UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM S-1 PRODI FARMASI FMIPA UII Tahun Ajaran 2007/ 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM S-1 PRODI FARMASI FMIPA UII Tahun Ajaran 2007/ 2008"

Transkripsi

1 1 UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM S-1 PRODI FARMASI FMIPA UII Tahun Ajaran 2007/ 2008 Mata Ujian : Farmakologi Molekuler Hari/Tanggal : Kamis, 17 Januari 2008 Waktu : 90 menit Sifat ujian : Buku tertutup Dosen : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Jawablah soal di bawah ini dengan aturan sebagai berikut : Silanglah A kalau jawaban 1,2,3 benar Silanglah B kalau jawaban 1 dan 3 benar Silanglah C kalau jawaban 2 dan 4 benar Silanglah D kalau hanya jawaban 4 yang benar Silanglah E kalau jawaban 1,2,3,4 benar Kerjakan pada lembar jawaban. Soal dan lembar jawab jangan dilepas. 1. Reseptor yang terkait dengan protein G (GPCR) : 1. merupakan family terbesar reseptor permukaan sel 2. semuanya bekerja mengaktifkan adenilat siklase 3. memperantarai aksi transmisi impuls saraf yang relatif lambat 4. salah satu contohnya adalah reseptor asetilkolin nikotinik 2. Peristiwa molekuler yang terjadi pada aktivasi GPCR melalui jalur fosfolipase: 1. Subunit alfa mengaktifkan enzim fosfolipase B 2. Terjadi hidrolisis senyawa fosfatidil inositol bis fosfat (PIP2) 3. Terjadi pembukaan kanal Ca yang ada di permukaan retikulum endoplasmik 4. Terjadi peningkatan konsentrasi camp 3. Second messenger pada jalur adenilat siklase adalah di bawah ini: 1. Ca-dependent protein kinase 3. Diasil gliserol 2. camp- dependent protein kinase 4. camp 4. Jenis protein G beserta aksinya antara lain adalah : 1. Protein Gs mengaktivasi adenilat siklase produksi camp turun 2. Protein Gs mengaktivasi adenilat siklase mengaktivasi PKA 3. protein Gi mengaktivasi fosfolipase meningkatkan Ca intrasel 4. Protein Gq mengaktivasi fospolipase meningkatkan Ca intrasel 5. Pernyataan di bawah benar tentang peristiwa glikogenolisis : 1. merupakan salah satu respon seluler ketika reseptor adrenergik beta diaktivasi 2. melibatkan PKA sebagai second mesenger 3. jenis protein G yang terlibat adalah Gs 4. melibatkan peristiwa fosforilasi protein 6. Reseptor di bawah ini adalah termasuk reseptor metabotropik : 1. reseptor dopamin D2 3. reseptor Angiotensin AT1 2. reseptor adrenergik β3 4. reseptor serotonin-1 (5-HT 1 ) 7. Reseptor asetilkolin muskarinik yang terdapat pada otot detrusor di kandung kemih dan aktivitasnya menyebabkan kontraksi otot kandung kemih adalah : 1. M2 2. M4 3. M3 d.m5 8. Reseptor di bawah ini memiliki aksi berlawanan pada aktivitas jantung : 1. M1 2. M2 3. β2 4. β1 9. Antagonisme terhadap reseptor muskarinik M3 dapat menyebabkan efek-efek di bawah ini : 1. konstipasi 2. pandangan kabur 3. bronkodilatasi 4. kontraksi otot kandung kemih 10. Pernyataan bawah ini benar tentang reseptor α-2 adrenergik : 1. jika diaktivasi terjadi pelepasan norepinefrin 2. antagonisnya digunakan sebagai obat antihipertensi beraksi sentral 3. hanya terdapat di post sinaptik 4. terhubung dengan protein G jenis Gi 11. Contoh agonis yang beraksi pada reseptor α 1 adrenergik adalah: 1. prazosin 2. efedrin 3. klonidin 4. fenilefrin 1

2 2 12. Reseptor adrenergik yang terhubung dengan protein Gs adalah : 1. α-1 2. β 1 3. α-2 4. β Pernyataan di bawah ini benar untuk reseptor adrenergik β 3: 1. dijumpai utamanya pada jaringan adipose 2. meregulasi thermogenesis 3. berperan dalam kontrol berat badan pada orang obesitas 4. berespon utamanya terhadap epinefrin 14. Reseptor adrenergik yang menjadi target aksi obat anti hipertensi beserta obatnya adalah: 1. Reseptor α 1, prazosin 3. Reseptor β 1, atenolol 2. Reseptor α 2, captopril 4. Reseptor β 2, nifedipin 15. Pernyataan di bawah ini benar untuk reseptor dopamin D2 : 1. Berada dalam satu family dengan D2, D3, dan D4 2. terlibat dalam patofisiologi penyakit skizoprenia 3. aktivasinya memicu transduksi sinyal melalui jalur adenilat siklase 4. merupakan target aksi obat-obat anti psikotik 16. Obat-obat di bawah ini bekerja meningkatkan ketersediaan dopamin di tempat aksinya : 1. haloperidol 2. levodopa 3. difenhidramin 4. reserpin 17. Peristiwa molekuler pada transduksi signal reseptor angiotensin-ii (AT-2) antara lain : 1. Terjadi aktivasi enzim fosfolipase C 3. Terjadi pembentukan inositol tri fosfat (IP3) 2. Terjadi peningkatan konsentrasi camp 4. Terjadi aktivasi Protein Kinase A (PKA) 18. Pernyataan ini benar untuk reseptor tirosin kinase : 1. merupakan reseptor transmembran berbentuk monomer 2. memiliki aktivitas kinase yaitu mentransfer gugus fosfat 3. mengatur diferensiasi dan pertumbuhan sel 4. salah satu transduksi signalnya melibatkan rangkaian fosforilasi kinase cascade 19. Pernyataan ini benar untuk signal transduksi reseptor tirosin kinase melalui jalur Ras/Raf/MAP: 1. memperantarai aksi sitokin pada proses inflamasi 3. melibatkan faktor transkripsi STAT 2. melibatkan protein adaptor seperti Grb2 4. salah satu target akhirnya adalah regulasi transkripsi gen 20. Yang termasuk reseptor tirosin kinase adalah di bawah ini : 1. Reseptor insulin 2. Reseptor IL-4 3. Reseptor VEGF 4. reseptor PPAR 21. Reseptor tirosin kinase yang transduksi signalnya melalui Jak/Stat adalah: 1. Reseptor IL-1 2. Reseptor Insulin 3. Reseptor IFNγ 4. Reseptor NGF 22. Protein yang terlibat dalam kinase cascade adalah di bawah ini : 1. MAPK 2. Ras 3. Raf 4. MEK 23. Contoh obat yang beraksi sebagai antagonis reseptor growth factor atau anti growth factor adalah: 1. etanersep 2. bevasizumab 3. anakinra 4. erlotinib 24. Contoh obat yang beraksi sebagai agonis reseptor growth factor adalah di bawah ini : 1. setuksimab 2. palifermin 3. bevasizumab 4. mecasermin 25. Pernyataan di bawah ini benar untuk Interleukin-5 (IL-5) : 1. berbobot molekul besar (>1000 Da) 2. terlibat dalam penyakit rematik 3. mekanisme signal transduksinya melalui jalur Ras/Raf/MAP kinase 4. beraksi sebagai faktor kemotaktik bagi eosinofil pada proses inflamasi 26. Pernyataan di bawah ini benar untuk transduksi signal reseptor sitokin : 1. diawali dengan perubahan konformasi reseptor 2. melibatkan pengikatan protein Grb2 dan Sos 3. terjadi fosforilasi reseptor oleh Janus Kinase 4. memicu rangkaian fosforilasi yang disebut kinase cascade 27. Beberapa peranan sitokin dalam patofisiologi penyakit : 1. IL-1 dan TNFα meningkat levelnya pada penyakit asma 2. Defisiensi IL-10 berkontribusi terhadap perkembangan penyakit psoriasis 3. IL-5 merupakan sitokin utama pada rematoid artritis 4. Sintesis IgE oleh sel limfosit B pada patofisiologi alergi diregulasi oleh IL Anti sitokin atau antagonis reseptor sitokin yang digunakan untuk pengobatan antara lain adalah : 1. Etanersep, anti TNFα, untuk pengobatan asma 2. Antagonis reseptor IL-10, untuk mengatasi psoriasis 2

