V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Kabupaten Kendal Letak Geografis Kabupaten Kendal merupakan salah satu dari 23 kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal terletak di jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa atau yang lebih dikenal sebagai Pantura. Secara geografis Kabupaten kendal terletak pada Bujur Timur dan Lintang Selatan. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Temanggung - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Batas pesisir pantai Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa sejauh 4 mil laut - Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang - Sebelah Selatan berbatasan dengan jalur jalan arteri Pantura - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Luas Wilayah Luas daerah Kabupaten Kendal mencapai 1.002,23 Km 2 atau hektar, yang terdiri atas tanah sawah 226,3 Km 2, tanah pekarangan 145,51 Km 2, tanah tegalan 223,26 Km 2, tambak dan kolam 31,31 Km 2, perkebunan 164,59 Km 2, lain-lain 93,38 Km 2. Lahan yang digunakan sebagi usaha perikanan yang berupa tambak dan kolam di pesisir pantai seluas Ha atau 9,90 % dari jumlah luas lahan pesisir pantai atau sebesar 99,94 % dari jumlah luas lahan Kabupaten Kendal yang digunakan untuk usaha perikanan. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa usaha perikanan lebih diminati di pesisir pantai dibandingkan dengan kawasan lainnya di Kabupaten Kendal Kependudukan

2 Jumlah penduduk Kabupaten Kendal tahun 2003 tercatat sebanyak jiwa yang terdiri atas (49,34 %) laki-laki dan (50,66 %) perempuan. Penduduk terbesar ada di Kecamatan Kaliwungu jiwa atau 10,03 % dari total penduduk Kabupaten Kendal. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Limbangan dengan penduduk sebanyak jiwa atau 3,30 % dari total penduduk Kabupaten Kendal. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Kendal, Tahun 2003 No. Kelompok Umur Laki-laki Persentase Perempuan Persentase (orang) (%) (orang) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,87 Jumlah , ,00 Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2003 Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur terbanyak berada pada kelompok umur tahun, dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Komposisi penduduk terendah berada pada kelompok umur tahun dengan penduduk. Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur Kabupaten Kendal, maka kelompok umur usia produktif (14-64 tahun) lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (>64 tahun). Pertumbuhan penduduk tahun 2003 sebesar 0,44 persen yang terjadi di enam belas kecamatan, kecuali Kecamatan Weleri yang justru menurun 0,40 persen. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Rowosari yaitu sebesar 1,56 persen.

3 Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal berpendidikan rendah. Secara proporsional di Kabupaten Kendal, persentase penduduk tamat SD merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 35,43 %, bahkan jika dijumlahkan dengan angka belum tamat SD dan belum sekolah mencapai 75,41%. Persentase penduduk tamat SLTP, SMU dan perguruan tinggi atau akademi adalah sebesar 24,59 %. Kondisi ini mencerminkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Kendal masih rendah yaitu tamatan SD. Hal ini dikarenakan penduduk lebih memilih mencari pekerjaan dibandingkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan keterbatasan biaya dan lebih baik bekerja daripada sekolah. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut pendidikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 No. Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase (orang) (%) 1. Tidak/belum sekolah ,21 2. Belum tamat SD ,77 3. Tamat SD ,43 4. Tamat SLTP ,24 5. Tamat SMU ,49 6. Tamat PT/AK ,86 Jumlah ,00 Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal 2003 Penduduk di Kabupaten Kendal sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani (56,67 %) baik sebagai petani pemilik (23,95 %) maupun sebagai buruh tani (32,72 %). Hal ini sangat dimungkinkan karena lahan untuk pertanian di kawasan pantai relatif luas yaitu sebesar Ha atau sebesar 34,73 % dari seluruh luas kawasan pesisir. Penduduk yang bekerja sebagai buruh bangunan sebesar 13,28%. Hal ini menunjukkan kondisi penduduk berpendidikan rendah yang cukup banyak di Kabupaten Kendal, karena sebagai buruh bangunan tidak memerlukan keahlian khusus. Proporsi jumlah penduduk di Kabupaten Kendal yang bekerja dibandingkan dengan total seluruh penduduk di Kabupaten Kendal adalah sebanyak 58,90%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah penduduk di Kabupaten Kendal berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.

4 Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 Jumlah Persentase No Mata Pencaharian (orang) (%) 1 Petani ,95 2 Buruh tani ,72 3 Nelayan ,17 4 Pengusaha ,74 5 Buruh Bangunan ,28 6 Dagang ,74 7 Transportasi ,89 8 PNS/TNI ,45 9 Pensiun ,11 10 Lain-lain ,96 Jumlah ,00 Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal 2003 Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kendal beragama Islam yaitu sebesar 99,00 % dari seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Kendal. Dengan keragaman agama yang terdapat di Kabupaten Kendal, ternyata tidak menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, perlu adanya kerukunan hidup antar umat bergama dan saling menghormati sesama manusia, sehingga senantiasa hidup aman dan tenteram. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 No. Agama Jumlah Penduduk (orang) Persentase (%) 1. Islam ,00 2. Katolik ,47 3. Kristen ,45 4. Hindu 601 0,07

