BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang sudah demikian pesat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Memang secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Kota Kupang cukup menggembirakan, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata (Sukmadinata dkk, 2006). Hal ini menjadikan bangsa Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Singapura. Salah satu upaya untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan, pada gilirannya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (S, Sudjana 2000). Upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Kota Kupang sebenarnya juga telah ditempuh dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang menyatakan bahwa wewenang terbesar bidang pendidikan ada di tangan pemerintah daerah, baik yang menyangkut pendanaan maupun kebijakan yang bersifat strategis di bidang kurikulum. Namun dalam pelaksanaannya,ternyata di beberapa daerah mendapat kendala, karena kurangnya ketersediaan anggaran pendidikan, padahal berdasarkan pasal 31 ayat 4 UUD 1945 dan pasal 49 UU Sisdiknas, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD. Upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dan terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Berbagai program dan kebijakan digulirkan baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun sekolah. Begitu pula dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Selain pemenuhan tersebut juga harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik dan sesuai dengan standar nasional dan landasan pembelajaran yang berlaku, agar dapat sepenuhnya mendukung pembelajaran. Kualitas sekolah yang rendah, sebenarnya merupakan area strategis 1

2 2 untuk dikembangkan, terutama dalam penguatan kebijakannya. Yaitu berkaitan dengan faktor-faktor penyebabnya, seperti minimnya kualitas sarana/prasarana sekolah, manajemen sekolah, kualitas tenaga pendidik, dan lainnya,(dalyono, M 2005). Sarana Prasarana pendidikan sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, yang mengacu pada Standar sarana dan prasarana yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Sekolah,( Djamarah, dkk 2000). Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah adanya penyediaan sarana yang belum memadai atau lengkap. Permasalahan sarana dan prasarana sangat penting untuk ditangani lebih serius, karena sangat berpengaruh dalam kelancaran proses belajar mengajar, karena disamping menjadi lebih nyaman, juga sekaligus menjadi media pembelajaran dengan peralatan yang harus disesuaikan termasuk penyediaan fasilitas yang mutlak harus dipenuhi, yang tentunya kesemuanya itu harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan pengetahuan.. Seringkali dalam pemenuhan sarana dan prasana ditentukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah berdasar pada keinginan dan kebutuhan sekolah masing-masing semata (Margono, S 2005). Bagi beberapa sekolah yang telah memenuhi sarana dan prasarananya akan meningkatkannya agar lebih baik lagi, hal ini adalah wajar sebagai upaya untuk meningkatkan kwalitas proses belajar mengajar yang pada tujuannnya untuk meningkatkan kwalitas pendidikan itu sendiri. Adapun permasalahan yang sering timbul adalah tidak terkendalinya rencara yang diprogramkan oleh pihak sekolah dengan harapan untuk memenuhi keinginan secara maksimal yang seringkali kurang effektif karena tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa di sekolah yang bersangkutan, hal ini bisa terjadi karena tidak adanya standarisasi yang diharuskan untuk dipenuhinya (Azhari, Akyas 2004),Bagaimanapun juga peningkatan kualitas sekolah memang bukan hal yang mudah, terutama jika alokasi anggaran pendidikan di suatu daerah belum memungkinkan untuk mencapai angka ideal.oleh karena itulah, berbagai alternatif kebijakan yang bersifat efektif efisien namun mengena seperti peningkatan sarana/prasarana secara partisipatif yang juga mengikut sertakan kearifan lokal daerah (contoh. Program Bedah Sekolah); peningkatan pengawasan

3 3 terpadu stake holder pendidikan dan pemerintahan daerah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pendidikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadiman, Arief S., dkk (2007) menunjukkkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara kelengkapan sarana prasarana terhadap kinerja guru dan kepuasan siswa, sedangkan besarnya kontribusi kelengkapan sarana prasarana sebesar 6,76%, sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan secara simultan antara kelengkapan sarana prasarana, kinerja guru, dan metode pembelajaran terhadap kepuasan siswa. Mengacu pada permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang prosedur, pemerataan,penyediaan, ketercukupan sarana dan prasarana di SMA se Kota kupang. Sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang No.25 Thn 2000 (selanjutnya disingkat UU No.25/2000) tentang program pembangunan nasional (PROPENAS) tahun 2000 sampai 2004 khususnya dalam bidang olahraga adalah : Program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga1.program pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga 2. Program pemasyarakatan olahraga 3. Program pemanduan bakat dan bibit olahraga 4. Program peningkatan prestasi olahraga. Ditambah Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional. Kemudian berjalannya otonomi daerah yang memberikan motivasi kepada kita semua dalam rangka pengembangan suatu wilayah dalam sauna yang kondusif dan dalam wawasan yang demokratis dilanjutkan lagi dengan adanya kebijakan Pemerintah Kota kupang yang berfokus pada peningkatan sumber daya manusia masyarakat Kabupaten kupang khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat di Kota Kupang. Dalam pelaksanaan pembelajaran banyak hal yang membantu tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana mencakup alat dan fasilitas serta lingkungan sebagai pendukung proses pembelajaran dalam hal ini adalah pembelajaran pendidikan jasmani. Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam aktivitas jasmani, serta mudah

4 4 dipindahkan atau dibawa. Sarana sangat penting dalam memberikan motivasi bagi siswa untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam aktivitas jasmani, bersifat permanent atau tidak dapat dipindah (Agus S Suryobroto, 2004:4). Kebutuhan sarana dan prasarana olahraga dalam pembelajaran sangat penting, karena dalam pembelajaran harus menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan pemerintah Kota Kupang yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia masyarakat Kota Kupang khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian masyarakat Kota Kupang. Menurut litbang KONI Pusat (2004) bahwa ada beberapa komponen yang menentukan tercapainya prestasi tinggi dalam olahraga prestasi yaitu ; keadaan teknik peralatan/sarana - prasarana olahraga, keadaan pertandingan, keadaan psikologi atlet, keadaan kemampuan keterampilan atlet, keadaan kemampuan fisik atlet, keadaan konstitusi tubuh dan keadaan kemampuan taktik/strategi. Jika disimak pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa komponen teknis peralatan/sarana-prasarana olahraga yang dimaksudkan adalah suatu peralatan/sarana-prasarana olahraga yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam latihan dan pertandingan. Hal ini dimaksudkan bahwa jika seorang atlet yang tidak menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang representatif atau up todate (sesuai perkembangan IPTEK olahraga yang mutakhir), maka sulit seorang atlet dapat berkompetisi dengan atlet lainnya yang telah lama menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang up to date. Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan

5 5 berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan olahraga prestasi di Kota Kupang: (1) Sumberdaya manusia olahraga (pelatih, atlit, wasit dan pengurus olahraga); (2) Sarana dan prasarana; (3) Kebijakan pemerintah daerah Kota Kupang; (4) Kinerja organisasi. Tugas pokok dari Pemerintah adalah (1) Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang sarana dan prasarana dalam bidang olahraga; (2) menyusun program kerja bidang sarana, prasarana dan kemitraan; (3) Menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis dibidang sarana, prasarana dan kemitraan (4) Monitoring dan pengendalian penggunaan sarana dan prasarana olahraga; (5) Memfasilitasi pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga bagi lembaga pemuda dan masyarakat; (6) Mengkoordinasikan dan memfasilitasi tugas pokok dan fungsi dibidang sarana dan prasarana; (7) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang sarana dan prasarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (8) Membina dan mengawasi bidang sarana prasarana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (9) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi; (10) Menyiapkan sarana dan prasarana olahraga (11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. Keberadaan sarana dan prasarana tersebut dapat mempermudah guru dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan pengetahuan, daya cipta, jasmani dan rohani, dan juga disiplin siswanya. Keberadaan sarana dan prasarana disekolah harus dirawat dengan baik dan disimpan ditempat yang baik pula, agar kualitas dari sarana dan prasarana tersebut tetap terjaga. Dari berbagai program pembinaan olahraga prestasi 10 tahun terakhir belum memperlihatkan hasil yang maksiamal. Penetapan cabang olahraga perioritas atau unggulan seharusnya ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia olahraga (pengurus, pelatih, wasit dan atlet), sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki

6 6 dan kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan olahraga prestasi dalam pendidikan. Di kabupaten Kupang di perlukan suatu komitmen yang tinggi dan di tindak lanjuti oleh peranan pemerintah dalam menyediakan sarana prasarana yanga memadai yang lebih spesifiknya di sini pada tingkat Sekolah Menenga Atas (SMA) di Kota Kupang. Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia kota Kupang sebagai badan pengelolah tertinggi dalam pengembangan olahraga prestasi di daerah perluh menyikapi fenomena ini dan membuat langkahlangkah strategis untuk pengembangan olahraga prestasi di kota Kupang. Salah satu langkah yang mendasar perluh dilakukan adalah perlunya data empirik tentang sumber daya manusia (atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga). Dari penjelasan di atas hal ini peneliti merasa tertarik dan ingin mengetahui yang sebenarnya seberapa besar peran pemerintah dalam mengurusi dan memfasilitasi tentang sarana dan prasarana dalam sebuah data, informasi, serta hal-hal konkret sesuai yang sudah diterapkan dalam standar keolahragaan khususnya pada sarana prasarana pada dunia pendidikan. Sebenarnya masih banyak tempat luas dan bisa digunakan untuk sebagi ruang terbuka dalam melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana di Kota Kupang. Seandainya Pemda kota pemerintah Kota Kupang bisa mengelolah dan mengembangkan potensi-potensi dengan penduduknya yang cukup banyak dan lokasi begitu luas dan bertujuan untuk menjamin mutu keolahragaan maka peneliti percaya dalam faktor keolahragaan Kota Kupang akan bersaing dengan kabupaten-kabupaten lain ataupun juga bisa bersaing dengan atlet-atlet lain. Sesuai dengan hasil yang diliat dari peneliti maka bisa melihat langsung kondisi sarana dan prasarana yang sebenarnya terdapat pada dunia pendidikan,yang lebih khusus lagi di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kupang masih tertinggal jauh dengan daerah lain. Sampai saat ini prestasi olahraga di Kota Kupang sangat renda sekali di tingkat Sekolah Menengah Atas di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sesuai dengan latar belakang yang sudah di uraikan di atas maka ditemukan beberapa masalah dan perlu ada dan harus mendalami dalam bentuk sebuah kajian

7 7 yang akurat. Makanya timbul pertanyaan yang mendasar apakah pemerintah berperan dan bertanggung jawab dalam mengelolah sarana dan prasarana dalam olahraga, karena disini pemerintah berperan besar kususnya Dinas Pendidikan dan Olahraga dalam menentukan kebijakan. Peneliti juga akan berusaha untuk menganalisis bentuk kebijakan dan melihat sejauh mana peran pemerinta tersebut sudah tepat dan terlaksana dengan baik atau tidak terlaksana dengan baik di lapangan dalam proses penyediaan sarana dan prasarana olahraga di dunia pendidikan. Misalnya dalam hal prosedur, pemerataan, ketersediaan, dan ketercukupan, sarana dan prasarana olahraga pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan berbagai masalah dan beberapa alasan yang telah penulis sampaikan maka penulis akan meneliti tentang Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Prosedur, Pemerataan, Ketersediaan, dan Ketercukupan Olahraga Pendidikan Di SMA Se-Kota Kupang B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur penyediaan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang? 2. Bagaimanakah ketersediaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang? 3. Bagaimanakah pemerataan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang? 4. Bagaimanakah ketercukupan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan diatas maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskrisikan tentang prosedur dalam penyediaan sarana dan prasarana Olahraga Pendidikan di Kota Kupang.

8 8 2. Mendeskripsikan tentang pemerataan dan penyediaan sarana dan prasarana Olahraga pendidikan di Kota Kupang. 3. Mendeskripsikan tentang ketersediaan sarana dan prasarana Olahraga Pendidikan di Kota Kupang. 4. Mendeskripsikan dan tentang ketercukupan sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dari penelitian ini secara teorotis bisa menambah wawasan kepada Manfaat secara praktis: a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan masukan di lembaga-lembaga Pemerintah khususnya pemerinta di Kota Kupang dalam membangun sarana dan prasarana olahraga. b. Dapat memberikan informasi yang berguna untuk pemerintah setempat alam mengelolah sarana dan prasarana di Kota Kupang. c. Dapat sebagai bahan koreksi untuk pemerintah-pemerintah sarana dan prasarana dalam pengelolahan menjadi yang lebih baik lagi. 2. Bagi Peneliti Dapat mengetahui secara jelas mengenai kebijakan pemerintah dalam mengelola sarana dan prasarana dalam Olahraga Pendidkan. 3. Bagi pembaca Dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menambah pemahaman tentang bagaimana pemerintah mengelolah sarana dan prasarana olahraga pendidikan di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. 4. Bagi Institusi Pendidikan, Institusi pendidikan khususnya Program Pascasarjana Ilmu Keolahragaan UNS, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam rangka penelitian-penelitian berikutnya

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR INFLUENCE OF FACILITIES AND BASIC FACILITIES GO TO SCHOOL TO PERFORMANCE LEARN IN PROVINCE OF ALOR NUSA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA TERPADU MELALUI SPORT TRAINING CENTER KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, olahraga di dunia semakin maju dan berkembang pesat. Ini berkaitan dengan banyaknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ataupun temuan-temuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga tahun 06 0 adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan potensi diri. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat. atau memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG ANGGARAN KAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG ANGGARAN KAS Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 18 Kepemudaan dan Olah Raga PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG KAS TAHUN 2014 Unit Organisasi : 1. 18. 01 DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. ANALISIS PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. ANALISIS PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. ANALISIS PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI Untuk merealisasikan program dan kegiatan seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah perlu disusun Rencana

Lebih terperinci

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. b. c. d.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ratahan, Januari 2017 KEPALA DINAS, BOYKE A. AKAY, S.E., M.E. Pembina Tingkat I NIP

KATA PENGANTAR. Ratahan, Januari 2017 KEPALA DINAS, BOYKE A. AKAY, S.E., M.E. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat-nya, Rencana Strategis Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Minahasa Tenggara dapat diselesaikan dengan baik. Rencana Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) VISI PENDIDIKAN NASIONAL Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era reformasi, desentralisasi menguat sebagai upaya meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora)

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora) PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

R. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

R. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA LAMPIRAN XVIII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 R. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kepemudaan 1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses belajar mengajar merupakan hal yang paling utama dari proses pendidikan secara keseluruhan, proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber belajar.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA OLEH : PASKALIS K. SAN DEY NIM. 1407046007 PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. Pemerintah berkewajiban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 13 23 Nopember 2016 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai peran pemerintah daerah dalam peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros, maka dalam bab

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial) atau institusi (dalam konsep antropologi sosial). Organisasi adalah sistem kegiatan manusia

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap 187 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi bangsa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA 12 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Kampar merupakan tempat yang penuh dengan berbagai obyek wisata. Oleh karena itu pembangunan pariwisata ini sebagai

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG KATA PENGANTAR Syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2015 31 Desember 2015 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SEKRETARIS

KEPALA DINAS SEKRETARIS KEPALA DINAS Mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkondisikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju ini, olahraga semakin penting, supaya manusia tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat menggunakan teknologi

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEPEMUDAAN DAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ialah mampu mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan jarak, waktu, tempat,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS Disusun oleh : AGUS SUHONO N I M. : Q 100040102 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus globalisasi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis, angkat besi, dan panahan sampai saat ini merupakan cabangcabang yang memiliki prestasi dan bahkan selalu menyumbangkan medalinya di kejuaraan Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga adalah suatu kegiatan untuk menyehatkan tubuh baik secara jasmani maupun rohani. Kegiatan olahraga ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI TAHUN ANGGARAN : 2016

LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI TAHUN ANGGARAN : 2016 Realisasi Keuangan (spj) PROGRAM PEMBIBITAN, PEMBINAAN DAN PEMANDUAN SERTA PEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak hanya berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 2) olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencetak manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. mencetak manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial negara bangsa. Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 05 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara politis tekad pemerintah untuk membangun pelayanan pendidikan bagi seluruh masyarakat terlihat cukup besar. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh dunia dari mulai usia dini, dewasa maupun lansia baik pria ataupun wanita, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran

Lebih terperinci

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018 Perencanaan pemerintahan

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga olahraga menjadi sarana strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional merupakan faktor penentu dalam memberhasilkan pembangunan terutama menyangkut pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orde baru tumbang pada tahun 1988, karena sistem pemerintahan Orde Baru yang sentralistik dianggap tidak baik dan tidak sesuai lagi, karena rencana pembangunan ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan jaman telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana perkembangan ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR : 1529/03/HK/2015 TANGGAL : 24 JUNI 2015 TENTANG : PENGESAHAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS KESIAPAN GURU-GURU BIOLOGI SMP MENGHADAPI MASUKNYA MATERI KIMIA DALAM MATA PELAJARAN IPA DI SMP SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Nurma Yunita I, Nanik Dwi N, Sri Yamtinah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan (5) batasan istilah. Kelima hal pokok itu dipaparkan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan (5) batasan istilah. Kelima hal pokok itu dipaparkan berikut ini. BAB I PENDAHULUAN Ada lima hal pokok yang dibahas dalam bab ini. Kelima hal pokok yang dimaksud adalah (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan, (4) manfaat, dan (5) batasan istilah. Kelima

Lebih terperinci