BAB 1 PENDAHULUAN. Kereta rel listrik merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Kereta rel listrik merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting"

Transkripsi

1 ABSTRAK Kereta Rel Listrik merupakan salah satu alat transportasi yang sangat penting untuk wilayah jabotabek. Setiap tahun para pengguna KRL terus meningkat, oleh karena itu jumlah Kereta Rel Listrik terus ditingkatkan dan ini harus diimbangi pula dengan peningkatan penyediaan daya pada listrik aliran atasnya. Listrik aliran atas adalah suatu jaringan litrik 1500 volt DC yang terdiri atas gardu listrik dan jaringan listrik aliran atas (saluran atas) dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber ke beban yaitu kereta Rel Listrik. Perhitungan daya listrik aliran atas dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan rumus empiris yang merupakan hasil percobaan. Dengan perhitungan tersebut dapat ditentukan berapa kapasitas daya ideal setiap gardu listrik dan dapat menentukan letak kritis antara Duri Tangerang.

2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kereta rel listrik merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting untuk wilayah Jabotabek. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan wilayah Jabotabek yang sangat pesat dari segi pembangunan maupun dari segi pertumbuhan penduduknya. Kereta rel listrik merupakan salah satu alternatif sarana transportasi yang paling cocok di wilayah Jabotabek karena : 1. Dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang cukup banyak yaitu lebih dari 1000 orang untuk setiap rangkaian keretanya. Hal ini sesuai dengan studi standarisasi kereta rel listrik tahap II (lanjutan) dan kereta diesel dari Departemen Perhubungan bulan Maret tahun Letak stasiun pemberhentian kereta yang berada pada pusat-pusat kegiatan masyarakat Jabotabek. 3. Polusi udara yang dihasilkan relatif kecil jika dibandingkan dengan sarana transportasi lainya. Dengan beberapa alasan diatas maka jumlah armada kereta rel listrik terus ditingkatkan. Peningkatkan jumlah kereta rel listrik harus diimbangi pula oleh penyediaan suplai daya pada listrik aliran atasnya. 1

3 Listrik aliran atas merupakan salah satu istilah yang digunakan oleh perusahaan kereta api yang ada di Indonesia khususnya yang berada di wilayah Jabotabek untuk suatu jaringan listrik DC yang terdiri dari gardu listrik dan jaringan listrik (saluran atas) yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber kebeban yaitu kereta rel listrik (KRL). Kondisi listrik aliran atas yang ada di Jabotabek memang masih bisa untuk mensuplai kereta rel listrik yang beroperasi pada saat ini, tetapi dengan peningkatan permintaan dari pasar atau dengan pertambahan jumlah armada kereta rel listrik dari tahun ke tahun, maka kapasitas daya dari gardu listrik yang telah ada sudah tidak mencukupi lagi. Untuk itu pemecahan dari masalah tersebut adalah antara lain dengan: 1. Penambahan kapasitas daya gardu listrik aliran atas yang ada di wilayah jabotabek saat ini. 2. Penambahan kapasitas daya gardu listrik yang hanya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, dalam tugas akhir ini penulis akan membahas permasalahan tersebut diatas dengan mengambil judul ANALISA PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA GARDU TRAKSI PADA JALUR DURI-TANGERANG. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kapasitas daya listrik yang dibutuhkan antara lain: 2

4 1. Jumlah kereta rel listrik maksimal yang beroperasi pada satu petak jalan. 2. Kapasitas daya gardu listrik yang tersedia saat ini. 3. Jarak antara gardu pada suatu petak jalan. 1.2 Maksud Dan Tujuan Penelitian Tujuan utama dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1.Untuk mengetahui kebutuhan dan besarnya kapasitas daya gardu listrik yang digunakan untuk menyuplai daya listrik ke kereta rel listrik jalur Duri-Tangerang. 2.Mengetahui letak titik-titik kritis dari masing-masing petak jalan yang ada di jalur Duri-Tangerang sehingga dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya. 1.3 Pembatasan Masalah Permasalahan pada listrik aliran atas di wilayah Jabotabek sangat banyak dan cukup menarik untuk dibahas, namun dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis hanya akan membahas hal -hal sebagai berikut : 1. Besarnya daya gardu listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan armada kereta rel listrik. 2. Headway hanya untuk 15 menit, 10 menit dan 5 menit. 3. listrik aliran atas. 4. Jalur kereta yang ditinjau adalah jalur Duri-Tangerang saja. 3

5 1.4 Metode Penelitian Metode yang dilakukan oleh penulis alam penelitian ini adalah: a). Studi Kepustakaan. Yaitu penulis melakukan studi kepustakaan di perpustakaan dengan membaca buku-buku dan sumber bacaan lain yang menunjang penulisan. b). Studi Lapangan. Yaitu penulis melakukan studi lapangan dengan terjun langsung ke gardu listrik Duri dan gardu listrik Grogol, dan untuk mendukung data-data tersebut maka penulis banyak mengambil data dari: 1. Data kereta rel listrik pada saat pengujian dan pada saat operasional ( Hasil uji coba yang pernah dilakukan oleh pusat perencanaan dan pengembangan PT. KAI ). 2. Data yang ada pada gardu litrik Duri dan Grogol. 3. Data komponen yang ada di lapangan ( jalur Duri - Grogol ). 4. Data teknis dari PT. KAI DAOP I Jakarta unit seksi dan sarana. 4

6 1.5 Sistematika Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metode penulisan laporan dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi mengenai kerangka pemikiran atau dasar teori dari penelitian tersebut dan dijelaskan pula teori-teori atau data teknis yang mendukung penelitian tersebut. BAB III DATA LAPANGAN LISTRIK ALIRAN ATAS Berisi tentang data lapangan mengenai listrik aliran atas yang diambil dari lapangan sampai penulisan ini selesai. BAB IV ANALISA PERHITUNGAN Berisi tentang analisa perhitungan data lapangan dan perhitungan secara teori untuk menentukan kapasitas daya ideal sebuah gardu traksi Duri- Tangerang. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari hasil penelitian tersebut yang digunakan sebagai sarana penyelesaian masalah. 5

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Silicon Contreled Rectiefier (SCR). Silicon Controlled Rectifier (SCR) yang di maksud dalam Tugas Akhir ini adalah konverter penuh tiga fasa Konverter penuh tiga fasa secara ekstensif digunakan pada banyak aplikasi industri hingga level daya 120 KW dengan daerah operasi dua kuadran. Gambar 2.1. memperlihatkan rangkaian jembatan konverter penuh tiga fasa. D1 D3 D5 Van 0 Vbn Beban Vcn D4 D6 D2 Gbr 2.1. konverter penuh jembatan 3 fasa Jembatan tiga fasa ini akan memberikan tegangan keluaran 6 pulsa dimana tiap pulsa mewakili masa konduksi tiap dioda yaitu sebesar 0 60 atau π / 3. 6

8 Diagram pulsa bentuk gelombang dan masa konduksi dioda dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.2. Bentuk gelombang dan waktu konduksi dioda Besarnya tegangan keluaran dari converter penuh tiga fasa ini dapat dilihat pada persamaan berikut : V dc T Ι = Vm sinωt dω t ( 1 ) T 0 V dc 2π / 3 Ι = Vs sinωt dω t π / 3 π / 3 V dc = Vs π π / 3 π 2 / 3 ( cosωt d ωt) 7

9 V dc 3. = 2. V π s ( cosπ / 3 cos2π / 3) V dc 3. = 2. V π s ( 0,5 (0,5)) V dc 3. = 2. V π s () Ι V s Vdc = = 1, π V s 2.2. Perhitungan kebutuhan arus total. I = IMT + Iaux ( 2 ) Dimana : I = arus total satu set kereta IMT = arus motor traksi pada satu set kereta Iaux = arus tambahan untuk peralatan Bantu (diasumsikan = 200 A) 8

10 2.3. Perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam pada suatu petak jalan bedasarkan rumus empiris. Y = C. D. ( 60/H ). N. P o ( W/1000 ) ( 3 ) Dimana : Y = Beban lebih dalam waktu satu jam C = Susunan kereta D = Jangkauan beban gardu listrik N = Jumlah KRL yang beroperasi per jam pada lintas yang bersangkutan W = Berat satuan KRL termasuk penumpang H = Headway P o = Konsumsi daya listrik spesifik (Wh/ton-km) 2.4. Transformator Daya Prinsip kerja. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang digunakan untuk memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah tegangan tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang paling sederhana transformator terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan 9

11 primer adalah kumparan yang menerima daya sedangkan kumparan sekunder tersambung pada beban. Kedua kumparan dililit pada satu inti yang tcrdiri atas material magnetik berlaminasi. Landasan fisik transformator adalah induktasi mutual (timbal balik) antara kedua rangkaian yang dihubungkan oleh suatu fluks magnetik bersama yang melewati suatu jalur dengan relaktansi rendah (gambar 2.3.) kedua kumparan memiliki induktansi mutual yang tinggi. Jika satu kumparan disambung pada suatu sumber tegangan bolak-balik, maka suatu fluks bolak balik terjadi di dalam inti berlaminasi, yang sebagian besar akan mengait pada kumparan lainnya. Dan didalamnya akan terinduksi suatu gaya gerak listrik (ggl) yang sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik faraday, yaitu: dφ e = N ( 4 ) dt Dimana: e = Gaya gerak listrik yang di induksikan N = Jumlah lilitan Bilamana rangkaian sekunder ditutup, maka akan mengalir arus, dan dengan demikian maka energi listrik dipindah sepenuhnya secara magnetik dari kumparan primer ke kumparan sekunder. 10

12 Gambar 2.3. Skema prinsip transformator dengan kumparan primer dan sekunder serta rangkaian magnetiknya Transformator Ideal. Pada transformator ideal tidak terdapat rugi-rugi, yaitu kumparan-kumparannya dianggap tidak memilki resistansi dan tidak terdapat kebocoran magnetik. Dengan kata lain transformator ideal terdiri atas dua kumparan yang bersifat induktif murni yang dibelitkan pada inti tanpa rugi-rugi. Bila kumparan primer transformator dihubungkan dengan sumber tegangan yang sinusoidal, maka akan mengalirlah arus primer yang sinusoidal pula. Arus primer ini akan menimbulkan fluksi φ yang sefasa dan juga berbentuk sinusoidal. dimana: φ = φ sin ωt ( 5 ) max 11

13 Fluks sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan induksi e 1 yang tertinggal dimana: e dφ = N1 ( 6 ) dt 1 e 1 = N 1 d ( φ sinωt) max dt e 1 = N ωφ 1 max cosωt Harga efektifnya: N 12πfφ max E 1 = = 4, 44Nfφmax ( 7 ) 2 Pada rangkaian sekunder, fluks bersama tadi akan menimbulkan teggangan induksi e 2 dimana: e dφ = N 2 ( 8 ) dt 2 e 2 = N 2 d ( φ sinωt) max dt e 2 = N ωφ 2 max cosωt 12

14 Harga efektifnya: N 2 2πfφ max E 2 = = 4, 44Nfφmax ( 9 ) Resistansi saluran. Tiap konduktor listrik memberi perlawanan atau tahanan terhadap mengalirnya arus listrik dan hal ini dinamakan resistansi. Resistansi R suatu saluran konduktor dengan panjang L dan luas penampang A ditentukan oleh rumus sebagai berikut: l R = ρ ohm ( 10 ) A Dimana : R = Resistensi L = Panjang konduktor A = penampang konduktor ρ = Resistensi spesifik (tahanan jenis) konduktor yang tergantung dari jenis bahan dan suhu 13

15 dan tahanan jenis bahan konduktor ini akan berlainan pada suhu yang berlainan pula, hal ini dapat diwakilkan oleh persamaan: [ + ( t )] ρ ( 11 ) 2 = ρ1 1 α 2 t1 Dimana: ρ 1 = Resistansi spesifik pada suhu t 1 ρ 2 = Resistansi spesifik pada suhu t 2 α = koefisien suhu material Nilai koefisien suhu juga tidak konstan dan tergantung dari suhu awal. Koefisien suhu itu pada t 1 adalah: α α 0 1 = ( 12 ) 1+ α 0t1 Dimana: α 0 = Koefisien suhu resitansi pada 0 0 C 14

