PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POLA SIDIK JARI TANGAN PADA KANKER PAYUDARA BIDANG KEGIATAN: PKM-P. Diusulkan oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POLA SIDIK JARI TANGAN PADA KANKER PAYUDARA BIDANG KEGIATAN: PKM-P. Diusulkan oleh:"

Transkripsi

1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM POLA SIDIK JARI TANGAN PADA KANKER PAYUDARA BIDANG KEGIATAN: PKM-P Diusulkan oleh: Linda Jana Sintaningtyas G (Angkatan 2006) Dyah Listyorini G (Angkatan 2008) Sofina Kusnadi G (Angkatan 2008) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2 1 Judul Kegiatan : POLA SIDIK JARI TANGAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA 2 Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3 Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Linda Jana Sintaningtyas b. NIM : G c. Jurusan : Pendidikan Dokter d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Sebelas Maret e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Arief Rachman Hakim 12 Bojonegoro, Jawa Timur/ f. Alamat lindajana@ymail.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Nanang Wiyono, dr., M.Kes. b. NIP : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Slamet Riyadi 570 Surakarta/ Biaya Kegiatan Total : Rp ,00 a. Dikti : Rp ,00 b. Sumber lain : - 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Menyetujui, Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, 23 Oktober 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan (Hari Purnomo Sidik, dr., MMR.) NIP (Linda Jana Sintaningtyas) NIM G Pembantu Rektor III UNS Dosen Pendamping (Drs. Dwi Tiyanto, SU) (Nanang Wiyono, dr., M. Kes) NIP NIP

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv A. JUDUL PROGRAM... 1 B. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 C. RUMUSAN MASALAH... 3 E. MANFAAT... 3 D. TUJUAN... 3 E. LUARAN YANG DIHARAPKAN... 3 F. KEGUNAAN... 3 G. TINJAUAN PUSTAKA... 3 H. KERANGKA PEMIKIRAN I. METODE PELAKSANAAN J. JADWAL KEGIATAN PROGRAM K. RANCANGAN BIAYA L. DAFTAR PUSTAKA M. LAMPIRAN

4 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Contoh Pola Dermatoglifi... 5 Gambar 2. Jumlah Sulur pada Pola Dermatoglifi... 6 Gambar 3. Cara Mengukur Sudut dari Posisi Axial Triradius

5 A. JUDUL PROGRAM Pola Sidik Jari Tangan pada Pasien Kanker Payudara B. LATAR BELAKANG MASALAH Kanker (Carsinoma/Ca) adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Namun tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen, bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi, karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (Guyton dan Hall, 2008; Price dan Wilson, 2006; Robbins, 2007). Pemeriksaan payudara klinis oleh ahli kesehatan yang profesional dan mamografi adalah metode utama untuk mendeteksi dini kanker payudara. Penapisan mamogram dilakukan pada perempuan yang tidak terdapat gejala kanker untuk mendeteksi berbagai keabnormalan pada stadium praklinis sebelum penyebaran atau sebelum terlibatnya kelenjar getah bening axillaris ketika angka pengobatan tinggi. Mamografi yaitu radiogram jaringan lunak, merupakan pemeriksaan klinis tambahan yang penting. Mamografi dapat memberikan informasi selama penelitian yang intensif untuk mendiagnosis kelainan, selain untuk screening. Untuk mengambil spesimen dilakukan prosedur pengambilan contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik yaitu 4

6 dengan cara melakukan biopsi jarum halus, biopsi jarum inti, biopsi terbuka eksisional (seluruh massa diangkat) atau insisional (sebagian massa diangkat) (Price dan Wilson, 2006). Pemeriksaan-pemeriksaan di atas memerlukan biaya yang mahal dan merupakan tindakan invasif. Komponen genetik kanker payudara dibentuk oleh bermacam-macam gen seperti BRCA1 dan BRCA2, P53 (Chintamani, 2007). Bukti-bukti yang tersedia telah menunjukkan bahwa sejarah keluarga kanker payudara berhubungan dengan faktor keturunan. Sidik jari bersifat genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan maternal pada trimester pertama kehamilan. Sidik jari adalah pola guratan-guratan menonjol yang khas pada ujung jari manusia, bersifat unik bagi setiap individu. Jari tangan dan jari kaki, serta telapak tangan dan kaki, dipenuhi oleh guratan-guratan teratur yang membentuk suatu pola. Istilah dermatoglifi dipakai untuk menyebut konfigurasi guratan-guratan tersebut (Graham dan Brown, 2005). Konfigurasi sidik jari dapat dianalisis dengan pola ridge jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki yang digunakan secara klinik sebagai petunjuk diagnosis beberapa sindrom dengan manifestasi klinis yang kurang jelas. Beberapa ketidaknormalan kromosom telah diketahui menghasilkan pola sidik jari yang berbeda (Suzumori, 1980). Relevansi sidik jari dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan predisposisi genetik untuk perkembangan penyakit tertentu. Sidik jari diturunkan secara genetik dan tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir seperti geografi dan ekonomi sehingga sidik jari memiliki ciri yang paling bermanfaat untuk menentukan hubungan mendasar dalam kehidupan. Sejumlah gen yang ditemukan pada sindrom kelainan kromosom, ternyata juga ditemukan keabnormalan pada sidik jari/ dermatoglifinya (Fuller, 1973). Cedric Smith dari Laboratorium Gaiton, menganggap bahwa sidik jari hampir merupakan subjek ideal untuk penelitian genetik secara kuantitatif. Sidik jari terpola dengan jelas dari komponen genetik yang kuat (Loesch, 1983) dan dapat digunakan sebagai petunjuk penelitian (Chintamani, 2007). Penelitian yang telah dilakukan oleh Lena Rosida dan Rosalina dari Universitas Lambung Mangkurat Banjar Baru menemukan bahwa 5

7 penderita sindrom Down memiliki gambaran dermatoglifi yang khas seperti memiliki pola triradius digital, hipothenar, garis Simians, dan pola loop telapak tangan, tetapi tidak memiliki pola thenar. Penelitian yang telah dilakukan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafiah (1980), Suryadi (1993), dan Rosida (2005). Begitu juga pada pola dermatoglifi pasien yang menderita diabetes, skizofrenia, ulkus duodenum, asma, dan beberapa keganasan lainnya tampak adanya perbedaan yang berarti dari jumlah sulurnya, maksimum sudutnya, dan jumlah sulur loop pada distal telapak tangan (Jurnal Anatomi Indonesia, 2006) C. PERUMUSAN MASALAH Apakah ada pola sidik jari tangan (dermatoglifi) tertentu yang mengarah kepada kecenderungan kanker payudara di daerah Surakarta? D. TUJUAN Menunjukkan adanya hubungan pola sidik jari tangan dengan kanker payudara di seluruh rumah sakit di wilayah Karesidenan Surakarta. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Artikel yang merupakan hasil penelitian dan analisis serta hak paten. F. KEGUNAAN Memberikan alternatif identifikasi (screening) kanker payudara sedini mungkin dengan cara dermatoglifi yang lebih mudah, murah dan non-invasif. G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Sidik Jari Menurut Francis Galton ( ) tidak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun di antara dua saudara kembar. Jika ada 5 juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian. Sistem sidik jari yang dipakai sekarang berasal dari Sir Richard Edward Henry, seorang asisten magistrate kolektor di Barat Daya India. Sistem Henry berasal dari pola ridge (sulur/ garis-garis paralel) yang terpusat pada pola jari tangan, jari kaki, khususnya telunjuk. Pola ridge ini dibentuk selama embrio dan tidak pernah berubah dalam hidup kecuali diubah secara kebetulan akibat lukaluka, terbakar, penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar (Saha, 2003). 6

8 Sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah dan nyaman untuk dipakai sebagai identifikasi karena sifat yang dimiliki sidik jari antara lain : 1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup 2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius 3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang. (Elvayandri, 2002) Pola ridge pada permukaan volar terbentuk dari orifisium kelenjar keringat yang berukuran rata-rata 1 milimeter. Sidik jari tampak pertama pada minggu ke-14 kehamilan dan berkembang ketika bulan ketiga kehamilan. Lingkungan fetus terbukti berpengaruh pada pola sidik jari (Okajima, 1975). Hal itu terbukti dengan adanya perbedaan pola sidik jari tangan kanan dan tangan kiri dan pada orang kembar hanya ada sedikit perbedaan. Modifikasi lingkungan fetal dapat diinduksi substansi-substansi teratogenik. Walaupun ketika dilihat secara mendetail pola sidik jari manusia satu berbeda dengan yang lain namun pola skala besarnya memiliki beberapa persamaan dan dapat diidentifikasi dengan mudah. Berdasarkan klasifikasi, pola sidik jari dapat dinyatakan secara umum ke dalam bentuk arch (garis melengkung), loop (garis melingkar), dan whorl (garis memutar). Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen, beberapa diantaranya diturunkan secara dominan seperti hypothenar radial loop, interdigital loop yang kedua, dan axial triradius. Beberapa keganjilan dan lipatan fleksi pada sidik jari ditemukan dalam berbagai sindrom klinik yang disebabkan karena abnormalitas genetik dan obat-obatan teratogenik ( Naffah, 1977). 7

9 Gambar1. Contoh Pola Dermatoglifi Pola sidik jari (gambar 1) dapat diperiksa secara langsung dan cara untuk mendapatkannya dengan mudah adalah dengan mencelupkan tangan ke dalam genangan tinta kemudian ditempelkan di atas kertas. Pola sidik jari terdiri dari baris-baris milimeter selebar setengah milimeter dari kelenjar keringat dan terbentuk pada awal kehidupan sekitar 10 minggu kehamilan. Pola yang kompleks ini terdiri atas doa pola utama yang disebut loop dan triradius. Loop dibentuk saat arah alur paralel membelok 180 derajat ketika masuk dan keluar pada sisi jari yang sama dan penamaannya sesuai dengan arahnya. Jika mengarah ke tulang radius dinamakan tipe radial, jika mengarah ke tulang ulna dinamakan tipe ulnar. Triradius merupakan titik pusat dari bentuk segitiga yang menyebar membentuk sulur-sulur di jari tangan dan kaki, serta di telapak tangan dan kaki. Pancaran inilah yang mempunyai arti klinis karena spesifik untuk tiap-tiap orang. Triradius di jari 2,3,4,5 dinamakan dengan abjad a,b,c,d. Triradius penting lainnya dinamakan t, terdapat di region hipotenar yang juga mampunyai arti klinik. Mekanisme terbentuknya pola ini belum diketahui secara pasti (Penrose, 1968). Triradius selalu ditemukan pada sisi radial dari ulnar loop dan sebaliknya. Dua loop yang saling berlawanan dapat membentuk whorl 8

10 (garis memutar) yang variasinya dapat menjadi bentuk spiral, cincin konsentris (elips), loop yang saling bersambungan maupun membentuk celah dalam loop. Ada dua triradius dalam pola whorl. Saat tidak ada pola yang tampak, bidang dari garis paralelnya tersebut disebut bidang terbuka. Jika ada garis yang menunjukkan kurvatura kecil, susunannya dapat membentuk pola arch (garis melengkung). Apabila konfigurasinya membentuk arch maka tidak ada pola triradius di sidik jarinya. Namun, bila polanya tented arch maka pola triradiusnya ditemukan di bawah tent yang dibentuk oleh garis melingkar (Naffah,1977; Graham dan Brown, 2005). Gambar 2. Jumlah Sulur Pada Pola Dermatoglifi Gambar 3. Cara Mengukur Sudut Dari Posisi Axial Triradius Pada telapak tangan yang ditunjukkan gambar 2 dan 3 biasanya ditemukan lima triradius. Empat dari lima triradius tersebut ditemukan pada jari kedua sampai jari kelima yang disebut a,b,c,d atau triradius digital. Satu triradius terakhir ditemukan dekat dengan aksis tulang metacarpal keempat yang pada bagian akhir proksimal letaknya dekat dengan pergelangan tangan. Triradius ini disebut triradius aksila atau T. Triradius digital memiliki dua pancaran yang saling menutupi dasar dari masing-masing jari dan satu pancaran proksimal berasal dari batas-batas telapak tangan. Garis ini disebut garis utama (A,B,C,D) dan arahnya kadang kadang memiliki arti secara klinis maupun antropologis yang signifikan. Untuk menunjukkan posisi dari jalan keluar garis utama, batas- 9

11 batas telapak tangan dibagi menjadi 13 regio, dinomori 1 sampai dengan 13. Untuk memperkirakan indeks garis utama yang merupakan total dari 2 jumlah yang saling berhubungan pada akhiran garis D dan A, maka digunakan beberapa angka menggantikan nomor satu sampai delapan untuk nomor 6 sampai 13. Terkadang tampak adanya tambahan triradius di dekat garis utama itu. Pola yang benar adalah jika loop dan whorl dapat ditemukan di tiap-tiap lima area telapak tangan : hipothenar, thenar, area interdigital kedua, ketiga, dan keempat. Gambaran tropografis dari pola itu ditambah dengan pengukurannya secara metrical berguna untuk investigasi secara antropologis dan medis. Total jumlah sulur pada jari tangan atau TRC (Total Ridge Count) diperoleh dengan menghitung jumlah sulur masing-masing jari yang disilangi oleh garis lurus yang ditarik dari triradius ke pusat atau inti pola yang berdekatan kemudian menghitung totalnya untuk 10 jari. Whorl ada dua, yang terbesarlah yang dicatat. Pola intensitas indeks (PII) jari diperoleh dengan menghitung total triradius dari sepuluh jari. PII telapak tangan dipastikan dengan menghitung jumlah loop pada 5 area telapak tangan ( whorl dianggap sebagai 2 loop) (Naffah, 1977). Distribusi dermatoglifi berbeda menurut jenis kelamin maupun ras. Pria memiliki lebih banyak pola whorl daripada wanita dan wanita memiliki pola arch yang lebih sederhana dari pria (Jones, 1993). Pola guratan-guratan sidik jari tidak hanya bermanfaat untuk identifikasi tetapi juga bisa bermanfaat untuk menemukan adanya abnormalitas dermatoglifi yang khas yang seringkali berhubungan dengan banyak kelainan kromosom (Graham dan Brown, 2005). 10

12 2. Kanker Payudara Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami Ca Mammae/ kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup bulan. Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Namun terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi: 1. Ada riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara (ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/ kakak) 2. Usia yang makin bertambah ( lebih dari 30 tahun) 3. Tidak kawin dan tidak memiliki anak (nulipara) 4. Kehamilan pertama pada usia di atas 35 tahun 5. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal/ berumur kurang dari 12 tahun atau menopause lebih lambat/ lebih dari 55tahun) 6. Terapi hormonal lama 7. Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium 8. Pernah mengalami radiasi di daerah dada 9. Kontrasepsi oral pada pasien tumor jinak payudara (Mansjoer, 2007) Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara sebesar 11

13 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Namun faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Penggunaan hormon-hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu studi meta analisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. Gejala klinis kanker payudara dapat berupa : 1. Benjolan pada payudara. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. 2. Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema 12

14 hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. 3. Pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. 4. Timbulnya pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990; Adams, 1995). Perkembangan Kanker Payudara 1. Stadium I Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila. 2. Stadium II Tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan/ tanpa metastasis aksila. 3. Stadium IIIa Tumor dengan diameter. 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan/ tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat. 4. Stadium IIIb Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks. 5. Stadium IV Tumor yang telah metastasis jauh (Mansjoer, 2007). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen antara lain : terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih dari sepertiga luas kulit payudara), adanya nodul satelit pada kulit payudara, terdapat nodul supraklavikula, adanya edema lengan, adanya metastase jauh serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding 13

15 toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain (Handoyo, 1990). Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Pada kanker payudara terdapat jenis tes yang menyertakan tes gen yaitu HER2 (human epidermal growth factorreceptor-2). Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif (Robins dan Khumar, 2005; Adams, 1995). 3. Hubungan Kanker Payudara Dengan Sidik Jari Tangan (Dermatoglifi) Proses perkembangan organ janin yang mengalami perubahan dapat dihubungkan dengan umur kronologis. Bentuk differensiasi kulit dapat diperiksa dengan tes Okajima. Permukaan atau luaran kulit dari seorang janin manusia menunjukkan perubahan yang berarti antara 12 dan 30 minggu kehamilan. Selama minggu 12 dan 13 terjadi undulasi pada dermoepidermal junction kemudian alur primer dan gambaran berbukit terdiferensiasi. Alur sekunder terbentuk pada minggu 18 dan 19. Pada bulan ketujuh terjadi diferensiasi dan perkembangan papilla dermis di sulur sekunder. Papilla dermis yang semula tersusun di antara dua sulur ganda pada epidermis kemudian berubah jumlah, bentuk, ukuran dan susunan selama masa kehamilan dan berubah setelah lahir (Okajima, 1975). Menurut pengamatan Okajima, pola ridge kulit pertama muncul pada umur 13 minggu kehamilan, pola ridge kulit yang kedua mulai differensiasi dari umur 19 minggu, dan papilla kulit pertama kali diketahui pada minggu kehamilan. Sementara itu, orifisium kelenjar keringat 14

16 pertama diidentifikasikan pada kehamilan 16 minggu, namun daya afinitas orifisium kelenjar keringat pada reagent (bahan untuk penelitian) mengalami pengurangan sehingga orifisium keringat tidak teramati dengan umur kehamilan (Suzumori, 1980; Penrose and Ohara, 1973). Berdasarkan penelitian Kauro Suzumori pada janin dengan kromosom yang abnormal, kulit tampak mengalami keterlambatan dengan dua minggu atau lebih dibanding janin yang normal pada umur kehamilan yang sama (Suzumori, 1980). Nicholas Wald, di dalam bukunya Antenatal and Neonatal Screening, menjelaskan prinsip dasar dari screening, yang dapat digunakan untuk screening pengobatan pada penyakit spesifik dan menggunakan prosedur yang benar. Di dalam bukunya, ada dua fokus penting, yaitu pada ibu dan janin. Pada kehamilan ibu, perhatian ditekankan pada penyakit, seperti adanya diabetes, infeksi selama kehamilan, hipertensi, kanker, yang berguna untuk deteksi dini dan pencegahan. Sedangkan pada bayi baru lahir, biasanya lebih ditekankan dalam hal genetik, seperti penyakit metabolik, kanker, ketidaknormalan kromosom dengan perhatian secara konsisten untuk mendeteksi dan mencegah penyakit tersebut (Rowley, 1984). Analisis terhadap sidik jari tangan terhadap 571 orang Habbanit yang dilakukan oleh Slatis, Katznelson dan Bonne-Tamir pada tahun 1976 menunjukkan kesimpulan mengenai pola penurunan sidik jari. Sebuah teori genetik telah dikembangkan; teori ini menyatakan bahwa pola sidik jari dasar pada manusia adalah ulnar loops dan variasi gen menyebabkan deviasi (penyimpangan) dari pola sidik jari dasar ini menjadi pola-pola lain. Gen-gen yang berpengaruh antara lain: (1) Gen semidominan untuk pola whorl pada ibu jari tangan (satu orang homozigot mempunyai pola whorl pada kedua ibu jari, yang lainnya mempunyai ulnar loops pada kedua ibu jari dan 288 orang heterozigot biasanya mempunyai dua pola ulnar loops atau satu ulnar loop dan satu whorl); (2) gen semidominan untuk pola whorl pada jari manis yang bekerja seperti gen untuk pola whorl pada ibu jari; (3) gen dominan untuk pola arch pada ibu jari dan seringkali pada jari tangan lain; (4) satu atau lebih gen dominan untuk pola 15

17 arch pada jari tangan; (5) Gen dominan untuk pola whorl pada semua jari tangan kecuali untuk pola ulnar loop pada jari tengah; (6) Gen dominan untuk radial loops pada jari telunjuk, seringkali berhubungan dengan pola arch pada jari tengah; dan (7) gen resesif untuk pola radial loops pada jari manis dan kelingking. Gen-gen ini dapat bekerja secara independen maupun epistasis (Herman at al, 1976). Screening merupakan hal penting dalam pencegahan penyakit. Hal ini berpengaruh melalui dua cara. Pertama, mencegah kejadian penyakit dengan meminimalisir atau menghilangkan penyebab, dan yang kedua dengan melakukan deteksi dini dan sistem intervensi (Rowley, 1984). Mavalwala di dalam bukunya Dermatoglyphics An International Perspective, menegaskan bahwa sidik jari dapat, dan seharusnya digunakan sebagai alat screening diagnosis sehingga memberi petunjuk kepada petugas kesehatan untuk melakukan test lebih lanjut (Reed, 1978). Lingkungan janin terbukti berpengaruh terhadap pola sidik jari (Okajima, 1975). Kejadian di dalam rahim berpengaruh terhadap hasil dari suatu kehanilan. Sebagai contoh, Intra Uterin Growth Retardation (IUGR) adalah kejadian dalam rahim yang menimbulkan kesakitan ataupun kematian setelah lahir. Kejadian dalam rahim yang buruk dapat menimbulkan kesehatan yang buruk pada kehidupan dewasa kelak (Power, 2004). Plasenta memproduksi molekul-molekul informasi dalam jumlah besar seperti steroid dan peptida aktif yang membantu dalam hal regulasi dan keseimbangan fisiologi ibu dan janin. Perubahan produksi dan pengaturan pada peptida dan steroid plasenta akan berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan dan pertumbuhan janin. Dengan kata lain, plasenta menjadi pusat pengaturan fisiologi ibu dan janin (Power, 2004). Autosom maternal yang terlambat dalam duplikasinya, menimbulkan ketidakseimbangan genetik yang dapat mempengaruhi perkembangan embrio yang bersifat merugikan dan kadang-kadang menunjukkan keterlambatan perkembangan organ. Oleh karena itu, 16

18 neonatus dengan ketidaknormalan autosom biasanya lebih kecil dibanding neonatus dengan autosom normal (Suzumori, 1980). Penelitian oleh T. Reed dan R.S. Young pun memperlihatkan adanya pengaruh maternal terhadap organ janin (Reed, 1982). Hampir pada tiap gangguan di awal kehamilan akan berakibat pada pola dermatoglifi. Sebagai contoh pada keracunan thalidomide dan pada defek kongenital pada tungkai, yaitu ectrodactily. Pada ectrodactily terdapat malformasi pada tangan dan kaki yang sebabnya tidak diketahui. Di sisi lain jika terjadi defek lingkungan genetik yang tidak mengenai tungkai tidak terdapat kelainan pola dermatoglifi. Sebagai contoh tidak ditemukannya pola yang aneh pada penderita phenylketonuria dan defek biokimia lain. Kontroversi terjadi saat ditemukan adanya kelainan dermatoglifi pada penderita skizophrenia (Penrose, 1968). Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Reed, Evans, Norton dan Christian pada tahun 1979, keluarga ras kaukasia yang berasal dari kembar monozigot dianalisis dermatoglifinya dan ternyata faktor maternal tidak lebih kuat pengaruhnya pada dermatoglifi dari faktor paternal. Hal ini terlihat pada keturunan yang berasal dari perempuan kembar monozigot menunjukkan variasi yang lebih banyak dibandingkan keturunan yang berasal dari saudaranya. Pengaruh maternal yang lebih kuat terhadap dermatoglifi terjadi pada ibu jari tangan, khususnya radial and ridge count. Pola sidik jari pada jari kelingking dan ulnar counts juga menunjukkan variabilitas yang lebih sedikit dalam keluarga yang berasal dari kembar monozigot perempuan. 17

19 H. KERANGKA PEMIKIRAN 1. Kerangka Berpikir Konseptual Faktor Maternal saat Kehamilan Konfigurasi Dermatoglifik (Genetik) -Usia yang makin bertambah (lebih dari 30 tahun) -Tidak kawin dan tidak memiliki anak (nulipara) -Kehamilan pertama pada usia di atas 35 tahun -Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal/ berumur kurang dari 12 tahun atau menopause lebih lambat/ lebih dari 55tahun) -Terapi hormonal lama -Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium -Pernah mengalami radiasi di daerah dada -Kontrasepsi oral pada pasien tumor jinak payudara Tetap Konfigurasi Dermatoglifi k Usia Dewasa Luka-luka, kecelakaan, terbakar, dll Berubah Ca Mammae Keterangan : : Menyebabkan/ memberi efek : Ikut mempengaruhi : Menyebabkan bias 18

20 2. Kerangka Berpikir Teoritis Konfigurasi dermatoglifi bersifat genetik dan pertama kali tampak pada minggu ke-14 kehamilan. Deferensiasi dari papilla dermal berlangsung dari bulan ke-7 kehamilan dan pada waktu ini papilla dermal dapat berubah jumlah, bentuk maupun susunannya tergantung dari faktor maternal. Tiga substansi dasar dari glikosaminoglikans yaitu hyaluronate, dermatan sulfat, dan chondroitin 4,6-sulfat dapat berubah secara kuantitatif maupun kualitatif selama perkembangan fetal, kelahiran, maupun balita awal. Sangat sedikit perubahan yang terjadi setelah itu.(pearse, 1968; Montagna dan Parakkal, 1974). Salah satu faktor resiko terpenting kanker payudara (Ca mammae) adalah riwayat keluarga (genetik) serta usia walau faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan selebihnya diperankan disebabkan oleh faktor risiko lainnya seperti usia yang makin bertambah, tidak kawin dan tidak memiliki anak (nulipara), kehamilan pertama pada usia di atas 35 tahun, periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih lambat), terapi hormonal lama, pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium, pernah mengalami radiasi di daerah dada, dan kontrasepsi oral pada pasien tumor jinak payudara (Handoyo, 1990; Mansjoer, 2007) Pemeriksaan dermatoglifi akan dapat digunakan untuk identifikasi orang-orang dengan predisposisi genetik untuk perkembangan penyakit tertentu. Karena sidik jari diturunkan secara genetik dan tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir, seperti, geografi, ekonomi, dan lainlain, sidik jari memiliki ciri yang paling bermanfaat untuk menentukan hubungan mendasar dalam kehidupan. 19

21 I. METODE PELAKSANAAN 1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional ( Murti, 2006) 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di bangsal onkologi di rumah sakit- rumah sakit di kota Surakarta. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah pasien-pasien penderita kanker payudara di semua umur yang telah didiagnosis secara histopatologis mencakup semua stadium dan memiliki riwayat keluarga Kanker Payudara yang kami temui di rumah sakit di kota Surakarta antara bulan Mei-Agustus Teknik Sampling Untuk pengambilan sample digunakan teknik purposif non random sampling (Arief, 2004). 5. Variabel Penelitian a. Variabel bebas : Pola sidik jari. b.variabel terikat : Lima puluh pasien dengan kanker payudara yang telah didiagnosis secara histopatologis. c. Variabel luar 1. Dapat dikendalikan : Tidak mempunyai anak, tidak kawin, hamil pertama di usia lebih dari 35 tahun, radiasi, terapi hormonal dan kontrasepsi oral. 2.Tidak dapat dikendalikan : Genetik, faktor hormonal dan usia. 6. Skala Variabel a. Pola dermatoglifi (jumlah sulur, pola sidik jari, frekuensi triradius) : Skala rasio. b. Menderita kanker payudara/ tidak : Skala nominal. 20

22 7. Definisi Operasional a. Pasien kanker payudara Penelitian akan dilakukan pada pasien ca mammae semua umur yang telah didiagnosis secara histopatologis mencakup semua stadium dan memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Setelah mendapatkan ijin dari pasien lewat informed consent dan dari rumah sakit tempat pasien dirawat, pemeriksaan dermatoglifi dilakukan dengan menggunakaan tinta dengan cara mencelupkan telapak tangan pada tinta kemudian meletakkannya pada kertas glossy. Hasilnya kemudian dianalisis setelah discan ke computer lewat software Adobe Photoshop sehingga bisa diketahui pola dermatoglifi, jumlah sulur (ridge), frekuensi triradius total dan PII (Pattern Intensity Index). b. Normal atau kontrol Sampel diambil dari orang-orang yang tidak mempunyai riwayat kanker payudara dan sedang tidak menderita kanker payudara yang besarnya sejumlah pasien kanker payudara yang diteliti. Pengambilan sidik jari pada kontrol menggunakan cara yang sama dengan pengambilan dermatoglifi pada pasien kanker payudara. Hasilnya dibandingkan dengan pola dermatoglifi kanker payudara c. Dermatoglifi Dermatoglifi merupakan konfigurasi guratan- guratan di ujung jari manusia (Graham dan Brown, 2005). Yang akan diperiksa di sini adalah dermatoglifi pada telapak tangan meliputi pola dermatoglifi, jumlah sulur (ridge), frekuensi triradius total dan PII (Pattern Intensity Index). 21

23 8. Instrumentasi Penelitian a. Tinta hitam b. Kertas Glossy c. Bak stempel d. Lap kering e. Sabun cuci f. Scanner 9. Rancangan Penelitian Mencari Populasi Subjek Ca Mammae Subjek Normal Cetak dan scanning Jari Tangan Cetak dan scanning Jari Tangan Membandingkan Pola Jari Tangan Menganalisis Pola Jari Tangan 22

24 J. JADWAL KEGIATAN PROGRAM No Macam Kegiatan 1 Kegiatan Persiapan a. Membeli Instrumen Penelitian b. Mengumpulkan Kepustakaan c. Diskusi-diskusi 2. Kegiatan Pelaksanaan a. Mencari probandus dan mengumpulkan data dermatoglifi Minggu ke b. Dan Menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif seluruh data dermatoglifi 3 Penyusunan laporan penelitian, penulisan, perbanyakan dan hasil penelitian. 23

25 K. RANCANGAN BIAYA No. Jenis Pengeluaran Anggaran yang Diusulkan (Rp, 00) 1. Bahan habis pakai a. Tinta Hitam 50 botol x b. Kertas glossy 500 lembar x c. Tissue basah 20 bungkus x d. Sabun cuci tangan cair 10 botol x Bahan tidak habis pakai a. Bak Stempel 20 buah x b. Lap Kering 20 buah x Peralatan a. Sewa scanner untuk 9 hari x kertas glossy b. Flash disk 2 GB 2 buah x c. Alat tulis (buku, bolpoin, pensil, kertas A4) 2. Internet 10 hari x (3 4 jam) 3. Print dan fotocopy sumber pustaka, laporan cetak 4. Perijinan ( Rumah sakit, informed consent, ethical clearance) 6. Transport pulang pergi ke seluruh rumah sakit wilayah surakarta dalam tenggan waktu 8 minggu 7 Snack a. Untuk dokter dan pegawai rumah sakit b. Untuk responden penelitian: 24

26 -positif kanker payudara 50 orang negatif kanker payudara 50 orang x Biaya komunikasi Total Biaya L. DAFTAR PUSTAKA Chintamani Qualitative and Quantitative Dermatoglyphic Traits in Patients with Breast Cancer : a Prospective Clinical Study. BMC Cancer. Cummins H. dan Midlo C Fingerprint, Palms, and Soles. New York : Dover Publications. Ellis D. I., Goodacre, R Metabolic Fingerprinting in Disease Diagnosis : Biomedical Application of Iinfrared and Raman Spectroscopy. Fuller C Journal of Medical Genetic Dermatoglyphics : A Diagnostic Aid. Graham R., Brown dan Burns T Lecture Notes Dermatology. Ed VIII. Jakarta : Erlangga Medical Series, hal : 1-9. Guyton A.C. dan Hall J.E Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta: EGC, hal : Glanville, Edward Heredity and Line a of Palmar Dermatogliphics. American Journal of Human Genetics. Vol. 17 No.5. Jones, Christopher Fingerprint Patterns Probably Inherited. Osney, Oxford OX2 0BA : Cheirological Society. Kumala P, Nuswantari D Kamus Saku Kedokteran Dorland. Ed25. Jakarta: EGC. Loesch D.Z Quantitative Dermatoglyphics. Classification, Genetics, and Pathology. Oxford Monographs on Medical Genetics. Oxford, England : Oxford University Press. Mansjoer A Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FK UI, hal : Murti B Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Ed1.Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 25

27 Murti B Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Naffah J Dermatoglyphic analysis : anthropological and medical aspects. Bulletin of The New York Academy of Medicine. Okajima Journals of Medical Genetics Development of Dermal Ridge in The Fetus. Penrose L.S Medical Significance in Fingerprints and Related Phenomena. British Medical Journal, hal : Penrose dan Ohara The Development of the Epidermal Ridges. Journal of Medicine Genetics 10: 201. Poer M. R., Schulkin J Introduction : Brain and Placenta, Birth and Behaviour, Health and Disease. Power L., Michael Introduction : Brain and Placenta, Birth and Behavior, Health and Disease. Whasington DC, USA : American College of Obstetricians and Ginecologists : Cambridge University Press. Price S. A., Wilson C.M Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal : Reed, Evans, Norton dan Christian Maternal Effects on Fingertip Dermatoglyphics. Am J Hum Genet 33, hal: Reed, Terry Dermatoglyphics. An International Perspective. Edited by J. Mavalwala. The Hague/Paris: Mouton publishers: 383. Reed, Terry Maternal effects in Dermatoglyphics : Similarities from Twin Studies among Palmar, Plantar, and Fingertip Variables. American Society of Human Genetics. Am J Hum Genet 34, hal : Reksoprodjo S Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: FK UI, hal : Robbins, Khumar Buku Ajar Patologi Volume I. Ed7. Jakarta: EGC. Rosida L. dan Rosalina P Jurnal Anatomi Indonesia : Gambaran dermatoglifi penderita sindrom Down di Banjarmasin dan Martapura Kalimanyan Selatan. Jogjakarta : PB PAAI. 26

28 Rowly T.P Antenatal and Neonatal Screening. Oxford, England : Oxford University Press: 573 Saha S, Loesch D., Chant D., Welham J, El-Saadi O, Vananas L, Moury B, Mc Grath J Dirrectional and Fluctuating Asymmetry in Finger a-b Ridge Counts in Psychosis : a Case Control Study. BMC Psychiatry. Slatis, Herman, Marisa and Batsheva B The Ineritance of Fingerprint Patterns. Am J Hum Genet 28, hal : Soltan H.C. dan Clearwater K Dermatoglyphics in Translocation Down Syndrome. American Journal of Human Genetics. Suzumori K Dermatoglyphic. Analysis of Fetuses with Chromosomal Abnormalities. American Society of Human Genetics 32, hal : Taufiqurrahman, M.A Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten : CSGF, hal :

29 M. LAMPIRAN 1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok a. Ketua Pelaksana Kegiatan 1. Nama : Linda Jana Sintaningtyas 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Bojonegoro, 19 Juni Jenis Kelamin : Perempuan 4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter 5. Pekerjaan : Mahasiswa 6. NIM : G Alamat Rumah : Jln. Arief Rahman Hakim 12 Bojonegoro, Jawa Timur 8. Nomor Telepon : lindajana@ymail.com 10. Riwayat Pendidikan : No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan 1. TK ABA III Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro SDN Sukorejo I Kabupaten Bojonegoro 1999 Bojonegoro 3. SLTPN I Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro SMAN I Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNS Kota Surakarta Riwayat Organisasi dan Kegiatan : No. Nama Organisasi Tahun Jabatan 1. Pengurus PMR SLTPN I Anggota Divisi Bojonegoro 2. Sentra Kegiatan Islam (SKI) Staf Bidang I SMUN I Bojonegoro 3. Koperasi SMUN I Bojonegoro Kepala Sekretaris 28

30 4. Central for Indonesia Medical Student Activities (CIMSA) 2006-sekarang Standing Comitee on Public Health FK UNS 5. SKI FK UNS Staff FULDFK 3. Kastrat de Geneeskunde FK UNS 4. Kelompok Studi Muslim FK UNS 2008-sekarang Anggota Tidak Tetap Koordinator Bidang Perpustakaan 2007-sekarang Anggota 5. Arteri FK UNS Sekretaris Akademis Sekretaris Kewirausahaan 6. Forma Joglo (Forum Mahasiswa Bojonegoro-Solo) Ketua umum 2007-sekarang Anggota 7. Dewan Mahasiswa FK UNS Staff Komisi II 8. Laboratorium Anatomi dan Embriologi FK UNS 9. Bulan Sabit Merah Indonesia Cab Surakarta 2008-sekarang 2007-sekarang 2008-sekarang Ketua Komisi I Asisten Dosen Anggota 12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : No. Judul Tahun 1. Pola Dermatoglifi Tangan pada Pasien Skizofrenia Hubungan Sidik Jari Tangan dengan Kanker Payudara 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan Linda Jana S. NIM G

31 b. Anggota Pelaksana Kegiatan I 1. Nama Lengkap : Dyah Listyorini 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sukoharjo, 10 Mei Jenis Kelamin : Perempuan 4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter 5. Pekerjaan : Mahasiswa 6. NIM : G Alamat Rumah : Jalan Arjuna Kadilangu, Baki Sukoharjo 8. Telepon Seluler : dyah_ukh01@yahoo.com 10. Riwayat Pendidikan : No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan 1. TK Darma Wanita Sukoharjo SD Negeri BakiPandeyan 1 Sukoharjo SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Surakarta SMA Negeri 7 Surakarta Surakarta Pendidikan Dokter FK UNS Surakarta Pengalaman Organisasi : No. Nama Organisasi Tahun Jabatan 1. BIAS UNS 2009-sekarang Staff DOA 2. SKI FK UNS 2009-sekarang Bidang Kaderisasi 3 Kastrat de Geneskuunde 2008-sekarang Anggota 4 Asian Medical Students 2009-sekarang Staff M n D Association of Sebelas Maret University 5 Student English Forum UNS 2009-sekarang anggota 30

32 12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat No. Judul Tahun 1. Hubungan Ketebalan Lidah dengan Skor IQ pada Anak 2009 SD Penderita GAKI di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah 2. Hubungan Pola Sidik Jari Tangan dengan Kanker 2009 Payudara Anggota Pelaksana Kegiatan I Dyah Listyorini NIM G

33 c. Anggota Pelaksana Kegiatan II 1. Nama Lengkap : Sofina Kusnadi 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 7 Juni Jenis Kelamin : Perempuan 4. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter 5. Pekerjaan : Mahasiswa 6. NIM : G Alamat Rumah : Perumahan Griya Karang Indah Blok H no. 14 Purwokerto 8. Telepon Seluler : sofina_soontobedoctor@yahoo.co.id 10. Riwayat Pendidikan : No. Tingkat Pendidikan Tempat Tahun Kelulusan 1. TK Al Irsyad Al Islamiyah Purwokerto SD Negeri 05 Kranji SLTP Purwokerto SMP Negeri I Purwokerto Purwokerto SMA Negeri 1 Purwokerto Purwokerto Pendidikan Dokter FK UNS Surakarta Pengalaman Organisasi : No. Nama Organisasi Tahun Jabatan 1. BEM FK UNS 2009-sekarang Staff Departemen Luar Negeri 2. Ikatan Senat Mahasiswa 2009-sekarang anggota Kedokteran Indonesia (ISMKI) wilayah III 3 Kastrat de Geneskuunde 2008-sekarang anggota 4 Asian Medical Students 2009-sekarang Staff M n D Association of Sebelas Maret University 5 Student English Forum UNS 2009-sekarang anggota 32

34 12. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat No. Judul Tahun 1. Hubungan Ketebalan Lidah dengan Skor IQ pada Anak 2009 SD Penderita GAKI di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah 2. Hubungan Pola Sidik Jari Tangan dengan Kanker 2009 Payudara Anggota Pelaksana Kegiatan II Sofina Kusnadi NIM G

35 2. Biodata Dosen Pembimbing 1. Nama Lengkap : Nanang Wiyono, dr., M.Kes 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Sukoharjo, 30 Mei Jenis Kelamin : Pria 4. NIP : Pangkat/Golongan : Penata Tk. I / IIIb 6. Jabatan Fungsional : Assiten Ahli 7. Jabatan Struktural : - 8. Fakultas : Kedokteran 9. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 10. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat No. Judul Tahun 1. Pengaruh Stres Kronik terhadap tebal lamina pyramidalis CA1 Hippocampus Hubungan antara tebal lamina pyramidalis CA1 Hippocampus dengan memori kerja pascastres kronik pada tikus (Rattus norvegicus) 3 Pengaruh stres kronik terhadap gambaran morfologis gyrus dentatus dan CA1 hippocampus 4. Hubungan antara tebal lamina pyramidalis CA1 Hippocampus dengan memori kerja pascastres kronik pada tikus (Rattus norvegicus) Pembimbing Nanang Wiyono, dr., M.Kes NIP

VARIASI POLA SIDIK JARI MAHASISWA BERBAGAI SUKU BANGSA DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

VARIASI POLA SIDIK JARI MAHASISWA BERBAGAI SUKU BANGSA DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS II, Madiun, 30 September 2017 p-issn : 9772599121008 e-issn : 9772613950003 VARIASI POLA SIDIK JARI MAHASISWA BERBAGAI SUKU BANGSA DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global (JNC VII, 2003). Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi

Lebih terperinci

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh : Debby dan Arief Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel. Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang berubah, tetapi masih dalam batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatoglifi atau pola sidik jari merupakan gambaran guratan-guratan yang menonjol khas pada ujung jari manusia, bersifat unik dan berbeda-beda bagi setiap individu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

POLA DERMATOGLIFI TANGAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

POLA DERMATOGLIFI TANGAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan POLA DERMATOGLIFI TANGAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran LINDA JANA SINTANINGTYAS G0006109 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Variasi Sidik Palmar dan Phalanx Distal pada Penderita Kanker Payudara di Surabaya

Variasi Sidik Palmar dan Phalanx Distal pada Penderita Kanker Payudara di Surabaya Variasi Sidik Palmar dan Phalanx Distal pada Penderita Kanker Payudara di Surabaya Amalia Rozaiza Ightikhoma rozaizaamalia@yahoo.co.id Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA HEMOFILIA DI SUMATERA BARAT. Oleh:

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA HEMOFILIA DI SUMATERA BARAT. Oleh: DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA HEMOFILIA DI SUMATERA BARAT Oleh: Rika Tirta Masni, RRP Megahati S, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paritas Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali kehamilan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita 36 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti karena belum adanya penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. i LEMBAR PERSETUJUAN ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii RINGKASAN.. viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mamae)adalah suatu penyakit neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit yang tidak menular dan kanker yang paling

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan di dunia, kejadian dan kematian akibat kanker payudara terus meningkat di semua negara, baik negara maju, berkembang, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f. KUESIONER Nama Responden :. Umur Responden :. Pendidikan terakhir Orang Tua : 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA c. Tamat SD/MI f. Tamat D1/D2/D3/PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA

Lebih terperinci

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA SAWAHLUNTO. Oleh: Oktarina, Meliya Wati dan Rina Widiana

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA SAWAHLUNTO. Oleh: Oktarina, Meliya Wati dan Rina Widiana DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA SAWAHLUNTO Oleh: Oktarina, Meliya Wati dan Rina Widiana 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan sekitar dan dapat bermetastasis atau menyebar ke organ lain (World Health

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang dengan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma Mammae) merupakan salah satu kanker yang sangat

Lebih terperinci

Pola Sidik Jari pada Kelompok Retardasi Mental dan Kelompok Normal

Pola Sidik Jari pada Kelompok Retardasi Mental dan Kelompok Normal Joko S. Lukito dkk. Gambaran Histopatologi Arteri Spiralis... Pola Sidik Jari pada Kelompok Retardasi Mental dan Kelompok Normal Sufitni Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, dilakukan di Yayasan Pembinaan

Lebih terperinci

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara

Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara Mencegah dan Mengobati Kanker Payudara www. Daftar Isi Pengertian Kanker Payudara... 3 Anatomi Payudara... 3 Gejala Kanker Payudara... 5 Stadium Kanker Payudara... 7 Diagnosis Kanker Payudara... 10 Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikategorikan sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker masih menjadi ancaman kesehatan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara (Carcinoma mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010). Kanker payudara adalah penyakit

Lebih terperinci

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA Nur Signa Aini Gumilas PENDAHULUAN Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Payudara Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini banyak penyakit yang bermunculan dan di derita oleh manusia, seperti penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : subang_4ini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan lesi yang sering ditemukan pada wanita dan berbahaya, serta merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer

Lebih terperinci

Perbedaan Pola Sidik Jari Anak-Anak Sindrom Down dan Anak- Anak Normal di Purwokerto

Perbedaan Pola Sidik Jari Anak-Anak Sindrom Down dan Anak- Anak Normal di Purwokerto 106 Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010 Perbedaan Pola Sidik Jari Anak-Anak Sindrom Down dan Anak- Anak Normal di Purwokerto Finger Print Differences among Down Syndrome and Normal Children at Purwokerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara berkembang. 1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian, sebanyak 8,2 juta orang meninggal akibat kanker

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh

Lebih terperinci

POLA SIDIK JARI ANAK-ANAK SINDROM DOWN DI SLB BAKHTI KENCANA DAN ANAK-ANAK NORMAL DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA

POLA SIDIK JARI ANAK-ANAK SINDROM DOWN DI SLB BAKHTI KENCANA DAN ANAK-ANAK NORMAL DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA POLA SIDIK JARI ANAK-ANAK SINDROM DOWN DI SLB BAKHTI KENCANA DAN ANAK-ANAK NORMAL DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA Annisa Ainur 1, Janatin Hastuti 2, Zainuri Sabta Nugraha 3 ABSTRACT Dermatoglyphics is

Lebih terperinci

POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG

POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG BioCONCETTA VOL. 1 NO 2 ISSN: 2460-8556 Desember 2015 Versi Online http://ejournal.stkip-pgrisumbar.ac.id/index.php/bioconcetta POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Penelitian ini adalah ilmu anatomi 3.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas aaaaaaaadiponegoro

Lebih terperinci