3 3 3. Anti IL-5, untuk mengatasi rematoid artritis 4. Anti IL-4, untuk menekan reaksi alergi pada penyakit asma 29. Efek seluler yang dihasilkan dari aktivasi reseptor insulin antara lain : 1. glikogenogenesis 2. translokasi GLUT-4 menuju membran sel 3. sintesis lipid 4. pelepasan insulin dari sel beta Langerhans 30. Beberapa protein penting yang terlibat dalam signaling reseptor insulin adalah : 1. Grb2 2. IRS-1 3. PI3K 4. ras B. Silanglah satu huruf yang paling tepat untuk menjawab soal di bawah ini. 31. Di bawah ini adalah contoh reseptor intraseluler, kecuali : a. reseptor asam lemak c. reseptor asam retinoat e. Reseptor hormon tiroid b. reseptor estrogen d. reseptor histamin 32. Reseptor intraseluler di bawah ini lebih banyak terdapat di sitoplasmik daripada di nukleus : a. reseptor estrogen c. reseptor vitamin D e. Reseptor asam retinoat b. reseptor glukokortikoid d. reseptor androgen 33. Yang bukan termasuk efek hidrokortison adalah : a. meningkatkan kadar glukosa darah 3. menghambat pertumbuhan pada anak-anak b. anti inflamasi 4. menekan sistem imunitas c. mencegah osteoporosis 34. Pernyataan di bawah ini benar mengenai senyawa steroid aldosteron, kecuali : a. memiliki efek mineralokortikoid b. disekresikan oleh korteks adrenal sebagai respon terhadap naiknya kadar ion Na tubuh c. disebut salt-retaining hormon d. jika terdapat berlebihan dapat meningkatkan resiko hipertensi e. bersifat menahan air dan garam dari dalam tubuh 35. Mekanisme aksi molekuler deksametason sebagai anti inflamasi adalah di bawah ini, kecuali : a. memicu metabolisme asam arakidonat d. menurunkan transkripsi sitokin b. meningkatkan transkripsi lipocortin e. meningkatkan transkripsi enzim-enzim anti-inflamasi c. menurunkan transkripsi enzim-enzim pro-inflamasi 36. Yang bukan merupakan efek estrogen pada sistim biologis adalah : a. menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL b. memicu proliferasi sel kanker payudara c. meningkatkan aktivitas osteoblast mencegah osteoporosis d. mengatur diferensiasi sel-sel sistim reproduksi e. menghambat proliferasi sel-sel rahim 37. Transduksi signal pada aktivasi reseptor estrogen melibatkan peristiwa molekuler berikut, kecuali : a. pengikatan reseptor dengan protein chaperon hsps b. pengikatan estrogen dengan reseptornya c. pengikatan dengan koaktivator d. ikatan dengan estrogen response element e. regulasi transkripsi gen 38. Pernyataan ini tidak benar untuk tamoksifen : a. termasuk golongan SERMs (selective estrogen receptor modulators) b. menghambat proliferasi sel-sel payudara c. digunakan untuk menekan semua jenis kanker payudara d. memicu proliferasi sel-sel rahim e. berbobot molekul kecil 39. Contoh obat yang bukan termasuk SERMs adalah : a. raloksifen b. bazedoksifen c. ibuprofen d. tamoksifen e. ormeloksifen 40. Soal bonus, jawaban apapun dianggap benar, tidak mempengaruhi nilai. Menurut Anda, soal UAS Farmakologi Molekuler ini : a. sangat sulit, banyak yang tidak dijelaskan dalam kuliah b. sulit, sudah dijelaskan dalam kuliah tapi bahannya cukup (terlalu) banyak c. sedang, semua terdapat dalam bahan kuliah dan presentasi d. mudah, semua terdapat dalam bahan kuliah dan presentasi, hanya perlu sering dibaca kembali e. mudah sekali 3

4 4 Soal khusus untuk kelas A : 41. Pregabalin merupakan obat yang beraksi pada : a. kanal ion Na sel saraf d. reseptor sitokin b. kanal ion Ca pada sel saraf e. reseptor GABA c. reseptor terhubung protein G 42. Pregabalin diindikasikan untuk penyakit-penyakit di bawah ini, kecuali : a. Epilepsi d. skizoprenia b. nyeri neuropatik diabetes e. gangguan kecemasan/anxietas c. neuralgia post herpes 43. Cinacalcet (Mimpara) adalah obat yang bertarget aksi pada : a. kanal Calcium d. reseptor growth factor b. reseptor Calcium-sensing e. reseptor PPAR c. reseptor parathyroid 44. Cinacalcet diindikasikan pada penyakit di bawah ini : a. hiperparatiroid c. hipoparatiroid e. hipokalsemia b. hipertiroid d. hipotiroid 45. Bevacizumab adalah contoh obat yang merupakan a. antagonis reseptor kanal ion d. Agonis reseptor growth factor b. antagonis reseptor growth factor e. agonis reseptor sitokin c. anti growth factor 46. Bevacizumab diindikasikan sebagai : a. anti epilepsy d. anti angiogenesis b. antagonis reseptor estrogen e. anti inflamasi c. anti diabetes 47. Roziglitazon dan pioglitazon bertarget aksi pada : b. reseptor estrogen e. Reseptor PPAR gama 48. Obat di atas diindikasikan sebagai obat anti diabetes dengan mekanisme: a. meningkatkan sekresi insulin d. Menghambat kerja enzim glukosidase b. meningkatkan resistensi insulin e. Jawaban tidak ada yang benar c. meningkatkan sensitivitas reseptor insulin 49. Raloksifen bertarget aksi pada : b. reseptor estrogen e. Reseptor PPAR gama 50. Penyataan di bawah ini benar untuk raloksifen, kecuali : a. diindikasikan untuk mengatasi osteoporosis b. dapat mengurangi kejadian kanker payudara c. bersifat anti estrogenik pada sel tulang d. bersifat estrogenik pada sel uterus e. beraksi berbeda pada reseptor yang berada di jaringan berbeda 4

5 5 Soal khusus untuk kelas B: 41. Obat-obat di bawah ini bekerja pada target aksi kanal ion, kecuali : a. fenitoin d. verapamil b. digoksin e. bretilium tosilat c. diltiazem 42. Bretilium tosilat diindikasikan untuk penyakit : a. epilepsi d. aritmia b. kanker paru-paru e. gangguan kecemasan/anxietas c. neuralgia post herpes 43. Trospium klorida merupakan obat yang beraksi pada : a. kanal ion Na sel saraf d. reseptor sitokin b. reseptor muskarinik e. reseptor GABA c. reseptor estrogen 44. Trospium klorida diindikasikan untuk penyakit : a. over-active bladder d. epilepsi b. kanker paru-paru e. gangguan kecemasan/anxietas c. neuralgia post herpes 45. Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan trospium klorida antara lain : a. anxietas c. gangguan penglihatan e. salivasi berlebihan b. kejang d. diare 46. Imatinib adalah contoh obat yang merupakan a. antagonis reseptor kanal ion d. Antagonis reseptor growth factor b. agonis reseptor growth factor e. agonis reseptor sitokin c. anti growth factor 47. Imatinib diindikasikan sebagai : a. anti epilepsy d. anti inflamasi b. antagonis reseptor estrogen e. anti kanker c. anti diabetes 48. Pernyataan di bawah ini benar untuk imatinib, kecuali : a. imatinib bekerja selektif terhadap protein bcr-abl b. obat ini digolongkan sebagai obat biologis atau obat tertarget c. aksi imatinib utamanya adalah menghambat proses angiogenesis d. berbeda dengan kemoterapi konvensional, imatinib digunakan secara per oral e. imatinib diindikasikan untuk mengatasi kanker leukemia kronis 49. Fenofibrat bertarget aksi pada : b. Reseptor PPAR alfa e. reseptor estrogen 50. Penyataan di bawah ini benar untuk fenofibrat, kecuali : a. diindikasikan sebagai obat anti hiperlipdemia b. fenofibrat dapat meningkatkan sintesis lipoprotein lipase (LPL) c. fenofibrat dapat menurunkan sintesis apoprotein-1 dan apoprotein-2 d. aksinya memicu lipolisis e. aksinya meningkatkan HDL dan menurunkan LDL dan trigliserida 5

6 6 Soal khusus untuk kelas D: 41. Solifenacin (Vesicare) merupakan obat yang beraksi pada : a. kanal ion Na sel saraf d. reseptor sitokin b. reseptor muskarinik e. reseptor GABA c. reseptor estrogen 42. Solifenacin diindikasikan untuk penyakit : a. Epilepsi d. Over-active bladder b. kanker paru-paru e. gangguan kecemasan/anxietas c. neuralgia post herpes 43. Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan solifenacin antara lain : a. anxietas c. kejang e. salivasi berlebihan b. konstipasi d. diare 44 Topiramat adalah obat yang bertarget aksi pada : a. kanal Calcium d. reseptor growth factor b. kanal Natrium e. reseptor PPAR c. reseptor muskarinik M3 45. Topiramat diindikasikan pada penyakit di bawah ini : a. Over active bladder c. epilepsi e. hipokalsemia b. hipertiroid d. hipotiroid 46. Gefitinib adalah contoh obat yang merupakan a. antagonis reseptor kanal ion d. Antagonis reseptor growth factor b. agonis reseptor growth factor e. agonis reseptor sitokin c. anti growth factor 47. Gefitinib diindikasikan sebagai : a. anti epilepsy d. anti inflamasi b. antagonis reseptor estrogen e. anti kanker c. anti diabetes 48. Pernyataan di bawah ini benar untuk gefitinib, kecuali : a. gefitinib bekerja selektif terhadap reseptor epidermal growth factor (EGF) b. obat ini digolongkan sebagai obat biologis atau obat tertarget c. aksi gefitinib utamanya adalah menghambat proses angiogenesis d. berbeda dengan kemoterapi konvensional, gefitinib digunakan secara per oral e. efek samping gefitinib lebih ringan daripada regimen kemoterapi konvensional 49. Ormeloksifen bertarget aksi pada : b. reseptor estrogen e. Reseptor PPAR gama 50. Penyataan di bawah ini benar untuk ormeloksifen, kecuali : a. diindikasikan sebagai obat kontrasepsi oral non-hormonal b. dapat mengurangi kejadian kanker payudara c. bersifat anti estrogenik pada sel tulang d. penggunaannya lebih praktis daripada pil KB, yaitu diminum seminggu sekali e. beraksi berbeda pada reseptor yang berada di jaringan berbeda 6

7 7 Soal khusus untuk kelas E: 41. Obat-obat di bawah ini bekerja pada reseptor terhubung protein G, kecuali : a. ipratropium bromide d. losartan b. digoksin e. haloperidol c. salbutamol 42. Pernyataan di bawah ini benar untuk obat salbutamol, kecuali : a. diindikasikan sebagai bronkodilator pada penyakit asma b. bekerja pada reseptor beta-2 adrenergik c. aksinya meningkatkan level camp d. Protein G yang terlibat dalam transduksi sinyalnya adalah Gq e. aksinya melibatkan aktivitas protein kinase A (PKA) 43. Jenis conotoxin yang dikembangkan menjadi obat analgetik adalah : a. conotoxin μ (myu) d. conotoxin β (beta) b. conotoxin ω (omega) e. conotoxin δ (delta) c. conotoxin α (alfa) 44. Obat tersebut pada nomor 43 bertarget aksi pada : a. kanal natrium pada sel saraf d. Kanal Cl b. kanal calcium type N e. reseptor opiat c. kanal K teraktivasi voltage 45. Obat anti aritmia dofetilide bertarget aksi pada : a. kanal natrium pada saraf d. Kanal Na di sel otot b. kanal calcium type N e. Na/K ATPase c. kanal K teraktivasi voltage 46. Gefitinib (Iressa) adalah contoh obat yang merupakan a. antagonis reseptor kanal ion d. Antagonis reseptor growth factor b. agonis reseptor growth factor e. agonis reseptor sitokin c. anti growth factor 47. Gefitinib diindikasikan sebagai : a. anti epilepsy d. anti inflamasi b. antagonis reseptor estrogen e. anti kanker c. anti diabetes 48. Pernyataan di bawah ini benar untuk gefitinib, kecuali : a. gefitinib bekerja selektif terhadap reseptor epidermal growth factor (EGF) b. obat ini digolongkan sebagai obat biologis atau obat tertarget c. aksi gefitinib utamanya adalah menghambat proses angiogenesis d. berbeda dengan kemoterapi konvensional, gefitinib digunakan secara per oral e. efek samping gefitinib lebih ringan daripada regimen kemoterapi konvensional 49. Obat mifepriston bertarget aksi pada : b. reseptor steroid e. Reseptor PPAR gama 50. Penyataan di bawah ini benar untuk rosiglitazon, kecuali : a. target aksinya adalah pada reseptor PPAR gamma b. aksinya meningkatkan sensitivitas reseptor insulin c. aksinya meningkatkan resistensi insulin d. digunakan sebagai obat anti diabetes e. umumnya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan anti diabetik lain 7

