TEKNIK SUNGAI OLEH: RISWANDY LOLY PASERU NUR RIZKY DESI LEMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK SUNGAI OLEH: RISWANDY LOLY PASERU NUR RIZKY DESI LEMBANG"

Transkripsi

1 TEKNIK SUNGAI OLEH: RISWANDY LOLY PASERU NUR RIZKY DESI LEMBANG

2 Chapter Three Geomorfologi Fluvial

3 GEOMORPHOLOGY FLUVIAL Studi geomorfologi berfokus pada hubungan antara sungai, dataran banjir, jaringan, dan resapan, dan melakukan berbagai pendekatan seperti analisis grafis, penelitian eksperimental transportasi sedimen di saluran air, permodelan proses fisik, perbandingan bentang alam, dan pendekatan statistik untuk memperoleh pemahaman yang lebih besar dari dinamika fisik sistem sungai ( Kondolf dan Pie'gay 2003). Sebuah hal yang mendasar dalam geomorfologi fluvial adalah bahwa sungai menentukan lokasi dan bentuk saluran mereka melalui interaksi yang kompleks antara hidrologi, geologi, topografi, dan vegetasi (Leopold et al. 1964, Richards 1982).

4 GEOMORPHOLOGY FLUVIAL Kegunaan dari konsep ini terletak pada kenyataan bahwa aliran cenderung untuk menanggapi gangguan dengan bergerak ke arah beberapa keadaan setimbang, serta penting untuk mengungkapkan bagaimana saluran sungai dibentuk dan menyarankan cara-cara yang berguna untuk mengklasifikasikan jenis aliran. Aliran pada saluran cenderung mengikuti pola stabil, dan profilnya cenderung menyesuaikan dengan arus tinggi, transportasi sedimen, dan gerakan saluran, sehingga hubungannya dapat diprediksi meskipun fitur saluran dapat berubah.

5 3.1 Jaringan Drainase Air di permukaan tanah bergerak menuju daerah yang rendah, kemudian menciptakan saluran kecil atau anak sungai yang dari waktu ke waktu menjadi saluran yang abadi secara terus menerus. Drainase adalah istilah yang umum digunakan ketika membahas jaringan sungai, dan mengacu pada banyaknya aliran dari total area menuju outlet. Jaringan sungai umumnya meningkat panjang dan lebar, dan mengembangkan bentuk tergantung pada topografi dan permukaan tanah. Rasio lega adalah perbedaan elevasi dibagi dengan panjang sungai sepanjang sumbu utama, dan dengan demikian berhubungan dengan gradien dan jalur sungai mengambil.

6 3.2 Aliran pada Saluran Bentuk saluran dan luas penampang akan berbeda-beda bahkan dalam saluran yang sama. Hal ini karena beberapa lokasi yang lebar dan dangkal, yang lain sempit dan dalam sedangkan debit air yang mengalir harus sama. Sehingga alirannya berbeda. Pengendapan sedimen sering terjadi di sepanjang tepi bagian dalam akibat berkurangnya kecepatan dan aliran helicoidal dalam tikungan, di mana arus mengalir dari luar menuju bagian dalam tikungan yang menyebabkan sedimentasi.

7 GAMBAR 3.1. Pada Saluran berkelok-kelok, menunjukkan garis kecepatan dan pola aliran yang menghasilkan sedimentasi dan erosi. (Morisawa 1968.).

8 3.2.1 Geometry Hydraulic Sungai umumnya bertambah besar pada posisi hilir, karena sungai dan air tanah menambah aliran. Geometri hidrolik, seperti yang didefinisikan oleh Leopold dan Maddock (1953), menggambarkan hubungan antara karakteristik hidrolik, kedalaman, kecepatan, dan debit. Persamaan daya memberikan cocok baik untuk data empiris. Di stasiun, peningkatan Q adalah hasil dari acara hujan dan ditampung sebagian besar oleh kenaikan d dan v sampai sungai meluap. Peningkatan Q adalah hasil dari input dari sungai dan air tanah. Lebar, kedalaman, dan kecepatan semua peningkatannya linear dengan debit rata-rata tahunan.

9 Gambar 3.3 Lebar, kedalaman, dan kecepatan peningkatannya linear dengan debit rata-rata sesuai studi di Sungai Powder dan anak sungai, Wyoming dan Montana. (Leopold 1994.)

10 3.2.2 Kelikuan

11 3.2.4 Dataran Banjir Sebuah dataran banjir adalah daerah dekat saluran sungai yang tergenang pada saat aliran penuh dan dibangun di tepi sungai. Dataran banjir merupakan sebagai teras banjir, apabila debit air besar sehingga tidak dapat ditampung oleh sungai maka debit yang lebih besar tersebut akan tumpah keluar dari saluran ke dataran banjir.

12 3.3 Angkutan Sedimen Angkutan sedimen penting untuk diketahui karena dapat mempengaruhi dinamika saluran, mempengaruhi kualitas habitat yang dialami oleh biota, dan dapat menyebabkan kerusakan. Terlalu banyak sedimen atau terlalu sedikit, bisa berbahaya bagi biota dan memiliki konsekuensi bagi manusia dan infra struktur. Sedimen dari sungai dapat juga menyebabkan kerusakan serius pada muara dan karang, sedimen berlebih dalam air minum membutuhkan perawatan filtrasi mahal, sedangkan suplai sedimen yang tidak cukup dapat menyebabkan delta sungai dan garis pantai pesisir untuk mundur, yang mengakibatkan hilangnya habitat dan perlindungan memadai dari badai.

13 3.3.1 Materil Dasar Komposisi material dasar dapat mempengaruhi transportasi. Selain itu juga dapat mempengaruhi kesesuaian habitat bagi biota. Hitungan butiran adalah sebuah metode untuk mengukur ukuran butir dari lapisan permukaan dan memprediksi batas mobilisasi dasar. Kerikil dalam rentang ukuran tertentu disukai oleh ikan untuk pemijahan sehingga merupakan ukuran yang paling berguna.

14 Tabel 3.1 Skala ukuran butir dalam mendefinisikan kelas ukuran

15 Gambar 3.7 Distribusi ukuran butir yang diperoleh untuk dua lokasi pada Rush Creek, California. (Kondolf et al, 2003)

16 3.3.2 Erosi Dasar

17 Gambar 3.8 Hubungan kecepatan arus rata-rata dalam air dengan ukuran butir yang dapat terkikis. (Morisawa,1968)

18 3.3.3 Beban Sedimen Beban sedimen adalah jumlah sedimen melewati titik selama beberapa interval waktu. Diperkirakan dengan mengalikan konsentrasi sedimen dengan debit air. Beban terlarut terdiri dari zat terlarut yang berasal dari pelapukan batuan dasar dan kimia tanah. Beban wash terdiri dari partikel yang sangat halus termasuk tanah liat dan hingga pasir sangat halus. Ini hanya membutuhkan kecepatan rendah dan turbulensi kecil untuk tetap dalam suspensi. Aliran air di sungai umumnya adalah turbulen, dan memberikan gaya geser yang menyebabkan partikel bergerak dengan mendorong sedimen. Sedimen tersuspensi menyebabkan kekeruhan dengan membatasi transmisi cahaya melalui air akibat hamburan dan penyerapan. Dengan mengukur transmisi cahaya melalui sampel air, kekeruhan meter memberikan pendekatan sederhana dari beban sedimen tersuspensi.

19 3.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi beban sedimen Kapasitas Aliran adalah beban total bahan dasar yang dapat dibawa. Semakin besar kecepatan dan debit, semakin besar jumlah sedimen yang diangkut (Richards 1982). Konsentrasi sedimen sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor pengaruh kegiatan manusia, pasokan sedimen, debit, kecepatan yang menentukan berapa banyak sedimen dalam transportasi setiap saat. Konsentrasi sedimen sangat bervariasi sesuai daerah, hasil sedimen dari sungai dihitung sebagai beban berdasarkan daerah tangkapan air. The Hwang Ho (Sungai Kuning) dari China utara diyakini membawa beban tertinggi dibandingkankan dari sungai manapun, sebanyak 40% pasir, lumpur, dan tanah liat berat, selama debit tinggi (Cressey 1963). Asia menghasilkan jumlah terbesar dari sedimen fluvial, dimana Indonesia memiliki hasil sedimen tertinggi serta limpasan tertinggi.

20 Gambar 3.10 Hubungan antara frekuensi jarak dengan besarnya peristiwa debit terhadap transportasi sedimen. Kurva 1 menggambarkan peningkatan laju transportasi sedimen dengan meningkatnya besarnya debit, dan kurva 2 menggambarkan frekuensi kejadian debit dari besaran tertentu. (Richards, 1982)

21 3.4 Proses Fluvial Sepanjang Sungai Sungai mencari keadaan keseimbangan dinamis antara kondisi yang dikenakan lembah lereng, debit, dan suplai sedimen, dan penyesuaian saluran yang dapat mencakup lebar, kedalaman, kecepatan, mencapai kemiringan, kekasaran, dan ukuran sedimen. Seiring waktu sejarah, saluran menyesuaikan terhadap perubahan debit dan suplai sedimen akibat aktivitas manusia, perubahan iklim, dan kejadian-kejadian ekstrim. Semakin hari, kegiatan manusia semakin mengacaukan keseimbangan sungai, sehingga sering memicu serangkaian perubahan yang menimbulkan masalah bagi lingkungan.

22 3.4.1 Proses fluvial dan morfologi saluran Transportasi sedimen pada saluran secara langsung berkaitan dengan ukuran butir D50 (juga disebut sebagai kaliber sedimen), tekstur sedimen, vegetasi, dan kendala saluran lain yang memberikan pengaruh tambahan. (Church 2002) Serangkaian perubahan yang saling terkait dalam debit sungai dan karakter sedimen terjadi secara sistematis sepanjang panjang sungai. Ukuran butir sedimen yang terbesar berada di hulu, sedangkan material yang lebih kecil diangkut ke hilir. Dalam siklus erosi dan deposisi bahwa seolah-olah partikel disortir dan diurutkan dengan membawa ukuran terkecil ke posisi yang terjauh, sehingga karakteristik sedimen yang halus berada di hilir.

23 3.4.2 Dinamika Sungai dalam Jangka Waktu Yang Lama Perubahan dalam proses geomorfik sungai membantu kita dalam memahami perkembangan konfigurasi saluran, perubahan diakibatkan oleh penyesuaian yang terus terjadi untuk mempertahankan keseimbangan. Sehingga perlu untuk memperhatikan perubahan yang terjadi berdasarkan perspektif sejarah seperti perubahan iklim dan peristiwa tektonik. Misalnya, Grand Canyon dari Sungai Colorado yang diperkirakan berusia sekitar 5 juta tahun dengan adanya gerakan tektonik membentuk Teluk California. Banjir akibat es juga memiliki efek besar, fluktuasi iklim sejak tahun yang lalu telah mempengaruhi keseimbangan air, pola vegetasi, dan material sedimen. Pengaruh iklim berlanjut ke masa kini sehingga sangat penting untuk memprediksi perubahan iklim yang kemungkinan terjadi di masa akan datang.

24 3.4.4 Ringkasan Geomorfologi fluvial menekankan interaksi antara sungai dan lanskap sekitarnya dalam membentuk saluran sungai dan jaringan drainase. Hal ini mencakup studi tentang hubungan antara saluran, dataran banjir, jaringan, dan tangkapan menggunakan keragaman pendekatan termasuk penelitian eksperimental transportasi sedimen di saluran air, pemodelan proses fisik, perbandingan bentang alam, dan pendekatan statistik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar mengenai dinamika fisik sistem sungai untuk membantu memahami sistem fluvial, kondisi habitat, dan lingkungan yang dialami oleh biota. Sungai berada dalam kesetimbangan dinamis antara erosi dan pengendapan, dan diatur oleh proses-proses hidrolik seperti lebar saluran, kedalaman, kecepatan, ukuran butir sedimen, kekasaran dasar saluran, dan tingkat kelikuan dan variabel lain termasuk debit, beban sedimen, dan tingkat elevasi saluran.

25 Chapter Four Kimia Air

26 KIMIA AIR Air sungai bervariasi dalam komposisi kimianya. Banyak faktor yang mempengaruhi komposisi air sungai, yang menyebabkan variasi kualitas air dari tempat ke tempat. Hujan merupakan salah satu sumber input kimia untuk sungai, dan sungai yang mengalir melalui wilayah batuan yang relatif larut dengan kimia air hujan. Pelarutan batuan umumnya adalah penentu utama kimia air sungai secara lokal juga dengan geologi dan dengan besarnya input melalui curah hujan, aktivitas gunung berapi, dan polusi. Bahan-bahan diangkut dalam air sungai dapat dibagi menjadi terlarut dan tidak terlarut, organik dan anorganik, dan mengandung kimia.

27 4.1 Gas Terlarut Oksigen, karbon dioksida (CO2), dan nitrogen (N) terjadi sebagai gas-gas terlarut dalam air sungai dalam jumlah yang banyak. Respirasi dan fotosintesis adalah dua proses biologis penting yang mengubah konsentrasi oksigen dan CO2. Kebutuhan oksigen bisa tinggi di daerah dan musim tertentu. Perubahan konsentrasi oksigen menyediakan cara untuk memperkirakan fotosintesis dan respirasi ekosistem. Dampak dari kebutuhan oksigen yang tinggi akibat polusi dapat diperburuk oleh tingginya musim panas, yang mengurangi kelarutan oksigen dalam air.

28 Tabel 4.1 Konsentrasi oksigen terlarut dan karbon dioksida dalam air murni

29 4.2 Konstituen terlarut utama dari Air Sungai Total padatan terlarut (TDS) air tawar adalah jumlah konsentrasi ion utama terlarut. Sulfat memiliki banyak sumber, termasuk pelapukan batuan sedimen dan polusi dari pupuk, limbah, kegiatan pertambangan, terutama pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas gunung berapi adalah input tambahan. Kalsium adalah kation paling melimpah di sungai di dunia. Ini berasal hampir seluruhnya dari pelapukan batuan karbonat sedimen, meskipun polusi dan masukan atmosfer merupakan sumber kecil. Magnesium juga berasal hampir seluruhnya dari pelapukan batuan, terutama mineral Mg silikat dan dolomit. Sodium umumnya ditemukan dalam hubungan dengan klorida, yang menunjukkan asal usul yang sama mereka. Pelapukan NaCl menyumbang sebagian besar Na ditemukan dalam air sungai. Namun, masukan air hujan dari garam laut dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama di dekat pantai.

30 4.2 Konstituen terlarut utama dari Air Sungai Bikarbonat (HCO) berasal dari pelapukan mineral karbonat. Namun, sumber langsung dari mayoritas bikarbonat CO2 terlarut dalam tanah dan air tanah, yang diproduksi oleh bakteri pengurai bahan organik. Bikarbonat adalah anion penting secara biologis. Konsentrasi tinggi tercermin dalam ukuran alkalinitas dan adalah indikasi dari perairan yang subur. Terlarut P anorganik dan N adalah nutrisi utama tanaman, produksi mikroba, dan siklus cepat antara bentuk anorganik. Konsentrasi ion hidrogen sangat penting baik secara kimia dan biologis, karena mereka menentukan keasaman air. Hal ini dinyatakan sebagai ph, dan merupakan skala logaritmik di mana perubahan sepuluh kali lipat dalam aktivitas ion hidrogen sesuai dengan perubahan 1 unit ph. Sebuah ph 7 adalah netral, nilai yang lebih tinggi adalah basa, dan nilai-nilai yang lebih rendah bersifat asam.

31 Tabel 4.3 Konsentrasi ion utama dalam curah hujan pada daratan dan laut ( mg L-1). ( Berner, 1987 )

32 4.2.1 Variabilitas dalam Konsentrasi Ion Sifat kimia air tawar cukup bervariasi, variasi alami ditentukan terutama oleh jenis batu yang tersedia untuk pelapukan, iklim, komposisi air hujan, dan dipengaruhi oleh kedekatan dengan laut. Semua faktor ini memberikan kesempatan bagi variasi lokal substansial dalam kimia sungai. Konsentrasi ion terlarut bervariasi dipengaruhi oleh cabang-cabang sungai dari hulu dan konsentrasi cenderung meningkat pada di hilir (Livingstone, 1963). Iklim memiliki pengaruh besar atas variasi regional dalam komposisi kimia dari sungai. Hubungan umum terlihat antara curah hujan dan jumlah konsentrasi zat terlarut. Jumlah ion terlarut konsentrasi tinggi ditemukan di sungai daerah pengeringan karena volume kecil curah hujan dan limpasan, akumulasi garam dalam tanah, dan pengaruh penguapan (Walling, 1984). Kimia sungai juga bervariasi dari waktu ke waktu, karena pengaruh dari perubahan musiman, curah hujan, dan aktivitas biologis.

33 4.2.2 Beban terlarut Sungai Beban terlarut dari sungai adalah produk dari konsentrasi dan debit, dan biasanya dinyatakan sebagai kilogram per hari atau ton per tahun. Debit dan konsentrasi ion sering berbanding terbalik, kisaran beban terlarut ion diangkut oleh sungai-sungai utama, dengan nilai tertinggi yang diamati di sungai alpine kecil ( Meybeck 1977 ). Beban terlarut bervariasi dari waktu ke waktu. Debit lebih besar pada sungaisungai mempunyai konsentrasi ion yang lebih rendah, dan memiliki konsentrasi ion yang lebih besar pada daerah-daerah limpasan yang lebih tinggi.

34 4.3 Sistem Buffer Bikarbonat Air hujan biasanya adalah asam karena kandungan CO2-nya dan juga karena kandungan sulfat. Biasanya, asam ini dinetralkan dengan air hujan melewati tanah. Asam organik juga berkontribusi terhadap nilai ph rendah. Dimana sisa material tanaman membusuk berlimpah, terutama di rawa-rawa, dan daerah bergambut. Asam ditandai dengan warna ''coklat'' atau'' hitam'' pada perairan, dan ph dalam kisaran 4-5. Selama beberapa dekade terakhir, kegiatan industri telah memberikan kontribusi terhadap curah hujan asam di banyak daerah.

35 Gambar 4.4 Sebuah klasifikasi perairan permukaan dunia berdasarkan rasio natrium kalsium dan klorida menjadi bikarbonat, dalam kaitannya dengan total garam terlarut. (Gibbs 1970 dan Payne 1986.)

36 4.4 Pengaruh Faktor Kimia pada Biodata ` Konsekuensi biologis akibat variasi ionik dalam air tidak menjadi sangat signifikan ketika kondisi cukup berkisar dengan rata-rata. Namun, ketika terjadi pertemuan ekstrem akibat pengaruh perilaku manusia, dan variasi kimia dari satu tempat ke tempat lain dapat secara signifikan mempengaruhi distribusi organisme dan produktivitas biologis.

37 4.4.1 Variasi Konsentrasi Ion Organisme sungai membutuhkan air dari beberapa konsentrasi ion minimal. Berdasarkan hasil studi yang mengaitkan kandungan ion air untuk biota sungai, seringkali studi tersebut menetapkan bahwa aliran air dari konsentrasi ion yang sangat rendah memiliki flora dan fauna yang terbatas, baik dalam kelimpahan dan kekayaan spesies. Studi dilaporkan dalam bentuk kesadahan air, alkalinitas, konduktivitas, atau pengukuran ion tertentu. (Hynes, 1970) Menurut Russell - Hunter et al ( 1967 ), sekitar 5 % dari spesies molluscan suatu daerah berada di perairan dengan konsentrasi yang sangat rendah ( < 3 mg L 1 kalsium ). Pada perairan dengan konsentrasi rendah ( < 10 mg L 1 ) akan mendukung mungkin 40 % dari spesies suatu daerah, pada perairan dengan konsentrasi menengah ( mg L 1 ) akan mendukung hingga 55 %, dan air dengan konsentrasi keras ( > 25 mg L 1 ) adalah akan menimbulkan semua spesies molluscan suatu daerah.

38 4.4.2 Salinisasi Salinisasi menggambarkan situasi di mana jumlah ion terlarut, kondisi garam tinggi, hal ini sering kali karena aktivitas manusia. Kita sering prihatin dengan perubahan konsentrasi dari latar belakang yang relatif rendah. Menggunakan rata-rata standar dunia 120 mg/l untuk referensi, apabila lebih tinggi dari standar berarti terindikasi tercemar akibat polusi. TDS> 250 mg/l menunjukkan salinitas tinggi, dan salinitas> mg/l menunjukkan bahwa air tidak bisa digunakan untuk air minum, dan memiliki efek merugikan pada tanaman, dan tidak boleh digunakan pada industri (Jackson dan Jobb'agy 2005, Williams 2001). Salinisasi juga menjadi masalah irigasi di daerah kering dan semi kering karena konsentrasi garam dapat meningkat melalui penguapan.

39 4.4.3 Pengaruh keasaman pada ekosistem sungai Air segar dapat menjadi asam karena pembusukan bahan organik. Asam anorganik terbentuk dari oksida sulfat dan nitrat dirilis pada pembakaran bahan bakar fosil, atau dari asam akibat pertambangan dan industrialisasi. Efek buruk dari pengaruh keasaman, terutama dalam hal jumlah penurunan spesies dan ekosistem yang berubah. Selain masalah keasaman, kandungan logam berat juga dapat merugikan biota sungai yaitu seperti peningkatan mortalitas atau kegagalan telur (Willoughby dan Mappin 1988). Penambahan kapur dapat digunakan untuk menetralkan keasaman.

40 Gambar 4.7 Konsentrasi rata-rata tahunan dari klorida yang meningkat (Garis putus -putus mewakili ambang untuk kerusakan pada beberapa tanaman darat dan toksisitas kronis pada organisme akuatik sensitif. (Direproduksi dari Kaushal et al. 2005)

41 Gambar 4.8 Pengaruh ph pada jumlah spesies yang terjadi di sungai Ashdown Forest, Inggris selatan. (a) Microarthropods: terutama tungau (Hydrachnellae), copepoda (Harpacticoida dan Cyclopoida), dan Cladocera. (b) Macroarthropods: serangga terutama air. ( Rundle dan Ormerod 1991 dan Townsend et al )

42 4.5 Ringkasan Banyak faktor yang mempengaruhi komposisi air sungai, dan sebagai akibatnya itu sangat bervariasi dalam komposisi kimianya. Variasi dari komposisi air sungai dari satu tempat ke tempat yang lain ditentukan oleh jenis batuan yang tersedia untuk pelapukan, jumlah dan komposisi curah hujan, dan pengaruh kedekatan dengan laut. Area curah hujan tinggi yang tinggi dan limpasan air permukaan biasanya memiliki keasaman dan konsentrasi yang rendah, dibandingkan dengan daerah kering dimana penguapan besar dan pengenceran kurang dan input curah hujan yang kurang.

43 TERIMA KASIH

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik

Lebih terperinci

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961): 44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk

Lebih terperinci

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR Daur Air/H 2 O (daur/siklus hidrologi) 1. Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 2. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS) Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA

BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

3.1 Metode Identifikasi

3.1 Metode Identifikasi B A B III IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR DAS PENYEBAB KERUSAKAN KONDISI WILAYAH PESISIR BERKAITAN DENGAN PENGEMBANGAN ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT PESISIR 3.1 Metode Identifikasi Identifikasi adalah meneliti,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 1. Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah.... bahan mineral, air, dan udara bahan mineral dan bahan organik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan 15 PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,

Lebih terperinci

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di ekosistem perairan rawa. Perairan rawa merupakan perairan tawar yang menggenang (lentik)

Lebih terperinci

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami jenis sungai berdasarkan formasi batuan dan

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan

Lebih terperinci

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Company LOGO ILMU TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Topik: Konsepsi Tanah Isi: 13 23 3 4 Pendahuluan Pengertian Tanah Susunan Tanah Fungsi Tanah 1. PENDAHULUAN Gambar 1 Gambar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan 5 TINJAUAN PUSTAKA Estuari Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu : 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah penyimpanan air, penampung air hujan dan pengaliran air. Yaitu daerah dimana

Lebih terperinci

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA

4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA 4.DAUR BIOGEOKIMIA 4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA Dalam lingkungan, unsur-unsur kimia termasuk juga unsur protoplasma yang penting akan beredar di biosfer mengikuti jalur tertentu yaitu dari lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan Pendahuluan 1.1 Umum Sungai Brantas adalah sungai utama yang airnya mengalir melewati sebagian kota-kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya. Sungai

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan 2.2. Ekosistem Mengalir

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan 2.2. Ekosistem Mengalir 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Perairan Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. namun air yang tersedia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan Selat merupakan perairan relatif sempit yang menghubungkan dua buah perairan yang lebih besar dan biasanya terletak di antara dua daratan

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Yuni wibowo

EKOSISTEM. Yuni wibowo EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim Pemanasan Global, Perubahan Iklim, pencemaran lingkungan Bab Pemanasan III Dampak Global, Perubahan Perubahan Iklim Iklim, & pencemaran lingkungan Dampak Perubahan Iklim Menteri Negara Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

TANAH. Oleh : Dr. Sri Anggraeni, M,Si.

TANAH. Oleh : Dr. Sri Anggraeni, M,Si. TANAH Oleh : Dr. Sri Anggraeni, M,Si. Tanah memberikan dukungan fisik bagi tumbuhan karena merupakan tempat terbenamnya/ mencengkeramnya akar sejumlah tumbuhan. Selain itu tanah merupakan sumber nutrien

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terumbu adalah serangkaian struktur kapur yang keras dan padat yang berada di dalam atau dekat permukaan air. Sedangkan karang adalah salah satu organisme laut yang tidak

Lebih terperinci

HIDROSFER & PENCEMARAN AIR

HIDROSFER & PENCEMARAN AIR HIDROSFER & PENCEMARAN AIR Kita tidak mungkin hidup tanpa air; air mutlak diperlukan dalam setiap aspek kehidupan (Kofi Annan, Sekjen PBB). Peran air di alam dan dalam kegiatan manusia sangat kompleks

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013 Apakah Erosi Tanah? Erosi tanah adalah proses geologis dimana partikel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

07. Bentangalam Fluvial

07. Bentangalam Fluvial TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi 07. Bentangalam Fluvial Salahuddin Husein Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2010 Pendahuluan Diantara planet-planet sekitarnya, Bumi

Lebih terperinci

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan air permukaan yang akhirnya bermuara

Lebih terperinci

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C)

DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) DAUR BIOGEOKIMIA 1. DAUR/SIKLUS KARBON (C) Berkaitan dengan siklus oksigen Siklus karbon berkaitan erat dengan peristiwa fotosintesis yang berlangsung pada organisme autotrof dan peristiwa respirasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SUNGAI Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)

Lebih terperinci

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air, material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampungan dan penyalur alamiah aliran air, material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu

Lebih terperinci

DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah

DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah DASAR ILMU TANAH Materi 04: Pembentukan Tanah Faktor Pembentuk Tanah Konsep Pembentukan Tanah model proses terbuka tanah merupakan sistem yang terbuka sewaktu-waktu tanah dapat menerima tambahan bahan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume

Lebih terperinci

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR Oleh: PROJO ARIEF BUDIMAN L2D 003 368 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi 2.1.1. Klasifikasi Tiram merupakan jenis bivalva yang bernilai ekonomis. Tiram mempunyai bentuk, tekstur, ukuran yang berbeda-beda (Gambar 2). Keadaan tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993) TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR PEGUNUNGAN udara bersih, bebas polusi air hujan mengandung CO 2, O 2, N 2, debu & partikel dr atmosfer AIR

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada sifat-sifat arus tetapi juga pada sifat-sifat sedimen itu sendiri. Sifat-sifat di dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora, fauna maupun makhluk hidup yang lain. Makhluk hidup memerlukan air tidak hanya sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai 4 TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Lanskap Menurut Simond (1983), proses perencanaan adalah suatu alat yang sistematis yang menentukan awal, keadaan yang diharapkan dan cara terbaik untuk mencapai keadaan

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Logam berat terdapat di seluruh lapisan alam, namun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Dalam air laut konsentrasinya berkisar antara 10-5 10-3 ppm. Pada tingkat kadar yang

Lebih terperinci

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu BAB I PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian integral daripada pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur (Ditjen Tanaman Pangan, 1989). Agar pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar 68 BAB V PEMBAHASAN Salah satu parameter penentu kualitas air adalah parameter TDS, yang mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar kecilnya DHL yang dihasilkan. Daya hantar

Lebih terperinci