BAB III PEMBAHASAN. Gambar 2. Portable Spot Welding (PSW)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. Gambar 2. Portable Spot Welding (PSW)"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Portable Spot Welding Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Pengelasan pada umumnya dilakukan untuk menyambungkan logam, akan tetapi ada juga pengelasan yang digunakan untuk menyambung plastik. Proses pengelasan berfungsi untuk menyatukan dua buah logam sehingga satu dengan yang lain akan saling mengait. Spot welding atau las titik yaitu salah satu metode pengelasan yang prinsip kerjanya menggunakan arus listrik untuk menyambung plat logam. Proses pengelasan yaitu dengan menjepit plat menggunakan elektroda khusus. Siklus pengelasannya yaitu dengan memberikan tekanan pada plat kemudian mengalirkan arus listrik dalam jumlah yang besar. Akibat besarnya arus listrik yang diberikan, maka bagian plat yang ditekan dan diberi arus akan memanas dan meleleh, tekanan elektroda yang diberikan pada plat akan dilepas sesaat setelah arus dialirkan agar plat yang dilas bisa menempel dengan sempurna. Portable spot welding yaitu suatu mesin yang digunakan untuk melakukan pengelasan titik dimana welding gun yang digunakan untuk melakukan pengelasan dapat digerakkan sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengelasan segala posisi. Berbeda dengan stationary spot welding yang harus menggerakkan benda kerja untuk melakukan pengelasan. Produksi di PT Krama Yudha Ratu Motor menggunakan pengelasan titik untuk proses produksi kabin kendaraan. Gambar 2. Portable Spot Welding (PSW) 22

2 3.2. Bagian Portable Spot Welding Portable spot welding mempunyai bagian bagian berupa: a. Trafo Trafo (Gambar 3) merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menaikkan maupun untuk menurunkan tegangan. Sisi trafo yang dihubungkan dengan sumber tegangan merupakan sisi primer, sedangkan sisi yang dihubungkan dengan beban merupakan sisi sekunder. Perbandingan jumlah kumparan pada sisi primer dan sisi sekunder akan mempengaruhi besar kecilnya tegangan pada sisi sekunder. Apabila jumlah lilitan pada sisi sekunder lebih banyak dibandingkan dengan sisi primer maka disebut trafo step up karena tegangan pada sisi sekunder lebih tinggi dibandingkan dengan sisi primer, sedangkan apabila jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dibandingkan dengan sisi primer maka disebut sebagai trafo step down karena tegangan pada sisi sekunder lebih rendah dibanding dengan tegangan pada sisi primer. Pada instalasi welding gun menggunakan trafo step down karena yang dibutuhkan untuk pengelasan yaitu arus yang besar bukan tegangan yang besar. Terminal trafo mempunyai dua buah terminal, sehingga satu trafo bisa dipakai untuk dua buah welding gun. Debit air pendingin pada system sirkulasi gun dan trafo yaitu: - 75 kva : 16 liter / menit kva : 17 liter / menit & 150 kva : 18 liter / menit Gambar 3. Trafo PSW 23

3 b. Kickless Cable Kickless cable yaitu kabel yang menghubungkan dari trafo PSW ke aid cable/jumper. Arus listrik yang digunakan untuk proses pengelasan disalurkan melalui kickless cable, sehingga peran dari kickless cable sangatlah penting. Sirkulasi air pada kickless cable perlu diperhatikan karena arus listrik yang melewati kickless cable sangatlah besar, jika tidak diperhatikan maka bisa mengakibatkan kerusakan. Spesifikasi kabel yang digunakan sebagai kickless cable yaitu MLFC 600V 80mm². Gambar 4. Kickless cable c. Aid cable/jumper Aid cable/jumper yaitu kabel yang menghubungkan dari kickless cable ke welding gun. Fungsi dari aid cable tidak beda jauh dari fungsi kickless cable yaitu sebagai media penyalur arus listrik. Sirkulasi air pada aid cable juga perlu diperhatikan karena digunakan untuk menghantarkan arus dalam jumlah yang besar. Spesifikasi aid cable yaitu menggunakan kabel NYAF 150 mm² 450/750V. Gambar 5. Aid Cable 24

