URGENSI ASBA<B AL-NUZUL DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "URGENSI ASBA<B AL-NUZUL DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN"

Transkripsi

1 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an URGENSI ASBA<B AL-NUZUL DALAM PENAFSIRAN AL-QUR AN Abdul Latif Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi Abstrak Artikel ini mencoba menelisik sebuah masalah dalam tafsir al- Qur an yaitu mengenai urgensi asba>b al-nuzul dalam penafsiran al-qur an. Pembahasan dimulai dari upaya untuk memahami konteks persoalan yang ada, menghadapkan dua kaidah yang cukup memancing perdebatan, yaitu al ibrah bi umu>m al-lafd} la bikhu>sus al-sabab dan al ibrah bi khusu>s al-sabab la bi umu>m al- lafd}. Selanjutnya penulis mencoba mendefinisikan asba>b al-nuzul dengan merujuk pada pandangan para mufassir, hingga kemudian dapat menunjukkan asba>b al-nuzul sebagai bagian metode tafsir. Pada pembahasan lebih jauh penulis menelisik beberapa masalah pemahaman asba>b al-nuzul dalam kaitannya dengan penetapan hukum Islam, hingga akhirnya sebagai pamungkas penulis memaparkan urgensitas asba>b alnuzul dalam penafsiran al-qur an. Kata Kunci: Ilmu Ma a>ni, Baya>n, Naql, Ijtihād, Ijma, Qiyās A. Pendahuluan Al-Qur an merupakan jantung dan jiwa Islam. Ia merupakan pembeda antara yang benar dan palsu, yang merupakan sumber normatif, tindakan, serta inspirasi seluruh dimensi kehidupan umat Islam. 1 Karena itu pasca wafatnya Nabi Muhammad sebagai otoritas penafsir, umat Islam mulai mengembangkan ilmu-ilmu al-qur an guna membatu menafsirkan alqur an, dan salah satu dari cakupan ilmu tersebut adalah asba>b al-nuzul sebagai ilmu tentang sebab turunnya wahyu. 2 1 Ali ibn Ahmad al-wahidi, Asba>b al-nuzul, translated by Mokrane Guezzuo (Amman: Royal Aal al-bayt Institute for Islamic Thought, 2008), 3. 2 Wahidi, Asba>b al-nuzul, 2. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

2 Jala>l al-di>n al-suyu>ti mengungkapkan bahwa ayat al- Qur an dari segi pewahyuannya dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu: pertama, ayat al-qur an yang turun untuk merespons peristiwa, insiden, kondisi khusus, serta pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi; kedua, ayat yang turun tidak berdasarkan keterhubungannya dengan peristiwa historis dan sosial apapun dalam kehidupan masyarakat Muslim ketika itu. 3 Pemahaman terhadap kandungan tipe ayat yang kedua tentu tidak membutuhkan pengetahuan tentang asba>b al-nuzul, akan tetapi pemahaman terhadap kandungan tipe ayat kedua tentu saja membutuhkan pengetahuan tentang asba>b al-nuzul yang meliputi fakta, peristiwa, ataupun kejadian yang menyebabkan turunnya ayat. Karena itulah Ima>m al-wahi>dy (w M.) menekankan pentingnya asba>b al-nuzul dalam penafsiran ayat al-qur an. 4 Beranjak dari pemikiran di atas penulis tertarik untuk mendalami tingkat urgensitas asba>b al-nuzul dalam penafsiran al-qur an, dengan menempatkannya sebagai salah satu ilmu yang harus dipahami dalam upaya penafsiran terhadap ayat-ayat al-qur an. Walaupun demikian, terdapat sebuah masalah dalam upaya ini yaitu bahwa para ulama tafsir sudah mempersiapkan keilmuan yang harus dimiliki untuk mampu menafsirkan al- Qur an, yang kita kenal dengan Ulu>m al- Qur an. Di dalamnya dibahas pula tentang ka idah-ka idah penafsiran, diantarnya tentang dua kaidah tafsir yang cukup memancing perdebatan, yaitu al ibrah bi umu>m al-lafd} la bi khusu>s al-sabab dan al ibrah bi khusu>s al-sabab la bi umu>m al-lafd}. Pertanyaannya kini adalah kaidah mana yang mesti diterapkan dan apa alasannya? Hal inilah yang juga menjadi perhatian dalam tulisan ini dalam hubungannya dengan ilmu asba>b al-nuzul. B. Definisi Asba>b al-nuzul Kata asba>b al-nuzul terdiri dari lafaz kata asba>b dan nuzul. Kata asba>b merupakan jamak dari kata yang berarti sebab, jalan, dan asal. 5 Sedangkan kata nuzu>l merupakan masdar dari kata 3 Jala>l al-di>n al-suyu>ti, al-itqa>n fi Ulu>m al-qur a>n (Cairo: Mat}ba ah al-hija>zi, tt), Wahidy, Asba>b al-nuzu>l, 3. 5 Muh}ammad Idris al-marba>wy, Kamus al-marba>wy (Mesir: Sharikat Mustafa al-ba>by al-halaby, tt), TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

3 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an yang berarti turun. 6 Sedangkan menurut istilah, beberapa ulama tafsir memiliki pendapat masing-masing. Menurut Ahmad Adil Kamal dalam karyanya Ulu>m al-qur'an, asba>b al-nuzul adalah suatu peristiwa yang diiringi oleh turunnya beberapa ayat yang membicarakan tentang peristiwa, menjelaskan hukum, atau menerangkan situasi dan kondisi pada waktu turunnya ayat. 7 Subhi al-shalih dalam kitabnya Maba>hith fi Ulu>m al-qur'an menerangkan bahwa asba>b al-nuzul adalah sesuatu yang menyebabkan turunnya suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab turunnya ayat, memberi jawaban tentang sebab, atau menerangkan hukum pada saat terjadinya peristiwa. 8 Sementara Manna al-qaththan dalam karyanya Maba>hith fi Ulu>m al-qur'an menerangkan bahwa asba>b al-nuzul merupakan masalah-masalah yang waktu terjadinya dijelaskan Allah dengan menurunkan ayat al-qur an, baik berupa peristiwa ataupun jawaban terhadap pertanyaan. 9 Definisi etimologis dan juga terminologis asba>b al-nuzul di atas memberikan pengertian bahwa asba>b al-nuzul hakikatnya adalah peristiwa yang terjadi di zaman Nabi atau masa penurunan al-qur an yang menjadi penyebab turunnya ayat-ayat al-qur an. Ia dapat merupakan penjelasan ataupun jawaban terhadap sebuah peristiwa. Walaupun demikian, tidak semua ayat al-qur an turun berdasarkan sebuah peristiwa ataupun asba>b al-nuzul. C. Asbab al-nuzul sebagai Metode Tafsir Pertimbangan terhadap asba>b al-nuzul sebagai salah satu metode penafsiran al-qur an dewasa ini perlu ditelisik dengan mengedepankan kelebihan atau keuntungan dalam memahami ayat-ayat al-qur'an. Beberapa anggapan yang cenderung sinis terhadap pola baru penafsiran al-qur an yang berkembang di kalangan para mufassir ini sepertinya didasari oleh pandangan 6 Lois Ma luf, al-munjid fi Lughah wa al-adab wa al- Ulu>m (Bairut: Maktabah Kastulikiyah, 1927), Ahmad Adil Kamal, Ulu>m al-qur an (Kairo: al-mukhtar al- Islamiyah, tt.), Subhi al-shalih, Membahas Ilmu-ilmu al-qur an (Kairo: Mathba ah Hijazi, tt.), Manna Khalil al-qaththan, Maha>bith fi Ulum al-qur an (Bairut: Syarikat al-muhtadah, 1973), 78. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

4 bahwa ilmu asba>b al-nuzul adalah bagian dari ilmu sejarah. 10 Dengan pandangan tersebut sebagian ulama beranggapan bahwa tidak ada gunanya mempelajari ilmu asba>b al-nuzul karena merupakan bagian dari sejarah yang tidak diketahui kebenaran ceritanya atau tidak didapat dijamin kebenarannya, karena tidak diketahui asalnya secara pasti, sehingga tidak perlu dipelajari lebih dalam. Pendapat di atas tampaknya tidak mendapat sambutan ulama tafsir secara umum. Sebagian ulama melihat tidak diketemukannya alasan logis yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menolak aplikasi atau penggunaan asba>b al-nuzul dalam penafsiran al-qur an. Asba>b al-nuzul pada dasarnya adalah suatu ilmu yang mencoba untuk mendekati kebenaran dari pemahaman ayat-ayat al-qur'an, karena hanya dengan mengetahui atau melihat latar belakang suatu ayat al-qur'an, akan dapat tercipta upaya hukum. Kemudian upaya hukum itu baru bisa ditetapkan jika dikuatkan oleh landasan yang kokoh karena memiliki landasan naql. Landasan naql ini berfungsi untuk memperkuat pemahaman terhadap ayat-ayat al-qur'an, sebagaimana yang diungkapkan al- Zarkasyi. Bahwa ilmu tafsir dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: Pertama, ilmu tafsir yang memerlukan naql, seperti; asba>b al-nuzul, nasikh mansukh, serta ilmu untuk menentukan yang mubham dan menerangkan yang mujmal; kedua, ilmu tafsir yang tidak memerlukan naql, tetapi cukup memahaminya dengan mempergunakan pikiran (ijtihad) menurut cara yang mu'tabar. 11 Para ulama tafsir umumnya memandang pengetahuan tentang asba>b al-nuzu>l sebagai pengetahuan yang memiliki arti penting dan besar faedahnya bagi orang-orang yang ingin mendalami kandungan al-qur'an dengan sempurna. Al-Wahidy mengomentari bahwa tak mungkin mengetahui tafsir ayat al- Qur'an tanpa terlebih dahulu mengetahui latar belakang peristiwanya dan menjelaskan sebab turunnya. 12 Ibn Taimiyah 10 Jala>l al-di>n al-sayuthi, Luba>b al-nuql fi Asba>b al-nuzul, Juz II (Bandung: Syarikat al-ma arif, tt), Badr al-di>n Muh}ammad bin Abdullah al-zarkasyi, Mana>hil al-irfa>n fi Ulu>m al-qur an, Juz I (Mesir: Isa al-ba>by al-halaby, tt), Wahidy, Asba>b al-nuzul, TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

5 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an mengungkapkan bahwa asba>b al-nuzul dapat menolong memahami suatu ayat al-qur'an, karena dengan mengetahui peristiwa yang terjadi bi balik turun sebuah ayat, seseorang bisa memiliki dasar untuk mengetahui penyebab konteks turunnya 13 ayat dengan benar. Sementara Ibn Daqiqy al- Iyd menerangkan bahwa keterangan tentang kejadian turunnya ayat merupakan jalan yang tepat untuk memahami makna yang terkandung di dalam sebauh ayat. 14 Sejarah Islam ini memperlihatkan pentingnya pemahaman terhadap kejadian yang menjadi penyebab turunnya ayat. Marwan bin Hakam pernah mengalami kesulitan dalam memahami makna dan kandungan QS. Ali>-lmra>n ayat 188, yang berbunyi: Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orangorang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. 15 Marwan tidak bisa membayangkan mengapa orang-orang yang merasa gembira dengan apa yang telah mereka lakukan, dan dengan senang hati dipuji atas apa yang mereka tidak perbuat, lalu mereka disiksa Allah. Karena ketidakpahamannya tentang makna ayat tersebut, lalu ia bertanya kepada Ibn Abbas ra. Ibn Abbas ra. menerangkan bahwa sseungguhnya ayat tersebut berkenaan dengan Ahl Kitab yang pernah ditanya Nabi SAW mengenai sesuatu hal. Mereka waktu itu tidak mau menjawab pertanyaan Nabi SAW, bahkan mereka mengalihkan 13 Lihat Imam Taqiyuddin Ah}mad bin Ah}mad Hami>m Ibn Taimiyah, Muqaddimah fi Us}u>l al-tasi>r (Kuait: Dar al-qur an al-qarim, 1971), Al-Sayuthi, Lubab al-nuql fi Asba>b al-nuzul, Tim YPPAI, al-qur an dan Terjemahnya (Jakarta: Depag RI., 1971), 109. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

6 masalah dengan menceritakan masalah yang tidak ditanyakan oleh Nabi SAW. Mereka mengira bahwa perbuatan mereka tersebut mendapat penilaian baik dari Nabi SAW, karena itu mereka gembira atas perbuatan mereka dan berharap akan mendapat pujian dari Nabi. 16 Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan Ibn Abbas ra. tersebut berulah Marwan ibn Hakam dapat memahami pengertian ayat tersebut. Melihat dan menelisik riwayat tentang pengalaman Marwan ibn Hakam, ketika ia mendapat kesulitan dalam memahami makna ayat di atas, dapat di mengerti bahwa proses pemberitaan dalam penjelasan suatu maksud ayat dapat berarti jika seseorang mengetahui dengan baik latar belakang yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut, karena itu dapat dikatakan bahwa asba>b al-nuzul dapat membantu dan mengantar seseorang kepada pemahaman yang tepat terhadap sesuatu ayat yang dimaksud. Sudah merupakan suatu keharusan bagi orang yang ingin mendalami kandungan ayat al-qur'an untuk mengetahui asba>b al-nuzul, karena ia memiliki peran yang signifikan dalam membantu seorang mufassir dalam beberapa hal sebagai berikut, sebagaimana diterangkan oleh Ahmad Adil Kamal: Pertama, asbab al-nuzul dapat mengantarkan seseorang untuk mengetahui tuntutan keadaan yang ditimbulkan oleh ilmu ma a>ni dan baya>n, di mana kedua ilmu itu merupakan syarat mutlak untuk mempelajari isi kandungan al-qur'an; kedua, pengetahuan tentang asba>b al-nuzul dapat menghilangkan kemuskilan di dalam memahami ayat al- Qur'an. 17 Melihat dan memperhatikan wewenang dari ilmu asba>b alnuzul tersebut dan pengaruhnya dalam penafsiran terhadap al- Qur an, diyakini bahwa asba>b al-nuzul al-qur'an memiliki pengaruh yang besar terhadap penetapan hukum Islam, mengingat asba>b al-nuzul punya andil yang cukup signifikan dalam memberikan arti atau maksud suatu ayat al-qur'an. Dengan demikian, hal yang pasti adalah bahwa asba>b al-nuzul memiliki tempat tersendiri dalam upaya penafsiran terhadap ayat-ayat al-qur'an, yang tentu saja menjadikan keberadaannya harus diperhitungkan, sebagaimana diungkapkan oleh Manna' 16 Al-Zarkasyi, Mana>hil al-irfa>n fi Ulu>m al-qur an, Ahmad Adil Kamal, Ulum al-qur an (Kairo: al-mukhtar al- Islamiyah, tt), TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

7 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an al-qaththan, bahwa asbab al-nuzul adalah jalan yang baik untuk mengetahui/menetapkan atau mengungkapkan hal-hal yang mendekatkan seseorang pada pemahaman al-qur'an karena asbab al-nuzul sendiri merupakan sebagai dari pelajaran dan penafsiran. 18 Berdasarkan pendapat ulama tafsir dan penjelasan dalam pembahasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bahwa asba>b al-nuzul merupakan ilmu yang mempunyai pengaruh besar dalam mempelajari dan memahami kandungan al-qur'an, yang berisikan pelajaran dan penjelasan bagi orang-orang yang ingin memhami ayat-ayat al-qur'an dan berguna pula dalam penafsiran al-qur'an. D. Problem Pemahaman Asbab al-nuzul dalam Hukum Islam Salah satu persoalan yang banyak ditemukan pembahasanya dalam literatur keislaman khususnya pada aspek hukum adalah sejauhmana nilai dan ketetapan hukum dalam Islam dipengaruhi oleh kondisi ruang dan waktu yang berisikan muatan budaya masyarakat yang hidup di dalamnya. Kemapanan budaya itu pada gilirannya akan melahirkan tradisi. Sebagai konsekuensinya, perbedaan ruang dan waktu sekaligus perubahannya mengandung perbedaan bahkan perubahan budaya dan tradisi masyarakat itu. Dalam hukum Islam hubungan antara nilai dan ketetapan hukum di satu sisi dengan perubahan ruang dan waktu di sisi lain terjadi antitomi antara stabilitas dan perubahan hukum. Untuk menyelesaikan ketegangan ini, para ahli hukum Islam mengemukakan kaedah bahwa "tradisi bagian yang diperhatikan dalam penetapan hukum", 19 dan "hukum berubah di latar belakangi oleh waktu, tempat dan keadaan". 20 Akan tetapi, dalam uraian yang lebih tehnis mereka berbeda pendapat tentang batas terjauh dibenarkannya perubahan itu. Persoalan yang muncul tentang hubungan asbab al-nuzul dengan ayat yang diturunkan, karena itu adalah apakah antara 18 Al-Qaththan, Maha>bith fi Ulu>m al-qur an, Ali Ahmad al-na>wi, al-qawa> id al-fiqhiyyah (Damsyik: dar al- Qalam, 1982), M. Hasby al-shiddiqy, Sejarah Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta Bulan Bintang, 1962), 196 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

8 keduanya mengandung hubungan kausalitas? sehingga dia berimplikasi membatasi nilai dan ketetapan hukum yang dikandung ayat. Dalam hal ini, para ahli Hukum Islam mengemukakan kaedah bahwa "pengambilan makna dilakukan berdasarkan generalitas lafaz, tidak berdasarkan partikularitas penyebab". 21 Di sisi lain ada juga sebagian ulama berpendapat bahwa ungkapan satu lafaz harus dipandang dari segi kekhususan sebab, mereka mengemukakan kaedah bahwa "pengambilan makna berdasarkan partikularitas penyebab, tidak berdasarkan generalitas lafaz". Jadi, cakupan ayat terbatas pada kasus yang menyebabkan ayat itu diturunkan. Adapun kasus lainnya yang serupa dengan kasus itu, kalaupun mendapatkan penyelesaian yang sama, maka itu tidak diambil dari pemahaman ayat, tetapi dengan upaya menarik nilai sebuah kasus dari dataran generitas yang setinggi-tingginya. Dengan begitu nilai tersebut tidak lagi terikat oleh kekhususan peristiwa asal mulanya, akan tetapi diberlakukan kepada kasus-kasus lain yang muncul pada semua ruang dan waktu. 22 Uraian di atas memberikan pemahamahan bahwa asba>b alnuzul berimplikasi terhadap pemahaman ayat bukan dalam hubungan kausalitas yang dapat membatasi penerapan pesan inti yang dikandung oleh ayat. Sebab, perbedaan dua kelompok ulama di atas memandang hubungan antara asba>b al-nuzul dengan ayat yang diturunkan pada dasarnya berkaitan dengan tehnis penerapan ayat itu secara metodologis. Kelompok pertama menerapkan pesan ayat berdasarkan makna generalnya, sedangkan kelompok kedua berdasarkan kemiripan inti kasus penyebab turunnya ayat, yang secara metodologis melalui qias.. Dalam bahasa yang "lebih kurang pas", bahwa kelompok ulama pertama menempuh metode deduksi, sedangkan kelompok ulama kedua menempuh metode induksi. Adapun kemungkinan penerapan suatu ayat kepada semua kasus yang di luar sebab turunnya, mereka menyepakatinya. 21 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Us}ul Fiqh (Jakarta: Majlis al-islamiyah, 1978), Lihat Abd. al-mun im al-namr, Ulu>m al-qur an al-kari>m (Kairo: Dar al-kitab al-islamiyah, 1971), TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

9 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an E. Urgensi Abab al-nuzul dalam Penafsiran al-qur an: Analisa Kritis Al-Qur'an mengandung berbagai permasalahan yang dapat menjawab tantangan zaman telah pula siap mengembangkan sayapnya dengan mendalami bagian-bagian dari hukumhukumnya sehingga hukum-hukumnya dapat dipertanggung jawabkan.namun sebelum melangkah lebih jauh terhadap upaya bagian-bagian dari ilmu al-qur'an dalam usaha menetapkan hukum-hukumnya, ada baiknya dilihat terlebih dahulu landasanlandasannya. Sebagaimana diketahui bahwa landasan syara' yang telah disepakati oleh Jumhur Ulama ada 4 (empat) macam, yaitu: al-qur'an, al-hadits, Ijma', dan Qiyas. 23 Keempat landasan hukum tersebut merupakan pengambilan dalil-dalil hukum Islam dan sebagai suatu sarana untuk mengembangkan hukum yang kiranya tidak terdapat dalam salah satunya, dan sebagai alat istidlal yang selalu berusaha untuk meletakkan sesuatu hukum Islam dengan berorentasi pada alat-alat istidlal yang harus berjenjang. Sebagai bukti keharusan beristidlal dengan keempat macam dalil hukum tersebut diatas adalah firman Allah SWT dalam QS. Al-Nisa ayat 59: Hai. Orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan taatilah Nabi SAW (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-qur'an) dan Rasul (Sunnah-Nya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih balk akibatnya Mukhtar Yahya, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam (Bandung: al- Maarif, 1986), Tim YPPAI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 128. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

10 Perintah untuk mengikuti Allah dan Rasul-Nya adalah perintah untuk mengikuti al-qur'an dan al-sunnah. Sedangkan perintah untuk mentaati orang yang memegang kekuasaan adalah perintah untuk menta'ati atau mengikuti hukum-hukum dan ketentuan yang dibuat dan disetujui oleh badan-badan yang mempunyai kekuasaan membuat Undang-Undang. Adapun perintah untuk memulangkan perkara yang dipertengkarkan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah perintah untuk menggunakan Analogi (qiyas), selama tidak ada nash dan ijma'. Dikatakan demikian karena qiyas dapat menganalogikan sesuatu kejadian yang tidak jelas atau tidak ada dalam nash dengan suatu kejadian yang sudah ada hukumnya dalam nash, lantaran adanya persamaan illat hukum pada kejadian itu. Dengan demikian yang dimaksud dengan tertib jenjang dalam beristidlal dari al-qur'an, al-sunnah, al-ijma' dan al-qiyas ialah apabila terdapat suatu kejadian yang memerlukan ketetapan hukum, pertama-tama hendaklah dicari terlebih dahulu dalam al-qur'an. Kalau ketetapan hukumnya sudah ada dalam al-qur'an, maka ditetapkanlah hukumnya sesuai dengan yang ditunjuk oleh al-qur'an itu sendiri. Akan tetapi, jika ketetapan hukumnya tidak ditemukan dalam al-qur'an, barulah beralih kepada al-sunnah. Bila ditemukan hukumnya dalam al- Sunnah, ditetapkanlah menurut petunjuk al-sunnah itu. Jika tidak ada nash al-sunnah yang menetapkan hukumnya, kemudian beralih pula kepada tahap pemeriksaan adalah putusan dari mujtahid yang menjadi ijma' (kesepakatan) dari masa kemasa tentang masalah yang sedang dicari hukumnya, kalau ada diterangkan atau diterapkan. Sekiranya ijma' dalam masalah tersebut tidak didapatkan, maka hendaklah berusaha sungguhsungguh dengan jalan menganalogikannya (mengkiyaskannya) kepada peristiwa yang sejenis yang telah ada nashnya. 25 Uraian di atas memperlihatkan adanya klasifikasi sumber hukum yang terdiri dari al-qur'an, al-sunnah, al-ijma', dan - Qiyas. Semuanya itu merupakan alat dalam menafsirkan ayatayat al-qur'an, hingga seseorang harus berorentasi pada salah satu dari sumber hukum tersebut. Dari sederetan sumber hukum tersebut al-sunnahlah yang merupakan landasan dari ketetapan 25 Yahya, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam, TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

11 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an hukum Islam terhadap latar belakang turunnya ayat-ayat al- Qur'an. Maksudnya dalam proses apapun ayat-ayat al-qur'an turun, maka harus bersumber al-sunnah, karna berdasarkan al- Sunnah seseorang dapat mengetahui akan benar atau tidaknya suatu peristiwa. Asba>b al-nuzul karenanya merupakan sarana untuk memahami ayat-ayat al-qur'an berdasarkan pemberitaan yang benar dan jujur, sebab dapat dijadikan landasan untuk menetapkan hukum Islam. Di mana asba>b al-nuzul sangat besar pengaruhnya dalam melihat benar atau tidaknya peristiwa tersebut. Ada ulama berpendapat bahwa ayat yang bersifat umum harus diperlakukan menurut sifat umumnya dan tidak terikat dengan sebab turunnya ayat. Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa dalam memahami ayat harus terikat dengan sebab turunnya ayat. Dari pendapat tersebut lahirlah dua kaidah ushul, yaitu: Pertama, al-'ibrah bi umu>m al-lafad} la bi khusu>s alsabab (yang menjadi dasar pemahaman adalah umumnya lafaz bukan khususnya sebab; kedua, al- ibrah bi khusu>s al-sabab la bi umu>m al-lafad} (yang menjadi dasar pemahaman adalah khususnya sebab, bukan umumnya lafaz ayat). 26 Jumhur ulama berpegang pada kaidah pertama, yaitu umumnya lafadh bukan khususnya sebab. 27 Hal ini mengandung arti bahwa ketetapan hukum yang terkandung dalam al-qur'an berlaku umum untuk setiap peristiwa yang tercakup dalam pengertian umum lafaz. Pendapat tersebut dijelaskan dengan beberapa landasan, yaitu: Pertama, yang dipakai sebagai hujah dan dalil adalah lafaz yang diturunkan Allah SWT, bukan peristiwa khusus yang merupakan sebab turun ayat; Kedua, pada prinsipnya lafaz harus dipahami menurut maknanya yang asli atau yang mutawatir, kecuali jika ada karinah atau tanda bahwa makna asli tersebut tidak dimaksudkan; Ketiga, para sahabat dan mujtahid selalu berpegang pada umumnya lafaz dalam berhujjah, sekalipun ayat tersebut turun karena sebab yang khusus. 28 Muhammad Abduh sendiri sejalan dengan jumhur ulama di atas, karena ayat-ayat al-qur'an bersifat umum berlaku untuk 26 Al-Qaththan, Maha>bith fi Ulu>m al-qur an, Ibn Taimiyah, Muqaddimah fi Us}u>l al-tasi>r, Al-Zarqany, Mana>hil Irfa<n fi Ulu>m al-qur an, Juz I, 120. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

12 selamanya dan segala umat manusia, bukan untuk orang-orang tertentu saja. 29 Namun sebagian ulama lainnya berpendapat sebaliknya, di mana yang diperpegangi khususnya sebab bukan umumnya lafaz. 30 Hal ini berarti bahwa sekalipun ayat al- Qur'an turun dengan lafaz yang umum, namun hukum yang terkandung di dalamnya berlaku terhadap peristiwa atau pertanyaan yang merupakan sebab ayat tersebut. Peristiwa yang berkenaan tentang kesamaan dengan peristiwa sebab turunnya ayat tersebut tidak dapat di ketahui langsung dari nash ayat, melainkan dari qiyas. Manna' Qaththan karena itu menyatakan bahwa harus serasi antar sebab dengan musabbabnya sebagaimana halnya harus serasi (mutabaqah) antara pertanyaan dan jawaban. 31 Barangkali yang maksud dengan keserasian ayat oleh ulama di atas adalah adanya ayat yang bersifat khusus, meskipun lafaz ayat bersifat umum, maka hukum yang terkandung dalam ayat yang umum hanya berlaku untuk sebab khusus. Lebih jauh Abu Hayyan, berpendapat bahwa keumuman ayat berlaku bagi orang-orang yang menyembunyikan ilmu agama, baik bagi ahli kitab maupun umat Islam, meskipun ayat tersebut turun dengan sebab khusus, maka ia berlaku pada setiap orang yang menyembunyikan ilmu agama yang diperlukan untuk disebarkan dan disiarkan. 32 Merujuk pada beberapa pandangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa asba>b al-nuzul memiliki peran penting dalam proses ketetapan hukum Islam, meskipun diketahui bahwa bukan asba>b al-nuzul satu-satunya ilmu yang berperan dalam penafsiran ayat-ayat al-qur'an. Namun satu hal yang jelas bahwa jika asba>b al-nuzul diperkuat oleh keterangan yang terdapat dalam hadist-hadist shahih, maka keberadaan asba>b alnuzul punya peran yang cukup besar. Oleh karena itu, jelaslah bahwa setiap mufassir yang ingin menafsirkan ayat-ayat al- Qur'an, ia harus merujuk penafsirannya dalam al-qur'an itu 29 M. Quraish Shihab, Metode Penelitian Tafsir (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1984), Al-Qaththan, Maha>bith fi Ulu>m al-qur an, Al-Qaththan, Mahabis fi Ulum al-qur an, Muhammad Ali al-shabuny, Rawa i al-bayan, diterjemah oleh Imran A Manan, Juz I (Surabaya, Bina Ilmu, 1983), TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

13 Urgensi Asba<b al-nuzul dalam Ppenafsiran Al-qur an sendiri. Jika tidak ditemukan hendaknya mencarinya dalam hadith. Setelah itu, memeriksa keterangan sahabat, karena mereka lebih banyak mengetahui maksud-maksud ayat, karena mereka mendengar sendiri dari Nabi SAW dan melihat sebabsebab nuzul ayat. Kemudian, barulah melihat penafsiran dari tabi'in dan tabi'in tabi'in, karena metode tabi'in dalam menafsirkan al-qur'an adalah menafsirkan ayat-ayat dengan hadist Nabi SAW atau para sahabat, dan kadangkala menerangkan arti ayat tanpa merujuk kepada siapa pun. Sehingga sikap para mufassir dewasa ini terhadap pandangan tabi'in ini sama dengan sikap mereka terhadap hadist-hadist Nabi SAW, dan memandang sebagai hadist mauquf. F. Penutup Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa asba>b al-nuzul punya peran yang besar dalam memahami kandungan al-qur'an dan berguna sebagai perangkat untuk menetapkan hukum Islam. Ilmu asba>b al-nuzul, merupakan suatu ilmu yang merangkan peristiwa tentang turunnya ayat-ayat al-qur'an melalui periwayatan suatu hadist untuk menerangkan maksud-maksud ayat al-qur'an agar mudah dalam memahami kandungan al-qur'an. Karena itu pemahaman terhadapnya akan dapat menghilangkan kemuskilan dalam memahami kandungan al-qur'an, karena asba>b al-nuzul mengandung suatu pelajaran dan penafsiran bagi setiap penafsir. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang asba>b al-nuzul dapat dipergunakan dalam penafsiran al-qur'an selama berita atau peristiwa yang melatar belakangi kejadian turunnya ayat benar-benar shahih dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dalam mengomentari turunnya suatu ayat. Di mana peristiwa atau berita tersebut benar-benar terjadi di masa Nabi SAW, yang dikuatkan dengan penyaksian Nabi SAW sendiri atau Sahabat yang melihat peristiwa yang terjadi. Adapun implimentasi asba>b al-nuzul dalam penafsiran al-qur'an dapat berjalan selama ayat-ayat yang ditafsirkan itu mempunyai sebab nuzul. Daftar Pustaka Kamal, Ahmad Adil. Ulu>m al-qur an. Kairo: al-mukhtar al- Islamiyah, tt. TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember

14 Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu Us}ul Fiqh. Jakarta: Majlis al- Islamiyah, Ma luf, Lois. Al-Munjid fi Lughah wa al-adab wa al- Ulu>m. Bairut: Maktabah Kastulikiyah, Marba>wy, Muh}ammad Idris al-. Kamus al-marba>wy. Mesir: Sharikat Mustafa al-ba>by al-halaby, tt. Na>wi, Ali Ahmad al-. Al-Qawa> id al-fiqhiyyah. Damsyik: dar al-qalam, Namr, Abd. al-mun im al-. Ulu>m al-qur an al-kari>m. Kairo: Dar al-kitab al-islamiyah, Qaththan, Manna Khalil al-, Maha>bith fi Ulum al-qur an. Beirut: Syarikat al-muhtadah, Suyu>thi, Jala>l al-di>n al-. Luba>b al-nuql fi Asba>b al-nuzul, Juz II. Bandung: Syarikat al-ma arif, tt. Suyu>thi, Jala>l al-di>n al-, al-itqa>n fi Ulu>m al-qur a>n, Cairo: Mat}ba ah al-hija>zi, tt. Shabuny, Muhammad Ali al-. Rawa i al-bayan. diterjemah oleh Imran A Manan, Juz I. Surabaya, Bina Ilmu, Shalih, Subhi al-. Membahas Ilmu-ilmu al-qur an. Kairo: Mathba ah Hijazi, tt. Shiddiqy, M. Hasby al-. Sejarah Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta Bulan Bintang, Shihab, M. Quraish. Metode Penelitian Tafsir. Ujung Pandang: IAIN Alauddin, Taimiyah, Imam Taqiyuddin Ah}mad bin Ah}mad Hami>m Ibn. Muqaddimah fi Us}u>l al-tasi>r. Kuwait: Dar al-qur an al- Qarim, Tim YPPAI. Al-Qur an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI., Wahidy, Ali ibn Ahmad al-. Asba>b al-nuzul. Translated by Mokrane Guezzuo, Amman: Royal Aal al-bayt Institute for Islamic Thought, Yahya, Mukhtar. Dasar-dasar Pembinaan Hukum Islam. Bandung: al-maarif, Zarkasyi, Badr al-di>n Muh}ammad bin Abdullah al-. Mana>hil al- Irfa>n fi Ulu>m al-qur an, Juz I. Mesir: Isa al-ba>by al- Halaby, tt. 502 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH STUDI AL QUR AN MAKALAH dan PRESENTASI ASBABUN NUZUL

TUGAS MATA KULIAH STUDI AL QUR AN MAKALAH dan PRESENTASI ASBABUN NUZUL TUGAS MATA KULIAH STUDI AL QUR AN MAKALAH dan PRESENTASI ASBABUN NUZUL Disusun Oleh : Fatimatuzzainiyah Halimatus sa diyah Nur Halima Zainil islam Munif Simin SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI. penulis menilai bahwa tentunya sangat berkualitas penuh dengan pembahasan

BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI. penulis menilai bahwa tentunya sangat berkualitas penuh dengan pembahasan 72 BAB IV ANALISA TERHADAP STANDAR PENILAIAN MUHAMMAD HUSEIN AL-ZAHABI A. Penilaian Terhadap Standar Penilaian Mamdu>h dan Mazmu>m Tafsir Bi Al- Ra yi Karya Muhammad Husain Al-Dzahabi Kitab yang ditulis

Lebih terperinci

BAB VIII LATAR BELAKANG TURUNNYA AL-QUR AN, SABAB AL-NUZUL

BAB VIII LATAR BELAKANG TURUNNYA AL-QUR AN, SABAB AL-NUZUL BAB VIII LATAR BELAKANG TURUNNYA AL-QUR AN, SABAB AL-NUZUL A. Definisi Asbab al-nuzul dari Berbagai Ahli Ungkapan Asbab al-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata asbab dan nuzul. Secara etimologi, Asbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan kepada

Lebih terperinci

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM Studi Objektif Berdasarkan kaidah ke-ilmuan Islam Berdasarkan sumber/riwayat terpercaya Tidak bertentangan dengan Dalil Syariah Mengutamakan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad) PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran)

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al- Alaq, ayat 1-5 Surah Al-Fatihah Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4 Bismillah 1. Ayat 1-5, Surah Al- Alaq (Paling Rajih) i. Berdasarkan hadis Aisyah yang diriwayatkan

Lebih terperinci

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) , 25 Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan

Lebih terperinci

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, tempat pergi, yaitu jalan

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM 1. Al Quran Al quran menurut bahasa (Etimologi), al Quran berarti bacaan, adapun menurut Istilah (Termonologis), yaitu Firman Allah SWT. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF A. ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENGAWASAN KUA TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF DI KECAMATAN SEDATI Perwakafan

Lebih terperinci

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP UCAPAN ISTINSHA@ DALAM IKRAR TALAK A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan Istinsha> dalam Ikrar Talak Hukum Islam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSIR. Secara terminologi, M. Hasbi Ash-Shiddqy mengartikan asba>b al-nuzu>l

BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSIR. Secara terminologi, M. Hasbi Ash-Shiddqy mengartikan asba>b al-nuzu>l 15 BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSIR A. ASBA>B AL-NUZU>L 1. Pengertian Asba>b al-nuzu>l Secara etimologi Asba>b al-nuzu>l terdiri dari dua kata asba>b (bentuk plurar dari kata sabab ) yang mempunyai arti latar

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan KUA Melaksanakan Pernikahan dengan Menggunakan Taukil Wali Nikah via Telepon Setelah mengetahui

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI TAFSIR DAN TAKWIL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk dan pelajaran bagi ummat manusia, dan mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM A. Pengertian Hasanah dan Sayyi ah,حسنة yang masdarnya,یحسنو,حسن berasal dari kata حسنة Kata disebutkan sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 A. IDENTITAS 1 Jurusan/Prodi : Perbankan Syari ah 2 Nama Matakuliah..*) : Fiqh / Ushul Fiqh 3 Kode Matakuliah *) : SY. 300 4 Semester/SKS : I/3 SKS 5 Jenis Mata Kuliah : Wajib/Pilihan 6 Prasyarat.*) :

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM ZUHRI USUL TAFSIR. minggu kedua: ASBABUN NUZUL. 6 April 2017 Ustazah Rohana Ithnin

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM ZUHRI USUL TAFSIR. minggu kedua: ASBABUN NUZUL. 6 April 2017 Ustazah Rohana Ithnin DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM ZUHRI USUL TAFSIR minggu kedua: ASBABUN NUZUL 6 April 2017 Ustazah Rohana Ithnin YOU ARE HERE Asbabun Nuzul 1. Sebab utama Quran diturunkan - Petunjuk 2. Sebab khusus Mengatasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan 170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

Sumber Ajaran Agama Islam

Sumber Ajaran Agama Islam Sumber Ajaran Agama Islam Al-Qur an yang memuat wahyu Allah, Ijtihad Upaya yang dilakukan untuk penetapan hukum atas suatu permasalahan sehingga mendapatkan solusi yang sesuai dengan aturan agama As-Sunah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK 1 MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK Hukum Islam memiliki tujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Untuk mengetahui dan menyelami tentang

Lebih terperinci

BAB IV OTOPSI FORENSIK SEBAGAI PENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN DALAM SURAT AL-BAQARAH: 72-73

BAB IV OTOPSI FORENSIK SEBAGAI PENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN DALAM SURAT AL-BAQARAH: 72-73 BAB IV OTOPSI FORENSIK SEBAGAI PENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN DALAM SURAT AL-BAQARAH: 72-73 A. Urgensi Penyelidikan Kasus Pembunuhan dalam Surat Al-Baqarah: 72-73 Surat Al-Baqarah: 72-73, secara eksplisit

Lebih terperinci

IlmuTasawuf.com. IlmuTasawuf.com. Daftar lsi. A. Pengertian, Ragam dan Kegunaannya... 19

IlmuTasawuf.com. IlmuTasawuf.com. Daftar lsi. A. Pengertian, Ragam dan Kegunaannya... 19 BAB I AL-QURAN A. Pengertianal-Qur'an BAB II Daftar lsi STUDI ILMUAT-QUR'AN B. Nama dan Sifat al-qur'an...5 C. Tujuan Kehadiran dan Kandungan al-qur'an...8 ULUM AL-QURAN....;...19 A. Pengertian, Ragam

Lebih terperinci

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI DASAR Ujian Komprehensif Kompetensi Dasar meliputi ujian untuk mata kuliah Metodologi Studi Islam, Ulumul Quran, dan Ulumul Hadis Metodologi Studi Islam Kelompok Mata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Hadits Dakwah Kode MK : KPIU 14105 Bobot / Semester : 2 sks / IV Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA 58 BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA A. Makna Kesaksian Manusia terhadap ke-esaan Allah di Alam Rahim dalam Surat al-a raaf ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang dibawa turun oleh al-ruh al Amin (Jibril) ke dalam hati sanubari Rasulullah Muhammad bin Abdullah sekaligus bersama lafal

Lebih terperinci

Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1

Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1 Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1 Oleh: Yunahar Ilyas 2 Pendahuluan Dua tahun yang lalu, Muhammadiyah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus 2011, sementara pemerintah

Lebih terperinci

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 1 Beberapa Istilah Terkait dengan HUKUM ISLAM 1. Hukum 2. Hukum Islam 3. Syariah 4. Fikih 5. Ushul

Lebih terperinci

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Fidyah. Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin. (Al Baqarah : 184) Fidyah 1. Bagi Siapa Fidyah Itu? Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang

Lebih terperinci

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya,

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD4013 USUL FIQH (Minggu 1) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) DEFINISI USULFIQH Usul Bahasa: Apa yg dibina diatasnya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS 21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya, melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman serta tuntunan bagi manusia, Al-Qur

Lebih terperinci

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan, 13 BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD A. Metode Maud}u i 1. Pengertian metode maudhu i Kamus bahasa menunjukkan bahwa kata tersebut diambil dari kata yang artinya adalah meletakkan sesuatu dalam

Lebih terperinci

{mosimage}oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

{mosimage}oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. {mosimage}oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan uli al-amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA 54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

SISTEMATIKA AYAT DAN SURAH AL-QUR AN. Fatirawahidah (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari)

SISTEMATIKA AYAT DAN SURAH AL-QUR AN. Fatirawahidah (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari) 131 SISTEMATIKA AYAT DAN SURAH AL-QUR AN Fatirawahidah (Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kendari) Abstrak: Al-Qur an merupakan petunjuk serta pedoman bagi manusia. Al-Qur an sebagai pedoman

Lebih terperinci

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin *

Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya. Jamaluddin * Menguak Kemu jizatan Al Qur an, Kadar dan Aspeknya Jamaluddin * Abstarak: Allah menantang manusia yang mengingkari al Qur an supaya membuat kitab tandingan, kemudian membuat tandingan dengan sepuluh surat

Lebih terperinci

Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab

Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi Al-Sunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis BAB II MUKHTALIF AL-HADITS A. Pengertian Mukhtalif al-hadits Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis yang bertentangan. Sedangkan dalam dunia ulum al-hadits istilah ini diperuntukkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Modul ke: 03Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Kesempurnaan Dalam Beragama Apa itu Islam? Rukun Islam Apa itu Iman? Rukun Iman Apa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH A. Metode dan Corak-corak Tafsir Menurut Nashiruddin Baidan, metode penafsiran al-qur an terbagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Metode

Lebih terperinci

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan Senin, 05-06-2017 Ibnu Hajar al-asqalani (852 H) mendefinisikan ilmu hadis sebagai, Ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan hadis dan perawinya (al-nukat

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM ISLAM 1

SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM (DALIL QAT EI) Sumber utama hukum Islam ialah dalildalil yang telah disepakati oleh para ulamak dengan secara putus sebagai sumber hukum Islam yang utama dalam

Lebih terperinci

HADITS KEsembilan Arti Hadits / :

HADITS KEsembilan Arti Hadits / : HADITS KEsembilan Arti Hadits / : Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian

Lebih terperinci

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH 95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam

Lebih terperinci

Tidak Menghadiri Kebatilan

Tidak Menghadiri Kebatilan Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu (atau menghadiri kebatilan), dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI A. Analisis Pendapat Yusuf Qardhawi tentang Zakat Investasi Jika kita melihat kembali bagaimana zakat itu difungsikan sebagai sarana vital

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (TQS al-hujurat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

DAHULUKAN BEKERJA IMBALAN KEMUDIAN

DAHULUKAN BEKERJA IMBALAN KEMUDIAN DAHULUKAN BEKERJA IMBALAN KEMUDIAN Pendahuluan Dahulukan Bekerja Imbalan Kemudian itulah sebuah ungkapan bijak. Koordinator Kopertais Wilayah II Jabar Banten, disela sambutan Silaturahmi dengan Pimpinan

Lebih terperinci

BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSI>R

BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSI>R BAB II KAIDAH ANALISIS TAFSI>R A. Asba>b al-nuzu>l 1. Pengertian Asba>b al-nuzu>l Secara etimologis Asba>b al-nuzu>l terdiri dari dua kalimat isim yakni; Asba>b yang mempunyai arti sebab-sebab, dan Nuzu>l

Lebih terperinci

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang menyangkut permasalahan ukhrawi. Mulai dari urusan ekonomi,

Lebih terperinci

sehingga tidak terjadi penafsiran yang bertentangan dengannya. Namun penjelasan nabi tersebut tidak banyak yang kita ketahui. Sampai saat ini, bukan

sehingga tidak terjadi penafsiran yang bertentangan dengannya. Namun penjelasan nabi tersebut tidak banyak yang kita ketahui. Sampai saat ini, bukan KATA PENGANTAR Al-quran memeperkenalkan dirinya antara lain sebagai hudan li al- nas dan sebagai kitab yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan QS (14-1). Melalui kitab suci Al- Qurán, manusia

Lebih terperinci

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM Imron Rosyadi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Dalam makalah ini penulis mengkaji tentang al- adah wa al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Muhammad Ali al-shabuni dalam kitab al-tibyan fi Ulum al-qur an sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Nor Ichwan mendefinisikan, bahwa al-qur an adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan menerangkan makna yang abstrak, kata At-Tafsîr berarti menyingkap maksud sesuatu

Lebih terperinci

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Sebuah kisah yang baik akan mudah meresap ke dalam hati orang yang membaca atau mendengarnya, serta menanamkan kesan yang demikian

Lebih terperinci