PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR ALAM PACITAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR ALAM PACITAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR ALAM PACITAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Mayangarum Puspa Dewi NIM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2014 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Orang lain mungkin ada untuk membantu kita, menolong kita, membimbing kita melangkah di jalan kita. Tapi pelajaran yang dipelajari selalu milik kita (Melody Beattie) v

6 PERSEMBAHAN Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia yang tiada terhingga. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karya ini kupersembahkan kepada ; Ibu dan Bapak, terima kasih atas Doa, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan selama ini vi

7 PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR ALAM PACITAN Oleh Mayangarum Puspa Dewi NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan; (2) faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan; dan (3) upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang yang terdiri dari satu kepala sekolah, dua guru kelas, dan dua siswa SD Alam Pacitan. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan data collection, data reduction, data display, dan conclucions. Teknik keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi, perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan secara formal memang belum ada tetapi sudah terintegrasi yang meliputi: bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir; (2) faktor pendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan meliputi: siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya, adanya layanan prima yang dilakukan pihak sekolah agar siswa merasa nyaman, adanya diskusi dengan sesama guru dan kepala sekolah, adanya hubungan yang terjalin dengan akrab seluruh elemen sekolah, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai. Faktor penghambat pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu belum mempunyai guru yang kompeten dalam bidang bimbingan bimbingan dan konseling dan ada beberapa orangtua yang kurang tanggap terhadap anaknya, (3) upaya yang telah dilakukan SD Alam Pacitan untuk membantu memecahkan masalah pada peserta didik, cara pelaksanaan bimbingan oleh guru/wali kelas dilakukan dengan menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik, memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching. Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling di SD vii

8 KATA PENGANTAR Assalamualaikum,wr,wb. Puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah-nya akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Alam Pacitan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di bidang studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan bantuan kepada saya. 4. Dr. Muhammad Nur Wangid, M.Si dan Sugiyatno, M. Pd sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang dengan kesabaran, kearifan, dan bijaksana telah memberikan bimbingan, arahan, serta dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan viii

9 ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vi viii x xiv xv xvi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah... 7 D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian. 8 F. Manfaat Penelitian... 8 BAB II. KAJIAN TEORI. 10 A. Tujuan tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif x

11 3. Strategi Pelaksanaan Program dan Bimbingan dan Konseling Komprehensif B. Program Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD Pengertian Program Bimbingan Konseling di SD Tujuan Program Bimbingan Konseling di SD Program Bimbingan Konseling di SD Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD C. Karakteristik siswa.. 36 D. Pertanyaan penelitian.. 37 BAB III. METODE PENELITIAN.. 38 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian.. 38 C. Subjek Penelitian. 39 D. Teknik Pengumpulan Data.. 40 E. Instrument Penelitian.. 41 F. Sumber Data 45 G. Teknik Analisis Data.. 46 H. Teknik Keabsahan Data.. 48 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.. 50 A. Hasil Penelitian Deskripsi Seting Penelitian a. Visi, Misi dan Tujuan SD Alam Pacitan b. Kesiswaan SD Alam Pacitan.. 52 c. Tenaga Pendidik SD Alam Pacitan 53 d. Tenaga Kependidikan 53 e. Sarana dan Prasarana Kesiswaan SD Alam Pacitan xi

12 f. Penggunaan Bahasa Inggris dalam Kegiatan Belajar Mengajar g. Program Kerja SD Alam Pacitan h. Kegiatan Pengembangan i. Kurikulum SD Alam Pacitan. 60 j. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Deskripsi Subjek penelitian.. 73 a. Subjek BN. 74 b. Subjek MW c. Subjek RA.. 76 d. Subjek DN.. 77 e. Subjek GT Reduksi Data Penelitian a. Subjek BN. 79 b. Subjek MW c. Subjek RA.. 83 d. Subjek DN.. 85 e. Subjek GT Display Data Penelitian 87 a. Perencanaan Bimbingan dan Konseling SD Alam Pacitan b. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan 90 c. Evaluasi Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan 102 d. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan 104 xii

13 e. Upaya yang Dilakukan SD Alam Pacitan untuk Meminimalisir Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Verifikasi Hasil Data a. Subjek BN b. Subjek MW 108 c. Subjek RA d. Subjek DN e. Subjek GT B. Pembahasan Perencanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Evaluasi Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk Memperkecil Faktor Penghambat dan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling 119 C. Keterbatasan Penelitian 120 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 122 A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Program Bimbingan Konseling.... Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Program Bimbingan Konseling... Tabel 3. Kisi-Kisi Dokumentasi Program Bimbingan Konseling.. Tabel 4. Profil Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan dan Status Jabatan xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Analisis kualitatif model interaktif.. 49 hal xv

16 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Pedoman dokumentasi Lampiran 2. Pedoman observasi Lampiran 3. Pedoman wawancara 131 Lampiran 4. Transkrip wawancara Lampiran 5. Foto dokumentasi 144 Lampiran 6. Buku bimbingan Lampiran 7. Buku konsultasi Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian. 161 xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Global Competitiveness Report Tahun 2010/2011, kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, hal ini bisa diketahui dengan melihat tingkat persaingan global suatu negara dari kualitas pendidikan tingginya, Indonesia di peringkat ke-44 dari 139 negara, yaitu dibawah Singapura (3), Malaysia (26), Cina (27),Thailand (38), serta Brunei Darrusalam (28) (Klaus Schwab, 2012: 16). Data tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan, agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Data tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan, agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Djohar (2006: 3) menambahkan bahwa pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan baik substansi maupun penyelenggaraannya serta tantangan ke dalam maupun ke luar. Tantangan substansi lebih terarah kepada mutu pendidikan, sedangkan tantangan tantangan penyelenggaraan lebih terarah kepada praksis pendidikan dan penyelenggaraan sistem pendidikan guru di Indonesia. Hal ini dapat terpenuhi melalui pembentukan sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam proses penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini sebagaimana dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: 1

18 Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sementara tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini berarti pemerintah harus berusaha semaksimal mungkin dalam membenahi berbagai hal, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas di bidang pendidikan. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas pendidikan di Indonesia tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling (BK). BK adalah salah satu komponen sekolah yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang lain. Khususnya para siswa atau anak didik baik permasalahan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat sehingga tercapai tujuan pendidikan. Hal ini berarti program layanan bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pendidikan di sekolah diantarnya sekolah dasar (SD). Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia terdapat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sedangkan hal hal yang berhubungan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28/1999 tentang 2

19 pendidikan dasar bab X. Pada pasal 25 ayat I, dalam PP tersebut dikatakan bahwa 1) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, 2) bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di SD terkait erat dengan sistem pendidikan dasar 9 Tahun. Sistem pendidikan dasar 9 tahun membawa konsekuensi kepada wajib belajar sampai dengan usia SMP, dan untuk SD mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusannya untuk memasuki pendidikan tingkat lanjutan. SD tidak hanya mengantarkan siswanya tamat belajar, melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan baik dari segi akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SMP (Sunaryo Kartadinata, dkk, 2002: 9). Apalagi adanya penggantian kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 menjadikan guru pembimbing harus membuat komitmen teguh untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas profesi bimbingan dan konseling. Dalam Kurikulum 2013 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan, kurikulum 2013 kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan), beragam program sesuai dengan minat peserta didik, dan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan awal dan minat peserta didik. Pelayanan BK di SD dilakukan oleh guru kelas untuk membantu siswa menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat belajar dan menangani kesulitan belajar secara antisipatif (preemptive). Secara khusus tujuan pelayanan 3

20 arah peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yaitu mengarahkan siswa SD untuk memahami bahwa pendidikan di SD merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga negara Indonesia dan setamatnya dari SD harus dilanjutkan ke studi di SMP, dan oleh karenanya siswa perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan meminati semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013). Di SD pada umumnya belum ditugaskan Guru BK atau Konselor secara khusus, sehingga pelayanan BK di SD pada umumnya dilaksanakan oleh Guru Kelas. Dalam hal ini guru kelas SD dan khususnya guru Kelas VI SD adalah pelaksana pelayanan arah peminatan tingkat pertama bagi siswa SD, yang akan tamat SD terutama kelas VI dan melanjutkan pelajarannya ke SMP. Guru kelas VI SD dapat bekerja sama dengan Guru BK atau Konselor SMP atau SMA atau SMK yang terdekat dalam pelayanan alih tangan kasus. Kenyataannya guru kelas mengalami kesulitan dalam menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat belajar dan menangani kesulitan belajar pada siswa. Guru cenderung hanya mengajarkan materi sesuai dengan target kurikulum pada semua mata pelajaran. Selain itu, belum adanya guru pembimbing yang berlatar pendidikan bimbingan konseling di SD karena pada umumnya lulusan PGSD, sehingga menjadikan proses bimbingan dan konseling masih dijalankan dengan apa adanya dan hanya sebatas menunggu permasalahan yang muncul. Hal ini tentunya menjadikan pelaksanaan bimbingan dan konseling menjadi belum optimal (Mungin Eddy Wibowo, 2013: 11). Pentingnya BK di sekolah dasar ini juga didasari atas banyaknya kasus kenakalan dan kriminalitas yang dilakukan oleh anak anak sekolah dasar serta 4

21 permasalahan permasalahan yang menimpa mereka mengakibatkan terhambatnya perkembangan mereka, baik dalam akademis, pribadi maupun hubungan sosial. Seperti kasus yang dikisahkan oleh seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri di Surabaya bagian selatan ada salah seorang siswinya yang tidak mau mengerjakan satupun soal ujian akhir nasional karna merasa sedih ayahnya mau menikah lagi dengan wanita lain dan ingin menceraikan ibunya, kasus lain mengisahkan tentang siswa sekolah dasar kelas VI diwilayah Bali yang tega memperkosa adik kandungnya sendiri kelas I sekolah dasar yang berumur 7 tahun karena melihat tayangan berita kriminal perkosaan di salah satu TV swasta lain lagi kasus yang menimpa siswa salah satu sekolah dasar negeri di kelurahan Wiyung Surabaya yang mengalami retak tulang kaki karena mempraktikan adegan di satu acara yang ditayangkan oleh salah satu TV swasta dengan teman sekelasnya (Yeni dan Nursalim, 2009: 2). Adanya berbagai kasus tersebut dan uraian sebelumnya menunjukkan bahwa di SD memerlukan pelaksanaan BK secara optimal baik dari bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. SD Alam Pacitan merupakan salah satu sekolah dasar yang menggunakan konsep alam sebagai sumber belajar. Berdasarkan studi pendahuluan di SD Alam Pacitan melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa di SD tersebut belum ada guru kelas yang berkompetensi dalam bidang bimbingan dan konseling. Dari hasil observasi / pra survey awal bahwa di SD Alam Pacitan belum terdapat guru BK. Kondisi siswa di SD Alam Pacitan bahwa beberapa siswa 5

22 kurang memiliki minat belajar yang mengakibatkan siswa tersebut berperilaku mencontek pada saat ulangan dan beberapa siswa sudah mengenal pacaran. Kondisi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan layanan di SD Alam Pacitan belum tertulis tetapi sudah terintegrasi dengan adanya buku penghubung antara guru dengan murid dan buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Pelaksanaan bimbingan belajar yang telah dilaksanakan di SD Alam Pacitan berupa penambahan jam pelajaran bagi siswa kelas VI dan kelas lainnya untuk memperdalam materi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menganggap penting untuk meneliti lebih lanjut mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, guru pembimbing dihadapkan pada target semua mata pelajaran serta dihadapkan pada sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Keanekaragaman karakteristik tersebut akan menimbulkan beberapa kemungkinan perbedaan kamampuan setiap siswa dalam menempuh kegiatan belajar. Guru pembimbing sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar siswa di sekolah dasar harus mampu melaksanakan bimbingan dan konseling guna menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi siswa. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar Alam Pacitan. B. Identifikasi Masalah 6

23 Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya kasus kenakalan yang dilakukan oleh anak sekolah dasar serta permasalahan-permasalahan yang menimpa siswa mengakibatkan terhambatnya perkembangan siswa, baik dalam akademis, pribadi maupun hubungan sosial. 2. Guru kelas mengalami kesulitan dalam menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat belajar dan menangani kesulitan belajar pada siswa. 3. Belum adanya guru BK di SD Alam Pacitan. 4. Terdapat siswa yang belum memiliki minat belajar sehingga berperilaku mencontek. 5. Terdapat siswa yang sudah mengenal konsep pacaran dan ada yang sudah berpacaran di sekolah dasar. 6. Guru kelas cenderung hanya mengajarkan materi sesuai dengan target kurikulum pada semua mata pelajaran, sehingga proses bimbingan dan konseling masih dijalankan dengan apa adanya dan hanya sebatas menunggu permasalahan yang muncul. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. 7

24 D. Fokus Masalah Dari batasan masalah yang ada dapat diambil rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, dan upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya pada ruang lingkup psikologi pendidikan dan bimbingan tentang psikologi anak yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling. 8

25 b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan evaluasi untuk proses pendidikan selanjutnya agar pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah lebih optimal. b. Bagi peneliti, sebagai pengalaman lapangan dalam menerapkan ilmu bimbingan dan konseling. 9

26 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan konseling komprehensif atau yang disebut dengan bimbingan dan konseling perkembangan (karena mengharap semua aspek kehidupan peserta didik) merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang didasari fungsi pengembangan. 1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Program bimbingan konseling komprehensif didasarkan pada 4 bidang yaitu kurikulum bimbingan, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. Keempat bidang ini mengarah ke personal/social development, academic developmet, dan karier development yang arahkanya kepada student achievement and success (Cobia & Henderson, 2009:61). Menurut Bowers & Hatch (Fathur Rahman, 2009:3) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventative in design and developmental in nature). Menyusun program bimbingan dan konseling komprehensif tidak jauh berbeda dengan menyusun sebuah program bimbingan dan konseling komprehensif, yaitu: 1) mendefinisikan struktur dasar bimbingan yang 10

27 hendak dilakukan, 2) mengidentifikasi dan mendaftar kompetensi siswa baik dari segi area isi, level sekolah atu tingkatan kelompok, 3) mengkonfirmasi kembali dukungan system, 4) menetapan prioritas dari program yang akan diberikan (desain kualitatif), 5) menetapkan parameter dan alokasi (desain kuantitatif), 6) menuliskan dan menyalurkan gambaran dari program yang diinginkan. Model bimbingan dan konseling Komprehensif terdapat tiga unsur dan empat komponen. Tiga unsur tersebut meliputi isi dari program, kerangka yang organisatoris, dan sumber daya. Isi meliputi kemampuan siswa. Kerangka mempunyai tiga komponen struktural (definisi, asumsi, dan dasar pemikiran) dan empat komponen program (guidance curriculum, individual planning, responsive services, and system support). Unsur Sumber daya menyertakan personil, anggaran dana, dan mengimplementasikan program. Bimbingan dan konseling komprehensif mempunyai komponen yang menyertakan aktivitas dan tanggung-jawab dari semua yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling komprehensif (Cobia & Henderson, 2009:61). Lima premis dasar yang menegaskan istilah comprehensive school guidance and counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh tenaga-tenaga ahli di bidang bimbingan dan konseling karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers & 11

28 Henderson (Fathur Rahman, 2009: 6) lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and counseling adalah: a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan. Dalam pendidikan ada standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses dalam layanan bimbingan dan konseling harus diarahkan pada upaya membantu peserta didik dalam pencapaian standar kompetensi yang dimaksud. b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan (based on developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta didik untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri. c. Program bimbingan dan konseling melinbatkan kolaborasi antar staf (team-building approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors). Konselor tidak hanya menyediakan layanan lansung untuk peserta didik, tetapi juga bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang 12

29 lain. Staf personel sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Myrick (1993: 11) yang menjelaskan bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi kepada pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah. d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat sasaran dan terukur. e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh. Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan pencapaian kinerja program bimbingan dan konseling. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui Program bimbingan konseling komprehensif didasarkan pada 4 bidang yaitu kurikulum bimbingan, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. 2. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Menurut Sunaryo Kartadinata (2008: 207), program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: a) pelayanan dasar bimbingan; b) pelayanan responsif, c) perencanaan individual, dan 13

30 d) dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pelayanan Dasar Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya (sebagai standar kompetensi kemandirian) (Depdiknas, 2007: 207). b. Pelayanan Responsif Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan 14

31 pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif. Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi, sumbersumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas. Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh dengan cara asesmen dan analisis perkembangan konseli, dengan menggunakan berbagai teknik, misalnya inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), angket konseli, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir konseli, leger, psikotes dan daftar masalah konseli atau alat ungkap masalah (AUM) (Depdiknas, 2007: 208). 15

32 c. Perencanaan Individual Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli. Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang 16

33 menjadi kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri (Depdiknas, 2007: 209). Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli, pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing konseli. Melalui pelayanan perencanaan individual, konseli diharapkan dapat: (1) mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikanlanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial- pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang Sekolah/Madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya, (b) menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya., (3) mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya, (4) mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya. Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain, mencakup pengembangan aspek (1) akademik, meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat; (2) karier, meliputi: mengeksplorasi peluang-peluang karir mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan (3) sosial-pribadi meliputi 17

34 pengembangan konsep diri yang positif dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif (Depdiknas, 2007: 210). d. Dukungan Sistem Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung. Menurut Gysber & Henderson (2006: 81), dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan di atas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek: (a) pengembangan jejaring (networking), (b) kegiatan manajemen, (c) riset dan pengembangan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komponen dalam program bimbingan dan konseling komprehensif mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: a) pelayanan dasar bimbingan; b) pelayanan responsif, c) perencanaan individual, dan d) dukungan sistem. 18

35 3. Strategi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Strategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk masing-masing komponen pelayanan menurut Sunaryo Kartadinata (2008: 224), dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pelayanan dasar Strategi yang dapat dilakukan pada komponen pelayanan dasar meliputi: 1) Bimbingan Kelas Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat) (Depdiknas, 2008: 224). 2) Pelayanan Orientasi Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperiancarberperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di Sekolah/Madrasah biasanya niencakup organisasi Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program 19

36 bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib Sekolah/ Madrasah (Depdiknas, 2008: 225). 3) Pelayanan Informasi Menurut Depdiknas (2008: 225) yang dimaksud dengan pelayanan informasi yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). 4) Bimbingan Kelompok Menurut Depdiknas (2008: 225) konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompokkelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. 5) Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi) Menurut Depdiknas (2008: 225) pelayanan pengumpulan dasar merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. 20

37 b. Pelayanan responsif 1) Konseling Individual dan Kelompok Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat (Gysber & Henderson, 2006: 80). Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. 2) Referal (Rujukan atau Alih Tangan) Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis. (ASCA, 2005: 42) 3) Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan 21

38 masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya: (a) menciptakan iklim sosioemosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (b) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (c) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (d) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik; tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moralspiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur central" bagi peserta didik); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif. 4) Kolaborasi dengan Orang tua Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan 22

39 terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapijuga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti: (a) kepala sekolah/ madrasah atau komite sekolah/madrasah mengundang para orangtua untuk datang ke sekolah/madrasah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (b) sekolah/madrasah memberikan informasi kepada orangtua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (c) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah/madrasah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya. 5) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (a) instansi pemerintah, (b) instansi swasta, (c) organisasi profesi, seperti 23

40 ABKIN (Asosiasi Bimbingan ahli dalam bidang tertentu yang dan Konseling Indonesia), (d) para terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (e) MGP Musyawarah Guru Pembining), dan (f) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan). 6) Konsultasi Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau upaya pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. (Gysber & Henderson, 2006:80). 7) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation) Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik (ASCA, 2005: 42). Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara 24

41 memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling. 8) Konferensi Kasus Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup. 9) Kunjungan Rumah Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya. c. Perencanaan individual Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. 25

42 Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (perpindahan situasi dari sekolah ke lapanagan kerja, sekolah ke jenjang berikutnya, atau pindah ke sekolah lain), untuk membantu peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. (ASCA, 2005: 41). Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (a) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (b) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (c) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya. d. Dukungan sistem 1) Pengembangan Profesi Konselor secara terus menerus berusaha untuk "mengupdate" pengetahuan dan keterampilannya melalui (a) in-service training, (b) aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (d) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (pascasarjana). (ASCA, 2005: 43). 26

43 2) Manajemen Program Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu system manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan wajar dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana, dan pembiayaan. 3) Riset dan Pengembangan Strategi: melakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi. (ASCA, 2005: 43). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif dapat dilakukan dengan berbagai macam seperti bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan kelompok, pelayanan pengumpulan data (Aplikasi Instrumentasi), konseling individual dan kelompok, referal (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas, kolaborasi dengan Orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah, konsultasi, bimbingan teman sebaya (peer guidance/peer facilitation), konferensi 27

44 kasus, kunjungan rumah, pengembangan profesi, manajemen program, dan riset dan pengembangan. B. Program Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD) 1. Pengertian Program Bimbingan Konseling di SD Pengertian program bimbingan dan konseling menurut Winkel (2004: 36) adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Berdasarkan pendapat Marsudi (2003: 43) program bimbingan dan konseling adalah sederet kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan bimbinganmdan konseling. Sederet kegiatan tersebut perlu di rencanakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Sementara dalam Depdikbud (2004:19) program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa disekolah oleh guru BK atau konselor SD secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu, secara teratur dan berkesinambungan. 2. Tujuan Program Bimbingan Konseling di SD Secara umum tujuan layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya serta 28

45 memilih dan menyesuaiakan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Sedangkan secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadisosial, belajar, dan karier (Achmad Juntika Nurihsan, 2005: 27). Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Dalam aspek pribadi-sosial, BK membantu siswa agar memiliki kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif, membuat pilihan secara sehat, menghargai orang lain, mempunyai rasa tanggung jawab, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi (interpersonal), menyelesaikan konflik, membuat keputusan secara efektif. Selanjutnya bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, BK membantu siswa agar dapat melaksanakan keterampilan/teknik belajar secara efektif, dapat menentukan tujuan & perencanaan pendidikan, mampu belajar secara efektif, memiliki keterampilan & kemampuan dalam menghadapi ujian. Kemudian bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja dan produktif. Dalam aspek tugas perkembangan karier, BK membantu siswa agar: dapat membentuk identitas karier, dapat merencanakan masa depan, dapat membentuk pola karier, mengenali 29

46 keterampilan, kemampuan, & minat dalam dirinya (Zainal Aqib, 2007: 36). 3. Program Bimbingan Konseling di SD Dalam SK Menpan No. 84/1993 ditegaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program, dan mengevaluasi pelaksanaan bimbingan, menganalisa hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Menurut Juntika Nurikhsan dan Sudianto (2005: 35), program pelaksanaan bimbingan konseling meliputi: a. Perencanaan Perencanaan bimbingan konseling di sekolah dasar meliputi persiapan sarana dan prasarana, persiapan personil, persiapan keterampilan menerapkan metode, teknik, media, serta persiapan administratif. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan meliputi penerapan metode, teknik, media, pemanfaatan sumber daya, pengaktifan nara sumber, efisiensi waktu, dan administrasi pelaksana. Mekanisme kerja administrasi bimbingan dan konseling di sekolah yaitu: 1) Pada permulaan memasuki sekolah dilakukan pencatatan data pribadi siswa dengan menyebarkan angket. 2) catatan kejadian siswa tentang tingkah laku dalam kelas selama KBM dibuat oleh guru kelas. 30

47 3) Dari hasil laporan observasi yang telah dibuat oleh guru kelas kemudian dimasukkan dalam buku pribadi siswa oleh petugas administrasi bimbingan. 4) Hasil sosiometri yang berupa sosiogram yang telah diselenggarakan oleh guru kelas dimasukkan ke dalam buku pribadi siswa sebagai bahan studi kasus. 5) Hasil wawacara, daftar presensi, daftar nilai raport yang diselanggarakan oleh guru kelas dimasukkan ke dalam kartu pribadi siswa. 6) Hasil kunjungan rumah yang dipakai sebagai bahan di dalam rapatrapat dengan kepala sekolah, hasil laporan kunjungan rumah yang telah dibuat oleh guru kelas dihimpun dalam catatan kasus pribadi. 7) Hasil pemeriksaaan dari petugas khusus/tenaga ahli misalnya psikolog dimasukkan ke dalam buku pribadi siswa dan disampaikan kepada kepaa sekolah. 8) laporan harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan seperti kegiatan konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konferensi kasus, kunjungan rumah dan lain sebagainya dilaporkan kepada kepala sekolah untuk diperiksa dan dilaporkan kepada pengawas bimbingan dan konseling sekolah. 9) data-data, informasi yang berasal dari berbagai sumber dihimpun dalam buku pribadi, map pribadi atau kumulatif record siswa hendaknya diperiksa kepala sekolah. 31

48 c. Evaluasi Penilaian program kegiatan bimbingan meliputi penilaian proses dan hasil. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: 1) kesesuaian program dengan pelaksanaan 2) pelaksanaan program 3) hambatan-hambatan yang dijumpai 4) dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar 5) respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan 6) perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, tugas perkembangan, hasil belajar dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik dalam studi lanjutan atau dalam kehidupan di masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Layanan Bimbingan dan Konseling didasarkan atas PP Nomor 28 Tahun 1990 Bab X Pasal 25 Ayat (1) yang menyatakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Berdasarkan pedoman Bimbingan dan Penyuluhan siswa di Sekolah Dasar Tahun 1995/1996, layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan agar para siswa dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung 32

49 jawab, pelajar kreatif dan pekerja produktif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujaun umum bimbingan dan konseling di SD adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkenbangan yang meliputi belajar, pribadi-sosial, dan karir, sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut: 1) Aspek perkembangan belajar membantu siswa agar: a) Mengembangkan keterampilan dasar; b) Dapat melaksanakan keterampilan fisik sederhana yang diperlukan dalam teknik belajar secara efektif; c) Mampu belajar secara efektif; d) Dapat menetapkan tujuan dan rencana belajar; e) Dapat mencapai prestasi belahar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya; f) Memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan atau evaluasi belajar. 2) Aspek perkembangan pribadi-sosial membantu siswa agar: a) Memiliki pemahaman diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal keunikan yang ada pada dirinya; b) Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME; c) Mengembangkan moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku; Mampu bergaul dan bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain; 33

50 d) Mampu menjadi pribadi yang mandiri, memiliki rasa tanggung jawab; e) Mengembangkan keterampilan huungan antar pribadi; f) Dapat menyelesaikan konflik; g) Dapat membuat keputusan dengan baik. 3) Aspek perkembangan karir membantu agar: a) Mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya; b) Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan; c) Mengeksplorasi arah minat karir. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SD dapat berupa bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial dan bimbingan karir. 4. Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD Personel pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD adalah segenap unsur yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan guru kelas sebagai pelaksana utamanya, personel pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD diantaranya kepala sekolah, guru kelas, guru agama dan penjaskes, dan guru pembimbing (Anonim, 1995:92). Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk (2008: 270), personel pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SD yaitu kepala sekolah, guru 34

51 kelas/guru pembimbing dan guru mata pelajaran. Kepala sekolah bertanggungjawab atas segala kegiatan yang berlangsung di sekolah yakni mengkoordinir semua kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, menyediakan sarana dan prasarana, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, mempertangunggjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SD. Untuk guru kelas selain melaksanakan program pengajaran, guru kelas langsung merangkap sebagai guru pembimbing yang melaksanakan kegiatan BK diantaranya merencanakan dan melaksanakan program satuan layanan dan kegiatan pendukung BK, mengalihtangakan siswa yang memerlukan bantuan lebih lanjut kepada pihak yang lebih ahli dan mempertangungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan BK kepada kepala sekolah. Guru agama/penjaskes membantu guru kelas dalam pelaksanaan pelayanan BK seperti membantu guru kelas dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan pelayanan BK, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa misalnya konferensi kasus dan tindak lanjut penanganan kasus. Sementara guru pembimbing yang berasal dari sekolah lain atau ditugaskan secara khusus di SD yang bersangkutan dapat menyusun program dan menyelenggarakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung BK untuk siswa di sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan atas dasar permintaan/penugasan dari guru kelas dan kepala sekolah atau pihak yang berwenang. Guru pembimbing dari sekolah- 35

52 sekolah yang terdekat dapat menjadi tempat alih tangan bagi siswa SD (Anonim, 1995:93). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa personel pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD yaitu kepala sekolah, guru kelas, guru pembimbing dan guru mata pelajaran khususnya guru agama dan penjaskes. C. Karakteristik Siswa Siswa sebagai peserta didik siswa sekaligus subjek didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Dalam keragaman karakteristik siswa tersebut dapat memberikan pengaruh pada proses pembelajaran. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Seels dan Richey (Budiningsih, 2004: 16) bahwa karakteristik siswa merupakan bagian-bagian pengalaman siswa yang berpengaruh pada keefektifan proses belajar. Menurut Sardiman (2007: 120), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam karaktersitik siswa yaitu: 1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills) seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan psikomotor. 2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial (socialcultural). 3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan dan minat. 36

53 Selanjutnya Sardiman (2007: 121) juga mengemukakan bahwa karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain: 1. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan 2. Gaya belajar 3. Usia kronologis 4. Tingkat kematangan 5. Spektrum dan ruang lingkup minat 6. Lingkungan sosial ekonomi 7. Hambatan lingkungan dan kebudayaan 8. Intelengensia 9. Keselarasan dan attitude 10. Prestasi belajar 11. Motivasi. Dengan demikian, siswa sebagai individu yang dinamik dan berada dalam proses perkembangan memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan karakteristik individual antara siswa yang satu dengan yang lain. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah profil guru pembimbing di SD Alam Pacitan? 2. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi? 3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? 37

54 4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling? 38

55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif jenis survey. Menurut Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor seperti dikutip Lexy J. Moleong (2012: 4), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di SD Alam Pacitan. Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu bulan Juli-Agustus

56 C. Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik purposive adalah pemilihan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan, kriteria atau ciri-ciri tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Lexy Moleong, 2001:165). Subjek sasaran dalam penelitian ini pengelola, kepala sekolah dan guru kelas di SD Alam Pacitan. Pemilihan subjek penelitian ini untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber, sehingga data yang diperoleh dapat diakui kebenarannya. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria antara lain: 1. Pengelola a. Mengetahui segala kegiatan yang berlangsung di SD Alam Pacitan. b. Mengetahui program BK di SD Alam Pacitan. 2. Kepala Sekolah a. Memiliki masa kerja minimal 3 (tiga) tahun di SD Alam Pacitan. b. Mengetahui pelaksanaan program BK di SD Alam Pacitan. 3. Guru Kelas a. Guru kelas harus benar-benar memahami dan mengerti mengenai program BK di SD Alam Pacitan. b. Guru kelas memiliki pengetahuan, informasi dan atau pengalaman mengenai pelaksanaan program BK di SD Alam Pacitan. c. Guru kelas terlibat langsung dengan program BK mulai mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 40

57 d. Mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Observasi Dalam penelitian ini menggunakan observasi karena ingin memperoleh informasi dengan melihat secara langsung berkaitan dengan topik penelitian. Hal-hal yang di observasi dalam penelitian ini adalah lokasi penelitian dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Untuk memaksimalkan hasil observasi, menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan, di antara alat bantu tersebut meliputi buku catatan yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengamatan, serta kamera untuk mengambil gambar objek yang diperlukan. 2. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini diadakan bebas terpimpin yang menggunakan petunjuk umum wawancara. Dalam hal ini pewawancara pada waktu mengadakan wawancara terlebih dahulu membuat kerangka dan garis pokok pertanyaan yang telah dirumuskan tidak harus ditanyakan secara berurutan. Penggunaan petunjuk wawancara sebagai garis besar dimaksudkan agar fokus tidak terlalu melebar dari fokus yang telah ditetapkan, sehingga semua fokus dapat terungkap. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara langsung dengan narasumber yang 41

58 diperlukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Pada teknik ini, peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan dalam pedoman wawancara kepada responden. 3. Dokumentasi Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen yang ada di lokasi penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi yang meliputi struktur organisasi, data keadaan siswa, guru pendidik, data peserta didik, dokumen pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, dan jadwal kegiatan serta sarana prasarana pembelajaran di SD Alam Pacitan. E. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135), instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Agar data yang diperoleh akurat maka diperlukan alat pengukur yang tepat. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini antara lain: 1. Observasi Menurut Hamidi (2005: 74), observasi berarti aktivitas yang dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi dari hasil menyaksikan atau melihat berkaitan dengan topik penelitian. Observasi dalam penelitian ini yaitu 42

59 mengamati seluruh proses aktivitas layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. Kisi-kisi dalam observasi penelitian ini sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Program Bimbingan Konseling No Indikator Sub Indikator 1 Ruang (tempat)/ dan fasilitas a. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling. b. Lokasi dan keadaan tempat penelitian 2 Aktor (pelaku) a. Guru dalam memberikan layanan bimbingan konseling b. Siswa dalam mengikuti layanan bimbingan konseling 3 Aktivitas (Kegiatan) Layanan bimbingan konseling mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk memaksimalkan hasil observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan, di antara alat bantu tersebut meliputi buku catatan check list yang berisi objek yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengamatan, serta kamera untuk mengambil gambar objek yang diperlukan (Dewa Ketut Sukardi: 2007: 78). 2. Wawancara Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee) (Burhan Bungin, 2001:108). Teknik wawancara yang 43

60 digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur yang dilaksanakan menggunakan petunjuk umum wawancara (pedoman wawancara) yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Teknik wawancara tak berstruktur maksudnya ialah pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Suharsimi Arikunto, 2006: 227). Tujuan diadakan wawancara adalah untuk mengecek ulang atas dokumentasi yang ada. Pada teknik ini, peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti, kemudian peneliti menanyakan sesuatu yang telah direncanakan dalam pedoman wawancara kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja (Dewa Ketut Sukardi: 2007: 79). Untuk kisi-kisi wawancara program bimbingan konseling dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Program Bimbingan Konseling No Indikator Sub Indikator 1 Perencanaan a. Persiapan sarana dan prasarana b. Persiapan personil c. Persiapan metode/teknik d. Persiapan media e. Persiapan administratif (program, dll) 2 Pelaksanaan a. Penerapan program BK b. Penerapan metode/teknik/media c. Pemanfaatan sumber daya 3 Evaluasi a. Kesesuaian program dengan pelaksanaan b. Dampak layanan bimbingan terhadap KBM c. Respon siswa dan orang tua terhadap layanan bimbingan 44

61 4 Faktor pendukung dan penghambat a. Sarana b. SDM c. Prasarana d. Dukungan sistem e. Riset dan pengembangan 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. Pada teknik ini, peneliti mencari informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan layanan bimbingan belajar. Tabel 3. Dokumentasi Program Bimbingan Konseling No Indikator Sub Indikator 1 Profil Sekolah a. Sejarah berdirinya b. Visi, misi dan tujuan c. Struktur organisasi d. Keadaan pendidik (Jumlah, tingkat pendidikan pendidik, pelatihan, pengalaman) e. Keadaan peserta didik 2 Kurikulum Sekolah Kurikulum Program Bimbingan Konseling 3 Laporan Program Bimbingan Konseling a. Laporan harian/mingguan kegiatan bimbingan dan konseling b. Laporan bulanan kegiatan bimbingan dan konseling c. Laporan semesteran kegiatan bimbingan dan konseling d. Laporan tahunan kegiatan 45

62 bimbingan dan konseling e. Catatan kejadian siswa/ catatan kasus pribadi f. Laporan kunjungan rumah F. Sumber Data Adapun sumber data dan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1. Data Primer Sumber data utama adalah sumber data yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara. Adapun sumber data yang diperoleh dari wawancara yaitu: a) Pengelola SD Alam Pacitan b) Kepala sekolah SD Alam Pacitan c) Pendidik SD Alam Pacitan Sedangkan sumber data yang diperoleh melalui observasi meliputi: a) Lokasi penelitian yakni SD Alam Pacitan b) Pelaksanaan bimbingan dan konseling. 2. Data Sekunder Sumber data yang berada di luar kata-kata dan tindakan yang disebut dengan sumber data tertulis. Sumber data ini diperoleh dari dokumentasi dan beberapa arsip di TK Negeri Pembina Yogyakarta meliputi; a) Sejarah berdirinya SD Alam Pacitan b) Visi, misi dan tujuan SD Alam Pacitan c) Struktur kelembagaan SD Alam Pacitan 46

63 d) Sarana dan prasarana SD Alam Pacitan e) Data pendidik SD Alam Pacitan f) Data peserta didik SD Alam Pacitan g) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data dilakukan dengan tujuan agar informasi yang dihimpun akan menjadi jelas dan eksplisit. Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik analisis data yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif model interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 246) yaitu sebagai berikut: 1. Data Collection (Pengumpulan Data) Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini, maka peneliti melakukan wawancara beberapa informan. 47

64 2. Data Reduction (Reduksi Data) Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke dalam pola-pola dengan membuat transkip penelitian untuk mempertegas, memperpendek membuat fokus, membuang bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan. 3. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk matriks, grafis, jaringan atau bagan sebagai wadah panduan informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti. 4. Conclusions/Verifying (Penarikan Kesimpulan) Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat, selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh. 48

65 Untuk lebih memperdalam dalam teknik analisis data, akan ditampilkan mekanisme interaktif model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 246) sebagai berikut: Data Collection Data Display Data Reduction Conclusions/ Verifying Gambar 1. Analisis kualitatif model interaktif (Sugiyono, 2012: 246) H. Teknik Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data digunakan untuk mengecek kebenaran data yang dihasilkan oleh peneliti sehingga diperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Teknik pemeriksaan keabsahan yang digunakan peneliti yaitu triangulasi, perpanjangan pengamatan dan peningkatan ketekunan. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Triangulasi Triangulasi yaitu membandingkan data yang diperoleh dalam wawancara dengan data observasi, artinya adalah membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 49

66 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 2. Perpanjangan pengamatan Maksud perpanjangan pengamatan dalam penelitian ini yaitu peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila terbentuk rapport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. 3. Peningkatan ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. 50

67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Alam Pacitan yang beralamat di jalan Brawijaya (Belakang Kodim 0801) Balong Sidoharjo Pacitan. SD Alam Pacitan merupakan sekolah yang memiliki konsep yang berbeda dengan sekolah-sekolah formal lainnya, seperti: siswa diberi kebebasan dalam berseragam, sekolahnya bergabung dengan masyarakat dilingkungan sekitar dan kegiatan-kegiatan belajarnya tidak hanya di dalam kelas, tetapi belajar langsung ke masyarakat. a. Visi, Misi dan Tujuan SD Alam Pacitan Berdasarkan dokumentasi, SD Alam Pacitan memiliki visi yaitu Menjadi sekolah terdepan dan terpercaya dalam penerapan pembelajaran terintegrasi, berbasis alam, potensi lokal dan berbudaya lingkungan hidup. Untuk mencapai visi sekolah sebagai sekolah terdepan, terbaik dan terpercaya perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis. Berikut misi SD Alam Pacitan yang dirumuskan berdasarkan visi sekolah. 1) Menyelenggarankan pendidikan yang membangun generasi yang berpengetahuan, cerdas, cendikia, berbudi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia. 51

68 2) Menyiapkan generasi pemimpin berkarakter yang aktif, kreatif, inovatif, berprestasi dan peduli lingkungan. 3) Melaksanakan pembelajaran yang efektif, efisien, inovatif berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran 4) Membangun komunitas pembelajaran 5) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam upaya pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan 6) Menyediakan sarana dan prasarana yang representative serta ramah lingkungan dalam kegiatan belajar siswa untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik agar berkembang secara optimal. Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi, misi sekolah. Berdasarkan ketiga hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan sekolah SD Alam Pacitan sebagai berikut: 1) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam hal membangun generasi yang berpengetahuan, cerdas, cendikia, berbudi pekerti yang luhur dan berakhlak mulia. 2) Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam menyiapkan generasi pemimpin berkarakter yang aktif, kreatif, inovatif, berprestasi dan perduli lingkungan. 3) Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam pengembangan potensi, kecerdasan, dan minat. 4) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam menanamkan disiplin, kemandirian, etos kerja, kreatif dan demokrasi. 5) Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam menghasilkan prestasi dan kelulusan berkualitas tinggi yang peduli dengan lingkungan hidup. 6) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, efisien, inovatif berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran 7) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam upaya pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan 8) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam berbagai kompetisi akademik dan non akademik. 9) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam penyediaan sarana dan prasarana yang representative serta ramah lingkungan dalam kegiatan belajar siswa untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik agar berkembang secara optimal. 10) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam mewujudkan sekolah yang bersih dan hijau 11) Terdepan, terbaik, dan terpercaya dalam mengembangkan potensi budaya lokal dan nasional. 52

69 12) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam persaingan secara global. 13) Terdepan, terbaik dan terpercaya dalam pelayanan (Sumber: Buku Profil SD Alam Pacitan, 2013). b. Kesiswaan SD Alam Pacitan Penerimaan siswa baru di SD Alam Pacitan didasarkan pada kriteria atau syarat-syarat tertentu yaitu: 1) Umur minimal 6 tahun, apabila dibawah 6 tahun maka harus menandatangani surat perjanjian dan melampirkan surat keterangan dari Psikolog 2) Menyerahkan fotocopy Akte Kelahiran dan Kartu Keluarga sebanyak 2 lembar 3) Menyerahkan foto 3 x 4 sebanyak 3 lembar 4) Mengisi blangko identitas dan riwayat kesehatan siswa 5) Mengisi surat perjanjian antara orang tua dan sekolah 6) Membayar biaya pendaftaran (Sumber: Buku PSB SD Alam Pacitan, 2013) Daya tampung siswa SD Alam Pacitan tiap kelas sebanyak 20 anak. Apabila calon peserta didik yang mendaftar melebihi kapasitas daya tampung sekolah, maka SD Alam Pacitan memberlakukan system seleksi atau tes masuk. Adapun seleksi/tes masuk yang dilaksanakan meliputi tes kematangan/ kesiapan siswa masuk SD. Selain itu, SD Alam Pacitan menerima siswa berkebutuhan khusus (ADHD) dengan syarat orang tua menyediakan guru pendamping (shadow teacher). SD Alam Pacitan menerima siswa mutasi dari sekolah lain terbatas pada kelas 1 4, dengan memperhatikan jumlah siswa dalam kelasnya. yaitu : Saat ini SD Alam Pacitan memiliki program pembinaan siswa, 1) Pembinaan bakat dan minat siswa dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, meliputi pramuka, menggambar, sepak bola, 53

70 tari tradisional dan moderen, karawitan, Baca tulis Al Qur an, musik tradisional dan kontemporer, ensambel musik. 2) Pembinaan keteladanan dan leadership melalui outing, outbond, adventure, greencamp, fieldtrip. 3) Pembinaan/penanganan anak dilakukan dengan pedekatan home visit dan komunikasi antar guru dan orang tua siswa. 4) Pembinaan, penanganan dan pendampingan siswa berkebutuhan khusus (ADHD) dilakukan melalui guru pendamping (shadow teacher). (Sumber: Buku Pembinaan SD Alam Pacitan, 2013) c. Tenaga Pendidik SD Alam Pacitan Berdasarkan dokumentasi, tenaga pendidik di SD Alam Pacitan sebanyak 14 orang yang terdiri dari: satu kepala sekolah, enam guru kelas, dan 4 guru spesialis. Dari ke 14 guru tersebut 100 % memiliki kualifikasi pendidikan Sarjana (S-1) dan mampu mengoperasikan komputer. Agar mampu melaksanakan pembelajaran berbahasa Inggris, maka guru-guru diwajibkan mengikuti pelatihan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi (conversation). Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah. Kepala sekolah memiliki visi internasional, memiliki kompetensi managerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneur yang kuat. d. Tenaga Kependidikan Berdasarkan dokumentasi, tenaga kependidikan di SD Alam sebanyak 2 orang terdiri dari: satu orang tenaga administrasi dan satu penjaga sekolah. SD Alam belum mempunyai tenaga keuangan dan administrasi secara khusus, sehingga pekerjaan tersebut masih dikelola oleh tenaga guru. 54

71 e. Sarana dan Prasarana Kesiswaan SD Alam Pacitan SD Alam Pacitan menempati tanah seluas 1030 m 2 yang terletak di Jalan Brawijaya Belakang Kodim 0801 Balong Sidoharjo Pacitan. Lahan tersebut terdiri dari : 1) Ruang kepala sekolah : 1 2) Ruang guru dan UKS : 1 3) Ruang administrasi : 1 4) Ruang Kelas : 6 5) Ruang AV dan computer : 1 6) Ruang pertemuan : 1 7) Ruang seni : 1 8) Ruang music : 1 9) Ruang dapur : 1 10) Ruang Gudang : 1 11) Ruang Alat : 1 12) Halaman sekolah/ruang hijau : 3 13) Masjid : 1 (Sumber: Buku Inventaris SD Alam Pacitan, 2013) 55

72 Beberapa ruangan yang belum dimiliki oleh SD Alam Pacitan antara lain Perpustakaan, laboratorium IPA, ruang administrasi dan UKS yang memadai, serta ruang multimedia dan komputer yang lengkap. f. Penggunaan Bahasa Inggris dalam Kegiatan Belajar Mengajar Berdasarkan observasi di SD Alam Pacitan, mulai dari kelas satu semua mapel menggunakan bahasa pengantar pendamping yaitu bahasa Inggris yang meliputi : 1) Classroom English atau bahasa Inggris untuk tujuan pengelolaan kelas seperti menyapa siswa, mengabsen, mengecek kesiapan siswa, meminta siswa untuk tidak ramai, menyuruh siswa untuk mengerjakan sesuatu, dll. 2) English for the main lesson atau bahasa Inggris untuk tujuan mengelola materi ajar sehingga terjadi pembelajaran di kelas, seperti mendiskripsikan, menerangkan dan mendiskusikan konsep. Dalam pemenuhan standar proses, maka diupayakan hal-hal yaitu menjadi teladan bagi sekolah lainnya dan diperkaya dengan model pembelajaran yang aktif, kreatif, bervariatif dan inovatif. Sekolah sedang dalam pelaksanaan program yang menumbuhkan kreativitas siswa dan guru berupa workshop keterampilan dan diwujudkan dalam program pengembangan diri (menggambar, baca tulis Al-Quran, musik, karawitan, beberapa cabang olahraga dan lain-lain). 56

73 Sekolah melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam proses belajar mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian siswa, guru dan masyarakat dalam melestarikan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Penerapan strategi PBM antara lain: student centered, reflective learning, active learning, enjoyable and joyful learning, nature learning, cooperative learning, quantum learning, learning revolution, dan contextual learning. g. Program Kerja SD Alam Pacitan Program kerja SD Alam Pacitan meliputi program kerja jangka pendek, program kerja jangka menengah dan program kerja jangka panjang. 1) Program Kerja Jangka Pendek a) Peningkatan mutu guru melalui pelatihan, seminar, workshop dan study banding b) Peningkatan Sarana Prasarana sekolah yang menunjang c) Pengenalan siswa dalam pembelajaran IT dan Bhs Inggris, Budaya, etika hidup bermasyarakat d) Sosialisasi kepada siswa, guru, orang tua, dan masyarakat tentang pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran dan pencegahan kerusakan lingkungan. e) Peningkatan kompetensi siswa melalui olimpiade sains Kuark, Olimpiade MIPA, siswa berprestasi, kejuaraan olah raga, seni budaya, lingkungan dan agama. f) Peningkatan karakter anak melalui kegiatan life skill, outing, adventure, green camp,out bound, enterprenuership (kewirausahaan) g) Ikut serta dalam lomba sekolah di bidang Adiwiyata, 3R dan KMDM h) Tingkat kelulusan anak 100%. i) Kegiatan advokasi lingkungan kepada masyarakat luas. 2) Program Kerja Jangka Menengah a) Sistem administrasi akademik berbasis ICT 57

74 b) Pembinaan bakat dan minat siswa ditangani oleh tenaga ahli dibidangnya c) Pembinaan dan penanganan siswa dengan masalah khusus ditangani oleh ahlinya d) Penggunaan Bahasa Inggris secara aktif bagi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. e) Peningkatan mutu guru melalui pelatihan, study banding,workshop f) Peningkatan leardership para guru. g) Mengoptimalkan web dan blog sekolah. h) Penambahan fasilitas berupa ruang perpustakaan. i) Menambah referensi buku pegangan guru dan siswa. j) Penambahan fasilitas berupa laboratorium IPA. k) Penambahan fasilitas laboratorium komputer dan ruang multimedia. l) Meningkatkan pengetahuan siswa tentang budaya lokal dan budaya Indonesia. m) Meningkatkan wawasan Hidup siswa tentang budi pekerti dalam bermasyarakat dan dalam pelestarian lingkungan hidup. n) Perbaikan sarana dan prasarana sekolah. o) Kerjasama dengan individu,sekolah, intansi lokal, nasional dan internasional untuk pengembangan mutu sekolah. p) Menciptakan sekolah berwawasan lingkungan. q) Memiliki tempat penjualan aneka kreatifitas anak. 3) Program Kerja Jangka Panjang a) Proses pembelajaran sepenuhnya sudah menggunakan ICT. b) Sistem penilaian sudah sesuai dengan standar Internasional c) Menjadi sekolah green school. d) Berprestasi di bidang cinta lingkungan, pelestarian lingkungan tingkat Nasional. e) Siswa beprestasi di tingkat Nasional dan Internasional di bidang akademik dan non akademik. f) Pembangunan gedung sekolah serta sarana dan prasarananya yang ramah lingkungan. (Sumber: Buku Program Kerja SD Alam Pacitan, 2013) h. Kegiatan Pengembangan Berdasarkan dokumentasi kegiatan pengembangan di SD Alam Pacitan meliputi : 1) Peserta didik : 58

75 a) Mengembangkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang berkarakter, beraklak mulia, berbudi luhur dan berbudaya lingkungan b) Pengembangan peserta didik melalui penguatan akhlak dengan Kegiatan TPA, Pondok Ramadhan, Perayaan Hari Besar Agama. c) Peduli terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya Indonesia. d) Melatih peserta didik untuk disiplin dan bermotivasi tinggi agar mampu bersaing di dunia internasional. e) Mengembangkan kreatifitas, pemahaman dan kemampuan inovasi peserta didik sehingga menjadi pemikir yang kreatif, mampu memecahkan masalah, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. f) Mengadakan pentas seni secara berkala. g) Mengembangkan kemampuan komunikasi peserta didik dengan sekurang-kurangnya satu bahasa asing dan bidang ICT sebagai daya saing di dunia internasional. h) Menyiapkan peserta didik menjadi warga dunia yang bangga terhadap budaya bangsanya dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap budaya bangsa lain, mampu berfikir kritis dan holistik, memecahkan masalah, mandiri, dan dapat bekerja sama serta mengembangkan budaya local. i) Membantu peserta didik belajar bagaimana strategi dan ketrampilan belajar yang bermakna melalui kegiatan praktek langsung. 59

76 j) Membuat kelompok belajar, melatih diskusi kelompok. k) Menyiapkan peserta didik dengan ketrampilan dan pengetahuan tertentu untuk melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan selanjutnya seperti riset, komunikasi, dan penulisan karya ilmiah. l) Mengadakan outbound, outing class, field trip, greencamp mendatangkan narasumber. 2) Guru dan Karyawan : a) Peningkatan mutu guru, karyawan melalui pelatihan, study banding, KKG, workshop, dan seminar b) Pengembangan kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran c) Peningkatan kinerja guru dan karyawan dalam upaya menyiapkan guru yang handal d) Peningkatan jenjang pendidikan guru dan karyawan e) Pembinaan rohani dan kedisiplinan guru dan karyawan 3) Sekolah : a) Administrasi sekolah berbasis ICT b) Pengadaan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan c) Memperluas Kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun internasional d) Pengelolaan managemen sekolah yang baik 4) Masyarakat : 60

77 a) Peningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian alam dan Lingkungan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan. b) Peningkatkan kesadaran masayarakat tentang lingkungan melalui penyuluhan dan sosialisasi. i. Kurikulum SD Alam Pacitan Berdasarkan dokumentasi, sebagai acuan dalam operasional sekolah, SD Alam Pacitan mengacu pada: a. PP No. 22 Tahun 2006, yaitu dengan: 1) Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2) Memenuhi Standar Isi (SI) 3) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) b. Kurikulum SD Alam Pacitan terintegrasi dalam: 1) Pendidikan Akhlak melalui konsep teladan pengembangan EQ (Emotional Quontient), SQ (Spiritual Quotient) dan lingkungan sosial (society) yang diimplementasikan secara praktis untuk mewujudkan generasi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia 2) Pendidikan Sains dan teknologi disusun secara holistik menggunakan spider web agar logika ilmiah siswa berkembang secara integral, sehingga mampu atau terbiasa berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan 61

78 mandiri, mengamati fenomena alam, dan melakukan eksperimen dengan pemanfaatan teknologi. 3) Pendidikan Leadership upaya membentuk karakter anak yang memuncak pada kepemimpinan dengan mengembangkan nilai-nilai jujur, tanggung jawab, religious, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, toleransi, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, gemar membaca, rajin menabung, amanah, kerjasama, keberanian, persahabatan, menghargai prestasi dan percaya diri untuk menunjang KBM, dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat di Sekolah Alam Pacitan School Of Exploring. 4) Pendidikan Enterpreneurship/Kewirausahaan Mengembangkan ketrampilan, potensi dan kemampuan berwirausaha anak melalui kegiatan kantin sekolah, pameran karya dan bazaar. 5) Pendidikan Seni Upaya untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni baik dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup dan menciptakan kebersamaan yang harmonis. 6) Pendidikan Lingkungan 62

79 Menyelaraskan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, seni dan budaya yang berwawasan lingkungan dalam upaya pelestarian dan pencegahan pencemaran lingkungan. c. Program SD Alam Pacitan mengacu pada PP No. 22 Tahun X (adalah mata pelajaran lokal yang terintegrasi ke dalam kurikulum SD Alam Pacitan) d. Aspek kurikulum 1) Menggunakan literature Internasional (Singapura) untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. 2) Mengembangkan kreatifitas, pemahaman dan kemampuan inovasi siswa sehingga menjadi pemikir yang kreatif, mampu memecahkan masalah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 3) Mengedepankan pendidikan karakter. 4) Melestarikan budaya local dan nasional. 5) Pemanfaatan alam semesta sebagai sumber belajar. 6) Kepedulian terhadap lingkungan hidup. Struktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas IV. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Kurikulum SD Alam memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. (tabel struktur kurikulum SD Alam) 63

80 2) Pembelajaran pada kelas I III dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Sedangkan pada kelas IV VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. 3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum SD Alam Pacitan 4) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit. 5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah minggu. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Adapun muatan lokal yang ada pada struktur kurikulum SD Alam Pacitan meliputi: 1) Muatan lokal wajib Muatan lokal wajib yakni bahasa jawa, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa Jawa dan untuk melestarikan Bahasa dan Budaya Jawa. 2) Muatan lokal Pilihan Sekolah a) Bahasa Inggris Bertujuan untuk membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap Iptek, mengenalkan siswa dengan keterampilan berbahasa Inggris sejak dini agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 64

81 b) Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) Bertujuan untuk memberikan ketrampilan di bidang Teknologi Informatika dan Komunikasi. c) GreenLab Bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengetahuan alam dalam arti luas (botani, zoology, dan ekologi). d) Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan siswa dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Muatan lokal wajib maupun pilihan sekolah harus diikuti oleh semua siswa mulai kelas I sampai dengan kelas IV. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri di SD Alam Pacitan terdiri atas : 1) Audio Visual Kegiatan pengembangan diri audio visual bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang suatu hal/pelajaran melalui media visual (elektronik), sehingga wawasan dan keilmuan siswa semakin jelas. Pembelajaran audio visual dilaksanakan setiap minggu sesuai jadwal masing-masing kelas. 2) Pramuka 65

82 Pramuka memberikan siswa kegiatan kepanduan dalam rangka menciptakan generasi yang mandiri, kuat, bertanggung jawab, disiplin, rajin dan mempunyai jiwa kepemimpinan serta cinta lingkungan. Kegiatan pramuka dilaksanakan setiap hari Sabtu mulai pukul WIB. Berdasarkan observasi di lapangan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD Alam Pacitan meliputi: Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), Olahraga (Sepakbola, Panjat tebing dan renang), Seni, Seni Karawitan / Gamelan, Seni Tari, Seni Lukis/Gambar, Perkusi, dan Kulintang. Pendidikan kecakapan hidup di SD Alam Pacitan diberikan melalui kegiatan pembiasaan rutin, terprogram, kegiatan keteladanan, kegiatan nasionalisme dan patriotisme, pembinaan siswa berprestasi, dan outdoor learning and training. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut: 1) Kegiatan pembiasaan rutin. Kegiatan pembiasaan rutin merupakan proses pembentukan akhlak, budi pekerti dan tingkah laku serta penanaman pembiasaan yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di sekolah. Adapun kegiatan pembiasaan tersebut meliputi: a) Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan b) Sholat dhuha berjamaah c) Sholat dhuhur berjamaah d) Sholat jum at berjamaah e) Mengaji (Iq ra) 66

83 f) Hafalan surat-surat pendek, do a dan dzikir g) Senam pagi h) Pemeriksaan kesehatan setiap pagi meliputi kuku, gigi dan telinga i) Sabtu bersih j) Piket kelas dan sekolah k) Pengamatan/observasi dan perawatan tanaman l) Menabung sampah m) Membaca (reading time) 2) Kegiatan pembiasaan terprogram Kegiatan pembiasaan terprogram dilaksanakan di tingkat kelas maupun sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan pada anak tentang unsur-unsur baru dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi kemajuan perkembangan anak. Adapun kegiatan pembiasaan terprogram meliputi: a) Pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Besar Islam (1) Pondok Ramadhan (2) Idul Adha (3) Tahun Baru Hijriyah (4) Maulid Nabi Muhammad SAW (5) Isra Mi raj b) Pelaksanaan Hari Lingkungan (1) Peringatan Hari Ozon (16 September) (2) Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa (5 November) 67

84 (3) Peringatan Hari Menanam Pohon (28 November) (4) Peringatan Gerakan 1 Juta Pohon (10 Januari) (5) Peringatan Hari Sampah (21 Februari) (6) Peringatan Hari Kehutanan Sedunia (20 Maret) (7) Peringatan Hari Air (22 Maret) (8) Peringatan Hari Bumi (22 April) (9) Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati (22 Mei) (10) Peringatan Hari Lingkungan Hidup (5 Juni) c) Pameran dan pentas karya seni Pameran dan pentas karya seni ini merupakan perwujudan apresiasi sekolah terhadap karya anak baik berupa tarian, lagu, perkusi maupun hasil karya. Pameran ini diadakan bekerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. d) Bazaar Bazaar merupakan kegiatan yang dilakukan sekolah untuk memanfaatkan barang bekas,dimana dalam kegiatan tersebut dijual barang-barang layak pakai. e) Pemilihan Green Ambassador (duta lingkungan hidup) Pemilihan Green Ambassador diadakan satu tahun sekali di masing-masing kelas. Setiap perwakilan Green Ambassador kelas berkewajiban menyampaikan informasi tentang lingkungan kepada semua warga sekolah dengan jadwal yang telah ditentukan. f) Pawai sepeda hias 68

85 Acara pawai sepeda hias SD Alam Pacitan mempunyai tujuan utama sebagai gerakan advokasi lingkungan. SD Alam menggunakan bahan bekas untuk menghias sepeda. 3) Kegiatan keteladanan a) Pembinaan Kedisiplinan b) Penanaman nilai akhlak c) Penanaman budaya minat baca d) Penanaman budaya bersih lingkungan kelas dan sekolah e) Penanaman budaya lingkungan hijau 4) Kegiatan nasionalisme dan patriotism a) Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus) b) Hari Pramuka (14 Agustus) c) Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober) d) Hari TNI (5 Oktober) e) Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober) f) Hari Pahlawan (10 November) g) Hari Ibu (22 Desember) h) Hari Jadi Pacitan (19 Februari) i) Hari Kartini (21 April) j) Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) 5) Pembinaan siswa berprestasi Sekolah memberikan bimbingan dan pembinaan bagi siswa berprestasi, peserta Olimpiade Sains Kuark, siswa peserta Olimpiade 69

86 IPA dan Matematika, siswa yang mengikuti perlombaan akademik ataupun non akademik. 6) Outdoor learning and training a) Kunjungan belajar/outing Kunjungan belajar/outing dilakukan masing-masing kelas setelah mengajukan proposal dan disetujui Kepala Sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah wawasan anak lebih dalam terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan outing ini bekerjasama dengan berbagai pihak seperti: (1) Narasumber (2) Pelaku sejarah (3) Pemangku pemerintahan (DPRD, Bupati/Wakil Bupati) (4) Dinas Pertambangan dan energy (5) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (6) Dinas Kehutanan (7) Dinas Kesehatan (8) Kantor Desa/Kelurahan (9) Kantor Kecamatan (10) Kodim 0801 (11) Polresta Pacitan (12) Puskesmas Pacitan (13) PDAM, dll b) Outbond 70

87 Kegiatan outbond dilakukan sebagai upaya untuk melatih kemandirian, keberanian, jiwa pemimpin, disiplin dan tanggung jawab anak. Kegiatan ini dilakukan menyesuaikan jadwal kegiatan sekolah. c) Adventure Kegiatan adventure dilakukan untuk mendekatkan anak-anak terhadap alam sekitar. Memupuk kemandirian, tanggungjawab, leadership, disiplin, kerjasama, dan cinta lingkungan. Dalam kegiatan ini dilakukan pula kegiatan bersih-bersih lingkungan dan penanaman pohon. d) Green camp Green camp merupakan kegiatan menginap di suatu daerah di seluruh kecamatan di Pacitan. Kegiatan ini diadakan untuk mendekatkan anak-anak pada kehidupan nyata yang ada di masyarakat, menggalang persaudaraan, saling tolong menolong, gotong royong dan tenggang rasa. Dalam kegiatan ini pula dilakukan bakti sosial berupa pembagian bibit tanaman dan penanaman pohon pada lahan-lahan penduduk. e) Field trip Field trip adalah kegiatan wisata yang diadakan oleh kelas 4 dan 5 ke tempat-tempat yang memberikan pembelajaran dan memperdalam wawasan keilmuan siswa seperti Universitas, Kelompok Tani, Peternakan, Perkebunan dll. 71

88 j. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Berdasarkan dokumentasi, prosedur kenaikan kelas dan kelulusan di SD Alam Pacitan adalah sebagai berikut: 1) Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur sebagai berikut: a) Kriteria Kenaikan kelas (1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/pr, nilai tes tengah semester, dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran sesuai dengan SKBM. (2) Nilai rapor di kelasnya masing-masing. b) Penentuan Kenaikan Kelas (1) Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester yang telah diikuti (2) Siswa yang naik kelas ditentukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan Guru dengan mempertimbangkan SKBM, sikap/penilaian/budi pekerti, dan kehadiran siswa. (3) Tidak terdapat nilai dibawah SKBM (4) Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti 72

89 (5) Tidak terdapat Alpa (tanpa keterangan apapun) lebih dari 15 hari dalam satu tahun. (6) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya ditulis naik kelas. (7) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang dikelasnya. 2) Kelulusan Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar setelah: a. Kriteria Kelulusan (1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; (3) Lulus Ujian Sekolah / Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berlaku. b. Penentuan Kelulusan (1) Siswa yang lulus ditentukan oleh sekolah dalam rapat Dewan Guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/perilaku/budi pekerti siswa dan memenuhi kriteria kelulusan. 73

90 (2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijasah dan rapor sampai dengan semester 2 kelas VI sekolah dasar (3) Siswa yang tidak lulus tidak diberi ijasah dan mengulang di kelas terakhir. 2. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian dalam hal ini mengenai pelaksanaan program bimbingan konseling di SD Alam Pacitan. Dalam penelitian ini terdapat 5 orang informan penelitian. Subjek penelitian ini meliputi: satu kepala sekolah, dua guru/wali kelas dan dua siswa SD Alam Pacitan. Tabel 4 ini merupakan profil informan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan status jabatan. Tabel 4. Profil Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, dan Status Jabatan No Nama (Inisial) Jenis Kelamin Usia (Th) Tingkat Pendidikan Status Jabatan 1 BN Laki-laki 40 S1 PAUD Kepala 2 MW Perempuan 32 S1 Pertanian & Akta 4 Sekolah/Pengelola Guru Kelas VI 3 RA Perempuan 25 S1 PGSD Guru Kelas V 4 DN Laki-laki 12 - Siswa Kelas VI 74

91 5 GT Perempuan 11 - Siswa Kelas V (Sumber: Data primer yang diolah, 2013) Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa informan dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang (60%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang (40%). Selanjutnya jika dilihat berdasarkan usia informan cukup bervariatif untuk informan siswa antara tahun, sedangkan untuk informan kepala sekolah dan guru berkisar antara usia tahun, dimana pada usia tersebut masih termasuk usia produktif. Untuk tingkat pendidikan menunjukkan bahwa informan kepala sekolah dan guru secara keseluruhan tidak memiliki background pendidikan bimbingan dan konseling (BK), sehingga tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SD. Deskripsi subjek dalam penelitian secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Subjek BN BN adalah seorang kepala sekolah dan pendiri SD Alam Pacitan yang lahir pada tanggal 15 Mei 1973, dan saat ini beliau tepat berusia 40 tahun. Pendidikan terakhir BN adalah S1 PAUD di Universitas Negeri Surakarta. BN saat ini tinggal di Sidoharjo bersama isteri dan kedua anaknya. Istri BN saat ini bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah SMK swasta di Pacitan, dan anak BN yang pertama laki-laki saat ini duduk di bangku kelas IX SMP sedangkan anak kedua perempuan saat ini duduk di bangku kelas V SD. 75

92 Secara fisik BN merupakan laki-laki yang memiliki postur tinggi, kulit sawo matang, badannya besar dan memiliki rambut hitam lurus. BN memiliki hobi berolahraga dan olahraga yang paling BN sukai adalah bulutangkis dan volly. Selain sibuk dengan kegiatan-kegiatan di sekolahnya, BN juga sering menghabiskan waktu libur dan luangnya untuk bermain volly maupaun bulutangkis bersama teman-temannya. Di mata guru-guru dan murid-muridnya BN merupakan seorang bapak yang pandai, baik, peduli dengan lingkungan sekitar, suka menghibur orang dengan lelucon-leluconnya, namun tetap tegas dalam mengambil kebijakan. BN juga sering memberikan pengarahan dan bimbingan baik kepada guru-guru maupun siswa siswinya. Sifat BN yang demikian membuat seluruh elemen sekolah menghormati dan meneladani sosok BN sebagai kepala sekolah. b. Subjek MW MW merupakan seorang guru kelas VI di SD Alam Pacitan. MW lahir di Pacitan pada tanggal 25 Juni Pendidikan terakhir MW adalah S1 Pertanian di Universitas Gajah Mada, selanjutnya MW melanjutkan akta 4 agar memiliki surat ijin untuk mengajar. Saat ini MW telah menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan yang telah berumur 4 tahun. Suami MW adalah seorang pegawai Puskesmas. Secara fisik MW merupakan perempuan yang memiliki postur tubuh tinggi dan kurus serta memiliki kulit kuning bersih dan cantik. MW 76

93 memiliki hobi mengajar, ia sangat menyukai anak-anak sehingga ia sangat menikmati perannya sebagai guru meskipun latar belakang pendidikannya bukan dari keguruan, tetapi MW memiliki bakat yang sangat besar menjadi guru. MW merupakan sosok guru yang pandai, ramah dan dekat dengan siswa siswinya. Dalam menyampaikan materi pelajaran, MW selalu menyampaikannya dengan metode-metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta menyenangkan sehingga siswa tertarik dan mudah dalam mengikuti pelajaran. c. Subjek RA RA merupakan seorang guru kelas V SD Alam Pacitan. RA lahir di Yogyakarta pada tanggal 6 September 1988 dan saat ini RA berusia 25 tahun. Pendidikan terakhir RA adalah S1 PGSD di Universitas Negeri Semarang. Status RA saat ini masih lajang dan sekarang tinggal di Ploso bersama kedua orangtua dan dua adiknya. Orang tua RA bekerja sebagai guru dan adik RA yang pertama saat ini duduk di bangku kuliah semester 3 dan adik kedua saat ini duduk di bangku kelas X SMA. Secara fisik, RA merupakan perempuan yang memiliki postur tubuh yang kecil serta memiliki kulit bersih dan cantik. Selain memiliki hobi mengajar RA juga memiliki hobi lain yakni membaca dan menari tradisional. RA selalu menghabiskan waktu luangnya untuk membaca buku-buku dan menari di salah satu sanggar tari di Pacitan. Siswa-siswi di SD Alam Pacitan sangat senang ketika diajar oleh RA. Dalam menyampaikan materi pelajaran RA selalu menyelingi dengan permainan 77

94 sehingga siswa merasa antusias mengikuti pelajaran dan siswa menjadi aktif, tidak ngantuk. RA juga merupakan seorang guru yang humoris, Ia selalu memberikan lelucon di sela-sela obrolannya sehingga guru-guru dan siswa siswinya senang kepadanya. Di mata guru-guru dan kepala sekolah RA juga merupakan sosok yang disenangi, karena ia selalu disiplin dan suka menolong siapapun yang membutuhkan bantuannya. d. Subjek DN DN merupakan salah satu siswa kelas VI di SD Alam Pacitan, lahir di Semarang pada tanggal 2 Februari 2001 dan saat ini DN berusia 12 tahun. DN merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik DN perempuan saat ini duduk di bangku kelas II SD. DN tinggal bersama adik dan kedua orang tuanya. Ayah DN adalah seorang pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Pacitan dan Ibu DN adalah seorang ibu rumah tangga. Secara fisik DN adalah seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi, gendut, dan memiliki kulit hitam berambut kriting. DN memiliki hobi bermain bola. DN selalu menghabiskan waktu luangnya untuk bermain bola bersama teman-temannya. Di mata teman-temannya DN merupakan anak yang pandai, baik, ramah dan tidak sombong. Akibat sifatnya yang baik, DN memiliki banyak teman baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Di kelas DN juga merupakan siswa yang aktif, ia selalu bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum ia pahami, ia juga rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan 78

95 oleh guru, sehingga DN memiliki prestasi di sekolahnya. Hal itu terbukti setelah ujian semester DN selalu menjadi juara di kelasnya. e. Subjek GT GT merupakan salah satu siswa kelas V SD Alam Pacitan, lahir di Solo pada tanggal 15 April 2002 dan saat ini GT berusia 11 tahun. GT merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakak GT Laki-laki saat ini duduk di bangku kelas X SMA dan adik GT juga laki-laki saat ini duduk dibangku kelas 2 SD. GT tinggal bersama kedua saudaranya dan kedua orang tuanya. Ayah GT adalah seorang kepala sekolah di salah satu SMA Negeri di Pacitan dan Ibu GT adalah seorang bidan. Secara fisik GT adalah seorang perempuan yang memiliki postur tubuh kecil, kurus, memiliki kulit putih dan rambut hitam lurus. GT memiliki hobi membaca, ia selalu menghabiskan waktunya untuk membaca baik buku-buku pelajaran maupun komik-komik seperti conan. Di mata teman-teman GT merupakan sosok gadis kecil yang pendiam. GT juga memiliki sifat yang ramah dan baik dengan teman-temannya, Akibatnya GT memiliki banyak teman baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan tempat tinggalnya. Di kelas GT kurang aktif bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum ia ketahui. GT lebih senang membaca-baca buku sendiri di perpustakaan mengenai materi yang belum ia ketahui, Ia tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya secara langsung karena GT anaknya pendiam dan pemalu. 79

96 3. Reduksi Data Penelitian a. Subjek BN 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling a) Perencanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan belum dilakukan secara tertulis. b) Sudah tersedia buku penghubung antara guru dengan orang tua. c) Sudah tersedia buku konsultasi untuk guru dengan orang tua siswa. Melalui buku tersebut, orang tua dapat mengetahui segala perkembangan anaknya di sekolah ini. d) Persiapan yang sudah dilakukuan di SD Alam Pacitan dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya menyiapkan data administrative seperti buku catatan anak. e) Pihak sekolah selalu memberikan sosialisasi mengenai layanan bimbingan dan konseling pada awal tahun kepada seluruh tenaga pengajar. 2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling a) Bimbingan belajar yang dilaksanakan berupa layanan belajar contohnya menambah jam pelajaran bagi kelas VI yang telah mendekati waktu ujian. b) Pelaksanaan layanan belajar untuk kelas lain diberikan tambahan jam belajar yang dilaksanakan setelah selesai jam pelajaran/pulang sekolah langsung les. 80

97 c) Layanan home visit berupa pemanggilan orang tua ke sekolah untuk melakukan konsultasi tentang penurunan prestasi belajar siswa. d) Layanan home visit dilakukan saat pembagian hasi mid semester dan waktu tersebut dijadikan sarana diskusi orang tua murid dengan guru kelas masing-masing. e) Bimbingan sosial yang diberikan di SD Alam Pacitan ini dengan mengembangkan keterampilan sosial seperti outing atau berkunjung ke tetangga sekitar sekolah. Contohnya pada hari raya idul qurban siswa siswai SD Alam Pacitan membagikan daging kurban ke tetangga sekitar sekolah dan panti sosial. f) Bimbingan pribadi yang diterapkan di SD Alam Pacitan ini adalah karena konsep sekolah berbasis alam, jadi harapan kepala sekolah dan guru-guru bahwa sekolah bukan tempat yang menyeramkan, tetapi tempat yang menyenangkan bagi siswa-siswa SD Alam Pacitan. Bimbingan pribadi lainnya yang diterapkan adalah pemanggilan sebutan untuk kakak kelas dan adek kelas. Apabila ada siswa yang melakukan kesalahan, siswa-siswi SD Alam Pacitan siap menerima konsekuensi. g) Bimbingan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan atau macammacam jenis jenjang pendidikan di SD Alam Pacitan ini memiliki program outting atau berkunjung ketempat-tempat tersebut, seperti ke SMP, MTs ataupun Ponpes dan untuk eksploitasi dunia karir pada setiap hari sabtu tersebut, selain ada kegiatan ekstra terkadang pula 81

98 diadakan bazar baju layak pakai yang baju tersebut disumbangkan oleh anak-anak sendiri dan dijual di halaman sekolah. Terkadang juga diadakan lomba memasak, bahkan juga kita mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh pihak luar. 3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling a) Layanan bimbingan dan konseling di SD Alam sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. b) Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan ini, sudah berjalan dengan baik, akan tetapi terdapat faktor penghambat yaitu belum tersedianya guru BK dan faktor orang tua yang kurang tanggap dengan perkembangan anaknya. b. Subjek MW 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling a) Perencanaan dan persiapan yang dilakukan di SD Alam Pacitan yaitu menyiapkan materi layanan bimbingan konseling dan hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibahas di kelas. b) Metode pembelajaran yang akan digunakan di kelas tidak dibuat setiap hari. 2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling a) Kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru kelas. b) Pelaksanaan layanan belum terlaksana secara penuh. 82

99 c) Program layanan bimbingan belajar tambahan untuk persiapan dini siswa kelas VI yaitu dengan mengerjakan soal-soal mulai dari kelas IV sampai kelas VI. d) Bimbingan sosial yang dilaksanakan di SD Alam Pacitan ini diberlakukan dari siswa kela I sampai kelas VI. Contohnya pada saat ada yang berkelahi, kita tidak langsung memberikan hukuman, tapi kita akan mengambil dulu anak tersebut, kita minta keterangan dari keduanya dan sebagai guru kita memfasilitasi mereka untuk kembali berdamai dan saling mengakui kesalahan dengan saling meminta maaf. e) Bimbingan pribadi yang diajarkan kepada siswa berupa bimbingan pribadi sudah harus dibiasakan sejak kecil, dan mulai dari lingkungan keluarga dan rumah. Di sekolah diajarkan dengan disiplin mengatur waktu belajar sendiri. f) Bimbingan karir yang dilaksanakan di SD Alam Pacitan ini seperti mengarahkan anak dalam memilih sekolah kelanjutan nanti, kalaupun nanti nilainya bagus anak bisa melanjutkan kesekolah favorit ataupun anak punya pilihan sendiri dan itupun harus ada dukungan peran dari orang tua. Kalau masalah pengembangan diri disediakan khusus pada hari sabtu, khusus untuk kegiatan ekstra, minat dan hobi anak-anak. 3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling a) Layanan bimbingan dan konseling di SD Alam sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 83

100 b) Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan ini, sudah berjalan dengan baik, akan tetapi terdapat faktor penghambat yaitu belum tersedianya guru BK dan faktor orang tua yang kurang tanggap dengan perkembangan anaknya. c) Layanan bimbingan yang diadakan di SD Alam Pacitan ini, lebih baik lagi jika sudah tertulis, jadi guru kelas bisa memahami lebih dalam. c. Subjek RA 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling a) Perencanaan dan persiapan yang dilakukan di SD Alam Pacitan yaitu menyiapkan materi layanan bimbingan konseling dan hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibahas di kelas. b) Metode pembelajaran yang akan digunakan di kelas tidak dibuat setiap hari. 2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling a) Pengarahan layanan bimbingan dari kepala sekolah, akan tetapi belum optimal. b) Guru kelas belum mengerti akan layanan bimbingan dan konseling. c) Layanan bimbingan belajar di SD Alam Pacitan ini mengadakan les tambahan pelajaran atau persiapan dini untuk siswa kelas VI. d) Bimbingan sosial yang dilakukan oleh guru kelas berupa pengarahan pentingnya menghargai sesama, kemudian melihat secara langsung 84

101 dikehidupan tentang interaksi sosial, sehingga anak lebih memahami jika langsung dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. e) Bimbingan pribadi juga diajarkan seperti memberi jadwal belajar siswa, agar siswa menjadi pribadi yang disiplin. 3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling a) Layanan bimbingan dan konseling di SD Alam sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. b) Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan ini, sudah berjalan dengan baik, akan tetapi terdapat faktor penghambat yaitu belum tersedianya guru BK dan faktor orang tua yang kurang tanggap dengan perkembangan anaknya. c) Layanan bimbingan yang diadakan di SD Alam Pacitan ini, lebih baik lagi jika sudah tertulis, jadi guru kelas bisa memahami lebih dalam. d) Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan ini, khususnya bagi para guru kelas bisa diadakan seminar yang membahas tentang layanan dan bimbingan konseling untuk siswa SD, serta pelatihan agar guru kelas juga dapat mengerti arti pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi siswa. d. Subjek DN 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling a) Perencanaan bimbingan dan konseling yang diberitahu oleh guru adalah saat awal tahun ajaran baru, seperti diberi catatan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. 85

102 2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling a) Bimbingan belajar yang dilakukan guru terhadap siswanya seperti les tambahan mata pelajaran khusunya persiapan menghadapi UAN dan UAS. b) Bimbingan sosial yang diberikan guru adalah dibentuknya kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerja sama, dan saling menghargai. c) Bimbingan karir yang sering diadakan disekolah kami, yaitu kunjungan ke tempat-tempat ramai seperti kantor, pasar, dinas, puskesma, bank, sekolah SMP dan SMA. 3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling a) Layanan bimbingan dan konseling yang telah diberikan oleh guru biasanya tentang pelajaran. Jika terdapat pelajaran yang belum paham, maka guru akan memberikan tambahan mata pelajaran atau les. b) Layanan bimbingan sosial terkadang guru membentuk kelompok belajar. c) Layanan bimbingan karir biasanya sering diajak ke tempat keramaian seperti dinas, puskesmas, bank, SMP dan SMA. d) Guru kelas dalam memberi materi hendaknya menggunakan metode dan media yang menarik bagi siswa untuk antusias memperhatikan materi tersebut. e. Subjek GT 86

103 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling a) Perencanaan bimbingan dan konseling yang diberitahu oleh guru adalah saat awal tahun ajaran baru, seperti diberi catatan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. 2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling a) Bimbingan belajar yang dilakukan guru terhadap siswanya seperti les tambahan mata pelajaran khusunya persiapan menghadapi UAN dan UAS. b) Bimbingan sosial yang diberikan guru adalah dibentuknya kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerja sama, dan saling menghargai. c) Bimbingan karir yang sering diadakan disekolah kami, yaitu kunjungan ke tempat-tempat ramai seperti kantor, pasar, dinas, puskesmas, bank, sekolah SMP dan SMA. 3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling a) Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan berisi tentang pelajaran. Biasanya diberikan jam tambahan dipakai untuk siswa yang belum paham dengan materi pelajaran. b) Bimbingan belajar dilakukan guru dengan memberikan jam tambahan untuk siswa yang belum paham akan materi pelajaran. 87

104 c) Layanan bimbingan sosial yang diberikan guru biasanya membagibagikan daging kurban ke tetangga sekitar sekolah. d) Layanan pribadi yang diajarkan disekolah yaitu membentuk kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, tujuannya agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerjasama, dan saling menghargai satu sama lain. e) Layanan bimbingan karir yang sering dilakukan dari sekolah yaitu mengunjungi ketempat kerja, seperti kantor, pasar, bank, sekolah SMP dan SMA. f) Guru kelas dalam memberikan materi hendaknya lebih berinovasi, agar siswa tidak cepat bosan dan jenuh. 4. Display Data Penelitian a. Perencanaan Bimbingan dan Konseling SD Alam Pacitan Dalam implementasi pencapaian kegiatan bimbingan konseling agar berjalan dengan baik diperlukan suatu perencanaan yang baik agar sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perencanaan merupakan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan. Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa disekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang 88

105 dilaksanakan pada periode tertentu, secara teratur dan berkesinambungan. Melalui bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi belajar, pribadisosial, dan karir. Sebelum pelaksanaan bimbingan dan konseling, terlebih dahulu guru membuat perencanaan mengenai materi bimbingan konseling yang akan diberikan kepada siswa di SD Alam Pacitan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah sekaligus pengelola SD Alam Pacitan mengungkapkan mengenai perencanaan layanan bimbingan dan konseling yang ada di SD Alam Pacitan sebagai berikut: Kalau secara tertulis memang belum ada layanan bimbingan dan konseling, akan tetapi di sekolah alam ini ada buku penghubung antara guru dengan murid dan buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Itu gunanya untuk menghubungkan atau menjadi alat komunikasi non verbal dari guru, murid dan wali murid. Kan pada intinya bimbingan dan konseling sebagai pelayanan kepada siswa tentang bimbingan belajar, sosial, pribadi dan karir. Melalui buku tersebut, orang tua dapat mengetahui segala perkembangan anaknya di sekolah ini. (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2014). Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan memang tidak ada secara tertulis tetapi sebelum melaksanakan kegiatan bimbingan konseling sekolah membuat persiapan berupa buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Fungsinya yaitu sebagai alat komunikasi non verbal dari guru, 89

106 murid dan wali murid. Melalui buku tersebut, orang tua dapat mengetahui segala perkembangan anaknya di sekolah. Mengenai persiapan yang dilakukan sekolah dalam melaksanaan bimbingan dan konseling, Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah sekaligus pengelola SD Alam Pacitan mengemukakan bahwa: Untuk persiapan dalam menyisipkan materi layanan bimbingan konseling hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibahas di kelas, dan metode pembelajaran yang akan digunakan di kelas tetapi tidak setiap hari buat, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan saya juga tidak paham dengan layanan bimbingan dan konseling (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan bimbingan belajar dan konseling, guru menyiapkan persiapan berupa perangkat pembelajaran, seperti satuan layanan (SATLAN ) dan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. b. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling SD Alam Pacitan Pelaksanaan dilakukan setelah ada sebuah perencanaan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan menunjukkan bahwa SD Alam Pacitan tidak memiliki program bimbingan dan konseling secara tertulis tetapi terdapat kegiatan yang menyerupai layanan-layanan yang ada dalam program bimbingan dan konseling. Selain itu, di SD Alam Pacitan belum ada guru yang memiliki latar 90

107 pendidikan bimbingan dan konseling (BK), sehingga pelaksanaan bimbingan dan konseling menjadi tidak terencana secara optimal. Mengenai pelaksanaan yang dilakukan sekolah dalam melaksanaan bimbingan dan konseling, Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah sekaligus pengelola SD Alam Pacitan mengemukakan bahwa: Walaupun program bimbingan konseling tidak ada yang tertulis, tetapi layanannya seperti layanan belajar contohnya menambah jam pelajaran bagi yang kelas VI karena sebentar lagi akan menghadapi ujian. Kalau untuk kelas-kelas yang lain tambahan jam belajar dilaksanakan setelah selesai jam pelajaran/pulang sekolah langsung les. (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2014). Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menyerupai layanan bimbingan dan konseling yakni berupa layanan belajar seperti menambah jam pelajaran bagi siswa kelas VI yang akan menghadapi ujian. Hasil wawancara tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara dengan MW (32 Tahun) selaku guru/wali kelas VI sebagai berikut: Secara tertulis pelatihan/pengarahan yang berkaitan dengan bimbingan konseling tidak ada, tapi kalau arahan dari kepala sekolah sudah pernah, akan tetapi itu belum terlaksana sepenuhnya. Saya hanya mengajar seperti biasanya. (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Keterangan di atas menunjukkan bahwa sebelum melaksanakan bimbingan konseling, guru telah mendapatkan pengarahan dari sekolah mengenai bimbingan dan konseling secara lisan tetapi pelaksanaan bimbingan dan konseling belum terlaksana dengan optimal. Hal ini 91

108 dikarenakan guru belum memahami konsep layanan bimbingan dan konseling. Keterangan tersebut juga sesuai dengan keterangan dari RA (25 Tahun) selaku guru/wali kelas V yang menyatakan bahwa: Dulu pernah ada pengarahan dari kepala sekolah tentang layanan bimbingan dan konseling tetapi tidak secara tertulis, jadi saya sendiri belum begitu paham. Saya hanya mengajar seperti biasanya (Hasil wawancara pada tanggal 29 Oktober 2013). Berdasarkan beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa mengenai layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan tidak ada secara tertulis hanya berupa pengarahan dari kepala sekolah, sehingga guru belum sepenuhnya memahami dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Berikut ini akan diuraikan kegiatan yang menyerupai layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. 1) Bimbingan Belajar Layanan bimbingan belajar merupakan layanan yang membantu anak pada aspek perkembangan belajar seperti dapat mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan dalam teknik belajar yang efektif, mampu belajar secara efektif, dapat menetapkan tujuan dan rencana belajar, dapat mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya serta memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan/evaluasi belajar. 92

109 Berdasarkan wawancara dengan Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah SD Alam Pacitan layanan bimbingan belajar yang dilakukan di SD Alam Pacitan adalah sebagai berikut: Ada penambahan jam belajar, pada pelajaran tertentu yang dirasa memang perlu ada penambahan jam dan itu tentu saja sudah ada koordinasi dan konsultasi dengan orang tua dan guru serta murid yang bersangkutan. Jadi apabila guru kelas mengetahui anak didiknya ada yang mengalami penurunan belajar atau penurunan penguasaan materi, guru kelas tersebut akan berkoordinasi dengan orang tua siswa dengan menghubungi orang tua siswa tersebut melalui pemanggilan ke sekolah atau melakukan home visit untuk melakukan konsultasi bahwa siswa tersebut mengalami penurunan hasil belajar atau penguasaan materi atau bahkan semangat minat dalam belajar. Biasanya pemanggilan orang tua ke sekolah itu pada saat pembagian hasil mid semester dan waktu tersebut dijadikan sarana diskusi antara orang tua murid dan guru kelas masingmasing (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa SD Alam Pacitan memberikan layanan bimbingan belajar dengan memberikan tambahan jam belajar pada siswa yang mengalami penurunan hasil dan minat belajar. Sebelum melakukan tambahan jam belajar, pihak sekolah berkoordinasi dan berkonsultasi dengan orang tua murid mengenai perkembangan anak di sekolah. Hasil wawancara tersebut juga sesuai dengan pendapat Ibu MW (32 Tahun) selaku guru/wali kelas VI yang juga mengemukakan bahwa: Kalau programnya dengan mengerjakan soal-soal mulai dari kelas IV sampai kelas VI. Untuk mengulang kembali materi dari kelas IV biar tidak lupa, sebab anak-anak sudah kelas VI, jadi buat persiapan mengadapi ujian nanti dan juga untuk bagi yang belum merasa paham anak-anak bebas untuk meminta saya sebagai gurunya untuk mengulangi pelajaran atau materi yang dirasa kurang dan saya juga 93

110 mewajibkan mereka untuk mengikuti les tambahan di luar sekolah (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa layanan bimbingan belajar yang dilakukan guru SD Alam Pacitan yaitu mengulang materi dan mengerjakan soal-soal pada siswa untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi pelajaran serta mewajibkan siswa untuk mengikuti les tambahan di luar sekolah. Hal ini ditunjukkan pada lampiran dokumentasi gambar 15. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Ibu RA (25 Tahun) selaku guru kelas V yang mengemukakan bahwa bimbingan belajar dilakukan di luar jam sekolah dengan memberikan les sebagai tambahan jam belajar untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak. Pendapat tersebut juga didukung oleh pendapat siswa yang mengatakan bahwa bimbingan belajar dilakukan guru dengan memberikan jam tambahan untuk siswa yang belum paham akan materi pelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan bimbingan belajar yang dilakukan pihak SD Alam Pacitan yaitu mengulang materi dan mengerjakan soal-soal pada siswa untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi pelajaran serta memberikan tambahan jam belajar pada siswa yang mengalami penurunan hasil dan minat belajar. Sebelum melakukan tambahan jam belajar, pihak sekolah sudah berkoordinasi dan berkonsultasi dengan orang tua murid mengenai perkembangan anak di sekolah. 2) Bimbingan Sosial 94

111 Bimbingan belajar dilakukan untuk membantu siswa agar mampu bergaul dan bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain, mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi dan dapat menyelesaikan konflik sosial. Mengenai bimbingan sosial yang dilakukan SD Alam Pacitan, Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah mengungkapkan sebagai berikut: Kalau untuk mengembangkan ketrampilan sosial di SD Alam ini mempunyai program outting atau berkunjung ketetangga sekitar sekolah. Pada hari besar tertentu seperti hari raya idul qurban mereka membagi-bagikan hasil hewan qurban pada tetangga sekitar sekolah dan membagi ketempat panti sosial (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa di SD Alam Pacitan memiliki program outting atau berkunjung ketetangga sekitar sekolah dan pada hari besar-besar tertentu mereka juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakt sekitarnya seperti pembagian hewan kurban. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Ibu MW (32 Tahun) selaku guru kelas VI yang mengemukakan mengenai bimbingan sosial yaitu: Menurut saya semua diperlakukan yang sama mulai dari kelas I sampai kelas VI. Contohnya pada saat ada yng berkelahi, kita tidak langsung memberikan hukuman, tapi kita akan mengambil dulu anak tersebut, kita minta keterangan dari keduanya dan sebagai guru kita memfasilitasi mereka untuk kembali berdamai dan saling mengakui kesalahan dengan saling meminta maaf. Baru setelah itu diberikan sanksi dengan mengikuti pelajaran di bawahnya (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa guru dalam bimbingan sosial dengan menjadi fasilitator dalam mengatasi masalah 95

112 dengan tujuan untuk mengajarkan pada siswa bahwa apabila mengalami konflik diselesaikan secara bijak dan bertanggungjawab. Pendapat tersebut juga tidak jauh berbeda dengan pendapat Ibu RA (25 Tahun) selaku guru/wali kelas V yang juga mengungkapkan bahwa: Memberikan pengarahan akan pentingnya menghargai sesama, kemudian melihat secara langsung dikehidupan tentang interaksi sosial, sehingga anak lebih memahami jika langsung dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari (Hasil wawancara pada tanggal 29 Oktober 2013). Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa bimbingan sosial dilakukan dengan memberikan pengarahan kepada siswa akan pentingnya menghargai sesama dan memberikan contoh konkrit tentang interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat lainnya mengenai bimbingan sosial dikemukakan oleh siswa DN (12 Tahun) dan GT (11 Tahun) bahwa untuk bimbingan sosial yang dilakukan guru biasanya suka dibentuk kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, tujuannya agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerjasama, dan saling menghargai satu sama lain. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa bimbingan sosial yang dilakukan pihak SD Alam Pacitan yaitu dengan melakukan kegiatan outting, dimana siswa berkunjung ke tetangga sekitar untuk berinteraksi sosial seperti membagi-bagikan hasil hewan qurban, ke panti sosial, memberikan pengarahan pada siswa, dalam kegiatan pembelajaran di bentuk kelompok belajar (tim) serta melakukan 96

113 tindakan yang bijak dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan konflik agar menjadi contoh teladan bagi anak. Hal ini ditunjukkan pada lampiran dokumen gambar 12 dan 16. 3) Bimbingan Pribadi Bimbingan pribadi dilakukan untuk membantu agar anak memiliki pemahaman diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal keunikan yang ada pada dirinya, menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mengembangkan moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku, dapat membuat keputusan dengan baik. Mengenai bimbingan pribadi yang dilakukan SD Alam Pacitan, Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah mengungkapkan sebagai berikut: Di SD Alam ini kami menyebutnya bukan sekolah tetapi rumah kedua setelah rumah mereka masing-maisng. Bahkan disini mereka ke sekolah tidak memakai seragam seperti sekolah-sekolah lainnya, Cuma pada hari senin saja mereka memakai seragam merah putih. Karena konsep sekolah kami yang berbasis alam itu jadi kami sebagai kepala sekolah dan guru-guru yang lain berharap bahwa sekolah bukan merupakan merupakan tempat yang menyeramkan, tapi tempat yang menyenangkan selayaknya dirumah mereka. Disini juga diterapkan pemanggilan ke adek kelasnya dengan sebutan dek dan memanggil tingkatan atasannya dengan panggilan mas, mbak, maupun kakak. Dan mereka sangat terbuka dengan guru-guru mereka, serta apabila mereka melakukan kesalahan mereka dengan siap bertanggung jawab konsekuensinya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa siswa di SD Alam Pacitan tidak memakai seragam seperti sekolah-sekolah lainnya karena mereka memiliki konsep sekolah berbasis alam. Anak-anak di SD Alam Pacitan juga sangat terbuka dengan guru-gurunya, mereka 97

114 siap bertanggung jawab dan menerima konsekuensinya apabila melakukan kesalahan. Hasil wawancara di atas sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh Ibu MW (32 Tahun) mengenai bimbingan pribadi adalah sebagai berikut: Hal seperti itu harus dibiasakan sejak kecil, dimulai dari rumah. Jadi ketika sudah mulai sekolah seperti ini mereka tidak kaget lagi dengan mengatur jadwal waktu belajar mereka kalau dari pihak sekolah memberikan tempat yang nyaman untuk belajar di sekolah (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa bimbingan pribadi dapat dilakukan mulai dari hal kecil seperti dalam hal mengatur jadwal waktu belajar. Dengan jadwal waktu belajar yang baik, maka siswa secara tidak langsung akan menjadi pribadi yang disiplin. Tidak berbeda jauh dengan di atas, menurut RA (25 Tahun) mengenai bimbingan pribadi dilakukan dengan memberi jadwal belajar agar siswa menjadi pribadi yang biasa disiplin, memberikan kesempatan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masingmasing agar siswa lebih beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa bimbingan pribadi yang dilakukan oleh pihak SD Alam Pacitan yaitu dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan di sekolah, mengatur jadwal belajar agar siswa terbiasa menjadi pribadi yang disiplin, aktif dan berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas, aktif bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami, berani 98

115 tampil di depan kelas serta memberikan kesempatan beribadah agar meningkatkan keimanan dan ketagwaan siswa pada Tuhan YME. Hal ini sesuai dengan lampiran dokumen gambar 13 dan gambar 14. 4) Bimbingan Karir Bimbingan karir dilakukan untuk membantu siswa agar mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya, menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan, serta mengeksplorasi arah minat karir. Bimbingan karir yang dilakukan SD Alam Pacitan menurut Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah adalah sebagai berikut: Kalau untuk layanan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan atau macam-macam jenis jenjang pendidikan di SD Alam Pacitan ini memiliki program outting atau kita berkunjung ketempattempat tersebut, seperti ke SMP, MTs ataupun Ponpes dan untuk eksploitasi dunia karir pada setiap hari sabtu tersebut, selain ada kegiatan ekstra terkadang pula diadakan bazar baju layak pakai yang baju tersebut disumbangkan oleh anak-anak sendiri dan dijual di halaman sekolah. Terkadang juga diadakan lomba memasak, bahkan juga kita mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh pihak luar (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa layanan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan memiliki program outting atau berkunjung ketempat-tempat seperti SMP, MTs ataupun Ponpes dan untuk eksploitasi dunia karir pada hari sabtu selain ada kegiatan ekstra kadang-kadang juga diadakan bazar baju layak pakai serta lombalomba seperti lomba memasak maupun lomba-lomba yang diadakan 99

116 oleh pihak luar. Hal ini sesuai dengan lampiran dokumen gambar 6 dan gambar 11. Pendapat lain dikemukakan oleh guru MW (32 Tahun) selaku guru kelas VI mengenai bimbingan karir yaitu: Kalau di SD Alam membebaskan dan mengarahkan anak dalam memilih sekolah kelanjutan nanti, kalaupun nanti nilainya bagus anak bisa melanjutkan kesekolah favorit ataupun anak punya pilihan sendiri dan itupun harus ada dukungan peran dari orang tua. Kalau masalah pengembangan diri disediakan khusus pada hari sabtu, khusus untuk kegiatan ekstra, minat dan hobi anak-anak (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa SD Alam Pacitan membebaskan dan mengarahkan anak-anaknya dalam memilih sekolah kelanjutan dan semua itu harus ada dukungan dan peran dari orang tua. Beberapa pendapat di atas juga didukung oleh pendapat siswa DN (12 Tahun) dan GT (11 Tahun) bahwa biasanya kita diajak ramai-ramai ketempat kerja, seperti kantor, pasar, Bank, sekolah SMP dan SMA. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa bimbingan karir yang dilakukan pihak SD Alam Pacitan diantaranya dengan berkunjung ketempat-tempat kerja seperti kantor, bank, dinas, puskesmas dan sekolah. Selain itu, memberikan pengarahan kepada siswa dalam memilih sekolah kelanjutan sesuai minat dan bakatnya. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan secara garis besar tidak memiliki program bimbingan dan konseling 100

117 secara tertulis tetapi terdapat kegiatan yang menyerupai layananlayanan yang ada dalam program bimbingan dan konseling. Kegiatan yang menyerupai layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan SD Alam Pacitan meliputi: 1) bimbingan belajar dengan mengulang materi dan mengerjakan soal-soal pada siswa untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi pelajaran serta memberikan tambahan jam belajar pada siswa yang mengalami penurunan hasil dan minat belajar. 2) bimbingan sosial dengan melakukan kegiatan outting, dimana siswa berkunjung ke tetangga sekitar untuk berinteraksi sosial seperti membagi-bagikan hasil hewan qurban, ke panti sosial, memberikan pengarahan pada siswa, dalam kegiatan pembelajaran di bentuk kelompok belajar (tim) serta melakukan tindakan yang bijak dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan konflik agar menjadi contoh teladan bagi anak. 3) layanan bimbingan pribadi dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan di sekolah, mengatur jadwal belajar agar siswa terbiasa menjadi pribadi yang disiplin serta memberikan kesempatan beribadah agar meningkatkan keimanan dan ketagwaan siswa pada Tuhan YME, 4) bimbingan karir dengan berkunjung ketempat-tempat kerja seperti kantor, bank, dinas, puskesmas dan sekolah. Selain itu, memberikan pengarahan kepada siswa dalam memilih sekolah kelanjutan sesuai minat dan bakatnya. 101

118 c. Evaluasi Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan. Tujuan utama dilakukan evaluasi yakni agar dapat diketahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SD Alam Pacitan. Evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, tidak ada penilaian secara khusus. Penilaian ini dilakukan dengan melihat pendapat dari siswa di SD Alam Pacitan mengenai bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru di SD Alam Pacitan serta mengamati dampak dari adanya bimbingan konseling secara umum. Berdasarkan hasil wawancara dengan DN (12 tahun) selaku siswa kelas VI SD Alam Pacitan mengungkapkan pendapat dia mengenai layanan bimbingan konseling yang dilakukan di SD Alam Pacitan sebagai berikut. Awalnya saya kurang paham dengan layanan bimbingan tersebut. Tetapi setelah guru memberikan bimbingan secara langsung dikelas, saya jadi paham. Layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh miss MW biasanya tentang pelajaran. Biasanya miss MW kasih jam tambahan buat yang belum paham. Kalau tentang bimbingan sosial biasanya miss Wulan suka membentuk kelompok belajar, tujuannya biar kita lebih akrab. Kalau untuk bimbingan karir biasanya kita diajak ramai-ramai ketempat kerja, seperti kantor, pasar, Bank, sekolah SMP dan SMA. (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Keterangan di atas menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar di SD Alam Pacitan sudah baik, siswa diberikan berbagai macam bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial dan bimbingan karir. Guru memberikan bimbingan dengan cara praktik secara langsung, 102

119 seperti belajar kelompok dan berkunjung ketempat kerja seperti kantor, pasar, bank sehingga siswa bisa lebih paham karena siswa dilibatkan untuk belajar secara langsung. Namun, siswa awalnya merasa bingung dengan adanya layanan bimbingan belajar yang tidak tertulis tersebut. Guru sebelumnya harus menjelaskan terlebih dahulu mengenai layanan bimbingan belajar. Hal senada juga diungkapkan oleh GT siswa kelas V SD Alam Pacitan. Ia mengungkapkan bahwa layanan bimbingan konseling yang ada di SD Alam Pacitan sebagai berikut. Layanan bimbingan di SD Alam Pacitan berisi tentang pelajaran. Biasanya diberikan jam tambahan dipakai untuk siswa yang belum paham dengan materi pelajaran. Bimbingan belajar dilakukan guru dengan memberikan jam tambahan untuk siswa yang belum paham akan materi pelajaran. Guru biasanya suka membentuk kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, tujuannya agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerjasama, dan saling menghargai satu sama lain. Untuk layanan bimbingan karir biasanya kita diajak ramairamai ketempat kerja, seperti kantor, pasar, Bank, sekolah SMP dan SMA. (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Keterangan di atas sama dengan keterangan yang diungkapkan oleh DN. Guru memberikan jam tambahan untuk siswa yang belum paham akan materi pelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok, tujuannya agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerja sama dan saling menghargai satu sama lain. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa dampak adanya pelaksanaaan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar di SD Alam Pacitan menjadikan siswa memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan/evaluasi belajar, mampu bergaul dan 103

120 bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain, dapat menyelesaikan konflik sosial, memiliki kebiasaan dan sikap yang baik dan mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya. Selain itu, respon orang tua siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan cukup baik, karena tidak adanya program secara tertulis dan pihak sekolah juga melakukan komunikasi yang cukup baik dengan orang tua siswa mengenai perkembangan anak. Namun demikian agar pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan berjalan lebih optimal perlu dilakukan tindak lanjut dengan adanya guru konselor secara khusus yang memiliki latar belakang BK. d. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan tentunya tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan adalah sebagai berikut: Kalau menurut saya faktor pendukungnya adalah sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak. Mereka bebas mengutarakan pendapat dan ideidenya dan seluruh tenaga pengajar dan seluruh staf memberikan layanan yang terbaik bagi anak-anak agar anak merasa nyaman dan betah disekolah. Sementara faktor penghambatnya yang pertama karena memang di SD Alam Pacitan ini belum mempunyai guru BK dan yang kedua ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya dan kurangnya informasi dari sekolah yang diterima oleh orang tua. Kadang 104

121 orang tua murid lebih percaya informasi dari luar daripada informasi sekolah (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan ide-ide serta adanya layanan prima yang dilakukan pihak sekolah agar siswa merasa nyaman di sekolah. Kemudian faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu belum mempunyai guru BK dan ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya. Keterangan tersebut juga tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara dengan Ibu MW (32 Tahun) selaku guru/wali kelas VI yang juga mengemukakan bahwa: Faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yakni adanya diskusi dengan sesama guru yang sudah berpengalaman dan kepala sekolah, sedangkan penghambat yang pertama karena disini belum mempunyai guru BK. Jadi kalau ada masalah mengenai bimbingan dan konseling hanya guru masing-masing yang menangani, orang tua dan kepala sekolah. Tetapi kadang ada orang tua yang tidak terima bila anaknya bermasalah di sekolah atau biasanya kita home visit dan memberikan solusi langsung dengan orang tua, atau biasanya dilakukan dengan pertemuan wali murid pada saat pembagian hasil mid semester. Pada waktu itu biasanya digunakan guru dengan berdiskusi kepada wali murid dan berkonsultasi mengenai perkembangan anaknya selama mengikuti pembelajaran baik kelancarannya maupun hambatan yang dialami anak pada saat di sekolah (Hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2013). Hasil wawancara tersebut juga didukung oleh Ibu RA (25 Tahun yang mengatakan bahwa fakor pendukung seperti adanya sharing dan hubungan yang akrab seluruh elemen sekolah, sedangkan faktor 105

122 penghambatnya tidak adanya guru BK. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti juga menunjukkan sarana dan prasarana yang ada di SD Alam Pacitan cukup memadai dalam mendukung kegiatan belajar dan layanan bimbingan konseling, sementara penghambatnya memang pihak sekolah tidak memiliki guru BK sehingga pelayanan bimbingan dan konseling hanya dilakukan sesuai pengetahuan guru dan kepala sekolah saja. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu: 1) siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya, 2) adanya layanan prima yang dilakukan pihak sekolah agar siswa merasa nyaman di sekolah, 3) adanya sharing dan diskusi dengan sesama guru yang sudah berpengalaman dan kepala sekolah mengenai layanan bimbingan, 4) adanya hubungan yang terjalin dengan akrab seluruh elemen sekolah, 5) adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan belajar dan layanan bimbingan. Sementara faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu 1) belum mempunyai guru BK, 2) ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya. 106

123 e. Upaya Yang Dilakukan SD Alam Pacitan Untuk Meminimalisisir Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Untuk mengatasi faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, pihak SD Alam Pacitan melakukan beberapa upaya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak BN (40 Tahun) selaku kepala sekolah adalah sebagai berikut: Pemberian reward dan punishment bagi siswa yang berprestasi atau melakukan hal baik dan pemberian hukuman yang mendidik bagi yang melakukan kesalahan dan pemberian jam belajar tambahan bagi yang memiliki kesulitan dalam hal penguasaan materi ataupun penurunan hasil belajar. Dengan adanya hal tersebut menjadikan anak lebih bersemangat dalam belajar, selain itu juga dilakukan koordinasi secara intens antara guru dengan kepala sekolah serta staf (Hasil wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013). Dari keterangan tersebut menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu dengan pemberian reward bagi siswa yang berprestasi atau melakukan hal baik dan punishment (pemberian hukuman yang mendidik) bagi yang melakukan kesalahan serta adanya koordinasi secara intens antara guru, staf dan kepala sekolah. Keterangan tersebut juga disesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan MW (32 Tahun) dan RA (25 Tahun) selaku guru di SD Alam Pacitan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu dengan pemberian reward bagi siswa yang berprestasi atau melakukan hal baik dan punishment (pemberian hukuman yang 107

124 mendidik) bagi yang melakukan kesalahan serta adanya koordinasi secara intens antara guru, staf dan kepala sekolah. 5. Verifikasi Hasil Penelitian a. Subjek BN Perencanaan di SD Alam Pacitan secara tertulis belum ada layanan bimbingan dan konseling, namun sudah tersedia buku penghubung dan buku konsultasi. Pelaksanaan kegiatan bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir sudah dapat dilaksanakan pada siswa-siswa, namun belum optimal hasilnya. Bimbingan layanan di SD Alam Pacitan yang perlu dievaluasi adalah perlu dukungan dari pihak sebagian orang tua yang belum ikut berpartisipasi dalam mengawasi perkembangan anakanya. b. Subjek MW Persiapan dalam mempersiapkan materi layanan bimbingan, guru kelas hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan dibahas. Pelaksanaan layanan yang sudah dilakukan di SD Alam Pacitan ini meliputi bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir. Guru kelas dalam memberikan layanan bimbingan sudah baik dan terlaksana, namun belum sepenuhnya membuahkan hasil yang maksimal. Evaluasi dari perencenaan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu pihak sekolah mengadakan seminar dan pelatihan untuk 108

125 para guru tentang pentingnya layanan dan bimbingan konseling bagi perkembangan siswa-siswa SD. c. Subjek RA Persiapan dalam mempersiapkan materi layanan bimbingan, guru kelas hanya menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan dibahas. Pengarahan layanan bimbingan dari kepala sekolah, akan tetapi belum optimal. Guru kelas belum mengerti akan layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan belajar di SD Alam Pacitan ini mengadakan les tambahan pelajaran atau persiapan dini untuk siswa kelas VI. Bimbingan sosial yang dilakukan oleh guru kelas berupa pengarahan pentingnya menghargai sesama, kemudian melihat secara langsung Pelaksanaan layanan yang sudah dilakukan di SD Alam Pacitan ini meliputi bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir. Guru kelas dalam memberikan layanan bimbingan sudah baik dan terlaksana, namun belum sepenuhnya membuahkan hasil yang maksimal. Evaluasi dari perencenaan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu pihak sekolah mengadakan seminar dan pelatihan untuk para guru tentang pentingnya layanan dan bimbingan konseling bagi perkembangan siswasiswa SD. 109

126 d. Subjek DN Perencanaan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, sudah terlaksana denga baik. Lebih menyenangkan lagi apabila guru kelas selalu memberikan inovasi baru saat memberikan materi, agar siswa tidak cepat jenuh. Evaluasi yang mungkin dialkukan adalah guru kelas lebih inovatif dalam memberikan materi, dan menggunakan media yang menarik. e. Subjek GT Perencanaan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan, sudah terlaksana denga baik. Lebih menyenangkan lagi apabila guru kelas selalu memberikan inovasi baru saat memberikan materi, agar siswa tidak cepat jenuh. B. Pembahasan 1. Perencanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan sudah dibuat dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak BN selaku kepala sekolah sekaligus pengelola SD Alam Pacitan mengungkapkan mengenai perencanaan layanan bimbingan dan konseling yang ada di SD Alam Pacitan. Sebelum melaksanakan kegiatan bimbingan konseling sekolah membuat persiapan berupa buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. 110

127 Fungsinya yaitu sebagai alat komunikasi non verbal dari guru, murid dan wali murid. Melalui buku tersebut, orang tua dapat mengetahui segala perkembangan anaknya di sekolah. Selain itu sekolah juga menyiapkan data administratid seperti buku catatan anak dan pihak kepala sekolah mensosialisasikan mengenai layanan bimbingan dan konseling pada awal tahun kepada seluruh tenaga pengajar. Hasil wawancara dengan MW selaku guru/wali kelas VI mengungkapkan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan bimbingan konseling, guru menyiapkan persiapan berupa perangkat pembelajaran, seperti satuan layanan (SATLAN) dan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan demikian perencanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam implementasi pencapaian tujuan belajar. Meskipun perencanaan bimbingan dan konseling sudah dibuat bersama oleh pihak sekolah, namun perencanaan harus dibuat lebih banyak lagi, agar dapat mencapai tujuan belajar yang lebih maksimal. 2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan secara garis besar tidak memiliki program bimbingan dan konseling secara tertulis tetapi terdapat kegiatan yang menyerupai layanan-layanan yang ada dalam program bimbingan dan konseling. Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan bapak BN selaku kepala 111

128 sekolah SD Alam Pacitan yang menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan memang tidak ada secara tertulis tetapi sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menyerupai layanan bimbingan dan konseling yakni berupa buku penghubung antara guru dengan murid dan buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Komponen BK komprehensif yang telah dilaksanakan di SD Alam Pacitan antara lain: 1) pelayanan dasar yang diberikan kepada siswa-siswa SD Alam Pacitan yaitu bimbingan kelas berupa diskusi kelas, pelayanan orientasi yang diberikan pada awal tahun ajaran baru, pelayanan informasi, bimbingan kelompok, pelayanan pengumpulan data, 2) pelayanan responsive yang telah diberikan kepada siswa-siswa SD Alam Pacitan namun berupa kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas dan referal (rujukan alih tangan), kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, kunjungan rumah, 3) perencanaan individual yang telah diberikan kepada siswa-siswa SD Alam Pacitan antara lain pelayanan penempatan misal bagi anak-anak yang berprestasi dalam ujian UAN, maka akan disarankan untuk mendaftar ke SMP favorit, 4) dukungan sistem yang telah diberikan kepada siswa-siswa SD Alam Pacitan yaitu pengembangan profesi misal didatangkan tokoh dari pemangku pemerintahan (Bupati), manajemen program, riset dan pengembangan, diadakan kegiatan field trip yang diadakan untuk kelas IV dan kelas V ke universitas, kelompok tani, peternakan, perkebunan, dll. 112

129 Selain itu, hasil wawancara tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara dengan MW selaku guru/wali kelas VI yang menunjukkan bahwa guru telah mendapatkan pengarahan dari sekolah mengenai bimbingan dan konseling secara lisan tetapi pelaksanaan bimbingan dan konseling belum terlaksana dengan optimal. Hal ini dikarenakan guru belum memahami konsep layanan bimbingan dan konseling. Demikian pula dengan dengan keterangan dari RA selaku guru/wali kelas V yang menyatakan bahwa dulu pernah ada pengarahan dari kepala sekolah tentang layanan bimbingan dan konseling tetapi tidak secara tertulis, jadi memang belum begitu paham. DN dan GT sebagai siswa SD Alam Pacitan juga menjelaskan mengenai bimbingan dan konseling yang berikan yaitu bimbingan sosial yang dilakukan guru biasanya suka dibentuk kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran, tujuannya agar siswa menjadi lebih akrab, dapat bekerjasama, dan saling menghargai satu sama lain. Selain itu biasanya siswa diajak ramai-ramai ketempat kerja, seperti kantor, pasar, Bank, sekolah SMP dan SMA. Hal ini tentunya mendukung dalam bimbingan karir siswa di masa depan. Dengan adanya kunjungan langsung ketempat kerja, maka siswa bisa menentukan citacitanya kedepan mau menjadi apa, sehingga memotivasi siswa untuk lebih rajin belajar. Kegiatan yang menyerupai bidang bimbingan dan konseling yang dilakukan SD Alam Pacitan meliputi: 1) bimbingan belajar dengan mengulang materi dan mengerjakan soal-soal pada siswa untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi pelajaran serta memberikan tambahan 113

130 siswa, dalam kegiatan pembelajaran di bentuk kelompok belajar (tim) serta melakukan tindakan yang bijak dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan konflik agar menjadi contoh teladan bagi anak. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan siswa memiliki jiwa sosialisme yang tinggi. 3) layanan bimbingan pribadi dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan di sekolah, mengatur jadwal belajar agar siswa terbiasa menjadi pribadi yang disiplin serta memberikan kesempatan beribadah agar meningkatkan keimanan dan ketagwaan siswa pada Tuhan YME, 4) bimbingan karir dengan berkunjung ketempat-tempat kerja seperti kantor, bank, dinas, puskesmas dan sekolah. Selain itu, memberikan pengarahan kepada siswa dalam memilih sekolah kelanjutan sesuai minat dan bakatnya. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu pada perkembangan siswa SD yang tengah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Materi bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Pengembangan pada bidang akademik/belajar meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat. Sementara pengembangan pada bidang karir meliputi: mengeksplorasi peluang-peluang karir mengeksplorasi latihanlatihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif. Kemudian pengembangan pada bidang sosial-pribadi meliputi pengembangan 114

131 konsep diri yang positif dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif (Depdiknas, 2007: 210). Program layanan bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pendidikan di sekolah diantarnya sekolah dasar (SD). Hal ini sesuai dengan pendapat Sunaryo Kartadinata, dkk (2002: 9) bahwa keberadaan bimbingan dalam pendidikan di SD, tidak hanya mengantarkan siswanya tamat belajar, melainkan membantu siswa mengembangkan kesiapan baik dari segi akademik, sosial, maupun pribadi untuk memasuki proses pendidikan di SMP. Bahkan pentingnya bimbingan dan konseling di SD juga tertuang dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X. Pada pasal 25 ayat I, dalam PP tersebut dikatakan bahwa 1) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, 2) bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Dengan demikian layanan bimbingan konseling merupakan layanan yang perlu dilakukan SD Alam Pacitan secara optimal. Meskipun bimbingan dan konseling telah dilakukan oleh SD Alam Pacitan, namun perlu dilakukan secara tertulis dan menjadi sebuah program. Adanya program bimbingan dan konseling secara tertulis, guru akan memiliki target yang jelas dalam ketercapaian tujuan sekolah. 115

132 3. Evaluasi bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan Tujuan utama adanya evaluasi yakni agar dapat diketahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SD Alam Pacitan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi hasil bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan sudah baik, hal itu berdasarkan dari respon siswa dan hasil observasi. Menurut DN Selaku siswa kelas VI SD Alam Pacitan mengungkapkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan sudah baik, siswa diberikan berbagai macam bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial dan bimbingan karir. Pelaksanaan bimbingan juga dilakukan secara langsung seperti belajar kelompok dan berkunjung ke tempat kerja seperti kantor, pasar dan bank. Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa dampak adanya pelaksanaaan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar di SD Alam Pacitan menjadikan siswa memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan/evaluasi belajar, mampu bergaul dan bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain, dapat menyelesaikan konflik sosial, memiliki kebiasaan dan sikap yang baik dan mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya. Selain itu, respon orang tua siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan cukup baik, karena tidak adanya program secara tertulis dan pihak sekolah juga melakukan komunikasi yang cukup baik dengan orang tua siswa mengenai perkembangan anak. Namun demikian agar pelaksanaan 116

133 bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan berjalan lebih optimal perlu dilakukan tindak lanjut dengan adanya guru konselor secara khusus yang memiliki latar belakang BK. Dengan adanya evaluasi bimbingan dan Konseling di SD Alam Pacitan maka kita bisa melihat dan menilai bagaimana program bimbingan dan konseling yang ada di SD Alam Pacitan. Berdasarkan respon siswa dan hasil observasi menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan sudah berjalan dengan baik. 4. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan Faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu: siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya, adanya layanan prima yang dilakukan pihak sekolah agar siswa merasa nyaman di sekolah, adanya sharing dan diskusi dengan sesama guru yang sudah berpengalaman dan kepala sekolah mengenai layanan bimbingan, adanya hubungan yang terjalin dengan akrab seluruh elemen sekolah, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan belajar dan layanan bimbingan. Sementara faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu belum mempunyai guru BK, dan ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya. 117

134 Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan sudah dilakukan dengan mengedepankan berorientasi pada siswa. Hal ini terbukti dengan diberikannya kebebasan kepada siswa dalam mengemukakan pendapat dan ide-ide serta pihak sekolah juga melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung perkembangan siswa. Adanya orientasi pada siswa sesuai dengan pendapat Myrick (1993: 11) yang menjelaskan bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi kepada pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah. Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan kurikulum sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman (2001:142) yang menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu: informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator dan evaluator. Berdasarkan uraian di atas, SD Alam Pacitan harus dapat memanfaatkan faktor pendukung yang ada dan meminimalisir faktor penhambatnya agar tidak menjadikan kegagalan dalam membantu perkembangan siswa baik dari aspek belajar, karir maupun sosial dan pribadi. 118

135 5. Upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu dengan pemberian reward bagi siswa yang berprestasi atau melakukan hal baik dan punishment (pemberian hukuman yang mendidik) bagi yang melakukan kesalahan serta adanya koordinasi secara intens antara guru, staf dan kepala sekolah. Selama ini pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD dilakukan oleh guru/wali kelas. Demikian pula dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan juga dilakukan oleh guru/wali kelas, meskipun belum ada peraturan secara tertulis mengenai program BK. Oleh karena itu, agar pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan berjalan lebih optimal dan sesuai dengan PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X. Pada pasal 25 ayat I tentang pelaksanaan BK, maka sebaiknya pihak SD Alam Pacitan menyusun program BK secara tertulis yang didukung adanya guru konselor secara khusus yang memiliki latar pendidikan dari BK. Untuk membantu memecahkan masalah pada peserta didik, cara pelaksanaan bimbingan oleh guru/wali kelas juga bisa dilakukan dengan (a) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik, (b) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (c) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (d) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) 119

136 mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik; tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur central" bagi peserta didik); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif. Dengan adanya program tertulis dan kerjasama dengan berbagai pihak, maka diharapkan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan dapat berjalan lebih optimal. C. Keterbatasan Penelitian Selama melakukan penelitian secara keseluruhan, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam proses penelitian. Keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini adalah pada hasil penelitian yang masih bersifat umum, hanya berdasarkan sudut pandang subjek sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah yang mengetahui program sekolah dan siswa yang merasakan kegiatan belajar mengajar di SD Alam Pacitan. Peneliti tidak dapat mencari informasi dari orang tua siswa secara mendalam 120

137 mengenai manfaat yang dirasakan anak bersekolah di SD Alam Pacitan dari aspek belajar, karir, dan sosial pribadi, hal ini karena keterbatasan mengakses data trianggulasi dan kemampuan peneliti yang belum mampu mengadakan pendekatan dengan orang tua siswa. 121

138 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan berupa buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Selain itu persiapan yang dilakukan sekolah dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya menyiapkan data administratif seperti buku catatan anak dan pihak kepala sekolah, mensosialisasikan mengenai layanan bimbingan dan konseling pada awal tahun kepada seluruh tenaga pengajar. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan secara formal belum memiliki program tapi sudah terintegrasi adanya kegiatan bidang bimbingan. Pelaksanaan bidang bimbingan di SD Alam Pacitan meliputi: bidang bimbingan belajar dengan mengulang materi dan mengerjakan soal-soal pada siswa untuk mengatasi kekurangpahaman siswa akan materi pelajaran serta memberikan tambahan jam belajar pada siswa yang mengalami penurunan hasil dan minat belajar, bidang bimbingan sosial dengan melakukan kegiatan outting, bidang bimbingan pribadi dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan di sekolah, mengatur jadwal 122

139 belajar, dan bidang bimbingan karir dengan berkunjung ketempat-tempat belajar, dan bidang bimbingan karir dengan berkunjung ketempat-tempat kerja seperti kantor, bank, dinas, puskesmas dan sekolah. Selain itu, memberikan pengarahan kepada siswa dalam memilih sekolah kelanjutan sesuai minat dan bakatnya. Evaluasi bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan terhadap kegiatan belajar mengajar menjadikan siswa memiliki keterampilan dan kesiapan untuk menghadapi ulangan/evaluasi belajar, mampu bergaul dan bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain, dapat menyelesaikan konflik sosial, memiliki kebiasaan dan sikap yang baik dan mengenal macam-macam pilihan kelanjutan studi ke jenjang berikutnya. 2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan adalah sebagai berikut: a. Faktor pendukung meliputi: siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya, adanya layanan prima yang dilakukan pihak sekolah agar siswa merasa nyaman di sekolah, adanya sharing dan diskusi dengan sesama guru yang sudah berpengalaman dan kepala sekolah mengenai layanan bimbingan, adanya hubungan yang terjalin dengan akrab seluruh elemen sekolah, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan belajar dan layanan bimbingan. 123

140 b. Faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan yaitu belum mempunyai guru BK, dan ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya. 3. Upaya yang dilakukan SD Alam Pacitan untuk meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu memecahkan masalah pada peserta didik, cara pelaksanaan bimbingan oleh guru/wali kelas juga bisa dilakukan dengan (a) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik, (b) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (c) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (d) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik; tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur central" bagi peserta didik); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif. 124

141 B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut: 1. Untuk mendukung pengembangan siswa secara optimal, hendaknya SD Alam Pacitan menyusun program bimbingan dan konseling secara tertulis, sehingga guru dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling memiliki pedoman yang jelas dan terarah. 2. Hendaknya SD Alam Pacitan bekerjasana dengan Dinas Pendidikan setempat dalam mengadakan pelatihan tentang layanan bimbingan dan konseling bagi guru-guru SD Alam Pacitan, sehingga guru kelas dapat memahami dan mengerti akan pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi siswa-siswinya. 125

142 DAFTAR PUSTAKA American School Counselor Association. (2005). The ASCA National Model: A Frame work For School Counseling Program. Second Edition. Alexandria, VA: Author. Anonim. (1995). Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Depdikbud. Asri Budiningsih. (2004). Pembelajaran Moral: Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan Bungin. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Penerbit UPI. Djohar. (2006). Guru, Pendidikan dan Pembinaannya (Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru). Yogyakarta: Grafika Indah. Dewa Ketut Sukardi. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Fathur Rahman. (2009). Bimbingan dan Konseling Komprehensif; Dari Paradigma Menuju Aksi. Disampaikan pada Workshop Penyusunan Program BK Komprehensif bertempat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Kerjasama Prodi BK UNY dan PD ABKIN DIY. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. ( Hamidi. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press. Gysbers, J. P., & Henderson, P. (2006). Developing & managing Your School Guidance and Counseling Program. Fourth Edision. Alexandria: American Counseling Association. Juntika Nurihsan & Akur Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan Konseling dan Konseling di SMA. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Juntika Nurikhasan. (2005). Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama. 126

143 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Draf Kurikulum 2013 : rasional,kerangka dasar,struktur,implementasi dan evaluasi kurikulum. Jakarta: Depdikbud. Kerlinger, Fred, N. (1973). Foundation of Behavioral Research. Holt, Rinehart Lexy Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mungin Eddy Wibowo. (2013). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Implementasi Kurikulum sumber: (Diakses pada tanggal 10 Juli 2013 pukul 19.00) Prayitno dan Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Rahman, S. Hibana. (2003). Bimbingan dan Konseling Pola 17. Yogyakarta : UCY press Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sunarya Kartadinata. (2008). Bimbingan Di Sekolah Dasar. Bandung: Depdikbud. Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Zainal Aqib. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Yrama Widya. 127

144 LAMPIRAN 128

145 TRANSKIP WAWANCARA Wawancara Peserta Didik Hari/ tanggal : Kamis Waktu : 09:30 Tempat : Sekolah Alam A. Identitas Diri Nama : Dani Nugroho (DN) Usia : 12 tahun Agama : Islam Kelas : VI Alamat : - B. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Apakah guru memberikan les tambahan belajar pada anda? Seperti apakah les tambahan belajar tersebut? Jawab: Bimbingan tentang pelajaran biasanya miss Wulan Kasih jam tambahan dipakai buat yang belum paham. 2. Apakah guru memberikan layanan bimbingan kepribadian pada anda? Seperti apakah layanan tersebut? Jawab: Saya kurang paham dengan layanan tersebut. 3. Apakah guru memberikan layanan sosial pada anda? Seperti apa layanan tersebut? Jawab: Kalau tentang bimbingan sosial biasanya miss Wulan suka membentuk kelompok belajar, tujuannya biar kita lebih akrab. 4. Apakah guru memberikan layanan bimbingan mengenai pekerjaan pada anak? Seperti apakah layanan tersebut? Jawab: Biasanya kita diajak ramai-ramai ketempat kerja, seperti kantor, pasar, Bank, sekolah SMP dan SMA. 129

146 Wawancara Peserta Didik Hari/ tanggal : Kamis Waktu : 09:30 Tempat : Sekolah Alam A. Identitas Diri Nama : Gita Tristanti (GT) Usia : 11 Tahun Agama : Islam Kelas : V Alamat : - B. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Apakah guru memberikan les tambahan belajar pada anda? Seperti apakah les tambahan tersebut? Jawab: Bimbingan tentang pelajaran biasanya diberikan jam tambahan dipakai untuk siswa yang belum paham dengan materi pelajaran. 2. Apakah guru memberikan motivasi kepada siswa seperti motivasi untuk menigkatkan kepercayaan diri? Jawab: guru biasanya memberikan motivasi ketika permainan seperti saat outbond, dari permainan-permainan itu guru selalu memberikan manfaatnya seperti meningkatkan percaya diri, keberanian, dll. 3. Apakah guru mengajak siswa untuk berkunjung ketetangga sekitar untuk berinteraksi sosial seperti membagi-bagikan hasil hewan kurban? Jawab: guru biasanya suka mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan pada masyarakat sekitar seperti membagikan hewan kurban, kadang-kadang ketika penduduk sekitar sedang ada kegiatan lain siswa juga sering dilibatkan. 4. Apakah guru mengajak siswa untuk study banding ke kantor-kantor atau pasar? Jawab: biasanya siswa diajak ramai-ramai ketempat kerja seperti pasar, kantor, sekolah, dll. 130

147 Wawancara dengan Guru Hari/ tanggal : Senin, 28 Oktober 2013 Waktu : Tempat : Ruang Guru A. Identitas Diri Nama : Miss Wulan (MW) Jabatan : Guru Kelas VI Usia : 32 tahun Agama : Islam Pendidikan : S1 Pertanian + Akta 4 Pekerjaan : Guru Alamat : Ploso B. Motivasi 1. Apa yang mendorong ibu/bapak menjadi pendidik di SD Alam Pacitan? Jawab: Motivasi yang pertama untuk bekerja. Tetapi semakin lama saya milai merasakan enjoy dan nyaman menjalani profesi saya sebagai tenaga pengajar di SD Alam Pacitan ini, walaupun dasar pendidikan saya bukan pendidikan. 2. Sejak kapan bapak/ibu menjadi pendidik di SD Alam Pacitan? Jawab: Sejak awal berdirinya SD Alam, yakni tahun Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan/pengarahan yang berkaitan dengan bimbingan konseling? Mohon dijelaskan! Jawab: Secara tertulis tidak ada, tapi kalau arahan dari kepala sekolah sudah pernah, akan tetapi itu belum terlaksana sepenuhnya. C. Layanan BK 1. Apakah sekolah membuat kebijakan tentang layanan bimbingan konseling untuk diterapkan bagi guru mata pelajaran? Jawab: Saya belum konsultasi dengan pihak kurikulum, jadi saya mengajar seperti biasanya. 2. Bagaimanakah persiapan yang anda lakukan dalam menyisipkan materi layanan bimbingan konseling di SD Alam Pacitan? 131

148 Jawab: Kalau saya dari perangkat pembelajaran yang dibahas di kelas, tetapi tidak setiap hari buat, karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. 3. Apakah anda di SD Alam Pacitan telah menyisipkan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik? Apa saja layanan tersebut? Jawab: Saya tidak paham dengan layanan tersebut. 4. Bagaimanakah anda dalam dalam menyisipkan layanan bimbingan belajar seperti sikap dan kebiasaan serta ketrampilan belajar yang efektif, pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok, pemantapan pengusaan materi program belajar di sekolah? Jawab: Kalau programnya dengan mengerjakan soal-soal mulai dari kelas IV sampai kelas VI. Untuk mengulang kembali materi dari kelas IV biar tidak lupa,sebab anak-anak sudah kelas IV, jadi buat persiapan mengadapi ujian nanti dan juga untuk bagi yang belum merasa paham anak-anak bebas untuk meminta saya sebagai gurunya untuk mengulangi pelajaran atau materi yang dirasa kurang dan saya juga mewajibkan mereka untuk mengikuti les tambahan di luar sekolah. 5. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan pribadi, seperti cara mengatur waktu belajar yang efektif, memahami keunikan pribasi, mengembangkan sifat yang positif, belajar bertanggung jawab pada diri sendiri? Jawab: Hal seperti itu harus dibiasakan sejak kecil, dimulai dari rumah. Jadi ketika sudah mulai sekolah seperti ini mereka tidak kaget lagi dengan mengatur jadwal waktu belajar mereka kalau dari pihak sekolah memberikan tempat yang nyaman untuk belajar di sekolah. 6. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan sosial seperti mengembangkan ketrampilan sosial, mengatasi konflik sosial dan sebagainya? Jawab: Menurut saya semua diperlakukan yang sama mulai dari kelas I sampai kelas VI. Contohnya pada saat ada yng berkelahi, kita tidak langsung memberikan hukuman, tapi kita akan mengambil dulu anak tersebut, kita minta keterangan dari keduanya dan sebagai guru kita memfasilitasi mereka untuk kembali berdamai dan saling mengakui kesalahan dengan saling meminta maaf. Baru setelah itu diberikan sanksi dengan mengikuti pelajaran di bawahnya. 7. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan sekolah, informasi sekolah, pengembangan minat dan hobi, eksploitasi dunia karir dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan pada diri siswa? 132

149 Jawab: Kalau di SD Alam membebaskan dan mengarahkan anak dalam memilih sekolah kelanjutan nanti, kalaupun nanti nilainya bagus anak bisa melanjutkan kesekolah favorit ataupun anak punya pilihan sendiri dan itupun harus ada dukungan peran dari orang tua. Kalau masalah pengembangan diri disediakan khusus pada hari sabtu, khusus untuk kegiatan ekstra, minat dan hobi anak-anak. D. Hasil 1. Bagaimanakah dampak layanan bimbingan terhadap KBM? Mohon dijelaskan? Jawab: Dengan memberikan jam tambahan pada anak yang dirasa mempunyai kekurangan dalam menangkap pelajaran. 2. Bagaimanakah respon siswa dan orang tua terhadap layanan bimbingan? Jawab: Selama ini orang tua dan siswa tidak ada masalah mungkin disebabkan karena bentuk layanannya belum tertulis. 3. Adakah tindak lanjut dari adanya hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling? Mohon dijelaskan tindak lanjutnya? Jawab: Mungkin karena disini belum ada guru Bknya, jadi kalau dari tindak lanjut itu dari guru kelasnya dengan koordinasi dengan kepala sekolah. E. Faktor pendukung dan penghambat 1. Adakah faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab : Caranya dengan sharing-sharing dengan teman lain yang sesama guru, yang sudah berpengalaman atau berdiskusi bersama dan tidak lupa kita juga berdiskusi dengan kepala sekolah. 2. Adakah faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab :Penghambat yang pertama karena disini belum mempunyai guru BK. Jadi kalau ada masalah mengenaia bimbingan dan konseling hanya guru masingmasing yang menangani dan orang tua maupun kepala sekolah. Tetapi kadang ada orang tua yang tidak terima bila anaknya bermasalah di sekolah atau biasanya kita home visit dan memberikan solusi langsung dengan orang tua, atau biasanya dilakukan dengan pertemuan wali murid pada saat pembagian hasil mid semester. Pada waktu itu biasanya digunakan guru dengan berdiskusi kepada wali murid dan 133

150 berkonsultasi mengenai perkembangan anaknya selama mengikuti pembelajaran baik kelancarannya maupun hambatan yang dialami anak pada saat di sekolah. Wawancara dengan Guru Hari/ tanggal : Senin, 28 Oktober 2013 Waktu : Tempat : Ruang Guru A. Identitas Diri Nama : Rasmi Anindita (RA) Jabatan : Guru Kelas V Usia : 25 tahun Agama : Islam Pendidikan : S1 PGSD Pekerjaan : Guru Alamat : Ploso B. Motivasi 1. Apa yang mendorong ibu/bapak menjadi pendidik di SD Alam Pacitan? Jawab: Motivasi yang pertama untuk bekerja. Kedua karena latar belakang pendidikan saya adalah menjadi guru SD. 2. Sejak kapan bapak/ibu menjadi pendidik di SD Alam Pacitan? Jawab: Tahun 2008, yakni sejak SD Alam Pacitan ini mulai berdiri 3. Apakah bapak/ibu mendapatkan pelatihan/pengarahan yang berkaitan dengan bimbingan konseling? Mohon dijelaskan! Jawab: Arahan dari kepala sekolah sudah pernah, akan tetapi itu belum terlaksana sepenuhnya. Untuk arahan yang tertulis samapi saat ini belum ada. 134

151 C. Layanan BK 1. Apakah sekolah membuat kebijakan tentang layanan bimbingan konseling untuk diterapkan bagi guru mata pelajaran? Jawab: Dulu pernah ada pengarahan dari kepala sekolah tentang layanan bimbingan dan konseling tetapi tidak secara tertulis, jadi saya sendiri belum begitu paham. Saya hanya mengajar seperti biasanya. 2. Bagaimanakah persiapan yang anda lakukan dalam menyisipkan materi layanan bimbingan konseling di SD Alam Pacitan? Jawab: Tidak ada persiapan khusus, hanya mempersiapkan materi-materi kepada anak. 3. Apakah anda di SD Alam Pacitan telah menyisipkan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik? Apa saja layanan tersebut? Jawab: bimbingan belajar dilakukan di luar jam sekolah dengan memberikan les sebagai tambahan jam belajar untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak. 4. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan belajar seperti sikap dan kebiasaan serta ketrampilan belajar yang efektif, pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok, pemantapan pengusaan materi program belajar di sekolah? Jawab: Memberikan pengarahan akan pentingnya menghargai sesama, kemudian melihat secara langsung dikehidupan tentang interaksi sosial, sehingga anak lebih memahami jika langsung dikaitkan dalam kehidupan sehari-har 5. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan pribadi, seperti cara mengatur waktu belajar yang efektif, memahami keunikan pribadi, mengembangkan sifat yang positif, belajar bertanggung jawab pada diri sendiri? Jawab: Dengan memberi jadwal belajar agar siswa menjadi pribadi yang disiplin, Memberikan tugas rumah atau PR agar siswa belajar bertanggung jawab, memberikan kesempatan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar siswa lebih beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME. 6. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan sosial seperti mengembangkan ketrampilan sosial, mengatasi konflik sosial dan sebagainya? Jawab: semua peserta didik diperlakukan sama mulai dari kelas I sampai kelas VI. Contohnya Pada saat pemberian nilai, semua anak mendapat nilai sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, pada saat ada yng berkelahi, kita tidak langsung memberikan hukuman, tapi kita akan mengambil dulu anak tersebut, kita minta 135

152 keterangan dari keduanya dan sebagai guru kita memfasilitasi mereka untuk kembali berdamai dan saling mengakui kesalahan dengan saling meminta maaf. Baru setelah itu diberikan sanksi dengan mengikuti pelajaran di bawahnya. 7. Bagaimanakah anda dalam menyisipkan layanan bimbingan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan sekolah, informasi sekolah, pengembangan minat dan hobi, eksploitasi dunia karir dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan pada diri siswa? Jawab: berkunjung ketempat-tempat kerja seperti kantor, bank, dinas, puskesmas dan sekolah. Selain itu, memberikan pengarahan kepada siswa dalam memilih sekolah kelanjutan sesuai minat dan bakatnya. D. Hasil 1. Bagaimanakah dampak layanan bimbingan terhadap KBM? Mohon dijelaskan? Jawab: Dengan memberikan jam tambahan pada anak diluar jam sekolah 2. Bagaimanakah respon siswa dan orang tua terhadap layanan bimbingan? Jawab: Selama ini orang tua dan siswa tidak ada masalah dengan layanan bimbingan dan konseling mungkin disebabkan karena bentuk layanannya belum tertulis. 3. Adakah tindak lanjut dari adanya hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling? Mohon dijelaskan tindak lanjutnya? Jawab: Karena disini belum ada guru Bknya, untuk tindak lanjut itu dilakukan dari guru kelasnya dengan koordinasi dengan kepala sekolah. E. Faktor pendukung dan penghambat 1. Adakah faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab : Fakor pendukung seperti adanya sharing dan hubungan yang akrab seluruh elemen sekolah 3. Adakah faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab : Faktor penghambatnya tidak adanya guru BK. 136

153 Wawancara dengan Kepala Sekolah Hari/ tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013 Waktu : Tempat : Ruang Kepala Sekolah A. Identitas Diri Nama : Bangun Naruttama, S.Pd (BN) Jabatan : Kepala Sekolah/ Pendiri Usia : 40 tahun Agama : Islam Pendidikan : S1 Paud Pekerjaan : Kepala Sekolah Alamat : Sidoharjo B. Layanan BK 1. Apakah sekolah membuat kebijakan tentang layanan bimbingan dan konseling untuk diterapkan bagi guru mata pelajaran? Jawab : Kalau secara tertulis memang belum ada, akan tetapi di sekolah alam ini ada buku penghubung antara guru dengan murid dan buku konsultasi yang diperuntukkan bagi guru dengan orang tua. Itu gunanya untuk menghubungkan atau menjadi alat komunikasi non verbal dari guru, murid dan wali murid. 2. Bagaimana persiapan personil metode/ teknik, media dan administratif dalam layanan bimbingan konseling di SD Alam Pacitan? Jawab ; Di SD Alam sudah ada buku catatan bagi tiap-tiap anak, digunakan untuk mencatat pelanggaran tata tertib yang dilakukan, atau kebanyakan buku catatan digunakan untuk mencatat pelanggaran yang dilakukan anak-anak. 3. Apak guru mata pelajaran disini mengetahui tentang layanan Bimbingan Konseling? Jawab : Mengenai layanan bimbingan konseling saya sosialisasikan mulai awal tahun Saya sosialisasikan pada seluruh tenaga pengajar. 4. Apakah guru di SD Alam Pacitan telah menyisipkan layanna bimbingan Konseling bagi peserta didik? Apa saja layanan tersebut? 137

154 Jawab : Ada, tetapi kebijakan ataupun program tidak ada yang tertulis. Layanannya seperti layanan belajar contohnya menambah jam pelajaran bagi yang kelas VI karena sebentar lagi akan menghadapi ujian. Kalau untuk kelas-kelas yang lain tambahan jam belajar dilaksanakan setelah selesai jam pelajaran / pulang sekolah langsung les. Kalau untuk layanan yang lain seperti layanan sosial di SD Alam Pacitan ini punya program saling kunjung rumah. Jadi itu dilakukan guna untuk mengetahui keadaan sosial teman sekelasnya, (kondisi rumah, jumlah anggota keluarga dll). Kalau untuk layanan pribadi dan karirnya di SD Alam pada tiap hari sabtu dilaksanakan kegiatan ekstrakulikuler saja. Pada hari sabtu tersebut anak-anak bebas melaksanakan/ memilih kegiatan ekstra yang mereka senangi. 5. Bagaimanakah guru mata pelajaran di SD Alam Pacitan dalam menyisipkan layanan belajar, seperti sikap dan kebiasaan serta ketrampilan belajar yang efektif, pemantapan disiplin belajar, dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok, pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah? Jawab : Ada penambahan jam belajar, pada pelajaran tertentu yang dirasa memang perlu ada penambahan jam dan itu tentu saja sudah ada koordinasi san konsultasi dengan orang tua dan guru serta murid yang bersangkutan. Jadi apabila guru kelas mengetahui anak didiknya ada yang mengalami penurunan belajar atau penurunan penguasaan materi, guru kelas tersebut akan berkoordinasi dnegan orang tua siswa dengan menghubungi orang tua siswa tersebut melalui pemanggilan ke sekolah atau melakukan home visit untuk melakukan konsultasi bahwa siswa tersbeut mengalami penurunan hasil belajar atau penguasaan materi atau bahkan semangat minat dalam belajar. Biasanya pemanggilan orang tua ke sekolah itu pada saat pembagian hasil mid semester dan waktu tersebut dijadikan sarana diskusi antara orang tua murid dan guru kelas masing-masing. 6. Bagaimanakah guru mapel di SD Alam Pacitan dalam menyisipkan layanna bimbingan pribadi seperti cara mengatur waktu belajar yang efektif, memahami keunikan pribadi, mengembagkan sikap yang positif, belajar bertanggung jawab pada diri sendiri? Jawab : Di SD Alam ini kami menyebutnya bukan sekolah tetapi rumah kedua setelah rumah mereka masing-maisng. Bahkan disini mereka kesekolah tidak memakai seragam seperti sekolah-sekolah lainnya, Cuma pada hari senin saja mereka memakai seragam merah putih. Karena konsep sekolah kami yang berbasis alam itu jadi kami sebagai kepala sekolah dan guru-guru yang lain berharap bahwa 138

155 sekolah bukan merupakan merupakan tempat yang menyeramkan, tapi tempat yang menyenangkan selayaknya dirumah mereka. Disini juga diterapkan pemanggilan ke adek eklasnya dengan sebutan dek dan memanggil tingkatan atasannya dengan panggilan mas, mbak, maupun kakak. Dan mereka sangat terbuka dengan guru-guru mereka, serta apabila mereka melakukan kesalahan mereka dengan siap bertanggung jawab konsekuensinya. 7. Bagaimanakah guru mapel di SD Alam Pacitan dalam menyiapkan layanan bimbingan sosial seperti mengembangkan ketrampilan sosial, mengatasi konflik sosial dan sebagainya? Jawab : Kalau untuk mengembangkan ketrampilan sosial di SD Alam ini mempunyai program auttis atau berkunjung ketetangga sekitar sekolah. Pada hari besar tertentu seperti hari raya idul qurban mereka membagi-bagikan hasil hewan qurban pada tetangga sekitar sekolah dan membagi ketempat panti sosial. 8. Bagaimanakan guru mapel SD Alam Pacitan dalam menyisipkan layanan bimbingan karir, seperti rencana pendidikan kelanjutan sekolah, pengembangan minat dan hobi, eksploitasi dunia karir dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan pada diri siswa? Jawab : Kalau untuk layanan karir seperti rencana pendidikan kelanjutan atau macam-macam jenis jenjang pendidikan di SD Alam Pacitan ini memiliki program outfing atau kita berkunjung ketempat-tempat tersebut, seperti ke SMP, MTs ataupun Ponpes dan untuk eksploitasi dunia karir pada setiap hari sabtu tersebut, selain ada kegiatan ekstra terkadang pula diadakan bazar baju layak pakai yang baju tersebut disumbangkan oelh anak-anak sendiri dan dijual di halaman sekolah. Terkadang juga diadakan lomba memasak, bahkan juga kita mengikuti lombalomba yang diadakan oleh pihak luar. C. HASIL 1. Bagaimanakah dampak layanan bimbingan terhadap KBM, mohon dijelaskan! Jawab : Dampak layanan bimbingan terhadap KBM adalah anak diminta membuat jadwal kegiatan belajar di sekolah dan dirumah dan jadwal kegiatan tersebut di tindak lanjuti oleh ornag tua, wali murid dan murid itu sendiri. Apabila anak tidak konsekuen dengan jadwal yang sudah dibuat anak akan mendapt konsekuensi dari jadwal yang sudah dibuat. 2. Bagaimanakah respon siswa dan orang tua terhadap layanan lisan? 139

156 Jawab : Saya rasa fun-fun saja mbak, karena disini siswa peraturannya sudah disetujui oleh anak dan orang tua. Jadi sebelum orang tua memasukan anaknya ke SD Alam Pacitan ini, para orang tua diberikan semua peraturan yang tertulis yang terdapat di SD Alam dan apabbila disetuji dan disepakati apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan orang tua sudah tau konsekuensinya. 3. Adakah tindak lanjut dari adanya hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling, mohon dijelaskan! Jawab : Kalau adanya tindak lanjut menurut saya adalah pemberian reward dan punishmen bagi siswa yang berprestasi atau melakukan hal baik dan pemberian hukuman yang mendidik bagi yang melakukan kesalahan dan pemberian jam belajar tambahan bagi yang memiliki kesulitan dalam hal penguasaan materi ataupun penurunan hasil belajar. D. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Adakah faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab : Kalau menurut saya faktor pendukungnya adalah sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak. Mereka bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya dan seluruh tenaga pengajar dan seluruh staf memberikan layanan yang terbaik bagi anak-anak agar anak merasa nyaman dan betah disekolah. 2. Adakah faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan konsleing di SD Alam Pacitan? Mohon dijelaskan! Jawab : faktor penghambatnya yang pertama karena memang di SD Alam Pacitan ini belum mempunyai guru BK dan yang kedua ada beberapa orang tua dari siswa yang kurang tanggap terhadap anaknya dan kurangnya informasi dari sekolah yang diterima oleh orang tua. Kadang orang tua murid lebih percaya informasi dari luar daripada informasi sekolah. 3. Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi faktro penghambat dalam pelaksanaan bimbingan Konseling d SD Alam Pacitan? Jawab : Upaya yang akan saya lakukan adalah dengan terus memberikan sosialisasi pada seluruh tenaga pengajar agar lebih memahami kondisi anak dan pemberian layanan BK yang pada dasarnya di SD pelaksanaan BK dipegang oleh kendali guru kelas masing-masing. 140

157 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Observasi I Senin 28 Oktober 2013 jam (Fisika) Pada jam seusai istirahat jam pertama di kelas VI dimulai mata pelajaran fisika. Anak-anak diberikan kesempatan oleh miss Wulan untuk mempresentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat. Rangkuman tersebut merupakan tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru pada minggu lalu. Semua siswa aktif dan mengacungkan jarinya agar ditunjuk untuk memperesentasikan hasil rangkumannya. Suasana kelaspun menjadi gaduh walaupun jumlah siswa di kelas VI SD Alam Pacitan hanya berjumlah 15 orang. Anak laki-laki berjumlah 7 orang dan sisanya 8 orang siswa perempuan pada mata pelajaran IPA. Guru menunjuk beberapa siswa secara bergantian untuk memperesentasikan hasil rangkumannya. Semua siswa mengerjakan tugas dari guru dengan baik. Siswa terlihat sangat semangat dan antusias pada saat pelajaran. Setelah presentasi hasi rangkuman fisika yang telah dibuat siswa dianggap cukup, guru mulai menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Semua siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru dengan tenang. Beberapa siswa ada yang bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Suasana belajarpun semakin hidup. Dalam pembelajaran terjadi proses timbal balik antara siswa dan guru. 2 orang siswa yang duduk di pojok belakang, ketahuan sedang asyik mengobrol dengan temannya. Guru menasihati siswa tersebut, dan menyuruh siswa tersebut untuk fokus dan mendengarkan apa yang sedang disampaikan guru. Observasi II Senin 28 Oktober 2013 Jam wib (Bahasa Indonesia) Pada saat jam wib setelah mata pelajaran fisika siswa kelas VI bersiapsiap untuk memasuki mata pelajaran Bahasa Indonesia. Semua anak-anak sudah siap dengan buku-buku yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia. Miss Wulan datang dari kantor dengan membawa banyak kertas dan beberapa buku pendukung untuk mata pelajaran bahasa indonesia. Melihat miss wulan kerepotan membawa buku dan peralatan untuk pembelajaran, salah satu siswa mendekati miss Wulan dan membantu untuk membawa buku-bukunya. Miss Wulan masuk ke dalam 141

158 nomer 1. Pelajaran diakhiri dengan doa bersama dan guru mengucapkan salam. Selanjutnya Anak-anak mengakhiri pelajaran PKn dan bekerja bakti bersama membersihkan kelas karena kelas akan dipakai untuk tes TPA. Observasi IV Selasa 29 Oktober 2013 jam (Bahasa Indonesia) Pukul wib kelas VI masuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Materi pembelajaran Pada hari ini, melanjutkan atau mempraktekan pelajaran bahasa Indonesia yang membuat peta harta karun pada hari senin kemarin. Setiap anak mendapatkan satu peta petunjuk yang diambil acak yang telah dibuat oleh masingmaisng anak. Ketika semua anak-anak sudah mendapat petunjuk selanjutnya anak mencari petunjuk yang telah tersedia. Setelah semua anak sudah mendapatkan hasil harta karun anak-anak kembali kedalam kelas dan duduk dibangku masing-masing dan guru menginstruksikan pada tiap siswa satu peserta untuk membacakan dan menjawab pertanyaan yang tersedia pada petunjuk. Anak sangat antusias dalam melakukannya. semua siswa menjawab pertanyaan dari petunjuk dengan tepat dan benar. Hasil dari observasi hari selasa siswa sangat senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya yang langsung mempraktekan pelajaran bahasa Indoensia dengan membuat peta petunjuk disertai pertanyaan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia. Setelah permainan harta karun selesai, guru bersama anak-anak menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru memberikan oplos atas antusiasme dan semangat yang begitu besar dari anak-anak dalam mengikuti pembelajaran. Anak-anak terlihat sangat senang. Suasana kelas pun menjadi ramai. Guru menutup pelajaran bahasa Indonesia dengan mengucapkan salam. 142

159 FOTO DOKUMENTASI 143

160 144

161 145

162 146

163 147

164 148

165 149

166 150

167 151

168 152

169 153

170 154

171 155

172 156

173 157

174 158

175 159

176 160

177 161

178 162

179 163

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Bimbingan Klasikal Bimbingan Kelompok Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Berkolaborasi dengan Wali Kelas Berkolaborasi dengan

Lebih terperinci

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak pada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Oleh : Sugiyatno, M.Pd Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Layanan Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Layanan Bimbingan dan Konseling Nursalim (2002) mengungkapkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak secara langsung

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)

Lebih terperinci

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1 Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan

Lebih terperinci

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA Yeni Ari Puspitaningsih 1 dan Mochamad Nursalim 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program bimbingan

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEBAGAI PELAYANAN PRIMA KONSELOR

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEBAGAI PELAYANAN PRIMA KONSELOR BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEBAGAI PELAYANAN PRIMA KONSELOR Oleh: Dra. Samisih., M.Pd. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan sekolah, terdapat tiga pilar utama yang menopang

Lebih terperinci

Penyusunan Program BK di Sekolah

Penyusunan Program BK di Sekolah BAHAN DIKLAT PROFESI GURU SERTIFIKASI GURU RAYON 11 DIY & JATENG Buku B. 2. 1 Penyusunan Program BK di Sekolah Fathur Rahman DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 MODUL MATERI

Lebih terperinci

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni:

I. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni: 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengemban tugas menghasilkan sumber daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan Konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistem sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA EMPIRIK, DIORGANISASIKAN KEDALAM SEBUAH STRUKTUR (KERJA) UNTUK MENJELASKAN, MEMPREDIKASI DAN MENGENDALIKAN PERILAKU ATAU

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistim sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh NUR HANDAYANI NIM. 200831045 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Panduan Praktik Pengalaman Lapangan Program Studi Bimbingan dan Konseling :

Tim Penyusun Panduan Praktik Pengalaman Lapangan Program Studi Bimbingan dan Konseling : Tim Penyusun Panduan Praktik Pengalaman Lapangan Program Studi Bimbingan dan Konseling : DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan PPL... 2 C. Manfaat PPL... 2 1. Mahasiswa...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya didunia ini. Pendidikan sangat berperan dalam upaya menjamin kelangsungan hidup

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL BAHAN SOSIALISASI UNTUK GURU BK DEDI HERDIANA HAFID KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR A. Penegasan Konteks

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komponen Fondation Delivery System Management System Accountability Beliefs and philoshopies Mission Domain, Standards, Competencies and Indicators School Guidance

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh AMIN BUDIAMIN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Penilaian kinerja bagian dari penilaian alternatif. Berkembang tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri

Lebih terperinci

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK KELAS X MAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK KELAS X MAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK KELAS X MAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh TRISNA KUSUMA DEWI NIM 200831013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (Telaah Yuridis-Akademik Dalam Penegasan Kebijakan Dasar Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling) Sunaryo Kartadinata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup diri pribadi tidak dapat melakukan sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Terdapat ikatan saling ketergantungan

Lebih terperinci

OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid

OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid PARADIGMA DAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING (BAHASAN BEBERAPA KOMPONEN) OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid MAKNA PENGEMBANGAN DIRI Dalam KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran ) diungkapkan bahwa Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES A. Profil SMP Negeri 1 Menes 1. Letak Geografis dan Demografis SMPN 1 Menes SMP Negeri 1 Menes berdiri sejak 30 Agustus 1961,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal Observasi proses pemberian layanan bimbingan klasikal bertujuan untuk mengamati secara nyata kegiatan bimbingan klasikal yang

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Pendekatan Perkembangan dalam Bimbingan di Taman Kanak-kanak 47 PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Bimbingan perkembangan merupakan suatu bentuk layanan bantuan yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan 1.1.1. Menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,

Lebih terperinci

Membentuk Karakter Cerdas Melalui Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk Menghadapi MEA

Membentuk Karakter Cerdas Melalui Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk Menghadapi MEA Membentuk Karakter Cerdas Melalui Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk Menghadapi MEA Dewi Mariana 1) 1) Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia E-mail: anieng_dewi@yahoo.co.id Abstrak.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu memperoleh informasi yang berguna untuk memahami bakat dan potensi pada dirinya

Lebih terperinci

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Isi Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya. BAB V ANALISIS DATA 1. SMPN 1 Sumberrejo a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah Bagi konselor, jam pelajaran bagi bimbingan dan konseling mempunyai makna yang sangat penting,

Lebih terperinci

DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG

DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG 0 DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG By Wita Febritus (wita_febritus@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan. 2 Muswardi Rosra. 3 ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi 1.1. Mengaplikasikan pandangan positif nilai-nilai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Iwan Priyadana NIM : 5201409021 Prodi. : Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara L A M P I R A N Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Berikut ini kisi-kisi instrumen pedoman wawancara tentang Kompetensi Konselor Guru BK, yang diajukan kepada 3 ( tiga ) guru BK di SMA Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013 Disusun oleh: NUR IDA FARIDA 1301409034 Bimbingan dan Konseling, S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh MOH NUR ACHSIN NIM. 200731026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan praksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #2 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Program Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling, guru bimbingan konseling harus berpanduan pada program

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari masa ke masa. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan mendorong peserta didik untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak

Lebih terperinci

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK

GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK [TI.04.02] GUIDANCE AND COUNSELING COMPREHENSIF PROGRAM IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION BASED ON DEVELOPMENTAL TASK Hardi Prasetiawan 1) (Universitas Ahmad Dahlan) hardi.nzangkung@gmail.com Agus Supriyanto

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci