HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi Disusun oleh : Zhaifa Kharisia Equata G Pembimbing : 1. Drs. Munawir Yusuf, M.Psi 2. Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id iii

4 digilib.uns.ac.id HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya tidak pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut. Surakarta, Juli 2012 Zhaifa Kharisia Equata iv

5 digilib.uns.ac.id MOTTO Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah : 5-6) Banyak orang-orang mencapai sukses berkat banyaknya kesulitan dan kesukaran yang mesti mereka hadapi. (Burn) Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses. (Emerson) v

6 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan kepada : Papa Kangko B Prasetyo dan Mama Endang Tri Lestari selaku kedua orang tua tercinta serta adik-adik Gezha Icsvanditra dan Arinta Kamesjwara atas dukungan yang tiada habisnya Semua yang telah memberikan pelajaran dalam hidup saya Almamater saya vi

7 digilib.uns.ac.id Assalamualaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk dapat menyelesaikan karya ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, bimbingan dan dorongan semua pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama menempuh studi di UNS. 3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi., selaku Koordinator Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Munawir Yusuf, M.Psi., selaku Pembimbing Utama dan Ibu Tri Rejeki Andayani, S.Psi, M.Si., selaku Pembimbing Pendamping, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, serta masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dra. Suci Murti Karini, M.Si., selaku Penguji I dan Bapak H. Arista Adi Nugroho, S.Psi, M.M., selaku Penguji II yang telah bersedia memberikan saran dan kritik bagi kesempurnaan penulisan skripsi ini. vii

8 digilib.uns.ac.id 6. Seluruh staf pengajar Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal dan ilmu pengalaman sangat berharga. 7. Seluruh staf tata usaha dan staf perpustakaan Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret yang telah membantu kelancaran studi penulis. 8. Sabuem Nim Ali, Sabeum Nim Bangun, Sabeum Nim Adit, Sabeum Nim Munif, selaku Pengurus dan Pelatih Taekwondo Kota Surakarta. 9. Atlet Taekwondo junior Kota Surakarta selaku subjek penelitian, yang telah bersedia membantu dalam pengumpulan data penelitian. 10. Sahabat-sahabatku di Psikologi : Sheila, Arfi, Rika, Indri, Rasty, Burhan, Pre, Wildan, Aminah, Ayu, Uwie, Nina, Aza, dan Vera, yang telah banyak membantu dalam diskusi serta memberikan keceriaan, dukungan, dan kebersamaan yang indah. 11. Keluarga UKM Taekwondo UNS dan Indonesian Dragon Taekwondo Demonstration Team. 12. ahabat-sahabatku Mbak Ida, Mbak Dian, Mbak Andi, Indah, Iras, Tya, Niar, Linda, Mas Ade, Mas Eko yang selalu memberi semangat dan mendoakanku. Semoga Allah SWT memberikan karunia yang melimpah kepada kita semua dan semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb. Surakarta, Juli 2012 Penulis viii

9 digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ATLET TAEKWONDO JUNIOR PADA PROGRAM LATIHAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI Zhaifa Kharisia Equata Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya menjadi lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya. Persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan adalah penilaian, penafsiran dan pandangan atlet junior terhadap pelaksanaan pedoman latihan yang telah direncanakan oleh pelatih. Atlet junior yang pernah mengalami kegagalan saat bertanding, pada kejuaraan selanjutnya akan mengalami kondisi bahwa atlet takut gagal lagi. Adanya dukungan dari pengurus, pelatih serta teman-teman latihan akan menambah semangat serta motivasi atlet, maka ketakutan akan kegagalan berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi. Penelitian ini menggunakan studi populasi pada atlet taekwondo junior Kota Surakarta dengan jumlah sampel 50 responden. Ciri-ciri populasi pada penelitian ini meliputi atlet junior usia 13-18tahun, merupakan atlet taekwondo Kota Surakarta, dan aktif mengikuti latihan. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan validitas 0,302 0,886 serta reliabilitas 0,949 dan Skala Motivasi Berprestasi dengan validitas 0,452 0,873 serta reliabilitas 0,962. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment Pearson. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan uji Korelasi Product Moment, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,531; p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi pada atlet taekwondo junior. Semakin positif persepsi pada program latihan, maka akan semakin tinggi motivasi berprestasi pada atlet taekwondo junior. Kontribusi persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan terhadap motivasi berprestasinya sebesar 28,2%. Kata kunci: persepsi pada program latihan, motivasi berprestasi, atlet taekwondo junior ix

10 digilib.uns.ac.id THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION OF JUNIOR TAEKWONDO ATHLETES IN TRAINING PROGRAM WITH ACHIEVEMENT MOTIVATION Zhaifa Kharisia Equata Psychology Department, Medical Faculty Sebelas Maret University ABSTRACT Achievement motivation is the drive to do something to get better or more efficiently than ever. The perception of junior taekwondo athletes in training program evaluation, interpretation and views on the implementation of junior athletes training manuals that have been planned by the coach. Junior athletes who have experienced failure during a match, the next championship will have a condition that athletes are afraid to fail again. The support of administrators, coaches and friends will add to the spirit of training and motivation of athletes, the fear of failure is reduced. The purpose of this research was to determine the connection between perception of junior taekwondo athletes in the training program with achievement motivation. This study uses a population study in junior taekwondo athlete Surakarta with a sample of 50 respondents. Characteristic feature of the population in this study included junior athletes aged years, the city of Surakarta taekwondo athlete and active training. Data collection tool used is the scale on the perception of junior taekwondo athlete training program in 0302 to validity and reliability of and the validity of the achievement motivation scale from to and reliabilities. Analysis of data using correlation technique product moment Pearson. Based on data analysis by Product Moment Correlation test, value of the correlation coefficient (r) of 0.531:p = (p <0.05) means that there is a significant positive relationship between the perception of junior taekwondo athletes in training program with achievement motivation in junior taekwondo athletes. The more positive perception in training program, so will be higher the achievement motivation in junior taekwondo athletes. Contribution perception junior taekwondo athletes in training program their achievement motivation by 28.2%. Keywords: Perception in training programs, motivation achievement, junior taekwondo athletes. x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR vii ABSTRAK. ABSTRACT. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. xiv DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Manfaat Teoritis... 9 F. Manfaat Praktis... 9 BAB II LANDASAN TEORI.. 10 A. Motivasi Berprestasi Pengertian Motivasi Berprestasi Ciri-ciri Motivasi berprestasi Aspek Motivasi Berprestasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi B. Persepsi Atlet taekwondo Junior pada Program Latihan Pengertian Persepsi Atlet commit taekwondo to user Junior pada Program 19 ii iii iv v vi ix x xi xv xi

12 digilib.uns.ac.id Latihan... a. Pengertian Persepsi b. Program Latihan c. Persepsi Atlet taekwondo Junior pada Program 30 Latihan Aspek Persepsi terhadap Program Latihan. 32 C. Hubungan Antara Persepsi Atlet taekwondo Junior terhadap Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi D. Kerangka Pemikiran E. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian C. Populasi dan Sampel Populasi Sampel 44 D. Metode Pengumpulan Data Sumber data Teknik pengumpulan data.. 45 E. Validitas dan Reliabilitas. 49 F. Teknik analisis data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 A. Persiapan Penelitian Orientasi Kancah Penelitian Persiapan Penelitian Pelaksanaan Uji Coba Penelitian Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Distribusi Ulang Alat Ukur Penelitian. 59 B. Pelaksanaan Penelitian Penentuan Sampel Penelitian Pengumpulan Data. 61 xii

13 digilib.uns.ac.id 3. Pelaksanaan Skoring.. 61 C. Analisis Data Uji Asumsi Dasar 62 a. Uji Normalitas.. 62 b. Uji Linieritas Uji Hipotesis Kontribusi persepsi atlet taekwondo junior pada program 65 latihan terhadap motivasi berprestasi 4. Analisis Deskriptif. 66 D. Pembahasan 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 77 A. Kesimpulan. 77 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Aspek Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan Tabel 2. Penilaian Pernyataan Favourable dan Pertanyaan Unfavourable.. 46 Tabel 3. Blueprint Skala Motivasi Berprestasi Tabel 4. Blueprint Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada 48 Program Latihan... Tabel 5. Nama dojang (tempat latihan Taekwondo) di Surakarta Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi yang Valid dan 57 Gugur Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada 58 Program Latihan yang Valid dan Gugur... Tabel 8. Distribusi Ulang Aitem Skala Motivasi Berprestasi 59 Tabel 9. Distribusi Ulang Aitem Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior 60 Pada Program Latihan Tabel 10. Hasil Uji Normalitas. 62 Tabel 11. Hasil Uji Linieritas 64 Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson Correlations.. 64 Tabel 13. Kontribusi Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program 66 Latihan terhadap Motivasi Berprestasi.. Tabel 14. Hasil Analisis Deskriptif Tabel 15. Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Penelitian 67 Tabel 16. Deskripsi Subjek Berdasar Jenis Kelamin.. 69 Tabel 17. Deskripsi Subjek Berdasar Usia 70 xiv

15 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi xv

16 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Alat Ukur Penelitian Alat Ukur Penelitian Sebelum Uji Coba Alat ukur Penelitian Setelah Uji Coba Lampiran B Data Uji Coba dan Penelitian Alat Ukur Penelitian Data Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi Data Uji Coba Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada 100 Program Latihan.. 3. Data Penelitian Skala Motivasi Berprestasi Data Penelitian Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior 103 Pada Program Latihan.. Lampiran C Uji Daya Beda dan Reliabilitas Aitem Skala Motivasi Berprestasi Skala Persepsi Atlet Taekwondo Junior Pada Program 108 Latihan.. Lampiran D Analisis Data Penelitian Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Linieritas Hasil Deskripsi Statistik Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson Hasil Analisis Koefisien Determinan (R square) Kategorisasi Nilai Berdasar Skor Skala Penelitian Hasil Deskripsi Subjek Berdasar Jenis 115 Kelamin dan Usia Lampiran E Surat Ijin dan Keterangan Penelitian Lampiran F Dokumentasi Penelitan dan Piagam Penghargaan Atlet xvi

17 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taekwondo merupakan olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea, olahraga bela diri ini berasal dari Korea. Taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri dengan menggunakan teknik kaki dan tangan kosong. Selain sebagai olahraga seni bela diri, Taekwondo juga menjadi olahraga prestasi yang resmi dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON XI) 1985, Olmpyc Games 1992, Asian Games, SEA Games, dan Olimpiade Sydney 2000 (Suryadi, 2002). Setiap kejuaraan dunia yang diikuti kemampuan para atlet tidak diragukan lagi, meskipun dari berbagai negara memberikan perlawanan sengit terhadap atlet Korea. Atlet-atlet taekwondo dari negara ginseng Korea menjadi juara umum dalam Kejuaraan 10 th World University Championship Taekwondo 2008 di Beograd, Serbia (Wongso, 2009). Sedangkan di Indonesia, selain PON (Pekan Olahraga Nasional), kejuaraan nasional dan kejuaraan daerah resmi dipertandingkan. Beberapa waktu lalu diadakan seleksi atlet untuk bisa lolos PON di Riau Kejuaraan PRA PON XVIII di Pekanbaru, Riau bulan Desember 2011, menunjukkan persaingan antar atlet dari berbagai propinsi sangat ketat (Hidayat, 2011). Kemampuan para atlet merata, namun propinsi Jawa Barat meraih emas terbanyak di ajang tersebut, disusul DKI Jakarta menempati urutan kedua dan Jawa Tengah di urutan ketiga. Kemudian di ajang Kejuaraan Nasional 1

18 digilib.uns.ac.id 2 Junior Korean Ambassador Cup 2011, Jawa Tengah mampu meraih keberhasilan menjadi juara umum dengan perolehan medali 12 emas 4 perak dan 4 perunggu (Hidayat, 2011). Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 21 Ayat 5, pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, berupaya melakukan pembinaan olahraga secara berjenjang. Pembinaan Taekwondo dilakukan dengan suatu kompetisi atau kejuaraan di Indonesia yang merupakan tolok ukur dari keberhasilan atlet Taekwondo. Kyorugi sebagai teknik serangan dan bertahan dari lawan tanding yang digunakan saat kompetisi atau kejuaraan. Penjaringan bibit-bibit atlet dimulai sejak dini, dalam olahraga Taekwondo di setiap kejuaraan atau kompetisi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pra junior (kelompok usia dibawah 13 tahun), junior (kelompok usia tahun), dan senior (kelompok usia diatas 18 tahun) (Suryadi, 2002). Atlet-atlet kelompok junior nantinya akan menggantikan posisi atlet senior. Nurjaya (2009) menambahkan, atlet-atlet junior pada umumnya memiliki karakteristik masa pubertas, mudah goyah, dan meninggalkan olahraga untuk pindah ke bidang lain. Adanya karakteristik tersebut, atlet junior nantinya dibina secara terus menerus oleh pelatih. Keinginan atlet junior bersumber pada kebutuhan masing-masing atlet. Masing-masing atlet junior meletakkan titik berat yang berlainan mengenai

19 digilib.uns.ac.id 3 kebutuhan dan keinginan atlet itu sendiri. Apabila keinginan dan kebutuhan tersebut tidak dapat dicapai, atlet akan berusaha mencapainya dengan berlatih keras serta mengikuti berbagai kompetisi, dan di sini dimulai karir seseorang sebagai atlet. Kebutuhan tersebut oleh McClelland (1987) dikenal dengan istilah need for achievement atau motivasi berprestasi. McClelland (1987), menggunakan istilah n-ach (need for achievement) atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi. Motivasi berprestasi ditemukan pada pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik, lebih baik dari sebelumnya dan lebih efisisien. Adanya motivasi berprestasi yang dimiliki oleh kebanyakan orang, khususnya atlet junior, dapat menunjang keberhasilan atlet junior di setiap performa saat bertanding. Gill (dalam Satiadarma, 2000) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah orientasi seorang atlet untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin dengan dasar kemampuan tetap bertahan sekalipun gagal, dan berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena merasa bangga mampu menyelesaikan tugas. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Murray (dalam Satiadarma, 2000) bahwa motivasi adalah upaya seseorang untuk menguasai tugas, mencapai hasil maksimum, mengatasi rintangan memiliki kinerja lebih baik dari orang lain, dan bangga terhadap kemampuan yang dimiliki. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri individu (Walgito, 2003). Karakteristik atlet junior yang dinilai mudah goyah, akan merasa mudah puas dengan hasil yang telah dicapai, mudah putus asa, akan terlihat asal-asalan dalam

20 digilib.uns.ac.id 4 berlatih maupun saat menghadapi pertandingan, dan target hasil sebagai tugas yang diterima akan dianggap beban berat. Namun, apabila atlet junior terus menanamkan motivasi berprestasi dalam diri atlet, karakter yang mudah goyah tersebut akan hilang. Atlet akan rajin dan tekun berlatih, selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik, serta tidak mudah puas dengan hasil yang telah atlet capai. Jumlah atlet taekwondo di Indonesia 10% hingga 15% dari jumlah seluruh masyarakat yang mengikuti taekwondo (Suryadi, 2002). Perbandingan jumlah atlet dari tiap daerah atau cabang tidak terlalu jauh, misal antara atlet cabang Kota Surakarta dengan cabang Kabupaten Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten. Jumlah atlet yang mengikuti kompetisi atau kejuaraan taekwondo junior dan pra junior di UNS Surakarta lalu, total atlet dari cabang Kota Surakarta berjumlah 126 atlet, Sukoharjo 77 atlet, Karanganyar 52 atlet, Boyolali 21 atlet, dan Klaten 10 atlet (Hidayat, 2011). Diharapkan semua atlet junior di setiap dojang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini karena motivasi berprestasi dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kemajuan dan pengembangan atlet maupun dojang atau klub. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh McClelland (1987), motivasi berprestasi sangat penting karena dapat berfungsi sebagai (1) energizer, yakni motor penggerak yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu, (2) directedness, yakni menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang ingin dicapai, (3) patterning, yakni menyelesaikan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan.

21 digilib.uns.ac.id 5 Motivasi berprestasi diharapkan akan meningkat jika atlet junior memiliki persepsi yang positif terhadap program latihan. Oleh sebab itu, pelatih dituntut agar dapat menyusun dan merencanakan program latihan sesuai porsi atlet junior dan komposisi lebih menarik. Adanya program latihan yang terencana baik dari pelatih untuk atlet junior, maka terbuka peluang bagi atlet junior untuk meningkatkan motivasi berprestasi. Harapan untuk memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak semua terlaksana dengan baik, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dapat dikatakan dalam olahraga tidak hanya ditanamkan aspek fisik dan psikis saja, tetapi juga sikap mental. Ini berarti bahwa faktor tersebut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap segala respon dan perilaku yang ditampilkan (Maksum, 2007). Seperti yang dikatakan oleh Fishbein dan Ajzen (dalam Sarwono&Meinarno, 2009) bahwa sikap mempengaruhi perilaku seseorang, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku. Persepsi kontrol perilaku menunjukkan cara pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman masa lalu yang nantinya berpengaruh pada niat maupun perilaku tersebut. Atlet selalu ingin meraih keberhasilan di setiap kompetisi yang diikuti. Keberhasilan memiliki nilai yang dihargai tinggi oleh atlet, dan nilai tersebut dikehendaki oleh keluarga, teman-teman serta pelatih. Akan tetapi prediksi mengenai keberhasilan dapat mengalami kekeliruan jika persepsi atlet mengenai kemampuan atlet tersebut tidak diperhatikan. Oleh sebab itu, pihak pelatih menerapkan program latihan yang

22 digilib.uns.ac.id 6 tepat supaya atlet dapat mengukur kemampuan sekaligus meningkatkan kemampuan saat bertanding. Menurut Mulyasa (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah faktor psikologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi psikis individu. Seorang atlet mempersepsikan program latihan dipengaruhi oleh pemahaman tentang program latihan. Suranto (dalam Suharnan, 2005) menambahkan persepsi antara atlet junior satu dengan yang lain menjadi berbeda walaupun dalam kejadian atau kondisi maupun situasi sama, disebabkan karena beberapa faktor antara lain luasnya pengetahuan, tingkat pendidikan, dan pengalaman atlet junior itu sendiri. Program latihan yang akan diberikan seorang pelatih akan dipersepsi oleh atlet. Menurut Maclin dan Solso (2007), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan (tersimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. Definisi lain dikemukakan oleh Walgito (1989) bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Rakhmat (2009) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Melalui berbagai pengalaman dan peristiwa yang dialami atlet, maka atlet dapat memaknai dan memahami bagaimana program latihan yang diberikan oleh pelatih bermanfaat baginya. Begitu pula atlet taekwondo junior, dari pengalaman berlatih antara pelatih satu dengan lainnya

23 digilib.uns.ac.id 7 yang memiliki ciri atau khas masing-masing akan diserap dan dipahami atlet. Adanya peningkatan mengenai perkembangan dan metode baru setiap tahunnya dalam program latihan taekwondo serta membekali atlet dengan pengetahuanpengetahuan olahraga sangat bermanfaat untuk atlet, sebab atlet dapat memperbaiki kesalahannya secara bertahap. Marro (dalam Wijanarko, 2009) menjelaskan program latihan merupakan suatu pedoman mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Melalui persepsi ini atlet akan memberikan pemaknaan tersendiri terhadap program latihan dari pelatih, pemaknaan tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Sama halnya dengan seorang siswa atau pelajar yang memiliki persepsi mengenai program belajar mengajar oleh guru. Seorang atlet dapat dikatakan juga seorang siswa, perbedaan antara keduanya adalah atlet berprestasi di dunia olahraga yang bersifat non akademik, sedangkan siswa berprestasi di dunia pendidikan atau bersifat akademik. Pada penelitian Nugrahani (2010) menyebutkan persepsi siswa terhadap tugas akademik mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tugas akan dirasa berharga bagi siswa dan dinilai positif ketika tugas tersebut dapat mendukung kesuksesan yang ingin diraihnya. Demikian juga dalam taekwondo, seorang pelatih memberikan tugas kepada atlet berupa latihan strategi saat menghadapi lawan sparing maupun bertanding mempengaruhi motivasi atlet. Strategi tersebut penting dan berharga untuk atlet di setiap performanya, sebab dengan strategi yang diterima dari pelatih, atlet dapat meraih kesuksesan.

24 digilib.uns.ac.id 8 Persepsi atlet junior pada program latihan merupakan penilaian dan penginterpretasian atlet terhadap latihan yang diterimanya. Untuk menciptakan program latihan tentu harus didukung oleh penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana latihan yang memadai. Dibuatnya suatu program latihan di tempattempat latihan dimaksudkan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelatihan serta menghasilkan atlet yang berkualitas. Dari berbagai harapan dan fakta diatas atlet diharapkan dapat memiliki persepsi yang positif terhadap program latihan dan menambah motivasi untuk berprestasi, sehingga memiliki komitmen serta semangat juang dalam merealisasikan tekadnya menjadi atlet, kedepannya pun atlet dapat mencapai hasil prestasi secara optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diuraikan perumusan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi.

25 digilib.uns.ac.id 9 D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini memberikan sumbangan ilmiah untuk memperluas dunia ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu psikologi. Khususnya psikologi sosial dan psikologi olahraga. b. Penelitian ini memperkaya bukti empirik tentang hubungan antara persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pelatih Penelitian ini memberikan gambaran psikologis dan bahan tambahan dalam mengetahui persepsi atlet taekwondo junior pada program latihan dengan motivasi berprestasi atlet. b. Bagi Atlet Memberikan pemahaman mengenai kondisi atlet junior terkait hal-hal yang mempengaruhi motivasi berprestasi, sehingga motivasi berprestasi dapat ditingkatkan.

26 digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi 1. Pengertian Motivasi Berprestasi McClelland (1987), menggunakan istilah n-ach (need for achievment) atau motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya menjadi lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya. Oleh sebab itu, motivasi berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan dan mengerahkan segenap kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi semaksimal mungkin. Keberhasilan menjadi tujuan seseorang, agar kemampuan yang telah dikerahkan dalam mengerjakan sesuatu tidak mengalami kegagalan. Santrock (dalam Sobur, 2003) merumuskan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan untuk menyempurnakan sesuatu, untuk mencapai sebuah standar keunggulan dan mencurahkan usaha atau upaya untuk mengungguli. Individu seperti ini menyenangi tugas-tugas yang menantang tanggung jawab secara pribadi dan terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif produktifnya. Individu yang menyukai tugas-tugas menantang membawa diri individu untuk menjadi dewasa, sebab individu tersebut memiliki tanggung jawab besar pada tugas-tugas. Dwivedi dan Herbert (dalam Asnawi, 2002) mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran keunggulan dibanding standard diri sendiri maupun orang lain. Motivasi berprestasi 10

27 digilib.uns.ac.id 11 berhubungan dengan kemampuan mengatasi rintangan dan memelihara semangat kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha yang keras untuk mengungguli orang lain. Semangat tinggi dan memiliki kemampuan mengatasi segala rintangan, membuat seseorang ingin bersaing agar usaha yang telah dilakukan dapat mengungguli orang lain serta mendapat pengakuan. Gill (dalam Satiadarma, 2000) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi adalah orientasi seorang atlet untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin dengan dasar kemampuan tetap bertahan sekalipun gagal, dan berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena merasa bangga mampu menyelesaikan tugas. Seseorang yang memiliki kebutuhan atau n-ach dapat meningkatkan performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan berprestasinya (Walgito, 2003). Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu supaya menjadi lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya. 2. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n- achievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik apabila dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah (Walgito, 2003). Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, sebagai berikut:

28 digilib.uns.ac.id 12 a. Selalu bekerja keras dan tangguh, serta tidak mudah putus asa. b. Berorientasi kemasa depan dan menyenangi tugas. c. Menyukai balikan yang cepat dan efisien. d. Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah e. Efektif dan efisien dalam usahanya mencapai tujuan f. Memilih tugas yang ada tantangan dan menurut kemampuannya. Mc. Clelland (1987) menyebutkan ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut : a. Mempunyai perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan dengan hasil yang sebaik-baiknya b. Memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang besar, mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita-citakan berhasil dicapai c. Mempergunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan-kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil d. Cenderung mengambil resiko sedang, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya e. Cenderung bertindak secara kreatif dan inovatif f. Menyukai hal-hal baru yang penuh tantangan Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah mempunyai perasaan kuat untuk mencapai tujuan, memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang besar, mempergunakan umpan

29 digilib.uns.ac.id 13 balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif, cenderung mengambil resiko sedang, cenderung bertindak secara kreatif dan inovatif, serta menyukai hal-hal baru yang penuh tantangan. 3. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi Aspek merupakan unsur yang digunakan untuk mengukur dan menentukan intensitas perilaku seseorang. Dengan kata lain, bagaimana unsur-unsur di dalam motivasi berprestasi dapat diukur berdasarkan pengamatan terhadap perilaku atau penampilan orang tersebut. Menurut Asnawi (2002) terdapat empat aspek utama dalam membedakan tingkat motivasi berprestasi individu, antara lain: a. Mengambil tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi merasa dirinya bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan. Seseorang akan berusaha menyelesaikan setiap tugas yang dilaksanakan. b. Memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi, sangat menyukai pemberian umpan balik atas usaha yang dilakukan dan berusaha melakukan perbaikan hasil kerja dimasa yang akan datang. c. Mempertimbangkan risiko. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi sebelum memulai pekerjaan. Individu dengen motivasi berprestasi tinggi akan cenderung memilih tugas dengan derajat

30 digilib.uns.ac.id 14 kesukaran sedang dan menantang kemampuan, namun masih memungkinkan untuk berhasil menyelesaikan dengan baik. d. Kreatif-inovatif. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertindak kreatif,dan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefektif dan seefisien mungkin. Kemudian McClelland (1987) menggambarkan beberapa aspek dari motivasi berprestasi, yaitu : a. Kreatif dan inovatif Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bosan dengan rutinitas dan berusaha menghasilkan sesuatu yang baru atau original, terlibat dalam kegiatan inovasi, mampu berdaya cipta dan penuh semangat. Individu lebih suka perbedaan dan kekhasan tersendiri sesuai dengan kompetensi profesional yang dimiliki. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung mencari cara baru atau ide baru untuk menghasilkan produk. b. Ukuran atas hasil dan umpan balik Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung membutuhkan umpan balik untuk mengetahui hasil atas tindakan yang dilakukan. Umpan balik diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan, masukan dari orang lain, dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung senang menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang jelas. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin mengetahui hasil nyata dari tindakannya, agar segera dapat memperbaiki kesalahannya.

31 digilib.uns.ac.id 15 c. Tanggung jawab pribadi Umpan balik diartikan sebagai reward bisa dalam bentuk keuntungan, masukan dari orang lain, dan penghargaan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung senang menyelesaikan tugas dengan tuntas dan setiap tugas akan diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan dan ukuran yang jelas. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu ingin mengetahui hasil nyata dari tindakannya, agar segera dapat memperbaiki kesalahanya. d. Pemilihan tugas Menurut McClelland (1987), terdapat tiga jenis pemilihan tugas, yakni : 1) Tugas-tugas yang menantang Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi senang dengan tugastugas yang dapat menguji kemampuan yang dimilikinya. 2) Tugas-tugas yang memperlihatkan keunggulan Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tertarik dan memilih tugas yang melibatkan persaingan. 3) Pengambilan risiko sedang Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk memilih risiko yang relatif sedang (moderat) supaya kesempatan berhasil lebih besar dari pada gagal. e. Berorientasi sukses Berorientasi sukses artinya apabila individu dihadapkan pada situasi berprestasi maka akan merasa optimis bahwa sukses akan diraihnya dan dalam

32 digilib.uns.ac.id 16 mengerjakan tugas akan lebih terdorong oleh harapan untuk sukses dari pada menghindar yang berakhir dengan kegagalan. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertahan dalam menghadapi rintangan, tidak mudah putus asa, optimis, dan percaya diri serta membuat tujuan-tujuan yang hendak dicapainya di waktu yang akan datang, sangat menghargai waktu, dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan di waktu mendatang. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi menurut Asnawi (2002) yaitu mengambil tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya, memperhatikaan umpan balik tentang perbuatannya, mempertimbangkan risiko, kreatif inovatif. Kemudian aspek motivasi berprestasi menurut McClelland (1987) yaitu kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan umpan balik, tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas (tugas yang menantang, tugas yang memperlihatkan keunggulan, pengambilan risiko sedang), berorientasi sukses. Aspek menurut kedua ahli terdapat kesamaan, semisal aspek mengambil tanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya sama seperti aspek tanggung jawab pribadi, aspek memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya sama seperti aspek ukuran atas hasil dan umpan balik, aspek mempertimbangkan risiko sama seperti aspek pemilihan tugas yakni pengambilan risiko sedang, kemudian aspek kreatif inovatif sama seperti aspek kreatif dan inovatif. Pada penelitian ini aspek yang digunakan adalah aspek menurut McClelland (1987) yaitu kreatif dan inovatif, ukuran atas hasil dan umpan balik, tanggung jawab pribadi, pemilihan tugas (tugas yang menantang, tugas yang memperlihatkan keunggulan, pengambilan risiko sedang), berorientasi sukses,

33 digilib.uns.ac.id 17 karena aspek-aspek tersebut sudah mewakili seluruh aspek motivasi berprestasi. Salah satu penelitian yang menggunakan aspek menurut McClelland (1987) yakni Fadhilah (2011). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi Secara umum motivasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Walgito, 2003), yaitu : a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, misalnya kebutuhan fisiologis, inteligensi, dan psikologis. Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan dimana keadaan belajar individu dipengaruhi oleh faktor ini, misal, persepsi. Individu akan mencermati hal yang telah dipelajari. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal berasal dari luar, misalnya sosiologis, sesuatu yang berhubungan dengan keadaan sosial. Selanjutnya, Mulyasa (2007) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang yaitu : a. Inteligensi Merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan tingkat motivasi yang dimiliki oleh seseorang untuk memiliki pengetahuan serta mempelajari sesuatu.

34 digilib.uns.ac.id 18 b. Psikologis Faktor dari dalam diri individu yang berhubungan dengan psikis. Faktor ini dapat mempengaruhi keadaan belajar individu, ketika seseorang memiliki psikis yang stabil, tidak terganggu. c. Sosiologis Faktor yang timbul dari luar diri, terdiri dari faktor lingkungan. Lingkungan mencakup situasi, kondisi, interaksi individu satu dengan individu lain, selain itu lingkungan juga terkait masalah cuaca. d. Fisiologis Faktor yang berkaitan dengan keadaan jasmani. Apabila jasmani seseorang terganggu, maka motivasinya akan terganggu. Kemudian Monks, dkk (2002) mengemukakan dua faktor dasar yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu : a. Penghargaan akan sukses, berarti apabila ada sesuatu yang baik, yang menyenangkan atau bernilai, maka orang juga mempunyai keinginan untuk mendapatkan atau mempunyainya. b. Ketakutan akan gagal, berarti apabila ada sesuatu yang tidak enak, tidak menyenangkan atau sukar, maka orang akan cenderung menghindari. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang adalah adanya faktor internal (intelegensi, psikologis, fisiologis), faktor eksternal (fisiologis), penghargaan akan sukses dan ketakutan akan gagal yang dapat menjadi pendorong ataupun melemahkan keinginan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

35 digilib.uns.ac.id 19 B. Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan 1. Pengertian Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan a. Pengertian Persepsi Persepsi dalam arti sempit berarti penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, dalam Sobur, 2003). Rakhmat (2009) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Berdasarkan definisi ini, terjadinya proses persepsi yakni adanya pengalaman atau peristiwa yang kemudian diartikan, dimaknai, dikumpulkannya berbagai informasi terkait pengalaman tersebut, dan dipahami melalui pancaindera. Definisi lain dikemukakan oleh Walgito (1989), menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Pada proses persepsi stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yakni otak, dan terjadi proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dilihat serta didengar. Menurut Matlin dan Solso (2007), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan (tersimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. Singkatnya bahwa persepsi merupakan proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi diperoleh dari sistem alat indera manusia.

36 digilib.uns.ac.id 20 Pareek (dalam Arisandy, 2004) mendefinisikan bahwa persepsi sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun, proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja, tetapi akan mempengaruhi perilaku yang dipilih sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya. Berdasarkan uraian diatas persepsi ialah hasil dari suatu proses didahului oleh penginderaan, di mana individu memberikan penilaian, penafsiran dan pandangan terhadap suatu obyek, terjadinya peristiwa atau fenomena melibatkan pengalaman-pengalaman berkaitan dengan obyek yang dipersepsi untuk memberikan makna kepada lingkungannya berdasarkan kesan yang ditangkap oleh panca indera. b. Program Latihan Olahraga atau latihan adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 4). Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 1 Ayat 7, olahragawan atau atlet adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi. Pendidikan menurut Koesoema (2007) adalah proses pembimbingan agar kemampuan manusia keluar dari fisik kodrati yang dimilik dan mengacu pada hubungan atau relasional antara individu dengan

37 digilib.uns.ac.id 21 individu lain dalam masyarakat maupun lingkungan. Terdapat hal yang berbeda antara pelatihan dan pendidikan. Pelatihan merupakan proses yang membuat seseorang memiliki kemampuan untuk bertindak (skills). Kemudian pendidikan merupakan proses mengembangkan, menumbuhkan, mendewasakan berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Pada kejuaraan taekwondo terdapat tiga kelompok usia, yaitu pra junior (kelompok usia dibawah 13 tahun), junior (kelompok usia tahun), dan senior (kelompok usia diatas 18 tahun) (Suryadi, 2002). Nurjaya (2009) menjelaskan karakteristik atlet dan arah tujuan latihan. Pertama, atlet pra junior (kelompok usia dibawah 13 tahun) memiliki karakteristik anak senang bermain, berkembang jiwa sosialnya, perkembangan motorik, mudah mencontoh gerakan. Arah tujuan latihan yakni menumbuhkan rasa senang berolahraga, mengembangkan daya pikir atau kecerdasan, menanamkan sikap mental yang mendukung prestasi puncak. Kedua, atlet junior (kelompok usia tahun) memiliki karakteristik pubertas, mudah goyah, dan meninggalkan olahraga untuk pindah ke bidang yang lain. Arah tujuan latihan pada atlet junior yakni meningkatkan skill; mengembangkan kreativitas dan daya pikir; pembinaan berlanjut mengenai sikap, kepribadian, budi pekerti luhur, kejiwaan dan ketakwaan; melatih kematangan dan kekompakan bertanding; serta menanaman rasa percaya diri dan kemandirian yang tinggi.

38 digilib.uns.ac.id 22 Ketiga, atlet senior (kelompok usia tahun), prestasi bersifat labil dan sementara, maka latihan untuk peningkatan dan penjagaan prestasi perlu dilakukan secara kontinyu, teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berkesinambungan secara sistematis. Atlet junior merupakan usia remaja yang masih memerlukan bimbingan agar pribadi remaja tersebut dapat teratasi dan tidak labil. Hurlock (2006) mengemukakan beberapa ciri-ciri masa remaja yaitu masa remaja sebagai periode yang penting, sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai usia bermasalah, sebagai masa pencarian identitas, sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, sebagai masa yang tidak realistik, dan sebagai ambang masa dewasa. Karakteristik pada atlet junior memiliki kesamaan dengan ciri-ciri masa remaja, sehingga remaja maupun atlet junior masih membutuhkan pembinaan dan bimbingan dari orang sekitar dalam menanamkan sikap serta pribadi yang lebih baik. Bentuk latihan untuk atlet harus memiliki program latihan yang tersusun dan terencana dengan baik. Marro (dalam Wijanarko, 2009) menjelaskan program latihan merupakan suatu pedoman bersifat mengikat secara tertulis berisi cara-cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah ditetapkan. Menyusun program latihan bukanlah hal mudah, banyak dasar, prinsip serta kaidah yang harus diikuti dalam penyusunan program latihan. Menyusun program latihan merupakan kompetensi terpenting bagi seorang pelatih (Wijanarko, 2009).

39 digilib.uns.ac.id 23 Gunarsa (2008) mengemukakan berbagai fungsi dari program latihan untuk atlet. Pertama, program latihan harus digariskan secara jelas mengenai sasaran atau tujuan dari latihan yang diberikan. Misal, seorang atlet taekwondo melakukan latihan pliometrik untuk memperbaiki speednya saat menendang. Kedua, program latihan harus memperhatikan adanya prinsip peningkatan (progressive principle). Artinya, latihan yang diterima oleh atlet bertujuan untuk memperbaiki kesalahan secara gradual atau bertahap. Fungsi ketiga, program latihan dapat mempertimbangkan mengenai variasi yang berhubungan dengan tingkat kejenuhan atau kejemuan atlet. Keempat, program latihan harus memberikan perhatian khusus pada faktor succes and failure, dari faktor ini ada keberhasilan maupun kegagalan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi mitra latihan atau sparring partner. Banyak ahli mengatakan bahwa mitra latihan yang paling baik untuk memotivasi atlet adalah atlet lain yang memiliki tingkat kemampuan berada sedikit di atas atlet tersebut. Fungsi terakhir yakni pengadaan catatan pribadi dalam bentuk personal data record. Catatan tersebut berisi mengenai prestasi atlet, apakah prestasinya meningkat atau bahkan mengalami penurunan. Oleh sebab itu, dengan adanya catatan pribadi atlet dapat melakukan analisis diri, dimaksudkan agar atlet dapat mengambil tindakan-tindakan tertentu yang diperlukan untuk memperbaiki atau mengevaluasi performa atlet. Komponen program latihan yang perlu diperhatikan dan dilatihkan secara seksama kepada atlet, yaitu :

40 digilib.uns.ac.id 24 a. Teknik Komponen yang merupakan kombinasi dari berbagai gerakan berdasarkan pada jenis cabang olahraga. Komponen ini dipengaruhi oleh berbagai keterampilan dasar, baik bakat yang diperoleh ketika dilahirkan maupun hasil belajar. b. Fisik Komponen yang disusun dan dilaksanakan secara teratur dan sistematis, sehingga latihan dapat membentuk kondisi siap untuk bertanding atau mengeluarkan penampilan sebaik-baiknya. c. Mental / Psikis Komponen yang terdapat dalam diri atlet, meliputi strategi dan taktik bermain (Gunarsa, 2008). Saat pelatih akan menyusun program latihan untuk atlet yang bertujuan meningkatkan kemampuan atlet itu sendiri dalam mencapai prestasi didasarkan pada pedoman penyusunan program latihan. Menurut Suliantoro (2009) beberapa pedoman penyusunan program latihan adalah sebagai berikut : 1) Latihan yang dilakukan dibawah 45 menit tidak bermanfaat untuk program prestasi. Latihan harus dilaksanakan antara 45 s/d 120 menit. 2) Berapa kali latihan dalam seminggu (atau sering disebut sebagai Frekuensi ) harus berpedoman dengan kenyataan bahwa ketahanan otot adalah maksimal 48 jam setelah latihan untuk waktu untuk latihan berikutnya. 3) Latihan yang terlalu santai, begitu pula jika terlalu berat tidak akan menghasilkan kemajuan penampilan apalagi prestasi.

41 digilib.uns.ac.id 25 Selanjutnya, Soekarman (1987) mengemukakan pedoman umum dalam latihan agar dapat berlatih atau melatih secara baik, yaitu : 1) Kekhususan Latihan harus khusus. Untuk mahir dalam ketrampilan cabang olah raga tertentu, seseorang harus berlatih olah raga itu. Otot-otot yang sama digunakan dan dilatih sesuai dengan cabang olah raga tersebut. 2) Tambah beban (overload principle) Untuk tidak menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan yang tinggi, beban dinaikkan secara teratur. 3) Hari berat dan santai Latihan harus berat, tetapi diselingi oleh hari yang santai untuk pulih asal. 4) Latihan dan kelebihan latihan (overtraining) Saat latihan, beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai mencapai maksimum. Jangan berlatih melebihi kemampuan. 5) Latihan dasar dan pencapaian puncak Latihan harus dimulai dengan latihan dasar untuk mempersiapkan kondisi. Beban latihan harus ditingkatkan. Sebelum pertandingan dilaksanakan, sebaiknya dilakukan persiapan pencapaian puncak dengan mengurangi beban tetapi meningkatkan intensitas. 6) Kembali asal (reversibility) Setiap hasil latihan jika tidak dipelihara akan kembali ke keadaan semula. Oleh karena itu, setiap atlet harus berlatih terus untuk memelihara kondisinya.

42 digilib.uns.ac.id 26 Program latihan yang disusun oleh setiap pelatih dalam menangani atletnya sangatlah berbeda, namun pada dasarnya program latihan tersebut memiliki kesamaan tujuan yakni dapat menghasilkan kemajuan atlet. Terdapat tiga macam program latihan yaitu tehnik, fisik, dan mental. Suliantoro (2009) menjelaskan terdapat empat program latihan teknik untuk atlet berprestasi, yakni : 1) Aksi Reaksi a) Berpasangan. Satu orang memegang dua target dan berikan target dengan pancingan. Lakukan sebanyak tiga set dengan lima repetisi. Variasi tendangan berupa dolyo chagi, cangkul, dan narai chagi dengan berbagai bentuk variasi (iddan, mat badak, penta chagi, dll). Lakukan secara bergantian. b) Tiga Orang. Satu orang berada di tengah dan dua orang lainnya di depan serta belakang dengan memegang dua target. Lakukan tendangan dolyo kanan kiri sebanyak 10 set dengan bergantian (semakin cepat semakin baik). 2) Stamina Latihan stamina akan sangat berguna saat atlet bertanding. Daya tahan berupa kekuatan fisik dan kekuatan nafas. Daya tahan fisik maupun pernapasan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Latihan stamina:

Hubungan antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi

Hubungan antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi Hubungan antara Persepsi Atlet Taekwondo Junior pada Program Latihan dengan Motivasi Berprestasi The Relationship between Perception of Junior Taekwondo Athletes in Training Program with Achievement Motivation

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA. HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA PEGAWAI PT ANDALAN MULTI KENCANA JAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA JAMAAH PENGAJIAN HAQQUL AMIN DI SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S1 Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN ORIENTASI KESUKSESAN USAHA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : FADILA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN ASERTIVITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ISTRI YANG TINGGAL DENGAN MERTUA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: Rino

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN IMAGINARY AUDIENCE DENGAN CITRA TUBUH PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN IMAGINARY AUDIENCE DENGAN CITRA TUBUH PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN IMAGINARY AUDIENCE DENGAN CITRA TUBUH PADA SISWI KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN SELF-ENHANCEMENT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA ANGGOTA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL.

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL. HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET PANAHAN TINGKAT NASIONAL Skripsi Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G

SKRIPSI. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi. Oleh: Kariza Dyah Yasmin G HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DAN DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Novi Indriastuti

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN

PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN PERBEDAAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT- EKSTROVERT DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN CEMBURU PADA PASANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DYAH ISWARI PROBORINI

Lebih terperinci

ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI

ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET KARATE UNIT KEGIATAN MAHASISWA INSTITUT KARATE-DO INDONESIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UKM INKAI UNS) SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Nova Handayani F 100 040

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Tri Puspita Ratih A. F 100 020 125 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SKRIPSI Diajukan Oleh : EMIRA SALIM F 100 070 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 HUBUNGAN INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA SKRIPSI. Derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA SKRIPSI. Derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN 12 TAHUN)

PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN 12 TAHUN) PROGRAM LATIHAN PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN 12 TAHUN) PROGRAM LATIHAN JANGKA MENENGAH (2 TAHUN 4 TAHUN) PROGRAM LATIHAN JANGKA PENDEK (1 TAHUN KE BAWAH) PROGRAM LATIHAN JANGKA PANJANG (5 TAHUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah yang penting dalam usaha pembangunan bangsa adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia,olahraga yang selama ini masih bisa dipandang untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA STT GMI BANDAR BARU SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Lebih terperinci

Diajukan oleh : Rochmad Ikhsanudin F

Diajukan oleh : Rochmad Ikhsanudin F HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN PADA KARYAWAN CV. GRIYA COMPUTAMA SURAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 25 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR.

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR. HUBUNGAN ANTARA EMPLOYEE ENGAGEMENT DAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN P.T. AIR MANCUR Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN DALAM PENGGUNAAN WAKTU SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN DALAM PENGGUNAAN WAKTU SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN DALAM PENGGUNAAN WAKTU SKRIPSI Diajukan Oleh: Aroasih Tri Naimah F 100 100 193 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT BUSANA MULYA TEKSTIL

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT BUSANA MULYA TEKSTIL HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT BUSANA MULYA TEKSTIL Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh: GUNAWAN DWI

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh HANY SEPTIANA. W NIM K7408218 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : Diana

Lebih terperinci

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA OLAHRAGAWAN BODY CONTACT DAN OLAHRAGAWAN NON BODY CONTACT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA OLAHRAGAWAN BODY CONTACT DAN OLAHRAGAWAN NON BODY CONTACT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA OLAHRAGAWAN BODY CONTACT DAN OLAHRAGAWAN NON BODY CONTACT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: GALIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki untuk menghancurkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI SMK ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian syarat

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian syarat HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian syarat Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh JAMAL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S-1 Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KREATIVITAS GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: MUFTIHAH RIZA FURAIZA K7411095 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI / FAKULTAS AGAMA ISLAM

TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI / FAKULTAS AGAMA ISLAM HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN SIKAP KERJA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN SIKAP KERJA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN SIKAP KERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: DWI ASTUTI F100100141 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : AHMAD IRFAN NPM. 11144200108 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Retno Suryaningsih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: Sagantoro Sambu F 100 050 232

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SKRIPSI Diajukan Oleh : Benazir Hardiyanti F 100 070 118 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh: GALUH TRI DAMAYANTI F. 100 030 007 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI Disusun Sebagai Salahsatu Syarat Menyelesaikan Sarjana Strata I pada Fakultas Psikologi Diajukan oleh: ARUM DYAH RATNASARI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan

SKRIPSI. Oleh : Daisy Oktavia Tegarawan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI KELURAHAN BABELAN KOTA DAN KEBALEN WILAYAH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BABELAN SKRIPSI Oleh : Daisy

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagaian persyaratan memeperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagaian persyaratan memeperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagaian persyaratan memeperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : RUSTAKAHAK F 100 080 304 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh: Yuni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1. Disusun oleh: Jaya Agung Nugroho G

SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1. Disusun oleh: Jaya Agung Nugroho G digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PESIMISME DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA INTRINSIK DAN KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. JOGLOSEMAR SURAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

WARA KUSRINI NIM: S

WARA KUSRINI NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PRESTASI BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 BOYOLALI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi

PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI. derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi PENGARUH IKLAN BLACKBERRY MELALUI MEDIA CETAK TERHADAP PERSEPSI FUNGSI FASILITAS PRODUK BLACKBERRY SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian peryaratan guna memperoleh derajat dan gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MASUK PG-PAUD DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS ANGKATAN 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : Agung Nugroho

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT WANITA BERPERAN GANDA DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1

PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMILIHAN MEDIA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X SMA N 1 KAYEN PATI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDIDIKAN BERBASIS INTERNASIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS X SMA NEGERI I GODEAN, SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TESIS Oleh : SULASTRI NPM. 122551400032

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN KONTRAK DI PT. DAN LIRIS SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN KONTRAK DI PT. DAN LIRIS SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN KONTRAK DI PT. DAN LIRIS SUKOHARJO SKRIPSI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna

Lebih terperinci

KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI

KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI Oleh: SABRINA DIFA SEPTIANTY 10.40.0235 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 i KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA MADRASAH MUALIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA MADRASAH MUALIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN KONSEP DIRI PADA SISWA MADRASAH MUALIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TESIS ADIN SURYADIN S 300 110 022 PROGRAM MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG.

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG. PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI-SWASTA DITINJAU DARI MAHASISWA PENDATANG-BUKAN PENDATANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S Diajukan oleh Dhanty Susanti S 300 090 020 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN ANGKATAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI PUSKESMAS

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI PUSKESMAS HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI PUSKESMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN STRES DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMK X SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN STRES DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMK X SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DAN STRES DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI SMK X SURAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA PERBEDAAN AGGRESSIVE DRIVING DITINJAU DARI ALTRUISME DAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA DI KOTA SURAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SKRIPSI Untuk memenuhi syarat memperoleh Derajat Sarjana (S1) Psikologi Diajukan Oleh : DIAN YULIANA NIM F 100 090 218 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEYAKINAN DIRI DAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK WISUDHA KARYA KUDUS SKRIPSI DisusunOleh: WAHYU AGUS SAPUTRO 2012 60 050 UNIVERSITAS MURIA KUDUS FAKULTAS

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh:

Lebih terperinci

Oleh: MIRANTI ANGGARA MEGA F

Oleh: MIRANTI ANGGARA MEGA F HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN DENGAN PERILAKU PENGAMBILAN RESIKO DALAM BERKENDARAAN Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Kesarjanaan S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNS TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana

Lebih terperinci

RATNA PRATIWI F

RATNA PRATIWI F HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN INTERNET DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : DINA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA SAMA KELOMPOK DALAM SMALL GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagaian persyaratan memeperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : ANGGA JATI PIKATAN F 100 080

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMBURUAN PADA PASANGAN MUDA DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN ROMANTIS DAN KEMATANGAN EMOSI DI DUSUN GETAS KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

TINGKAT KECEMBURUAN PADA PASANGAN MUDA DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN ROMANTIS DAN KEMATANGAN EMOSI DI DUSUN GETAS KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR TINGKAT KECEMBURUAN PADA PASANGAN MUDA DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN ROMANTIS DAN KEMATANGAN EMOSI DI DUSUN GETAS KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Desetalia Four Biantara

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci