PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR MAKRO PADA LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR MAKRO PADA LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)"

Transkripsi

1 Sunardi dan Y. Sarjono ISSN PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR MAKRO PADA LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) Sunardi, Y. Sarjono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta. ABSTRAK PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR MAKRO PADA LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN). Telah dilakukan analisis unsur makro N, P, K, Mg, S, Ca pada lahan pasir pantai Samas, Bantul dengan tujuan untuk mengetahui kadar unsur tersebut sebelum tanam, saat masa tanam dan saat panen dengan aktivasi neutron. Cuplikan tanah pasir diambil dari lahan pertanian pantai Samas melalui 3 tahap yaitu sebelum tanam, masa tanam, dan saat panen. Cuplikan dibersihkan dari kotoran, rumput, batu, akar kemudian digerus hingga halus dan dihomogenkan. Cuplikan diiradiasi dengan neutron cepat menggunakan generator neutron dan reaktor. Hasil pengujian pada lahan A adalah sebagai berikut: sebelum tanam kadar unsur N = 2,6 %, P =,8 ppm, K =,6 %, Mg =,2 %, Ca = 2,7 %, masa tanamkadar unsur N = 2,3 %, P = 8,8 ppm, K =, %, Mg =, %, Ca = 2,8 %, saat panen kadar N =,4 %, P = 253,8 ppm, K =,3 %, Mg = 3,4 %, Ca = 5, %. Hasil pengujian pada lahan B adalah sebagai berikut: sebelum tanam kadar unsur N =,9 %, P = 28,9 ppm, K =,2 %, Mg =,6 %, Ca = 3,3 %, masa tanam kadar N =,3 %, P = 79,3 ppm, K =, %, Mg =,2 %, Ca =,9 %, saat panen kadar N =,2 %, P = 62,5 ppm, K =,2 %, Mg =,2 %, Ca = 4,3 %. Hasil pengujian pada lahan C adalah sebagai berikut: sebelum tanam kadar unsur N =,3 %, P = 33,6 ppm, K =, %, Mg =,2 %, Ca =,8 %, masa tanam kadar N =,8 %, P = 347,4 ppm, K =,7 %, Mg =,8 %, Ca = 2,3 %, saat panen kadar N =,6 %, P = 252,9 ppm, K =, %, Mg = 3,3 %, Ca =, %. Data penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi tanah pasir pantai Samas, sehingga dapat memberikan dosis pemupukan yang tepat untuk meningkatkan kualitas tanaman. Kata kunci: teknik nuklir, unsur makro tanah pasir, AAN ABSTRACT DETERMINATION OF THE MACRO ELEMENT ON SANDY SOIL IN THE FIELD OF SAMAS BEACH BANTUL USING NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS METHOD (NAA). Analysis of macro element in which N, P, K, Mg, S, Ca in sandy soil of Samas beach using AAN method has been done. The aim of analysis is to determine the element contents in N, P, K, Mg, S, Ca. The samples were taken from several field location in Samas beach Yogyakarta and then the sample are cleaned from stone, grass, then samples ware dried under sun light then grinded until homogen and lied at polyethelyn ampul. The experiment result show that the samples in field A before the cultivation are N = 2,6 %, P =,8 ppm, K =,6 %, Mg =,2 %, Ca = 2,7 %, while during the cultivation are N = 2,3 %, P = 8,8 ppm, K =, %, Mg =, %, Ca = 2,8 %, and after the cultivation are N =.4 %, P = 253,8 ppm, K =,3 %, Mg = 3.4 %, Ca = 5. %. The result of the samples in field B before the cultivation are N =.9 %, P = 28.9 ppm, K =,2 %, Mg =.6 %, Ca = 3.3 %, while during the cultivation are N =,3 %, P =79.3 ppm, K =, %, Mg =,2 %, Ca =.9 %, and after the cultivation are N =.2 %, P = 62.5 ppm, K =.2 %, Mg =.2 %, Ca = 4.3 %. The result of the samples in field C before the cultivation are N =.3 %, P = 33.6 ppm, K =, %, Mg =,2 %, Ca =,8 %, while during the cultivation are N =.8 %, P = ppm, K =,7 %, Mg =,8 %, Ca = 2.3 %, and after the cultivation are N =.6 %, P = ppm, K =, %, Mg = 3.3 %, Ca =. %. This data can improve the condition of sandy soil in Samas Bantul, so that it can give the manuring dosis exactly to improve the quality of the plant. Key words: nuclear technique, macro elements, sandy soil, NAA PENDAHULUAN S ecara geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai ekosistem dan sumber daya alam yang potensial dan bervariasi mulai dari ekosistem pasir pesisir pantai sampai dengan pegunungan dalam kisaran ketinggian 29 meter di atas permukaan laut []. Sekitar 7 % wilayah DIY merupakan lahan kering dan memiliki lahan pasir pesisir yang cukup luas yaitu kurang

2 24 ISSN Sunardi dan Y. Sarjono lebih 3.3 Ha. Kekayaan alam seperti ini merupakan modal dasar yang sangat potensial untuk dikelola oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selama ini lahan pasir pesisir hampir tidak dapat dimanfaatkan masyarakat di sekitar pantai untuk kegiatan pertanian, karena dinilai tidak layak sebagai media tanam sehingga belum tergarap secara optimal. Padahal lahan ini merupakan lahan marjinal yang diharapkan Pemerintah DIY dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan perekonomian daerah. Mengingat semakin terbatasnya ketersediaan lahan pertanian subur, maka pengelola dan pengembangan lahan pasir pesisir sebagai lahan pertanian merupakan alternatif perluasan lahan pertanian agar stabilitas produksi pertanian tetap terjaga. Dengan memanfaatkan lahan pasir pesisir sebagai lahan pertanian, maka perlu adanya peningkatan hasil usaha tani di lahan pasir pesisir agar tidak terlalu ketinggalan bila dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai di lahan sawah. Lahan pasir pesisir memiliki kohesi dan konsistensi (ketahanan partikel dalam tanah terhadap pemisahan) sangat kecil. Lahan pasir pesisir didominasi oleh pasir dengan kandungan lebih dari 7%, porositas rendah atau kurang dari 4%, sebagian besar ruang pori berukuran besar sehingga aerasinya baik, daya hantar cepat, tetapi kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah. Dari segi kimia, tanah pasir cukup mengandung unsur fospor (P) dan kalium (K) yang belum siap diserap tanaman, tetapi lahan pasir kekurangan unsur nitrogen (N), sehingga untuk memperbaiki keadaan tanah seperti ini diperlukan adanya pemupukan. Prinsip penggunaan pupuk tersebut adalah memanfaatkan kerja mikroorganisme tertentu dalam tanah yang berperan sebagai penghancur bahan organik, membantu proses mineralisasi atau bersimbiosis dengan tanaman dalam menambah unsur-unsur hara sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman. Teknik ini memberikan manfaat pada tanaman untuk bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan berpasir melalui peningkatan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, perbaikan kesuburan lahan dan peningkatan daya tahan terhadap kekeringan. Dengan pemupukan, maka tidak saja banyaknya zat makanan dalam pasir dapat ditambah, namun kondisi tanah pun sedikit banyak mengalami perubahan. Sehingga gejala-gejala yang timbul akibat kekurangan unsur zat makanan seperti Nitrogen yang akan menyebabkan tubuh tanaman kurus, hijau pucat dan cepat meninggi dapat diatasi. Struktur tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah kesesuaian antara kandungan hara makro dalam tanah. Unsurunsur hara makro yang esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu Nitrogen, Phospor, Kalium, Calsium, Magnesium dan Sulfur, selain itu, zat hara mikro dibutuhkan oleh tanaman tetapi tidak sepenting unsur hara makro. Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan produktivitasnya. Ketidaklengkapan salah satu atau beberapa zat hara tanaman makro dan mikro dapat diperbaiki dengan cara pemupukan. Dengan pemberian pupuk yang mengandung zat hara makro maka akar tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan kuat. Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kandungan unsur hara makro pada tanah pasir sebelum ditanami, saat masa tanam dan saat panen semangka. Metode yang dipakai untuk menyelidiki kandungan unsurunsur hara makro dalam tanah berpasir yaitu dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai dasar pengembangan potensi lahan marjinal pantai yang belum cukup tergarap dan memberi informasi dan sumber referensi mengenai kandungan unsur makro di lahan pasir pantai. TATA KERJA Cara Kerja Pengambila n cuplikan Analisis data Alat dan bahan Preparasi cuplikan Pencacah an lik Iradiasi Cuplikan Kalibrasi spektroskopi gamma Unit generator neutron SAMES J-25 dan reaktor Kartini untuk aktivasi neutron PC/AT dan AccuSpec Perangkat spektrometer gamma dengan detektor HPGe Unsur standar SRM 874, standar pupuk N, P, K

3 Sunardi dan Y. Sarjono ISSN Penyiapan Cuplikan Cuplikan tanah pasir diambil dari beberapa petani di Desa Sigading, Kecamatan Sanden, DIY. Cuplikan diambil pada lahan A yaitu cuplikan diberi pupuk hayati 25 kg/ha, B yaitu cuplikan yang diberi pupuk campuran 25 kg/ha, C yaitu cuplikan tanpa diberi pupuk melalui 3 tahapan yaitu sebelum ditanami, saat masa tanam, saat panen. Cuplikan dibersihkan dari batu, rumput dan tumbuhan, kemudian dikeringkan pada sinar matahari, setelah itu cuplikan digerus pada mortal porselin hingga halus dan dihomogenkan dan ditempatkan wadah polyetilen dan diberi label. Iradiasi dan pencacahan cuplikan Cuplikan diiradiasi dengan neutron cepat 4 MeV menggunakan generator neutron dan reaktor Kartini pada fasilitas Lazy susan. Proses iradiasi dengan generator neutron dilakukan selama 3 menit dengan arus deutron 8 µa, tegangan operasi sebesar kv, sedang iradiasi dengan reaktor Kartini dilakukan selama 4 jam. Kelongsong-kelongsong yang telah terisi cuplikan dan cuplikan standar kemudian diiradiasi dalam Reaktor Kartini dan berada pada posisi Lazy Susan (LS) yang memiliki fluks neutron. n/cm 2.dt, selama 2 jam dengan daya kw. Setelah iradiasi selesai kemudian dilakukan pencacahan dengan alat spektrometer gamma (AccuSpec) menggunakan detektor HPGe. Pada dasarnya metode AANC adalah analisis unsur menggunakan neutron cepat untuk mengaktivasi suatu bahan/cuplikan, sehingga cuplikan menjadi radioisotop. Setelah cuplikan diaktivasi, maka cuplikan mengandung unsur yang dapat memancarkan sinar radioaktif dan dapat dicacah dengan alat spektrometri gamma. Prinsip AAN Sinar γ yang dipancarkan umumnya memiliki energi yang karakteristik untuk setiap unsur/isotop, sehingga dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik spektroskopi gamma. Jumlah cacah kejadian peluruhan selama waktu pencacahan (t c ) adalah [2,3]. mn C = BA A φσεy a ( e λ λta ) e λtd ( e λtc dengan φ = fluks neutron, σ = tampang lintang reaksi, λ = tetapan peluruhan t a = waktu yang ) diperlukan untuk iradiasi, t d = waktu tunda (coolling time), t c = waktu yang diperlukan untuk pencacahan, m = massa cuplikan, a = kelimpahan relatif isotop cuplikan, N A = bilangan Avogadro, B A = berat atom unsur cuplikan Untuk menghitung kadar dalam cuplikan digunakan metode relatif atau komparatif, untuk itu diperlukan cuplikan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan, yang jumlah dan komposisi telah diketahui dengan pasti. Cuplikan standar tersebut disiapkan dengan perlakuan yang sama seperti cuplikan yang diselidiki dan diiradiasi bersama-sama, sehingga mengalami paparan neutron yang sama besarnya. Dengan membandingkan laju cacah cuplikan dan standar dapat dihitung kadar unsur didalam cuplikan dengan rumus. W = ( cps ( cps ) ) cuplikan s tan dar dengan : W = berat unsur yang diselidiki W standar = berat unsur standar x W s tan HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan pengambilan cuplikan di lahan pertanian pantai Samas adalah sebagai berikut: lahan A adalah tanah pasir yang diberi pupuk hayati 25 kg/ha, lahan B adalah tanah pasir yang diberi pupuk campuran 25 kg/ha, lahan C adalah tanah pasir tanpa diberi pupuk. Cuplikan diambil sebelum masa tanam, saat tanam atau setelah 2 hari dan saat panen atau 5 hari. Berdasarkan analisis kuantitatif dengan metode analisis aktivasi neutron, diperoleh data hasil penelitian dengan cuplikan tanah pasir ditampilkan pada Tabel, 2, 3 Lahan percobaan ini merupakan bekas tanaman bawang merah dengan masih terlihat adanya sisa-sisa tanaman dan pupuk yang dipakai. Kondisi ini masih terlihat saat pengambilan cuplikan yang pertama, yaitu sebelum ditanami semangka. Saat akan memulai penanaman, lahan diberi jerami padi yaitu sebagai mulsa (penutup) tanah permukaan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi yang dikehendaki, misal pengendalian temperatur tanah untuk mengurangi penguapan [4]. Pemupukan dasar dilakukan bersamaan masa tanam, kecuali pupuk kandang diberikan seluruhnya minggu sebelum tanam. dar

4 26 ISSN Sunardi dan Y. Sarjono Pemberian pupuk hayati dan pupuk campuran dilakukan 2 kali pada awal tanam bersamaan dengan pindah tanam ke lahan dan minggu sebelum tanaman berbunga yaitu kurang lebih umur 3 minggu. Sedangkan saat pengambilan cuplikan saat masa tanam dilakukan saat usia tanaman 2 hari. Cuplikan diambil saat sebelum pupuk hayati dan pupuk campuran diberikan kepada tanaman semangka di lahan B dan C. Tabel. Kadar unsur dalam lahan A yang diberi pupuk 25 kg/ha Tahapan Kadar unsur (%) N P* K Mg Ca Sebelum tanam 2,6 ±,2,8 ± 6,3,6 ±,,2 ±, 2,7 ±, Masa tanam 2,3 ±, 8, ± 9,, ±,, ±, 2,8 ±, Saat panen,4 ±, 253,9 ± 34,9,3 ±, 3,4 ±, 7, ±,2 Tanda * : ppm Tabel 2. Kadar unsur dalam lahan B yang diberi pupuk 25 kg/ha Tahapan Kadar unsur (%) N P* K Mg Ca Sebelum tanam,9 ±,2 33,6 ± 4,9,2 ±,,6 ±, 3,3 ±, Masa tanam,3 ±, 347,4 ± 29,9, ±,,2 ±,,9 ±, Saat panen,2 ±, 252,9 ± 25,5,2 ±,,2 ±, 4,3 ±, Tanda * : ppm Tabel 3. Kadar unsur dalam lahan C tanpa pemupukan Tahapan Kadar unsur (%) N P* K Mg Ca Sebelum tanam,3 ±,2 28,9 ±,3, ±,,2 ±,,8 ±, Masa tanam,8 ±, 79,3 ± 7,9,7 ±,,8 ±, 2,3 ±, Saat panen,6 ±, 62,5 ± 7,2, ±, 3,3 ±,, ±, Tanda * : ppm Evaluasi kadar nitrogen (N) Dari Tabel, 2, 3 terlihat kadar unsur N tertinggi pada tanah pasir terdapat pada lahan A sebelum tanah ditanami yaitu sebesar 2,6 % dan kadar unsur N terendah terdapat pada lahan B saat panen sebesar,2 %. Besarnya unsur N sebelum tanam pada semua lahan, dipengaruhi oleh kandungan lahan pertanian yang masih terdapat sisa-sisa tanaman dan pupuk terdahulu yang dipakai. Pada setiap tanaman penyerapan unsur hara yang terdapat pada pupuk berbeda-beda. Dalam tanah yang dipupuk seringkali sangat lambat menyediakan N dalam tanah, karena harus mengalami proses perubahan yang disebut mineralisasi, yaitu pelepasan N organik menjadi N + yang tersedia bagi tanaman yaitu NH 4 yang melibatkan mikroba heterotrof yaitu bakteri dan kapang serta melalui berbagai tahapan. Bahan organik tanah mengandung N sekitar 5%, sekitar - 4% dari N organik mengalami mineralisasi setiap tahunnya [5]. Gambar menunjukkan kadar N hasil tanam, saat tanam dan saat panen Kadar Unsur N MasaTanam Gambar. Kadar unsur N lahan pasir

5 Sunardi dan Y. Sarjono ISSN Kadar unsur N yang tinggi dimunkinkan adanya pupuk yang diberikan pada tanaman sebelumnya dan diduga belum terjadi proses mineralisasi secara sempurna sehingga belum terserap sepenuhnya oleh tanaman. Terjadinya mineralisasi didukung dengan kondisi lingkungan yang sesuai untuk terjadinya proses itu, yaitu temperatur, lengas dan ciri-ciri tanah. Tingginya N pada lahan sebelum tanam, dimungkinkan telah terjadi mineralisasi secara sempurna akibat pemupukan sebelumnya sehingga N tersedia pada tanah dan selanjutnya dapat diserap oleh tanaman. Jasad-jasad renik yang bersimbiosa dengan tanaman semangka yang terdapat bintil-bintil akar (nodula) juga dapat mengikat N dari udara sehingga N tersedia cukup banyak[4]. Sedangkan kecilnya kadar N saat panen dalam tanah pasir dikarenakan jumlah nitrogen diangkut tanaman cukup banyak. Selain itu pula, senyawa N-organik sangat larut dan mudah hilang akibat pencucian, penguapan gas NH 3 dan denitrifikasi pada tanah pasir. pertumbuhan yang intensitasnya berbeda-beda [4]. Peningkatan unsur P pada lahan A yang tanpa perlakuan kemungkinan disebabkan oleh unsur P yang ada merupakan unsur yang belum tersedia bagi tanaman untuk diserap. Sedangkan pada lahan B yang diberi pupuk hayati dan lahan C yang diberi pupuk campuran, mempunyai P yang besar pada masa tanam. Menurut [4] menyebutkan bahwa pengaruh pemupukan ternyata dapat mempercepat atau memperlambat terjadinya pelapukan dan penguraian bahan-bahan organik. Pada saat tanam, bahan-bahan yang tersedia untuk diserap tanaman kemungkinan ikut terangkut saat pengambilan cuplikan. Evaluasi kadar Kalium (K) Gambar 3 menunjukkan kadar unsur K hasil tanam, saat tanam dan saat panen Kadar Unsur K Evaluasi kadar posfor (P) Gambar 2. menunjukkan kadar P hasil tanam, saat tanam dan saat panen Kadar Unsur P Kadar (ppm) Gambar 2. Kadar unsur P pada cuplikan lahan pasir Dari hasil penelitian pada ketiga lahan yang mempunyai unsur P tertinggi terdapat pada lahan C saat ditanami yaitu sebesar 347,4 ppm dan yang terendah adalah pada lahan B sebelum ditanami yaitu 28,9 ppm. Unsur P pada lahan memiliki hasil yang beragam. Keberagaman ini karena kebutuhan tanaman akan unsur P berbeda-beda dan waktu yang tidak sama selama pertumbuhan dan perkembangannya terutama dalam pengambilan dan pengisapannya unsur P. Selama petumbuhan dan perkembangannya yaitu sejak kecambah hingga matinya tanaman, terdapat berbagai proses Gambar 3. Kadar unsur K pada lahan pasir Berdasarkan hasil analisis, kadar unsur K tertinggi terdapat pada lahan A awal atau sebelum tanaman semangka ditanam yaitu,3 % dan unsur K terendah pada lahan C sebelum tanam yaitu, %. Di dalam tanah unsur K tersedia hanyalah meliputi % - 2% dari unsur K total pada perbanyakan tanah mineral yang umum. Bentuk unsur K lambat tersedia dan kandungannya dalam tanah berbeda-beda tergantung dari bahan induknya serta derajat pelapukan tanah [4]. Pada saat panen, unsur K pada lahan A dan C sangat tinggi, yang menjadi penyebabnya adalah adanya efek sisa (residual effect). Kandungan K 2 O pada sisa tanaman berkisar dari,5 % sampai 2, %. Senyawa-senyawa kalium hadir dalam tanah atau dalam kulturisasi diasimilasi oleh bakteria/cendawan dan disimpan kembali (lebih lanjut) dalam bahan sel. Sekiranya yang disimpan itu dibongkar maka unsur K akan tersedia kembali. Sedangkan pada lahan B, unsur K masa tanam

6 28 ISSN Sunardi dan Y. Sarjono lebih besar dibandingkan sebelum tanam dan saat panen. Bahan-bahan pembentuk pupuk hayati juga dapat berubah, sehingga dapat mempengaruhi ketersedian unsur K didalam tanah pasir. Perubahan bahan-bahan pembentuk pupuk ini dipengaruhi oleh kandungan zat didalamnya, suhu, kelembaban, air dan udara. Faktor lain yang menjadikan unsur K dalam tanah adalah air irigasi yang diberikan kepada tanaman, sebab air irigasi merupakan salah satu sumber unsur kalium. Evaluasi kadar magnesium (Mg) Gambar 4. menunjukkan kadar Mg hasil tanam, saat tanam dan saat panen Kadar Unsur Mg Gambar 4. Kadar unsur Mg pada lahan pasir Berdasarkan hasil analisis diperoleh kadar unsur Mg terbesar terdapat pada lahan A saat panen sebesar 3,4 % dan terendah pada lahan A masa tanam sebesar, %. Unsur Mg banyak terdapat pada daun, merupakan bagian dari klorofil. Unsur Mg diserap oleh tanaman dalam bentuk Mg 2+. Pada lahan A dan C, unsur Mg meningkat pada saat panen, peningkatan ini kemungkinan disebabkan proses mineralisasinya baru sempurna pada saat panen serta adanya sisasisa tanaman dan keberadaan unsur Mg dalam tanah berasal dari dekomposisi terpentin, klorit dan olovine. Sedangkan pada lahan B, adanya unsur Mg pada cuplikan diduga dipengaruhi oleh pupuk yang diberikan yaitu pupuk hayati, yang membutuhkan waktu yang lama agar Mg tersedia bagi tanaman. Evaluasi kadar calcium (Ca) Gambar 5 menunjukkan kadar Ca hasil tanam, saat tanam dan saat panen Kadar Unsur Ca Gambar 5. Kadar unsur Ca pada cuplikan tanah pasir Kadar unsur Ca tertinggi terdapat pada lahan A pada saat panen adalah 7, % dan unsur Ca terendah terdapat pada lahan C pada saat panen yaitu sebesar, %. Calsium dan magnesium juga merupakan unsur yang esensial dalam nutrisi bagi mikroorganisme tanah. Pada lahan A dan lahan B dengan kandungan Ca yang tinggi saat panen, ini juga dikarenakan efek sisa tanaman semangka. Pada lahan C, unsur Ca yang besar terkandung masa tanam merupakan hasil perubahan pupuk campuran yang diberikan kepada tanaman belum seluruhnya tersedia bagi tanah. Evaluasi kadar sulfur (S) Dalam penelitian ini unsur S tidak teramati atau tidak terdeteksi, hal ini dimungkinkan karena unsur S jika berinteraksi dengan neutron cepat akan menjadi radioisotop dengan umur paro yang sangat pendek yaitu 2,4 detik sehingga waktu dilakukan pencacahan dengan spektrometer gamma, intensitas meluruhnya telah habis. Dengan keterbatasan alat ukur maka unsur S tidak teramati, sehingga diperlukan alat ukur yang lain untuk analisis unsur sulfur. Lahan pertanian pantai Samas didominasi oleh tanah pasir lebih besar 7 %, ini telah dikelola oleh pemiliknya selama puluhan tahun, sehingga lahan pertanian telah ditanami berbagai macam tanaman, contohnya bawang merah, cabe, semangka dan sebagainya. Lahan pertanian yang miskin hara ini telah diusahakan perbaikannya yaitu dengan penambahan pupuk kandang dan tanah lempung. Penambahan lempung ke dalam suatu tanah berarti mengubah tekstur tanah yang selanjutnya akan mempengaruhi agregat dan kelengasan tanah. Tanah lempung dapat menahan air lebih tinggi dibanding tanah geluh atau pasiran. Tujuan lainnya adalah memperkuat akar, menambah pori-pori halus yang dapat menyimpan air, dan mendorong meningkatnya mikroorganisme tanah [6].

7 Sunardi dan Y. Sarjono ISSN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian macam dan dosis pupuk memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap hasil buah per hektar. Perlakuan pupuk hayati 25kg/ha mampu memberikan hasil berat buah per hektar yang berbeda dengan tanpa pemupukan dan pupuk campuran 25kg/ha. Penambahan pupuk hayati yang semakin meningkat diduga dapat meningkatkan hasil berat buah per hektar, namun pada pemberian pupuk campuran yang semakin tinggi belum tentu dapat meningkatkan berat buah per hektar. Secara umum tanah sangat bertalian erat dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan subur jika didukung oleh kondisi tanah yang baik. Pada lahan pasir pantai, tanah pasir memiliki sifat tanah pasiran dengan temperatur dan porositas yang tinggi dengan kandungan unsur hara yang rendah. Tanah pasir mudah sekali mengalirkan air yaitu sekitar 5 cm/jam. Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan air sangat rendah,,6-3% dari total air yang tersedia [6]. Usaha paling mudah dan murah adalah dengan menambahkan kompos sebagai pupuk organik yang tidak mengandung residu kimia yang berbahaya. Penambahan bahan kompos ini merupakan usaha yang paling mudah dan murah. Bahan baku dan proses pembuatan kompos sangat mudah, bahan baku dapat berasal dari sisa-sisa tanaman yang tidak digunakan lagi. Proses pembuatan kompos dengan cara menumpuk sisasisa tanaman (secara tradisional) atau dengan menambahkan bahan-bahan pemercepat (stimulator). Kompos telah umum dikenal masyarakat, demikian juga dengan cara pembuatannya bukan merupakan hal baru. Namun, sejalan dengan laju penambahan jumlah tanah kritis yang berakibat terhadap rendahnya produksi hortikultur, perlu diusahakan cara yang lebih cepat dalam pembuatan atau penyediaan kompos sehingga unsur hara yang diperlukan tanah dan tanaman menjadi lebih cepat tersedia. Usaha yang telah dilakukan adalah dengan menambah stimulator dalam pembuatan kompos tersebut. Bahan-bahan stimulator tersebut antara lain adalah, dolomit, zeolit, KNO 3 dan pupuk kandang. KESIMPULAN Setelah dilakukan eksperimen dan perhitungan kadar unsur menggunakan metode AAN dapat disimpulkan sebagai berikut : sebagian besar kadar unsur hara makro seperti N, P, K, ada kecenderungan kadarnya menurun pada saat sebelum tanam, saat tanam dan saat panen, hal ini dikarenakan dar unsur tersebut terserap dan dibawa oleh tanaman yang dibudidayakan, tetapi kadar unsur Ca tidak mengalami penurunan, hal ini diduga pada saat pengambilan cuplikan masih ada sisa-sisa tanaman yang masih tersedia pada cuplikan. Kadar unsur Mg meningkat saat panen, kemungkinan adanya proses mineralisasi baru sempurna pada saat panen dan juga adanya sisasiosa tanaman. Data penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi tanah pasir pantai Samas sehingga dapat memberikan dosis pemupukan yang tepat dan dapat meningkatkan kualitas tanaman. Bagi usaha pertanian data ini dapat dijadikan sumber informasi mengenai kandungan unsur makro dalam tanah pasir sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas tanaman. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Suraji dan Sdr. Supriyanto yang telah membantu dalam aktivasi cuplikan, semoga amal kebaikan Sdr. mendapat imbalan dari Allah SWT DAFTAR PUSTAKA. ANONIM, Biro Pusat Statistik (BPS)., Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik, Yogyakarta, 2 2. NARGOLWALLA,SAM..S., PRZYBYLO- WICS, E.P., Activation Analysis with Neutron Generators, John Wiley and Sons, New York, J. CSIKAI, CRC Handbook of Fast neutron Generators, Vol., Debrecen, Hungary, SUTEJO, MULYANI, (995), Pupuk dan Cara Pemupukan, PT. Rineka Cipta, Jakarta 5. (Hara Makro, pnt343/hara%2makro.htm). 6. Kompas, Menyulap Tanah Pasir Menjadi Lahan Subur, Diambil dari 7. Http.//kompas.com/kompas-cetak/3/2/ teropong/6759.htm, Jakarta, 23

TEKNIK AKTIVASI NEUTRON (AAN) UNTUK PENENTUAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN DI LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

TEKNIK AKTIVASI NEUTRON (AAN) UNTUK PENENTUAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN DI LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL TEKNIK AKTIVASI NEUTRON (AAN) UNTUK PENENTUAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN DI LAHAN PASIR PANTAI SAMAS BANTUL SUNARDI, Y. SARDJONO Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak

Lebih terperinci

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR 170 Indo. J. Chem., 00, (), 170-174 DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR Penentuan Batas Deteksi Unsur N, P,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat terhadap pertanian berubah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN SEDIMEN

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN SEDIMEN 56 ISSN 016-318 Sunardi, dkk. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN SEDIMEN Sunardi, Susanna TS, Elin Nuraini Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) 18 Cahaya Rosyidan dkk, Identifikasi IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) Cahaya Rosyidan 1*, Sunardi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Selain itu, jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri lainnya.

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 25-30 PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Alfia Hanim

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Bawang

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan

Lebih terperinci

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON

UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, dkk. ISSN 0216-3128 183 UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, Susanna TS. Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meskipun disadari bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Kedelai Tanaman kedelai dapat mengikat Nitrogen di atmosfer melalui aktivitas bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi Latar Belakang Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari bahan-bahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Caisin (Brassica chinensis L.) Caisin merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi

Lebih terperinci

KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI CODE DAN GAJAHWONG DITINJAU DARI KADAR Cu DAN Cr DALAM CUPLIKAN SEDIMEN

KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI CODE DAN GAJAHWONG DITINJAU DARI KADAR Cu DAN Cr DALAM CUPLIKAN SEDIMEN 328 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 328-338 KUALITAS LINGKUNGAN SUNGAI CODE DAN GAJAHWONG DITINJAU DARI KADAR Cu DAN Cr DALAM CUPLIKAN SEDIMEN Elin Nuraini,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Unsur Hara Makro Serasah Daun Bambu Analisis unsur hara makro pada kedua sampel menunjukkan bahwa rasio C/N pada serasah daun bambu cukup tinggi yaitu mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang hijau masih kurang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertambangan Pasir Besi Pasir besi merupakan bahan hasil pelapukan yang umum dijumpai pada sedimen disekitar pantai dan tergantung proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan

Lebih terperinci

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON REAKTOR KARTINI Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto Jurusan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Khususnya kopi Lampung memiliki peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan penting yang ditanam untuk bahan baku utama gula. Hingga saat ini, gula merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Ultisol dan Permasalahan Kesuburannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan

Lebih terperinci

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : SIFAT KIMIA TANAH Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : 1. Derajat Kemasaman Tanah (ph) Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai ph. Nilai ph menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memilik umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga, umbi terbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah sering dianggap sebagai sesuatu yang kotor, menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang penyakit. Manusia seringkali memandang sebelah mata pada limbah. Tanpa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk sayuran unggulan nasional yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat, namun belum banyak keragaman varietasnya, baik varietas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut 29 TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber K Tanah Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut mengandung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek pasar yang unik dan menarik. Selama ini budidaya cabai dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC

KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC 176 ISSN 016-318 Susanna Tuning S, dkk KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC Susanna Tuning S. dan Sunardi Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman yang banyak mengonsumsi pupuk, terutama pupuk nitrogen (N) adalah tanaman padi sawah, yaitu sebanyak 72 % dan 13 % untuk palawija (Agency for Agricultural Research

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan 4 TINJAUAN PUSTAKA Debu Vulkanik Gunung Sinabung Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan.secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam jumlah banyak nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005), II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sirih Merah Tanaman sirih merah ini merupakan tanaman merambat, yang tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 kaki atau lebih, mudah tumbuh di daerah tropis (khususnya daerah

Lebih terperinci