16 BAB III DATA LAPANGAN LISTRIK ALIRAN ATAS 3.1. Pendahuluan Listrik aliran atas adalah suatu jaringan DC yang terdiri dari gardu listrik dan jaringan listrik aliran atas (saluran atas) yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari sumber menuju beban yaitu kereta rel listrik (KRL), Jaringan ini dapat pula dikatakan sebagai saluran kontak atas untuk KRL dan pemasanganya terbatas hanya pada struktur jalur kereta yang dilewati KRL, jaringan listrik aliran atas biasanya terdiri dari dua jalur yang berfungsi untuk peningkatan keandalan. Dan karenanya pada listrik aliran atas terdiri dari bermacam-macam komponen, diantaranya adalah gardu listriknya sendiri, kawat trolly, hanger, kawat feder, dropper, kawat mesanger dan sebagianya yang kesemuanya itu saling mendukung satu sama lainya membentuk suatu sistem jaringan yaitu sistem jaringan listrik aliran atas. KRL mengambil daya dari listrik aliran atas ini dengan sebuah kontak geser yang disebut pantograph. Sedangkan kereta rel listrik adalah suatu alat transformasi darat yang berbentuk memanjang mengunakan jalur rel sebagai alat untuk jalan dan sumber energinya menggunakan listrik untuk menjalankan motor motor di dalam peralatan kereta sehingga kereta bisa jalan. 15

17 3.2. Gardu Listrik Aliran Atas Duri dan Grogol Karena setiap gardu listrik aliran atas antara Duri Tangerang memiliki fungsi dan tugas yang sama, maka kita ambil contoh untuk gardu listrik aliran atas Duri dan Grogol saja. Gardu listrik aliran atas khususnya untuk gardu Duri dan Grogol berfungsi untuk menyuplai daya listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi kereta rel listrik. Gardu gardu ini bertugas antara lain untuk: - Menurunkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 1245 VAC dan kemudian disearahkan menjadi tegangan 1750 VDC yang disalurkan melalui lisrik aliran atas untuk menyuplai kereta rel listrik. - Menurunkan tegangan 20 KV menjadi 6 KV yang digunakan untuk menyuplai daya bagi peralatan control,sinyal,pintu perlintasan,dan lain lain Peralatan Listrik Yang Terdapat Pada Gardu Listrik Duri dan Grogol. Untuk dapat mengubah tegangan AC 20 KV menjadi tegangan DC 1750 Volt, diperlukan komponen komponen yang saling mendukung. Gardu listrik Duri dan Grogol memiliki fungsi yang sama yaitu menyediakan suplai daya untuk kereta rel listrik pada jalur antar Duri dan Grogol. Oleh karena fungsi kedua gardu ini sama persis, maka semua peralatan yang digunakan juga sama.yang berbeda hanyalah kapasitas daya yang dibangkitkan oleh masing masing gardu yaitu 3465 KW untuk gardu Duri dan 2425 KW untuk gardu Grogol. Peralatan peralatan yang ada pada kedua gardu ini diantaranya adalah: 16

18 Trafo penurun tegangan utama Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menaikan tegangan (step up transformer ) dan menurunkan tegangan (step down transformer) tanpa merubah frekuensi yang ada. Pada Gardu terdapat Trafo penurun tegangan utama. Yang dimaksud dengan trafo penurun tegangan utama adalah trafo 3 phasa yang terdapat pada gardu listrik aliran atas dan berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 20 KV AC menjadi 1245 Volt AC Silicon Controlled Rectifier (SCR) SCR berfungsi untuk menyearahkan tegangan 1245 Volt AC menjadi tegangan 1750 Volt DC, sebab tegangan yang dibutuhkan untuk menyuplai daya ke KRL adalah 1750 Volt DC. Tegangan sebenarnya yang diijinkan untuk menyuplai KRL adalah 1200 Volt sampai 1900 Volt DC. Menurut perhitungan secara matematis, jika gelombang tegangan 3 phasa disearahkan dengan penyearah gelombang penuh maka tegangan out putnya adalah: Voutput =Vinput x 1,3504 Jadi untuk tegangan input 1245 V AC,akan menghasilkan tegangan output DC sebesar: Voutput = Vinput x 1,3504 Voutput = 1245 V x 1,3504 Voutput = 1750 Volt DC 17

19 Komponen utama dari penyearah ini yaitu SCR juga mempunyai kemampuan mengalirkan daya yaitu kapasitor SCR jika beban yang di suplai melebihi 100% adalah: % kontinyu % 2 jam % 5 menit % 1 menit ( sumber data : PT. KAI (persero) DAOP 1 Jakarta unit listrik aliran atas remote control Manggarai ). Jadi sebaiknya pembebanan SCR tidak diatas 100 % dari kemampuanya menyalurkan daya agar kontinuitas penyaluran daya tetap terjaga atau kontinyu Pemutus Tenaga ( PMT ) Pemutus tenaga adalah perlengkapan gardu listrik yang berfungsi untuk memutus atau menghubungkan arus listrik tegangan tinggi atau menengah, klasifikasi Pemutus Tegangan (PMT) dibedakan berdasarkan pemadam busur api saat PMT memutus atau menghubungkan arus tinggi Pemisah ( PMS ) Pemisah adalah alat yang digunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja, oleh karena itu pemisah tidak boleh dikeluarkan pada rangkaian listrik dalam keadaan berbeban untuk tujuan tertentu, pemisah penghantar atau kabel dilengkapi pemisah tanah. Umumnya 18

20 antara pemisah penghantar atau kabel pemisah tanah terdapat interlock dan terpasangnya interlock ini, kesalahan operasi dapat dihindarkan Panel Kontrol Panel kontrol ini berbentuk lemari yang mana didalamnya terpasang alat-alat kontrol operasi, meter-meter pengukuran serta relay perlindungan. Pada panel ini operator mengamati keadaan peralatan, melakukan operasi peralatan serta pengukuran tegangan dan arus, daya dan lain sebagainnya. Bila terjadi gangguan, panel hubung ini membuka pemutus beban secara otomatis melalui pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Disamping itu pada panel kontrol dilengkapi denagan sistem pentanahan dengan mengunakan kabel pentanahan jenis SEFGBY dengan ukuran 70 mm 2 dengan warna hijau. Bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya arus bocor yang diakibatkan oleh induksi dalam panel itu sendiri Dissconecting Switch Dissconecting switch berfungsi untuk memutuskan atau memisahkan hubungan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban Circuit Breaker (CB) CB berfungsi sebagai alat proteksi gangguan, baik itu gangguan beban lebih atau gangguan hubung singkat sehingga keamanan transformator dapat terjamin. 19

21 Relay Relay adalah suatu piranti baik elektronik maupun mekanik di rancang untuk mendeteksi suatu ketidak normalan pada peralatan listrik yang bisa membahayakan jika bahaya itu muncul maka relay secara otomatis memberikan sinyal untuk membuka atau memutus tenaga ( CB ) atau membandingkan suatau besaranbesaran yang diterima, misalkan arus, tegangan daya. Disamping sikring sebagai alat yang langsung dapat mengindera dan memutus secara langsung gangguan, maka relay pada prinsipnya hanya mengindera bentuk dan besar gangguan yang kemudian ditransmisikan dalam bentuk yang lain untuk menggerakan peralatan mekanisme pemutus yang bekerja atas dasar prinsip kerja hidrolis atau elektromagnetis. Relay disini adalah pemegang kunci keberhasilan dalam mendeteksi gangguan-gangguan atau perubahan listrik yang tidak normal. Kondisi relay seperti ini dapat digunakan sebagai alat pengindera atau pendeteksi dari bermacam-macam gangguan, yang dipadukan dengan peralatan mekanisme yang lain.relay biasanya dinamai berdasarkan tranducernya, seperti: - Tranduser arus contoh releay arus lebih - Tranducer tegangan contoh relay tegangan lebih Over Current Relay Over Current Relay ini berfungsi untuk memproteksi peralatan peralatan yang ada di gardu dari gangguan arus lebih akibat hubung singkat atau beban lebih. 20

22 Over Current Ground Relay Over current ground relay berfungsi untuk memproteksi peralatan yang ada di gardu dari gangguan hubung singkat ketanah Over Voltage Relay Relay ini berfungsi untuk memproteksi peralatan-peralatan yang ada di gardu dari gangguan tegangan lebih/kelebihan tegangan yang abnormal yang mungkin disebabkan oleh aliran arus ataupun malfungsi regulator tegangan otomatis Under Voltage Relay Under voltage relay berfungsi untuk memproteksi peralatan-peralatan yang ada di gardu dari gangguan tegangan kurang Fault Indikator Fault indicator ini berfungsi untuk memberitahukan kepada kita tentang kesalahankesalahan yang terjadi pada sistem dan biasanya ditunjukan dengan nyala lampu atau bunyi sirene Lighting Arrester Lighting Arrester berfungsi untuk melindungi peralatan-peralatan pada gardu listirk dari bahaya gangguan petir. 21

23 Trafo 3 Phasa 20/6 KV Trafo 3 phasa 20/6 KV berfungsi menurunkan tegangan 20 KV ke 6 KV yang digunakan sebagai sumber daya peralatan-peralatan atau instrumen tambahan seperti untuk peraltan kontrol,sinyal, pintu perlintasan dan lain-lain Baterai 80 cell, 96 Volt, 60 Ah beserta peralatan pengisianya Baterai 80 cell, 96 Volt, 60 Ah berfungsi sebagai sumber daya cadangan untuk peralatan-peralatan vital yang tidak boleh terputus daya listriknya seperti untuk peralatan sinyal antara stasiun. Pengukuran baterai ini dilakukan di gardu listrik. Baterai pada gardu listrik ini digunakan untuk menjaga apabila PLN mati untuk mensuplay daya ke sistem kontrolnya. Pengukuran baterai ini dilakukan tiap seminggu sekali. Banyak hal yang perlu diperhitungkan dan dirawat pada baterai ( per cell baterai ), yaitu: - Temperatur. - Berat jenis. - Tegangan. - Ketinggian larutan Peralatan pendingin (pendinginan udara dengan blower dan pendingin minyak ) Peralatan pendingin berfungsi untuk mendinginkan peralatan-peralatan yang ada di gardu agar tidak terjadi Over heat sehingga dapat digunakan dalam operasi yang panjang. 22

24 Bus bar Bus bar digunakan sebagai feeder utama panel Dan lain-lain (gambar single line diagramnya terdapat pada lampiran 1). 23

25 Hubung Antar Gardu Listrik Hubungan antara gardu yang satu dengan yang lainya adalah secara parallel. Gambar rangkaian gardu listrik aliran listrik yang bekerja secara paralel dapat dilihat pada gambar 3.1 Gbr 3.1. Kerja Paralel Gardu Listrik Duri Kepa Grogol 24

26 Hal ini dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai beberapa keuntungan antara lain: - Dalam satu petak jalan disuplai oleh dua buah gardu listrik. - Memudahkan dalam perwatan jaringan aliran atas. - Jika terjadi kerusakan disuatu daerah atau petak jalan tertentu, tidak terlalu berpengaruh terhadap gardu listrik disekitarnya. - Jika terjadi kerusakan atau gangguan pada salah satu gardu maka daerah yang disuplai oleh gardu tersebut masih mendapatkan suplai daya dari gardu lain yang berada disebelahnya. Besarnya kapasitas dan lokasi masing masing gardu yang ada di wilayah Jabotabek dapat dilihat pada lampiran 2 dan Komponen Utama Komponen utama yang dimaksud adalah kawat penghantar, kawat penghubung dan peralatan pengaman Kawat Trolly (Trolly Wire) Kawat trolly adalah kawat-kawat listrik yang digantung dengan ketinggian tertentu diatas permukaan rel dan berguna untuk mengalirkan daya listrik ke beban yaitu KRL. Jenis material kawat trolly adalah tembaga campuran dengan luas penampang 107 mm² buatan Jepang dan 100 mm² buatan Perancis. Kawat trolly harus diganti jika keausan atau luas penampang kawat sudah mencapai 2/3 (dua per tiga) dari luas penampang kawat dalam keadaan baru. 25

27 Cara penyaluranya adalah melalui kontak geser seperti yang terlihat pada gambar 3.2. Gbr 3.2 cara penyaluran listrik ke beban kereta rel listrik Kawat pemikul (Messanger) Kawat pemikul adalah kawat baja pilin yang di galvanis dan berfungsi untuk menggantung kawat trolly melalui kawat penggantung atau hanger. Kawat pemikul mempunyai luas penampang 90 mm² Kawat Fedeer Kawat feeder digunakan untuk mengalirkan daya listrik dari output gardu kekawat trolly melalui cabang penyulang (kawat penyulang) Hanger Hanger adalah kawat penggantung yang terbuat dari besi atau baja tahan karat atau bahan campuran tembaga tergantung dari jenis dan bentuknya. Hanger berfungsi untuk menggantungkan kawat trolly pada kawat pemikul. 26

28 Droper Droper adalah alat yang digunakan untuk menggantung bagian bagian dari kawat trolly yang tidak efektif (bagian kawat trolly yang tidak bersentuhan langsung dengan pantograph) Konektor Konektor adakah suatu peralatan yang digunakan untuk menyambung kawat trolly dengan kawat trolly atau antara kawat pemikul dengan kawat pemikul sehingga sambunganya menjadi seragam.yang digunakan untuk menyambung kawat trolly. Kawat tanah harus mempunyai kapasitas pelepasan yang besar, karena nilai puncak ketidaknormalan tegangan dapat berkurang bilamana arus pelepasan meningkat dan ditambahkan pula kemampuan memutuskan arus dinamik yang baik sekali. Untuk memenuhi kebutuhan seperti itu, kawat tanah biasanya direncanakan untuk pengaturan celah percikan api dalam seri dan elemen karakteristrik. Celah percikan api mempunyai fungsi agar dapat mengisolasi suatu saluran udara dari bumi dengan isolasi udara dibawah tegangan normal dan dapat dibentuk jalan kecil konduktif melalui pelepasan percikan api terhadap ketidaknormalan tegangan Isolator Isolator adalah berfungsi untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. 27

29 Lighgting Arrester Lighting arrester berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sambaran petir. yang ditempatkan pada sebuah tiang kendali yang terdsapat di sepanjang lintasan kereta rel listrik, yang berfungsi untuk menangkap tegangan surja yang memasuki saluran udara, berasal dari udara yang bermuatan listrik 3.4. Saluran Balik Saluran balik dari listrik aliran atas menggunakan rel kereta api, dengan data teknis sebagai berikut: A. Track dalam kota Jakarta Jenis rel Nomal length Berat Penampang : R3 : 11,9 13,60 meter : 33,4 kg/meter : 42,5 cm² B. Track Grogol Tangerang Jenis rel : R 14 Normal length Berat : 13,60 meter : 41,52 kg/ meter Penampang : cm 2 (sumber data : PT KAI (persero) DAOP 1 Jakarta unit listrik aliran atas remote control Manggarai). 28

30 Pada sambungan antara rel dipasang (dilas) konektor listrik yang materialnya dibuat dari tembaga tembaga elektrolitis, tetapi hal ini sering hilang atau dicuri orang. Untuk mengatasinya maka antara sambungan rel disambung dengan menggunakan besi dan dipasang dengan menggunakan baut dan dipasang sekeras mungkin Kontruksi Listrik Aliran Atas Kontruksi listrik aliran atas pada dasarnya berupa tiang beton dan baja beserta perlengkapanyaseperti batang, penggantung dan lain lain. ( terdapat pada lampiran 4,5,6,dan 7) Tiang listrik aliran atas dapat berupa: - Kayu, umurnya terbatas, memerlukan perawatan yang intensif dan harganya relatif paling murah. - Beton, umurnya cukup lama, harganya tidal mahal, perawatan sederhana. - Baja, dapat berupa pipa atau dari profil. Harganya relatif mahal, memerlukan peawatan intensif, cocok untuk dipasang pada tempat-tempat stasiun, dimana tiang beton tidak dapat digunakan. Kontruksi beton dapat diklasifikasikan menjadi : - Berbentuk silinder. - Berbentuk empat persegi panjang. - Berbentuk Flens. - Kontruksi fouting foundation. 29

31 Di tambahkan pula walaupun tiang baja cocok untuk pembuatan dermaga jembatan, tiang harus dityetapkan memakai baut jangkar Pengamanan Pada Listrik Aliran Atas (Saluran Atas) A. Pengaman terhadap tegangan lebih Tegangan lebih pada konduktor terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: - Sambaran petir. - Pada waktu switching (pembukaan dan penutupan saklar). Untuk melindungi listrik aliran atas (saluran atas) terhadap petir, maka dipasang beberapa peralatan, seperti berikut ini: - Lighting arrester yang dipasang setiap 500 meter. - Ground wire yang terbuat dari kawat baja telanjang dan ditanam setiap 5 tiang. - Pemasangan tombak-tombal (lighting rod) di puncak tiang. B. Pada Perlintasan - Dengan Jalan Raya Pada perlintasan dipasang bola-bola pengaman setinggi 4,5 meter untuk mencegah agar kendaraan selain KRL tidak menyentuh kawat trolly. - Dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Perlindungan dengan SUTT dengan cara memasang kawat silang diantara keduanya. - Dengan Kawat Telepon 30

32 Untuk mengurangi gangguan listrik aliran atas dengan kawat telepon maka dipasang filter harmonis Gangguan Pada Listrik Aliran Atas Gangguan yang tampak pada aliran atas ini adalah: - Pantograph yang menyangkut pada aliran atas. - Gangguan petir. - Kehilangan daya akibat gangguan dari PLN. - Short circuit pada KRL. - Pencuri. 31

33 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Umum. Perhitungan kebutuhan kapasitas daya gardu dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kapasitas daya gardu yang dibutuhkan pada suatu petak jalan untuk pengoperasian kereta rel listrik pada jalur Duri- Tangerang. Untuk menentukan besarnya kapasitas daya gardu, ada beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain: - Daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satu atau dua buah set kereta rel listrik. - Jumlah kereta rel listrik yang ada pada suatu petak jalan atau jumlah maksimal kereta rel listrik yang beroperasi dalam satu jam (Pola operasional dari armada kereta rel listrik). - Jarak antara gardu yang satu dengan gardu yang lainya. - Membuat perhitungan dari data yang tersedia Perhitungan kebutuhan daya untuk mengoperasikan satu atau dua set kereta rel listrik. Untuk menghitung kebutuhan daya gardu, langkah pertama yang harus diketahui adalah besarnya arus yang diperlukan untuk menggerakan kereta rel listrik pada saat beroperasi, seperti yang terlihat pada tabel

34 Tabel 4.1. Arus Total Motor Traksi pada masing-masing KRL Arus Arus pada kecepatan Nominal (Amp) NO Jenis KRL (Merk) Start (Amp) Km/h Km/h Km/h Km/h Km/h 1 Holec BN Hitachi Nippon Sharyo Hibah Hyundai (Sumber data: PT. KAI (Persero) divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.) Sesuai dengan data yang diperoleh dari PT. KAI, lokasi gardu traksi hanya terdapat pada beberapa tempat antara duri dan tangerang, yaitu: 1. Duri 2. Grogol 3. Bojong Indah 4. Kalideres 5. Tangerang Adapun lokasi dari gardu diatas dapat dilihat pada lampiran 3. Sekarang ini perusahaan kereta api hanya mengoperasikan paling banyak 2 set kereta yang artinya terdiri 8 gerbong atau 8 Carset. arus yang dibutuhkan oleh rangkaian kereta itu adalah 2 kali arus per set kereta rel listrik. Besarnya arus yang dibutuhkan untuk satu set kereta adalah: I = IMT + Iaux dan besarnya besarnya arus yang dibutuhkan untuk dua set kereta adalah: I = 2 x ( IMT + I aux ) 33

35 Dimana : I = arus total satu set kereta IMT = arus motor traksi pada satu set kereta Iaux = arus tambahan untuk peralatan Bantu (diasumsikan = 200 A) Berdasarkan persamaan dan data arus total motor traksi diatas dapatlah diketahui berapa besar arus yang dikonsumsi untuk mengoperasikan satu atau dua set kereta. Didalam perhitungan ini dipakai arus motor traksi yang paling besar pada masing masing kereta.dengan asumsi arus traksi terbesarnya adalah pada kcepatan 100 km/jam Untuk satu set kereta berdasarkan jenisnya - Untuk jenis kereta Holec BN, Hyundai, Hitachi dan Nippon Sharyo, konsumsi arus traksi yang sama pada saat kecepatan 100km/jam, sebesar 800 Ampere. ITotal = ( IMT + I aux ) ITotal = ( 800 A A ) ITotal = 1000 Ampere - Untuk jenis Hibah konsumsi arus motor traksi pada kecepatan 100 km/jam sebesar 1600 Ampere. ITotal = ( IMT + I aux ) ITotal = ( 1600 A A ) ITotal = 1800 Ampere 34

36 Untuk dua set kereta berdasarkan jenisnya - Untuk Jenis kereta Holec BN, Hyundai, Hitachi dan Nippon Sharyo, konsumsi arus traksi yang sama pada saat kecepatan 100km/jam sebesar 800 Ampere. ITotal = 2 x ( IMT + I aux ) ITotal = 2 x ( 800 A A ) ITotal = 2000 Ampere - Adapun untuk jenis Hibah konsumsi arus motor traksi pada kecepatan 100 km/jam sebesar 1600 Ampere. ITotal = 2 x ( IMT + I aux ) ITotal = 2 x ( 1600 A A ) ITotal = 3600 Ampere Dengan mengetahui jumlah arus terbesar yang dibutuhkan oleh kereta yang sedang beroperasi, dapatlah diketahui kebutuhan daya untuk mengoperasikan satu atau dua set kereta yaitu: Untuk satu set kereta berdasarkan jenisnya a. KRL jenis Hibah W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 x 1600 Ampere W = watt W = 2800 KW 35

37 b. KRL jenis Nippon Sharyo W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 x 1000 Ampere W = watt W = 1750 KW Untuk dua set kereta berdasarkan jenisnya a. KRL jenis Hibah W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 x 3600 Ampere W = watt W = 6300 KW b. KRL jenis Nippon Sharyo W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 x 2000 Ampere W = watt W = 3500 KW Untuk saat ini jalur duri tangerang hanya mengoperasikan 1 set kereta jenis Nippon sharyo yang mempunyai konsumsi arus sebesar 2000 Ampere, maka daya listrik yang harus disediakan oleh dua buah gardu traksi untuk menyuplai kereta adalah: W = Tegangan Kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 x 1000 Ampere W = watt W = 1750 KW 36

38 Dari data - data yang diperoleh dari PT. KAI mengenai penyediaan daya listrik out-put DC untuk setiap gardu traksi adalah seperti ditunjukan pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 lokasi dan kapasitas gardu traksi NO Lokasi Penyediaan daya listrik Out Put DC Daya ( KW ) Tegangan ( VDC ) Arus ( Ampere) 1 Duri Grogol Bojong Indah Kali Deres Tangerang Sumber data: PT. KAI (persero) Divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.) Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan kapasitas daya paralel antara dua buah gardu traksi yang menyuplai kereta rel listrik, yaitu sebagai berikut: a. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Duri dan Grogol WP = W Duri + W Bojong indah WP = 3465 KW KW WP = 5890 KW 37

39 b. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Grogol dan Bojong Indah WP = W Grogol + WBojong Indah WP = 2425 KW KW WP = 4710 KW c. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Bojong Indah dan Kalideres WP = WBojong Indah + WKalideres WP = 2285 KW KW WP = 4570 KW d. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Kalideres dan Tangerang WP = WKalideres + WTangerang WP = 2285 KW KW WP = 4710 KW Dari perhitungan diatas dapat disimpuklan bahwa saat ini gardu traksi yang terpasang antara Duri-Tangerang sudah ideal untuk melayani kebutuhan daya kereta yang beroperasi saat sekarang ini, yaitu kereta jenis Nippon sharyo yang terdiri satu atau dua set sekaligus. Ini terbukti dari nilai kapasitas daya paralel untuk setiap dua buah gardu traksi yang nilainya selalu lebih besar dari kapasitas daya ideal terbesar yang dibutuhkan kereta tersebut. berdasarkan hasil perhitungan yaitu 1750 KW Dan 3500 KW. Namun untuk kedepannya, bilamana program PT. KA untuk mengoperasikan dua set kereta jenis hibah, yang kebutuhan dayanya adalah sebesar 6300 KW, maka kapasitas gardu traksi antara Duri sampai dengan Tangerang, sudah tidak ideal lagi. Dengan demikian, untuk menanggulangi penambahan daya tersebut, disarankan untuk menambahkan kapasitas masingmasing gardu atau dapat dilakukan dengan cara, menyisipkan gardu tambahan. 38

40 4.3. Perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam berdasarkan rumus empiris. Kapasitas Gardu Traksi ideal adalah perhitungan yang menggunakan Rumus Empiris dalam waktu satu jam. Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) ( 12 ) Dimana : Y = beban lebih maksimum dalam satu jam C = susunan Kereta D = jangkauan beban gardu listrik (KM) N = jumlah jalur P = pemakain listrik oleh KRL ( 50 Wh / ton.km ) H = headway W = berat 1 set KRL % penumpang ( 213 ton ) Keterangan : Kwh = kw.1 jam Untuk dapat menggunakan persamaan diatas diperlukan beberapa data lapangan seperti yang ditunjukan oleh tabel 4.3 berikut ini: 39

41 Tabel 4.3 jangkauan gardu traksi terhadap beban. No Gardu Pemasok D (km) H (menit) 1 Duri Grogol 1 km 15 menit 2 Grogol Bojong Indah 6,6 km 15 menit 3 Bojong Indah Kalideres 3,8 km 15 menit 4 Kalideres - Tangerang 7,3 km 15 menit (Sumber data: PT. KAI (persero) divisi angkutan perkotaan jabotabek seksi sarana.) Sehingga diperoleh: a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = ( 60 / 15 ) ( 426 / 1000 ) Y = 170 KW b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong indah dalam waktu satu jam atau srbaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 6,6. ( 60 / 15 ) ( 426 / 1000 ) Y = 1124,64 KW c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 3,8. ( 60 / 15 ) ( 426 / 1000 ) Y = 647,52 KW 40

42 d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 7,3. ( 60 / 15 ) ( 426 / 1000 ) Y = 1243,92 KW untuk menjamin tersedianya penyaluran daya yang dibutuhkan oleh kereta setiap jam, gardu traksi harus dapat menyediakan daya sebesar perhitungan diatas. Seiring dengan rencana PT. KAI untuk menambah armadanya di wilayah jabotabek ini, dan tentu saja headway dari perjalanan kereta akan menjadi singkat lagi. Sebagai contoh headway nya harus diperkecil misalnya 10 menit atau bahkan 5 menit. Dengan menggunakan tabel yang sama yaitu tabel 4.3 diatas, tetapi dengan headway yang lebih kecil yaitu 10 menit dan 5 menit, maka akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: A. Headway 10 menit: a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = ( 60 / 10 ) ( 426 / 1000 ) Y = 255,6 KW 41

43 b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong Indah dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 6,6. ( 60 / 10 ) ( 426 / 1000) Y = 1686,96 KW c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 3,8. ( 60 / 10 ) ( 426 / 1000 ) Y = 971,28 KW d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2.7,3. ( 60 / 10 ) ( 426 / 1000 ) Y = 1865,88 KW B. Headway 5 menit: a. Kapasitas gardu traksi Duri terhadap gardu traksi Grogol dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = ( 60 / 5 ) ( 426 / 1000 ) Y = 511,2 KW 42

44 b. Kapasitas gardu traksi Grogol terhadap gardu traksi Bojong Indah dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 6,6. ( 60 / 5 ) ( 426 / 1000 ) Y = 3373,92 KW c. Kapasitas gardu traksi Bojong Indah terhadap gardu traksi Kalideres dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 3,8. ( 60 / 5 ) ( 426 / 1000 ) Y = 1942,56 KW d. Kapasitas gardu traksi Kalideres terhadap gardu traksi Tangerang dalam waktu satu jam atau sebaliknya adalah: Y = C. D. ( 60 / H ). N. P. ( W / 1000 ) Y = 2. 7,3. ( 60 / 5 ) ( 426 / 1000 ) Y = 3737,76 KW Keterangan : KG T = Kapasitas Gardu Terpasang KGTI = Kapasitas Gardu Traksi Ideal Dari hasil perhitungan diatas dapatlah disimpulkan bahwa,bila headway lebih singkat, maka daya yang harus disediakan oleh gardu traksi setiap jamnya untuk menjamin kontinuitas penyaluran daya pada kereta rel listrik menjadi lebih besar lagi. Daya yang terpasang pada gardu-gardu dari Duri sampai Tangerang saat ini sudah mampu untuk melayani beban kereta rel listrik yang ada dengan headway 15 menit. Untuk headway 10 menit dan 5 menit, gardu yang terpasang saat ini 43

45 juga masih mampu untuk memikul beban rel kereta listrik. Ini terbukti dari nilai kapasitas daya paralel untuk setiap dua buah gardu traksi yang nilainya selalu lebih besar dari kapasitas gardu traksi ideal untuk tiap jam. KGT > KGTI = Memenuhi, KGT < KGTI = Tidak Memenuhi Perhitungan kebutuhan daya total yang diperlukan bila ada dua buah kereta yang disuplai dari dua gardu traksi. Daya terbesar yang dibutuhkan oleh rangkaian kereta apabila dalam waktu bersamaan ada dua buah rangkaian kereta yang masing masing terdiri dari satu set kereta dan dilayani oleh dua gardu traksi. Bila hal ini terjadi maka arus total yang diserap oleh dua kereta itu adalah: a). untuk dua buah jenis kereta yang memiliki arus berbeda ITotal = ( IMT 1 + Iaux ) + ( IMT 2 + Iaux ) Yaitu kereta Hibah dan Hole BN, Hibah dan Hitachi, Hibah dan Nippon Sharyo, Hibah dan Hyundai, atau dengan kata lain adalah dua buah kereta yang 44

46 susunannya terdiri dari satu set dan memiliki konsumsi arus yang berbeda (masing-masing 800 dan 1600 Ampere pada kecepatan 100 km/h ) maka besarnya arus total yang dikonsumsi oleh kedua kereta pada kecepatan 100 km/h adalah: ITotal = ( IMT 1 + I aux 2 ) + ( IMT 2 + I aux 2 ) ITotal = ( 1600 A A ) + ( 800 A A ) ITotal = 2600 Ampere b). untuk dua buah jenis kereta yang memiliki arus yang sama ITotal = 2 x ( IMT + Iaux ) Misal kereta Holec BN dan Hitachi, Holec BN dan Nippon Sharyo, Holec BN dan Hyundai atau dengan kata lain adalah dua buah kereta yang susunannya terdiri dari satu set dan memiliki konsumsi arus yang sama (masing-masing 800 Ampere pada kecepatan 100 km/h ada pada suplai gardu traksi yang sama, maka besarnya arus total terbesar yang dikonsumsi oleh kedua kereta pada kecepatan 100 km/jam adalah: ITotal = 2 x ( IMT + I aux ) ITotal = 2 x ( 800 A A ) ITotal = 2000 Ampere. Dan apabila dua buah kereta yang susunannya terdiri dari satu set adalah kereta Hibah yang memiliki konsumsi arus (masing-masing 1600 Ampere pada kecepatan 100 km/h ) maka besarnya arus total terbesar yang di konsumsi oleh kedua kereta pada kecepatan 100 km/h adalah: 45

47 ITotal = 2 x ( IMT + I aux ) ITotal = 2 x ( 1600 A A ) ITotal = 3600 Ampere arus terbesar yang diserap oleh kereta adalah sebesar 3600 Ampere, yaitu bila kedua kereta yang beroperasi adalah kereta Hibah. Dengan mengetahui jumlah arus terbesar yang kemungkinan diserap oleh kereta yang sedang beroperasi, maka kita dapat mengetahui berapa kebutuhan daya ideal yang harus disediakan. Dari hasil analisa diatas, maka daya listrik yang harus disediakan oleh dua buah gardu traksi untuk menyuplai kereta adalah: W = Tegangan kerja x Arus terbesar yang mungkin diserap W = 1750 volt x 3600Ampere W = 6300 KW Sedangkan data yang diperoleh dari PT. KAI mengenai penyediaan daya listrik out-put DC untuk setiap gardu traksi adalah seperti ditunjukan pada tabel

48 Dari tabel 4.2 dapat ditentukan kapasitas daya paralel antara dua buah gardu traksi untuk menyuplai kereta rel listrik, sebagai berikut: a. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Duri dan Grogol WP = W Duri + W Bojong indah WP = 3465 KW KW WP = 5890 KW b. Kapasitas daya paralel antara gardu traksi Grogol dan Bojong Indah WP = W Grogol + WBojong Indah WP = 2425 KW KW WP = 4710 KW c. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Bojong Indah dan Kalideres WP = WBojong Indah + WKalideres WP = 2285 KW KW WP = 4570 KW d. Kapasitas daya parallel antara gardu taksi Kalideres dan Tangerang WP = WKalideres + WTangerang WP = 2285 KW KW WP = 4710 KW 47

49 Dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa daya yang terpasang pada gardu traksi antara Duri sampai Tangerang tidak ideal untuk melayani kebutuhan daya. Ini terbukti dari nilai kapasitas daya paralel untuk setiap dua buah gardu traksi yang nilainya lebih kecil dari kapasitas daya ideal berdasarkan hasil perhitungan yaitu 6300 KW. atau dengan kata lain gardu traksi yang terpasang antara duri tangerang tidak lagi ideal untuk melayani kebutuhan daya.apabila yang beroperasi adalah dua buah kereta jenis Hibbah yang terdiri dari 1 set dan berada dalam satu petak jalan yang mempunyai kapasitas daya sebesar 6300 KW. Untuk memenuhi kebutuhan diatas, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah kapasitas daya masing masing gardu atau dengan membangun sebuah gardu tambahan ( gardu sisipan ). 48

50 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Dari perbandingan antara perhitungan kapasitas daya ideal dan perhitungan daya total, dengan perhitungan kapasitas daya paralel untuk saat ini gardu traksi yang terpasang pada jalur Duri Tangerang sudah ideal. Ini terbukti dari hasil perhitungan kapasitas daya paralel yang nilainya selalu lebih besar dari hasil perhitungan kapasitas daya ideal dan hasil perhitungan kebutuhan daya yang diserap oleh jenis kereta yang beroperasi saat ini yaitu 1 atau 2 set kereta jenis Nippon Sharyo sebesar 1750 KW dan 3500 KW. 2. Dan berdasarkan hasil perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk melayani hedway 15 menit, 10 menit dan 5 menit. Gardu traksi yang terpasang antara jalur Duri Tangerang sudah ideal atau dengan kata lain gardu traksi yang terpasang antara duri sampai tangerang sanggup memenuhi kebutuhan daya untuk menjalankan kereta untuk headway 15, 10 dan 5 menit. ini terbukti dengan nilai kapasitas daya paralel yang nilainya selalu lebih besar dari hasil perhitungan kapasitas gardu traksi ideal untuk headway 15, 10 dan 5 menit. 49

51 3. Bilamana program PT. KA untuk mengoperasikan dua set kereta jenis hibah, yang kebutuhan dayanya adalah sebesar 6300 KW, maka kapasitas gardu traksi antara Duri sampai dengan Tangerang, sudah tidak ideal lagi. Dengan demikian, untuk menanggulangi penambahan daya tersebut, disarankan untuk menambahkan kapasitas masing- masing gardu atau dapat dilakukan dengan cara, menyisipkan gardu tambahan. Untuk saat ini gardu traksi yang terpasang antara Duri sampai dengan Tangerang tidak terdapat titik kritis (penambahan daya), dimana bila jenis kereta yang beroperasi adalah Nippon Sharyo Saran Seiring dengan program rencana PT. Kereta api, untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa transportasi kereta rel listrik pada jalur duri-tangerang ini, maka disarankan untuk menambahkan kapasitas masing- masing gardu atau dapat pula dilakukan dengan cara menyisipkan gardu tambahan. 50

52 DAFTAR PUSTAKA Haroen Yanuarsyah, Sistem Saluran Atas 1500 VDC, Diktat Kuliah, Penerbit Jabotabek K.A Dan LPM ITB, 1989 Wijaya Mochtar, Dasar-dasar Mesin listrik, Jakarta, Penerbit, Djambatan, 2001 Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Jakarta, Penerbit Gramedia,1995 Data-data dari ERK 1.3 Tanahabang dan 1.3 B Duri mengenai Listrik Aliran Atas Japan Railway Teknical Service, ( JARTS ) 51

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Elektronika daya. Dasar elektronika daya Elektronika daya Dasar elektronika daya Pengertian Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis Elektronika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB III LISTRIK ALIRAN ATAS

BAB III LISTRIK ALIRAN ATAS 15 BAB III LISTRIK ALIRAN ATAS 3.1 Umum Listrik Aliran Atas atau yang sering di sebut LAA adalah suatu sistem yang terdiri dari Gardu Listrik dan jaringan listrik aliran atas yang berfungsi untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang merupakan salah satu program kerja PT PLN untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga bagian utama, yaitu: sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah sub sistem dari sistem penyaluran (tranmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran, gardu induk memiliki peran yang

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II SALURAN DISTRIBUSI BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR OLEH : KOMANG SUARDIKA (0913021034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN AJARAN 2012 BAB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik dapat dibagi menjadi menjadi tiga bagian utama, yaitu sistem pembangkitan, sistem transimisi dan sistem distribusi. Sistem pembangkitan

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

Dasar Rangkaian Listrik

Dasar Rangkaian Listrik Dasar Rangkaian Listrik Faktor Pertimbangan Distribusi Sistem Tenaga Listrik Keamanan Energi listrik yang digunakan oleh para pemakai dengan tingkat resiko / bahaya yang minimal Penyediaan Tenaga Listrik

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PengertianTransformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan A. SALURAN TRANSMISI Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. saluran udara (overhead lines); saluran transmisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci