PEMETAAN DIGITAL PENYAKIT CAMPAK MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN DIGITAL PENYAKIT CAMPAK MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN"

Transkripsi

1 PEMETAAN DIGITAL PENYAKIT CAMPAK MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN Faiqatul Hikmah 1, Dahlia Indah Amareta 2 dan Irfan Ade Febrian 3 1,2,3 Politeknik Negeri Jember, Jurusan Kesehatan, Program Studi Rekam Medik ica2207@gmail.com Abstract Based on World Health Organization ( WHO ) 2007 about the son of all the world die of measles. Indonesia is a fourth biggest its inhabitants in the world having the digits in pain measles approximately 1 million per year it has 30,000 death. A strategy to this activity was the scope of a routine that high (> 90%) in the case in bondowoso. The purpose of this research is map distribution incidence to purposes surveillance and awareness to events measles in the Bondowoso. This research in a waterfall integrated with quantum gis. Based on the data obtained, 5 subdistrict area that possesses the the highest in Bondowoso regency namely Bondowoso, Wonosari, Binakal, Tenggarang, and Tapen. Subdistrict with the highest are Bondowoso with 96 cases. The cause of a disease measles that occur in Bondowoso subdistrict caused by density of populations and nutritional status of bad. For the district health Bondowoso need to do evaluation of measles occurring, so that the problem can be immediately handled well.keywords: Medical RecordFile, acute respiratoryinfections Keyword: Distribution, Measles, Quantum GIS Abstrak Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2007 sekitar anak seluruh dunia meninggal karena penyakit campak. Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan kematian. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan rutin yang tinggi (> 90%) di setiap kabupaten/kota serta memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua untuk imunisasi campak. (Depkes, RI. 2009). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2001, 2002, 2005, 2006, dan 2013 penyakit campak merupakan kasus KLB di Bondowoso. Tujuan penelitian ini untuk membuat peta digital persebaran penyakit Campak guna keperluan surveilans dan kewaspadaan dini terhadap kejadian penyakit campak di wilayah Kota Bondowoso. Penelitian ini menggunakan metode waterfall dipadukan dengan aplikasi Quantum GIS 1.8. Hasil dari penelitian ini diperoleh 5 daerah kecamatan yang memiliki jumlah kasus tertinggi di Kabupaten Bondowoso yaitu Kecamatan Bondowoso, Wonosari, Binakal, Tenggarang, dan Tapen. Penyebab penyakit campak yang terjadi di Kabupaten Bondowoso berhubungan dengan kepadatan penduduk dan jumlah gizi buruk yang terjadi. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso perlu melakukan evaluasi terhadap penyakit campak yang terjadi, sehingga masalah tersebut bisa segera teratasi dengan baik. Kata kunci: Penyebaran, Penyakit Campak, Quantum GIS PENDAHULUAN Campak adalah penyakit Infeksi pernapasan akibat virus campak atau morbili. Campak dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa muda. Campak bisa menyebabkan penyakit atau akibat yang serius, terutama pada orang dewasa muda, beberapa di antaranya termasuk infeksi telinga bagian tengah, radang paru-paru, radang otak, yang menyebabkan kerusakan pada otak, bahkan kematian. Campak biasanya menyerang anak berusia 5-10 tahun yang belum pernah mendapatkan imunisasi (Mutaroh A, 2010). Pada umumnya balita yang tidak mendapat imunisasi campak akan terserang campak, oleh karenanya agar anak mendapat kekebalan terhadap penyakit ini maka anak harus mendapat imunisasi campak pada saat 29 29

2 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed) yang tepat. Anak yang sudah pernah terkena campak umumnya akan mendapat kekebalan permanen sehingga jarang terjadi serangan kedua. Di Indonesia penyakit campak masih menjadi masalah, karena berdasarkan data jumlah penderita sampai saat ini masih tinggi (Widoyono, 2008). Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan kematian, yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas yang di identifikasi oleh World Health Organization dan United Nations Children s Fund (UNICEF) untuk melaksanakan akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan rutin yang tinggi (> 90%) di setiap Kabupaten/kota serta memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua untuk imunisasi campak. (Depkes, RI. 2009). Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Jawa Timur dr A Jaely MPPM mengatakan pada tahun 2011 di Jawa Timur sekitar atau 73% bayi rentan terinfeksi penyakit campak. Jika tidak segera diberikan dosis kedua, diperkirakan akan banyak terjadi wabah campak. Pasalnya, sepanjang tahun 2011 ini sudah tujuh Kabupaten/kota dinyatakan status kejadian luar biasa campak. Menurut para ahli kejadian luar biasa (KLB) adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu/sekelompok masyarakat tertentu. (Mac Mahon and Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson, 1990). Bahkan, sembilan daerah di Jawa Timur dinyatakan rawan penyakit campak. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) 2011 Jawa Timur menyebutkan sembilan Kabupaten/kota rawan campak tersebut adalah Sidoarjo, Lamongan, Kediri, Kota Malang, Tuban, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan yang tertinggi adalah Pasuruan. Kendati sejauh ini belum ada laporan adanya pasien meninggal dunia. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2001, 2002, 2005, 2006, dan 2013 penyakit campak merupakan Luar Biasa (KLB) di Bondowoso. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2013 penyakit campak masuk dalam 10 besar penyakit. Penyakit campak berada di posisi 3 setelah penyakit DBD dan Diare. Menurut data dari dinas kesehatan Kabupaten Bondowoso pada tahun 2011 terdapat 31 kasus. Pada tahun 2012 meningkat menjadi 59 kasus, kemudian pada tahun 2013 penyebaran penyakit campak meningkat dengan pesat dengan 161 kasus yang terjadi. Sedangkan di tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 147 kasus. Hal ini membuat kita harus semakin waspada pada penyebaran penyakit campak yang terjadi di Kabupaten Bondowoso. Dengan berkembang pesatnya teknologi di era modern saat kini, kita harus bisa memanfaatkannya. Salah satu teknologi informasi berkembang dengan pesat yaitu sistem informasi geografis yang bermanfaat untuk memantau daerah-daerah yang ingin diteliti, sehingga penyebaran penyakit campak dapat dimonitoring. Salah satunya yaitu menggunakan aplikasi Quantum GIS. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi angka kejadian guna keperluan surveilans dan kewaspadaan dini terhadap kejadian penyakit campak di wilayah Kota Bondowoso. Aplikasi tersebut juga sebagai alat bantu untuk kegiatan pengamatan penyakit campak yang hasilnya di tampilkan dalam suatu peta. Agar memudahkan dalam pembuatan laporan yang berfungsi sebagai salah satu alat bantu dalam acuan pengambilan keputusan tindak penanggulangan penyakit campak di Wilayah Kabupaten Bondowoso. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmemetakanwilyah wilayahterkaitpenyebaranpenyakitcampak di Kabuapaten Bondowoso dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS 30

3 Faiqatul Hikmah, Dahlia Indah A, dan Irfan A Febrian. Pemetaan Digital Penyakit Campak... METODE Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah laporan penyebaran penyakit campak, hasil Imunisasi bayi, laporan sensus penduduk, laporan gizi buruk.metode penelitian terdapat beberapa tahapan diantaranya Requirements analysis and definition), System Design, Implementation and unit tasting, Integration & Testing, Operation & Maintenance.Kegiatan pengumpulan dan penyajian data dalam penelitian selalu berhubungan. Dikelompokkan menjadi merupakan data kualitatif maka dalam teknik ini pengujian hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian disimpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN gizi buruk 1. Data Penyebaran Penyakit campak Di Kabupaten Bondowoso Tabel 1 kasus penyebaran campak No Nama Kecamatan Campak 2012 Campak 2013 Campak 2014 Jumlah 1 Bondowoso Tenggarang Tegalampel Taman Krocok Wringin Pakem Binakal Curahdami Grujugan Maesan Tamanan Jambesari Pujer Tlogosari Wonosari Tapen Sukosari Sumber Wringin Sempol Klabang Botolinggo Prajekan Cermee Jumlah Berdasarkan hasil data laporan penyebaran penyakit campak selama 3 tahun terakhir. Tahun 2013 merupakan tahun dengan jumlah penyebaran penyakit campak terbanyak, dengan jumlah sebanyak 161 kasus. Kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan kejadian kasus campak sebanyak 147 kasus. Jika dilihat dari jumlah kasus selama 3 tahun terakhir, daerah kecamatan Bondowoso memiliki kasus penyakit campak yang paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Kecamatan Bondowoso merupakan kecamatan kota, yang posisinya tepat berada di pusat kota. 2. Laporan Hasil Imunisasi Bayi Kabupaten Bondowoso Tabel 2 Laporan hasil imunisasi No Puskesmas Target Sasaran Bayi Yang Mendapatkan Imunisasi Target Tercapai (%) 1 Nangkaan ,2 2 Kota kulon ,3 3 Kademangan ,0 4 Tenggarang ,6 5 Tegalampel ,1 6 Taman krocok ,1 7 Wringin ,0 8 Pakem ,2 9 Binakal ,2 10 Curahdami ,4 11 Grujugan ,3 12 Maesan ,2 13 Tamanan ,3 14 Jambesari ,3 15 Pujer ,8 16 Tlogosari ,4 17 Wonosari ,0 18 Tapen ,7 19 Sukosari ,1 20 Sumber wringin ,5 21 Klabang ,5 22 Botolinggo ,1 23 Sempol ,2 24 Prajekan ,5 25 Cermee ,6 Berdasarkan tabel hasil laporan imunisasi bayi di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kecamatan Bondowoso untuk target tercapai tahun 2014 sudah banyak yang di atas 90%, namun pada kecamatan Binakal untuk target tercapainya masih jauh di bawah kecamatan lainnya hanya dengan 77,2% target yang tercapai. 31

4 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed) 3. Laporan Kejadian Gizi Buruk Di Kabupaten Bondowoso Tabel 3 kasus gizi buruk No Puskesmas Balita dengan Gizi Buruk 1 Nangkaan 11 2 Kotakulon 8 3 Kademangan 24 4 Tenggarang 14 5 Tegalampel 13 6 Taman krocok 8 7 Wringin 7 8 Pakem 10 9 Curahdami 2 10 Binakal Grujugan 7 12 Maesan 9 13 Tamanan 4 14 Jambesari 5 15 Pujer 9 No Puskesmas Balita dengan Gizi Buruk 16 Tlogosari 3 17 Wonosari Tapen 9 19 Sukosari Sumber wringin Sempol 0 22 Klabang 1 23 Botolinggo 7 24 Prajekan 7 25 Cermee 19 Jumlah 247 Berdasarkan laporan rekapitulasi balita dengan gizi buruk yang terdapat pada Kabupaten Bondowoso tahun 2014 tidak merata. Kecamatan dengan angka kasus terbanyak terdapat pada kecamatan Kademangan dengan 24 kasus gizi buruk, diikuti oleh kecamatan Sumber wringin dengan 23 kasus. Sedangkan untuk kecamatan Sempol pada tahun 2014 tidak terjadi kasus gizi buruk. Wilayah Kabupaten Bondowoso Tabel 4 data luas wilayah dan sesnsus penduduk No Nama Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) KepadatanPenduduk per 1 km 2 1 Maesan 64, Grujugan 36, Tamanan 28, Jambesari 29, Pujer 35, Tlogosari 91, Sukosari 37, Sumber 138, Wringin 9 Tapen 48, Wonosari 35, Tenggarang 23, Bondowoso 21, Curahdami 42, Binakal 27, Pakem 72, Wringin 58, Tegalampel 33, Taman 53, Krocok 19 Klabang 99, Botolinggo 113, Sempol 217, Prajekan 76, Cermee 175, Berdasarkan tabel 4 diatas didapat data bahwa untuk kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling banyak yaitu kecamatan Bondowoso dengan kepadatan penduduk sebanyak per 1 km 2. Sedangkan kecamatan Sempol yang memiliki luas sekitar 217,20 km 2 hanya memiliki kepadatan penduduk sebanyak 53 per 1 km 2. Mungkin hal ini dikarenakan letak kecamatan Bondowoso yang berada di pusat kota sehingga orang cenderung lebih memilih bertempat tinggal di kecamatan Bondowoso. Membuat peta digital penyebaran penyakit campak 1. Tahap Tahap ini merupakan tahap penentuan halhal yang penting sebagai dasar permasalahan yang akan dianalisis dalam pembuatan peta digital sebaran penyakit canpak di Kabupaten Bondowoso. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji permasalahan yang akan diterapkan pada sistem ini. Sehingga setiap masalah yang sebaik mungkin. Tahap definisi masalah dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data secara tertulis maupun mengamati masalah pada suatu sistem yang telah ada. 2 Tahap Tahap System and Software Design Pada tahapan system and software design dilakukan pembuatan design pemetaan digital yang meliputi pembuatan point dan line pada aplikasi Quantum GIS. Hal ini berfungsi untuk menerapkan atribute dan karakteristik Data campak di Kabupaten Bondowoso secara digital setelah data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dibuat. langkah awal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data secara lengkap agar desain peta digital dapat dibuat bisa dengan baik tanpa ada kekurangan 32

5 Faiqatul Hikmah, Dahlia Indah A, dan Irfan A Febrian. Pemetaan Digital Penyakit Campak... Pada tahapan desain pemetaan digital ini aplikasi yang digunakan adalah quantum GIS versi Tahapan ini mulai memasukkan data-data yang didapat saat melakukan penelitian. Data-data yang dibutuhkan meliputi data penyakit campak, hasil imunisasi bayi, jumlah gizi buruk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk di Kabupaten Bondowoso. diharapkan pembaca dapat mudah memahami daerah-daerah yang memiliki kasus tinggi pada penyebaran penyakit campak di Kabupaten Bondowoso. Gambar 3 Hasil Pemberian warna Gambar 1 Hasil digitasi Langkah kedua adalah membuat titik atau Point pada proses didigitasi peta. Langkah pertama untuk memulainya adalah dengan mengklik lapisan kemudian pilih baru lalu klik lapisan vektor baru dengan memilih titik pada kotak dialognya seperti dibawah ini. Kemudian isi nama titik yang akan digunakan, misalnya nama kecamatan kemudian tentukan lebar dari jumlah huruf. Jika selesai tekan OK. Otomatis atribute akan disimpan sesuai dengan lokasi yang kita inginkan. Untuk pemberian titik harus mengaktifkan toogle editing terlebih dahulu, kemudian bisa melakukan pemberian titik. 3. Tahap Implementation and Unit testing Setelah peta digital diberi warna sesuai dengan penyebaran penyakit campak, langkah berikutnya adalah menampilkan atribut peta yang telah dimasukkan sebelumnya seperti jumlah kasus campak, target imunisasi, kasus gizi buruk dan kepadatan penduduk. Hal ini berguna sebagai media mempermudah petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso untuk meneliti dan menangani daerah yang rawan dengan penyebaran penyakit campak. Gambar 4 Atribut peta Gambar 2 Hasil Pemberian titik Langkah awal yang dilakukan dalam desain warna pada peta digital yaitu dengan mengaktifkan lapisan/layer r area bondowoso. Lapisan tersebut akan merubah warna kecamatan berdasarkan jumlah kasus penyebaran penyakit campak di Kabupaten Bondowoso. Dengan adanya warna Gambar 5 Layout peta penyebaran campak 33

6 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed) Layout pada peta digital ini berfungsi menyimpan gambar dalam bentuk JPG atau BMP. Ini bermanfaat untuk melakukan penelitian saat presentasi atau penyeluhan. Namunpada penelitian yang dilakukan masih terdapat kelemahan,peneliti masih belum terlalu menguasai tentang aplikasi quantum GIS. Saran untuk peneliti berikutnya adalah format gambar yang dihasilkanseharusnyalebihbaikdanlebihmenarik, sehinggapembacamudahdalammenganalisisdaerah yang memilikipenyebaranpenyakitcampak. Contoh bentuk gambar seperti format 3 dimensi. Saran lain bagi peneliti berikutnya dapat mengkoneksikan hasil peta digital denganjaringan internet. Sehingga informasi dapat dengan mudah diperoleh. Diharapkan kelemahan penulis dapat menjadi masukan bagi peneliti lainnya, khususnya bagi peneliti dalam pembuatan peta digital. Pada legenda tersebut menunjukkan identitas dari simbol yang ada, seperti nama kecamatan dan juga puskesmas yang ada pada peta tersebut. Untuk pemberian warna disesuaikan dengan tingkatan penyebaran penyakit campak pada setiap kecamatan. Warna tersebut memiliki tingkatan kejadian sebagai berikut : 1. Untuk warna 0 kasus Campak 2. Untuk warna antara 1 sampai 10 kasus Campak 3. Untuk warna antara 11 sampai 20 kasus Campak 4. Untuk warna antara 21 sampai 100 kasus Campak Adanya legenda peta digital tersebut diharapkan memudahkan dalam membaca dan menganalisis permasalahan tentang penyakit campak pada peta tersebut. Hal ini menentukan kebijakan yang harus diambil dalam penyelesaiannya. Menganalisa Hasil Peta Digital Penyebaran Penyakit Campak di Kabupaten Bondowoso dari Tahun 2012, Tahun 2013, dan Tahun 2014 Peta digital ini merupakan peta yang memiliki unsur kesehatan, dikarenakan data yang terdapat dalam peta digital tersebut merupakan data penyakit campak dengan disertai data sekunder sebagai pendukungnya. Peta digital tersebut merupakan peta digital penyebaran penyakit campak di Kabupaten Bondowoso. Warna yang ada pada peta menunjukkan tingkatan jumlah penyebaran penyakit yang terjadi di Kabupaten Bondowoso. Warna pada peta tersebut dapat berubah maupun di update sesuai dengan perkembangan data yang terjadi. Dalam peta digital tersebut juga terdapat data sekunder yang mendukung penyebaran penyakit campak Pada penelitian tersebut terdapat data tentang target imunisasi yang tercapai pada setiap kecamatan. Laporan tersebut di dapat dari puskesmas pada setiap setiap kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Dengan cakupan Campak yang rata-rata setiap kecamatan mencapai lebih dari 90% dan merata sampai ke tingkat desa diharapkan jumlah kasus Campak akan menurun oleh karena terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity). Dengan membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi, seorang ibu telah memberikan sumbangan bagi kekebalan kelompok. Dengan kata lain, selain memberi perlindungan kepada anaknya agar tidak terkena penyakit menular, tapi juga memberikan kontribusi sosial yang tinggi. anak yang telah mendapat kekebalan setelah imunisasi akan menghambat perkembangan penyakit di kalangan masyarakat. Di harapkan dengan adanya kegiatan imunisasi, kekebalan kelompok (herd Immunity) akan terjadi agar virus tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang biak dalam tubuh manusia yang telah divaksinasi sehingga penyebaran kuman dapat dihentikan bahkan dapat diberantas. Berikut hasil wawancara kepada petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso mengenai faktor lain penyebab penyakit campak....banyak sekali faktor yang menyebabkan anak terkena campak dik. Selain status imunisasinya ada juga lainnya toh,diantaranya Hygiene Perorangan, lingkungan, serta statuz gizi dari anak tersebut. Pengetahuan ibunya tentang campak juga mempengaruhi Responden 1 Berdasarkan hasil wawancara dari petugas dinas kesehatan di dapat bahwa masih banyak faktor lain penyebab penyakit campak selain tidak mendapatkan imunisasi. Diantaranya kebersihan dari orang tersebut, lingkungan sekitar, dan status gizi. Pada penelitian yang saya lakukan di dapat bahwa data target imunisasi yang tercapai pada setiap kecamatan rata-rata berada di atas 90%, tetapi penyebaran penyakit campak masih banyak terjadi. Hal ini dimungkinkan masih banyak faktor penyebab lainnya selain imunisasi campak seperti yang dikatakan oleh responden. 34

7 Faiqatul Hikmah, Dahlia Indah A, dan Irfan A Febrian. Pemetaan Digital Penyakit Campak......Lah, kn adik tau sendiri faktor penyebabnya kan bukan hanya imunisasi. Meskipun status imunisasinya lengkap, tapi Masih banyak faktor penyebab lainnya, seperti pendapatan keluarga juga bisa,status gizinya juga di cek. Ada juga faktor yang lebih penting, pemberian ASI secara langsung. Sekarang banyak balita yang terkena campak sebelum mendapatakan imunisasi campak. Ya mungkin dikarenakan anak tersebut tidak mendapatkan ASI secara langsung sehingga daya tahan tubuhnya lemah. Responden 1 Berdasarkan hasil wawancara tersebut di dapat bahwa status imunisasi bukanlah faktor utama dalam penyebaran penyakit campak, masih ada faktor lainnya. Misalnya status gizi dari anak tersebut, oleh karena itu peneliti memasukkan data kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan data gizi buruk yang di dapat, jumlah penyebaran penyakit campak banyak terjadi di daerah dimana di daerah tersebut juga memiliki jumlah kasus gizi buruk yang tinggi. Seseorang dengan status gizi yang baik akan mempunyai ketahanan tubuh yang baik terhadap suatu penyakit serta proses penyembuhan yang cepat( Purnomo 1996)....Banyaknya penduduk berpengaruh dik dalam hal ini. Semakin banyak tetangga maka potensi tertular juga tinggi kan,apalagi di Bondowoso sekarang udah banyak perumahan baru. Ibu-ibu biasa membawa anaknya ketika sedang mengobrol, mungkin mereka tidak tau kalau anak tetangga sedang sakit campak sehingga menular. Campak kan bisa menularnya lewat udara sehingga tanpa bersentuhan campak bisa menular loh. Kalo di kota juga kan banyak penitipan anak, bisa juga tertular di tempat itu. Kalo di desa kan ga ada dik mungkin kalo ortunya kerja mungkin yang Responden 1 ngerawat neneknya. Menurut Achmadi dalam Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah mengatakan Kepadatan penduduk yang didukung kepadatan hunian merupakan persemaian subur bagi virus. Hunian yang padat dapat mempermudah penularan yang terjadi melalui udara. Berdasarkan hasil wawancara dan kutipan yang ada, didapatkan bahwa kepadatan penduduk berpengaruh dalam penyebaran penyakit campak. Hal ini membuktikan bahwa virus campak dapat menularkan melalui udara tanpa harus ada kontak langsung. Dapat dilihat pada data yang ada, kecamatan Bondowoso yang kepadatan penduduk sebanyak per 1 km 2 memiliki jumlah kasus sangat tinggi. Ini berbanding terbalik dengan kecamatan Sempol yang hanya kepadatan penduduknya sekitar 53 per 1 km 2, tidak terjadi kasus campak pada 3 tahun terakhir. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Casaeri, menurut Casaeri dalam jurnalnya yang berjudul faktor-faktor kejadian penyakit campak di Kabupaten Kendal tahun 2007 mengatakan bahwa hasil analisis hubungan faktor resiko kepadatan hunian dengan kejadian penyakit campak, menunjukkan bahwa kejadian penyakit campak dengan padat penghuni (63,2%) lebih besar di banding tidak padat penghuni (36,8%). Penelitian ini juga didukung peneliti sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Dian Sari Nurani (2012), menyatakan bahwa campak merupakan salah satu dari lima penyakit penyebab utama kematian anak Indonesia, termasuk di Kota Cirebon. campak terjadi sepanjang tahun di Cirebon, setiap bulan selalu ada laporan suspek kasus campak. Berdasarkan tempat yang sering terjadi kejadian kasus campak adalah tempat dengan cakupan imunisasi rendah.tingginya insiden campak di Kecamatan Kesambi pada tahun 2004, 2005, 2007, dan 2009 diperkirakan karena kepadatan penduduk yang tinggi. Yaitu sebesar 8.827,30 penduduk per km 2. Dikatakan tinggi karena kepadatan penduduk kecamatan lebih tinggi daripada kepadatan daerah lainnya. Diketahui bahwa penularan penyakit campak lebih mudah terjadi pada perumahan rakyat yang padat, daerah yang kumuh dan miskin, serta populasi padat. Sedangkan untuk kecamatan Harjamukti di Kota Cirebon insiden campak yang tinggi disebabkan cangkupan imunisasi yang belummemenuhi target UCI pada salah satu kelurahannya. UCI merupakan keadaan tercapainya cakupan imunisasi dasar Dapat disimpulkan kemungkinan anak yang tinggal di rumah padat penghuni akan mudah tertular atau terinfeksi penyakit akibat kontak, apalagi bila dalam rumah tersebut ada penderita. Hal ini menandakan kepadatan berpengaruh terhadap penyebaran penyakit campak. Hal sama juga terjadi dengan statuz gizi penderita campak. Sebagian besar dari kematian anak di 35

8 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed) negara yang sedang berkembang, disebabkan oleh penyakit infeksi yang biasanya tidak penting, tetapi menjadi berat karena anak kurang gizi. Suatu penyakit misalnya campak(morbili), cacar air atau bahkan pilek, tidak dapat sembuh karena daya tahan (Berg,A. dan Robert J.muscat, 1987). Penelitian yang dilakukan Casaeri dalam jurnalnya berjudul Faktorfaktor risiko kejadian penyakit campak di Kabupaten Kendal tahun 2002 mengatakan, besarnya risiko kejadian penyakit campak pada anak dengan status gizi kurang 2,3 kali lebih tingi dibandingkan pada anak dengan status gizi sedang/baik. Berkaitan dengan status gizi di Kabupaten Bondowoso, penyebaran campak di kecamatan yang memiliki kasus campak tinggi juga terdapat jumlah kasus gizi buruk yang tidak sedikit. Menandakan terdapat hubungan antara kasus campak dan statuz gizi dari sang penderita. Penelitian yang dilakukan Casaeri juga mengatakan memungkinkan dengan rendahnya status gizi mempengaruhi respon tubuh berupa pembentukan antibodi dan limfosit terhadap adanya infeksi suatu penyakit,dimana untuk pemberntukan antibodi dan limfosit dibutuhkan bahan baku berupa protein dan karbohidrat, pada anak dengan status gizi buruk kadar protein dan karbohidrat dalam tubuh sedikit sehingga pembentukan antibodi dan limfosit akan terhambat yang berakibat tubuh rentan terhadap infeksi penyakit. Peneliti melakukan kunjungan ulang ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dan mendapatkan info tentang masalah campak. Berikut merupakan beberapa masalah campak yang masih terjadi di Kabupaten Bondowoso : 1. Sasaran target bayi untuk imunisasi tidak sesuai dengan data yang di dapat dari Badan Pusat Statistik Daerah 2. Petugas tidak terlalu mengetahui secara pasti jumlah sasaran bayi yang seharusnya mendapatkan imunisasi 3. Hanya masyarakat yang datang ke posyandu yang mendapat imunisasi 4. Masih ditemukan masyarakat yang kurang mendukung kegiatan imunisasi 5. Masih ditemukan kasus campak dengan status imunisasi lengkap 6. Masih ada anggapan campak merupakan penyakit biasa sehingga masih menggunakan pengobatan tradisional, sehingga kemungkinan masih ada kasus tidak terlaporkan. Berdasarkan masalah-masalah diatas yang masih terjadi di Kabupaten Bondowoso, pada poin terakhir dapat menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan daerah-daerah pinggiran atau pedesaan yang ada di Kabupaten Bondowoso masih banyak tersebar penyakit campak. Misalnya pada daerah Wringin terdapat 7 kasus gizi buruk dengan kepadatan penduduk 700 per 1 km 2, kemudian daerah Jambesari dengan 5 kasus gizi buruk dan kepadatan penduduk sekitar per 1 km 2, dan daerah Pujer dengan gizi buruk sebanyak 9 kasus dengan kepadatan penduduk cukup banyak sekitar per 1 km 2. Dari 3 daerah tersebut tidak ditemukan kejadian kasus penyakit campak, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di daerah tersebut terjadi namun kasus tidak terlaporkan. Kemungkinan 3 daerah tersebut masih beranggapan bahwa penyakit campak dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar, sehingga anak yang sakit campak tidak perlu diobati. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini, faktor status gizi dan kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penyebaran penyakit campak di Kabupaten Bondowoso. Sehingga untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso perlu melakukan evaluasi untuk menyelesaikan beberapa masalah yang masih ada, sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit campak. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang berjudul Gambaran Penyebaran Penyakit Campak di Kabupaten Bondowoso Tahun menggunakan quantum GIS dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat 5 kecamatan yang memiliki jumlah kasus sangat tinggi, diantaranya kecamatan Bondowoso, Wonosari, Binakal, Tenggarang, dan Kecamatan Tapen. Sedangkan hasil imunisasi kecamatan dengan target imunisasi tertinggi terdapat di Kecamatan Maesan dengan 130 %, dan terendah di Kecamatan Binakal dengan 77,2%. Untuk kasus gizi buruk terbanyak terdapat di Kecamatan Kademangan dengan 24 kasus. 2. Kebutuhan peta digital persebaran penyakit campa di Kabupaten Bondowoso dengan menggunakan Quantum GIS 1.8 meliputi : Data penyebaran penyakit campak. Laporan hasil Imunisasi bayi, Data gizi buruk, Data sensus penduduk, dan Luas wilayah. 3. Dari peta digital perpenyebaran penyakit Campak tahun di Kabupaten Bondowoso dapat dilihat bahwa kecamatan Bondowoso, Wonosari, 36

9 Faiqatul Hikmah, Dahlia Indah A, dan Irfan A Febrian. Pemetaan Digital Penyakit Campak... Binakal, Tenggarang, dan Kecamatan Tapen adalah kecamatan dengan tingkat penyakit campak yang tinggi. Bondowoso 96 kasus Campak, Wonosari 66 kasus Campak, Binakal 52 kasus Campak, Tenggarang 43 kasus Campak, dan Kecamatan Tapen 35 kasus Campak. Penyebaran penyakit campak dipengaruhi gizi buruk dan kepadatan. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan III. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, E Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan XVII. Bandung : Alfabeta Tata sutabri, Analisis sistem informasi.jakarta. penerbit andi (sumber metode waterfall) Setiawan, I made Penyakit campak. Jakarta. Penerbit Sagung Seto Ikatan Dokter Anak Indonesia. Satgas imunisasi Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta.penerbit satgas imunisasi, ikatan dokter anak Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Provinsi Jawa Timur. Jakarta. Statistik Daerah Kabupaten Kabupaten Bondowoso, e-books Bondowoso. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso. Eka Chandra, Olivia Perbedaan Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Factors Perilaku Ibu Dalam Memberikan Imunisasi Campak antara Desa Non Klb Campak Di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso, Skripsi. Program pendidikan strata, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Anisa Pemetaaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes. Makassar. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin. Sari Nurani, Dian. dkk Gambaran Epidemiologi Campak Di Kota Cirebon Tahun (Studi Data Surveilans Epidemiologi Campak di Dinas Kesehatan Kota Cirebon). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Aaby, P. Bukh, dkk, Measles Vaccination and reduction in Child Mortality, A Community Study from Guinca-Bissau, Journal of Infection 8: Suardiyasa Made. Faktor-faktor Risiko Kejadian Penyakit Campak pada Anak balita di Kabupten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Yogyakarta; Purnomo. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan terhadap Kejadian Penyakit Campak pada Anak Usia bulan di Kodya Jaksel Tahun Jakarta: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana UI;1996 Achmadi U. F. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Seri Desentralisasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta; UI Press; 2008 Berg, A. dan Robert J. Muscat, Perbeikan Gizi dan Dilema Kependudukan : faktor gizi, Bharatara Karya Aksara, Jakarta (3); Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Campak yang dikenal sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit campak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan kematian yang diakibatkan

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. b. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus golongan Paramyxovirus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Virus campak menular melalui udara ketika penderita batuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration 31 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular dan disebabkan oleh virus, pada umumnya menyerang anak anak serta merupakan penyakit endemis di banyak belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2015 telah dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mempunyai misi yang sangat ideal, yaitu masyarakat Indonesia penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

PERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA

PERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA PERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA Disampaikan dalam temu Evaluasi Pencapaian kinerja Dikmas Ditjen PAUDNI Kemendikbud Oleh : Ny. Hj. Faizah Amin Said

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian, karena racun yang dihasilkan oleh kuman

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian, karena racun yang dihasilkan oleh kuman BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Difteri merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Sebelum era vaksinasi, difteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati menyebabkan setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit campak merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya kejadian wabah penyakit campak

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3511/Th.I, 12 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit, yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2010 menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan gizi umumnya terjadi pada Balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1970 penyakit campak menjadi perhatian khusus saat terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun 1999-2005 kematian akibat penyakit campak sebanyak

Lebih terperinci

LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN 1. UUD 1945 : Pembukaan dan Pasal 31 ayat 1 2. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 26 3. Rekomendasi Jumienten Thailand 1985 Tentang APPEAL 4. DEKLARASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue atau disingkat DBD merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus DBD di dunia pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan terhadap penyakit. Salah satu penyebab terbesar kematian pada anak usia balita di dunia adalah pneumonia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular mematikan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus dan 90% anak yang tidak kebal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi berasal dari kata imun atau kebal atau resisten jadi imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK DI KOTA CIREBON TAHUN (STUDI KASUS DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI CAMPAK DI DINAS KESEHATAN KOTA CIREBON)

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK DI KOTA CIREBON TAHUN (STUDI KASUS DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI CAMPAK DI DINAS KESEHATAN KOTA CIREBON) GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS CAMPAK DI KOTA CIREBON TAHUN 24-211 (STUDI KASUS DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI CAMPAK DI DINAS KESEHATAN KOTA CIREBON) *), Praba Ginanjar **), Lintang Dian S. **) *) Alumnus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang mengungkap perilaku suatu permasalahan yang nyata. Model matematika dibuat berdasarkan asumsi-asumsi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Campak (measles) merupakan penyakit akut yang mudah menular serta salah satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir semua anak di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Rentan gizi merupakan kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit saluran pernapasan akut yang mengenai saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang disebabkan oleh agen infeksius disebut infeksi saluran pernapasan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Epidemiologi Penyakit Campak di Indonesia Tahun 2004-2008 5.1.1 Gambaran Penyakit Campak Berdasarkan Variabel Umur Gambaran penyakit campak berdasarkan variabel umur

Lebih terperinci

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2) 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA merupakan Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA Devi Rosita 1, dan Yayuk Norazizah 2 INTISARI Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi merupakan program pemerintah yang senantiasa digalakkan dalam upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit dengan melakukan vaksinasi

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Upaya

Lebih terperinci

Keywords: PopulationDensity, Incidence Rate DHF

Keywords: PopulationDensity, Incidence Rate DHF THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE,2015 KEPADATAN PENDUDUK DAN INSIDENS RATE DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR (Population Density and Incidence Rate of Dengue Hemorrhagic

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 sebanyak 148.665 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 sebanyak 16 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi dan anak biasanya rentan terhadap penyakit infeksi salah

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala bercak kemerahan berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya didahului panas badan 38

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini. Tuberkulosis

Lebih terperinci

Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal FAKTOR RISIKO KEJADIAN CAMPAK DI DUSUN WANDU DESA SALUBOMBA WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONGGALA

Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal FAKTOR RISIKO KEJADIAN CAMPAK DI DUSUN WANDU DESA SALUBOMBA WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONGGALA FAKTOR RISIKO KEJADIAN CAMPAK DI DUSUN WANDU DESA SALUBOMBA WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONGGALA RISK FACTORS FOR INCIDENCE OF MEASLES IN THE HAMLET WANDU SALUBOMBA VILLAGE WORK AREA HEALTH CENTER DONGGALA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah bayi dan balita merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian, karena akan sangat menentukan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ratusan anak-anak dan orang dewasa setiap tahun di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA THE ROLE OF PARENTS IN THE IMPLEMENTATION OF MEASLES IMMUNIZATION IN SCHOOL CHILDREN IN A GREAT BASIC SCHOOL

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015 HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015 Oleh : Beti khotipah ABSTRACT Di Negara berkembang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini dibuktikan dengan salah satu indikator ketiga dari 17 indikator dalam Sustainable Development

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian

Lebih terperinci

INDIKATOR PREDIKSI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI PROVINSI JAWA BARAT

INDIKATOR PREDIKSI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI PROVINSI JAWA BARAT INDIKATOR PREDIKSI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI PROVINSI JAWA BARAT Agus Salim* 1, Hari Basuki N.**, Fariani Syahrul*** * Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ** Departemen Biostatistika dan Kependudukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2013 belum dapat memenuhi target Millenium Depelopment Goals (MDGs) 2015. Dimana angka kematian bayi (AKB) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR Istiqamah 1, Sitti Khadijah 2, Nurul Maulida 2 1 Prodi DIV Bidan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN CAMPAK DI WILAYAH PUSKESMAS TEJAKULA I KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2012

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN CAMPAK DI WILAYAH PUSKESMAS TEJAKULA I KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2012 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN CAMPAK DI WILAYAH PUSKESMAS TEJAKULA I KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG TAHUN 2012 Nyoman Giarsawan¹, I Wayan Suarta Asmara², Anysiah Elly Yulianti³ Abstract:

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah dasar fundamental bagi pembangunan manusia. Tanpa memandang status sosial semua orang menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa dan pada kelompok usia lanjut. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010 (RPKMIS), masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa Negara Indonesia memiliki beraneka ragam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang terjadi adalah adanya kasus campak yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang terinfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropis di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular, penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang serius, komplikasi jangka panjang bahkan kematian (WHO,

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal setiap tahun.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya di lihat dari angka kematian dan kesakitan balita. Masa balita merupakan kelompok yang rawan akan

Lebih terperinci

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) diketahui sebagai penyakit arboviral (ditularkan melalui nyamuk) paling banyak ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis. World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan. Istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN KARAKTERISTIK KEJADIAN LUAR BIASA CAMPAK PADA SALAH SATU DESA DI KABUPATEN PESAWARAN PROPINSI LAMPUNG Nurlaila*, Nur Hanna* Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin. Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama adalah batuk selama dua minggu atau lebih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Campak ( measles) adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Secara global campak masih menjadi penyebab utama kematian di kalangan

Lebih terperinci

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium

Lebih terperinci