pelajar Pidie Jaya, oleh karenanya tim pengawas melakukan monitoring dalam pembinaan olahraga pelajar dan Rusli 13

14 memberikan laporan pelaksanaan kegiatan untuk di evaluasi yang bertujuan perbaikan di masa mendatang agar prestasi olahraga pelajar di Pidie Jaya dapat berprestasi. Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa proses pengawasan berjalan dengan baik, ini terbukti dengan ada tim pengawas yang memonitoring langsung pembinaan dan juga melihat proses pembinaan serta mengadakan evaluasi kegiatan pembinaan Kesimpulan Pada terakhir ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan serta temuan pada pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya. Temuan dan analisa data penelitian yang berkaitan dengan analisis manajemen pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya, berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian proses manajemen yaitu bidang perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Secara umum bahwa penerapan manajemen belum terlaksana dengan baik. Adapun kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses perencanaan pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya diawali dalam penyusunan program kerja, baik program kerja jangka panjang maupun program jangka pendek secara keseluruhan belum tersusun dengan baik. 2. Pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya belum menjalankan fungsi pengorganisasian yang baik sesuai dengan membuat prinsip-prinsip organisasi, hal ini tergambar dari belum adanya wewenang yang jelas, pelimpahan wewenang juga belum jelas, serta pembagian tugas yang belum terstruktur. 3. Proses penggerakan dalam pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya belum terlaksana dengan baik, dimana belum dapat menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masingmasing bidangnya. 4. Pembinaan olahraga pelajar Kabupaten Pidie Jaya juga belum dapat melaksanakan proses pengawasan dengan baik, hal ini terbukti dengan tidak adanya evaluasi harian pada saat melakukan latihan, minggu, bulan dan tahunan, baik pengawasan terhadap pelaksanaan latihan maupun program kerja cabang olahraga. Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Bumi Aksa. Grantham Method of Reaserch. Manchester: Garil Spadona Press Harsono Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Proyek Penelitian Tenega Kependidikan. Harsuki Manajemen Olahraga. Jakarta Hidayat Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju Mahendra Teori Belajar dan Pembelajaran. Motorik. Bandung: IKIP Bandung Perss Nasution Metode Penelitian Naturalistik- Kualitatif. Bandung: Tarsito Noerbai Menyelamatkan Aktivitas Olahraga dari Korban Apapun. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Pasau, Anwar Manajemen Olahraga. Makassar: Materi Perkuliahan PPS Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Paturusi, Achmat Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta. Purnomohadi Prasarana Olahraga Untuk Menyongsong Hari Depan Olahraga di Indonesia. Dalam Haszuki (ED) Perkembangan Pakar Olahraga. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Terry, George R Principles of Management. London: University Press. Daftar Pustaka Altman, S, & Hodgetts, R Reading in Organizational Behavior.Miami,FL: W.B. Saunders 14 Rusli

KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET. Aldiansyah Akbar*)

KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET. Aldiansyah Akbar*) KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET Aldiansyah Akbar*) Abstrak: Kemampuan bermain bola basket dipengaruhi oleh faktor psikologis faktor

Lebih terperinci

PERAN LATIHAN FISIK TERATUR TERHADAP FUNGSI MEMORI DAN KOGNITIF WANITA PASCA MENOPAUSE. Zulkarnain*)

PERAN LATIHAN FISIK TERATUR TERHADAP FUNGSI MEMORI DAN KOGNITIF WANITA PASCA MENOPAUSE. Zulkarnain*) PERAN LATIHAN FISIK TERATUR TERHADAP FUNGSI MEMORI DAN KOGNITIF WANITA PASCA MENOPAUSE Zulkarnain*) Abstrak: Menopause suatu keadaan yang ditandai dengan tidak adanya menstruasi selama 12 bulan terakhir

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET PADA KLUB COOPER BANDA ACEH. Aldiansyah Akbar 1

KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET PADA KLUB COOPER BANDA ACEH. Aldiansyah Akbar 1 KONTRIBUSI KECERDASAN KINESTETIK, MOTOR ABILITY DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET PADA KLUB COOPER BANDA ACEH Aldiansyah Akbar 1 Abstrak Kemampuan Bermain Bola Basket dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami 1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan menopause sebagai berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN JUMP SHOOT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BASKET MAN KEDIRI II KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN LARI ZIG ZAG DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 POGALAN KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET Program Studi Ilmu keolahragaan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DENGAN PRESTASI LARI 50 METER PADA SISWA KELAS V PUTRA SDN BANGUNSARI I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Jurusan PENJASKESREK OLEH : PENGARUH LATIHAN SKIPING DAN PUSH UP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA AKURASI SHOOTING BOLA BASKET UNTUK SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMAN 1 KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2016

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang sudah

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. *) ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berawal dari pemikiran penulis terhadap

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 Dani Hamdika 1*, Zulfikar 1, Yeni Marlina 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA KAKI BAGIAN LUAR PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER FUTSAL SMA NEGERI 1 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI KEMAMPUANMOTORABILITYPADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 3 MOJOROTO KEDIRI TAHUN 2015

KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI KEMAMPUANMOTORABILITYPADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 3 MOJOROTO KEDIRI TAHUN 2015 KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI KEMAMPUANMOTORABILITYPADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 3 MOJOROTO KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN 0-0 Marwati SD Negeri Cepoko II Kecamatan Sumber Kabupaten.Probolinggo Abstrak: Penelitian ini berlatar belakang untuk ()

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI 1 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI Pendahuluan Guru-guru pendidikan jasmani (penjas) sudah mengetahui dan menyadari sepenuhnya bahwa aktivitas jasmani di samping mengembangkan aspek

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Dhedhy Yuliawan 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri dhedhy_07@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-TANGAN, RASA GERAK DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KETERAMPILAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH.

KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH. KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH Irwandi 1 Abstrak Hasil Belajar Penjas dipengaruhi oleh faktor psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek mental dan fisik tidak dapat dipisahkan dari kegiatan para atlet dalam meraih prestasi. Motif menjadi pendorong seseorang untuk berlatih atau meraih prestasi terbaik

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG Hubungan Kecepatan dan Kelincahan.(Rury Rizhardi) HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG Oleh: Rury Rizhardi (Dosen

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KECEPATAN DRIBBEL BERLARI DENGAN HASIL LAY-UP SHOOT PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMPN MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 015/016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH Binti Asrah 1, Rita Novita 2, Fitriati 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek. HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS VIII SMP PAHLAWAN MOJOSARI MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH MASSED PRACTICE

PENGARUH MASSED PRACTICE PENGARUH MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BASKET SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Boy Indrayana Dosen Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL ANAM NPM :

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL ANAM NPM : HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRI KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT Carsiwan, Mira Sandrawaty Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani

Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Helmy Firmansyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR IYANNURDIYAN HARIS, M.Pd. Email: Iyanharisss@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari PENDAHULUAN Atletik merupakan induk dari semua cabang olaharaga, hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat semua unsur gerak yang ada pada semua cabang olahraga. Selain itu pula cabang olahraga ateltik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU 1 EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU Gusfar Hidayatullah 1, Drs. Ramadi, M.Kes 2, AIFO, Aref Vai,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS XI SMKN 1 MA ARIF JATIREJO MOJOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS XI SMKN 1 MA ARIF JATIREJO MOJOKERTO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA AGILITY DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS XI SMKN 1 MA ARIF JATIREJO MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA FUTSAL PADA ATLET O2SN KECAMATAN SUMEDANG UTARA

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA FUTSAL PADA ATLET O2SN KECAMATAN SUMEDANG UTARA SP VOL 1 NO 1 2016 HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA FUTSAL PADA ATLET O2SN KECAMATAN SUMEDANG UTARA Yusup Rochmat Gunawan, Ayi Suherman, Encep Sudirjo yrg.uput@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA Ilman Alifa Syahda, Imas Damayanti, Iman Imanudin Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) Budiman Agung Pratama Penjaskesrek Universitas Nusantara PGRI Kediri agung10@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN Hubungan Kemampuan Motorik.(Gazali Abas Adnan) 1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTOR ABILITY AND STUDENT PHYSICAL

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek. HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA SSB WALET ANGKASA DESA REJOSO KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DANKELINCAHAN DENGAN KEMAMPUANMENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAKBOLAPADA SISWA PUTRA KELAS VII SEMESTER GENAPSMP ISLAM PLUS NURUL

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lebih lanjut Surakhmad (1998, hlm. 131) menjelaskan bahwa: BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2013,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel. Menurut Hasan (2002, hlm. 58), Populasi adalah totalitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Dupri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa: 48 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode perlu dilakukan agar penelitian dapat terarah sehingga dapat menjawab hipotesis yang diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan. berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan. berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat telah mengetahui bahwa kebiasaan berolah raga adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan. Gerak tubuh yang pasif dapat meningkatkan faktor risiko

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMA Melda Ariyanti Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL (Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Banjar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN SIKAP SISWI DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH GEMPARAL-HADIST

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN SIKAP SISWI DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH GEMPARAL-HADIST HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN SIKAP SISWI DENGAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH GEMPARAL-HADIST Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Subang ABSTRAK Pendidikan jasmani merupakan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA Eskar Tri Denatara denatara03@gmail.com Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh: SAFARUL ANAM NPM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh: SAFARUL ANAM NPM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRa KELAS XI SEMESTER GENAP SMKN 2 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Taryono, S.Pd. *) ABSTRAK Dalam proses pelatihan khususnya

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif di SMPN 2 Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Aris Risyanto ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN LOWER LIMB EXPLOSIVE POWER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN LARI CEPAT 100 METER SISWA KELAS XI SMKN 1 JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN LARI CEPAT 100 METER SISWA KELAS XI SMKN 1 JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI HUBUNGAN KEKUATAN OTOT KAKI DENGAN LARI CEPAT 100 METER SISWA KELAS XI SMKN 1 JATIREJO KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN POWER TUNGKAI BAWAH DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PADA SISWA PUTRA KELAS X SMK PLUS DARUSSALAM KEDIRI TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur PP Nomor : 65 tahun 1951, Penyerahan urusan bidang pendidikan Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat karena selain merupakan fenomena sosial, gerak juga merupakan fenomena budaya.

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Populasi Menurut Gay (1967:67) Populasi adalah sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang menjadi perhatian peneliti, yang akan dikenai generalisasi penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga bola basket yang diselenggarakan seperti NBL (National Basketball League),

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL Oleh RULIYADI S. 1113051071 PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 2 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..Deskrisi Hasil Penelitian.. Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data tembakan bebas berupa angka pre-test dan post-test. Hasilnya sebagai mana

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE PENGARUH MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BOLA BASKET SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI SUKENDRO Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Fakultas ilmu keolaragaan Universitas jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada daya ingat untuk melakukan berbagai aktivitas seperti sekolah dan bekerja. Daya ingat ini sangat berkaitan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS Reza Hermansyah, Iman Imanudin, Badruzaman Program Studi Ilmu Keolahragaan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap 187 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi bangsa

Lebih terperinci