8 8 Selamat bekerja. Believe in God and your own answers. LEMBAR JAWAB UAS FARMAKOLOGI MOLEKULER UII Hari/tgl : Kamis, 17 Januari 2008 Waktu : 90 menit Dosen : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Nama:. No. Mhs. :. No ujian/urut:. Silanglah satu jawaban yang Anda anggap benar! No No. 1. A B C D E 26. A B C D E 2. A B C D E 27. A B C D E 3. A B C D E 28. A B C D E 4. A B C D E 29. A B C D E 5. A B C D E 30. A B C D E 6. A B C D E 31. A B C D E 7. A B C D E 32. A B C D E 8. A B C D E 33. A B C D E 9. A B C D E 34. A B C D E 10. A B C D E 35. A B C D E 11. A B C D E 36. A B C D E 12. A B C D E 37. A B C D E 13. A B C D E 38. A B C D E 14. A B C D E 39. A B C D E 15. A B C D E 40. A B C D E 16. A B C D E 41. A B C D E 17. A B C D E 42. A B C D E 18. A B C D E 43. A B C D E 19. A B C D E 44. A B C D E 20. A B C D E 45. A B C D E 21. A B C D E 46. A B C D E 22. A B C D E 47. A B C D E 23. A B C D E 48. A B C D E 24. A B C D E 49. A B C D E 25. A B C D E 50. A B C D E 8

9 9 9

Ujian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005

Ujian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005 1 Ujian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005 Mata Ujian : Farmakologi Molekuler A Hari/Tanggal : Januari, 2005 Waktu : 75 menit Sifat ujian : Tertutup Dosen : Dr. Zullies Ikawati,

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL

TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL Tranduksi sinyal Adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel Tujuan: Untuk berlangsungnya

Lebih terperinci

MATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER

MATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER Oleh : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Nunung Yuniarti, MSi, Apt. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2008 1 A. PERENCANAAN

Lebih terperinci

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 Dilepas ke sirkulasi seluruh tubuh Mengatur fungsi jaringan tertentu Menjaga homeostasis Berada dalam plasma, jaringan interstitial

Lebih terperinci

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT Kanal ion Peran penting kanal ion dalam sel adalah : 1. transport ion 2. pengaturan potensi listrik di membrane sel 3. signaling sel (kanal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25 tahun ini bertambah 2 kali lipat. Penderita DM mempunyai resiko terhadap penyakit kardiovaskular 2 sampai 5

Lebih terperinci

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt

Signal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Signal Transduction Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Konsep umum signal transduction Komunikasi sel Tipe-tipe reseptor Molecular signaling Komunikasi antar sel Umumnya diperantarai oleh molekul sinyal ekstraseluler

Lebih terperinci

Reseptor Adrenergik. Adrenalin / epinefrin

Reseptor Adrenergik. Adrenalin / epinefrin Reseptor Adrenergik Adrenalin / epinefrin Hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal dan juga dilepaskan oleh ujung saraf simpatik snyw katekolamin Epinephrine menstimulasi terutama β-adrenergic receptors

Lebih terperinci

BAB II KANAL ION. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.

BAB II KANAL ION. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt. BAB II KANAL ION Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt. DAFTAR ISI BAB II : KANAL ION Halaman 1. Pengantar 2.1 2. Tujuan Instruksional Umum 2.1 3. Tujuan Instruksional Khusus

Lebih terperinci

Reseptor sebagai target aksi obat

Reseptor sebagai target aksi obat Reseptor sebagai target aksi obat Review interaksi obat reseptor (agonis-antagonis) FUNGSI RESEPTOR 1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi 2. Meneruskan signal tersebut ke dalam

Lebih terperinci

Glikogen dalam hepar mengalami deplesi setelah jam puasa Glikogen dalam otot hanya akan mengalami deplesi setelah seseorang melakukan olah raga

Glikogen dalam hepar mengalami deplesi setelah jam puasa Glikogen dalam otot hanya akan mengalami deplesi setelah seseorang melakukan olah raga METABOLIME GLIKOGEN Glikogen Bentuk simpanan karbohidrat yang utama dalam tubuh mahluk hidup Dalam hepar mencapai 6% Dalam otot 1% Fungsi glikogen otot : sebagai sumber bahan bakar yg dibutuh oleh otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

7.2 CIRI UMUM SITOKIN BAB 7 SITOKIN 7.1 PENDAHULUAN Defnisi: Sitokin adalah senyawa protein, dengan berat molekul kira-kira 8-80 kda, yang merupakan mediator larut fase efektor imun natural dan adaptif. Nama dari sitokin bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. Risma Aprinda Kristanti

PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. Risma Aprinda Kristanti Pengaruh Oksitosin (17-21) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014 PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS Risma Aprinda Kristanti Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita

Lebih terperinci

Oksidasi Asam Piruvat

Oksidasi Asam Piruvat Oksidasi Asam Piruvat Apabila ada oksigen, asam piruvat masuk kedalam mitokhondria. Asam piruvat akan mengalami oksidasi dekarboksilasi menjadi asetil-koa Dalam reaksi ini : o o o o o Menghasilkan NADH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah turunan senyawa kalkon yang tersubtitusi

Lebih terperinci

MUTIARA INDAH SARI NIP:

MUTIARA INDAH SARI NIP: RESEPTOR INSULIN Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN......... 1 II. RESEPTOR HORMON............. 1 III. RESEPTOR HORMON INSULIN........ 3 III. A. STRUKTUR DAN FUNGSI........3

Lebih terperinci

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam E N D O K R I N Hormon Pankreas Ikbal Gentar Alam Pankreas Pancreas Pankreas Fungsi utama : Sistem pencernaan Menghasilkan 2 hormon utama yaitu : Insulin Glukagon Hormon lain tapi belum jelas fungsinya

Lebih terperinci

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2 Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik Farmakodinamik - 2 1 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari mekanisme

Lebih terperinci

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH 6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH GLUKOSE DARAH BERASAL DARI DIET, GLUKONEOGENESIS DAN GLIKOGENOLI S I S Sebagian besar karbohidrat diet yang dapat dicerna akhirnya membentuk glukose. Karbohidrat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Jumlah penduduk merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh setiap negara, karena membawa konsekuensi di segala aspek antara lain pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan World Health Organization (WHO) tahun 1995 menyatakan bahwa batasan Berat Badan (BB) normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI).

Lebih terperinci

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan

Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada

BAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Data umum Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada perempuan, laki-laki sebanyak 53,3%, perempuan 46,7% dengan rerata usia lakilaki 55,38 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan menurunnya atau penghambatan pertumbuhan karsinoma epidermoid

Lebih terperinci

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF

4. GLIKOGENOLISIS PROTEIN FOSFATASE-1 MENJADI ION FOSFORILASE TIDAK AKTIF 4. GLIKOGENOLISIS GLIKOGENOLISIS DI HEPAR DAPAT TIDAK TERGANTUNG camp Kerja utama glukagon memacu pembentukan camp dan aktivasi fosforilase di hepar, reseptor α 1 merupakan mediator utama untuk pacuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat berkurangnya sekresi insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 16 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit sebelum dan setelah pemberian alloxan, rata-rata kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes tipe 2 merupakan kelainan heterogen yang ditandai dengan menurunnya kerja insulin secara progresif (resistensi insulin), yang diikuti dengan ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821 METABOLISME HORMONE Disusun oleh: Amiga Rusyida H. 09/280171/KG/08385 Nani Agustiani 11/311774/KG/08813 Nimas Irene Anjani 11/311810/KG/08815 Rizky Syaputra 11/311861/KG/08817 Yohana Setianing 11/311936/KG/08819

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah (Ruan, et al., 2013). Hiperglikemia tidak hanya meningkatkan resiko

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah (Ruan, et al., 2013). Hiperglikemia tidak hanya meningkatkan resiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronik yang dikarakteristikan dengan hiperglikemia akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah pasien yang terus meningkat

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor

Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik Farmakodinamik - 2 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Sistem Komunikasi dan Tranduksi Sinyal pada Sel Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Organisme komplek Organ Sel Komunikasi antar Sel Hidup Terintegrasi

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Kerja insulin terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Insiden penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Insiden penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan terus meningkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Insiden penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup (Sasayama, 2008). Perubahan

Lebih terperinci

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, sistem imun sangat memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap berbagai antigen (benda asing) dengan memberantas benda asing tersebut

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM FARMAKOTERAPI ASMA H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM Pendahuluan Etiologi: asma ekstrinsik diinduksi alergi asma intrinsik Patofisiologi: Bronkokontriksi akut Hipersekresi mukus yang tebal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kadar glukosa darah pada penelitian ini, terjadi peningkatan pada masingmasing

BAB V PEMBAHASAN. Kadar glukosa darah pada penelitian ini, terjadi peningkatan pada masingmasing BAB V PEMBAHASAN Kadar glukosa darah pada penelitian ini, terjadi peningkatan pada masingmasing kelompok dapat dilihat pada tabel 11. Peningkatan kadar glukosa darah ini dikarenakan pemberian STZ yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. meningkat. Di Amerika Serikat angka kejadian SM telah mencapai 39%. SM

B A B I PENDAHULUAN. meningkat. Di Amerika Serikat angka kejadian SM telah mencapai 39%. SM B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian obesitas meningkat dan telah mencapai tingkatan epidemi di seluruh dunia. Sejalan dengan itu angka kejadian sindroma metabolik (SM) juga meningkat.

Lebih terperinci

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)

Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME LIPID Metabolisme lipid secara garis besar ASAM LEMAK KOLESTEROL Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler

Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Alfi Yasmina Obat Jantung Antiangina Antiaritmia Antihipertensi Hipolipidemik Obat Gagal Jantung (Glikosida jantung) Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah sindroma disfungsi ovarium dengan karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

Lebih terperinci

EFEK METABOLIK TELMISARTAN PADA PASIEN DIABETES-HIPERTENSI. Augusta L.Arifin

EFEK METABOLIK TELMISARTAN PADA PASIEN DIABETES-HIPERTENSI. Augusta L.Arifin EFEK METABOLIK TELMISARTAN PADA PASIEN DIABETES-HIPERTENSI Augusta L.Arifin Sub Bagian Endokrinologi & Metabolisme Bagian/UPF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD / RSUP dr Hasan Sadikin Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah penyakit yang ditandai karena adanya pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur jalannya kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi

Lebih terperinci

MAKALAH BIOFARMASETIKA

MAKALAH BIOFARMASETIKA MAKALAH BIOFARMASETIKA OLEH KELOMPOK 4 Irmawati F1F2 12018 Yamin F1F2 12 023 Nenitry Wahyuni F1F1 11016 Feny Riskiana Poko F1F1 11090 Yuyun Manan F1F1 11028 Endryani F1F1 11068 Novrianti F1F1 11018 Juliani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Rangkuman P-I dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009 Untuk tumbuh dan berkembang perlu energi dan prekursor untuk proses biosintesis berubah-ubah pd berbagai keadaan Utk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) 1. Nama Mata kuliah (MK) : Farmakologi I 2. Kode/SKS : 2 SKS 3. Prasarat : Fisiologi dan Patofisiologi 4. Status MK (wajib/pilihan) : Wajib 5. Deskripsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan Iradiasi terhadap Kadar Glukosa Darah Itik Cihateup

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan Iradiasi terhadap Kadar Glukosa Darah Itik Cihateup (mg/dl) IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan Iradiasi terhadap Kadar Glukosa Darah Itik Cihateup Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata kadar glukosa darah itik Cihateup pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kacang kedelai hitam (Glycine soja) terhadap jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endometrium

Lebih terperinci

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol

Metabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan

Lebih terperinci

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA PATOGENESIS PENYAKIT ASMA Pendekatan terapi yang rasional terhadap penyakit asma adalah tergantung dari pengetahuan mengenai patogenesis penyakit asma Asma adalah penyakit yang diperantarai oleh ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi neonatus, yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Saat ini penderita obesitas di dunia terus meningkat. Penelitian sejak tahun 1990-an menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi

BAB I PENDAHULUAN. proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penelitian mengenai Stem cell masih memasuki tahap proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi terobosan baru dalam upaya pengobatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah suatu kelompok berbagai macam kelainan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. 14 Gejala khasnya adalah poliuri, polifagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun lesi kulit yang terjadi menimbulkan

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA OBAT. Pengertian

PRINSIP KERJA OBAT. Pengertian PRINSIP KERJA OBAT Kerja obat? Pengertian Perubahan kondisi yang mengakibatkan timbulnya efek (respon) Efek obat? Perubahan fungsi, struktur atau proses sebagai akibat kerja obat Efek Efek utama Efek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Data World Heart Organization menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian dilakukan pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Selama bulan September 2015 hingga Oktober 2015 diambil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu kelainan endokrin yang sekarang banyak dijumpai (Adeghate, et al., 2006). Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penlitian dan pembahasan 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah senyawa sintetis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti spinal dan intra orbita, dan meskipun tidak mengivasi jaringan otak, meningioma menyebabkan penekanan

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci