BAB II PENYUSUNAN SKRIPSI DAN KECEMASAN MAHASISWA. dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Karya ilmiah ditulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENYUSUNAN SKRIPSI DAN KECEMASAN MAHASISWA. dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Karya ilmiah ditulis"

Transkripsi

1 26 BAB II PENYUSUNAN SKRIPSI DAN KECEMASAN MAHASISWA A. Penyusunan Skripsi Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok perguruan tinggi. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Karya ilmiah ditulis sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi Pengertian Penyusunan Skripsi Penyusunan merupakan proses, cara, perbuatan menyusun (spt penyusunan kamus, ensiklopedia). 2 Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang diperuntukkan sebagai persyaratan mahasiswa mendapatkan gelar sarjana (S.1). Istilah skripsi berasal dari kalimat deskripsi (description), yang berarti memberikan gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan memaparkan data pustaka, untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan (masuk akal) dan empiris (mendalam). Logis dan empiris artinya pembahasan harus masuk akal dan mendalam, dengan pembuktian berupa data yang diperoleh dari penelitian lapangan. 3 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, 1 Bahdin Nur Tanjung dan Ardinal, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulisan Artikel Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), hlm Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar (Bandung: PT. Indah Jaya Adipratama,2009), hlm Toto Djuroto, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 26.

2 27 berarti karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademisnya. 4 Para ahli memberikan pengertian skripsi, berdasarkan sudut pandang masing-masing. Wasty Soemanto dalam bukunya yang berjudul Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah) mengemukakan bahwa skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana. Skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa untuk mencapai gelar kesarjanaanya. 5 Hal ini senada dengan buku pedoman penulisan skripsi program strata 1 STAIN Pekalongan tahun akademik 2013/2014 yaitu bahwa Skripsi adalah karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang disusun oleh mahasiwa atas dasar penelitian dalam rangka penyelesaian studi program Sarjana Strata Satu (S.1). 6 Dalam kegiatan penelitian dan penulisan skripsi mahasiswa dituntut mengerahkan kemahiran berfikir, bersikap, dan bertindak dalam usaha menggali dan mengembangkan pengetahuan ilmiah yang baru, untuk disumbangkan dalam bidang keahliannya. Ia juga dituntut menerapkan kaidah ilmiah yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. 7 Drs. Komaruddin menyebutkan bahwa skripsi adalah karangan ilmiah 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm Moh Muslih dkk, Pedoman Penulisan Skripsi: Jurusan Tarbiyah Prodi PAI,(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2013), hlm Cik Hasan Bisri,Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi (Bandung: Logos, 1999), hlm. 9.

3 28 sebagai salah satu syarat untuk mencapai tingkatan akademis tertentu. skripsi perlu mengemukakan asumsi, premise, masalah, dan hipotesa yang perlu dibuktikan di dalam penyelidikan. Jika tesis bertujuan untuk memecahkan masalah, maka skripsi tidak mencari pemecahan masalah. Tujuan utama bagi sebuah skripsi adalah identifikasi masalah, karena itu maka daerah skripsi yang sebenarnya adalah kegiatan diagnosa. 8 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan skripsi merupakan proses, atau cara menyusun karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil dari serangkaian kegiatan penelitian sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dalam program studi yang dipilihnya. Dalam lingkungan perguruan tinggi islam, khususnya STAIN Pekalongan, penulisan skripsi menjadi salah satu tugas mahasiswa program S1, yang dihargai sebesar enam Satuan Kredit Semester (SKS) dalam salah satu bidang Ilmu Agama Islam. Suatu karangan dari hasil penelitian dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut: a. Menulisnya berdasarkan hasil penelitian. b. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta. c. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya. 8 Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis (Bandung : Angkasa, 1993), hlm. 99.

4 29 d. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu. e. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat. f. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan tepat. Sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir. Melihat persyaratan diatas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang : a. Masalah yang diteliti. b. Metode penelitian. c. Teknik menulis karangan ilmiah. d. Penguasaan bahasa yang baik. 2. Syarat Pengajuan Judul Menyusun rencana penelitian kelihatannya saja mudah, padahal sebenarnya merupakan hal yang sulit. Tidak sedikit mahasiswa yang tidak kunjung selesai studinya karena terbentur sekian lama dalam memilih topik penelitian dan menuangkannya dalam rencana penelitian yang baik dan benar. Rencana penelitian yang tidak baik dan tidak benar akan menyulitkan langkah selanjutnya. Ini disadari benar oleh mahasiswa pada umumnya. Tetapi persoalannya untuk membuat rencana penelitian itu sendiri memang tidak mudah, memerlukan banyak waktu dan energi. Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan itu timbul ), hlm Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

5 30 Suatu rencana penelitian yang baik dan benar paling tidak haruslah memenuhi syarat: a. Topik skripsi diangkat dari masalah yang relevan dan berkaitan dengan kompetensi lulusan dan program studi mahasiswa. b. Skripsi ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa asing atas persetujuan ketua jurusan. c. Skripsi merupakan karya tulis asli mahasiswa. d. Data skripsi diperoleh dari penelitian lapangan (field research) dan atau penelitian pustaka. e. Jumlah skripsi antara halaman, kecuali skripsi yang ditulis dalam bahasa asing antara halaman. 10 Syarat dan Prosedur Pengajuan Skripsi Syarat pengajuan skripsi meliputi : a. Terdaftar sebagai mahasiswa STAIN Pekalongan. b. Tidak sedang mengambil cuti kuliah. c. Telah memperoleh minimal 120 sks. d. Mempunyai indeks komulatif (IPK) minimal 2,00. e. Telah menempuh mata kuliah metodologi penelitian. Prosedur Pengajuan Skripsi sebagai berikut: a. Mahasiswa mengajukan judul skripsi kepada sekertaris jurusan/ ketua prodi setelah berkonsultasi dengan dosen penasehat akademik (wali studi). 10 Moh Muslih dkk, Op. Cit., hlm. 1-2.

6 31 b. Setelah judul disetujui, mahasiswa mengajukan proposal skripsi kepada ketua jurusan. c. Ketua jurusan dapat menyetujui atau menolak proposal skripsi yang diajukan mahasiswa. d. Setelah judul dan proposal skripsi disetujui, ketua jurusan menetapkan satu atau dua pembimbing. 11 Saat pengajuan judul skripsi mahasiswa selalu semangat dalam mencari masalah-masalah yang sedang aktual di bidang pendidikan. Permasalahan yang ditemui mahasiswa terkadang masalah-masalah yang sudah dilakukan penelitian oleh mahasiswa sebelumnya. Selain itu Penerimaan dan penolakan judul skripsi dikoreksi oleh sekertaris jurusan. Dengan menunggu dikoreksinya judul skripsi selama kurang lebih satu sampai dua minggu, mahasiswa aktif survey semua yang berhubungan dengan judul penelitian yang akan diajukan. Ketika judul telah diajukan diterima, mahasiswa diberi dosen pembimbing stelah itu mahasiswa juga harus mengikuti proses bimbingan yang terkadang juga membutuhkan waktu yang lama. Namun bagi mahasiswa yang tidak diterima judulnya dilihat dari segi psikisnya mereka lebih turun semangatnya untuk mengajukan judul skripsi lagi. Dengan begitu seharusnya mahasiswa harus lebih kreatif mencari permasalahan untuk dijadikan judul penelitian, sehingga mahasiswa akan terus belajar dalam menemukan judul skripsi. 11 Ibid., hlm. 3.

7 32 Ada hal pokok yang biasa keliru dilakukan para mahasiswa jika akan mengajukan rencana penelitiannya. Kekeliruan tersebut adalah mahasiswa mengajukan judulnya saja, tidak sedikit mahasiswa yang akan mengadakan penelitian untuk menyusun skripsinya datang kepada wali studinya atau jurusannya berkonsultasi mengenai rencana penelitiannya hanya dengan menyodorkan beberapa judul penelitiannya saja, tanpa disertai sesuatu penjelasan apa pun seperti yang disyaratkan oleh rencana penelitian yang lengkap. Dengan hanya menyodorkan judulnya saja jelas dialog panjang akan terjadi. Dan kadang-kadang mahasiswa sendiri jika ditanya lebih mendalam dan merinci (mendetail) mengenai rencana penelitiannya itu belum menguasai benar. Ada kemungkinan mahasiswa sekedar mengutip judul penelitian yang telah ada dengan mengubah di sana sini, atau sekedar mengubah lokasi penelitiannya saja. Jadi harus diingat betul oleh para mahasiswa bahwa rencana penelitian bukan cuma judul penelitian saja Prosedur Seminar Proposal Skripsi Seminar proposal, baik Skripsi maupun Tugas Akhir bisa dilaksanakan melalui beberapa proses dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada, mahasiswa telah memenuhi semua persyaratan mengikuti seminar proposal sebagaimana yang telah ditentukan oleh panitia. Seminar proposal Skripsi dilaksanakan di hadapan dewan penguji yang telah ditunjuk oleh Sekertaris Jurusan. Setiap mahasiswa peserta 12 Tatang M. Amirin. Op. Cit.,hlm. 3.

8 33 seminar proposal diuji oleh dewan penguji sebanyak-banyaknya 60 menit. Setelah proses seminar proposal selesai, ketua dewan penguji mengumumkan hasil seminar proposal Skripsi dan Tugas Akhir kepada peserta sekaligus menutup sidang seminar proposal Skripsi dan Tugas Akhir. Bagi mahasiswa yang lulus seminar proposal, diharuskan melakukan perbaikan proposal berdasarkan saran dan evaluasi dari penguji. Setelah mahasiswa merevisi proposal Skripsinya, mahasiswa meminta persetujuan dari dewan penguji dan mahasiswa dapat melanjutkan penyusunan skripsi di bawah bimbingan dosen penguji Tahap Pelaksanaan dan Bimbingan Skripsi Pembimbing skripsi adalah tenaga edukatif yang memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam penulisan skripsi. 14 Pembimbing adalah orang yang sangat penting keberadaannya bagi mahasiswa penulis skripsi. Pembimbing ditugaskan dengan tujuan untuk mendukung kesuksesan mahasiswa dengan membimbing penulisan skripsi menjadi lebih baik dan benar serta berguna, diukur dari pandangan mahasiswa sendiri maupun dari dunia akademik, khususnya dalam pandangan dosen pembimbing terkait Tim Penyusun Buku,Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)Pekalongan Tahun Akademik 2013/2014 (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press), hlm Moh Muslih dkk, Op. Cit., hlm Ali Bumi, Cara Mudah Menulis Skripsi 30 Hari Jadi (Yogyakarta: Datamedia, 2009), hlm. 72.

9 34 Namun demikian, tujuan yang diemban pembimbing skripsi tidak selamanya sesuai dengan kenyataan lapangan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan antara mahasiswa dengan pembimbingnya, mengenai skripsi yang ditulisnya. Selain itu, kesibukan dosen pembimbing yang melayani lebih banyak mahasiswa, bahkan mengajar di berbagai kampus, atau yang menjabat dalam sesuatu instansi penting sehingga tidak berkesempatan lagi membimbing mahasiswa, adalah kendala tersendiri. Ada mahasiswa yang sampai berlari-lari mengejar pembimbingnya, yang secara kebetulan dilihatnya sedang bersiap tancap gas dari tempat parkir kampus. Ada yang mengejarnya ke forum seminar atau bahkan dirumahnya. Sudah begitu, kadang tidak mendapat respons. Yakni ditolak dengan nada dingin; urusan kuliah harus diselesaikan dikampus, bukan disini. Mahasiswa juga harus mengikuti proses bimbingan yang terkadang juga membutuhkan waktu yang lama 16 Selain itu, banyak mahasiswa yang merasa takut untuk berhadapan dengan dosen pembimbing karena munculnya perasaan ini maka akan menghambat mahasiswa itu sendiri ketika harus mengkonsultasikan tugas skripsinya tersebut dan tentu saja akan semakin memperpanjang proses pengerjaan skripsi. Perasaan tidak percaya diri atau rendah diri juga sering dialami oleh mahasiswa karena ada anggapan bahwa skripsi merupakan hal yang sangat sulit. 16 Ali Bumi, Loc. Cit., hlm. 72.

10 35 Proses bimbingan dimulai setelah judul yang mahasiswa ajukan diterima oleh jurusan. Kemudian mahasiswa harus mencari dosen pembimbing, stelah bertemu dengan dosen pembimbing, mahasiswa dapat mengkonsultasikan judul skripsinya tersebut dan dapat mengerjakan tahapan menyusun skripsi selanjutnya yaitu pembutan proposal skripsi, dan tahapan-tahapan berikutnya hingga skripsinya selesai. Adapun urutan-urutan yang merupakan kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis yaitu: Skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Sebagai contoh format yang lazim dipakai di jurusan tarbiyah STAIN Pekalongan dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Bagian Awal Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Secara rinci bagian awal meliputi : 1) Halaman Sampul Luar Halaman sampul luar memuat judul skripsi, STAIN Pekalongan, maksud skripsi, nama lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa, nama jurusan, institusi (lembaga), dan tahun penyelesaian skripsi. Sampul luar dicetak dengan menggunakan karton tebal dan dilapisi bening. Warna sampul skripsi Jurusan Tarbiyah menggunakan warna hijau muda. 17 2) Halaman Sampul Judul 17 Moh Muslih dkk, Op. Cit., hlm. 7.

11 36 Halaman judul berisi sama dengan halaman sampul luar. Perbedaannya, halaman sampul luar dibuat pada kertas tebal (berdasarkan karton), sedangkan halaman judul ini dicetak pada kertas HVS berwarna putih. 3) Halaman Pernyataan Halaman pernyataan berisi pernyataan penulis skripsi bahwa skripsi tersebut adalah betul-betul karya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi tersebut adalah plagiat, gelar kesarjanaan yang diperoleh akan dicabut keabsahannya. 4) Halaman Nota Pembimbing Nota pembimbing berisi surat pembimbing skripsi kepada Ketua STAIN c.q. Ketua Jurusan yang isinya menyatakan bahwa mahasiswa yang dibimbingnya telah menyelesaikan skripsinya dan siap untuk dimunaqasahkan. 5) Halaman Pengesahan Halaman pengesahan ini sebagai bukti pengesahan administratif dan akademik oleh dewan penguji skripsi dan ketua STAIN. Halaman pengesahan ini memuat judul skripsi, nama lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa. 6) Transliterasi Yang dimaksud dengan transliterasi di sini adalah trensliterasi dari tulisan Arab ke tulisan Latin. Petunjuk ini diperuntukan terutama bagi para penulis yang dalam teks mereka

12 37 ingin menggunakan beberapa istilah Arab yang belum dapat dianggap sebagai kata bahasa Indonesia, atau yang masih terbatas penggunaannya, atau ingin menyebutkan nama lembaga yang menggunakan huruf Arab, atau nama orang atau judul buku yang aslinya dituliskan dengan tulisan Arab. 18 7) Halaman Persembahan Halaman ini dimaksudkan untuk menyampaikan persembahan yang dikemukakan oleh penulis skripsi. Halaman ini bukan keharusan, boleh ada dan boleh tidak ada. 8) Halaman Moto Halaman moto berisi moto atau kata-kata mutiara yang dipakai oleh penulis skripsi. Moto berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. Halaman ini boleh ada boleh tidak ada. 9) Abstrak Kata abstrak disusun dengan menggunakan urutan kata ABSTRAK (huruf kapital). Di bawahnya, dengan jarak dua spasi dicantumkan nama akhir penulis diikuti tanda koma, nama depan diikuti tanda titik; lalu diikuti judul skripsi. Selanjutnya, dicantumkan kata Skripsi Jurusan/ Program Studi... (menyesuaikan) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan diakhiri tanda titik, disusul dengan pencantuman 18 Ibid., hlm. 8-9.

13 38 nama-nama pembimbing. Pada baris baru berikutnya dicantumkan kata-kata kunci, berkisar dari tiga sampai dengan lima kata. Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak yang ditulis dengan spasi satu sebanyak empat paragraf. Paragraf pertama berisi latar belakang masalah. Paragraf kedua berisi uraian singkat mengenai permasalahan, tujuan, dan kegunaan penelitian. Paragraf ketiga berisis metode penelitian yang mencakup pendekatan dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan jenis analisis data. Paragraf keempat berisi hasil penelitian dan simpulannya. Teks dari abstrak tidak boleh lebih dari dua halaman kuarto ) Kata Pengantar Kata pengantar dimaksudkan untuk menyampaikan informasi secara global mengenai maksud penulisan skripsi dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi dengan urutan sebagai berikut. a) Ketua STAIN Pekalongan b) Ketua Jurusan yang bersangkutan c) Pembimbing d) Lembaga atau instansi tertentu tempat penulis mengadakan penelitian atau memperoleh data 19 Ibid., hlm

14 39 e) Dosen-dosen lain yang ikut andil dalam membantu penyelesaian studi dan penulisan skripsi di STAIN Pekalongan. f) Pihak-pihak lain yang benar-benar memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11) Daftar Isi Daftar isi memuat secara terperinci isi keseluruhan skripsi beserta nomor halamannya. Unsur skripsi yang dimaksudkan dalam daftar isi dimulai dari halaman abstrak sampai dengan lampiran. Halaman sampul luar, halaman judul, halaman pernyataaan, nota pembimbing, halaman pengesahan, dan halaman persembahan, tidak perlu dimasukkan dalam daftar isi. Meskipun demikian, halaman-halaman tersebut tetap diperhitungkan untuk pemberian nomor halaman. Daftar isi diketik satu spasi ) Daftar Tabel Kalau dalam suatu skripsi terdapat lebih dari lima buah, perlu dibuatkan daftar tersendiri beserta nomor dan nomor halaman. Kata-kata Daftar Tabel dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti nomor halaman yang memuatnya. 13) Daftar Gambar 20 Ibid., hlm. 10.

15 40 Kalau dalam suatu skripsi terdapat lebih dari lima buah gambar atau ilustrasi, diperlukan daftar gambar atau ilustrasi tersendiri. Cara menyusunnya seperti pada penyusunan daftar tabel. b. Bagian Inti Bagian ini terdiri atas bab pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, hasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan penutup Pendahuluan Isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-penjelasan itu dirinci sebagai berikut: a) Latar Belakang Masalah Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa suatu topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dahulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti, baru kemudian diterangkan argumentasi yang melatarbelakangi pemilihan topik dari posisi substansi topik itu. 22 b) Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan atau pernyataan- 21 Ibid., hlm Ibid., hlm

16 41 pernyataan yang ingin dicari jawabannya. Rumusan masalah merupakan rumusan persoalan-persoalan yang perlu dipecahkan atau pernyataan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan masalah hendaklah disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya atau sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban. c) Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menguraikan tentang maksud, tujuan, dan hal yang ingin dicapai. Apa yang dimaksud dan apa yang ditujuharus dirumuskan secara spesifik dengan urutan yang sesuai dengan masalah yang dirumuskan pada bagian perumusan masalah. d) Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian menjelaskan tentang kegunaan atau pentingnya temuan penelitian, baik yang bersifat teoretis dalam pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis. Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk diteliti. e) Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi riset terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dikaji mulai dari paradigma dan pendekatan riset, teori yang digunakan hingga hasil risetnya.

17 42 Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau keramgka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoretis yang telah dilakukan. Adapun hipotesis merupakan rumusan dugaan atau jawaban hipotesis perlu dirumuskan secara singkat, lugas,dan jelas yang dinyatakan dalam kalimat bentuk pernyataan. 23 f) Metode Penelitian Dalam metode penelitian, peneliti menjelaskan bagaimana penelitian akan dilakukan. Secara umum, terdapat perbedaaan metode penelitian antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Akan tetapi prosedurnya sama, yaitu dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data dan yang terakhir analisis data. g) Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan memuat urutan hal-hal yang dimuat dalam skripsi, mulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Sistematika, tidak identik dengan daftar isi. Sistematika menguraikan juga alasan mengenai apa dan mengapa hal tersebut diuraikan dalam tiap bab, yaitu: 2. Landasan Teori 23 Ibid., hlm

18 43 Uraian tentang ini terdapat dalam bab kedua. Landasan teoretis adalah teori yang digunakan untuk landasan kerja penelitian tentang topik yang akan diambil untuk diteliti. Bab ini memuat uraian teoretis tentang variabel yang diteliti. Uraiannya harus lengkap dan konsisten dengan permasalahan yang diajukan dalam skripsi atau variabel yang sedang diteliti. 3. Hasil Penelitian Uraian tentang hasil penelitian terdapat dalam bab ketiga. Dalam bab ini penulis memaparkan semua hasil penelitian yang dilakukan, baik hasil penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Uraiannya dilakukan secara sistematis disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Apabila diperlukan, pada bab ini dapat juga disertai dengan analisis penulis terhadap masalah yang sedang dipaparkan Analisis Hasil Penelitian Uraian analisis hasil penelitian terdapat dalam bab keempat. Uraiannya harus konsisten dengan model pendekatan penelitian dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. Uraiannya dilakukan secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi. 5. Penutup 24 Ibid., hlm

19 44 Bagian penutup merupakan bab terakhir skripsi. Penutup ini beisi simpulan dan saran-saran. Yang dikemukakan di dalam simpulan ialah pernyataan-pernyataan yang merupakan simpulan analisis atas pembahasan yang dilakukan di dalam bab-bab utama. c. Bagian Akhir Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran. a) Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat identitas semua buku, jurnal, ensiklopedi laporan penelitian, dan sumber-sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan skripsi, yang disebut di dalam bagian isi. b) Lampiran Lampiran memuat semua dokumen atau bahan penunjang yang dipandang penting dalam penulisan skripsi, tetapi dianggap terlalu mengganggu jika dimasukkan dalam bagian isi skripsi. 25 B. Kecemasan Mahasiswa 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. 26 Kecemasan adalah sebuah perasaan takut dan khawatir yang 25 Ibid., hlm Diakses, 15 Juli 2014.

20 45 tidak menyenangkan, tidak jelas, dan bersifat menyebar. 27 Seseorang yang mengalami kecemasan seringkali tidak dapat menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan subyektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami. Kecemasan adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran yang kuat serta meluap-luap yang menyebabkan kegelisahan irasional dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut. 28 Pendapat dari beberapa ahli seperti gunarsa dan gunarsa mengatakan bahwa kecemasan adalah rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya. Seseorang akan mengalami kecemasan seringkali tidak dapat menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan subjektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialami. Alloy menjelaskan bahwa kecemasan adalah perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu yang akan terjadi tentang ancaman-ancaman ataupun kesulitan-kesulitan yang sebenarnya samarsamar dan tidak realistis yang akan muncul di masa depan tetapi tidak jelas, dan dapat membahayakan kesejahteraan seseorang. 27 Laura A. King, Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm Diakses 15 Juli 2014

21 46 Atkinson menambahkan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. 29 Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang tidak jelas penyebabnya, yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas situasi yang dianggap mengancam. Karakteristik utama dari gangguan kecemasan adalah perasaan cemas dan takut yang berlangsung terus-menerus serta tidak dapat dikendalikan perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, rasa ketakutan yang sangat kuat dan tidak disebabkan oleh sesuatu yang berkaitan dengan fisik, seperti penyakit, obat-obatan, atau karena meminum terlalu banyak kopi. Gejala gangguan tersebut meliputi kesulitan untuk dapat beristirahat, atau merasa teragitasi, kesulitan untuk berkonsentrasi, irritability, dan perasaan tegang yang berlebihan Macam-macam Kecemasan a. Kecemasan Normal Istilah kecemasan (anxiety) menunjuk pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subjektif 29 ningsih.pdf&sa=u&ei=mp_fu7nacsedugsmm4labq&ved=0ccmqfjad&usg=afqjcngx GpDgXs_gfJWMLHgS5bS0VV0eQQ Diakses 15 Juli Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, edisi ke-9 (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 330.

22 47 atau rangsang fisiologis. Kecemasan dikonseptualisasikan sebagai reaksi emosional yang umum dan nampaknya tidak berhubungan dengan keadaan atau stimulus tertentu. Kecemasan digambarkan sebagai state anxiety dan trait anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman yang disebut kecenderungan akan kecemasan. Orang tersebut cenderung untuk merasakan berbagai macam keadaan sebagai kadaan yang membahayakan atau mengancam dan cenderung untuk menanggapi dengan reaksi kecemasan Jenis kecemasan normal yang lain yaitu: 1) Kecemasan realistis. Kecemasan realistis adalah kecemasan yang sesuai dengan keadaan. Kecemasan ini berorientasi pada saat sekarang dan memberitahukan bahwa ada suatu ancaman, disini dan saat ini 2) Kecemasan eksistensial. Kecemasan eksistensial adalah kecemasan mengenai eksistensi itu sendiri. Kecemasan ini merupakan kecemasan tentang keadaan manusia yang tidak bisa melepaskan diri dari keadaan tertentu.

23 48 b. Kecemasan Abnormal Kecemasan dianggap abnormal bila terjadi dalam situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah. Perasaan cemas yang terus menerus dan tinggi intensitasnya akan sangat mempengaruhi fungsi individu, sosial, relasi dan sekolah/ pekerjaan sehari-hari. Di dalam hal ini kecemasan telah menjadi masalah perilaku. Gangguan kecemasan mencakup sekelompok gangguan dalam mana rasa cemas merupakan gejala utama (kecemasan merata dan gangguan panik) atau kecemasan dialami bilamana individu berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentunya (gangguan fobia dan gangguan obsesif- komplusif). 1) Gangguan kecemasan merata Seseorang yang menderita gangguan kecemasan merata setiap hari hidup dalam keadaan tegang. Dia selalu merasa serba salah atau khawatir dan cenderung memberi reaksi yang berlebihan pada stress yang ringan. Individu tersebut terus menerus mengkhawatirkan akan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Orang yang mengalami kecemasan merata dan gangguan panik tidak mengetahui dengan jelas mengapa mereka merasa ketakutan. 2) Panik Orang-orang yang menderita gangguan panik, atau yang sebelumnya dinamakan neurosis kecemasan, akan mengalami semacam serangan kecemasan atau panik. Serangan tersebut biasanya

24 49 datang secara mendadak, tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dikendalikan. Pada saat serangan panik individu merasa yakin bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi, perasaan ini biasanya disertai gejala seperti jantung berdebar-debar, kehabisan nafas, berkeringat, otot-otot bergetar, kepusingan, dan rasa muak. Orang dengan ciri gangguan ini, biasanya sudah dapat memperlihatkan respon panik hanya dengan tekanan atau halangan kecil saja. Biasanya penderita gangguan ini sangat cemas dan takut bila terjadi serangan lagi dan terhadap stress yang kecil sekalipun, mereka cenderung mudah khawatir. 31 3) Fobia Fobia merupakan suatu ketakutan yang berlebihan mengenai suatu situasi, aktivitas atau suatu hal tertentu. 32 Berbeda dengan kecemasan umum, gangguan fobia mengandung ketakutan yang cukup spesifik. Seseorang yang bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat pada suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang lain tidaklah sangat bahaya, disebut orang yang mempunyai fobia. Orang tersebut biasanya menyadari bahwa ketakutannya itu tidak rasional tetapi dia tetap merasakan kecemasan (mulai dari rasa serba salah yang amat sangat sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari benda atau situasi yang menakutkan itu. Fobia biasanya dihubungkan dengan 31 Rita L. Atkinson dan Richard C. Atkinson, Pengantar Psikologi (Jakarta: Erlangga ), hlm Carol Wade dan Carol Tavris,Op. Cit.,hlm. 331.

25 50 berbagai rangsang, termasuk ketinggian suatu tempat, keramaian, sendirian, sakit, angin kencang, darah, dokter, kegelapan, penyakit, ular, dll. Namun, rasa takut biasanya tidak didiagnosis sebagai gangguan fobia apabila rasa takut tersebut tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari individu tersebut. 33 4) Gangguan obsesif- komplusif Orang yang mengalami gangguan obsesif-komplusif merasa terpaksa berpikir tentang hal-hal yang tidak ingin mereka pikirkan atau melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Obsesi adalah pikiran, bayangan yang tidak diinginkan. Komplusi adalah desakan atau dorongan yang tidak dapat ditahan untuk melakukan tindakan atau ritual tertentu. pikiran obsesi seringkali disertai dengan tindakan komplusi. 34 Penderita obsesi-komplusif akan merasa bahwa mereka tidak memliki kendali atas diri mereka sendiri. Orang dengan gangguan obsesif-komplusif berjuang mati-matian untuk membuang pikiran yang mengganggu atau menahan dorongan untuk melakukan tindakan berulang tetapi tidak mampu melakukannya. Kadang-kadang semua orang memiliki pikirang yang timbul berulang-ulang dan dorongan untuk melakukan perilaku ritualistik. Tetapi bagi orang dengan gangguan obsesif-komplusif, pikiran dan tindakan itu menyita banyak waktu sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Individu yang 33 Rita L. Atkinson dan Richard C. Atkinson, Op. Cit., hlm Ibid., hlm. 254.

26 51 bersangkutan menyadari pikirannya sebagai irasional tetapi tidak mau mengabaikan atau menekannya. Orang dengan gangguan obsesifkomplusif menyadari ketidakmasuk akalan dari perilaku komplusifnya tetapi menjadi cemas saat mencoba menahan komplusi itu, dan merasa lega jika tindakan komplusi dilakukan. 35 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain: a. Kecemasan normal yaitu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang muncul tanpa sebab yang jelas dan tidak menimbulkan gangguan dalam diri individu, yaitu: kecemasan realistis dan kecemasan eksistensial. b.kecemasan abnormal yaitu keadaaan emosi yang tidak menyenangkan yang terus menerus dan tinggi intensitasnya sehingga dapat mempengaruhi individu dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari, yang terbagi dalam kecemasan neurotik, gangguan kecemasan merata, panik, fobia, dan obsesif-komplusif. 3). Gajala-gejala Kecemasan Gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita kecemasan, antara lain: a). Menjadi gelisah ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan b). Sering mengalami kesulitan bernafas, sakit perut, keringat berlebih c). Merasa takut pada banyak hal 35 Carol Wade dan Carol Tavris,Op. Cit.,hlm. 334.

27 52 d). Sulit tidur pada malam hari, jantung berdebar-debar e). Sulit berkonsentrasi, selalu merasa sendiri, mudah tersinggung, mudah marah Mc Mahon mengatakan bahwa seseorang yang merasa cemas akan merasakan jantung berdebar-debar, mudah merasa lelah, sesak nafas, sakit pada bagian dada, pingsan, sakit kepala, takut pada sesuatu yang akan terjadi. yaitu: Daradjat menambahkan gejala kecemasan terbagi menjadi dua a). Gejala yang bersifat fisik Ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing dan nafas sesak. b). Gejala yang bersifat psikis Sangat takut, marasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri, hilang percaya diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan. 36 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala yang menyertai munculnya kecemasan ada yang bersifat psikologis dan ada yang bersifat fisiologis. Gejala-gejala yang termasuk ke dalam gejala fisik antara lain jantung berdebar, rasa sakit dada, tangan yang dingin, berkeringat, gangguan pernafasan, sedangkan yang bersifat 36 ningsih.pdf&sa=u&ei=mp_fu7nacsedugsmm4labq&ved=0ccmqfjad&usg=afqjcngx GpDgXs_gfJWMLHgS5bS0VV0eQQ Diakses 15 Juli 2014.

28 53 psikologis antara lain sulit berkonsentrasi, selalu resah, merasa tidak mampu, minder, putus asa dan panik.

BAB I PENDAHULUAN. karya tulis ilmiah itu biasanya disebut skripsi. 1. dilakukan oleh dosen pembimbing.

BAB I PENDAHULUAN. karya tulis ilmiah itu biasanya disebut skripsi. 1. dilakukan oleh dosen pembimbing. 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi adalah melakukan penelitian. Hasil penelitian itu kemudian disusun dan ditulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak menyenangkan pada diri orang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Modern ini permasalahan dan problem hidup yang dihadapi individu semakin kompleks. Setiap kehidupan manusia tidak luput dari berbagai masalah yang dihadapinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya (Gerungan, 2004). Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB II MAHASISWA DAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Mahasiswa dan Penyusunan Skripsi. Mahasiswa meliputi : pengertian dan

BAB II MAHASISWA DAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Mahasiswa dan Penyusunan Skripsi. Mahasiswa meliputi : pengertian dan BAB II MAHASISWA DAN PENYUSUNAN SKRIPSI Mahasiswa dan Penyusunan Skripsi. Mahasiswa meliputi : pengertian dan tugas mahasiswa. Penyusunan skripsi melipiuti : pengertian skripsi, syarat pengajuan skripsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Mohon pilih yang sesuai dengan identitas Anda, dengan cara melingkarinya. Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Apa Anda telah menempuh masa kuliah lebih dari lima tahun? Apakah Anda Tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar, digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan bagi individu yang belajar atau mengikuti pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A. dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. Apollo. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan

Lebih terperinci

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE 1. Psikologis, ditunjukkan dengan adanya gejala: gelisah atau resah, was-was atau berpikiran negatif, khawatir atau takut, merasa akan tertimpa bahaya atau terancam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini berdampak bagi setiap aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain apabila pendidikan rakyatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. b. Tatacara Pengajuan Usulan Penelitian dan Pembimbing Mengisi formulir Pengajuan Usulan Penelitian dan Dosen Pembimbing.

BAB I PENDAHULUAN. b. Tatacara Pengajuan Usulan Penelitian dan Pembimbing Mengisi formulir Pengajuan Usulan Penelitian dan Dosen Pembimbing. BAB I PENDAHULUAN BUKU PEDOMAN SKRIPSI 2014 Pendidikan sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana dijalankan sesuai dengan visi Universitas Udayana yaitu menghasilkan lulusan

Lebih terperinci

BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI

BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI Langkah 8 : Mahasiswa mendaftar Ujian Skripsi ke Panitia di Jurusan setelah skripsi disetujui oleh TPS W I S U D A Langkah 10 A : Mahasiswa mendapatkan YUDISIUM (nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Diet Pada Mahasiswi 1. Pengertian perilaku diet pada mahasiswi Gunarsa (1993, h. 19) mengatakan bahwa rentangan usia remaja berlangsung antara 12-21 tahun, yang dibagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KecemasanPada Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Skripsi 2.1.1 Pengertian kecemasanmahasiswa dalam menyusun proposal Skripsi Skripsi adalah tugas di akhir perkuliahan yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh manusia. Kadang-kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan dan perasaan gugup yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya

Lebih terperinci

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER. Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 4-9 4 ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER Ali Rachman* ABSTRAK Kecemasan

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi

BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. A. Proposal Skripsi BAGIAN 1 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI Proses penulisan skripsi dilalui dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut: pengajuan judul, pengajuan proposal seminar proposal, penelitian dan bimbingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang analisisnya dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM

Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM Pedoman Penulisan Skripsi 1 BAB I. PEDOMAN UMUM A. Pengertian 1. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI dapat didownload di website Fakultas Ekonomi: http://fe.unnes.ac.id/ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 Kata Pengantar Pedoman penulisan proposal skripsi

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan-ketakutan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Creswell (dalam Alsa, 2004, h. 13) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI Diajukan oleh : Rozi Januarti F. 100 050 098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 BAB

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.kecemasan sebagai dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Siswa dengan segala karakteristiknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan sebuah terminologi yang sangat popular dalam percakapan sehari-hari. Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu proses modernisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mahasiswa IAIN Tulungagung sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Mahasiswa IAIN Tulungagung sebagai berikut: 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan pembahasan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, makadapatdisimpulkan mengenai Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi Pasca Mengikuti KKN-PPL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah merasa cemas, misalnya perasaan berdebar-debar sebelum menghadapi ujian, merasa sakit perut saat menghadapi kelulusan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI 68 69 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI 70 Identitas Subyek Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Fakultas : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah seluruh pernyataan berikut

Lebih terperinci

III. TESIS. c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Simpulan dan Saran/Implikasi

III. TESIS. c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Simpulan dan Saran/Implikasi 7 8 III. TESIS Tesis secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir tesis. Bagian awal tesis terdiri atas komponen berikut. 1. Halaman sampul 2. Halaman

Lebih terperinci

Sistematika penyusunan skripsi meliputi: bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir.

Sistematika penyusunan skripsi meliputi: bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : POR 213 : Penulisan Karya Tulis Ilmiah Materi: Sistematika Skripsi Sistematika penyusunan skripsi meliputi: bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Bagian Awal Skripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Sebagian besar manusia pernah mengalami kecemasan yang sangat besar atau melampaui akal sehat hingga merasa tidak sanggup menghadapi dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN PUNISHMENT OLEH GURU DENGAN KECEMASAN DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTPN) 1 DAWE KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Selvi Rajuati Tandiseru 1 selvitandiseru@yahoo.co.id Pendahuluan Dalam proses pembelajaran matematika

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Surabaya 2013 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini disusun untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan LAMPIRAN 61 Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan gejala stres No. Variabel Cronbach s Alpha N

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1 KATA PENGANTAR Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan pimpinan Fakultas Kedokteran Unand dan Ketua Prodi Psikologi Universitas Andalas, telah membantu memberikan masukan sehingga Tim dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari 11 III. PENULISAN TESIS 3.1. Bagian Awal Dari Tesis 3.1.1. Sampul Pada sampul dicetak: Judul tesis, tulisan kata tesis (huruf capital), tulisan kalimat: Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI BUKU PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 BAB I PENDAHULUAN Skripsi adalah tugas akhir yang harus ditulis oleh mahasiswa dalam Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Seseorang bekerja karena ada hal yang hendak dicapainya, dan berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan

Lebih terperinci

SERAGAM BAGI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DALAM MENYUSU N PROPOSAL SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI YANG DIAJUKAN OLEH MAHASISWA KEPAD A

SERAGAM BAGI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DALAM MENYUSU N PROPOSAL SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI YANG DIAJUKAN OLEH MAHASISWA KEPAD A SERAGAM BAGI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DALAM MENYUSU N PROPOSAL SISTEMATIKA PROPOSAL SKRIPSI YANG DIAJUKAN OLEH MAHASISWA KEPAD A PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasa Takut dan Cemas Rasa takut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti objek internal dan hal yang tidak disadari. Menurut Darwin kata takut (fear) berarti hal

Lebih terperinci

MATERI KULIAH E-LEARNING. PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si

MATERI KULIAH E-LEARNING. PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MATERI KULIAH E-LEARNING PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si TATA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN BAHAN DAN UKURAN Judul skripsi Sampul luar skripsi berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA REVISI TAHUN 2016 PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Setiap mahasiswa yang akan mengerjakan Tugas Akhir sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja merupakan masa dimana setiap individu mengalami perubahan yang drastis baik secara fisik, psikologis, maupun lingkup sosialnya dari anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Tim Penyusun: Komisi Skripsi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Hal. 1 dari 10 SOP ini disahkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor keberhasilan suatu bangsa adalah pendidikan karena pendidikan dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman semakin dibutuhkan pula individu yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi individu tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka

Lebih terperinci