HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU"

Transkripsi

1 HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU Reski Septianda 1, Drs.Slamet,M.Kes,AIFO 2, Drs.Ramadi,M.Kes,AIFO 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstract This research is aimed to find out the relationship between Nutrition Status and Physical fitness at grade V of SDN 79 Pekanbaru academic year 2012/2013. Hypothesis of this research is that there is significant relationship between Nutrition Status and Physical fitness. This research is classified into correlation research. There are 29 sample chosen by using purposive sampling technique. Data are collected by conducting test. There are two kinds of test conducted in this research; Nutritional Anthropometry test for variable X and Indonesian physical fitness test for variable Y. The result of this research showed that there is correlation between Nutrition Status and Physical fitness, but it is not a significant correlation. It is showed by the score of r = 0,255. The positive score of r means that there is correlation between two variable but it is not significant, then, in this research t=1,341 which is less than t in the table. It showed that Ho is accepted. It means that hypothesis is failed. So,there is no significant correlation between Nutrition Status and Physical fitness for male students at grade V of SDN 79 Pekanbaru. Key words: Nutrition Status and Physical fitness A. PENDAHULUAN Istilah pendidikan jasmani adalah sebagai pengganti istilah olahraga dan kesehatan sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, NIM , Alamat;Jln.Sri Gemilang No.4 Tembilahan.INHIL. 2 Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga, ( ) 3 Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga, ( ) 1

2 Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,mental,emosional dan sosial yang selaras dengan upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkandiri,dan membiasakan hidup sehat (Engkos Kosasih 1993:7). Sedangkan salah satu tujuan khusus dari pendidikan jasmani menurut Engkos Kosasih (1993:7) adalah meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani dan menanamkan kegemaran latihan jasmani dan membiasakan hidup sehat sehari-hari. Sebagai upaya pembinaan mutu sumber daya manusia, pendidikan jasmani dan olahraga sudah dimulai sejak seseorang berada di bangku TK, Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Melalui pelajaran Penjas Orkes, diharapkan bisa meningkatkan kebugaran atau kesegaran jasmani peserta didik. Engkos Kosasih (1993:21) menyatakan bahwa seseorang berada dalam keadaaan fit(memiliki kesegaran jasmani) ialah orang yang cukup mempunyai kekuatan (strenght), kemampuan(ability), kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan untuk melakukan pekerjaanya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Sedangkan pengertian kesegaran jasmani itu sendiri menurut Depdiknas (2002:1) adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Pada perkembanganya, sekarang ini gejala menurunya remaja kurang suka olahraga tentunya juga mempengaruhi kebugaran itu sendiri. Apabila tingkat kebugaran seseorang baik, maka derajat kesehatannya juga baik. Pola makan yang tidak sehat dan makan makanan cepat saji yang kurang memenuhi gizi juga ikut mempengaruhi kesehatan (widyastuti dan Suci 2010:86). Para ahli telah membuktikan bahwa berbagai fungsi organ tubuh akan meningkat dengan nyata apabila diberikan gizi dan latihan fisik yang memadai. Makanan akan berperan penting dalam pencapaian prestasi optimal, makin banyak ragam makanan yang dikonsumsi, makin tinggi terpenuhi gizi seseorang untuk mampu berprestasi tinggi (Depkes, 1990:13). Dari uraian di atas maka status gizi sangat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesegaran jasmani. Berdasarkan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa masyarakat sekolah pada umumnya (dalam hal ini siswa kelas V SD Negeri 79 Kota Pekanbaru) masih belum mengerti dan memahami pentingnya pengetahuan tentang ilmu gizi khususnya status gizi yang dimiliki dan tingkat kesegaran jasmaninya. Beorientasi pada hal tersebut keberadaan status gizi dan kesegaran jasmani yang berperan penting dalam pembelajaran di sekolah, khususnya yang berdampak pada hasil belajar Penjas Orkes kelas V SD Negeri 79 yang sesuai hasil observasi dan wawancara peneliti dengan wali kelas V,ketercapaian hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari nilai ujian mid semester ganjil pada tahun ajaran masih di bawah rata-rata atau di bawah nila kriteria ketuntasan minimal (KKM). 2

3 Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tahu pelajaran 2012/2013 kota Pekanbaru. B. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasional yaitu membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-varibel ini (Arikunto, 2006:271). 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa/i pada SD Negeri 79 Pekanbaru yang terdaftar pada semester genap,yaitu Januari-Juni 2012 yang berjumlah 394 orang dan terdiri dari 12 rombongan belajar yaitu kelas I.a, I.b, II.a, II.b, III.a, III.b, III.c, IV.a, IV.b, V.a, V.b, VI.a, VI.b Sampel Suharsimi Arikunto (2006:131) menyatakan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selanjutnya beliau mengatakan apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (2006:134). Kemudian penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampel atau sampel bertujuan, yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,2006:139). Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah siswa V.a dan V.b dengan jumlah 29 orang. Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kesiapan dan kemampuan bahwa kelas V telah mendapatkan pelajaran kebugaran jasmani sebelumnya. 3. Insrument Penelitian 1. Status Gizi Untuk mengetahui status gizi ditentukan dengan cara tes antropometri gizi berat badan menurut tinggi badan, yang diukur yaitu: a. Berat badan alat yang dipakai timbangan dengan sekala 100 Kg. Menimbang berat badan,alat alat yang diperlukan : 1) Timbangan berat badan yang berkekuatan lebih kurang 100 Kg. 2) Alat tulis-menulis atau buku. Cara menimbang berat badan : 1) Timbangan diletakan di tempat yang datar dan terang agar mudah dibaca hasilnya. 3

4 2) Tempat berpijak pada timbangan sebelum digunakan terlebih dahulu diberi alas agar tidak menjadi kotor. 3) Timbangan disetel lebih dulu sebelum digunakan (yang memakai jarum petunjuk,jarumnya disetel pada angka nol). 4) Anak disuruh melepas alas kaki, peci, dan menanggalkan barangbarang yang dapat menambah berat badan sebelum ditimbang. 5) Selanjutnya anak disuruh perlahan-lahan berdiri tegak di atas timbangan, muka lurus kedepan,tenang, dan tidak berpegang pada orang lain. 6) Baca dan catatlah hasilnya dalam kartu atau buku yang disediakan. b. Tinggi badan, alat yang dipakai meteran yang dipasang di dinding Mengukur tinggi badan,alat-alat yang diperlukan : 1) Alat yang digunakan adalah pita pengukur (cm) yang diletakan pada dinding dan tegal lurus pada lantai yang rata. 2) Segitiga siku-siku atau buku yang tebal yang mempunyai sudut sikusiku untuk digunakan sebagaibatas ukuran di atas kepala. 3) Alat tulis-menulis. Cara mengukur tinggi badan: 1) Sebelum pengukuran dilakukan, maka segala jenis alas kaki dan peci harus dilepas. 2) Anak disuruh berdiri tegak dan menempel di dinding dengan pandangan menghadap lurus kedepan sejajar dengan lantai,sedangkan tumit, pantat,punggung,dan kepala bagian belakang menempel pada dinding atau pita pengukur. 3) Letakan segitiga siku-siku atau buku tebal di atas kepala dengan salah satu sisi siku-siku menempel bagian atas kepala yang tertinggi, sedangkan sisi siku-sikunya yang satunya lagi menempel pada dinding atau pita pengukur. 4) Selanjutnya bacalah hasil pengukuran tersebut dan catatlah tingginya dalam kartu atau buku yang telah disediakan. Rumus Z score : SD = Median (- 1SD) Sederetan angka yang didapat dari hasil pencarian rumus Z score siswa adalah bukti dari keadaan status gizi. Hasil z score itu bervariasi dari <-3 SD sampai angka >+ 2SD. Hal itu sebagai bukti bahwa keadaan status siswa itu berbeda. 2. Kesegaran Jasmani 4

5 Tes kesegaran jasmani Indonesia adalah salah satu rangkaian tes untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani anak remaja berdasarkan kelompok umur. Tes tersebut terdiri dari lima (5) butir tes yakni: I. Lari cepat (sprint) Tujuan : untuk mengukur kecepatan Sasaran : peserta didik dan putri dari umur 6 s/d 19 tahun Peralatan : lintasan lari yang datar dan aman, stopwacth dan bendera start Pelaksanaan :- start yang digunakan adalah start berdiri, testi berdiri di belakang garis start. - dengan diberi aba-aba oleh starter,testi berlari secepat- cepatnya menuju garias finish Kelompok umur jarak 6-9 tahun 30 meter tahun 40 meter tahun 50 meter tahun 60 meter Penilaian : - waktu yang dicatat sebagai kecepatan adalah waktu yang digunakan testi untuk menyelesaikan jarak tempuh dimulai dari aba-aba ya atau bunyi pistol atau peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati garis finish - pencatatan waktu dalam satuan detik dengan satu angka di belakang koma 6-9 tahun Nilai tahun sd 5,5 5 Sd 6,3 5,6 6,1 4 6,4 6,9 6,2 6,9 3 7,0 7,7 7,0 8,6 2 7,8 8,8 8,7 dst 1 8,9 dst tahun Nilai tahun Sd 6,7 5 Sd 7,2 6,8 7,6 4 7,3 8,3 7,7 8,7 3 8,4 9,6 8,8 10,3 2 9,7 11,0 10,4 dst 1 11,1 dst II. Gantung siku tekuk 5

6 Tujuan Sasaran Peralatan Pelaksanaan Penilaian 6-9 tahun : untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu : peserta didik usia 6-12 tahun :palang tunggal yang dapat diatur ketinggianya sehingga kaki testi tidak menyentuh tanah/lantai. :- testi diminta untuk mengambil posisi menggantung,kemudian tarik tubuh sampai siku menekuk -tahan posisi selama 60 detik. :hitung jumlah waktu yang dicapai oleh testi tanpa diselingi istirahat. nilai ke atas 5 51 ke atas III. Baring duduk (sit up) Tujuan :untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut Sasaran :peserta didik dan putri mulai dari umur 6 s/d 19 tahun. Peralatan :matras,stopwatch dan tongkat pendek Pelaksanaan :- Testi tidur telentang,tester menyorongkan tongkat di bawah lutut - Tekuklah lutut sampai membuat sudut sekecil mungkin,tongkat jangan sampai jatuh - Perlahan-lahan tester menyorongkan kaki teste, ketika tongkat jatuh di lantai atau matras buatlah tanda garis pada bekas tumit dan pantat. Ketika melakukan gerakan sit-up tumit dan pantat hangan bergerak dari tanda tersebut. - Kaitkan jari-jari tangan, letakan dibelakang kepala - Kaki diletakan di lantai atau amtras terpisah beberapa senti - Punggung dan lengan harus menempel lantai atau matras - Lakukan gerakan bangun,sentuhkan siku tangan ke lutut,kemudian kembali keposisi semula 6

7 - Lakukan sebanyak mungkin gerakan ini tanpa diselingi istirahat Waktu : a.kelompok umur 6-9 tahun dan tahun selama 30 b.kelompok umur 13-15tahun dan 16-19tahun selama 60 Penilaian :- Hitung jumlah gerakan yang benar yang dapat dilakukan - Gerakan tidak dihitung apabila : 1. Jari-jari lepas dari belakang kepala 2. Pada saat bangun siku menekan lantai 3. Siku tidak menyentuh lutut 6-9 tahun Nilai tahun 17 ke atas 5 23 ke atas tahun Nilai tahun 38 ke atas 5 41 ke atas IV. Loncat tegak ( vertical jump ) Tujuan : untuk mengukur tenaga eksplosif Sasaran : peserta didik mulai usia 6 s/d 19 tahun Peralatan : papan berskala 30 x 150 cm (jarak antara garis pada skala ke lantai 1 cm dan jarak titik nol skala ke lantai 150 cm), meteran, bubuk kapur, dan dinding yang kokoh untuk menempelkan papan skala Pelaksanaan :- Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh di lantai,ujung jari tangan yang dekat di bubuhi bubuk kapur. - Satu tangan testi yang dekat dinding, meraih ke atas setinggi mungkin,kaki tetap menempel di lantai,catat tinggi raihanya pada bekas ujung jari tengah. 7

8 - Testi meloncatke atas setinggi mungkin dan menyentuh papan,lakukan tiga kali loncatan,catat tinggi loncatanya pada bekas ujung jari tengah. - Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai,lutut ditekuk, tangan lurus agak di belakang badan. - Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas. Penilaian :- Ukur selisih antara tinggi loncatan dan raihan - Nilai yang diperoleh testi adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan 6-9 tahun Nilai tahun 38 ke atas 5 46 ke atas tahun Nilai tahun 66 ke atas 5 73 ke atas V. Lari jarak sedang Tujuan :untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan Sasaran :peserta didik mulai usia 6 s/d 19 tahun Peralatan :lintasan lari dan stopwatch Pelaksanaan :- Start yang digunakan adalah start berdiri,testi berdiri di belakang garis start - Dengan diberi aba-aba oleh starter,testi berlari hingga jarak yang telah ditentukan - Apabila testi mencuri start, harus di ulang Jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin 8

9 Kelompok umur Jarak 6-9 tahun 600 meter tahun 600 meter tahun 1000 meter tahun 1200 meter Penilaian : - Waktu yang ditempuh sebagai kecepatan adalah waktu yan meter digunakan testi untuk menyelesaikan jarak tempuh dimulai dari aba-aba ya atau bunyi pistol atau bunyi peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati garis finish - Pencatatan waktu dalam satuan menit dan detik dengan dua angka di belakang koma 6-9 tahun Nilai tahun sd sd dst dst tahun Nilai tahun sd sd dst dst Untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani, ikuti langkah berikut: 1. Jumlahkan nilai kelima butir tes (I s/d V) 2. Cocokan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma tes kesegaran jasmani Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia No Jumlah nilai Klasifikasi Baik sekali (BS) Baik (B) 9

10 Sedang (S) Kurang (K) Kurang sekali (KS) 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data tentang status gizi peneliti menggunakan pengukuran antropometri yaitu ukuran berat badan (bb) dan tinggi badan (tb). sedangkan untuk mendapatkan data mengenai kesegaran jasmani peneliti menggunakan teknik tes kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) untuk usia 6-9 tahun dan tahun. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji kenormalan datadengan uji lilifeors, analisis korelasi product moment, uji signifikan dengan uji t. Untuk menentukan data, maka digunakan rumus sebagai berikut : L O = F (Z) S (Z) Keterangan : L O = nilai lilifeors F (Z) = besar peluang S (Z) = frekuensi kumulatif Jika Lo. max < L tabel pada α = 0,05, maka H o diterima,dengan kata lain dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya untuk menentukan besar hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani dicari dengan derajat hubungan (koefisien korelasi) dengan rumus : r xy = Keterangan: r xy = Nilai koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden (sampel/siswa) XY = Jumlah variabel status gizi dikali variabel kesegaran jasmani X = Jumlah seluruh skor X Y = Jumlah seluruh skor Y = Jumlah 10

11 Jika rxy = 0,maka tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan jika rxy < 0 maupun >0, maka terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y (Ritonga, 2007:104) Untuk menentukan keberartian koefisien korelasi (signifikan), maka digunakan rumus sebagai berikut : Dengan derajat bebas (db) = n 1 + n 2, pada α = 0,05 maupun α = 0,01. Jika t hitung > t tabel, maka h o ditolak artinya terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani. sebaliknya jika t hitung < t tabel,maka h o diterima artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani(zulfan Ritonga,2007 :104) C. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang telah didapat kemudian dianalisis. Variabel X adalah status gizi dan variabel Y adalah kesegaran jasmani, adapun hipotesis yang akan diuji terdiri dari dua buah pernyataan yaitu hipotesis nol (H o ) dan hipotesis alternatif (H a ). (H o ) : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru (H a ) : Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru. Status gizi adalah tingkatan gizi yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang. Asupan makanan dipengaruhi oleh zatzat yang terkandung dalam makanan dan sangat berguna bagi tubuh dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Untuk itu setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan tersebut agar memenuhi kebutuhan dasar tubuh. Para ahli telah membuktikan bahwa berbagai fungsi organ tubuh akan meningkat dengan nyata apabila diberikan gizi dan latihan fisik yang memadai. Makanan akan berperan penting dalam pencapaian prestasi optimal, makin banyak ragam makanan yang dikonsumsi, makin tinggi terpenuhi gizi seseorang untuk mampu berprestasi tinggi (Depkes, 1990:13). Dari uraian di atas maka status gizi sangat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesegaran jasmani. Sasaran kesegaran jasmani bagi pelajar adalah untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar yang berorientasi pada prestasi keberhasilan studi. Oleh karena itu bagi setiap pelajar perlu mengetahui dan meningkatkan pola makan yang tepat sehingga terpenuhi kebutuhan gizi yang menunjang untuk meningkatkan kesegaran jasmani agar 11

12 mampu menjaga semangat belajar di sekolah atau di luar sekolah dalam mencapai prestasi yang optimal. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa data berdistribusi normal karena Lo maks 0,1524 untuk variabel X dan Lo maks 0,1027 untuk variabel Y < L tabel 0,1645. Dan perhitungan korelasi antara dua variabel (X) dan (Y) dengan menggunakan pearson product moment, maka diperoleh r hitung (r xy ) sebesar 0,255, ini berarti bahwa terdapat hubungan antara status gizi(x) dengan kesegaran jasmani(y) yang bernilai positif. Kemudian seberapa besar keberartian (signifikan) dari hubungan korelasi dua variabel tersebut diperoleh dengan uji t. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh t hitung sebesar 1,341, sedangkan t tabel 1,703. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel dengan derajat bebas n-2 pada α 0,05 (t hitung < t tabel ), maka koefisien korelasi tidak berarti atau signifikan, artinya pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tidak mempunyai hubungan yang erat. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yaitu Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru diterima. Namun status gizi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasamani siswa. Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani ada 4 menurut Sutrisno dan Bazin khafadi: 1. Makanan yang cukup dan bergizi 2. Kebiasaan hidup sehat dan teratur 3. Istirahat atau tidur yang cukup 4. Latihan jasmani atau latihan olahraga secara teratur dan kontinyu. Selain itu juga terdapat faktor lain seperti faktor biologis, psikologis, lingkungan, fisikal seperti keadaan kesehatan seseorang dan juga motivasi. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa data berdistribusi normal karena Lo maks 0,1524 untuk variabel X dan Lo maks 0,1027 untuk variabel Y < L tabel 0,1645. Dan perhitungan korelasi antara dua variabel (X) dan (Y) dengan menggunakan pearson product moment, maka diperoleh r hitung (r xy ) sebesar 0,255, ini berarti bahwa terdapat hubungan antara status gizi(x) dengan kesegaran jasmani(y) yang bernilai positif. Kemudian seberapa besar keberartian (signifikan) dari hubungan korelasi dua variabel tersebut diperoleh dengan uji t. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh t hitung sebesar 1,341, sedangkan t tabel 1,703. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel dengan derajat bebas n-2 pada α 0,05 (t hitung < t tabel ), 12

13 maka koefisien korelasi tidak berarti atau signifikan, artinya pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tidak mempunyai hubungan yang erat. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yaitu Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru diterima. 2. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti menyarakan agar : 1. Kepada guru untuk lebih memperhatikan tentang faktor status gizi, di samping faktor-faktor yang ikut menunjang kesegaran jasmani. 2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya kesegaran jasmani, sebaiknya siswa lebih banyak melakukan kegiatan atau aktifitas fisik dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. 3. Peneliti lain dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesegaran jasmani. 4. Peneliti lain dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesegaran jasmani. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka cipta. Depdiknas Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Kosasih,Engkos Olahraga; Teknik dan Program Latihan.Jakarta : Pressindo. Harsono,E. dan Marlin, M Gemar Berolahraga.Jakarta :Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Heryana,D. dan Verianti,G Penjas Orkes.Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Ismaryati Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). 13

14 Kurniadi,A dan Prapanca,S Penjas Orkes.Jakarta :Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. MB, Arisman Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. MB, Arisman Gizi Dalam Daur Kehidupan.Palembang : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ritonga, Zulfan Stastistika Untuk Ilmu-ilmu Sosial.Pekanbaru : Cendekia Insani. Soekatri,M dkk Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sajoto, M Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang :Dahara Prize. Sudiarti,T dkk Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sutarto, A. dan Mu rifah Ilmu Gizi.Jakarta : PT.New Aqua Press Jakarta. Sutrisno, B dan Khafadi,B,M Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan 2.Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Supariasa,dkk Penilaian Status Gizi.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Surdjadji,dkk Kesehatan Olahraga. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Syahrilfuddin,dkk Pedoman Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pekanbaru : Cendekia Insani. 14

15 15

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 PEKANBARU

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 PEKANBARU HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 PEKANBARU Alrasyid Sidiq 1, Drs. Slamet,M.Kes, AIFO 2, Zainur, S.Pd, M.Pd 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 51 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 52 Lampiran 2. Surat Ijin Riset/Survei/PKL 53 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi 73 Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi 74 Lampiran 2: Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi 75 Lampiran 3: Lembar Pengesahan Izin Penelitian 76 Lampiran 4: Surat Permohonan Izin

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia 13-15 Tahun 1. Lari 50 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. b. Alat dan fasilitas 1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang menjadi acuan sebuah penelitian dan penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMP NEGERI 3 BANDAR SEIKIJANG Indah Juli 1, Drs. Saripin,M.Kes AIFO 2, Ardiah Juwita S.Pd, M.Pd 3 PENDIDIKAN JASMANI

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur 10-12 tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR 10 12 TAHUN A. Rangkaian Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah di Lapangan Gasmin yang beralamat di Jln. Kuningan Antapani, Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Pasundan 1 kota Bandung dan SMP Pasundan 2 kota Bandung Jalan Pasundan 32 Balong

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas 36 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari DIY 37 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang 38 Lampiran 4. Surat Keterangan Melakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tegalrejo Kabupaten

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain Hudain, Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SD Inpres Malengkeri Setingkat Kota Makassar 31 TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN Muhammad

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Karpovich dalam (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) Kebugaran Jasmani didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tungkai dengan kemampuan

Lebih terperinci

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1 Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1 TINKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI KEPEK KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan untuk menguji serangkaian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU 1 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU Fauzi Hermansyah 1, Saripin 2, Niputu Nita Wijayanti 3

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran10. Tata Cara Pelaksanaan TKJI Prosedur Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia 1. Umum A. Testi/ peserta tes 1) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan tes dan pengukuran sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan pada keterangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Pengertian Tes Kebugaran Jasmani Tes kebugaran jasmani adalah suatu instrument yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek.

Lebih terperinci

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2015 PROSEDUR PELAKSANAAN DAN RUBRIK PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN BIDANG KEOLAHRAGAAN 1. MATERI UJIAN Uji Keterampilan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012 LAMPIRAN 63 Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012 DAFTAR SISWI PESERTA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA USIA13-15 TAHUN No Nama Tempat Tanggal Lahir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI Utami Dewi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Pontianak Jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN Hubungan Kemampuan Motorik.(Gazali Abas Adnan) 1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTOR ABILITY AND STUDENT PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Sukagumiwang yang bertalamat di Jl. By Pass Kertasemaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA 1 Hubungan Antara Tingkat Aktivitas... (Desi Ardiyani) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat penelitiandilaksanakan di SMPT Bakti Bangsa, jalan Sarijadi blok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan lelah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang valid untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang di gunakan selama berlangsungnya penelitian ini adalah bertempat di kampus FPO UPI, Padasuka, Bandung. 2. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional. Desain studi cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian III. METODE PENELITIAN 3. Metode penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:60) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang Lampiran 3 PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA 1. Tes multistage Fitness Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang Adapun prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI Rovi Pahliwandari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1 Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SEGUGUS IV DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEVEL OF

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara 38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:160) Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan

Lebih terperinci

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU 1 THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU Zolika, Drs. Saripin, M.Kes, AIFO, Ardiah Juita, S.Pd, M.Pd. Email

Lebih terperinci

OTOT LENGAN DAN POWER

OTOT LENGAN DAN POWER HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANGKAT BEBAN ATLET ANGKAT BERAT PEKAN OLAHRAGA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA TAHUN 2015. CORRELATION POWER OF BICEPS, TRICEPS AND POWER

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL 1 HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL Oleh SYUSILAIMAN 1405166586 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 9 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki dengan Tenis terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode/Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif yaitu penelitian deskriptif yang bersifat membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian dan untuk mencapai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta 49 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga 50 Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lebih terperinci

59

59 LAMPIRAN 58 59 60 61 62 63 64 65 66 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK ANAK UMUR 10-12 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan fasilitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturanaturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013 HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013 Fahmi Primadana 1, Drs. Ramadi,S.Pd, M.Kes, AIFO 2, Zainur, S.Pd, M.Pd 3 PENDIDIKAN JASMANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG 1 HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG Boyke Johanes, 1. Drs. Saripin, M.kes, AIFO, 2. Ni Putu Nita Wijayanti,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. Metodologi dalam suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan tujuan serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya ledak otot tungkai, dan kekuatan jump smash.

Kata kunci : daya ledak otot tungkai, dan kekuatan jump smash. ABSTRAK Donny.Suwarman, 2013 : KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAPKEKUATAN JUMP SMASH PADA PERMAINAN BULU TANGKIS DI PB.MANDIRI PUTRA PEKANBARU. Pembimbing 1. Drs. SLAMET. M.Kes,AIFO 2. Drs. H.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka a. Kebugaran Jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti, sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA. Andini Dwi Intani 1 Universitas Islam 45 Bekasi andiniintani@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas 51 Lampiran 2. Lembar Pengesahan 52 Lampiran 3. Surat Ijin dari SDN Purwodadi 53 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari SEKDA 54 Lampiran 5. Surat Ijin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 88-93 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Eko Nurcahyo Mahasiswa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mengadakan penelitian dalam mencapai tujuan, misalnya untuk mengkaji atau menguji serangkaian

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA 1 TKJI Siswa SD (Bima Andiansyah) 1 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Bima Andiansyah / NIM. 13604227003 Fakultas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat

Lebih terperinci