KEPE PIRAMID DAN KEPE BELANDA, DUA BERSAUDARA YANG BELUM PERNAH BERJUMPA DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPE PIRAMID DAN KEPE BELANDA, DUA BERSAUDARA YANG BELUM PERNAH BERJUMPA DI INDONESIA"

Transkripsi

1 Oseana, Volume XXIV, Nomor 1, 1999 : ISSN KEPE PIRAMID DAN KEPE BELANDA, DUA BERSAUDARA YANG BELUM PERNAH BERJUMPA DI INDONESIA oleh Yahmantoro dan Djuwariah 1) ABSTRACT Kepe Piramid and Kepe Belanda are two marine fish of the genus Hemitaurichthys, family Chaetodontidae. The names are given by ornamental fish sellers and fishermen of some cities in Indonesia. The scientific name of the fish is Hemitaurichthys polylepis for Kepe Piramid and H. zoster for Kepe Belanda. The genus Hemitaurichthys is represented only by four species and all are reported only from the Indo west Pacific waters. Of the four species, two species are recorded as inhabitants of Indonesian coral reef which were recorded from two widely separated waters i.e the east and west Indonesian waters. The two Indonesian species exhibit beautiful colour pattern attractive to the ornamental fish hobbyists so the price in the local and as well as international markets becomes relatively high. PENDAHULUAN Suku Chaetodontidae terdiri atas 10 marga namun FISHBASE (1996 dan 1998) walaupun menyebutkan 10 marga tetapi versi keduanya adalah 11 marga dan mencantumkan juga ada 19 nama marga yang valid dari suku ini. Ke sepuluh marga dari suku Chaetodontidae adalah Amphichaetodon, Chaetodon, Chelmon, Chelmonops, Coradion, Forcipiger, Hemitaurichthys, Heniochus, Parachaetodon dan Pragrathodes yang kesemuanya merupakan ikan hias laut komersial. Jenis-jenis yang termasuk dalam suku Chaetodontidae ini pada umumnya mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki warna-wani yang indah dan menarik serta memperlihatkan gerakan tubuh yang lemah gemulai. Marga Chaetodon dan Hemitaurichthys di Indonesia dikenal dengan sebutan ikan kepe-kepe. Jumlah marga dari suku Chaetodontidae menurut ESCHMEYER adalah 11 dan jumlah jenisnya mencapai 124 jenis (FISHBASE, 1998). ALLEN et al. (1998) menyebutkan jumlah marga dari suku Chaetodontidae 10 buah. Marga Hemitaurichthys sekarang ini diketahui hanya mengandung empat jenis kesemuanya ditemukan di perairan karang yaitu H. multispinosus Randall, 1975, 1) Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta. 39

2 H polylepis (BLEEKER, 1857), H. thompsoni FOWLER, 1923 dan H. zoster (BENNET, 1831). Dari empat jenis tersebut di atas di perairan karang Indonesia ditemukan dua jenis yaitu Kepe Piramid (H. polylepis) dan Kepe Belanda (H. zoster). Menurut LIESKE & MYERS, 1994; ALLEN et al dan FISHBASE, 1998 sebaran geografis dari ke empat jenis ikan ini adalah sebagai berikut : H. polylepis ditemukan di Atol Cocos Keeling dan Pulau Christmas di Samudera Hindia dan perairan Asia Tenggara menyebar ke arah timur ke perairan Polynesia termasuk Hawaii dan Pitcairn dan ke utara sampai ke perairan India dan Jepang serta ke selatan mencapai Kaledonia Baru. H. multispinosus mempunyai sebaran geografis yang sempit yaitu hanya ditemukan di perairan Pulau Pitcairn di Pasifik Tengah bagian timur. H. thompsoni ditemukan di Kepuiauan Mariana, Samoa, Atol Johnston, perairan Hawaii, Pulau-Pulau Line dan Kepuiauan Tuamotu. H. zoster ditemukan mulai dari perairan Afrika Timur, Maurutius, India sampai ke laut Andaman. Tulisan ini menambahkan informasi tentang keberadaan ikan Kepe Belanda (H. zoster) di perairan kawasan barat Indonesia. Dari sebaran geografi tersebut di atas terlihat bahwa kemungkinan Ikan Kepe Piramid (H. polylepis) dan ikan Kepe Belanda (H. zoster) berada dalam satu kawasan perairan mungkin saja terjadi. Ikan kepe-kepe diduga dapat dipakai sebagai jenis indikator untuk mengetahui kondisi baikburuknya suatu ekosistem terumbu karang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Oseanologi LIPI di berbagai kawasan perairan Indonesia menunjukkan bahwa Ikan Kepe Piramid hanya ditemukan pada perairan karang di kawasan timur Indonesia sedangkan ikan Kepe Belanda haya ditemukan di kawasan barat Indonesia sehingga keduanya belum pernah ditemui berada dalam suatu kawasan perairan di Indonesia. PENGENALAN JENIS IKAN KEPE-KEPE MARGA HEMITAURICHTHYS YANG ADA DI INDONESIA Morfologi dan sistematika Ikan Kepe Piramid (Hemitaurichthys polylepis) dan Kepe Belanda (H. zoster) secara sistematika termasuk ke dalam kelas ikan bertulang keras (Osteichthyes) dari anak kelas ikan bersirip jari (Actinopterygii), induk bangsa (superordo) Teleostei (ikan bersirip jari masa kini), bangsa (ordo) Perciformes. Sistematika selanjutnya dari ikan ini adalah induk suku Chaetodontidea, suku Chaetodontidae. Dalam tulisan ini hanya marga Hemitaurichthys yang disajikan dan di Indonesia terdapat dua jenis yaitu H. polylepis (Kepe Piramid) dan H. zoster (Kepe Belanda). Kedua jenis ikan marga Hemitaurichthys memiliki ukuran dan bentuk tubuh hampir sama, komposisi warna yang menghiasi tubuhnya juga tidak jauh berbeda. Ikan ini menyenangi perairan tropis yang jernih, sesuai dengan keberadaan terumbu karang, dengan kondisi terumbu karang yang baik ditandai oleh banyaknya jenis-jenis karang hidup di perairan tersebut. Yang cukup menarik dari Kepe Piramid dan Kepe Belanda ialah bahwa mereka dijumpai dalam kawasan perairan yang berjauhan yaitu yang satu di perairan timur dan yang lainnya di perairan barat Indonesia. Keduanya belum pernah dijumpai berada bersamaan di dalam suatu kawasan perairan yang sama. Ke dua ikan ini dapat dibedakan dengan memperhatikan ciri-ciri seperti disebutkan dalam pembahasan selanjutnya. Ukuran panjang tubuh ikan disebutkan sebagai panjang total yaitu panjang seluruh tubuh mulai dari ujung mulut sampai dengan bagian ujung ekor, sedangkan yang dimaksud dengan panjang baku (panjang standar) adalah ukuran 40

3 panjang mulai ujung mulut sampai dengan pangkal ekor. Moncong mulut (snout) diukur mulai dari ujung paling depan dari rahang atas sampai dengan lingkar luar bulatan mata (pupil). Kepe Piramid Sebutan Kepe Piramid untuk Hemitaurichthys polylepis adalah pemberian dari para nelayan kawasan timur Indonesia terutama Bunaken (Manado) tempat dimana ikan ini banyak dijumpai. Pedagang dan pecinta ikan hias kota-kota besar Indonesia seperti Bali dan Jakarta juga menyebut jenis ikan ini dengan nama yang sama. Ada pula pedagang ikan hias di Jakarta yang memberi nama Kepe Beha. Mengapa nama tersebut yang melekat pada jenis ini penulis tidak mengetahui asal-usulnya. Sedangkan para turis dari mancanegara yang berbahasa Inggris lebih mengenalnya dengan nama Pyramid Butterflyfish. Ikan Kepe Piramid {Hemitaurichthys polylepis) mempunyai tubuh berbentuk bulat lonjong dan pipih menyamping (oval-compressed). Kepala berukuran pendek yaitu lebih kurang 1 / 4 kali dari panjang total tubuh (1/3 kali panjang baku); moncong (snout) pendek dan meruncing serta dapat digerakan maju mundur (protractile) dengan bukaan mulut sangat kecil. Gigi berukuran kecil dan pendek, tersusun rapih meyerupai sikat dengan rambut halus. Susunan seperti ini memberikan indikasi bahwa ikan ini tergolong jenis pemangsa zoo-plankton (MUNRO, 1967). Gurat sisi (garis lateral) melengkung mengikuti bentuk lengkungan (curva) dari garis tepi bagian punggungnya. Sisiknya berukuran kecil, tiap kepingan sisik bergerigi sehingga terasa kasar apabila diraba. Sirip punggung (dorsal) pertama dan kedua (bagian depan dan belakang) tidak memiliki celah, antara keduanya dihubungkan oleh selaput tipis yang disebut membran. Sirip dorsal pertama terdiri atas 12 buah duri keras yang tidak beruas dan juga tidak bercabang. Duri-duri dorsal ini tampak kokoh, duri pertama berukuran paling pendek, semakin ke arah posterior (belakang) duri menjadi semakin tinggi dan mencapai puncaknya pada pertemuan dengan sirip dorsal ke dua yang berukuran paling tinggi. Sirip dorsal kedua mempunyai duri-duri lemah yang beruas-ruas dan bercabang, berjumlah antara 24 sampai 25 buah. Sirip dubur (anal) terdiri atas tiga buah duri keras yang dihubungkan oleh selaput tipis dengan jari-jari (duri) lemah dibelakangnya yang jumlahnya sekitar 19 buah. Sirip dada (pectoral) lebar, berbentuk seperti pisau berbilah lebar yang terpotong bagian ujungnya sehingga menyerupai pisau tukang sol sepatu. Sirip ekor (caudal fin) berbentuk tumpul atau melengkung membentuk setengah lingkaran pada bagian ujungnya (Gambar 1). Warna tubuh ikan Kepe Piramid, Hemitaurichthys polylepis, didominasi oleh warna putih, kuning kehitaman, dan hitam atau gelap. Kombinasi warna-warni tersebut mulai dari bagian depan ke belakang sebagai berikut : Bagian depan mulai dari ujung moncong (snout) sampai tutup insang (operculum) berwarna hitam atau kuning kehitaman, kemudian diikuti oleh warna putih yang mendominasi bagian tengah tubuh (mulai dari penutup insang melebar ke atas sampai ke sirip punggung dan ke bawah sampai pada bagian perut terus ke belakang sampai pada bagian ekor) bagian sirip dorsal ke dua dan sirip anal berwarna kuning atau kuning kehitaman. Ekor berwarna putih dengan ujung bulat dan pada bagian tepinya bernoda kuning kehitaman mengikuti pola bagian ujungnya (Gambar 2). Pada spesimen yang telah diawetkan dalam alkohol 70% warna warni yang menghiasi tubuh berubah, tidak lagi secerah seperti pada waktu ikan ini masih hidup. Warna putih berubah menjadi putih pucat, warna kuning hilang sedangkan warna hitam tinggal kelihatan sebagai warna gelap saja. 41

4 Gambar 1. Bentuk dasar tubuh Kepe Piramid (Hemitaurichthys polylepis) 1. Duri sirip punggung I. 2. Sirip punggung II. 3. Sirip perut 4. Sirip dubur 5. Sirip dada 6. Sirip ekor 7. Gurat sisi Kepe Belanda Ikan Kepe Belanda (Hemitaurchthys zoster) juga sering disebut Black Pyramid Butterflyfish oleh orang-orang yang berbahasa Inggris, sedangkan nelayan ikan hias yang berasal dari perairan barat Indonesia seperti Sumatera Barat, Sibolga, Aceh, Sabang dan Gunung Sitoli (P. Nias) pada umumnya menamakan ikan ini sebagai Kepe Belanda. Para pedagang dan eksportir ikan hias laut maupun pecinta ikan hias di Jakarta sering menyebutnya dengan Kepe Sumatera atau Kepe Sabang. Alasan mereka untuk memberi nama ini karena pemasok utama ikan jenis tersebut adalah kota Sabang, Pulau Weh. 42

5 Gambar 2. Sekelompok Kepe Piramid sedang berenang di daerah luar tubir Ciri-ciri ikan Kepe Belanda adalah sebagai berikut : Bentuk tubuh ikan Kepe Belanda seperti ikan-ikan kepe lainnya adalah bulat lonjong dan pipih menyamping. Kepala berukuran pendek yaitu hanya kurang lebih 1/4 kali panjang total atau 1/3 kali panjang baku. Moncong (snout) relatif pendek dan berbentuk meruncing bisa digerakan majumundur dengan bukaan mulut sangat kecil, memudahkan ikan ini menangkap mangsanya dengan cara menyedot. Gigi berukuran kecil dan pendek, tersusun rapih menyerupai sikat yang berambut halus memberikan indikasi lebih kuat bahwa Kepe Belanda adalah jenis ikan pemakan hewan-hewan kecil. Hemitaurichthys zoster mempunyai gurat sisi (lateral line) melengkung, mengikuti bentuk lengkungan garis tepi punggung. Sisik tersusun rapih, tertanam cukup kuat, berbentuk lembaran-lembaran kecil bergerigi sehingga terasa kasar apabila diraba. Sirip punggung pertama tersusun oleh 12 buah duri keras, sedangkan sirip punggung kedua merupakan sirip berduri lemah yang berjumlah antara 24 sampai 25 buah. Sirip punggung bagian depan menyatu dengan sirip punggung bagian belakang yang dihubungkan oleh selaput tipis yang disebut membran. Sirip dubur (anal) terdiri atas tiga buah duri keras, yang menyatu dengan bagian belakang sirip yang tersusun oleh duri-duri halus berjumlah 19 atau 20 buah. Sirip dada ikan Kepe Belanda bermiripan dengan sirip dada ikan Kepe Piramid. Sirip ekor (caudal fin) berwarna putih, ujung berbentuk bulat dengan noda hitam menghiasi bagian tepinya (Gambar 3). 43

6 Gambar 3. Bentuk dasar tubuh Kepe Belanda Hemitaurichthys zoster 1. Duri sirip punggung I. 4. Sirip perut 2. Sirip punggung II. 5. Sirip dubur 3. Sirip dada 6. Sirip ekor Warna tubuh Kepe Belanda didominasi oleh dua warna saja yaitu warna hitam dan putih (Gambar 4). Warna kuning hanya terlihat tipis saja, kelihatan transparans menghiasi sebagian dari selaput penghubung duri-duri sirip punggung. Kombinasi warna tubuh ikan ini dapat diperikan sebagai berikut : Warna hitam dibagian depan mulai dari ujung moncong sampai ke pangkal sirip dada, diikuti oleh warna putih mulai dari pangkal sirip dada melebar ke bagian sirip punggung dan bagian perut, terus ke belakang sampai di bawah pertengahan sirip punggung kedua. Dari pertengahan sirip punggung kedua sampai pangkal ekor terlihat berwarna hitam. Ekor berwarna putih, ujung ekor berbentuk tumpul atau membentuk setengah lingkaran, noda hitam (gelap) terlihat pada bagian tepi melengkung mengikuti bentuk garis tepi dari ekor. TINGKAH LAKU DAN KEBIASAAN HIDUP Ikan Kepe Piramid dan Kepe Belanda mempunyai kebiasaan hidup yang tidak banyak berbeda, keduanya sangat menyenangi perairan terumbu karang yang kondisinya masih baik yang ditandai dengan keragaman jenis kehidupan yang tinggi. Kepe Piramid Kepe Piramid banyak dijumpai di paparan terumbu mulai dari kedalaman tiga meter sampai ke daerah tubir dengan kedalaman mencapai lebih kurang 30 meter. Pada waktu siang hari saat matahari bersinar terang, keadaan laut tenang ikan ini sering dijumpai berenang berpasang-pasangan atau membentuk kelompok-kelompok kecil di 44

7 Gambar 4. Kepe Belanda sedang bermain-main diantara cabang-cabang karang daerah luar tubir. Apabila ada makhluk lain misalnya seorang penyelam mendekat, atau terkejut oleh gerakan atau suara makhluk lain dengan serentak kelompok-kelompok kecil ini menjauh ke arah yang lebih dalam atau masuk ke celah-celah batu karang. Tidak lama apabila keadaan menjadi kembali tenang secara bersama-sama kelompok-kelompok kecil ikan ini muncul kembali. Sama seperti ikan kepekepe lainnya, ikan Kepe Piramid sangat jarang dijumpai berkeliaran sendirian. Kepe Belanda Sifat-sifat maupun tingkah laku dari ikan Kepe Belanda tidak jauh berbeda dengan ikan Kepe Piramid. Perbedaan yang dapat diamati oleh penulis ialah kedua jenis ikan ini belum pernah dijumpai dalam kawasan perairan yang sama. Namun demikian untuk memperkuat pendapat ini, masih dibutuhkan waktu lebih banyak untuk dilakukan pengamatan di perairan yang belum terjangkau dalam kegiatan penelitian selama ini. Mungkin saja di antara perbatasan kedua perairan, kawasan barat dan kawasan timur Indonesia, kedua ikan ini dapat dijumpai bersama-sama dalam satu kawasan. SEBARAN KEPE PIRAMID DAN KEPE BELANDA DI INDONESIA Kepe Piramid Para peneliti dari Balitbang Biologi, Puslitbang Oseanologi-LIPI telah melakukan pengamatan ikan-ikan karang di berbagai kawasan terumbu karang Indonesia. Jenis-jenis ikan karang, termasuk kelompok ikan kepe-kepe, yang 45

8 dijumpai didata dan dilaporkan dalam berbagai bentuk laporan dan publikasi. Ikan Kepe Piramid pada umumnya dijumpai hidup berpasangan, atau kadang-kadang berkelompok (schooling) di rataan terumbu karang. STEENE (1978) mengatakan bahwa ikan ini hidup pada kedalaman antara lima meter di daerah paparan terumbu sampai ke daerah tubir dengan kedalaman air 25 meter. Ikan kepe-kepe jenis Hemitaurichthys polylepis ini ditemukan di beberapa paparan terumbu karang kawasan bagian timur Indonesia mulai dari perairan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, perairan Taka Bonerate, Pangkajene Kepulauan (Sulawesi Selatan), Perairan Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Perairan Banggai (Sulawesi Tengah Perairan Gorontalo dan Bunaken (Sulawesi Utara), perairan Pulau Wetar dan Pulau-Pulau Tiga / Lucipara (Maluku), sampai ke perairan Teluk Cenderawasih di Irian Jaya (Gambar 5). Sedangkan untuk kawasan barat Indonesia para peneliti Puslitbang Oseanologi LIPI belum pernah menjumpai ikan Kepe Piramid. Kepe Belanda Kepe Belanda, Hemitaurichthys zoster, mempunyai tingkah-laku yang tidak berbeda jauh dengan Kepe Piramid. Ikan ini biasanya hidup berpasangan namun kadangkadang dijumpai juga dalam kelompokkelompok besar. YAHMANTORO (1997) melaporkan bahwa ikan ini hidup di rataan terumbu karang pada kedalaman antara tiga meter sampai ke daerah tubir yang mencapai kedalaman air 30 meter. Dalam laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Puslitbang Oseanologi LIPI, diperoleh kejelasan bahwa ikan Kepe Belanda ditemukan di beberapa paparan terumbu karang kawasan barat Indonesia namun belum pernah dijumpai di kawasan timur Indonesia. Daerah-daerah yang telah diamati dan berhasil mencatat keberadaan ikan Kepe Belanda adalah perairan Pulau Sumatera yang bersentuhan dengan Samudera Hindia, mulai dari perairan Sumatera Barat bagian utara, Pulau Nias, Sumatera Utara, Pulau-Pulau Gambar 5. Peta lokasi yang menunjukkan Kepe Piramid dan Kepe Belanda sering dijumpai 46

9 Banyak, dan perairan Pulau Weh di Daerah Istimewa Aceh. Di perairan kawasan timur Indonesia yang pemah mencakup banyak lokasi kegiatan seperti dapat dilihat dari informasi sebaran ikan Kepe Piramid, pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti Puslitbang Oseanologi LIPI, belum pernah dilaporkan keberadaan ikan Kepe Belanda ini. Beberapa catatan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membuat pembagian wilayah sebaran seperti uraian di atas, dapat memberikan gambaran bahwa kedua ikan kepe-kepe ini mempunyai wilayah sebaran geografis yang berbeda. Ikan Kepe Piramid, Hemitaurichthys polylepis, hanya dijumpai di perairan kawasan timur Indonesia, sedangkan ikan Kepe Belanda, Hemitaurichthys zoster, hanya dijumpai di perairan kawasan barat Indonesia dan keduanya belum pernah ditemukan berada bersama dalam satu kawasan perairan. Namun demikian pendapat sementara ini tentunya masih perlu dikaji lebih lanjut, dengan memperbanyak pengamatan baik waktu maupun wilayah yang berbeda-beda termasuk di kawasan perbatasan antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. PEMANFAATAN BIOTA Ikan Kepe Piramid dan Kepe Belanda banyak digemari pecinta ikan hias, sebab di dalam aquarium kedua jenis ikan ini dapat tahan hidup lebih lama dibandingkan dengan jenis-jenis ikan hias laut lainnya. Selain itu kemudahan untuk mendapatkan pakan mungkin termasuk dalam pertimbangan pemilik aquarium untuk memelihara Kepe Piramid dan Kepe Belanda (informasi ini diperoleh dari pedagang ikan hias). Pedagang ikan hias di Jakarta mendapatkan pasokan kedua jenis ikan ini dari para penampung atau langsung dari nelayan penangkap dengan harga berkisar antara Rp ,- sampai Rp ,- per ekor. Selain melayani pembeli lokal, para pedagang jugamemenuhi permintaan dari negara-negara tetangga, antara lain Singapura, Hongkong dan Taiwan. Umumnya eksportir melakukan pengiriman ke negara tujuan sekali sepekan. Kedua jenis ikan kepe ini biasanya dikirim bersama ikan hias laut lainnya dan biota penghias aquarium seperti jenis-jenis karang dan cacing-cacing karang sesuai permintaan. Harga jual di Taiwan dan Hongkong untuk ikan Kepe Piramid den Kepe Belanda cukup tinggi yaitu berkisar antara US $ 5 sampai US $ 10 per ekor. DAFTAR PUSTAKA ALLEN, G.R.;R STEENE & M. ALLEN, A Guide to Angelfishes & Buterflyfishes. Odyssey Publishing/Tropical Reef Research: 250 pp. FISHBASE, CD-rom ICLARM, Philippines. FISHBASE, CD-rom ICLARM, Philippines. LIESKE, E. & R. MYERS, Reef Fishes of the World. Periplus Editions: 400 pp. MUNRO, I.S.R., The fishes of New Guinea. Department of Agriculture, Stock and Fisheries Port Moresby, New Guinea: 651 pp. STEENE, R.C., Butterfly and angelfishes of the world. A Wiley lnterscience Publication John Wiley & Sons, New York Volumes 1 & 2: 352 PP WEBER, M. & L. F. de BEAUFORT, The fishes of the Indo-Australian Archipelago. E.J. Brill. Leiden 9: 607 pp. YAHMANTORO, Beberapa catatan mengenai kepe Belanda (Hemitaurichthys zoster). Warta Puslitbang Oseanologi 9:

MENGENAL LEBIH DEKAT TRIGER KEMBANG (Balistoides conspicillum BLOCH & SCHNEIDER), SUKU BALISTIDAE. Yahmantoro dan Herri Sugiarto 1)

MENGENAL LEBIH DEKAT TRIGER KEMBANG (Balistoides conspicillum BLOCH & SCHNEIDER), SUKU BALISTIDAE. Yahmantoro dan Herri Sugiarto 1) Oseana, Volume XXII, Nomor I, 1997 : 31-39 ISSN 0216-1877 MENGENAL LEBIH DEKAT TRIGER KEMBANG (Balistoides conspicillum BLOCH & SCHNEIDER), SUKU BALISTIDAE By Yahmantoro dan Herri Sugiarto 1) ABSTRACT

Lebih terperinci

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *) Swamp Eels (Synbranchus sp.) Jenis... di Danau Matano Sulawesi Selatan (Makmur, S., et al.) SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/KEPMEN-KP/2018 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN CAPUNGAN BANGGAI (Pterapogon kauderni) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya 21 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Ikan gelodok adalah ikan yang hidup di habitat intertidal ditemukan di daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya ditemukan

Lebih terperinci

Industri dan Rantai Perdagangan

Industri dan Rantai Perdagangan Sesi Pertama Industri dan Rantai Perdagangan Handout PENGENALAN TERHADAP PERMINTAAN PASAR SERTA RANTAI PERDAGANGAN SIAPAKAH PASAR IKAN HIAS DAN MENGAPA MEREKA MEMBELI IKAN HIAS? Mulailah dengan menunjukkan

Lebih terperinci

SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN

SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN SUATU PANDUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI IKAN-IKAN PARUH PANJANG DI LAPANGAN Sumber informasi di presentasi ini: A Field Guide to the Indo-Pacific Billfishes Julian Pepperell and Peter Grewe (1999) Beberapa

Lebih terperinci

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH Morfologi Ikan Ikan, didefinisikan. secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea

Lebih terperinci

MENGENAL IKAN HIAS CAPUNGAN BANGGAI (PTERAPOGON KAUDERNI) Petrus C. Makatipu 1)

MENGENAL IKAN HIAS CAPUNGAN BANGGAI (PTERAPOGON KAUDERNI) Petrus C. Makatipu 1) Oseana, Volume XXXII, Nomor 3, Tahun 2007 : 1-7 ISSN 0216-1877 MENGENAL IKAN HIAS CAPUNGAN BANGGAI (PTERAPOGON KAUDERNI) Oleh Petrus C. Makatipu 1) Ornamental Fish, Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni).

Lebih terperinci

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG 1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG Istilah dugong sering dikacaukan dengan istilah lain seperti ikan duyung dan putri duyung. Dalam khasanah ilmiah, istilah dugong adalah satwa mamalia yang hidup di perairan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition David G. Itano 1 1 Pelagic Fisheries Research Programme, Honolulu, Hawaii Translation by

Lebih terperinci

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).

Lebih terperinci

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2018 TENTANG LARANGAN PENGELUARAN IKAN HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus) DAN HIU MARTIL (Sphyrna spp.) DARI WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah dan Sebaran Panjang Ikan Kuro Jumlah ikan kuro yang tertangkap selama penelitian berjumlah 147 ekor. Kisaran panjang dan bobot ikan yang tertangkap adalah 142-254 mm

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Menurut klasifikasi Bleeker, sistematika ikan selanget (Gambar 1) adalah sebagai berikut (www.aseanbiodiversity.org) :

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Genus Puntius (famili Cyprinidae) di Asia terdiri dari 220 spesies (namun hanya 120 spesies yang mempunyai nama yang valid. Secara filogenetik genus ini bersifat polifiletik

Lebih terperinci

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus Bertepatan dengan perayaan hari paus internasional yang jatuh pada Selasa (30/8/2016), masyarakat dunia ditantang untuk bisa menjaga

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea) Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia Kima Lubang (Tridacna crosea) Kima ini juga dinamakan kima pembor atau kima lubang karena hidup menancap dalam substrat batu karang. Ukuran cangkang paling kecil

Lebih terperinci

Pasal 4. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 4. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN PENGELUARAN IKAN HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus) DAN HIU MARTIL (Sphyrna spp.) DARI WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET. A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET. A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET a. Jenis Ikan Potensial a. Ikan Pari (Dasyatis sp). A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak Ikan pari tergolong dalam subclass Elasmobranchii dengan ciri-ciri: badan kuat,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Mei - Oktober 2011. Pengambilan ikan contoh dilakukan di perairan mangrove pantai Mayangan, Kabupaten

Lebih terperinci

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa MILLI-PEET, kunci identifikasi dan diagram alur, Page 1 F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa 1A Tubuh lunak, tergit mengandung rambut seperti kuas atau rambut sikat, sepasang kuas terdapat bagian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA Deidy Y Katili 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRAK Deskripsi beberapa spesies ikan anggota

Lebih terperinci

Training guide for the identification of yellowfin and bigeye tunas to assist Indonesian port sampling and observer programs

Training guide for the identification of yellowfin and bigeye tunas to assist Indonesian port sampling and observer programs Training guide for the identification of yellowfin and bigeye tunas to assist Indonesian port sampling and observer programs Merta, G.S. 1, Itano, D.G. 2 and Proctor, C.H. 3 1 Research Institute of Marine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Sungai yang berhulu di Danau Kerinci dan bermuara di Sungai Batanghari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) 1. Klasifikasi Menurut Muktiani (2011 : hal 4), Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui

Lebih terperinci

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

JENIS_JENIS TIKUS HAMA JENIS_JENIS TIKUS HAMA Beberapa ciri morfologi kualitatif, kuantitatif, dan habitat dari jenis tikus yang menjadi hama disajikan pada catatan di bawah ini: 1. Bandicota indica (wirok besar) Tekstur rambut

Lebih terperinci

Kelas Osteichthyes/ Teleostei/ Teleostomi

Kelas Osteichthyes/ Teleostei/ Teleostomi Kelas Osteichthyes/ Teleostei/ Teleostomi Kelas Osteichthyes/ teleostei/ teleostomi mempunyai P&V yg menonjol (lobate) dan berdaging, Sisik dengan endoskeletal yg kuat. Klas Osteichthyes/teleostei/teleostomi

Lebih terperinci

Buku Penuntun untuk Identifikasi Madidihang dan Matabesar dalam Keadaan Segar, tetapi Kondisinya Kurang Ideal (v7)

Buku Penuntun untuk Identifikasi Madidihang dan Matabesar dalam Keadaan Segar, tetapi Kondisinya Kurang Ideal (v7) 1 Buku Penuntun untuk Identifikasi Madidihang dan Matabesar dalam Keadaan Segar, tetapi Kondisinya Kurang Ideal (v7) Siosifa Fukofuka Program Perikanan Oseanik Noumea New Caledonia dan David G Itano Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6130 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b) 5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi, Ciri Morfologis dan Daerah Penyebaran Ikan Kuro Ikan kuro diklasifikasikan dalam filum Chordata, subfilum Vertebrata, superkelas Osteichthyes, kelas Actinopterygii,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6488.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar ini diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN)

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA

TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TEKNIK PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN CUCUT DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA Enjah Rahmat Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 15 Maret 2011; Diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea cucumber),

Lebih terperinci

EKOLOGI IKAN KARANG. Sasanti R. Suharti

EKOLOGI IKAN KARANG. Sasanti R. Suharti EKOLOGI IKAN KARANG Sasanti R. Suharti PENGENALAN LINGKUNGAN LAUT Perairan tropis berada di lintang Utara 23o27 U dan lintang Selatan 23o27 S. Temperatur berkisar antara 25-30oC dengan sedikit variasi

Lebih terperinci

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(Edisi Khusus): 1-5, Januari 2015 ISSN 2337-4306 Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon Distribution of caught trevally

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Taksonomi Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus)

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Taksonomi Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi dan Taksonomi Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) Ikan Kerapu Macan mempunyai banyak nama lokal. Di India, Kerapu Macan dikenal dengan nama Fana, Chammam, dan di

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG Menimbang KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG PELEPASAN IKAN TORSORO MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa guna lebih memperkaya

Lebih terperinci

Uji Organoleptik Ikan Mujair

Uji Organoleptik Ikan Mujair Uji Organoleptik Ikan Mujair Bahan Mentah OLEH : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu atau nilai-nilai tertentu yang

Lebih terperinci

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Kurau Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus eleutheronema dan Species Eleutheronema

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakang Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy, hidup pada habitat danau atau sungai dan lebih menyukai air yang bergerak lambat dengan vegetasi

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI IKAN INJEL KAMBING, POMACANTHUS ANNULARIS. oleh. Fahmi 1)

ASPEK BIOLOGI IKAN INJEL KAMBING, POMACANTHUS ANNULARIS. oleh. Fahmi 1) Oseana, Volume XXV, Nomor 2, 2000 : 21-26 ISSN 0216-1877 ASPEK BIOLOGI IKAN INJEL KAMBING, POMACANTHUS ANNULARIS oleh Fahmi 1) ABSTRACT BIOLOGICAL ASPECTS OF BLUE-RINGED ANGELFISH, POMACANTHUS ANNULARIS.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6483.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Deskripsi...

Lebih terperinci

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU Rudy Sangapta Ginting¹, Roza Elvyra², Yusfiati 2 ¹Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumberdaya perikanan sebagai sumber mata pencaharian utama yang semakin tinggi mempengaruhi model pengelolaan perikanan yang sudah harus mempertimbangkan prediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dibandingkan daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi

Lebih terperinci

DANAU YAMUR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Yamur. Foto atas kanan: Citra satelit. Gambar bawah: Peta Danau Yamur dari Boeseman (1963)

DANAU YAMUR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Yamur. Foto atas kanan: Citra satelit. Gambar bawah: Peta Danau Yamur dari Boeseman (1963) DANAU YAMUR Danau Yamur terdapat di bagian penyempitan leher Jazirah Kepala Burung (vogelkop) di Pulau Papua, yang berada di antara Teluk Cenderawasih di utara, dan Laut Afafura di Selatan. Danau ini berada

Lebih terperinci

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013, HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN SEPENGKAH (Parambassis wolffi) DI SUNGAI ROKAN, PROVINSI RIAU Mirna Dwirastina dan Makri e-mail : apta_rasyid@yahoo.co.id Peneliti Balai Penelitian Perikanan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

IKAN TERBANG: ANTARA MARGA Cypselurus DAN Cheilopogon. Oleh. Augy Syahailatua 2)

IKAN TERBANG: ANTARA MARGA Cypselurus DAN Cheilopogon. Oleh. Augy Syahailatua 2) Oseana, Volume XXIX, Nomor 4, Tahun 2004 : 1-7 ISSN 0216-1877 IKAN TERBANG: ANTARA MARGA Cypselurus DAN Cheilopogon Oleh Augy Syahailatua 2) ABSTRACT FLYINGFISHES: BETWEEN GENUS OF Cypselurus AND Cheilopogon.

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk

Lebih terperinci

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.

Lebih terperinci

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG Sri Nopita Primawati, Ismail Efendi, Marnita Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Mataram Email : then_de@yahoo.com Abstrak: Ikan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU Burnawi Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang

Lebih terperinci

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA 1

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA 1 GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA 1 LAUT BANDA, CEKUNGAN LAUT TERBESAR DI DUNIA Disusun oleh : Herniyanti Ian K ( K5414025 ) Marina Kurnia H( K5414031 ) Program Studi Pendidikan Geograf Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. sumber: (http://www.google.com/earth/) Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan: Lokasi 1: Sungai di Hutan Masyarakat sumber: (http://www.google.com/earth/) Lampiran 2. Data spesies dan jumlah Amfibi yang Ditemukan Pada Lokasi

Lebih terperinci

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap Gambar 4.11 Alat tangkap Pukat Harimau atau Trawl (kiri atas); alat Mini-Trawl yang masih beroperasi di Kalimantan Timur (kanan atas); hasil tangkap Mini-Trawl (kiri bawah) dan posisi kapal ketika menarik

Lebih terperinci

TUMBUHAN [ putri malu ] BIOLOG I. Ayu Fatmawati. Eko Bayu Manjako. Kevin Aryo Perdana. Rizky Nirwan Batubara. Yohanes Raymond Marvin.

TUMBUHAN [ putri malu ] BIOLOG I. Ayu Fatmawati. Eko Bayu Manjako. Kevin Aryo Perdana. Rizky Nirwan Batubara. Yohanes Raymond Marvin. BIOLOG I TUMBUHAN [ putri malu ] Disusun Oleh : Ahmad Siddiq Ayu Fatmawati Eko Bayu Manjako Kevin Aryo Perdana Rizky Nirwan Batubara Yohanes Raymond Marvin Yunita Anggraini Pengertian Putri malu atau Mimosa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi

Lebih terperinci

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya.

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN TUNA DI LAPANGAN. Jenis-jenis ikan tuna. dan. Jenis-jenis yang serupa tuna ( tuna-like species )

MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN TUNA DI LAPANGAN. Jenis-jenis ikan tuna. dan. Jenis-jenis yang serupa tuna ( tuna-like species ) MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN TUNA DI LAPANGAN Jenis-jenis ikan tuna dan Jenis-jenis yang serupa tuna ( tuna-like species ) Presentasi oleh Prof. Dr Gede Sedana Merta, Balai Riset Perikanan Laut, Muara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang secara geografis memiliki daerah pesisir yang sangat panjang. Di sepanjang daerah tersebut hidup beranekaragam biota laut (Jati dan

Lebih terperinci

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974). 7 spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974). Ikan kembung lelaki terdiri atas ikan-ikan jantan dan betina, dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di beberapa negara, telah mendorong meningkatnya permintaan komoditas perikanan dari waktu ke waktu. Meningkatnya

Lebih terperinci

SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA. oleh JOHANES WIDODO 1) ABSTRACT

SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA. oleh JOHANES WIDODO 1) ABSTRACT Oseana, Volume XIV, Nomor 4 : 145 150 ISSN 0216 1877 SISTEMATIKA, BIOLOGI, DAN PERIKANAN TENGGIRI (SCOMBEROMORUS, SCOMBRIDAE) DI INDONESIA oleh JOHANES WIDODO 1) ABSTRACT Indonesia is one of the five countries

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011 hingga April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Juyeuw, DAS Tulang

Lebih terperinci

Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.)

Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.) Klasifikasi dari ikan Kurisi (N. Japonicus) menurut Widyako (2008) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorpht Famili : Nemipteridea Genus : Nemipterus

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 ISSN:

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 ISSN: KONDISI IKAN KARANG FAMILI CHAETODONTIDAE DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA The Condition of Reef Fish Family Chaetodontidae In Marine Protected Areas

Lebih terperinci

Pemberian Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima

Pemberian Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima Pemberian Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Di Desa Sari Kecamatan Sape Kabupaten Bima Bakhtiar Abstrak; Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Identifikasi Ikan Berparuh (Billfish) di Samudera Hindia Perikanan Pelagis. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan

Identifikasi Ikan Berparuh (Billfish) di Samudera Hindia Perikanan Pelagis. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Identifikasi Ikan Berparuh (Billfish) di Samudera Hindia Perikanan Pelagis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Kartu identifikasi ini diproduksi oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Identifikasi Ikan. Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan

Identifikasi Ikan. Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan Identifikasi Ikan Pengantar umum tentang ikan dan hal utama yang digunakan dalam identifikasi di lapangan Basic Anatomy of a Fish Bagian Utama Dan Metode Untuk Digunakan Untuk Mengidentifikasi Tanda Tubuh:

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.14

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.14 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.14 1. Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/!1(5).jpg Sumber: manfaat.co.id (diakses 16

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI HULU SUNGAI CIKANIKI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI HULU SUNGAI CIKANIKI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI HULU SUNGAI CIKANIKI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT Fish Species Diversity In Upper End Of Cikaniki River Of Gunung Halimun National Park, West Java Moh. Rasyid

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011) 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci