Lhokseumawe Shopping Center

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lhokseumawe Shopping Center"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul Judul dari proyek perancangan adalah Lhokseumawe Shopping Center yang merupakan sebuah tempat perbelanjaan dan hiburan untuk segala kalangan yang letaknya di pusat Kota Lhokseumawe. Dalam judul Lhokseumawe Shopping Center mengandung pengertian utama, antara lain; Lhokseumawe adalah sebuah kota di Provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera serta berada di antara Banda Aceh dan Medan. 2 Shopping berasal dari bahasa Inggris yaitu shop yang artinya toko/retail, dengan penambahan (ing) sehingga artinya menjadi berbelanja atau membeli sesuatu yang dibutuhkan / diinginkan. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia belanja berarti uang yang dikeluarkan untuk keperluan sesuatu. Sedangkan secara harfiah, belanja adalah suatu kegiatan membeli sesuatu untuk kebutuhan hidup yang mencakup kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. 3 Center berasal dari bahasa latin yang berarti Centrum atau bahasa Yunani yang berarti Ketron. Dalam bahasa inggris, center berarti pusat atau bagian di tengah, terpusat, atau tertuju. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, pusat berarti tempat yang letaknya di tengah, titik yang di tengah-tengah benar, pusat dan pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan. 4 Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Lhokseumawe Shopping Center adalah sebuah pusat perbelanjaan dalam satu bangunan yang di dalamnya mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalanjalan, berkumpul, maupun rekreasi yang berada di Kota Lhokseumawe Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3, 2005, Hal Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3, 2005, Hal 110 Cyntia Harmaytha Harahap

2 Menurut Gruen, Victor (1966) Shopping center adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja. Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577) Shopping center adalah sebuah kompleks yang di dalamnya terdapat toko-toko eceran yang disatukan dengan fasilitas-fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum bagi barang dagangan. Menurut Pemerintah DKI (1971). Shopping center berfungsi sebagai tempat untuk berbelanja, berkumpul, dan rekreasi yang ketiganya ini akan berjalan seiringan dan saling mempengaruhi, oleh karena itu disebut sebagai suatu lembaga dalam masyarakat yang berkembang di masyarakat yang menghidupkan kota. Menurut Beddington, Nadine (1981) Shopping center adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan. 2.2 Tinjauan Umum Pengertian Pusat Perbelanjaan Keberadaan sebuah tempat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi tempat yang menarik dan mudah diingat karena termasuk tempat yang dikunjungi oleh warga kota tersebut. Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah: Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington, Design For Shopping Centre). Cyntia Harmaytha Harahap

3 Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang / jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan untuk memperileh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya (Gruen, Centers for the Urban Environment, Survival of the Cities). Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggungjawab secara menyeluruh (Beddington, Design For Shopping Centre). Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi (operation unit), berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Beyard, Shopping Center Development Handbook). Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau tranksaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau berekreasi (Beddington, Design For Shopping Centre). Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu: 1. Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa 2. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi Dua kata kunci tersebut di atas, akan mewarnai proses perancangan sebuah pusat perbelanjaan, selain kata kunci utama sebagai bangunan komersial, yaitu bertujuan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya Klasifikasi Pusat Perbelanjaan 1. Berdasarkan skala pelayanan (Lion, Shopping centers : planning development, and administration) a. Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi sampai penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan Cyntia Harmaytha Harahap

4 berkisar antara m 2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket. b. Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan sampai penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara m 2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko. c. Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan sampai penduduk, dengan luas bangunan m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir 2. Berdasarkan fungsi dan kegiatan (Beyard, Shopping Center Development Handbook) a. Pusat Perbelanjaan Murni Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencan hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall dll. b. Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya. 3. Berdasarkan sistem transaksi (Beyard, Shopping Center Development Handbook) a. Toko Grosir Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif Cyntia Harmaytha Harahap

5 kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktivitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan. b. Toko Eceran Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya tinggi. Pada toko jenis ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini. 4. Berdasarkan lokasi (Beyard, Shopping Center Development Handbook) a. Pasar (market) Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya. b. Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan. c. Shopping Precint Cyntia Harmaytha Harahap

6 Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.contohnya yaitu Nakamise-dori,Senso-ji s temple precint s shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang. d. Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia. e. Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara sampai m 2. f. Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara m 2 sampai dengan m 2. Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen hingga proses pembelian, pembayaran, dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual. Cyntia Harmaytha Harahap

7 g. Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari m 2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara m 2 sampai dengan m 2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan. h. Hypemarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum m 2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yeng mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil. i. Shopping Mall Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan. 2.3 Tinjauan Lokasi Kriteria Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Untuk memilih lokasi yang akan Cyntia Harmaytha Harahap

8 dijadikan tempat pelaksanaan pembangunan proyek ini, maka penting terlebih dahulu dibuat kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Langkah ini ditempuh kemudian dievaluasi sehingga mendapatkan lokasi yang benar-benar cocok untuk proyek ini. Kriteria ini dibuat berdasarkan analisis tata ruang kota, analisis sasaran proyek, analisis program aktivitas, analisis pencapaian, dan analisis penerapan tema. Ada pun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah: Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak No. Kriteria Lokasi 1. Tinjauan terhadap struktur kota Tapak harus berada pada wilayah RUTRK yang tata guna lahannya diperuntukkan daerah perdagangan dan jasa. 2. Luas lahan Luas lahan harus memadai untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan dengan luas lantai bangunan ± m Pencapaian Lokasi harus terletak pada daerah yang mudah dicapai oleh kendaraan pribadi, kendaraan umum, ataupun pejalan kaki. 4. Area pelayanan Area di sekitar site hendaknya merupakan fungsifungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan atau di sekitar sarana prasarana yang membutuhkan jasa / pelayanan yang berhubungan dengan berbelanja, seperti permukiman penduduk, terminal, dan pusat komersil lainnya. 4. Kemudahan entrance Entrance yang dipilih sebagai jalur menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa, pengguna fasilitas, dan pengunjung Shopping Center. 5. Kontur tapak Tapak yang dipilih hendaknya relatif datar (kontur tanahnya tidak terlalu bergelombang), karena dengan Cyntia Harmaytha Harahap

9 keadaan ini diharapkan aktivitas loading dock bangunan menjadi mudah dan mengurangi tingkat kerusakan barang yang akan dijual. 6. Loading dock Barang yang akan dijual di Shopping Center umumnya membutuhkan dimensi ruang yang cukup besar karena massanya yang berat dan besar pula, sehingga aksesibilitas loading dock harus benarbenar diperhatikan sehingga tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung di dalam dan di luar tapak. Sumber : Hasil Olah Data Primer Tabel 2.2 Wilayah Peruntukan Lahan Kota Lhokseumawe Kecamatan Gampong Peruntukan Lahan Moun Geudong Pemukiman, Perdagangan dan jasa, Pendidikan Simpang Peut Pemukiman, Perdagangan dan jasa, Perkantoran Kota Lhokseumawe Pemukiman, Perkantoran, Taman Kota, Pendidikan Pemukiman, Perdagangan dan jasa, Lancang Garam Pelayanan Sosial, Pendidikan Banda Sakti Kampung Jawa Lama Pemukiman Kampung Jawa Baru Pemukiman, Perdagangan dan jasa Pusong Lama Pemukiman, Perdagangan dan jasa Pusong Baru Pemukiman, Perdagangan dan jasa Keude Aceh Pemukiman, Pelayanan Sosial, Pendidikan Peukan Cunda Pemukiman, Perdagangan dan jasa Ujong Blang Pariwisata Cyntia Harmaytha Harahap

10 Muara Dua Muara Satu Hagu Barat Laut Hagu Teungoh Hagu Selatan Uteun Bayu Kuta Blang Ulee Jalan Blang Masen Alue Awe Blang Kreung Mayang Cot Girek Cot Mamplam Mon Puteh Uten Kot Blang Poroh Lhok Mon Puteh Paloh Batee Cot Panggoi Paya Bili Alue Blang Panyang Blang Pulo Paloh Dayah Paloh Punti Padang Sakti Cot Trieng Naleung Mameh Ujung Pacu Batuphat Timur Batuphat Barat Pemukiman Pemukiman, Pendidikan Pemukiman, Perdagangan dan jasa Sumber : RTRW Kota Lhokseumawe Cyntia Harmaytha Harahap

11 Cyntia Harmaytha Harahap

12 Cyntia Harmaytha Harahap

13 Cyntia Harmaytha Harahap

14 Cyntia Harmaytha Harahap

15 Tabel 2.3 Tabel Perbandingan Penetapan Lokasi Tapak ASPEK LOKASI A LOKASI B LOKASI C Luas lahan ± 1,3 Ha ± 0,9 Ha (3) ± 0,9 Ha (3) Tingkatan jalan Jl. Kolektor 2 Jl. Lokal 1 Jl. Arteri Posisi site Pusat kota Pusat kota Pinggir kota (3) Pencapaian ke lokasi Mudah dicapai dengan angkutan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki Mudah dicapai dengan angkutan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki Mudah dicapai dengan angkutan umum, kendaraan pribadi, pejalan kaki Akses pejalan kaki Terdapat trotoar Tidak terdapat trotoar (3) Tidak terdapat trotoar (3) Pertokoan, Pertokoan, Fungsi pendukung sekitar lokasi pemukiman, perkantoran, taman kota Pertokoan, pemukiman pemukiman, perkantoran, penginapan Kepadatan Tinggi Tinggi Sedang penduduk (3) Intensitas Padat Sedang Sedang kendaraan (3) View ke dalam dan Baik Baik Sedang ke luar (3) (3) Ketersesuaian lokasi dengan RTURK wilayah perdagangan dan Sesuai Sesuai Sesuai Cyntia Harmaytha Harahap

16 jasa Tersedia dengan Tersedia dengan Tersedia dengan Utilitas baik baik baik Terdapat jalan Terdapat jalan Tidak terdapat Loading dock alternatif alternatif jalan alternatif (3) Status Swasta Swasta Pemerintah kepemilikan lahan (3) Sumber : Hasil Olah Data Primer Keterangan : 5 : Baik 3 : Cukup 1 : Kurang Dari penilaian beberapa kriteria-kriteria dan analisa di atas serta memenuhi persyaratan maka terpilihlah site alternatif A yaitu persimpangan Jl. Listrik dengan Jl. Merdeka Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih Deskripsi Tapak Kasus Proyek : Lhokseumawe Shopping Center Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Pihak Swasta Lokasi Lahan : Jl. Merdeka, Kecamatan Banda Sakti Batas Utara : Islamic Center Lhokseumawe Batas Selatan : Jalan Listrik Batas Barat : Pertokoan Batas Timur : Bank Indonesia Luas Lahan : ± 1,3 Ha (± m 2 ) Kontur : datar KDB : 60 % Bangunan Eksisting: Ruko Cyntia Harmaytha Harahap

17 Cyntia Harmaytha Harahap

18 2.4 Tinjauan Fungsi Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Pengguna kegiatan dalam Lhokseumawe Shopping Center terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis. Pengunjung Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Lhokseumawe Shopping Center, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti; Berdasarkan golongan : - Masyarakat berpenghasilan menengah - Masyarakat berpenghasilan cukup Berdasarkan asal-usul - Pengunjung yang datang dari Kota Lhokseumawe dan sekitarnya - Pengunjung yang datang dari luar Kota Lhokseumawe Berdasarkan klasifikasi umur : - Anak-anak (usia 5-13 tahun) - Remaja (usia tahun) - Dewasa (usia tahun) - Lanjut usia (usia diatas 46 tahun) Berdasarkan motivasi atau tujuan : - Pengunjung dengan motivasi untuk berbelanja. - Pengunjung dengan motivasi hanya untuk cuci mata (window shopping). Penyewa Penyewa adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam shopping center untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang. Pengelola Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu: Cyntia Harmaytha Harahap

19 - Pimpinan, terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur. - Kepala Bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung. Servis Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan. Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Kegiatan pengunjung shopping center, aktivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah : - Berbelanja - Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola - Jalan-jalan / cuci mata / window shopping - Makan / minum - Melakukan kegiatan permainan - Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di shopping center. 2. Kegiatan pengelola, aktivitas yang dilakukan oleh pengelola shopping center adalah : - Mengelola dan mengatur jalannya operasional shopping center - Melayani kebutuhan para konsumen - Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukkan - Memberikan informasi singkat - Melakukan kegiatan administrasi - Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan). - Mengadakan publikasi 3. Kegiatan servis shopping center, aktivitas yang dilakukan oleh bagian servis adalah: - Membersihkan setiap ruangan di shopping center Cyntia Harmaytha Harahap

20 - Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatanperalatan yang ada di dalamnya. - Mengurus loading dock. - Mengurus utilitas bangunan - Menjaga keamanan Deskripsi Kebutuhan Ruang 1. Fasilitas Utama A. Fasilitas Perbelanjaan Department Store Supermarket Men s and ladie s fashion Sport wear equipment Beauty care Accessorie shop Book Store Retail Retail berupa kios-kios kecil yang disediakan untuk para penjual produk-produk pendukung lainnya. 2. Fasilitas Pendukung Food court, café, kedai kopi, dan restaurant, yaitu tempat berjualan berbagai makanan dan minuman. Timezone, yaitu sarana bermain dan rekreasi keluarga. Gym, tempat untuk olahraga fitness. 3. Fasilitas Pelengkap Open Space, yaitu ruang terbuka seperti pedestrian, taman, dan lain sebagainya Atrium, yaitu ruang yang disediakan untuk menampung berbagai kegiatan acara seperti pameran atau bazar produk-produk tertentu. 4. Fasilitas Pelayanan Cyntia Harmaytha Harahap

21 Kantor Pengelola, yaitu ruang yang disediakan untuk pengelola bangunan dan staf-stafnya Toilet Umum yang disediakan untuk pengunjung Mushalla ATM Gallery Ruang ME Loading Dock Pos satpam Deskripsi Persyaratan Ruang dan Kriteria Ruang Tabel 2.4 Persyaratan dan Kriteria Ruang Fungsi Kelompok fungsi Kebutuhan ruang Kantor Pengelola Hall Restoran Café Persyaratan Mudah dalam pencapaian Cukup luas Memerlukan view yang bagus, suasana tenang Memerlukan view yang bagus, suasana tenang Shopping center Utama Supermarket Food Court Disesuaikan dengan modul kolom Memerlukan view yang bagus, suasana tenang Retail Disesuaikan dengan modul struktur Mushalla Nyaman,tenang R.ME Tertutup bagi umum Area parkir Kemudahan pencapaian Ruang pameran Bebas kolom Sumber : Hasil Olah Data Primer Cyntia Harmaytha Harahap

22 Cyntia Harmaytha Harahap

23 Cyntia Harmaytha Harahap

24 Dilengkapi juga dengan elemen - elemen interior seperti void, skylight pada lantai foodcourt sebagai penerangan alami dan brige. Berbagai fasilitas tersedia di mal ini yang secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Fasilitas pusat pertokoan berupa retai tenant yang berjumlah 360 unit. Fasilitas khusus berupa area pameran di atrium/centercourt, area bermain anak, ruang ibu dan bayi, tempat penitipan anak, playgroup bekerja sama dengan Sanggar Bobo, ruang serba guna Amadeus, taman bacaan anak dan berbagai kelas khusus seperti kelas musik dan kelas komputer. Fasilitas hiburan berupa Bioskop Citra 21 (4 studio), stringer dan Fun city. Fasilitas sosial berupa kantin murah untuk karyawan. Fasilitas pelengkap berupa ATM center, toilet pengunjung disetiap lantai, pusat informasi, kursi roda, musholla, dan telepon umum. Fasilitas lain yang tidak kalah penting adalah fasilitas parkir yang dibagi menjadi dua jenis yaitu parkir terbuka di sekeliling area bangunan dan parkir tertutup berupa gedung parkir 11 lantai dengan system split level. Kapasitas keduanya dapat dapat menampung ± buah mobil dan ± 700 buah sepeda motor serta dapat memenuhi daya tampung pengunjung baik pada hari hari biasa maupun pada akhir pekan dan libur. Sesuai dengan kondisi kawasan segmentasi mal ciputra adalah B+. Untuk itu, beragam jenis retail tenant yang dipilih telah melalui seleksi disesuaikan segmentasi tersebut dan dengan sistem pengelolaan yaitu system sewa penuh. Penerapan single-corridor dengan ramping sistem shopping center di lantai 1-6 pada interior bangunan menambah kuat konsep mal. Penyusunan letak retai tenant berhubungan langsung dengan zoning mal. Untuk barang barang bermerek dari mancanegara diletakkan di ground floor sebagai daya tarik dan nilai jual mal. Anchor tenant di sudut sudut bangunan untuk menarik pengunjung agar mengelilingi semua sudut bagian mal. Sedangkan untuk retail tenant kecil, disusun bercampur agar secara psikologis pengunjung tidak merasa lelah dan bosan. Meskipun usianya telah menginjak 13 tahun, mal ciputra sampai sekarang tetap menjadi menjadi salah satu tujuan wisata belanja, khususnya untuk kawasan Jakarta Barat. Dengan kondisi ini tentunya Mal Ciputra akan selalu mengembangkan dan memajukan diri demi kenyamanan, kemudahan dan kepuasan pengunjung di tengah era persaingan antar mal yang semakin hari semakin kuat. Cyntia Harmaytha Harahap

25 Artha Gading Mall 8,9 Mal Artha Gading (MAG) berlokasi di Jakarta Utara. Dengan lokasinya yang strategis yaitu tepat di sisi pintu Tol Cawang - Tanjung Priok, dan juga area mal yang luasnya mencapai m 2, menjadikan Mal Artha Gading sebagai tujuan rekreasi dan berbelanja bagi keluarga, terutama keluarga yang tinggal di wilayah Jakarta Utara. Dengan konsep mal keluarga, MAG terus memanjakan pengunjung setianya dengan menyediakan beragam tenant untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti Diamond Supermarket, Ace Home Centre dan Index, Fashion Boutique, Electronic City, Furnish Centre terlengkap, IT Center sampai restaurant yang menyajikan beraneka ragam makanan. Entertainment Centre selain sebagai tempat untuk berbelanja, Mal Artha Gading juga dilengkapi oleh berbagai fasilitas hiburan yang dapat dinikmati seluruh keluarga seperti arena bermain Amazone terbesar di Indonesia yang dilengkapi dengan trampoline setinggi 6 m, wahana ini juga selalu melengkapi koleksi mainannya dengan mainan terbaru, wahana ini terdapat di 3 lantai yaitu lantai dasar, 1 dan 2; Magic Café (Billiard and Karaoke) di lantai 5; Artha Gading Bowling Centre dengan standart International sebanyak 30 lines dan Artha Gading XXI dengan fasilitas yang nyaman di lantai 6. Fasilitas Mal Artha Gading terus meningkatkan fasilitas untuk pengunjung seperti area parkir luas yang dapat menampung 2600 unit mobil dan 1800 unit motor, shuttle bus sebanyak 3 armada, food court yang luas dengan fasilitas free hotspot, smoking area yang nyaman, musholla, ATM Centre, serta fasilitas pelayanan perpanjangan SIM (Gerai SIM) dan STNK (Gerai Samsat) hasil kerjasama Mal Artha Gading dengan Polda Metro Jaya, dan yang paling penting adalah fasilitas free parking (bagi pengguna MAG Customer Card). Interior Mal Artha Gading terdapat 7 atrium dengan interior Negara-negara Jalur Sutra : Atrium Nusantara, sebagai pintu masuk utama dimana pengunjung yang datang dapat langsung melihat miniatur dari Candi Jawi dilengkapi sebuah taman kerajaan dari The Majapahit Golden Age. Perjalanan berlanjut menuju Atrium Paris, atrium ini berkonsep ruang France Court yang tercipta dari jajaran kolom-kolom melingkar yang menumpu pada arch way serta terdapat elemen sculpture yang bertema dewa-dewi memberi suasana anggun Cyntia Harmaytha Harahap

26 dan cantik seperti kesan yang disandang kota Paris yang mengagumkan Beauty of love yang terpancar pada patung venus. Melanjutkan perjalanan ke Atrium Italy, kita menemukan perpaduan antara Colloseum dan Menara Pisa, memberikan suasana Italy yang kental. Sampai di Atrium China, kita menemukan suasana Kota China Tua dengan segala bentuk detail dan arsitekturnya yang didominasi warnawarna klasik China seperti Merah tua, hijau lumut dan warna-warna kayu serta emas yang diyakini sebagai warna pelambang kebahagiaan. Tidak ketinggalan elemen-elemen China yang kental terlihat pada Grabang atrium China yang berbentuk Moon Gate, Canopy Roof, dengan ornament China, bentuk lampion untuk lampunya, plafon yang berbentuk gazebo, serta kolam keberuntungan. Di Atrium India dapat dilihat ornamen-ornamen yang tidak ternilai pada abad ke 5 hingga abad ke 7, seperti detail pada Taj Mahal. Didominasi oleh warna warna lembut dan monokromatik serta ukiran-ukiran pada dinding yang dilengkapi binatang gajah sebagai artwork. Atrium Persia kental dengan nuansa padang pasir. Diilhami legenda rakyat Timur Tengah Alladin and the Magic Lamp, serta arsitektur Islam dengan warna biru turquoise dan dilengkapi dengan lentera minyak gantung khas timur tengah membuat pengunjung dapat merasakan suasana timur tengah di Mal Artha Gading. Atrium terbesar yang menjadi pusat kegiatan di Mal Artha Gading adalah Atrium millennium yang terdiri dari 2 lantai yaitu lantai dasar dan lantai 1. Atrium ini merupakan gambaran era millennium. Didominasi oleh material-material modern seperti kaca, stainless steel, metal sheet dan permainan marmer pada pola lantai. Data Mall Luas Area : 7 Ha Total luas lantai : m 2 Tag line : Everyday Family Day Fasilitas Mall Artha Gading o Information Center o ATM Center o Area parkir luas menampung unit mobil dan unit motor o Smoking area di lantai basement, lantai 1, food court lantai 2, dan lantai 5 o Musholla di lantai 1 dan 5 Cyntia Harmaytha Harahap

27 Cyntia Harmaytha Harahap

28 Cyntia Harmaytha Harahap

29 Cyntia Harmaytha Harahap

30 baik, serta berbagai kesan positif lain yang dapat menempatkan pengunjung dalam spirit dan suasana hati yang tepat untuk berbelanja atau menikmati acara bersama keluarga atau kerabat. Simbol matahari muncul dalam berbagai bentuk abstrak di dalam bangunan maupun di fasad utama. Di dalam atrium terdapat instalasi delapan belas bola yang merepresentasikan matahari, dengan latar antariksa pada langit-langit atrium. Cyntia Harmaytha Harahap

31

Pengertian & Sistem Sirkulasi

Pengertian & Sistem Sirkulasi Pengertian & Sistem Sirkulasi I.1.Pengenalan Perbelanjaan, I.1.1.Pusat Perbelanjaan I.1.1.1 Pengertian o Adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau melihat dan membandingkan barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 PENGERTIAN PUSAT PERBELANJAAN Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya calon pembeli dan penjual dan

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

Profil Kota Lhokseumawe

Profil Kota Lhokseumawe Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Jumlah Penduduk : Jiwa (2010) Kecamatan : 4 Mukim : 9 Desa/kelurahan : 68/0 Kode area telepon : - Situs web resmi : - Profil Kota Lhokseumawe : Banda Sakti : Sebelah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO A. Ruang Lingkup Plaza Ambarrukmo Plaza Ambarrukmo merupakan salah satu mal ada di Yogyakarta. Mal yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Untaian Kata Penyejuk Kalbu... iii Lembar Persembahan... iv Kata Pengantar... v Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xii Daftar Tabel...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL x DAFTAR BAGAN xi DAFTAR GAMBAR xii ABSTRAKSI xv BAB 1 PENDAHULUAN 1 I. Judul... 1

Lebih terperinci

Pasar Modern BSD City The Concept

Pasar Modern BSD City The Concept Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya 196 Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya Yurike Natasia dan Rony Gunawan S.T.,M.T. Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: yurike_natasia@yahoo.com ; rgsunaryo@gmail.com

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC by N a d j m a A c h m a d _ 3 2. 0 6 1 0 0. 0 8 0 Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC Arena Olahraga (Sportainment) Why??? AKTIVITAS YANG PADAT Lupa akan pentingnya

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

Pasar BSD City

Pasar BSD City Lokasi Pasar Modern @Intermoda BSD City Terminal shuttle bus dan Trans BSD Dekat dengan Stasiun Kereta Cisauk Parkir kendaraan yang luas dengan fasilitas on ground parking Kawasan Intermoda BSD City menghadirkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN LOKASI: Jl. Mayjend. Sungkono KONSEP: MELINGKAR Pattern merupakan salah satu unsur estetika yang sering hadir pada arsitektur Timur Tengah. Lingkaran merupakan salah satu dari beberapa jenis bentuk pattern

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. ZONING. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga Letaknya harus dekat dengan perairan. Restaurant terapung ini akan Restaurant Terapung Club bahari

Lebih terperinci

PASAR SENI TRADISIONAL MODERN DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN

PASAR SENI TRADISIONAL MODERN DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta memiliki kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Sehingga memiliki potensi wisata yaitu wisata alam,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini membahas gambaran umum wilayah studi kawasan pusat perbelanjaan Paris Van Java yang mencakup karakteristik pusat perbelanjaan Paris Van Java, karakteristik ruas

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar merupakan image yang menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 perguruan tinggi yang tiap tahunnya menarik

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul

DESKRIPSI PROYEK. Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul BANDUNG ICE SKATING CENTER II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Data umum dari proyek perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Lokasi : Jl. Batu Nunggal Indah Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul b. Luas Lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, 130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Cihampelas termasuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari Atletik, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari atletik.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB III. TINJAUAN LOKASI III.1 Lokasi Lokasi merupakan salah satu strategi pemasaran. Lokasi yang strategis di pusat kota atau dekat dengan pusat kegiatan manusia merupakan pilihan yang tepat untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN

BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN 2.1 Apartemen Dan Rumah Susun Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung,

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret.

STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG. No. Sub Bagian Letak Kebutuhan Ruang Luasan Sumber. Parkir Mobil (70 unit) 875 m 2 Neufret. PENGENALAN OBJEK STANDAR UKURAN KEBUTUHAN RUANG DIAGRAM PROGRAM RUANG Malang IT Center adalah suatu obyek arsitektur yang terdiri dari suatu kompleks pertokoan atau perdagangan IT dan elektronik (IT and

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan Suci Febriyani (1), Agus Ekomadyo (2), Hari Hajaruddin Siregar (3) (1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci