Miomektomi dengan Teknik Laparoskopi Konvensional dan Laparoskopi Robotik
|
|
- Teguh Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 medical review Miomektomi dengan Teknik Laparoskopi Konvensional dan Laparoskopi Robotik Denny Khusen Divisi Onkologi Departemen Ilmu Kebidanan Dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia ABSTRACT In the previous studies, laparoscopic myomectomy provided several advantages. Postoperative adhesion is one of potential negative risk of this procedure. Recently, robot-assited laparoscopic myomectomy is performed to minimize postoperative complications of conventional myomectomy. The robotic system is called da Vinci myomectomy. Da Vinci myomectomy offers some potential benefits compared to conventional myomectomy. This technique may improve efficiency, accuracy, ease, and comfort associated with the performance of laparoscopy. Keywords: laparoscopic, myomectomy, robotic techniques, da Vinci, conventional laparoscopy. PENDAHULUAN Laparoskopik miomektomi (LM) adalah prosedur yang kurang invasif untuk tatalaksana mioma. Tindakan ini membutuhkan ahli bedah dengan ketrampilan yang khusus dan sudah terlatih. Dari penelitian yang sudah dilakukan, LM memberikan beberapa keuntungan seperti perawatan di rumah sakit yang lebih singkat, penyembuhan post-operative yang lebih cepat, dan kehilangan darah lebih sedikit daripada abdominal miomektomi. Namun, kerugian besar yang dapat ditimbulkan oleh miomektomi adalah risiko terjadinya perlekatan pasca-operasi. Perlekatan ini dapat mempengaruhi fertilitas, meningkatkan rasa sakit, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Sekarang ini terdapat operasi yang diasistensi oleh robot dan merupakan salah satu inovasi terbaru dengan tindakan invasif minimal. Penggunaan sistem robotik pada operasi ginekologi ini baru digunakan di Amerika pada tahun Nama sistem robotik ini adalah da Vinci. Banyak dokter bedah menggunakan teknologi da Vinci ini untuk menggantikan laparoskopi konvensional karena keuntungan pada instrumentasi pergelangan tangan pada teknologi ini. Selain itu, penggunakan gambar 3 dimensi, ergonomik, dan kontrol kamera otomatis menjadi keunggulan lain dari teknologi da Vinci ini. Lagi pula banyak dokter bedah dengan kemampuan laparoskopi yang terbatas dapat dengan sukses mengganti laparotomi dengan operasi invasif minimal dengan sistem da Vinci ini. A. Miomektomi dengan teknik laparoskopik Laparoskopik miomektomi, walaupun mudah dikerjakan tapi adalah prosedur yang menyebabkan banyak perdarahan, terutama pada kasus dimana mioma sangat besar. Oleh karena Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS 35
2 itu, kontrol perdarahan sangatlah penting. Pemberian obat-obatan sebelum miomektomi seperti, gonadotropin-releasing hormone agonist, infiltrasi miometrium dengan vasopresin, dan ligasi arteri miometrial terbukti efektif mengurangi kehilangan darah saat operasi. 1 Dengan cara-cara diatas akan dibutuhkan pengeluaran yang besar. Oleh karena itu, Lee menyarankan metode pre-operatif yang lebih efektif untuk mengontrol perdarahan, yaitu: 2 ampul oksitosin (10 IU/ml/ampul) dimasukkan ke larutan saline (1000 ml), yang diberikan dengan kecepatan 40 miu/menit. Oksitosin langsung berfungsi pada myometrium melalui reseptor pada sel otot polos, yang menyebabkan kontraksi uterus dan menurunkan perfusi uterus. 2 B. Kontraindikasi dari Laparoskopik Miomektomi Kontraindikasinya, antara lain: leiomioma yang difus; fibroid dengan jumlah lebih dari 3 dan masing-masing berukuran lebih dari 7 cm; ukuran uterus yang lebih dari 20 minggu; adanya 1 fibroid yang lebih dari 15 cm; dan wanita yang menginginkan histerektomi; serta kondisi medis yang tidak cocok untuk anestesia umum. 2 C. Keuntungan dan kerugian Laparoskopik miomektomi (LM) adalah prosedur yang kurang invasif untuk tatalaksana mioma. Tindakan ini membutuhkan ahli bedah dengan ketrampilan yang khusus dan sudah terlatih. Dari penelitian yang sudah dilakukan, LM memberikan beberapa keuntungan seperti perawatan di rumah sakit yang lebih singkat, penyembuhan post-operative yang lebih cepat, dan kehilangan darah lebih sedikit daripada abdominal miomektomi. 3 Waktu yang dibutuhkan untuk operasi ini bervariasi. Fibroid bertangkai dengan ukuran 8-10 cm dapat diangkat dalam waktu beberapa menit, sedangkan fibroid intramural yang besar dapat menghabiskan beberapa jam untuk mengangkat dan memperbaiki uterus. Hasil penelitian menunjukkan LM memerlukan waktu operasi rata-rata yang lebih lama. Peningkatan waktu operasi ini terutama pada fibroid dengan konsistensi yang lunak, jumlah yang lebih dari 4 dan ukuran yang lebih dari 6 cm. Penelitian lain menunjukkan bahwa waktu operasi yang lebih lama dan perubahan operasi ke laparotomi yang lebih banyak berhubungan dengan penggunaan GnRH pada LM disebabkan oleh kesulitan dalam bidang pembedahan (cleavage planes). 4 Penelitian yang dilakukan oleh Trivedi et al memberikan hasil bahwa risiko konversi ke laparotomi meningkat hampir tiga kali lipat jika ukuran fibroid lebih dari sebelas sentimeter atau terletak di anterior. 5 Terdapat keterbatasan dalam LM dan sebagian besar adalah masalah teknik. Mioma yang terletak pada lokasi tertentu sulit untuk diangkat. Ketika mioma ukurannya besar atau multipel, atau keduanya, waktu operasi dan jumlah darah yang hilang mungkin tidak bisa diterima. Jika mioma tertanam secara mendalam pada miometrium, perbaikan yang rapi terhadap dinding uterus akan sulit dan ruptur uterus dapat terjadi pada kehamilan selanjutnya. Oleh karena ruptur uterus pernah dilaporkan pada pasien-pasien yang dilakukan LM, kehamilan harus dimonitor sama seperti pasien yang dilakukan abdominal miomektomi. 4 Kerugian besar yang dapat ditimbulkan oleh miomektomi adalah risiko terjadinya perlekatan pasca-operasi. Perlekatan ini dapat mempengaruhi fertilitas, meningkatkan rasa sakit, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Beberapa penelitian mendemonstrasikan penurunan risiko perlekatan ketika laparoskopik menggantikan laparotomi. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa angka rata-rata perlekatan pasca operasi setelah LM adalah 41% dan lebih dari 90% pada laparotomi. 4 Barrier dianggap dapat mencegah atau secara bermakna mengurangi insiden terjadinya perlekatan pasca-operasi. 5 LM dapat menjadi pilihan bagi wanita dengan fibroid dan infertilitas. Trivedi et al melaporkan peningkatan angka kehamilan pada wanita yang sebelumnya infertil dengan mioma yang dilakukan operasi menggunakan LM. Peningkatan sampai 50% kehamilan dicapai dengan fertilisasi invitro dengan cara donor oosit. Dari semua kehamilan, 64% dilakukan operasi caesar, 36 MEDICINUS Vol. 28, No.1, Edition July 2015
3 31% dilahirkan secara normal, dan 5% abortus. Tidak ada kasus ruptur uterus yang dilaporkan pada penelitian tersebut. 5 D. Miomektomi dengan teknik robotik Laparoskopi Robotik Pada tahun 1992, sistem robotik pertama kali dipasarkan untuk penggunaan komersial, yaitu ROBODOC. Ini adalah sebuah desain lengan robot dan digunakan pada operasi ortopedik panggul. ROBODOC mampu membuat irisan dengan ketepatan yang tinggi pada os. femur untuk menyisipkan implan berdasarkan memori 3 dimensi foto CT. 6 Namun penggunaan sistem robotik pada operasi ginekologi ini baru digunakan di Amerika pada tahun Operasi yang diasistensi oleh robot ini merupakan salah satu inovasi terbaru dengan tindakan invasif minimal. 8 Nama sistem robotik ini adalah da Vinci. Banyak dokter bedah menggunakan teknologi da Vinci ini untuk menggantikan laparoskopi konvensional karena keuntungan pada instrumentasi pergelangan tangan pada teknologi ini. Selain itu, penggunaan gambar 3 dimensi, ergonomik, dan kontrol kamera otomatis menjadi keunggulan lain dari teknologi da Vinci ini. Lagi pula banyak dokter bedah dengan kemampuan laparoskopi yang terbatas dapat dengan sukses mengganti laparotomi dengan operasi invasif minimal dengan sistem da Vinci ini. 7 Sebenarnya keuntungan yang paling bermakna pada sistem robotik ini adalah visualisasi 3 dimensi, keakuratan yang baik, dan gerakan seperti pergelangan tangan pada lengan robot ini yang memberikan gerakan yang cakap. 6 Karena tindakan invasif yang minimal maka dapat terjadi pemulihan yang lebih cepat dengan rasa sakit yang lebih minimal, kehilangan darah yang lebih minimal, dan perawatan rawat inap post-operative menjadi lebih singkat. Namun laparoskopi yang diasistensi robot ini membutuhkan ketrampilan khusus dan tidak mudah untuk dilakukan dalam waktu yang singkat, apalagi pada mioma uteri yang besar dan multiple. 9 Di Amerika, sistem da Vinci ini digunakan pada berbagai macam bidang diantaranya ginekologi, urologi, operasi general, dan bedah thoraks. Lebih dari 645 sistem da Vinci digunakan di seluruh dunia dan diantaranya sekitar 41 sistem da Vinci digunakan di Asia. Di Korea, sistem da Vinci pertama kali digunakan di Universitas Yonsei pada tahun 2005 untuk berbagai macam bidang seperti ginekologi, urologi, operasi general, dan bedah thoraks. Untuk bidang ginekologi sendiri sistem da Vinci ini digunakan untuk berbagai spesialisasi diantaranya operasi pada kanker endometrium, mioma uteri, adenomyosis, hiperplasia endometrium, neoplasia servikal intraepitelial. 6 Laparoskopi Robotik dengan Sistem da Vinci Sistem da Vinci adalah alat bantu pada operasi laparoskopi yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: Tempat Operator (Surgeon Console) Komponen ini terletak agak jauh, sekitar beberapa kaki dari tempat tidur pasien. Bahkan menurut teori, komponen ini diletakkan di ruangan lain yang berdampingan dengan ruangan operasi. Operator yang duduk di tempat tersebut akan mampu untuk mengontrol alat-alat robotik, sebuah kamera, dan sebuah sumber energi yang terdapat di pasien dengan bantuan alat penglihatan stereoskopik, manipulator tangan, dan pedal kaki. 2. Sistem Penglihatan (InSite Vision System) Komponen ini menyediakan gambaran tiga dimensi melalui endoskop berukuran 12 mm. Sebuah endoskop berukuran 5 mm juga tersedia tapi hanya menyediakan gambaran dua dimensi. Oleh karena itu biasanya yang diapakai adalah endoskop ukuran 12 mm. 3. Patient-side Cart: Lengan Robotik dan Endo Wrist Instrument Komponen ini terletak di dekat pasien. Saat ini sistemnya tersedia baik dengan tiga lengan atau empat lengan. Satu lengan berguna un- Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS 37
4 tuk memegang endoskop sedangkan dua atau tiga tangan lainnya berguna untuk memegang EndoWrist Instruments, yang berukuran 5 mm atau 8 mm. EndoWrist Instruments ini merupakan alat yang unik karena kurang memberikan rangsang balik taktil pada operator. Namun, instrument tersebut mempunyai mekanisme gerakan menyerupai pergelangan tangan yang memungkinkan gerakan ke tujuh sudut yang berbeda, sehingga dapat menirukan gerakan-gerakan tangan operator. Selain itu, juga dapat mengeliminasi efek titik tumpu yang ditemukan pada operasi laparoskopi konvensional. Gambar 1. (A) Tempat operator/surgical console (B) Lengan robotic/robotic arms (C) Sistem penglihatan/visual cart (D) Endoskop 3 dimensi (E) EndoWrist Instruments. EndoWrist Instruments Alat alat EndoWrist yang multifungsional ini terdiri dari forsep disektor (dissecting forceps), gunting panas (hot shear), tenakulum (tenaculum), dan penggerak jarum (mega needle driver). Alat-alat ini memungkinkan dilakukannya teknik miomektomi yang aman dan efisien dengan pergantian alat minimal. Keuntungan forsep disektor adalah kemampuannya untuk memfasilitasi proses enukleasi sambil menyediakan kontrol balik secara aktif selama pengaliran tenaga keluaran sedang berlangsung. Pada akhirnya, penggunaan alat-alat tersebut dapat meningkatkan homeostasis dengan penyebaran panas minimal, perlengketan jaringan minimal, dan juga pemanasan alat yang minimal. 10 Gambar 2. (Kiri) Gerakan EndoWrist Instruments yang menyerupai gerakan pergelangan tangan. (Kanan) EndoWrist Instruments yang terdiri dari : 1. tenakulum (tenaculum), 2. forsep disektor (dissecting forceps), 3. penggerak jarum (mega needle driver), 4. gunting panas (hot shear). 38 MEDICINUS Vol. 28, No.1, Edition July 2015
5 Ada satu penelitian yang dilakukan oleh Bedient dkk. untuk membandingkan pasien yang dioperasi miomektomi dengan teknik robotik dan pasien yang dioperasi dengan teknik laparoskopi konvensional. Teknik robotik yang dimaksud adalah sistem da Vinci. Ada 81 pasien yang diteliti secara retrospektif, dimana 40 pasien menjalani operasi robotik dan sisanya 41 orang menjalani operasi laparoskopi konvensional. Data-data yang dikumpulkan termasuk usia, indeks berat badan, gejala gejala yang timbul, karakteristik fibroid (jumlah, berat, lokasi, dan temuan patologis), lama operasi, perdarahan, komplikasi, dan lama perawatan setelah operasi. Pasien-pasien yang menjalani laparoskopi konvensional mempunyai ukuran uterus dan fibroid yang lebih besar serta jumlah fibroid yang lebih banyak. Dari hasil penelitian tersebut, ada perbedaan yang signifikan bahwa komplikasi intraoperatif lebih sedikit pada pasien yang dioperasi dengan teknik robotik. Namun, bila disesuaikan dengan ukuran uterus, ukuran fibroid, dan jumlah fibroid, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok pasien miomektomi yang dioperasi dengan teknik robotik dan teknik laparoskopi konvensional dalam hal lama operasi, perdarahan, komplikasi intraoperatif dan setelah operasi dan rawat inap lebih dari 2 hari. 11 Akan tetapi, penelitian tersebut hanya memberikan gambaran hasil dalam jangka pendek saja. Dampak yang terjadi setelah jangka waktu yang lama, seperti jumlah kehamilan, ruptur uterus, dan komplikasi-komplikasi dari adhesi/perlengketan tidak dapat diteliti karena jumlah pasien yang menginginkan kehamilan sedikit dan durasi follow-up yang pendek. Meskipun komplikasi setelah operasi lebih sedikit pada pasien miomektomi robotik, namun perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik. 11 KESIMPULAN Walaupun teknik robotik lebih baik daripada laparotomi, tapi tidak demikian bila dibandingkan dengan laparoskopi konvensional. Teknik robotik mungkin mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan laparoskopi konvensional untuk pasien-pasien yang menjalani operasi histerektomi yang sederhana dan radikal. Teknik robotik ini dapat mengatasi kesulitan-kesulitan pada operasi miomektomi dengan teknik laparoskopi konvensional, seperti penggunaan alat-alat yang kaku untuk melepaskan pseudokapsul dan kesulitan dalam melakukan penjahitan yang kuat lapis demi lapis pada insisi uterus. Selain itu, dengan adanya teknik robotik, beberapa keterbatasan pada teknik laparoskopi konvensional, seperti tremor, gambaran 2 dimensi, dan posisi berdiri operator yang lebih lama dapat diatasi. daftar pustaka 1. Wang CJ, Yuen LT, Han CM, Kay N, Lee CL, Soong YK. A transient blocking uterine perfusion procedure to decrease operative blood loss in laparoscopic myomectomy. Chang Gung Med J 2008;31: CL Lee, CJ Wang. Laparoscopic Myomectomy. Taiwan Journal Obstetric and Gynecologic 2009 Des; 48(4): HJ Yoon, MS Kyung, US Joong, JS Choi. Laparoscopic Momectomy for Large Myomas. J Korean Med Sci 2007; 22: Rock JA, Jones HW. Te Linde s Operatif Gynecology. Tenth edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business; Trivedi P, Abreo M. Predisposising Factors for Fbroids and Outcome of Laparoscopic Myomectomy in Infertility. Journal of Gynecological Endoscopy and Surgery 2010 Jan- Jun; 1(1): YT Kim, SW Kim, YW Jung. Robotic Surgery in Gynecologic Field. Yonsei Med J 2008;49(6): Holloway RW, Patel SD, Ahmad S. Robotic Surgery in Gynecology. Scandinavian journal of Surgery 2009;98: Nezhat C, Saberi NS, Shahmohamady B, Nezhat F. Robotic-Assisted Laparoscopy in Gynecological Surgery. Journal of the Society of Laparoendoscopic Surgeons 2006;10: SP Mao, HC Lai, FW Chang, MH Yu, CC Chang.Laparoscopy-Assisted Robotic Myomectomy Using the Da Vinci System. Taiwan J Obstetric Gynecology 2007;46(2): Senapati S, Advincula AP. Surgical techniques : robotassisted laparoscopic myomectomy with the da Vinci surgical system. J Robotic Surgery 2007; 1: Bedient CE, Magrina JF, Noble BN, Kho RM. Comparison of robotic and laparoscopic myomectomy. American Journal of Obstetric and Gynecology. December 2009; 201: Vol. 28, No.1, Edition July 2015 MEDICINUS 39
BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos. Mioma yang berasal dari sel-sel otot polos miometrium disebut mioma uteri (Achadiat, 2004). Mioma uteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu neoplasma ganas serviks uterus, neoplasma ganas ovarium, neoplasma ganas kandung kemih (buli-buli), leiomioma
Lebih terperinciPERANAN LAPAROSKOPI PADA PENDERITA INFERTILITAS WANITA
PERANAN LAPAROSKOPI PADA PENDERITA INFERTILITAS WANITA Ronny Ajartha, Ronny Siddik, Delfi Lutan, T.M Ichsan Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN
Lebih terperinciABSTRAK DAMPAK TERAPI EMBOLISASI ARTERI UTERINA PADA MYOMA TERHADAP FERTILITAS DAN KEHAMILAN SELANJUTNYA
ABSTRAK DAMPAK TERAPI EMBOLISASI ARTERI UTERINA PADA MYOMA TERHADAP FERTILITAS DAN KEHAMILAN SELANJUTNYA I Sonia V Lameng, 2007 Pembimbing : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Fertilitas dan kehamilan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri atau kanker jinak yang terdapat di uterus adalah tumor jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut fibromioma uteri, leiomioma, atau
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan miometrium uterus. Nama lainnya adalah leiomioma uteri, fibroid, fibromioma. Kelainan jinak uterus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma, merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot rahim dan jaringan ikat di rahim. Tumor
Lebih terperinciCurriculum Vitae. : Dr. BUDI IMAN SANTOSO, SpOG-K
Curriculum Vitae Nama Tempat & Tgl. Lahir Alamat Kantor : Dr. BUDI IMAN SANTOSO, SpOG-K : Jakarta, 5 September 1954 : Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI/RSCM Gedung Administrasi Lt.3, Jl. Kimia II Jakarta
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.
ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2008-31 DESEMBER 2008 Sherly, 2009; Pembimbing I Pembimbing II : Sri Nadya J Saanin, dr., M.Kes : July Ivone, dr.,m.s.mpd.ked
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : KAS HARYANTI 201310104327 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH
Lebih terperinciMioma Uteri. Budi R. Hadibroto
Budi R. Hadibroto Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H.Adam Malik Medan RSUD Dr. Pirngadi Medan Abstrak: Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak otot
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri
Lebih terperinciKEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA
KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA Shehla Noor, Ali Fawwad *, Ruqqia Sultana, Rubina Bashir, Qurat-ul-ain, Huma Jalil, Nazia Suleman, Alia Khan Departemen Ginekologi, * Patologi, Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Persalinan Seksio Sesaria 2.1.1.1. Definisi Seksio Sesaria seksio sesaria adalah persalinan janin, plasenta, dan selaput melalui
Lebih terperinciBAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter
Lebih terperinciBiopsi payudara (breast biopsy)
Biopsi payudara (breast biopsy) Pemeriksaan histopatologi ialah dengan prosedur biopsi yaitu mengambil sampel jaringan payudara untuk menilai jaringan tersebut mengandung sel kanker atau bukan kanker.
Lebih terperinciKarakteristik Pasien Adenomiosis dengan Gambaran Ultrasonografi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode
eissn 2615-496X Karakteristik Pasien Adenomiosis dengan Gambaran Ultrasonografi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode 2015 2016 Meice Fitrina, Hartanto Bayuaji, Tita Husnitawati Madjid, Edwin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit batu kandung empedu atau kolelitiasis merupakan penyakit yang lazim ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini
Lebih terperinciTumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar apabila para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Anggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kehamilan adalah bertemunya sel sperma dan ovum matang di tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, 2002). Kehamilan dan persalinan
Lebih terperinciVENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL
VENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL Dipresentasikan Oleh : Aji Febriakhano Pembimbing : dr. Hanis S,Sp.BS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).
Lebih terperinciAtonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium
ATONIA UTERI Atonia Uteri Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium Kontraksi & retraksi menyebabkan terjadinya pembuluh darah shg aliran darah ketempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013-2014 Deryant Imagodei Noron, 2016. Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara,dr.,Sp.OG Pembimbing II : Dani, dr.,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri. Lokasi tersering
Lebih terperinciPengertian. Endometriosis
Endometriosis Pengertian Endometriosis Suatu penyakit jinak yang didefinisikan dengan adanya kelenjar endometrium atau pun stroma ektopik (diluar uterus) yang sering dihubungkan dengan nyeri panggul dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki batu empedu yang memiliki diameter >3cm dan pasien yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cholecystolithiasis merupakan pembentukan batu empedu yang berlokasi di kandung empedu. 1 Sekitar 10%-15% penduduk Amerika Serikat memiliki batu empedu. Pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif memiliki komplikasi dan risiko pasca operasi yang dapat dinilai secara objektif. Nyeri post
Lebih terperinciInstruksi Kerja OvarioHisterectomy
Instruksi Kerja OvarioHisterectomy Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2013 Instruksi Kerja OvarioHisterectromy Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Kode Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen (laparatomi)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara
Lebih terperinciBAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah dengan memperhatikan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ganggungan kesehatan yang sering terjadi pada system reproduksi wanita di kalangan masyarakat diantaranya kanker serviks, kanker payudara, kista ovarium, gangguan menstruasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EPIDEMIOLOGI DAN INDIKASI DARI HISTEREKTOMI. paling sering dilakukan pada wanita di Amerika Serikat, mengikuti operasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EPIDEMIOLOGI DAN INDIKASI DARI HISTEREKTOMI Pada saat ini, histerektomi merupakan operasi mayor kedua yang paling sering dilakukan pada wanita di Amerika Serikat, mengikuti
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE
SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi
Lebih terperinci1. ATONIA UTERI. A. Pengertian
1. ATONIA UTERI A. Pengertian Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah Kehamilan aterm aliran darah ke uterus sebanyak 500-800 cc/menit.
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
0 LAMPIRAN LEMBAR INFORMASI PASIEN JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN KADAR CA 125 PRE OPERATIF DENGAN STADIUM ENDOMETRIOSIS Assalamu alaikum Wr Wb Salam Sejahtera bagi kita semua, Nama saya Dr. Rizka Heriansyah,
Lebih terperinciPenyakit Radang Panggul. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Penyakit Radang Panggul Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Penyakit radang panggul adalah gangguan inflamasi traktus genitalia atas perempuan, dapat meliputi endometritis,
Lebih terperinciModul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)
Modul 26 Bedah Anak DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari testis,
Lebih terperinciPerbedaan Derajat Nyeri Haid Pasien Endometriosis Sebelum dan Sesudah Tindakan Laparoskopi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Perbedaan Haid Pasien Sebelum dan Sesudah Tindakan Laparoskopi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fitri Hidayati 1, R.M. Aerul Chakra Alibasya 2, Erial Bahar 3 1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah meningkatkan kesehatan ibu, salah satu upaya yang dilakukan adalah menurunkan angka kematian ibu. Angka kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciApakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda
Apakah Anda menderita nyeri MAKOplasty pilihan tepat untuk Anda Jangan biarkan radang sendi menghambat aktivitas yang Anda cintai. Tingkatan Radang Sendi Patellofemoral compartment (atas) Medial compartment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan tersebut tetapi alasan yang membuat seseorang. merasa bahagia. Hal itu karena ketika seseorang menemukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia di dunia ini pasti ingin merasa bahagia dalam hidupnya. Kebahagiaan selalu dianggap segalagalanya bagi seseorang. Padahal yang terpenting
Lebih terperinciMANAJEMEN NYERI POST OPERASI
MANAJEMEN NYERI POST OPERASI Ringkasan Manajemen nyeri post operasi bertujuan untuk meminimalisasi rasa tidak nyaman pada pasien, memfasilitasi mobilisasi dini dan pemulihan fungsi, dan mencegah nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka pertambahan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 6,6 juta jiwa atau 1,3% pertahun yang diprediksikan pada tahun 2015 total penduduk Indonesia berjumlah 270 juta
Lebih terperinciKERJASAMA DENGAN RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR
KERJASAMA DENGAN RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR Sebelah Utara : Laut Flores Sebelah Timur : Maluku Tenggara Barat Sebelah Barat : Selat Lomblen Kecamatan Lembata Sebelah Selatan : Selat Ombay dan Timor Leste
Lebih terperinciProfil Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Periode 1 Januari 2003 sampai 31 Desember 2004 di RS Immanuel Bandung
ARTIKEL PENELITIAN Profil Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Periode 1 Januari 2003 sampai 31 Desember 2004 di RS Immanuel Bandung Aloysius Suryawan, Rimonta F. Gunanegara, Hanafi Hartanto, Ucke S Sastrawinata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral yang terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional atau mengalami cemas akan mengalami rasa nyeri yang hebat setelah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri yang tidak ditangani dengan baik akan mengganggu mobilisasi pasien pasca operasi yang dapat berakibat terjadinya tromboemboli, iskemi miokard, dan aritmia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkiraan tindakan pembedahan di dunia adalah 234 juta tindakan setiap tahunnya bahkan melebihi jumlah kelahiran. Pada tahun 2002, bank dunia melaporkan bahwa dari
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Keluarga Berencana Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian KB MOW b. Prinsip KB MOW c. Syarat Melakukan KB MOW d. Waktu Pelaksanaan KB MOW e. Kontraindikasi KB MOW
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk prosedur tersebut. Angka bedah caesar pada ibu usia 35 tahun ke atas jauh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1900 pesalinan dengan seksio sesarea (SC) menjadi salah satu pilihan yang dilakukan kebanyakan ibu tanpa memperhatikan indikasi untuk prosedur
Lebih terperinciPROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email
Lebih terperinciPerawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST
Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Fitri Yuliana, SST Pendahuluan Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan
Lebih terperinciHubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Devy Isella Lilyani 1, Muhammad Sudiat, Rochman Basuki 3 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciDefenisi. endometrium kavum uteri tidak termasuk
Defenisi Normal blastokis nidasi (implantasi) pada endometrium kavum uteri tidak termasuk serviks dan kornu uteri. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam kondisi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri,
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kematian karena kanker akan terus berkembang hingga mencapai
Lebih terperinciFertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari
2nd Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari Editor Wiryawan Permadi Hartanto Bayuaji Hanom Husni Syam Dian Tjahyadi Edwin Kurniawan Cover dan layout Edwin Kurniawan ii Diterbitkan oleh Departemen/SMF
Lebih terperinciAspirasi Vakum Manual (AVM)
Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seperti persalinan pervaginam, persalinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (pueperium) adalah masa pulih kembali, setelah dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu
Lebih terperinciModul 2 (ICOPIM 8-835)
Modul 2 Bedah TKV VENA SEKSI (ICOPIM 8-835) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi pembuluh darah, dan patofisiologi syok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di tangani. Pembukaan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sekitar 85-90% dari pasangan muda yang sehat akan hamil dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dan pengobatan infertilitas telah berubah secara dramatis selama periode waktu
Lebih terperinciAspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENYAKIT GINEKOLOGI UMUM MENURUT URUTAN TERBANYAK DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDO U PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
JENIS-JENIS PENYAKIT GINEKOLOGI UMUM MENURUT URUTAN TERBANYAK DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDO U PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 1 Christian Berhandus 2 Maria F. Loho 2 Jhon J. E. Wantania 1 Kandidat
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh : RIA RISDIANINGRUM J 100 050 025 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEHAMILAN EKTOPIK. (Analysis of Risk Factors Ectopic Pregnancy)
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEHAMILAN EKTOPIK (Analysis of Risk Factors Ectopic Pregnancy) Budi Santoso Departemen Obstetri dan Ginekologi FK.Unair RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, E-mail: busobg98@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperincitahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai
Lebih terperinciPERSALINAN NORMAL ( KALA IV )
PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang. Mual dan muntah pasca operasi atau yang biasa disingkat PONV (Post
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual dan muntah pasca operasi atau yang biasa disingkat PONV (Post Operative Nausea and Vomiting) merupakan dua efek tidak menyenangkan yang menyertai anestesia dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, angka seksio sesarea di dunia telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada awal 1970, angka seksio sesarea di negara maju hanya
Lebih terperinciAkupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain
Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Partus/ persalinan menurut cara persalinan : bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Partus/ persalinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endometriosis merupakan suatu keadaaan ditemukannya jaringan endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini dideskripsikan sejak 1860 dan menjadi salah
Lebih terperinciBAB II. Uterus (rahim) 7-7,5 cm lebar di. ini pada. estrogen. estrogen Menopause, uterus. normal 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANATOMI FISIOLOGI UTERUS Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, bentuknya menyerupai buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis
Lebih terperinciKANTONG KECIL MANFAAT BESAR
PERSI AWARD 2012 KANTONG KECIL MANFAAT BESAR TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Kantong KECIL Manfaat BESAR i ABSTRAK Laparoskopi merupakan salah satu unggulan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO
KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO Enny Yuliaswati STIKES Aisyiyah Surakarta e-mail: qis_yuliaswati@yahoo.co.id ABSTRAK Latar belakang: Data WHO menunjukan 25% kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum viabel,
Lebih terperinciFertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari
2nd Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari Editor Wiryawan Permadi Hartanto Bayuaji Hanom Husni Syam Dian Tjahyadi Edwin Kurniawan Cover dan layout Edwin Kurniawan ii Diterbitkan oleh Departemen/SMF
Lebih terperinciFertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari
2nd Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari Editor Wiryawan Permadi Hartanto Bayuaji Hanom Husni Syam Dian Tjahyadi Edwin Kurniawan Cover dan layout Edwin Kurniawan ii Diterbitkan oleh Departemen/SMF
Lebih terperinciPelayanan Minimal Invasif Bedah Anak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Januari 2008-Agustus 2015)
Laporan Penelitian Pelayanan Minimal Invasif Bedah Anak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Januari 2008-Agustus 205) Ditulis dalam rangka Muktamar Perbani XXIII 5-8 November 205 Palembang Dipersiapkan oleh:
Lebih terperinci