5 5. Budha 115 0,01 Jumlah ,00 Sumber : Hasil Olahan Tim Bappekab Kendal Keadaan Tanah dan Iklim Topografi Topografi Kabupaten Kendal daerah selatan sampai ke utara merupakan wilayah lereng dan kaki pegunungan, sedangkan di bagian utara berupa dataran dan pantai utara. Di bagian selatan terdapat 2 gunung yaitu Gunung Prahu (bagian barat daya) dan Gunung Ungaran (bagian tenggara). Lereng kedua gunung tersebut membentuk wilayah selatan dari Kabupaten Kendal. Ketinggian untuk daerah ini berkisar antara m dpl yang meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Pegandon, Patean, Singorojo, Boja, dan Limbangan serta sebagian Kaliwungu. Daerah pesisir pantai berada pada ketinggian 0-10 m dpl yang meliputi Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Ngampel, Kota Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Berdasarkan kemiringan tanahnya, secara umum wilayah Kabupaten Kendal dibedakan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu : a) Kemiringan 0-8 % lahan datar seluas ,91 Ha; b) Kemiringan 8-15 % lahan landai seluas ,56 Ha; c) Kemiringan % lahan aagak curam seluas 7.370,85 Ha; d) Kemiringan % lahan curam seluas ,37 Ha; e) Kemiringan >40 % lahan sangat curam seluas ,31Ha Jenis Tanah Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kendal dibedakan atas tanah Alluvial, Latosol, Andosol dan Regosol, tanah mediteran, serta tanah Podzolik dan Regosol. Tanah Alluvial bersifat hidromorf dan berwarna kelabu, coklat dan hitam. Produktifitas tanah ini dari rendah sampai tinggi dan digunakan untuk pertambakan, pertanian padi dan palawija serta pemukiman. Jenis tanah ini meliputi wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Kota Kendal, Kaliwungu, Brangsong, sebagian Kecamatan Weleri, Gemuh dan Pegandon.

6 Jenis tanah Latosol bersifat netral sampai asam berwarna coklat, coklat kemerahan sampai merah. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan digunakan untuk lahan pertanian padi, tembakau, dan perkebunan. Kecamatan yang mempunyai tanah latosol adalah Kecamatan Kaliwungu, Limbangan, Singorojo, Pegandon, Gemuh, Weleri, Plantungan, Sukorejo, Boja, Pageruyung dan Patean. Tanah Andosol dan Regosol bersifat asam dengan warna putih, coklat kekuningkuningan, coklat atau kelabu serta hitam. Produktifitas tanah ini sedang sampai tinggi dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Kecamatan yang mempunyai jenis tanah ini adalah Kecamatan Plantungan dan Sukorejo. Peralihan antara tanah alluvial dan latosol adalah tanah mediteran yang bersifat agak netral dengan warna merah sampai dengan coklat. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan biasanya digunakan untuk sawah, tegalan, kebun buah-buahan, padang rumput dan pemukiman. Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Brangsong, Kaliwungu, dan Pegandon. Jenis tanah podzolik dan regosol mengandung kapur dan tras yang bersifat netral sampai basa. Produktivitasnya rendah sampai sedang, biasanya digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan berpotensi sebagai lahan galian golongan C (pasir, kerikil, sirtu, batu kali dan tanah liat). Jenis tanah ini meliputi Kecamatan Singorojo, Limbangan dan Patean Iklim Kabupaten Kendal beriklim tropis dengan dua musim bergantian sepanjang tahun yaitu musim penghujan dan kemarau. Temperatur di wilayah bagian utara bervariasi antara C dengan kelembaban sekitar %, sedangkan untuk wilayah bagian selatan temperaturnya berkisar antara C dengan kelembaban % Ketenagakerjaan Tenaga kerja adalah modal utama penggerak roda pembangunan, apalagi tenaga kerja yang terampil dan terdidik merupakan sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan

7 dalam pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembangunan. Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kendal menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tenaga Kerja Potensial Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Total Sumber : Bappekab Kendal 2004 Jumlah penduduk Kabupaten Kendal mencapai jiwa pada tahun Dari jumlah ini sekitar dua pertiganya tergolong pada usia produktif yaitu antara tahun. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Kendal mencapai jiwa, dengan perincian jumlah penduduk usia kerja laki-laki sebanyak 32,09%, sedangkan penduduk usia kerja perempuan sebanyak 32,73%. 5.2 Keadaan Umum Perikanan Kabupaten Kendal Potensi Sumberdaya Perikanan Perikanan Laut Wilayah perikanan laut di Kabupaten Kendal meliputi wilayah pantai utara sepanjang 41km yang mencakup 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung dan Kecamatan Rowosari. Potensi perikanan pelagis yang tertangkap pada kawasan pantai pada umumnya didominasi oleh ikan teri, kembung, juwi dan tigowojo. Kawasan perairan untuk kegiatan penangkapan ikan terletak pada perairan di luar kawasan pelabuhan dan alur pelayaran serta kawasan perlindungan dan penyangganya di gugusan terumbu karang. Kawasan ini membentang dari barat ke timur. Kegiatan

8 penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan tradisional tidak dibatasi oleh wilayah administrasi (Bappekab Kendal 2003). Produksi perikanan laut yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di empat tempat pada tahun 2003 menghasilkan Kg ikan dengan nilai Rp ,00. Produksi tahun ini turun 3,26 % dari tahun 2002, yaitu dari Kg pada tahun Dilihat dari nilai produksinya, nilai produksi tahun 2003 juga lebih rendah dari tahun 2002, yaitu sebesar Rp ,00. Produksi dan nilai produksi perikanan laut yang dirinci menurut Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 7. Dilihat dari jumlah produksi perjenis ikan laut, dapat dilihat tiga komoditas yang menghasilkan jumlah produksi terbesar, adalah teri, ikan terbang dan ikan kembung, dengan masing-masing jumlah produksi sebanyak Kg, Kg dan Kg. Berdasarkan nilai produksi perjenis ikan laut, dapat dilihat bahwa teri, cumi-cumi dan ikan tongkol merupakan penghasil nilai produksi terbesar dengan masing-masing nilai sebesar Rp ,00, Rp ,00 dan Rp ,00. Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan laut di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 7. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Dirinci Menurut Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 Produksi Nilai No. TPI (Kg) (Rp) 1. Pidodo Kulon ,00 2. Bandengan ,00 3. Tawang ,00 4. Sendang Sikucing ,00 Tahun , ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Tabel 8. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Laut di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 No. Jenis Ikan Produksi Nilai

9 (Kg) (Rp) 1. Layang ,00 2. Bawal ,00 3. Kembung ,00 4. Selar ,00 5. Teri ,00 6. Tongkol ,00 7. Tengiri ,00 8. Layur ,00 9. Ikan Terbang , Julung-julung , Tigawaja , Ekor Kuning , Petek , Cumi-cumi , Ikan lain ,00 Jumlah ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Pemanfaatan perairan pantai sampai pada batas sekitar 4 mil dari garis pantai sudah mendekati over fishing, sehingga kecenderungan penurunan stok sumberdaya ikan semakin cepat. Hal ini dapat dilihat dari analisis garis trend perkembangan nilai CPUE (Catch per Unit Effort) dari tahun yang cenderung menurun. Penurunan nilai CPUE ini, mengindikasikan bahwa pemanfaatan perairan laut di Kabupaten Kendal cenderung mendekati over fishing. Perhitungan CPUE didasarkan pada perhitungan besarnya jumlah hasil tangkapan atau produksi perikanan terhadap upaya tangkap yang dilakukan, yang dalam hal ini adalah jumlah alat tangkap per unit. Hasil analisis trend perkembangan nilai CPUE dari tahun , dapat dilihat pada Gambar 2.

10 CPUE (Catch y = -1810x Tahun Gambar 2. Trend Perkembangan Nilai CPUE (Catch per Unit Effort) Tahun Penangkapan di Perairan Umum Penangkapan ikan di perairan umum meliputi sungai dan dam atau waduk. Masyarakat melakukan penangkapan ikan di perairan umum biasanya sebagai, penyaluran hobby, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan usaha yang bersifat komersial Budidaya Air Tawar Perikanan budidaya dibagi menjadi dua jenis budidaya, yaitu budidaya ikan air payau (tambak) dan budidaya ikan air tawar (kolam). Budidaya ikan air tawar di Kabupaten Kendal tersebar di 19 kecamatan dengan jumlah pembudidaya ikan sebanyak orang pembididaya ikan. Budidaya ikan air tawar didominasi oleh budidaya ikan lele, dengan total produksi sebanyak 82,83% dari total produksi ikan air tawar di Kabupaten Kendal. Budidaya ikan lele terpusat di Desa Tambaksari Kecamatan Rowosari dan di Desa Sijeruk Kecamatan Kota Kendal dengan total lahan seluas sekitar m 2, sedangkan sisanya adalah budidaya ikan karper, nila, mujair dan tawes. Budidaya ikan hias juga sudah mulai dikembangkan di wilayah Kecamatan Plantungan dan Pageruyung. Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan air tawar di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Tawar di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 Produksi Nilai No. Jenis Ikan (Kg) (Rp) 1. Karper ,00

11 2. Tawes ,00 3. Nila ,00 4. Mujair ,00 5. Lele ,00 Jumlah ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal Budidaya Air Payau Budidaya air payau yang terdapat di Kabupaten Kendal meliputi budidaya ikan bandeng, udang windu, udang api-api dan udang putih. Budidaya air payau terdapat di 7 kecamatan di Kabupaten Kendal, yaitu Kecamatan Kaliwungu ( Ha), Kecamatan Brangsong ( Ha), Kecamatan Kendal ( Ha), Kecamatan Patebon ( Ha), Kecamatan Cepiring ( Ha), Kecamatan Kangkung ( Ha), Kecamatan Rowosari ( Ha). Total lahan yang digunakan untuk budidaya air payau di Kecamatan Kendal adalah Ha. Jumlah produksi dan nilai per jenis ikan air payau di Kabupaten Kendal tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 10. Produksi budidaya tambak tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 3,23 %, yaitu Kg pada tahun 2002 menjadi Kg pada tahun Dilihat dari nilai produksinya justru mengalami penurunan sebesar 38,19 %. Hal ini disebabkan karena harga ikan di pasaran menurun drastis, Hal ini terjadi karena adanya produksi yang bersamaan antara beberapa pembudidaya tambak, sehingga nilai produksi tahun 2003 menurun jika dibandingkan tahun Tabel 10. Jumlah Produksi dan Nilai Per jenis Ikan Air Payau di Kabupaten Kendal, Tahun 2003 Produksi Nilai No. Jenis Ikan (Kg) (Rp) 1. Bandeng ,00 2. Udang Windu ,00 3. Udang Api-api ,00 4. Udang Putih ,00 5. Rucah ,00

12 Tahun , ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal Tenaga Kerja Perikanan Tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal terdiri atas juragan, pendega, bakul, pembudidaya (kolam dan tambak), nelayan perairan umum dan pengusaha pengolah produk perikanan. Jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal sampai tahun 2003 terhitung sebanyak orang yang terdiri atas pendega sebanyak orang, juragan sebanyak orang, bakul sebanyak 65 orang, pembudidaya tambak dan kolam sebanyak orang, nelayan perairan umum sebanyak 608 orang dan tenaga kerja pada industri pengolah produk perikanan sebanyak 653 orang. Perkembangan jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal dapat dilihat dari Tabel 11. Berdasarkan Tabel 11, terlihat bahwa jumlah tenaga kerja perikanan selama lima tahun terakhir dari tahun 1999 sampai tahun 2002 selalu mengalami kenaikan, tetapi tahun 2003 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja perikanan sebanyak 12,80 %, yaitu dari orang pada tahun 2002 menjadi orang pada tahun Persamaan garis y = x merupakan hasil dari analisis trend yang mengindikasikan bahwa jumlah tenaga kerja perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 cenderung meningkat, dengan peningkatan sebanyak satu orang tenaga kerja perikanan per tahun. Trend perkembangan jumlah tenaga kerja perikanan dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 11. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun Jumlah Tenaga Kerja Perikanan No. Uraian (orang) Nelayan : a. Juragan b. Pandega Bakul Budidaya : a. Tambak Pemilik

13 Buruh b. Kolam Pemilik Buruh Perairan Umum Industri Pengolahan : a. Pemilik b. Buruh Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Tenaga Kerja Pe (orang) y = x Tahun Gambar 3. Trend Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun Armada Penangkapan Ikan Upaya pemanfaatan potensi perikanan laut di Kabupaten Kendal didukung oleh berbagai sarana dan prasarana, antara lain armada penangkapan dan alat tangkap yang berperan penting untuk meningkatkan produksi perikanan. Jenis armada penangkapan yang digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan di perairan Kabupaten Kendal adalah kapal motor dan motor tempel. Tabel 12. Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun Jenis/Ukuran Jumlah Kapal (unit) No. Perahu/Kapal Kapal motor Motor tempel

14 Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Jumlah Arm y = 22.4x Tahun Gambar 4. Trend Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun Perkembangan jumlah armada penangkapan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2002 tidak terjadi peningkatan armada. Jumlah armada penangkapan dari tahun 1999 sampai tahun 2002 sebanyak unit. Terjadi peningkatan jumlah armada penangkapan pada tahun 2003, yaitu dari unit armada penangkapan pada tahun 2002 menjadi unit armada penangkapan, atau terjadi peningkatan sebesar 6,73 %. Hal ini disebabkan karena adanya bantuan modal yang diperoleh nelayan dari pemerintah melalui program PEMP. Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan ditunjukkan oleh hasil analisis trend dengan persamaan y = x, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4. Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel Alat Tangkap Perikanan Alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan juga sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan dan produksi perikanan. Disamping jumlah tangkapan yang melimpah, penggunaan alat tangkap harus juga memperhatikan lingkungan dan sumberdaya hayati laut, sehingga penggunaan alat tangkap haruslah yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan kelestarian sumberdaya hayati laut. Perkembangan dan trend jumlah alat

15 tangkap perikanan di Kabupaten Kendal tahun dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar 5. Tabel 13. Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun Jenis Alat Jumlah Alat Tangkap (Unit) No. Tangkap Purse Siene Payang Jabur Bundes/Krikit Jaring Insang Jaring Klitik Jaring Tramel Net Lain-lain Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Jumlah Alat Tan (unit) y = 503x Tahun Gambar 5. Trend Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun Berdasarkan Tabel 13, dapat terlihat bahwa jumlah alat tangkap perikanan yang digunakan di Kabupaten Kendal dari tahun terus meningkat. Pada tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah alat tangkap sebesar 38,66 %, yaitu dari unit alat tangkap pada tahun 2002 menjadi unit alat tangkap pada tahun Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan yang signifikan pada alat tangkap jaring klitik dan payang jabur. Alat tangkap utama yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten

16 Kendal adalah jaring klitik. Trend perkembangan jumlah alat tangkap yang ditunjukkan dengan persamaan y = x mengindikasikan adanya kecenderungan peningkatan jumlah alat tangkap Produksi Perikanan Tabel 14, menunjukkan perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat produksi perikanan dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami peningkatan. Produksi perikanan dari pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 2,21 % dari tahun 2002 yaitu dari ton menjadi ton. Tabel 14. Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal Tahun No. Jenis Usaha Produksi (ton) Penangkapan : Laut Perairan Umum Budidaya : 2. Air Payau Air Tawar Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Kegiatan budidaya air payau merupakan sub sektor perikanan dan kelautan yang dominan menunjukkan peningkatan jumlah produksi, serta menghasilkan jumlah produksi tertinggi untuk produksi perikanan, yaitu sebesar 79% dari total produksi perikanan tahun Budidaya air payau merupakan budidaya yang dominan diminati oleh para pelaku perikanan di Kabupaten Kendal, karena selain didukung adanya

17 ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya, keuntungan yang dihasilkan melalui kegiatan budidaya air payau juga sangat menjanjikan. Berdasarkan Gambar 6, dapat terlihat kontribusi per sub sektor perikanan dan kelautan terhadap produksi perikanan dan kelautan tahun Penangkapan ikan di laut menduduki urutan kedua dalam kontribusinya meningkatkan jumlah produksi perikanan, yaitu sebesar 14%. Apabila dilihat dari jumlah produksi perikanan laut dari tahun , justru mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan penangkapan perikanan laut di Kabupaten Kendal sudah mengarah kepada over fishing, yang ditunjukkan oleh nilai CPUE dari tahun yang cenderung menurun, sehingga produksi perikanan laut di Kabupaten Kendal dari tahun semakin menurun. Budidaya Air Tawar 6% Penangkap an Laut 14% Budidaya Air Payau 79% Perairan Umum 1% mbar 6. Diagram Pie Kontribusi per Sub Sektor Perikanan dan Kelautan terhadap Produksi Perikanan dan Kelautan, Tahun 2003 Ga Nilai perkembangan produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat nilai produksi perikanan dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami penurunan. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan yang terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Penurunan nilai produksi perikanan disebabkan karena rendahnya nilai produk perikanan di pasar, yang disebabkan sering terjadinya produksi yang bersamaan.

18 Tabel 15. Nilai Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun No 1. Jenis Usaha Penangkapan : Nilai (Rp.) Laut , , , , ,00 2. Perairan Umum , , , , ,00 Budidaya : Air Payau , , , , ,00 Air Tawar , , , , ,00 Jumlah , , , , ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Budidaya air payau merupakan penyumbang terbesar dalam total produksi perikanan di Kabupaten Kendal. Hal ini dikarenakan luasnya lahan yang dapat digunakan untuk usaha budidaya tambak, disamping itu budidaya air payau juga sangat diminati oleh para pelaku perikanan di Kabupaten Kendal, sehingga hasil dari budadaya air payau ini memberikan kontribusi terbesar dalam total produksi perikanan. Persamaan garis y = ( 7x10 6 ) x yang merupakan trend volume produksi perikanan yang menunjukkan bahwa laju pertumbuhannya cenderung meningkat. Hasil analisis trend produksi perikanan di Kabupaten Kendal dari tahun dapat dilihat pada Gambar 7. Produksi ( y = x + 7E Tahun Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Perikanan di Kabupaten Kendal, Tahun

19 5.2.6 Pengolahan Hasil Perikanan Mutu produk perikanan yang tidak dapat bertahan lama, maka penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas poduk perikanan dalam jangka waktu lama, sehingga produk perikanan sampai ke tangan konsumen tetap dalam keadaan baik. Kegiatan pengolahan masih memerlukan penanganan dan perhatian lebih serius, hal ini dikarenakan masih digunakannya cara-cara tradisional dalam pengolahannya, disamping ada beberapa usaha pengolahan yang telah menggunakan cara dan teknologi modern. Untuk usaha pengolahan skala kecil dan masih menggunakan cara tradisional biasanya hasil produksinya dijual untuk lokal, sedangkan untuk usaha pengolahan yang sudah skala besar dan menggunakan teknologi modern, hasil produksinya diekspor ke luar daerah dan ke luar negeri. Hasil pengolahan produk perikanan yang ada di Kabupaten Kendal sebagian besar berupa ikan asin (gereh), ikan panggang dan ikan pindang. Komoditas primadona produk perikanan adalah udang dan ikan teri nasi yang nantinya diharapkan menjadi trademark Kabupaten Kendal, disamping tidak menutup kemungkinan untuk mengolah sumber hayati laut lainnya selain komoditas andalan seperti rajungan, ikan pari (ikan asap), bandeng, kakap dan kerapu. Sentra industri teri nasi adalah di Kecamatan Cepiring. Teri nasi merupakan salah satu komoditas yang mempunyai prospek yang cukup baik, karena hasil produk teri nasi sebagian besar untuk konsumsi ekspor sehingga mempunyai spesifikasi khusus dan kualitas produk diperhatikan. Negara tujuan ekspor untuk produk teri nasi adalah Negara Jepang, Taiwan dan sedang dijajaki ke Negara Asia serta ke Eropa. Jenis ikan yang diolah menjadi ikan asin antara lain : tigowojo, banyar dan kembung. Ikan yang diolah untuk dijadikan ikan panggang atau ikan pindang antara lain ikan kembung, banyar dan ikan cucut atau ikan pari. Sentra produksi ikan asin berada di Gempolsewu, Bandengan dan Sendang Sikucing. Sentra produksi ikan panggang dan ikan pindang adalah di Korowelang, Bandengan, Gempolsewu dan Tambaksari. Hasil pengolahan produk perikanan lainnya adalah terasi dan kerupuk petis. Terasi merupakan produk makanan yang terbuat dari nener dan digunakan untuk penyedap bumbu makanan Indonesia. Pemasaran produk terasi ini sebagian besar masih di sekitar Kabupaten Kendal. Kerupuk petis merupakan kerupuk yang diolah dan dicampur dengan

20 petis udang, sehingga kerupuk tersebut mempunyai nilai gizi yang tinggi dan mempunyai rasa yang khas dan banyak digemari oleh masyarakat. Industri pembuatan kerupuk sebagian besar dikelola oleh ibu-ibu secara tradisional, sehingga kualitas produknya perlu ditingkatkan lagi agar mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari daerah lain. Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan olahan di Kabupaten Kendal dari tahun 2000 sampai tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 16 dan Tabel 17. Tabel 16. Perkembangan Jumlah Produksi Ikan Olahan di Kabupaten Kendal, Tahun No. Jenis Produk Produksi (Kg) Ikan Asin Ikan Panggang Teri Nasi Kapasan Terasi Pindang Kerupuk Petis Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Tabel 17. Perkembangan Nilai Produksi Ikan Olahan di Kabupaten Kendal, Tahun No. Jenis Produk Nilai (Rp.) Ikan Asin , , , , ,00 2. Ikan Panggang , , , , ,00 3. Teri Nasi , , , , ,80 4. Kapasan , , , , ,90 5. Terasi , , , , ,50 6. Pindang , , , , ,00 7. Kerupuk Petis , , , , ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Berdasarkan Tabel 16, jumlah produksi ikan olahan terbanyak adalah dalam bentuk kerupuk petis, hal ini dikarenakan kerupuk digemari oleh masyarakat, sehingga di dalam kondisi krisis sekarang ini industri kerupuk petis mampu bertahan bahkan cukup berkembang dengan hasil yang menggembirakan. Dilihat dari nilai produksi ikan olahan di Kabupaten Kendal pada Tabel 17, nilai produksi ikan asin lebih tinggi daripada nilai produksi kerupuk petis, hal ini dikarenakan nilai jual ikan asin yang lebih tinggi daripada nilai jual kerupuk petis.

21 5.2.7 Pemasaran Hasil Perikanan Pemasaran Lokal Pemasaran lokal pada umumnya dilakukan secara perorangan dan dalam skala kecil serta terpusat pada daerah yang dekat dengan produsen khususnya untuk produk segar. Produk lokal sangat dipengaruhi oleh selera dan daya beli masyarakat setempat, sehingga struktur perekonomian daerah setempat juga mempengaruhi jumlah produksi yang dipasarkan. Produk perikanan yang dijual dalam bentuk segar biasanya dijual langsung di TPI, nelayan yang pulang dari menangkap ikan akan mendaratkan ikannya di TPI dan melelangkan hasil tangkapannya di TPI. Selain di TPI biasanya produk ikan segar dipasarkan di pasar-pasar tradisional. Produk olahan biasanya dijual di warung-warung makan atau pasar tradisional yang terdapat di setiap kecamatan Perdagangan Antar Pulau dan Ekspor Produk perikanan Kabupaten Kendal selain dipasarkan melalui pasar lokal juga dipasarkan lewat perdagangan antar pulau dan luar negeri. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan produk perikanan luar daerah dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Data produk unggulan bidang perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal tahun 2004, dapat dilihat dalam Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18, dapat terlihat beberapa produk unggulan daerah bidang perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal adalah terinasi, surimi, daging rajungan atau kepiting, ikan dan udang, budidaya ikan lele, budidaya udang dan budidaya bandeng. Negara yang menjadi tujuan perdagangan ekspor adalah Taiwan, Jepang, Italia dan Hongkong, sedangkan untuk perdagangan antar pulau biasanya produk perikanan dijual ke Jakarta.

22 Tabel 18. Data Produk Unggulan Daerah Bidang Perikanan dan Kelautan, Tahun 2004 Kapasitas Nama No. Jenis Komoditas Produksi Pemasaran Perush./Pengusaha (ton/th) Taiwan, 1. CV. Mahera Terinasi 2. Surimi 3. Daging Rajungan/Kepiting 4. Ikan dan Udang 5. Budidaya Ikan Lele 2. UD. Anugerah PT. Sinar Bahari Agung Jepang Taiwan, Lokal 160 Jepang, Lokal 4. PT. Sumber Bahari 160 Jepang, Lokal 5. PT. Tonga Tiur 160 PT. Nurchasanah PT. Sinar Bahari Agung Taiwan, Lokal 80 Jepang, Lokal 680 Jepang, Taiwan 1. Sudarmo 60 Jepang 2. H. Amik 60 Jepang PT. Seafer General Food (SGF) Kelompok Petani Ikan 90 Jepang, Benelux, Italia, Hongkong 252 Jakarta 1. Kelompok Petani Jakarta 6. Budidaya Udang Ikan 2. PT. Sumber Tirto 110 Jakarta Windu Budidaya 7. Kelompok Petani Ikan Jakarta Bandeng Sumber : Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal Konsumsi Ikan Besarnya konsumsi ikan adalah banyaknya jumlah ikan yang dikonsumsi dalam kilogram dibagi dengan 80 % dari jumlah penduduk per tahun (Dinas Perikanan dan

23 Kelautan Kendal 2003). Peningkatan jumlah konsumsi ikan di Kabupaten Kendal sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Kendal per tahun dan meningkatnya kesadaran masyarakat Kendal dalam mengkonsumsi ikan sebagai makanan yang bergizi tinggi serta semakin tertibnya pencatatan jumlah ikan yang dikonsumsi. Perkembangan konsumsi ikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Perkembangan Konsumsi Ikan di Kabupaten Kendal, Tahun No. Tahun Konsumsi Ikan (Kg per kapita per tahun) % Pertumbuhan , ,73 0, ,9 1, ,01 1, ,45 4,40 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Berdasarkan Tabel 19, dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Kendal terus meningkat, meskipun peningkatannya tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2003 konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Kendal mencapai 10,45 Kg per kapita per tahun, ini berarti konsumsi ikan pada tahun 2003 meningkat sebesar 4,40 % dari tahun 2002, yaitu sebanyak 10,01 Kg per kapita per tahun. Laju peningkatan konsumsi ikan pada tahun 2003 merupakan laju peningkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah ikan yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai 2003 juga dapat dilihat dari garis trend perkembangan yang cenderung naik. Hasil analisis trend perkembangan jumlah ikan yang dikonsumsi menghasilkan persamaan garis trend y = x, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 8.

24 Konsumsi Ikan (K kapita per tahu y = 0.174x Tahun Gambar 8. Trend Konsumsi Ikan di Kabupaten Kendal Tahun Sarana dan Prasarana Perikanan Perikanan yang maju dan modern perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia harus dilengkapi dengan fasilitas dasar, fasilitas fungsional dan fasilitas pendukung yang berfungsi untuk menunjang dan memperlancar beroperasinya armada perikanan serta arus penyaluran dan distribusi produk-produk perikanan, sehingga masyarakat nelayan akan dapat terus bekerja dan berusaha lebih giat, karena tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan usahanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sektor perikanan di pesisir pantai Kabupaten Kendal memiliki potensi yang sangat potensial. Selain memiliki lahan yang sangat potensial untuk usaha budidaya tambak, didukung juga dengan adanya empat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu TPI Tawang, TPI Bandengan, TPI Sendang Sikucing dan TPI Tanggul Malang. Nalayan yang telah pulang dari melaut mendaratkan hasil tangkapannya di TPI tersebut dan sekaligus melakukan pelelangan ikan di TPI. Volume dan nilai produksi TPI di Kabupaten Kendal dari tahun 2000 sampai tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 20 dan Tabel 21. Tabel 20. Volume Produksi TPI se-kabupaten Kendal, Tahun

25 No. Nama TPI Tahun (Kg) Tawang Sendang Sikucing Tanggul Malang Bandengan Jumlah Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Tabel 21. Nilai Produksi TPI se-kabupaten Kendal, Tahun No. Nama TPI Tahun (Rp) Tawang , , , ,00 2. Sendang Sikucing , , , ,00 3. Tanggul Malang , , , ,00 4. Bandengan , , , ,00 Jumlah , , , ,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Dari Tabel 20, dapat dilihat bahwa volume produksi keempat TPI dari tahun 2000 sampai tahun 2003 terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nelayan lebih memilih menjual ikan hasil tangkapannya langsung ke konsumen atau langsung menjual kepada bakul-bakul langganan para nelayan. Selain itu, munculnya TPI tandingan yang dikelola oleh swasta juga mempengaruhi penurunan jumlah volume produksi di TPI tersebut. Berbeda dengan volume produksi yang semakin menurun, dari Tabel 21, dapat dilihat bahwa nilai produksi total keempat TPI mengalami kenaikan, kacuali tahun 2003 yang mengalami penurunan nilai produksi dibandingkan nilai produksi tahun Kenaikan nilai produksi ini disebabkan karena naiknya harga ikan dipasaran, sehingga nilainya semakin tinggi.

26 Koperasi Perikanan Koperasi Mina Jaya adalah koperasi perikanan di Kabupaten Kendal yang beranggotakan para nelayan termasuk didalamnya juragan dan ABK. Koperasi Mina Jaya ini, mempunyai unit usaha simpan pinjam dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Para anggota dapat meminjam dana melalui koperasi dengan syarat yang sangat mudah, yaitu hanya dengan memberikan agunan. Agunan yang digunakan berupa sertifikat dan BPKB. Selain mempunyai unit usaha, koperasi ini juga menyediakan layanan jasa untuk para anggotanya, diantaranya adalah bantuan sosial, misalnya bantuan biaya pengobatan, memberikan asuransi kematian untuk para nelayan dan menyediakan dana paceklik. Sampai saat ini, koperasi Mina Jaya telah memiliki jumlah anggota penuh sebanyak orang yang merupakan pelaku perikanan di Kabupaten Kendal dan tersebar di 6 kecamatan dan berada di 25 desa nelayan yang berada di sepanjang pantai Kabupaten Kendal. Jumlah karyawan KUD Mina Jaya sampai akhir tahun 2003 berjumlah 27 orang dengan perincian 8 orang sebagai karyawan di kantor KUD dan 19 orang yang bertugas di Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPST) KUD Mina Jaya. Kekayaan bersih atau modal KUD Mina Jaya pada tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2003, yaitu sebesar Rp ,99 pada tahun 2003 turun menjadi Rp ,42 pada tahun Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh masing-masing anggota KUD Mina Jaya pada akhir tutup buku tahun 2004 adalah sebesar Rp ,00. Koperasi Mina Jaya yang berada di bawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal ini juga melakukan kerja sama dengan kelembagaan lain, seperti kerjasama dengan BRI, BPD dan Lembaga Keuangan Mikro lainnya. Perkembangan Koperasi Mina Jaya tidak terlepas dari permasalahan dan hambatan yang dihadapi. Hambatan yang sangat mempengaruhi perkembangan Koperasi Mina Jaya adalah kurangnya kesadaran dan disiplin dari masyarakat khususnya anggota akan arti pentingnya koperasi itu sendiri, sehingga menyebabkan kurangnya peran serta anggota dalam menjalankan koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah lemahnya peraturan daerah tentang larangan penggunaan alat tangkap pukat harimau yang

27 menyebabkan pengeksploitasian sumberdaya hayati laut, karena ikan-ikan yang masih kecil juga ikut tertangkap Perkreditan Terbatasnya modal masih merupakan masalah utama yang dihadapi nelayan diantara berbagai masalah yang lain. Dalam upaya meningkatkan produksi dan peningkatan pendapatan nelayan dan keluarganya, maka pemerintah memberikan bantuan modal berupa kredit lunak dengan bunga rendah bahkan tanpa agunan. Salah satu program yang telah berjalan di Kabupaten Kendal adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang mulai dilaksanakan pada tahun Kabupaten Kendal telah mendapatkan bantuan PEMP selama tiga tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2001 sampai tahun Pelaksanaan program PEMP melibatkan lima organisasi dan kelembagaan. Kelima organisasi dan kelembagaan yang terkait tersebut adalah pemerintah (DKP), Konsultan Manajemen (KM) kabupaten atau kota, Tenaga Pendamping Desa (TPD), Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP M3) atau koperasi perikanan dan lembaga perbankan pelaksana (Bank Bukopin). Sasaran dari program PEMP adalah masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang tergolong dalam skala usaha mikro dan kecil, yang berusaha sebagai nelayan, pembudidaya ikan, pedagang hasil perikanan, pengolah ikan, pengusaha jasa perikanan, dan pengelola pariwisata bahari serta usaha atau kegiatan lainnya yang terkait dengan perikanan dan kelautan, seperti pengadaan bahan dan alat perikanan serta BBM (Solar Packed Dealer untuk nelayan atau kios BBM). Masyarakat pesisir yang menerima dana bantuan PEMP ini, tergabung kedalam beberapa Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP), dimana setiap satu KMP terdiri dari 3-10 orang. Dana yang telah disalurkan kepada 197 orang yang tergabung dalam 28 KMP pada tahun pertama (2001), adalah sebesar Rp ,00. Tahun kedua (2002), masyarakat pesisir Kabupaten Kendal yang menerima dana bantuan PEMP bertambah sebanyak 369 orang yang tergabung dalam 54 KMP, dengan dana bantuan sebesar RP ,00. Masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang menerima bantuan PEMP pada tahun 2003 menjadi sebanyak 413 orang yang tergabung dalam 82

