BAB I PENDAHULUAN. struktur organisasi sampai pada budaya organisasi. Salah satu perubahan yang
|
|
- Erlin Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Setiap industri atau organisasi pernah mengalami perubahan, baik dari segi struktur organisasi sampai pada budaya organisasi. Salah satu perubahan yang terjadi secara konstan dalam organisasi yaitu adanya penambahan atau pergantian karyawan baru pada tiap tingkat jabatan. Tidak hanya karyawan baru yang membutuhkan pekerjaan tetapi perusahaan juga membutuhkan sumber daya manusia. Karyawan baru datang dari beragam tingkat kemampuan, motivasi, dan keinginan untuk menunjukkan performance kerja mereka (Schultz & Schultz, 2006). Secara umum, setiap karyawan baru memiliki tujuan dan harapan yaitu memiliki karir yang semakin maju dan berkembang. Perusahaan sebagai suatu wadah atau sarana bagi seorang karyawan baru untuk mencapai tujuan dan harapan mereka. Selain itu, di sisi lain perusahaan yang memiliki talent yang maju dan berkembang tentu saja akan membawa manfaat bagi bisnis perusahaan mereka. Sehingga terjadi suatu hubungan timbal balik atau mutualisme antara perusahaan dan karyawan. Menjadi seorang karyawan baru bukanlah hal yang mudah. Apabila seseorang tidak siap menghadapi tantangan atau pun kesulitan sebagai karyawan baru, maka ia bisa mengalami kegagalan. Kegagalan yang dimaksud adalah ketika seorang karyawan baru hanya bertahan dalam jangka waktu yang pendek di suatu perusahaan yang dimasukinya sehingga dapat mengakibatkan peningkatan angka 1
2 karyawan yang keluar (turnover). Seperti yang dikatakan pada suatu artikel online, bahwa kegagalan seorang karyawan baru menjadi fenomena tersendiri di kalangan HRM. Artikel tersebut menyebutkan beberapa alasan utama dari kegagalan karyawan baru; 1) No Match, yakni kesalahan dari proses perekrutan/seleksi perusahaan dimana kualifikasi yang dibutuhkan tidak sesuai dengan pekerjaan (bisa saja disebabkan tergiur oleh CV calon karyawan atau penampilan yang meyakinkan pada saat wawancara), 2) Lack of Recognition, yaitu kurangnya penghargaan yang diperoleh karyawan baru terhadap usahanya, 3) Lack of Mentoring, dimana karyawan baru kurang memperoleh bimbingan yang tepat mengenai pekerjaannya,sehingga membuat ia kurang bisa beradaptasi dengan pekerjaan barunya (diunduh pada Desember 29, 2010 dari Artikel di atas menjelaskan fenomena kegagalan karyawan baru dari segi teknis, tetapi juga terdapat artikel mengenai kesulitan apa saja yang dialami oleh seorang karyawan baru ketika harus beradaptasi dengan situasi kerja yang baru. Kesulitan tersebut antara lain; rasa canggung, cara untuk berbaur dengan rekan kerja, dan unjuk gigi yaitu sulit untuk memperlihatkan keahlian yang dimiliki karena adanya pandangan dari rekan kerja lain yang belum mengetahui kapabalitias diri karyawan baru tersebut (diunduh pada Desember 29, 2010 dari ). 2
3 Menurut Keeffe (2010), pada hari pertama seorang karyawan baru akan mengalami pengalaman emosi yang bercampur aduk, yaitu terdiri dari perasaan semangat, keingintahuan dan kecemasan. Seorang karyawan baru tahu bahwa mereka memiliki banyak hal yang harus dipelajari, sehingga membuat kesadaran mereka terhadap informasi menjadi sangat penting dan ketika mereka merasa mereka kehilangan informasi tersebut maka cenderung menurunkan kepercayaan diri mereka juga membuat mereka tidak yakin dengan kemampuan mereka. Selain itu, menurut Caron (2008), terdapat 42% dari eksekutif periklanan dan pemasaran mengatakan bahwa menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan adalah hal yang paling sulit bagi seorang karyawan baru (berdasarkan survei The Creative Group) dan 30% mengatakan mempelajari protokol atau aturan bisnis baru juga merupakan hal tersulit (diunduh pada Januari 26, 2011 dari Kesulitan ataupun kondisi yang dialami oleh karyawan baru tersebut, secara tidak langsung akan menurunkan job performance mereka. Penurunan job performance pada karyawan baru juga disebabkan oleh adanya proses pembelajaran yang dialami oleh karyawan baru dalam perkembangan karir mereka. Menurut Bunker & Webb (dalam Hughes, Ginnett & Curphy, 2009), bekerja melalui powerful learning events (kejadian/kegiatan pembelajaran yang kuat) dan potent developmental experiences (pengalaman perkembangan atau pertumbuhan yang kuat/ berpengaruh) sangat mendukung hipotesis-lama yaitu gagasan tentang adanya hubungan antara stress dan belajar. 3
4 Learning events dan developmental experiences seringkali menekankan atau menyebabkan kehidupan seseorang mengalami stres. Oleh sebab itu, learning experiences atau pengalaman pembelajaran merupakan hal yang seharusnya diperhatikan baik dari perusahaan maupun karyawan (baik senior, junior atau karyawan baru). Bunker & Webb menggambarkan proses learning experiences, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 (Hughes, Ginnett & Curphy, 2009). Sumber: Hughes et al. (2009, p. 72) Gambar 1.1 Anatomy of a Learning Experience Anatomy of a learning experience menggambarkan segmen/bagian kehidupan yang berisi serangkaian kesempatan belajar (learning opportunities). Bagian lingkaran merepresentasikan episode stres dari kehidupan yaitu kejadian yang berpotensi terjadinya pembelajaran (learning-to-learn event). Pembelajaran dimulai dari bagian kiri kurva yang merepresentasikan perkembangan atau pertumbuhan yang terstimulasi dari pengalaman pembelajaran sebelumnya juga menggambarkan nilai keterampilan belajar yang sering terjadi dari waktu ke waktu dan menjadi kebiasaan rutin (sehingga berbentuk datar). Sampai pada comfort zone; 4
5 yaitu seseorang telah nyaman karena merasa berhasil mengatasi tantangan pembelajaran. Selanjutnya, lingkaran yang lebih kecil merepresentasikan tegangan yang yang dikarenakan munculnya tantangan pembelajaran baru sering muncul dari transisi atau pengalaman stress yang membutuhkan respon. Ketika seseorang menerima atau merespon tantangan tersebut maka ia mengalami penurunan yang cukup tajam dan dikatakan mengalami penurunan kinerja/performance sementara. Pada akhirnya ketika ia berhasil melalui penurunan tersebut ia akan menunjukkan performance kerja pada tingkat yang lebih tinggi dengan keterampilan yang lebih luas (Bunker & Webb dalam Hughes, Ginnett & Curphy, 2009). Kondisi penurunan performance karyawan baru yang cenderung dialami oleh karyawan baru ketika menerima tantangan baru. Tantangan seorang karyawan baru yang dimuat dalam suatu berita online, yang ditulis oleh Bilski, J. (Juli 30, 2010) terdapat suatu studi baru oleh Office Team yang melakukan survei kepada 464 karyawan dengan pertanyaan apa tantangan terbesar seorang karyawan baru? (diunduh pada Januari 26, 2011 dari Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Terbiasa dengan budaya dan rekan kerja baru (37%) Belajar proses dan kebijakan baru (23%) Beradaptasi dengan rutinitas baru (22%) Membangun kepercayaan personal atau pribadi diri sendiri (10%) Lain-lain atau tidak tahu (8%) 5
6 Tantangan-tantangan tersebut membuat proses pembelajaran seorang karyawan baru yang cenderung mengakibatkan stress sampai pada penurunan job performance yangmana hal ini tidak lah diharapkan oleh perusahaan. Pihak perusahaan mengharapkan seorang karyawan baru dapat menunjukkan atau bahkan meningkatkan job performance mereka dan perusahaan pun dapat menurunkan turnover dari karyawan baru. Oleh sebab itu, antara kondisi yang terjadi dari seorang karyawan baru dengan harapan perusahaan terdapat gap atau jarak pemisah yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian kali ini. Satu hal yang disadari oleh perusahaan bahwa kebutuhan seorang karyawan baru untuk dapat mempelajari peran mereka dalam tingkatan hirarki organisasi, nilainilai perusahaan, dan perilaku-perilaku seperti apa yang dapat diterima oleh kelompok kerja dimana pegawai baru terlibat atau yang disebut dengan sosialisasi (Schultz & Schultz, 2006). Dengan demikian, salah satu usaha perusahaan untuk dapat mengatasi gap atau jarak antara kondisi karyawan baru dengan harapan perusahaan adalah melalui proses sosialisasi. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan suatu perusahaan dalam rangka menjalankan proses sosialisasi bagi karyawan baru atau yang disebut dengan organizational socialization tactics (Bauer et al., dalam Antonacopoulou, E. P. & Guttel, W. H., 2010) Penelitian meta-analysis yang dilakukan oleh Bauer et al. (2007) menunjukkan bahwa pencarian informasi seorang karyawan baru berpengaruh terhadap organizational socialization tactics, dan mempengaruhi atau menghasilkan penyesuaian seorang karyawan baru (new comer adjustment) yaitu; role clarity (kejelasan peran), self-efficacy dan social acceptance (penerimaan sosial). 6
7 Sehingga, dengan suksesnya new comer adjustment seorang karyawan baru maka menghasilkan beberapa outcomes, seperti; meningkatkan job performance dan menurunkan tingkat turnover (dalam Antonacopoulou, E. P. & Guttel, W. H., 2010). Berdasarkan tiga faktor new comer adjustment di atas, penelitian kali ini fokus pada self-efficacy. Self-efficacy menjadi hal yang penting terkait dengan peran mereka sebagai new comer atau pendatang baru di suatu perusahaan. Selain banyak hal yang harus mereka pelajari, juga terdapat tantangan-tantangan dari pekerjaan mereka sendiri. Bentuk pekerjaan dari karyawan baru akan berbeda-beda, tetapi yang menjadi persamaan dari tantangan yang dihadapi oleh karyawan baru yaitu mengenai mempelajari budaya perusahaan. Friedman & Schustack (2008) mengatakan bahwa tanpa self-efficacy (sebagai bentuk keyakinan tertentu yang sangat situasional), seseorang bahkan enggan mencoba melakukan suatu perilaku, karena menurut Bandura self-efficacy menentukan apakah seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa seseorang dapat bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan, dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku seseorang di masa depan. Berdasarkan fakta-fakta di atas maka selfefficacy menjadi penting bagi seorang karyawan baru, dimana ia yakin bahwa ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang baru sehingga dengan begitu ia dapat berhasil menyelesaikan pekerjaannya, berbicara mengenai menyesuaikan diri maka kembali lagi membahas proses sosialisasi karyawan baru. Salah satu organizational socialization tactics adalah melaksanakan program orientasi karyawan baru. Program orientasi karyawan baru yang efektif menyediakan 7
8 informasi bagi karyawan baru tentang apa yang perusahaan butuhkan dari mereka sebagai seorang karyawan, seperti sejarah didirikannya perusahaan, budaya organisasi dan visi strategis yang akan ditempuh perusahaan. Program orientasi memulai proses sosialisasi karyawan baru dengan membantu mereka belajar tentang bagaimana cara organisasi bekerja dan nilai-nilai yang dimilikinya (Blanchard & Thacker, 2010). Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang mengikuti program orientasi akan lebih bersedia mengadopsi tujuan dan nilai-nilai perusahaan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti program orientasi. Terdapat beberapa positive outcome atau hasil yang positif bagi suatu organisasi dengan menyelenggarakan orientasi untuk pegawai baru, yaitu mengurangi rasa cemas, mengurangi role ambiguity, mengurangi turnover, meningkatkan prestasi kerja, tingkat komitmen yang lebih tinggi, organisasi yang lebih efektif/efisien (Blanchard & Thacker, 2010). Menurut Ardts et al. (2001), program orientasi karyawan baru (beberapa menggunakan istilah induksi) dalam sosialisasi adalah penting bagi reproduksi organisasi, dimana induksi memungkinkan suatu organisasi untuk melahirkan kembali atau menjadikan seorang karyawan menjadi anggota yang berfungsi dalam beragam keadaan (dalam Antonacopoulou, E. P. & Guttel W. F., 2010). Oleh karena itu, dikatakan bahwa program induksi dan sosialisasi adalah suatu mekanisme penting untuk kedua pihak yaitu organisasi dan karyawan baru. Bagi pihak organisasi, mereka secara terus menerus membutuhkan karyawan baru untuk dapat mempertahankan kelangsungan organisasi dan secara khusus untuk perkembangan organisasi mereka. Sedangkan, bagi pihak seorang karyawan baru, mereka 8
9 memerlukan bantuan untuk dapat menurunkan tingkat kebingungan mereka dimana ada beberapa hal yang harus mereka pelajari ketika memasuki lingkungan organisasi baru, agar dengan begitu mereka dapat memberikan kontribusi mereka terhadap aktivitas organisasi (Bauer et al., dalam Antonacopoulou, E. P. & Guttel W. F., 2010). I. 2. Identifikasi Masalah Proses sosialisasi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah program orientasi karyawan baru yang dilaksanakan oleh beberapa organisasi sebagai tahap awal dari proses sosialisasi dari karyawan baru tersebut. Bauer et al. (dalam Avey, Luthans & Jensen, 2009) mengatakan bahwa sosialisasi memiliki keterkaitan dengan self-efficacy karyawan baru, maka dapat diasumsikan bahwa program orientasi karyawan baru juga akan berkaitan dengan self-efficacy karyawan baru. Permasalahan yang ditemui adalah dari content atau isi; yaitu materi apa saja yang diberikan dalam program induksi karyawan baru. Dilihat dari gambaran besar program induksi yaitu sosialisasi. Menurut Chao et al. (1994), terdapat enam dimensi sebagai content dari sosialisasi yang merepresentasikan informasi yang berbeda dimana informasi ini dibutuhkan oleh seorang karyawan baru untuk dipelajari dan menghasilkan penyesuaian yang berhasil. Keenam dimensi tersebut ialah; performance proficiency (kemahiran kinerja), politik, language (bahasa), people (orang), organizational goals/values (tujuan/nilai organisasi) dan history (sejarah) (dalam Klein et al., 2000). 9
10 Khusus untuk program orientasi karyawan baru, salah satu contoh desain program orientasi karyawan baru meliputi content atau materi yaitu; 1) Misi, tujuan, strategi dan nilai utama dari perusahaan, 2) Operasional perusahaan dan bagaimana pekerjaan dari karyawan baru dapat berkontribusi dalam misi dan strategi perusahaan, 3) Performance karyawan baru yang diharapkan pada tahun pertama mereka bekerja, 4) Kebijakan dan prosedur perusahaan juga tanggung jawab masing-masing karyawan sebagai kunci dari operasional perusahaan. (Blanchard & Thacker, 2010). Dilihat dari content atau materi dari salah satu contoh desain program orientasi karyawan baru diatas, maka terlihat bahwa materi yang diberikan sebagian besar terdiri hal-hal teknis, seperti; kebijakan dan prosedur yang ada dalam perusahaan, juga bagaimana operasional suatu perusahaan berjalan. Menurut Klein et al. (2000), beberapa studi yang dilaksanakan mengenai pelaksanaan program orientasi karyawan baru, ditemukan bahwa program orientasi karyawan baru seringkali tidak jauh berbeda dengan awal pengenalan pekerjaan secara teknis atau bahkan seperti program pelatihan keterampilan bekerja. Pada akhirnya tujuan dari sosialisasi (program orientasi) itu sendiri adalah new comer adjustment atau terjadinya penyesuaian yang berhasil antara organisasi dan karyawan baru. Seorang karyawan baru dalam mengikuti program orientasi seharusnya juga diberikan materi-materi yang bersifat soft skill tidak hanya materimateri yang bersifat teknis. Agar dengan begitu, seorang karyawan baru tidak saja dibekali dengan keterampilan teknis dalam bekerja, tetapi juga keterampilan secara psikologis dalam menghadapi tantangan atau pembelajaran di lingkungan baru, 10
11 dimana dalam kondisi ini seorang karyawan baru perlu mempunyai self-efficacy yang baik, agar ia memiliki keyakinan untuk dapat melakukan pekerjaan barunya sehingga akan berdampak pada job performance yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. I. 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat peran dari pemberian materi soft-skill dalam program orientasi terhadap self-efficacy karyawan baru. I. 4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh adalah: Pihak organisasi Agar organisasi atau perusahaan menyadari pentingnya program orientasi karyawan baru dimana terdapat positive outcome atau hasil positif dari pelaksanaan orientasi untuk pegawai baru yang efektif, yaitu mengurangi rasa cemas dan role ambiguity yang akan meningkatkan prestasi kerja, tingkat komitmen yang lebih tinggi, organisasi yang lebih efektif/efisien seperti yang diharapkan oleh perusahaan sehingga berdampak pada turnover yang rendah. Pihak karyawan baru Menyadari pentingnya self-efficacy bagi seorang karyawan baru untuk dapat meningkatkan keyakinan diri dalam menghadapi pekerjaan baru tantangan dari lingkungan kerja yang baru. 11
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Teori Self-efficacy Teori self-efficacy merupakan cabang dari Social Cognitive Theory yang dikemukakan oleh Albert Bandura (juga biasa dikenal dengan Social Learning Theory).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin ketat. Dunia perekonomian berjalan dengan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (www.dbeusaid.org/publications/index.cfm?fuseaction=throwpub&id..).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia menjadi bangsa yang kian berkembang adalah harapan seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia mengharapkan adanya pembaharuan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di dalam dunia kerja, seseorang dituntut untuk mampu dalam beradaptasi, baik untuk bekerja secara individu maupun tim, menambah nilai perusahaan, dan bahkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efikasi Diri (self-efficacy) Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (dalam Santrock,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Desain Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dimana data atau informasi yang diperoleh berupa angka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam era globalisasi yang sudah sangat canggih dengan berbagai teknologi dan ilmu pengetahuan, menuntut suatu organisasi atau perusahaan untuk senantiasa melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke masa dewasa awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih dituntut suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Kantor Akuntan Publik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepuasan Kerja Stephen P. Robbins (2008:40) kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di kantor, orang sering kali berbicara satu dengan yang lain tentang tingkat stres yang mereka alami. Gejala stres dimiliki
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan tempat di mana dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, baik menghasilkan suatu barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan hidup matinya indutri tersebut. Berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan yang besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan definisi wirausaha menurut para ahli. Sebelumnya ada baiknya
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wirausaha dan Kewirausahaan Pengertian dan definisi wirausaha menurut para ahli. Sebelumnya ada baiknya penulis bahas pengertian dari wirausaha itu sendiri. Wirausaha atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Self Efficacy Konsep mengenai self efficacy ini pada dasarnya melibatkan banyak kemampuan yang terdiri dari aspek kegiatan sosial dan kemampuan untuk bertingkah laku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada masa saat ini, politik tidak hanya dijumpai dalam kegiatan negara tetapi juga dapat ditemukan saat bekerja. Politik seringkali mempunyai pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Robert Bolton,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya AFTA pada tahun 2003 yang lalu, Indonesia bukan hanya dibanjiri oleh produk luar tetapi banyak juga profesional dari luar negeri yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Self-efficacy Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep Self efficacy pertama kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Dengan kata lain, mutu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan memerlukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas agar tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Dengan kata lain, mutu perusahaan sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perusahaan mendapat tantangan yang besar di dalam menghadapi perubahan yang terjadi serta persaingan yang ketat dengan pesaing yang lainnya. Semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi self efficacy Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan
Lebih terperinciBAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN
Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa dengan kelompok heterogen. Sedangkan, Sunal dan Hans
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin, kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Subjective well-being Subjective well-being merupakan bagian dari happiness dan Subjective well-being ini juga sering digunakan bergantian (Diener & Bisswass, 2008).
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan formal atau sekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu)
55 KUESIONER PENELITIAN Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu) Umur :...Tahun Pendidikan Terakhir :. D3. S2. S1.Lainnya... Lama bekerja
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat ini seorang siswa mulai mengalami penjurusan IPA dan IPS. Selanjutnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa SMA merupakan masa kehidupan saat dinamika belajar seorang siswa sangat menentukan kelanjutan masa depannya dengan lebih spesifik. Pada tingkat ini seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggiero (1998)
Lebih terperinci93 Suci Nurul Fitriani, 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN SELF-EFFICACY Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini mendeskripsikan keseluruhan bab dari hasil penelitian yang telah didapatkan, dalam bentuk simpulan serta rekomendasi bagi berbagai pihak serta keterbatasan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. KAO Indonesia Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. KAP : Nama : Jenis kelamin : L P Pendidikan : D3 S1 S1 PPA S1 BAP >S1 Usia :... th Jabatan : a. Auditor yunior b.
62 KUESIONER PENELITIAN KAP : Nama : Jenis kelamin : L P Pendidikan : D3 S1 S1 PPA S1 BAP >S1 Usia :... th Jabatan : a. Auditor yunior b. Auditor senior Lama bekerja :... th... bln DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang semakin meningkat. Individu dituntut untuk semakin maju agar dapat mengikuti persaingan
Lebih terperinciBuilding Up PROFESSIONAL ATTITUDE SOFT SKILLS. Membangun Karakter Sukses & Mulia
Building Up SOFT SKILLS & PROFESSIONAL ATTITUDE Membangun Karakter Sukses & Mulia Menurut survei yang diterbitkan National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 di Amerika Serikat,
Lebih terperinciTeknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet
Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciMETODE DAN JENIS PELATIHAN
METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka perubahan yang terjadi juga semakin banyak. Salah satunya dalam bidang teknologi, banyaknya teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang asuransi. Selama tahun 2007, total pendapatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, pertumbuhan ekonomi khususnya di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Salah satu perusahaan jasa yang sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
Lebih terperinci2.1 Komitmen Organisasi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini membahas tinjauan pustaka yang digunakan peneliti terkait dengan penelitian yang dilakukan, sehingga dapat menjadi landasan teoritis dalam mendukung penelitian ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini, semakin banyak individu yang menempuh pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi (PT) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan salah satu institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya (www.ui.ac.id). Oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self-Efficacy Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan dalam mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan kekayaan (asset) utama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau karyawan merupakan kekayaan (asset) utama bagi setiap perusahaan karena selalu ikut aktif berperan dan menentukan tercapai atau tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini didukung pula dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rekrutmen merupakan mata rantai paling awal dan strategis dalam manajemen sumber daya manusia dalam organisasi. Mengapa tidak? Karena di tangan orang-orang yang direkrut
Lebih terperinciBAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi
BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan
Lebih terperinciHuman Resource Diagnostic
Human Resource Diagnostic Latar Belakang Perkembangan bisnis kini tidak hanya bergantung pada strategi bisnis yang baik. Banyak perusahaan dari sektor bisnis yang berbeda-beda terus menerus mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa transisi ini, remaja mengalami perubahan dalam aspek fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan seorang remaja. Menurut Havighurst (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam abad informasi dan teknologi seperti sekarang ini, modernisasi dan globalisasi adalah hal yang tidak dapat terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengangguran lulusan pendidikan tinggi di Indonesia semakin hari semakin besar. Di tahun 2009 angka pengangguran terdidik telah mencapai 626.600 orang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya MEA di tahun 2016 dimana orang-orang dengan kewarganegaraan asing dapat bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan sumber daya dalam memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang. untuk menghadapi lingkungan. Stress banyak merugikan diri individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Stress banyak merugikan diri individu karyawan dan perusahaan, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen organisasi perlu diperhatikan pada setiap anggota yang ada dalam organisasi.allen dan Meyer (1990: 2) menyatakan anggota dengan komitmen organisasi, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat
BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bekerja sebab dengan bekerja manusia bisa memenuhi suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciCiri dan Karakter Technopreneur. by: AGB
Ciri dan Karakter Technopreneur by: AGB CIRI UMUM MIMPI KETEGASAN PEKERJA KERAS KETETAPAN HATI DEDIKASI KESETIAAN TERPERINCI NASIB UANG SOSIAL WATAK UMUM Percaya Diri Berorientaskan Tugas dan Hasil Kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain self esteem (keyakinan nilai sendiri berdasarkan evaluasi diri secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan. Peranan sumber daya manusia bagi perusahaan tidak hanya dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Dr. Taufik Yudi Mulyanto MPd pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Dr. Taufik Yudi Mulyanto MPd pada tahun 2009 ini jumlah sekolah di Jakarta mulai SD (Sekolah Dasar) hingga SMU/SMK mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang karakteristik, perilaku dan permasalahan yang berkaitan dengan abnormalitas, sosial, budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciTeori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy
Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
Lebih terperinci