4 d. Welding Gun Welding gun terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Arm Arm pada PSW memiliki dua fungsi yaitu untuk membertikan tekanan pada tip dan untuk menghantarkan arus welding. Dikarenakan arus listrik yang dihantarkan dalam jumlah yang besar dan dikonversi menjadi panas maka sirkulasi pendinginan sangatlah penting, jika tidak diperhatikan maka bisa mengakibatkan kerusakan. Arm pada welding gun terdapat dua jenis, yaitu walding gun tipe X dan welding gun tipe C. Pemakaian tipe welding gun disesuaikan dengan kebutuhan, misal untuk pengelasan yang jaraknya dekat dengan tepi benda kerja maka menggunakan welding gun tipe C, sedang untuk pengelasan yang letaknya jauh dari tepi benda kerja maka menggunakan welding gun tipe X, akan tetapi beberapa welding gun tipe X memiliki arm yang pendek sehingga penggunaannya untuk pengelasa pada benda kerja yang berada di tepi. Gambar 6. Welding gun tipe X dengan arm yang pendek Gambar 7. Welding gun dengan arm yang panjang Gambar 8. Welding gun tipe C. 25

5 2. Silinder pneumatic Silinder pneumatic yaitu suatu perangkat mekanik yang berfungsi sebagai tenaga penggerak linear bolak balik dengan memanfaatkan udara terkompresi. Silinder pneumatik pada PSW berfungsi untuk menggerakkan arm welding gun sehingga akan memberikan tekanan pada tip yang akan menekan benda kerja. Gambar 9. Silinder pneumatic pada welding gun tipe X Gambar 10. Silinder pneumatic pada welding gun tipe C 3. Grip Switch Grip switch berguna sebagai salah satu pegangan pada welding gun dan juga berfungsi sebagai saklar. Saklar pada grip switch menggunakan kontak NO (Normally Open) yaitu kontak yang apabila tidak bekerja maka akan memutuskan arus listrik dan apabila bekerja maka akan menghantarkan arus listrik. Gambar 11. Grip Switch 26

6 4. Tip Tip pada welding gun terletak diujung yang berfungsi memberikan tekanan pada benda kerja. Selain memberikan tekanan pada benda kerja, tip juga memberikan aliran arus dengan jumlah yang besar untuk proses pengelasan. Tip terbuat dari tembaga karena memliliki titik lebur yang berbeda dengan benda kerja, sehingga setelah proses pengelasan selesai tip tidak akan menempel pada benda kerja. Gambar 12. TIP pada ujung welding gun tipe X Gambar 13. TIP pada ujung welding gun tipe C 5. Air Filter Air filter berfungsi untuk menyaring uap air pada udara dari kompresor yang akan digunakan untuk menggerakkan silinder. Dengan adanya air filter maka akan meminimalisir kerusakan valve pneumatic dan silinder pneumatic yang digunakan. Gambar 14. Air Filter 27

7 6. Oil Lubricator Oil lubricator yaitu peralatan yang digunakan untuk memberikan oli pada aliran udara yang akan digunakan untuk menggerakkan silinder. Udara dari air filter yang sudah bersih dari uap air kemudian dilanjutkan ke oil lubricator untuk diberi pelumas. Gambar 15. Oil Lubricator 7. Air Regulator Air regulator yaitu peralatan yang digunakan untuk mengatur besarnya tekanan udara yang akan diberikan ke silinder. Dengan mengatur besarnya tekanan udara yang mengalir ke silinder maka tekanan pada ujung ujung tip bisa diatur. Gambar 16. Air Regulator 28

8 8. Selenoid Valve Solenoid valve merupakan peralatan pneumatic yang berfungsi untuk menentukan arah aliran udara yang akan menuju ke silinder. Pada PSW menggunakan elektrik valve 5/2 spring return. Gambar 17. Selenoid valve 9. MCB MCB merupakan peralatan elektronik yang berfungsi sebagai pembatas arus dan pengaman hubung singkat. Peralatan ini bekerja dengan prinsip thermis dan elektris. Besarnya MCB pengaman yang digunakan pada PSW ditentukan oleh besarnya daya yang digunakan pada proses pengelasan, yaitu: - 50 kva (380) : 100A - 70 kva (380) : 150A kva (380) : 200 A kva (380) : 300 A Gambar 18. MCB 29

9 10. Timer Timer merupakan rangakaian utama dari portable spot welding yang berupa rangkaian elektronika dengan fungsi utama sebagai pengatur besarnnya arus, waktu mulai mengelas dan lama proses pengelasan. Rangkaian ini sudah terintegrasi dalam suatu PCB buatan pabrik sehingga pengguna hanya tinggal memprogram saja. Rangkaian timer ini mempunyai inputan suatu tombol yang diletakkan pada welding gun dan sebagai outputannya sebagai pengendali selenoid valve dan sebagai rangkaian pemicu thyristor. Satu buah rangkaian timer bisa digunakan sampai empat buah welding gun, akan tetapi jumlah welding gun tergantung dari peralatan lain yang mendukung, misalnya terminal output trafo hanya mempunyai dua buah terminal, sehingga hanya bisa digunakan maksimal untuk dua buah welding gun. Rangkaian timer ini diletakkan dalam suatu box panel agar terhindar dari debu dan hal hal yang bisa menimbulkan bahaya. Gambar 19. Timer 11. Program Box Program box berfungsi untuk melakukan pemrogaman rangkaian timer karena tombol pemrogramannya terpisah dari box panel timer. Pemrogaman yang dilakukan menggunakan programming box yaitu untuk melakukan pemrograman waktu mulai mengalirkan arus, lama mengalirkan arus dan besarnya arus yang akan digunakan. Selain digunakan untuk pemrogaman, 30

10 program box ini juga berfungsi untuk mengetahui jika dalam proses pengelasan terjadi eror, eror yang terjadi akan di tampilkan pada display program box. Gambar 20. Program box Untuk melakukan pemrograman dibutuhkan kartu program agar program box bisa digunakan. Kartu pemrograman mempunyai dua sisi yang kegunaannya berbeda beda. Jika karto pemrograman tidak dipasang pada program box, maka program box tidak bisa digunakan. Gambar 21. Kartu pemrograman pada satu sisi Gambar 22. Kartu program sisi yang lain 31

11 12. Thyristor Thyristor merupakan komponen elektronika yang fungsinya menyerupai komponen SCR. Thyristor merupakan rangkaian elektonika aktif yang akan menyalurkan arus listrik apabila pada terminal gate mendapat pemicuan. Setelah diberi pemicu walaupun hanya sesaat maka thyristor akan menyalurkan arus listrik selama ada arus yang mengalir pada terminal anoda dan katoda. Pada instalasi welding gun ini, thyristor berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus untuk proses pengelasan. Thyristor dipasang pada sisi primer trafo karena arus primer tidak begitu besar jika dibandingkan dengan sisi sekunder. Dikarenakan arus yang melewati thyristor antara A, maka thyristor juga membutuhkan pendinginan menggunakan sirkulasi air yang cukup banyak. Selain itu di sekitar thyristor juga diberi thermistor sebagai sensor jika terjadi panas berlebih yang diakibatkan proses pendinginan tidak berjalan dengan lancar. Thermistor Thyristor Thyristor Gambar 23. Thyristor dan thermistor 32

12 13. Current Transformer Current transformer merupakan peralatan yang berguna untuk menghasilkan arus pada sisi sekunder yang sebanding dengan besarnya arus yang mengalir pada sisi primer. Arus pada sisi sekunder dibuat kecil agar bisa diukur menggunakan alat ukur. Gambar 24. Current transformer 14. Sping balancer Spring balancer merupakan alat yang digunakan untuk memberikan gaya tarik ke atas pada welding gun agar operator ketika menggunakan welding gun tidak keberatan. Besarnya gaya tarik spring balancer disesuaikan dengan beratnya welding gun yang digunakan, jika gaya sping balancer terlalau kuat maka operator akan keberatan ketika menarik welding gun ke bawah, sedangkan apabila gaya spring balancer terlalu lemah maka operator akan keberatan ketika mengangkat welding gun. Gambar 25. Spring balancer 33

13 3.3. Cara Kerja Portable Spot Welding Portable spot welding merupakan peralatan yang bekerja secara otomatis, sehingga tidak ada mode pengoperasian secara manual. Pada saat tombol pada grip switch ditekan maka arm welding gun akan mengapit/menekan benda kerja, selang beberapa detik setelah tip menekan benda kerja maka arus listrik akan dialirkan dalam jumlah yang besar beberapa kali hingga benda kerja yang ditekan tip akan meleleh. Waktu pemberian arus dan jega antara pemberian arus tergantung pengaturan pada timer, setelah diberikan arus dalam jumlah yang besar arm masih dalam keadaan menekan agar plat yang dilas bisa menempel dengan sempurna, baru beberapa saat kemudian arm dibuka. Jika tombol grip switch masih ditekan maka proses pengelasan akan berulang dari awal, akan tetapi jika grip switch tidak ditekan maka proses pengelasan akan berhenti. Pilot Valve Weld SDT SQ US WT1 CT1 WT2 CT2 WT3 DS NT OT PULSATIO ECHO REPEAT Weld Complete Output At the time of the fault Fau Fault Gambar 26. Gambar dasar urutan operasi Keterangan: a. SDT (Squeeze Delay) Waktu pembacaan penekanan tombol. b. SO (Squeeze Time) Lamanya waktu jeda dari mulai switch dipijit / diinjak sampai dengan ampere las keluar. Besaran waktu setting squeeze disesuaikan dengan jarak tip. RE 34

14 Besarnya nilai yang tersetting terpampang pada seven segment. Lamanya waktu squeeze yaitu sebesar (0-99 Cycle). c. US (Up Slope Time) Lamanya waktu rambatan arus naik dari 0 (nol) ampere menuju ampere yang disetting. d. WT1 (Weld 1) Settingan lamanya waktu mengelas pada weld 1. Lama pengelasan yaitu 0-99 Cycle. e. CT1 (Cool 1) Settingan untuk waktu jeda dari welding 1 ke welding 2. Nilai cool 1 akan berfungsi jika kita mengisi nilai weld time2. Lama jeda antara pengelasan yaitu 0-99 Cycle. f. WT2 (Weld 2) Settingan lamanya waktu mengelas pada weld 2. Lama pengelasan yaitu 0-99 Cycle. g. CT2 (Coll 2) Settingan untuk waktu jeda dari welding 1 ke welding 2. Nilai cool 1 akan berfungsi jika kita mengisi nilai weld time2. Lama jeda antara pengelasan yaitu 0-99 Cycle. h. WT3 (Weld 3) Settingan lamanya waktu mengelas pada weld 3. Lama pengelasan yaitu 0-99 Cycle. i. DS (Down Slope) Lamanya waktu rambatan turun dari ampere yang disetting hingga 0 (nol) ampere. Lama waktu down slope yaitu 0-30 cycle. j. NT (Hold) Settingan lamanya waktu menjepit tip atas dan tip bawah setelah tidak ada welding. k. OT (Off) Settingan lamanya waktu jeda untuk pengulangan stroke welding selama switch gun ditekan. l. Echo complete delay Waktu 35

15 3.4. Perawatan Portable Spot Welding Agar portable spot welding bisa berfungsi dengan normal, maka dilakukan pengecekan secara berkala dan perawatan secara rutin. Pengecekan disini dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan dilakukan oleh operator. Sedangkan perawatan dilakukan oleh maintenance dengan jadwal perawatan yang sudah ditentukan. Dengan dilakukannya perawatan secara rutin, diharapkan portable spot welding bisa berfungsi dengan normal sesuai yang diharapkan dan bisa tahan lama Pengecekan harian Pengecekan harian yaitu pengecekan yang dilakukan rutin setiap hari, pengecekan harian ini dilakukan oleh operator portable spot welding yang bersangkutan untuk mengetahui apakah portable spot welding bisa berjalan dengan normal sesuai yang diharapkan. Sebelum memulai pekerjaan awal shift dan setelah istirahat, operator wajib menguji fungsi kerja dari portable spot welder yang digunakan yaitu dengan cara menjalankan portable spot welder tanpa beban dan mengukur besarnya nugget. Pengujian dengan menjalankan portable spot welder tanpa beban bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat panas berlebihan pada kickless cable, aid cable/jumper dan pada welding gun. Jika terdapat panas yang berlebihan, hal ini bisa diakibatkan karena proses pendinginan yang kurang. Jika terjadi panas berlebihan, perlu segera diperbaiki agar kerusakan tidak semakin parah dan jika memungkinkan bisa mengantisipasi kerusakan pada alat. Pengujian nugget bertujuan untuk menguji kemampuan pengelasan dari portable spot welding. Untuk membuat nugget yaitu dengan menggunakan dua buah plat yang ketebalannya berbeda. Kedua plat tersebut dilas agar saling menempel kemudian dilepas lagi dan akan meninggalkan bekas pengelasan. Bekas pengelasan itu yang diukur dengan diameter minimal yaitu 4mm. Jika besarnya diameter nugget kurang dari 4mm, hal ini disebabkan karena arus pengelasan terlalu kecil. Jika hal ini dibiarkan, bisa berakibat menurunnya kualitas produk dan menimbulkan kerusakan pada peralatan yang bersangkutan. 36

16 Pengecekan mingguan Pengecekan mingguan dilakukan rutin setiap minggu. Pengecekan yang dilakukan yaitu berupa pengecekan besarnya arus pada welding gun dan mengecekan daya tekan pada kedua ujung tip ketika sedang mengatup. Pengecekan ini bertujuan untuk menjamin kualitas produk agar tetap bagus. Pada bagian pengecekan arus dan daya tekan tip dilakukan oleh bagian welding quality Perawatan bulanan Perawatan disini dilakukan oleh bagian maintenance, perawatan yang dilakukan yaitu berupa penggantian jumper / aid cable maupun mengecek kebersihan maupun kerja dari portable spot welding itu sendiri. Pergantian kabel jumper bertujuan untuk menjamin agar arus yang digunakan untuk pengelasan bisa maksimal. Pergantian kabel jumper perlu dilakukan tiap bulan karena aid cable merupakan bagian yang elastis dan selalu bergerak, sehingga tidak jarang beberapa aid cable menjadi putus karena pemakaian. Pengecekan kebersihan meliputi pengecekan kebersihan komponen pada panel, pengecekan kelancaran sirkulasi pendinginan. Walaupun beberapa bagian portable spot welding menggunakan air sebagai pendinginan, akan tetapi juga tidak salah jika harus merawat kebersihan dari perangkat kelistrikan yang ada. Selain itu beberapa prtable spot welding membutuhkan isolator pada bagian arm-nya agar ketika digunakan arm spot welding tidak berbenturan dengan benda kerja dan tidak terjadi short listrik antara arm dengan benda kerja. Selain itu air filter dan ketinggian oli pada oil lubricator juga perlu diperhatikan agar ketahanan dari silinder pneumatic pada welding gun bisa tahan lama dan spot welding bisa berfungsi dengan semestinya Permasalahan pada Portable spot welding Walaupun selalu dirawat secara rutin, portable spot welding terkadang juga mengalami kerusakan ketika sedang digunakan. Hal ini bisa disebabkan karena factor luar, akan tetapi tidak jarang disebabkan kerena kurangnya pengecekan portable spot welding setelah dilakukan perawatan bulanan maupun karena kelalaian dari operator portable spot welding yang bersangkutan. Beberapa permasalahan yang sering muncul diantaranya: 37

17 3.5.1 Kabel panas Kabel menjadi panas sering kali terjadi pada kickless cable maupun pada aid cable/ jumper. Panas pada bagian ini disebabkan karena sirkulasi pendinginan yang kurang. Kurangnya sirkulasi pendinginan disebabkan karena kotoran yang dibawa air sebagai pendingin. Agar sirkulasi air pada kickless cable maupun aid cable yaitu dengan jalan menyemprot kabel dengan udara bertekanan. Yang perlu disemprot bukan hanya pada kabel yang bermasalah, akan tetapi pada bagian welding gun dan manifold air juga perlu dilakukan penyemprotan Pengelasan kurang bagus Beberapa masalah lain yang seringkali terjadi yaitu hasil pengelasan kurang bagus, baik itu spotan bergelombang maupun daya pengelasan kurang kuat. Hal ini seringkali disebabkan karena tip yang tidak center maupun karena kurangnya arus pengelasan. Untuk mengatasi permasalahan pengelasan yang kurang Karena tip tidak center yaitu dengan memperbaiki posisi tip welding gun. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan arus pengelasan yang kurang harus dilakukan pengecekan pada kabel kickless cable maupun aid cable / jumper. Biasanya permasalahan ini disebabkan karena terjadi induksi pada kickless cable maupun pada jumper sehingga arus yang seharusnya mengalir melalui tip menjadi terbagi pada bagian kabel yang induksi Tidak ada arus ketika proses pengelasan Selain kerena permasalahan kurangnya arus pengelasan, tidak jarang pula terjadi kerusakan tidak adanya arus pengelasan walaupun silinder pada welding gun berfungsi secara normal. Permasalahan ini seringkali disebabkan karena kabel tembaga pada jumper putus, kabel penghantar putus baik kabel dari trafo maupun kabel sebelum masuk ke trafo. Selain karena masalah kabel, penyebab tidak adanya arus ini bisa juga disebabkan karena rangkaian timer tidak berfungsi maupun Karen thyristor rusak. Jika terjadi permasalahan seperti ini maka harus dilakukan penggantian pada bagian yang bersangkutan. 38

18 Terdapat percika api pada bagian yang sedang dilas Seringkali pada pengelasan spot welding menghasilkan percikan api, percikan api ini berbahaya apalagi jika percikan api yang dihasilkan mengenai mata. Percikan api pada saat pengelasan disebabkan karena arus pengelasan yang besar, terdapat kotoran pada benda kerja, tip yang tidak center maupun karena waktu pemberian arus terlalu cepat sebelum tim menekan pada benda kerja. Akan tetapi pada beberapa bagian pengelasan selalu menghasilkan percikan api karena pengelasan menggunakan arus yang besar. Kebersihan benda kerja juga perlu diperhatikan agar bisa menghasilkan pengelasan yang bagus dan tidak menghasilkan percikan api. 39

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROSES PENGELASAN SUB ASSY FRONT PILLAR INNER TIPE L-300 DENGAN MENGGUNAKAN STATIONARY SPOT WELDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR Nama : Aldian Sya Ban NPM : 20411550 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN DAN FASILITAS PENGELASAN TITIK BERGERAK DI AREA PENGELASAN BODI MOBIL TIPE OUTLANDER SPORT

PENULISAN ILMIAH IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN DAN FASILITAS PENGELASAN TITIK BERGERAK DI AREA PENGELASAN BODI MOBIL TIPE OUTLANDER SPORT PENULISAN ILMIAH IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN DAN FASILITAS PENGELASAN TITIK BERGERAK DI AREA PENGELASAN BODI MOBIL TIPE OUTLANDER SPORT Nama : Musafak NPM : 35412164 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : HENDRA ADHI NAGARA NIM : D.200.01.0173 NIRM : 01.6.106.03030.50173

Lebih terperinci

PENGGUNAN LAS TAHANAN LISTRIK PADA PROSES PERAKITAN SHADOW MASK PADA INDUSTRI TABUNG TELEVISI

PENGGUNAN LAS TAHANAN LISTRIK PADA PROSES PERAKITAN SHADOW MASK PADA INDUSTRI TABUNG TELEVISI PENGGUNAN LAS TAHANAN LSTRK PADA PROSES PERAKTAN SHADOW MASK PADA NDUSTR TABUNG TELEVS Melvin Emil Simanjuntak *) *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan Abstrak Proses welding adalah

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER

ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER Yudi Sushendi 1, Achirul Sholeh 1, Riski Maulana 1,* 1 Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Jl. Raya Cipeundeuy Pabuaran Km.

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK 4.1. Hasil Pengujin Dapur Busur Listrik Dapur busur listrik yang telah dibuat kemudian diuji untuk peleburan logam dengan variasi massa logam sesuai kapasitas tungku

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing : LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan Dosen Pembimbing : Bintang Ihwan Moehady, Ir, MSc. Disusun oleh : Via Siti Masluhah 101411030 Yuniar

Lebih terperinci

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( ) 1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA MESIN PENDINGIN 4.1. Analisis data Analisis data yang di gunakan dalam pembuatan laporan kerja praktek kerja nyata ini adalah analisa kualitatif sebuah analisa data yang berdasarkan

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA. Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan langsung dan dokumen maintenance didapat datadata sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini menjelaskan pengujian serta analisis dari mesin yang telah dibuat. Tujuan pengujian ini adalah mengetahui kinerja dari mesin yang telah dibuat serta mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY Akhmad Muflih Y. D411 06 061 SOLID STATE RELAY PENGERTIAN Solid state relay adalah sebuah saklar elektronik yang tidak memiliki bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al 28 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Energi Yang Dibutuhkan Saat Peleburan Pada perancangan dapur listrik ini dibutuhkan energi agar dapat meleburkan 200 gram aluminium. Untuk dapat mengetahui

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

LAB LAS. Pengelasan SMAW

LAB LAS. Pengelasan SMAW 1. Tujuan Mahasiswa memahami prinsip kerja dari las SMAW (Shileded Metal Arc Welding) dan fungsi bagian-bagian dari perlatan las SMAW serta keselamatan kerja las SMAW, sehingga mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT

BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT BAB IV METODE PEMBUATAN ALAT 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan peralatan lengan front shovel perlu diperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract

PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK. Abstract PENGARUH WAKTU TEKAN DAN HASIL GUMPALAN TERHADAP KEKUATAN GESER PADA LAS TITIK Oleh : Nofriady Handra Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Padang Abstract Spot welding is actually used for body of car

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya PKMT-1-11-1 ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya ABSTRAK Tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat ini sangat

Lebih terperinci

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua logam atau lebih yang menggunakan energi panas. Teknologi pengelasan tidak hanya digunakan untuk memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa

BAB IV PEMBAHASAN. Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa BAB IV PEMBAHASAN Produksi gula pada PT.PN X UNIT PG. Tjoekir Jombang terdapat beberapa proses produksi. Proses dari tebu kemudian berubah menjadi butiran butiran kristal gula yang siap jual. Dari beberapa

Lebih terperinci

TRAFO. Induksi Timbal Balik

TRAFO. Induksi Timbal Balik DASAR TENAGA LISTRIK 23 TRAFO Induksi Timbal Balik Trafo adalah alat elektromagnetik yang memindahkan tenaga listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya dengan induksi timbal balik. Trafo satu fasa mempunyai

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC) Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Triode AC (TRIAC) Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci