BAB III. PERANCANGAN ETHERNET OVER SDH ( EoS )
|
|
- Indra Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERANCANGAN ETHERNET OVER SDH ( EoS ) Sebelum melakukan implementasi perlu dilakukan beberapa tahapan-tahapan dalam perancangan dimulai dari melihat alokasi port yang akan digunakan menentukan kapasitas bandwith yang akan dibuat hingga proses penyambungannya kearah NE (Network Element) disisi tujuannya. Untuk melihat alokasi dan menentukan seberapa besar bandwith yang akan dibuat dapat dilihat melalui NMS (Network Management System) berikut adalah penjelasan NMS serta pengenalan tetang fitur apa saja yang terdapat didalamnya. 3.1 Network Management System (NMS) Network Management System (NMS) merupakan software yang berfungsi sebagai system administrasi jaringan khususnya jaringan backbone SDH. NMS yang digunakan dalam perancangan ini merupakan tipe TNMS client yang didalamnya terdapat beberapa jenis tipe perangkat, diantaranya Surpass 7070 SC/DC series,merupakan produk dari vendor jaringan Nokia Solution Network (NSN). Yang saling terintegrasi satu sama lain dengan jaringan-jaringan backbone SDH dari perangkat vendor jaringan lainnya. Untuk mengakses NMS yang ada diperlukan user id dan password user ini juga berguna untuk mengidentifikasi apabila sewaktu-waktu ada sirkit yang down dan terhapus dapat, untuk tampilan loginnya terlihat seperti pada gambar 3.1 Gambar 3.1 Tampilan Login TNMS Client 17
2 18 Selain berfungsi sebagai sistem administrasi jaringan NMS juga mendukung untuk suksesnya sebuah integrasi, dengan bantuan create circuit customer, deteksi alarm, beberapa simulasi test diantaranya test loop guna memastikan titik pusat dari suatu masalah integrasi baik masalah configurasi maupun perangkat fisik. 3.2 Element Element pada NMS Pada NMS terdapat beberapa element element diantaranya : NE (Network Element) NE merupakan semacam lemari besi yang didalamnya terdapat beberapa slot, slot berguna untuk tempat menginsert card yang dapat di insert sesuai kebutuhan. Slot ini dapat diisi dengan tipe card yang berspesifikasi SDH atau juga dapat diisi dengan jenis card yang berspesifikasi ethernet,mulai dari slot dengan kapasitas E1 hingga level STM-N. Di bawah ini adalah contoh Gambar rak NE hit 7070 series. Gambar 3.2 Rak NE hit 7070 series
3 19 Link Link Physical ini pada NMS adalah sebuah gambaran virtual jaringan fisik fiber yang mewakili kondisi sebenarnya di lapangan, biasa disebut juga jaringan besar pada NMS. di PT. Indosat, Tbk sendiri, dalam menggelar jaringan fibernya menggunakan core STM-1, STM-16 dan STM-64 Garis pada NMS yang berwarna hijau adalah garis yang menghubungkan antar NE satu ke NE yang lainnya yang merupakan gambaran koneksi dari NE satu ke NE yang lainnya, yang dilengkapi dengan kapasitas yang berbeda beda, dengan satuan kapasitas STM-1,STM-4 hingga STM-64. Satuan kapasitas sebagai jalur untuk menghantarkan trafik dari drop to drop. Di bawah ini contoh Gambar link area Banda Aceh. Gambar 3.3 Link
4 20 Trail Merupakan jalur yang dibuat untuk untuk menghubungkan trafik dari drop asal ke drop port tujuan. Trail dibuat dengan menggunakan kapasitas Port STM-1 yang dipecah ke level E1, yang berjumlah 63 kali E1. Di bawah ini adalah contoh gambar Trail STM-1 yang di pecah E1 menjadi 63 E1. Gambar 3.4 Trail STM Alur Diagram Perancangan Dalam perancangannya, EoS (Ethernet over SDH) dapat di gambarkan dalam sebuah diagram blok. Diagram blok yang menuliskan tentang bagaimana proses perancangan dari awal perancangan EoS itu sendiri hingga siapnya sirkit tersebut untuk di Integrasi. Untuk alur diagram pembuatannya dapat dilihat pada gambar 3.5.
5 21 Start Menentukan Alokasi Port Ethernet Pembuatan Gabungan Penggabungan 8 E1 sisi Sigli Penggabungan 8 E1 sisi Lamnyong Hubungkan Sigli Lamnyong di sisi SDH Hubungkan Local port ke Logical port Permintaan tidak bisa lanjutkan Permintaan tidak bisa lanjutkan Hubungkan Local port ke Logical port Pastikan Clear Alarm Hasil penggabungan 8E1 Pengetesan Link End Gambar 3.5 Alur Diagram Perancangan. Pada Gambar 3.5 merupakan alur perancangan EoS (Ethernet over SDH) dimulai dari menentukan alokasi port ethernet yang akan digunakan, kemudian menggabungkan 8 level E1 menjadi 1 dengan kapasitas total 16 Mb dengan metode concatination di kedua network element, yaitu Network Element Sigli dan Network Element Lamnyong. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan local port dengan logical port di masing-masing Network Element tersebut. Setelah melakukannya di Network Element origin dan Network Element destinationnya kemudian menyambungkan ke-2 Network Element tersebut di sisi SDH. Setelah ke-2 Network Element terhubung sirkit berarti telah selesai dibuat. Selanjutnya yaitu memastikan sirkit yang telah dibuat clear alarm. Apabila pada sirkit yang telah dibuat terdapat indikasi alarm maka lakukan pengecekan ulang perancangan dimulai dari awal hingga dipastikan bebas dari indikasi alarm. Selanjutnya adalah melakukan proses integrasi dan perhintungan dan analisa. Setelah membuat alur diagram perancangan langkah selanjutnya yaitu merancang dan
6 22 mengimplementasikan nya sesuai dengan alur diagram yang telah dibuat pada gambar 3.5 dalam perancangan awalnya akan dimulai dengan menentukan alokasi port yang akan digunakan seperti yang akan dijelaskan pada pembahasan Menentukan alokasi Port Ethernet Hal Pertama yang dilakukan dalam perancangan ini adalah dengan melihat ketersediaan port ethernet yang ada pada lokasi yang akan dibuat. Apakah pada lokasi yang akan dibuat tersedia port dengan tipe IF4FE4GEB jika belum tersedia maka insert card ethernet pada slot yang kosong terlebih dahulu. untuk melihat ketersediaannya dapat diliat langsung pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Tampilan dalam Network element di NMS Pada Gambar 3.6 merupakan tampilan dalam dari sebuah NE. Terdapat beberapa jenis card diantaranya card IF4FE4GEB card tersebut merupakan card ethernet,sebuah card yang menyediakan 8 buah port dengan 4 buah port bertipe FE (fast ethernet) dan 4 buah port bertipe GE (gigabyte ethernet). Hal berikutnya ialah menentukan di port mana yang akan digunakan dengan memilih port yang kosong serta mebuat LCAS nya sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan menghubungkannya ke local port SDH.
7 Konfigurasi di sisi Ethernet Service Hit 7070 Sigli 7070 Lamnyong Dalam membuat crossconnect EoS ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya kita harus melakukan setting di masing-masing NE yang akan kita buat. Kemudian kita harus menentukan Bandwidht yang akan digunakan, serta parameterparameter lainnya. Berikut adalah cara melakukan setting disisi NE 7070 Sigli ke NE 7070 Lamnyong. 1. Pada Card IF4FE4GEB mengklik kanan kemudian mengklik configuration kemudian selanjutnya mengklik VC4 Subview Gambar 3.7 VC4 Subview Setelah meng-klik configuration maka kita aktifkan VC4 Muxnya structurenya dengan meng-klik kanan di VC4 mana yang ingin kita aktifkan.
8 Tampilan VC4 Mux aktif 2. Setelah kita selesai mengaktifkan VC4 Mux maka selanjutnya adalah kita mengklik kanan pada card IF4FE4GEB lalu configuration kemudian gabunggkan. Kemudian memilih berapa kapasitas yang akan kita digunakan untuk pembuatan link EOS ini. Gambar 3.9 Penggabungan Konfigurasi
9 25 Gmbar 3.10 Add Penggabungan Group Gambar 3.11 Tampilan setelah kita memilih kapasitas 3. Setelah selesai menggabungkan, kita masih dalam card IF4FE4GEB di klik kanan untuk mengkonfigurasi GFP Assigment. Dalam situasi seperti ini kita harus menyamakan konfigurasi yang kita buat pada GFP ini. Pada proses sebelumnya kita mengisi kolom LCAS VC12 dengan kapasitas 8 (8E1= 16 Mb) yang harus di samakan dengan GFP yang akan kita setting.
10 26 Gambar 3.12 Tampilan GFP Assigment Gambar 3.13 Tampilan Setting LCAS VC12 Gambar 3.14 Tampilan Setting GFP Group
11 27 Setelah aktifkan VC4 MUX, setting LCAS VC12 dan setting GFP Group di NE Sigli maka lakukan hal yang sama di NE Lamnyong. 3.6 Konfigurasi di sisi SDH Pada tahap ini penulis akan membuat trail dan membuat circuit menggunakan NMS NSN Trail VC4 Trail VC4 ini disebut juga sebagai jalur virtual, trail ini di buat untuk sirkit-sirkit service E1 yang akan digunakan, diibaratkan sirkit-sirkit E1 atau 2 mb tersebut menumpang melalui trail ini. Rata-rata trail ini dibuat hanya dalam kapasitas 1xSTM-1. Gambar 3.15 Routing Display Trail VC4 Pada gambar 3.15 penulis telah membuat trail VC4 dari NE Sigli kearah NE Lamnyong yang berkapasitas 1xSTM-1. Langkah tersebut di buat sebelum membuat VC12 atau E1.
12 Circuit VC-12 (E1/2Mb) Circuit atau bisa di sebut sirkit ini adalah bagian terkecil dari transmisi SDH, sesuai dengan struktur multiplex SDH yaitu berkapasitas 2Mb. Dalam kasus ini penulis akan membuat sirkit 2MB x 8E1 (16Mb). Gambar 3.16 Tampilan Circuit VC-12 Gambar 3.16 adalah gambar VC12 yang sudah di buat dari NE Sigli kearah Lamnyong. 3.7 Proses pembuatan crossconnect EoS Setelah kita membuat atau mengetahui trail yang akan di gunakan, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan crossconnect virtual di sisi NMS. Di bawah ini adalah beberapa langkah-langkahnya.
13 29 1. Create Service Gambar 3.17 Tampilan create service 2. Pelabelan Service Gambar 3.18 Pelabelan
14 30 3. Pembuatan EoS di sisi SDH Gambar 3.19 Pilih port Gambar 3.20 Route Automatically
15 31 Untuk mempercepat membuat crosconnect dan link clear alarm disini penulis menggunakan route automatic maka secara otomatis route akan mencari trail yang kosong dan clear alarm untuk menghubungkan NE Sigli ke NE Lamnyong. Gambar 3.21 VC-12 Hasil Penggabungan Gambar 3.22 Penggabungan
16 32 Gambar 3.23 Crossconnect SDH to EoS Pada gambar 3.23 merupakan gambar dari konfigurasi yang telah dibuat sebesar 1x8E1 yang atau sebesar 16 Mbps, sirkit ini bukan lagi sirkit dengan kapasitas ber level VC-12 melainkan sirkit dengan satuan VG(VC 12-8V). sirkit tersebut tersusun atas 8E1 masing-masing E1 berkapasitas 2 Mbps, sehingga apabila digabungkan akan menghasilkan kapasiitas sebesar 16 Mbps. Kapasitas 16 Mbps inilah yang nantinya akan dihubungkan pada port ethernet yang akan digunakan disisi origin dan destinationnya, sehingga bila pada SDH pada umumnya dalam 1 port hanya mengeluarkan kapasitas sebesar 2 Mbps kini dalam 1 port yang digunakan dapat menghantarkan kapasitas sebesar 16 Mbps, sesuai dengan kebutuhan.
PERANGKAT NOKIA SOLUTIONS NETWORK (NSN) SURPASS 7070 SERIES SEBAGAI BENTUK MODERNISASI JARINGAN NIRKABEL BERGERAK
ANALISA PEGAPLIKASIAN ETHERNET OVER SDH (EoS) PADA PERANGKAT NOKIA SOLUTIONS NETWORK (NSN) SURPASS 7070 SERIES SEBAGAI BENTUK MODERNISASI JARINGAN NIRKABEL BERGERAK Setiyo Budiyanto ST,MT dan Zaenuddin
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN
BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN 3.1 Tahapan Proses Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses penelitian yang dibagi dalam beberapa tahap seperti berikut: 1. Mempelajari konfigurasi layanan
Lebih terperinciBAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS
BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS Pada jaringan SDH, penanganan gangguan dilakukan berdasarkan complaint dari pelanggan atau user yang menggunakan jaringan tersebut. Saat
Lebih terperinciBAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan
Lebih terperinciBAB III TEORI PENDUDUKUNG
BAB III TEORI PENDUDUKUNG Dalam Laporan kerja praktek ini didukung dengan beberapa teori diantaranya yaituteori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang arsitektur dari
Lebih terperinciBAB II TEORI PENDUDUKUNG
BAB II TEORI PENDUDUKUNG Dalam penelitiannya tugas akhir ini didukung dengan beberapa teori teori diantaranya yaitu teori teori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi sistem Dalam membangun jaringan pada PT. BERKAH KARYA MANDIRI dibutuhkan beberapa pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi
Lebih terperinciBAB III. SINKRONISASI PTP (Precision Time Protocol) IEEE 1588 v2 PADA JARINGAN INDOSAT DI WILAYAH KAYOON, JAWA TIMUR
BAB III SINKRONISASI PTP (Precision Time Protocol) IEEE 1588 v2 PADA JARINGAN INDOSAT DI WILAYAH KAYOON, JAWA TIMUR Ethernet merupakan salah satu teknologi yang paling banyak diminati untuk beberapa tahun
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara
BAB 4 PENGUJIAN SISTEM 4.1 Persiapan Simulasi Dikarenakan untuk mengimplementasikan sistem jaringan VPN dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara langsung ke dalam sistem jaringan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENILITIAN
BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Rancangan Penilitian Penilitian ini meliputi dari pengamatan dilapangan pada jaringan Kantor Pajak Jakarta Pusat yang terhubung dengan Kantor Pusat PT Indosat dengan kapasitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konfigurasi Pelanggan MPLS PT. Astra Graphia 73135 PT. ASTRA GRAPHIA, BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA, JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 1 PULOGADUNG,
Lebih terperinciBAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF
BAB 3 Analisis Routing Protokol BGP & OSPF 3.1 Existing Network PT. Orion Cyber Internet memiliki dua network besar, yaitu network Core dan network POP. Network core meliputi network inti yang akan menghubungkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PROTEKSI SNCP (SUBNETWORK CONNECTION PROTECTION) PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI BACKBONE. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PROTEKSI SNCP (SUBNETWORK CONNECTION PROTECTION) PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI BACKBONE SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama
Lebih terperinciTunnel dan Virtual Private Network
Tunnel dan Virtual Private Network Tunnel Tunnel di dalam dunia jaringan diartikan sebagi suatu cara untuk meng enkapsulasi atau membungkus paket IP didalam paket IP yang lain. Dimana titik dibelakang
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI JARINGAN AKSES BERBASIS ETHERNET OVER SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) VIA AGGREGATOR PADA GROUP CUSTOMER SOLUTION, PT.
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN AKSES BERBASIS ETHERNET OVER SDH (SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) VIA AGGREGATOR PADA GROUP CUSTOMER SOLUTION, PT. INDOSAT Oleh : FATIMAH AZ ZAHRAH PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMODUL 11 QoS pada MPLS Network
MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam merancang sistem jaringan wireless yang baru untuk meningkatkan kualitas sinyal wireless di SMA Tarsisius II, Jakarta Barat diperlukan beberapa sarana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),
Lebih terperinciBAB III LANDASAR TEORI
BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Jaringan Backbone Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Backbone juga dapat dikatakan sebagai jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciKONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika
KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika OSPF (Open Shortest Path First) OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing
Lebih terperinciB A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R
54 B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R I P 3.1 Umum Antarmuka jaringan (network Interface) yang menghubungkan antara perangkat-perangkat komunikasi terus berkembang diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan
Lebih terperinciINSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0
MODUL PRAKTIKUM INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 Pendahuluan Routing adalah cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan
Lebih terperinci4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT
93 4. PE-D2-JT-SS Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 94 6. PE-D2-JT-BRAS Gambar 4.11 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-BRAS 4.4 Konfigurasi
Lebih terperinciBAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down
BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam
Lebih terperinciBAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover
BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,
BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik
Lebih terperinciResume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware
Resume Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lab. Hardware Nama : Andrian Ramadhan F. NIM : 10512318 Kelas : Sistem Informasi 8 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III MEKANISME KERJA
BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk
Lebih terperinciCara Menjalankan Aplikasi Exambro CBTSync [CBTSync Terbaru]
Cara Menjalankan Aplikasi Exambro CBTSync [CBTSync Terbaru] Cara Menjalankan Aplikasi Exambro CBTSync [CBTSync Terbaru Simulasi 2 unbk 2017] CBTSync adalah aplikasi yang mengatur lalu lintas data yang
Lebih terperinciBAB I ANALISA PENGARUH TIPIKAL SISTEM PROTEKSI ASON TERHADAP OCUPANCY KAPASITAS PADA PERANGKAT OSN 9500 HUAWEI DI PT. INDOSAT
BAB I ANALISA PENGARUH TIPIKAL SISTEM PROTEKSI ASON TERHADAP OCUPANCY KAPASITAS PADA PERANGKAT OSN 9500 HUAWEI DI PT. INDOSAT 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi backbone network merupakan teknologi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka Mencari dan mengumpulkan
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga
Lebih terperinciBAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY
BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah
Lebih terperinciEFISIENSI BANDWIDTH JARINGAN BACKBONE MENGGUNAKAN SISTEM LINK CAPACITY ADJUSTMENT SCHEME
EFISIENSI BANDWIDTH JARINGAN BACKBONE MENGGUNAKAN SISTEM LINK CAPACITY ADJUSTMENT SCHEME SKRIPSI Allif Danis Amanda NIM 091910201009 PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM
31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan
Lebih terperinciPacket Tracer. Cara menjalankan Packet Tracer : 1. Install Source Program 2. Klik Menu Packet Tracer. Packet. Simulasi
Packet Tracer Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang
Lebih terperinciAkses Remote Database via Internet
Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network, bisa juga kabel LAN. Salah
Lebih terperinciBiznet GIO Cloud Mengkoneksikan VM Melalui W indows Remote Desktop
Biznet GIO Cloud Mengkoneksikan VM Melalui Windows Remote Desktop Pendahuluan Menghubungkan Virtual Mesin (VM) yang baru Anda buat melalui Windows Remote Desktop client tidaklah sulit, namun sebelumnya
Lebih terperinciTrouble shooting jaringan WAN
Trouble shooting jaringan WAN Sebelum melakukan troubleshooting jaringan, kita perlu melokalisasi atau mengisolasi apa yang menjadi akar dari masalah tersebut. Umumnya pada jaringan wireless dirumah atau
Lebih terperinciMengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ)
Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ) cakrabirawa@mail.ru Switch merupakan suatu perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan banyak komputer ke
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN SISTEM
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan
Lebih terperinciKONEKSI NETBEANS DENGAN DATABASE SQLITE
KONEKSI NETBEANS DENGAN DATABASE SQLITE Open SQLite Manager yang ada pada add on Firefox. Create new database baru dengan cara Database, lalu pilih New Database. 1 Ganti nama dengan Database1. Pilih direktori
Lebih terperinciBAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN
BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN 3.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan yang digunakan untuk pengujian routing protokol RIPng dan OSPFv3 Menggunakan bentuk topologi ring dengan 3 buah router
Lebih terperinciPembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750. Achmad Muharyadi
Pembuatan Sistem Jaringan Komputer LAN dengan mikrotik RouterBoard 750 Achmad Muharyadi 23109113 Latar Belakang Mikrotik merupakan salah satu system operasi yang berbasis linux. Dibandingkan dengan distro
Lebih terperinciBAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan
Lebih terperinci1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017
1 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 Topology A. Physical Topologi 2 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id 2. Logical Topologi ISP1 ISP2 ISP3 ISP3
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Mikrotik sebagai Gateway Mikrotik sebagai gateway merupakan salah satu bentuk implementasi yang paling banyak di pakai. Tujuannya agar client, semisal dengan IP 192.168.199.3/24 dan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan dalam Pembuatan Aplikasi. pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Kebutuhan dalam Pembuatan Aplikasi Secara keseluruhan, spesifikasi software yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciInterface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC.
( INTERFACE, ETHERNET, EOIP TUNNEL, IP TUNNEL, VLAN ) I. Interface Interface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC. II. Interface Ethernet
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang sulit untuk diimplementasikan dalam RDBMS (Relational Data Base Management
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Penelitian melakukan pengembangan terhadap opsi-opsi pemecahan masalah yang sulit untuk diimplementasikan dalam RDBMS (Relational Data Base Management System)
Lebih terperinciMudafiq Riyan Pratama
Database Link Pada Oracle 10g Mudafiq Riyan Pratama mudafiq.riyan@yahoo.com http://dhafiq-san.blogspot.com/ Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan
Lebih terperinciA. INSTALLASI SOFTWARE
A. INSTALLASI SOFTWARE 1. Masukkan CD Program ke dalam CD ROM 3. Pilih Next 4. Pilih direktori tempat penyimpanan lalu tekan, Lanjut 2. Next untuk melanjutkan 5. Pilih Typical, Next B. LOGIN PROGRAM 1.
Lebih terperinciRIP dan Static Routing
MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Tahapan dan konsep penelitian yang akan dilakukan terangkum pada Gambar Gambar Flowchart Tahapan Peneliti 38 3.1 Pengecekan pada sebuah perangkat `Pada analisa alarm IP clock
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN.
BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem redudansi failover dengan IP Service-Level Agreement dan Floating Static Routing pada router Cisco dalam menjaga reliabilitas dan
Lebih terperinciLaporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static
Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN
Lebih terperinciSumber daya manusia yang diperlukan untuk menjalankan program aplikasi. sistem informasi akuntansi pengadaan barang/jasa ini minimal lulusan D3 atau
246 4.6 Konversi Komponen Sistem 4.6.1 Pengguna (Brainware) Sumber daya manusia yang diperlukan untuk menjalankan program aplikasi sistem informasi akuntansi pengadaan barang/jasa ini minimal lulusan D3
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap pengubahan hasil analisis dan perancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman sehingga menghasilkan aplikasi.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta
Lebih terperinciKONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO
KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Hasil Karya dan Implementasi Proses implementasi failover jaringan dua ISP dilakukan menggunakan tiga buah router mikrotik series (RB951Ui-2Hnd). Router satu sebagai sumber
Lebih terperinciTutorial Setting RB 433
NUNU WEB INDONESIA (NWI) Tutorial Setting RB 433 Sebagai Router+AP Hotspot (Mikrotik Versi 5) Rev2.2011. By : Imam Suharjo 2011 Life is beautiful Love is wonderful Giving is powerful ippho Y O G Y A K
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI. permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
BAB 4 IMPLEMESTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi dari hasil analisis permasalahan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi
Lebih terperinciLaporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan
Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciA. INSTALLASI SOFTWARE
A. INSTALLASI SOFTWARE 1. Masukkan CD Program ke dalam CD ROM 4. Isikan username dan Organization, Next 2. Next untuk melanjutkan 5. Pilih Typical, Next 3. Pilih I accept the terms in the licence agrement,
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pengelolaan Food Court terlebih dahulu diperlukan komponen-komponen utama
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Food Court terlebih dahulu diperlukan komponen-komponen utama komputer
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengumpulan Kebutuhan Sistem jaringan diskless memang terdengar asing oleh sebagian orang karena sistem jarigan ini memang tergolong baru di dunia teknologi. Di Indonesia,
Lebih terperinciUser Guide Manual. User diminta menentukan destination directory untuk menentukan lokasi dimana
1.Bee-Messenger : Cara Instalasi User Guide Manual Double click pada Bee-Messenger_1_0_0.exe Pada setup Bee-Messenger klik next. User diminta menentukan destination directory untuk menentukan lokasi dimana
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK
54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG
BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi
Lebih terperinci4.6 Konversi Komponen Sistem Pengguna ( Brainware Perangkat Keras ( Hardware
4.6 Konversi Komponen Sistem 4.6.1 Pengguna (Brainware) Sumber daya manusia yang diperlukan untuk menjalankan program aplikasi sistem informasi akuntansi kas ini minimal lulusan D3 atau orang yang bisa
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
Up 37350,00 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembangunan Warung internet sanjaya.net terdiri dari 30 komputer dengan rincian satu komputer sebagai Billing computer berada dilantai 1 dan 29 komputer
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN
34 BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN 4.1 PERFORMANSI LINK BACKHAUL Dalam studi kasus ini, link backhaul dari jaringan MPLS VPN IP mempunyai 2 link backhaul yaitu main link backhaul dan backup link backhaul.
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI
80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Jaringan Ethernet
BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Jaringan Ethernet Perkembangan telekomunikasi saat ini tumbuh dengan pesat, beberapa teknologi memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kehadiran teknologi-teknologi
Lebih terperinciI. TOPOLOGI. TUTORIAL ROUTER BOARD MIKROTIK RB750 bagian -1 : Setting Dasar RB750 untuk LAN & Hotspot
I. TOPOLOGI TUTORIAL ROUTER BOARD MIKROTIK RB750 bagian 1 : Setting Dasar RB750 untuk LAN & Hotspot Keterangan : Koneksi internet menggunakan Fiber Optic (Indihome, MNC atau yang lainnya) Modem Huawei
Lebih terperinciPENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD
BAB IV PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD 4.1 Menginstal Aplikasi WinBox Sebelum memulai mengkonfigurasi Mikrotik, pastikan PC sudah terinstal aplikasi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI. Untuk menjalankan program ini, diperlukan perangkat keras dan
54 BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Sarana Untuk menjalankan program ini, diperlukan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi seperti yang akan dijabarkan di bawah ini. 4.1.1
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :
1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika
Lebih terperinciRingkasan. Kebijakan. Persiapan
Ringkasan Hik-Connect adalah fitur baru yang diperkenalkan oleh Hikvision yang terintegrasi dengan fitur dynamic domain name service berikut dengan fitur alarm push notification. Yang memberikan kemudahan
Lebih terperinciPANDUAN INSTALASI KOMPUTER CLIENT / KOMPUTER OPERATOR
PANDUAN INSTALASI KOMPUTER CLIENT / KOMPUTER OPERATOR SIADPA-POLA BINDALMIN Jakarta, 21 des 2007 DAFTAR ISI A. KEBUTUHAN SISTEM... B. INSTALASI SISTEM OPERASI... C. INSTALASI JARINGAN... D. INSTALASI LAPORAN
Lebih terperinciAkses Remote Database via Internet
Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network (seperti gambar), bisa juga
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TRAFIK SDH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ASON DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN KAPASITANSI DALAM PEMBUATAN SISTEM PROTEKSI
BAB IV ANALISA TRAFIK SDH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ASON DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN KAPASITANSI DALAM PEMBUATAN SISTEM PROTEKSI Analisa data pada Bab ini akan membahas jumlah trafik yang hilang pada saat terjadi
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP
BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang dua bagian utama yaitu analisa dan perancangan sistem aplikasi wizard. 3.1.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan proses pemaparan
Lebih terperinciBAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK
BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini penulis membuat rancangan jaringan VPN yang dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah pada proses pengiriman data maupun informasi secara aman
Lebih terperinciTUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) PADA MIKROTIK
TUGAS JARINGAN KOMPUTER IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) PADA MIKROTIK Nama : Abdullah Nim : 14111065 Prodi : Teknik Informatika A. Pengertian dan penjelasan VLAN VLAN merupakan sebuah perangkat
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi Rancang Bangun Prototype Produk Paket Sistem Komputasi Akuntansi Keuangan, dibutuhkan spesifikasi
Lebih terperinciKonfigurasi Router TL-MR3220
Konfigurasi Router TL-MR3220 Abdul Mustaji abdulmustaji@gmail.com http://abdulwong pati.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan Konfigurasi disebarkan
Lebih terperinciBAB II. Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy (SDH) 2.1. Deskripsi. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki
BAB II Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy (SDH) 2.1. Deskripsi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh
Lebih terperinci