28 KMP, dengan total dana bantuan sebesar Rp ,00. Jangka pengembalian kredit adalah 20 bulan dari setiap tahun peminjaman. Penyaluran kredit dikelola oleh suatu Lembaga Keuangan Mikro yang dinamakan Lab Lembaga Ekonomi Masyarakat Pesisir (LEMP). Lab LEMP terbagi menjadi lima sub-lab yng terdapat pada lima kecamatan, yaitu Kecamatan Patebon (meliputi Desa Pidodo wetan, Pidodo kulon dan Magarsari), Kecamatan Cepiring (meliputi Desa Korowelang kulon dan Kalirandu Gede), Kecamatan Kangkung (meliputi Desa Kalirejo dan Sendang kulon), Kecamatan Rowosari (meliputi Desa Tambak sari) dan Kecamatan Kota Kendal (meliputi Desa Ngilir, Balok dan Bandengan). Setelah berakhirnya program PEMP, yaitu mulai tahun 2004, lab M3 berubah manjadi koperasi yang anggotanya tidak hanya perorangan melainkan per kelompok. DKP Kab./Kota dan Pimbagpro PEMP Koperasi LEPP M3/ koperasi perikanan Unit Simpan Pinjam 3 KPKN 2 Rekening atas nama 5 Koperasi LEPP M3/ 6 Koperasi Perikanan pada Bank Pelaksana Gambar 9. Proses pencairan Dana Ekonomi Produktif (DEP) program PEMP Keterangan : 1. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Kabupaten/Kota, selanjutnya Dinas Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi. 2. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan pembukaan rekening kepada bank pelaksana serta menyerahkan dan menandatangani seluruh dokumen perjanjian yang diperlukan oleh bank pelaksana.

29 3. Bank pelaksana bersama-sama dengan dinas kabupaten/kota mengevaluasi kelengkapan permohonan tertulis dari koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. 4. Proposal disetujui oleh pimbagpro dan diketahui kepala dinas kabupaten/kota untuk kemudian diajukan ke KPKN daerah dengan dilampiri : a. Surat perjanjian pemberian DEP antara pimpinan bagian proyek dengan ketua koperasi perikanan yang diketahui oleh kepala dinas kabupaten/kota. b. Surat keputusan dinas kabupaten/kota tentang penetapan koperasi LEPP M3/koperasi perikanan sebagai pelaksana program PEMP. c. Surat pernyataan penjaminan DEP oleh koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. d. Kuitansi tanda terima (dari pimbagpro kepada LEPP M3/koperasi perikanan). 5. KPKN daerah mencairkan DEP dan mentransfer lngsung ke rekening masing-masing koperasi LEPP M3/koperasi perikanan pada bank pelaksana. 6. Setelah koperasi LEPP M3/koperasi perikanan melengkapi persyaratan dan telah menandatangani seluruh dokumen yang dipersyaratkan, maka bank pelaksana dapat melakukan pengikatan kredit selama jangka waktu 5 (lima ) tahun untuk program penyaluran DEP yang dijaminkan, dan selanjutnya bank pelaksana dapat mencairkan pinjaman tersebut kepada masing-masing koperasi LEPP M3/koperasi perikanan untuk segera dibukukan sebagai pinjaman di Swamitra Mina. 5.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Kendal Produk Domestik Regional Bruto Salah satu indikator ekonomi yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan rencana dan langkah strategis dalam pembangunan sektor ekonomi, sehingga dapat menentukan skala prioritas pembangunan sektoral yang lebih tepat adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menggambarkan kemampuan daerah dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki oleh suatu daerah untuk menghasilkan suatu produk melalui proses produksi. PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun dapat dilihat pada Tabel 22.

30 Berdasarkan Tabel 22, dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Kendal atas dasar harga berlaku tahun terus meningkat. Dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2002, yaitu terjadi peningkatan sebesar 15,41 % dari Rp ,70 juta pada tahun 2001 menjadi Rp ,39 juta pada tahun Tahun 2003 terjadi peningkatan sebesar 11,63 % dari tahun 2002, yaitu dari Rp ,39 juta pada tahun 2002 menjadi Rp ,77 juta pada tahun PDRB Kabupaten Kendal dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi peningkatan sebesar 2,21 % dari tahun 1999, selanjutnya pada tahun 2001 dan tahun 2002 terjadi peningkatan sebesar 2,71 % dan 2,33 %. Tahun 2003 tidak terjadi peningkatan PDRB yang terlalu tinggi dibandingkan tahun 2002, yaitu dari Rp ,63 juta pada tahun 2002 menjadi Rp ,50 juta pada tahun 2003, atau terjadi peningkatan sebesar 2,15 %. Perkembangan PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Konstan tahun 1993 Menurut Lapangan Usaha, Tahun dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 22. PDRB Kabupaten Kendal atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun (Juta Rp) No. Lapangan Usaha Pertanian , , , , ,17 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan , , , , , , , , , ,74 Peternakan , , , , ,99 Kehutanan , , , , , Perikanan , , , , ,50 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan , , , , , , , , , ,50

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KENDAL Kondisi Geografis Kabupaten Kendal

BAB II GAMBARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KENDAL Kondisi Geografis Kabupaten Kendal 26 BAB II GAMBARAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KENDAL 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Kendal 2.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar

Lebih terperinci

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu wilayah yang berpotensi maju dalam bidang pengolahan budi daya perairan. Memelihara dan menangkap hewan atau tumbuhan perairan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan

Lebih terperinci

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 38 3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang dikenal dengan daerah wisata pantai Pasir Putih dan cagar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim. Sebagai wilayah dengan dominasi lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di bidang perikanan dan kelautan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografi dan Topografi Kawasan Sendang Biru secara administratif merupakan sebuah pedukuhan yang menjadi bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Dari sakala

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 78 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat di Kota Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal Ismail, Indradi 1, Dian Wijayanto 2, Taufik Yulianto 3 dan Suroto 4 Staf Pengajar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi 1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sektor perikanan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km 2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km 2, perairan ZEE

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

I. PENDAHULUAN.  (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una 46 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.. Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Unauna... Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Tojo Unauna merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci