BAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta Analisa Lokasi 1. Data Geografis Rumah Sakit Hewan Jakarta berlokasi di dalam area pemerintahan ibukota Jakarta, tepatnya berada di bagian Selatan kota Jakarta. Secara administratif, letak Rumah Sakit Hewan Jakarta masuk ke dalam wilayah kelurahan Ragunan, kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut ; Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Pusat Lab Universitas Nasional : Jl. Harsono R. M : SDN 08 Ragunan : Jl. Unas Gambar 3.1 Peta Lokasi (sumber : dokumentasi google maps) 90

2 2. Data Topografis Daerah ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian 50 mdpl dan memiliki kemiringan Jenis tanah di lokasi adalah latosol merah, yang memiliki sifat sebagai berikut ; ph masam pada seluruh profil, kandungan bahan organic dan kadar nitrogen lapisan atas sedang yang semakin rendah pada lapisan bawah, kadar pospat di seluruh profil rendah dan kadar kalsium di semua lapisan sangat rendah (Schmidt and Ferguson. 1951). 3. Data Lokasi Jl. Harsono RM No. 28 Belakang Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan DKI Jakarta, Data Tapak Bangunan Rumah Sakit Hewan Jakarta ini terletak di wilayah Jakarta Selatan yang dekat dengan tempat wisata kebun binatang Ragunan, merupakan area yang cukup padat hilir mudik, mudah dicapai dengan kendaraan umum maupun pribadi, di sekitar lokasi merupakan area pemukiman warga Analisa Sekitar Lokasi Lokasi terletak dekat dengan salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di kota Jakarta, yaitu kebun binatang ragunan, dimana setiap hari sabtu dan minggu selalu ramai didatangi oleh para pengunjung. Selain itu, terdapat sebuah pasar yang letaknya di depan kebun binatang yang digelar setiap hari minggu, dimana menyebabkan lokasi tidak asing bagi banyak orang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun fasilitas kesehatan khusus hewan di lokasi ini adalah ; Target market di sekitar lokasi Lokasi terletak di pinggir jalan besar yang berbatasan langsung dengan pemukiman warga sekitar. Hal ini menjadi poin tambahan, karena mudah 91

3 dijangkau oleh masyarakat sekitar, yang notabene adalah warga yang tinggal di dalam komplek perumahan, salah satu kriteria masyarakat yang memelihara hewan peliharaan. Jalan Raya Akses jalan raya pun sangat mudah dicapai, selain merupakan rute yang dilewati oleh bus Trans Jakarta, jalan raya ini sangat mudah diakses dan untuk menuju lokasi, harus melewati sebuah jalan 2 arah menuju ke dalam kurang lebih sekitar 150m. Suasana Suasana lokasi cenderung sangat tenang, karena untuk menuju ke lokasi dari jalan raya utama, harus melalui sebuah jalanan 2 arah sepanjang 150m ke dalam, dimana sekeliling bangunan merupakan taman yang cukup luas. Tentunya selain jauh dari kebisingan jalan raya, bangunan di tengah-tengah area hijau sangatlah ideal untuk sebuah fasilitas kesehatan yang mengupayakan ketenangan dan kenyamanan bagi pasien yang tengah dirawat. Dapat disimpulkan bahwa secara lokasi, proyek perancangan ini dapat menjadi bisnis yang sangat menjanjikan dari segi komersil, karena berada di lokasi yang sangat strategis sehingga mudah dijangkau oleh konsumen dari berbagai daerah bagian, serta memiliki target pasar yaitu masyarakat sekitar yang sangat berpotensial Analisa Struktur Bangunan Bangunan merupakan bangunan tua yang dibangun pada 25 Desember 1992 dan mulai beroperasi pada 28 Desember Bangunan ini belum pernah dipugar ataupun mengalami renovasi samasekali, hanya terjadi beberapa kali perbaikan kecil yang dilakukan guna menunjang jalannya aktivitas di dalam rumah sakit tersebut. Dapat dikatakan usia bangunan sudah mencapai hampir 20 tahun dengan struktur dan bentuk yang tetap sama persis dengan saat dibangun dahulu dapat 92

4 dikatakan cukup tua, namun secara fungsi, struktur bangunan masih sangat prima. Perawatan bangunan dan lingkungan sekitarnya pun dilakukan dengan sangat baik, sehingga tetap terlihat asri dan rapih. Gambar 3.2 Tampak depan rumah sakit (sumber : dokumentasi pribadi) Secara keseluruhan, bentuk bangunan menyerupai huruf L, dengan pondasi sederhana, kemungkinan besar pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali, karena sesuai dengan criteria bangunan, yang hanya terdiri dari 2 lantai. Serta pondasi batu kali cocok dengan kontur tanah di wilayah Jakarta selatan, yang merupakan tanah yang tidak terlalu keras, namun juga tidak terlalu basah. Pondasi batu kali ini dudukung dengan struktur kolom penopang dengan ukuran 30x30cm. Tinggi dari lantai 1 ke lantai 2 kurang lebih 3,5m, dengan tinggi lantai ke ceiling pada lantai 1 adalah 3,2 m. Gambar 3.3 Bentuk layout bangunan menyerupai huruf L (sumber : dokumentasi pribadi) 93

5 Pada ruangan, ceiling berupa beton finishing cat putih dengan ketinggian 3,2m memberikan kesan luas dan lenggang pada ruangan, didukung dengan penggunaan cat warna putih yang juga memberikan kesan bersih, terang, dan rapih. Gambar 3.4 Ruangan praktek akupuntur (sumber : dokumentasi pribadi) Pada bagian lorong bangunan, ceiling lebih rendah sekitar 40cm dibandingkan dengan ceiling di dalam ruangan2 dalam rumah sakit tersebut, hal ini kemungkinan dilakukan untuk menekan biaya pembangunan. 94

6 Gambar 3.5 Ceiling lorong rumah sakit (sumber : dokumentasi pribadi) Praktek klinik hanya beroperasi di lantai 1, sedangkan lantai 2 didominasi oleh kegiatan non praktikal, seperti fasilitas untuk istirahat dokter, kegiatan rapat, dan lain-lain, kemungkinan juga dikarenakan akses menuju lantai 2 hanyalah sebuah tangga, sehingga akan menyulitkan membawa pasien terutama untuk pasienpasien dengan ukuran besar. Gambar 3.6 Akses menuju lantai 2 (sumber : dokumentasi pribadi) 95

7 3.1.4 Permasalahan yang Ditemui Pada Lokasi Jika dibahas mengenai lokasi, Rumah Sakit Jakarta ini berada pada area yang sangat kondusif dan cocok untuk fasilitas perawatan, dimana jauh dari kebisingan dan eksisting bangunan berada di tengah-tengah area hijau yang cukup luas. Berbeda dengan tahun 1993 dulu dimana rumah sakit ini mulai beroperasi, dan juga merupakan satu-satunya fasilitas kesehatan khusus hewan peliharaan yang ada di kota Jakarta, dibandingkan dengan berbagai fasilitas khusus hewan yang ada sekarang, beberapa hal di dalamnya dapat ditemukan sebagai hal yang mungkin kurang ideal. Salah satu hal yang paling menonjol adalah kurangnya pemanfaatan ruang di dalam bangunan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai akses menuju lantai 2 yang hanya menggunakan tangga, nyatanya membuat keseluruhan lantai 2 tidak dapat digunakan untuk kegiatan praktek, padahal kebutuhan ruang untuk kantor, ruang rapat, dan ruang istirahat tidaklah memerlukan 1 lantai sendiri, yang penulis temukan saat melakukan survey ke sana adalah ruang-ruang kantor kosong yang terbengkalai. Akhirnya yang terjadi adalah lantai 1 dipaksakan untuk mencukupi segala kebutuhan ruang praktek, padahal dari segi bisnis pun, hal tersebut tentunya tidak akan membuat rumah sakit beroperasional secara maksimal. Gambar 3.7 Tampak lorong lantai 2 (sumber : dokumentasi pribadi) 96

8 Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mengadakan fasilitas lift pengganti salah satu tangga akses ke lantai 2. Dengan adanya lift, lantai 2 yang tadinya tidak dapat dioperasikan untuk keperluan fasilitas perawatan, dapat dioperasikan menjadi bagian dari fasilitas pusat perawatan. 3.2 Data Pemakai Struktur Organisasi Perusahaan Diagram3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Pada dasarnya masing-masing jabatan memiliki tugasnya masing-masing, yaitu sebagai berikut ; 97

9 1. Komisaris Sebagai pemilik perusahaan, yang memiliki modal perusahaan, sebagai penyandang dana. Menerima laporan bulanan, menerima laporan tahunan, membuat keputusan dalam perusahaan, penanggung jawab segala keputusan yang terjadi dalam perusahaan. 2. Direktur Utama Menerima laporan dan pertanggung jawaban dari direktur masing-masing divisi, bertanggung jawab mengatur dan menjalankan 3. Direktur Klinik Mengatur segala aktivitas klinik perawatan dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung di dalam klinik, serta memiliki kuasa untuk membuat keputusan dalam penanganan klinik. 4. Dokter Memberikan keputusan dan melakukan praktek medis terhadap pasien. 5. Paramedis Membantu tugas dokter dalam memeriksa pasien, memberikan obat, memantau perkembangan kondisi pasien, menulis laporan. 6. Tenaga Teknis Memanggil nomor antrian, membantu menangani dan mengendalikan pasien, bertanggung jawab terhadap mobilisasi pasien selama di klinik, member makan pasien, membersihkan kandang pasien, melakukan perawatan non medical pada pasien. 7. Staff Penjualan 98

10 Mendisplay produk yang dijual, membersihkan area toko, menyambut pengunjung yang masuk, memberikan informasi seputar produk yang dijual, melayani pengunjung 8. Direktur Umum dan Keungan Mengatur urusan finansial klinik, memiliki kuasa dalam memutuskan pengeluaran klinik dan bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberdayaan tenaga kerja. 9. Staff Sekuriti Berdiri di pintu masuk, menyambut tamu masuk, mengawasi kegiatan yang berlangsung di lobi, menjaga keamanan gedung. 10. Staff Rumah Tangga Melakukan perawatan baik dari segi kebersihan maupun perbaikan yang berhubungan langsung dengan bangunan klinik. 11. Staff Front Office Menerima pasien, melayani klien yang datang, mendata pasien, mengurus penagihan biaya perawatan, sebagai lini depan perusahaan. 12. Menejer Akunting Mengelola keuangan perusahaan, menulis laporan harian, membuat laporan bulanan, membuat laporan tahunan, memberikan dan mengatur gaji karyawan, mengalokasikan pemasukkan Analisa Aktifitas dan Fasilitas Pusat Perawatan Hewan Peliharaan 99

11 A. Aktivitas dan Fasilitas Pada Klinik Hewan Pada fasilitas salon, terdapat runtutan alur aktivitas yang terjadi selama beroperasi, di bawah ini adalah urutan aktivitas yang terjadi dari awal mula proses klien datang hingga klien pulang. 1. Tenaga teknis menerima klien, mencatat data klien dan pasien pada buku tamu dan mengisi form data pasien. 2. Tenaga teknis mempersilahkan klien untuk menunggu di ruang tunggu dalam urutan nomor antri. 3. Tenaga teknis menimbang badan pasien dan mencatatnya dalam form data pasien. 4. Tenaga teknis membawa masuk pasien ke dalam ruang periksa. 5. Dokter umum melakukan anamnesa, melakukan pemeriksaan standard dan mencatat hasilnya pada form data pasien. 6. Jika kondisi pasien baik, dapat dilanjutkan dengan vaksinasi atau pemeriksaan dapat berakhir. 7. Dokter umum melakukan pemeriksaan laboratorium, misalnya memeriksa tinja, kerokan pada kulit, dan merujuk pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk penelitian di laboratorium. 8. Dokter umum menetapkan diagnose, prognosa, dan tindakan atau terapi yang dibutuhkan untuk menangani kondisi pasien, dan melakukan pemberitahuan pada klien akan alternative penanganan yang dapat dilakukan. 9. Dokter umum mengirim pasien ke dokter rawat inap (jika diperlukan). 10. Setelah pemeriksaan selesai, klien dipersilahkan untuk mengurus biaya administrasi di kasir. 100

12 Aktivitas di atas dapat dirangkum menjadi pola aktivitas seperti di bawah ini ; Klien datang membawa hewan peliharaan(pasien) Tenaga teknis mencatat data pasien Klien menunggu dalam urutan antri Kondisi pasien dianggap baik Dokter melakukan pemeriksaan standar Pasien dibawa ke dalam ruang periksa Selesai Vaksinasi Kondisi pasien dianggap tidak baik Dokter menjalankan tes laboratorium Klien menyelesaikan biaya administrasi Pasien dialihkan pada dokter rawat inap Dokter melakukan diagnosa dan memberikan alternatif penanganan pada klien Keadaan pasien membaik, sudah dapat dibawa pulang Penanganan telah selesai dilakukan, Dokter memberikan resep Klien mengurus biaya administrasi Klien membawa pulang pasien dan menyelesaikan biaya administrasi Penanganan telah selesai dilakukan, Dokter memberikan resep Klien menebus resep obat yang diberikan di apotek Diagram 3.2 Alur aktivitas pada klinik hewan 101

13 Dengan adanya alur aktivitas seperti di atas, maka terciptalah sebuah alur penggunaan fasilitas seperti di bawah ini ; Area lalu lalang manusia dengan hewan Meja pendaftaran, lemari penyimpanan data pasien kursi untuk staf bekerja, timbangan hewan, Area tunggu untuk manusia dan hewan dengan fasilitas seperti : kursi, tv, snack bar, dispenser air, washtafel Kondisi pasien dianggap baik Selesai Vaksinasi Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Meja kerja dokter, kursi tamu Meja periksa, meja dokter untuk bekerja, kursi kerja, kursi tamu, lemari penyimpanan untuk peralatan dan perlengkapan, washtafel Kondisi pasien dianggap tidak baik Ruang rawat inap yang dibagi menjadi ruang perawatan penyakit menular dan tidak menular dengan fasilitas : kamar inap, alat penyaring udara, tiang infus, tabung oksigen Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Meja untuk melakukan penelitian, Mikroskop, USG, ECG, x-ray Screen Meja Operasi, Meja alat operasi, lampu operasi Meja kerja dokter, kursi tamu Meja Loket Pembayaran, Lemari obat, meja meracik obat Diagram 3.3 Alur penggunaan fasilitas pada klinik hewan 102

14 B. Aktivitas Pada Salon Hewan Pada fasilitas salon, terdapat runtutan alur aktivitas yang terjadi selama beroperasi, di bawah ini adalah urutan aktivitas yang terjadi dari awal mula proses klien datang hingga klien pulang. 1. Tenaga teknis menerima klien, mencatat data klien dan pasien pada buku tamu dan mengisi form data pasien. 2. Tenaga teknis mempersilahkan klien untuk menunggu di ruang tunggu dalam urutan nomor antri. 3. Tenaga teknis menimbang badan pasien dan mencatatnya dalam form data pasien. 4. Tenaga teknis membawa masuk pasien ke dalam ruang salon. 5. Tenaga teknis menyiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan oleh ahli grooming. 6. Ahli grooming dibantu oleh tenaga teknis untuk memandikan hewan. 7. Ahli grooming dibantu oleh tenaga teknis untuk memotong kuku, membersihkan mata, telinga, dan mulut, mengeringkan dan menyisir bulu hewan. 8. Tenaga teknis membawa pasien yang telah selesai di grooming untuk dikembalikan pada klien yang sedang menunggu. 9. Klien dipersilahkan untuk mengurus biaya administrasi di kasir. 103

15 Aktivitas di atas dapat dirangkum menjadi pola aktivitas seperti di bawah ini ; Klien datang membawa hewan peliharaan Tenaga teknis mencatat data pasien Klien menunggu dalam urutan antri Hewan peliharaan dikembalikan ke klien Hewan peliharaan di grooming Hewan Peliharaan dibawa ke dalam salon Klien menyelesaikan biaya administrasi Diagram 3.4 Alur aktivitas pada salon hewan Dengan adanya alur aktivitas seperti di atas, maka terciptalah sebuah alur penggunaan fasilitas seperti di bawah ini ; Area lalu lalang manusia dengan hewan Meja pendaftaran, lemari penyimpanan data pasien kursi untuk staf bekerja, timbangan hewan, Area tunggu untuk manusia dan hewan dengan fasilitas seperti : kursi, tv, snack bar, dispenser air, washtafel Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Meja grooming, kursi duduk untuk ahli grooming, blower, hair dryer, gunting, sisir, shampo, bedak, selang air, tali kekang Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Diagram 3.5 Alur penggunaan fasilitas pada salon hewan 104

16 C. Aktivitas dan Fasilitas Pada Penitipan Hewan Pada fasilitas penitipan, terdapat runtutan alur aktivitas yang terjadi selama beroperasi, di bawah ini adalah urutan aktivitas yang terjadi dari awal mula proses klien datang hingga klien pulang. 1. Tenaga teknis menerima klien, mencatat data klien dan pasien pada buku tamu dan mengisi form data pasien. 2. Tenaga teknis mempersilahkan klien untuk menunggu di ruang tunggu dalam urutan nomor antri. 3. Tenaga teknis menimbang badan pasien dan mencatatnya dalam form data pasien. 4. Tenaga teknis membawa pasien ke dalam penginapan. 5. Tenaga Teknis merawat hewan selama di penginapan 6. Masa penginapan berakhir, hewan dijemput pemiliknya. 7. Klien mengambil hewan peliharaannya dan menyelesaikan biaya administrasi. Aktivitas di atas dapat dirangkum menjadi pola aktivitas seperti di bawah ini ; Klien datang membawa hewan peliharaan Tenaga teknis mencatat data hewan Klien menunggu dalam urutan antri Hewan peliharaan dikembalikan ke klien Hewan dirawat dengan baik selama menginap Hewan Peliharaan dibawa ke penginapan Klien menyelesaikan biaya administrasi Diagram 3.5 Alur aktivitas pada penitipan hewan 105

17 Dengan adanya alur aktivitas seperti di atas, maka terciptalah sebuah alur penggunaan fasilitas seperti di bawah ini ; Area lalu lalang manusia dengan hewan Meja pendaftaran, lemari penyimpanan data pasien kursi untuk staf bekerja, timbangan hewan, Area tunggu untuk manusia dan hewan dengan fasilitas seperti : kursi, tv, snack bar, dispenser air, washtafel Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Tempat tidur, tempat makan, tempat minum, area rekreasi, Kandang hewan portable untuk jenis hewan kecil (ukuran S), dan tali kekang untuk jenis hewan besar (ukuran M&L) Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Diagram 3.7 Alur penggunaan fasilitas pada penitipan hewan D. Aktivitas dan Fasilitas Pada Toko Hewan Pada toko, terdapat runtutan alur aktivitas yang terjadi selama beroperasi, di bawah ini adalah urutan aktivitas yang terjadi dari awal mula proses pengunjung datang hingga pengunjung pulang. 1. Pengunjung datang 2. Pengunjung melihat-lihat produk 3. Pengunjung memilih produk yang akan dibeli 4. Pengunjung membawa barang ke kasir dan melakukan pembayaran 106

18 Aktivitas di atas dapat dirangkum menjadi pola aktivitas seperti di bawah ini ; Pengunjung datang Pengunjung melihat-lihat produk Pengunjungmemilih barang yang akan dibeli Pengunjung membayarkan barang yang dibeli ke kasir Diagram 3.9 Alur aktivitas pada toko hewan Dengan adanya alur aktivitas seperti di atas, maka terciptalah sebuah alur penggunaan fasilitas seperti di bawah ini ; Area lalu lalang manusia dengan hewan Rak display Keranjang belanja Meja loket pembayaran, kursi untuk staf bekerja, laci penyimpanan uang, peralatan menghitung Diagram 3.8 Alur penggunaan fasilitas pada toko hewan Tabel Program Aktivitas dan Fasilitas Dari hasil tabel program aktifitas dan fasilitas, dapat ditemukan kesimpulan akan kebutuhan ruang masing-masing yang akan menentukan besaran ruang yang akan diaplikasikan pada layout bangunan eksis yang telah dipilih menjadi lokasi perencanaan proyek pusat perawatan hewan ini. Selain itu, dari tabel tersebut juga muncul pengklasifikasian ruangan berdasarkan karakter ruangan membentuk zona ruangan yang dimulai dari zona public, zona semi privat, zona privat, dan zona servis. Pengklasifikasian zona ini berguna untuk melakukan penataan layout ruangan. 107

19 108

20 109

21 110

22 111

23 112

24 113

25 114

26 115

27 116

28 117

29 3.3 Analisa Layout Analisa Lalu Lintas Antar Ruang Diagram 3.9 Lalu lintas antar ruang Keterangan warna garis Pemilik Hewan Peliharaan (Klien) Hewan Peliharaan (Pasien) Pekerja di Pusat Perawatan (Staff) Berdasarkan struktur antar ruang di atas, dapat dilihat hubungan antar masingmasing ruang dengan ruangan sekitarnya, yang membentuk serangkain pola ruangan berdasarkan aktifitas dan alur kegiatan. Data kesimpulan ini di dapat dari hasil survey pola perilaku kegiatan di dalam pusat perawatan khusus hewan peliharaan. Pola ruangan yang terbentuk di atas ini sebagai bantuan untuk menentukan peletakkan area-area dalam layout, dan merupakan gambaran kasar lalu lintas 118

30 pemakai fasilitas, dimana garis-garis yang ada menentukan lalu lintas subyek antar ruangan dan area yang ada. Garis yang membentang antar ruang berwarna hitam-biru-merah mengartikan bahwa ruangan tersebut dapat diakses oleh klien, pasien, dan staf klinik. Sedangkan garis hitam-merah menandakan ruangan hanya dapat diakses oleh staf klinik dan klien, pasien (hewan peliharaan) dilarang mengakses ruangan ini, sebaliknya, garis merah-biru menandakan ruangan hanya dapat diakses oleh staf klinik dan pasien (hewan peliharaan), klien tidak dapat memasuki area atau ruangan tersebut Hubungan Antar Ruang Dalam hubungan antar ruang, akan terlihat hubungan antar masing-masing ruangan dengan yang lainnya. Berdasarkan diagram matriks di halaman berikut, dapat dilihat lebih spesifik akan hubungan antar satu area dengan area lainnya. dengan keterangan sebagai berikut ; Sangat Intens Rata-rata Sama Sekali Tidak Intens 119

31 120

32 3.3.3 Zoning Layout Berdasarkan data site bangunan yang ada, menghasilkan sebuah keputusan pembagian zona ruang yang dibagi menjadi zona semi public, zona semi privat, zona privat, dan zona servis. Pertimbangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh arah matahari terbit, posisi bangunan, dan faktor lainnya di sekitar bangunan. Gambar 3.8 Site bangunan 121

33 Gambar 3.9 Zoning layout lantai 1 Lantai 1 + Zona Semi publik terdapat 2 buah lobi yang memisahkan area fasilitas hewan sakit dan hewan sehat + Zona semi publik terutama penginapan hewan, dan salon hewan menghadap timur, sehingga mendapatkan sinar matahari pagi. + Diseberang lobi utama terdapat bukaan berupa teras yang membuka jalur sinar matahari. + Masing-masing zona mendapat 2 view (ke dalam dan ke luar) + Tidak terdapat area privat di lantai 1 122

34 - Zona Semi Privat berada pada muka jalan sehingga memungkinkan tingkat kebisingan yang lebih tinggi Gambar 3.10 Zoning layout lantai 2 Lantai 2 + Tidak terdapat area semi publik pada lantai ini, sehingga area privat tidak mudah diakses oleh publik 123

35 3.3.4 Grouping Layout Berdasarkan kesimpulan dari zoning area, dapat dilakukan pemetaan ruang di dalam layout bangunan tersebut berdasarkan kriteria masing-masing. Peletakkan ruang ataupun area ini dibantu dengan adanya analisa hubungan dan sirkulasi antar ruang. Lantai 1 Gambar 3.11 Grouping layout lantai 1 + Lobi UGD dekat dengan gerbang masuk. 124

36 + Ruang UGD berada dekat lobi UGD. + Lobi khusus fasilitas medis berhadapan langsung dengan muka jalan utama. + Lobi khusus fasilitas perawatan hewan terpisah dari lobi utama, sehingga tidak memungkinkan hewan sakit dan sehat berada dalam satu ruangan. + Masing-masing lobi terdapat loket masing-masing. + Ruang periksa dekat dengan lobi utama. + Cafetaria berada di tengah-tengah gedung, sehingga dapat dicapai dari masing-masing lobi. + Salon, dengan ruang-ruang penginapan dekat, sehingga memudahkan perpindahan hewan. + pet shop dekat dengan salon. + Toilet terletak masing-masing di bagian ujung gedung. + Di bagian belakang gedung di ruang UGD terdapat akses keluar, sehingga hewan yang telah ditangani, yang tidak butuh untuk diinapkan namun harus melakukan rawat jalan, dapat langsung dijemput dari akses tersebut. - Posisi lobi lift terhalang kolom. 125

37 Gambar 3.12 Grouping layout lantai 2 + Ruang lab dan radiologi dekat dengan lift, dikarenakan 2 ruangan tersebut masih berhubungan erat dengan ruang periksa di lantai 1. + Ruang nutrisi dekat dengan lift, dikarenakan ruang tersebut juga berhubungan erat dengan ruang penitipan hewan di lantai 1. + Ruang intensif dekat dengan ruang operasi. + Ruang isolasi menghadap arah sebaliknya dengan ruang intensif, sehingga tidak memungkinkan penularan. + Kamar staff dan kamar dokter dekat dengan ruang isolasi dan intensif. 126

38 + Ruang-ruang yang masih dilewati oleh hewan terkonsentrasi di sayap utara dan mendapat akses lift, sedangkan ruang-ruang kantor terkonsentrasi di sayap timur dan mendapat akses tangga. + Ruang jenazah dekat dengan ruang operasi. - Posisi lobi lift terhalang kolom. 3.4 Analisa Permasalahan Khusus Material Pemilihan material merupakan hal yang sangat penting dalam mendesain sebuah pusat perawatan khusus hewan, dimana membutuhkan material yang mudah dalam perawatannya dan tahan lama. A. Lantai Material yang dapat digunakan dalam fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini antara lain ; 1. Rubber tile Material ini sangat aman, karena berbahan dasar karet, sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya slip, terutama untuk area yang memiliki lalu lintas padat, selain sangat kuat, material ini sangat mudah dibersihkan, kekurangan dari penggunaan material ini hanyalah harganya yang cukup mahal. 2. Vynil Material ini merupakan material lantai yang kuat dan cocok untuk area public dimana lalu lintas sangat padat, karena material ini mudah dibersihkan. Kekurangannya adalah mengandung pvc yang merupakan zat kimia yang disinyalir berbahaya bagi kesehatan. 127

39 3. Linoleum Hampir menyerupai vynil, linoleum merupakan material pelapis lantai yang mudah dalam perawatannya dan sangat kuat, bahkan semakin terkena air, material ini akan semakin kuat. Bedanya dengan vynil adalah material ini berasal dari bahan-bahan alami yang turut mendukung gerakan go green. Material ini juga mengandung biji rami yang dikenal antimikroba, sehingga meminimalisasi pertumbuhan jamur. Material Linoleum merupakan pilihan yang sangat tepat untuk diaplikasikan pada lantai rumah sakit, dimana dibutuhkan kriteria material yang tahan air, tahan api (tidak mudah terbakar), gesekkan benda-benda berat, mudah dibersihkan, dan mudah diperbaiki, semua poin tersebut dapat dipenuhi oleh material tersebut. Pengaplikasian material ini nyatanya tidak hanya dapat digunakan di lantai, namun dapat diaplikasikan untuk dinding. Untuk membedakan area, terutama area public dan area yang lebih privat, dapat dilakukan penggabungan motif, karena jenis material ini sangat mudah dalam pemasangannya dan banyak terdapat pilihan. B. Dinding Material finishing yang dapat digunakan dalam fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini antara lain ; 1. Cat Selain murah, penggunaan finishing cat sudah menjadi tren yang tidak akan pernah ketinggalan jaman. Saat ini, material ini pun sudah mengusung komponen yang ramah lingkungan, sehingga turut mendukung gerakan go green. Selain banyak pilihan warna, jenisnya pun sangat beragam, dan perawatannya sangat mudah. 2. Metal Material ini merupakan material yang tepat digunakan dalam fasilitas perawatan yang menonjolkan kesan ruangan yang bersih. Namun 128

40 kekurangan dari material ini adlah biayanya yang mahal dan permukaannya yang dingin menjadi tidak nyaman untuk disentuh. 3. Kaca Merupakan material yang ramah lingkungan. Walaupun banyak keuntungan dalam menggunakan material ini, salah satunya seperti untuk meneruskan cahaya matahari dari luar ke dalam ruangan, material ini membutuhkan perhatian lebih karena mudah pecah. Namun salah satu jenis kaca seperti tempered glass memiliki kekuatan 5x lebih kuat dari kaca biasa, selain itu secara perawatan, kaca sangat mudah dirawat. Pemilihan finishing menggunakan cat dapat menjadi pilihan utama, selain perawatannya mudah, biayanya pun tidak terlalu besar, mengingat kemungkinan perawatan akan fasilitas ini akan menjadi perhatian utama. Namun pada area-area yang membutuhkan higienitas yang tinggi seperti ruang-ruang perawatan di klinik, pada bagian dinding bawah, dapat menggunakan material linoleum, selain memberikan kesan bersih, perawatan material ini sangatlah mudah dan tahan lama. Pada ruangan-ruangan yang sengaja didesain untuk memperlihatkan aktivitas di dalamnya, dapat menggunakan material kaca transparan, namun ketinggian pemasangan dari lantai harus diperhatikan terutama unuk area dimana hewan beraktivitas bebas di luar kandang. C. Plafon Material yang dapat digunakan dalam fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini antara lain ; 1. Gipsum Material ini sangat mudah dibentuk dan dapat dikreasikan dengan berbagai treatment dengan mudah. Material ini masuk dalam golongan material yang ramah lingkungan, tentu saja dengan menggunakan material ini, turut mencanangkan gerakan go green. 129

41 2. Triplek Biaya pemasangan yang lebih murah dari gypsum tentu menjadi nilai plus, namun dibanding gipsum, material ini lebih sulit untuk dikreasikan terutama dalam hal penurunan dan penaikan plafon untuk kesan ruangan yang berbeda. 3. Beton Beton adalah material utama pembentuk bangunan. Material ini menciptakan kesan ruang yang sederhana dan polos. Kekurangannya, mungkin penggunaan beton sebagai plafon akan cocok dengan area yang memiliki banyak treatment sehingga akan menyeimbangkan bobot ruangan, namun dalam fasilitas kesehatan yang tidak membutuhkan treatment berlebihan terutama pada lantai dan dindingnya, penggunaan beton akan membuat ruangan semakin polos. Pada area-area seperti lobi, ruang tunggu, yang mengalami lalu lalang tingi sebaiknya mengunakan material gypsum board, selain mudah di variasikan penggunaannya, material ini juga memberikan kesan bersih, terutama apabila difinishing dengan cat berwarna cerah, termasuk dengan fasilitas klinik, dimana kriteria ruangan haruslah bersih, penggunaan gypsum board dapat menjadi alternatif yang tepat. Selain itu memiliki fungsi sebagai peredam suara, tentu saja material ini cocok diaplikasikan dalam sebuah ruangan yang penuh dengan kebisingan hewan Warna Warna-warna yang dapat diterapkan dalam fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini antara lain ; 1. Putih Warna ini memberikan kesan bersih dan luas pada ruangan. Selain itu dominan warna putih akan menciptakan suhu ruangan yang lebih dingin. Bagi fasilitas kesehatan warna putih menonjolkan identitas yang bersih dan higienis. 130

42 2. Biru Warna ini cocok untuk fasilitas kesehatan, terutama dalam area perawatan, karena memberika efek psikologis yang menenangkan. Namun dikarenakan fasilitas ini khusus hewan, maka penerapan tersebut tidak menjadi terlalu penting untuk hewan. 3. Hijau Warna hijau member kesan sejuk dan segar karena diidentikan dengan warna tumbuhan. Namun mengingat lokasi perancangan dikelilingi oleh kebun dan taman yang sangat rindang, maka penerapan warna hijau ini kurang menjadi sorotan utama dalam bangunan. Pada area public, dapat menggunakan warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau dan biru, untuk memberikan kesan yang berbeda, namun secara keseluruhan didominasi oleh warna putih, Dengan mengaplikasikan warna-warna cerah pada ruang-ruang publik maupun semi public sebagai aksen, dapat memberikan suasana yang berbeda bagi para pengunjung yang datang. Namun untuk area ruang semi privat dan privat, penggunaan warna yang berlebihan dapat dikurangi dan dijadikan aksen yang tetap menarik dan nyaman dipandang mata manusia Pola 1. Horizontal Pola ini memberi kesan luas pada ruangan, dan memberikan suasana yang rileks dan informal. Pola ini berguna untuk diterapkan pada ruanganruangan yang tidak terlalu luas dan banyk terdapat peralatan medis di dalamnya. Sehingga ruangan tidak terasa sempit. 2. Melengkung Pola ini memberikan kesan yang menyenangkan dan sangat berguna diaplikasikan pada ruang-ruang publik. 131

43 Perpaduan pola horizontal dan lengkungan sangat tepat, terutama dikarenakan bentuknya yang memiliki efek psikologis yang memberikan energy baik bagi orang yang berada di dalamnya. Penggunaan pola horizontal dapat diaplikasikan pada ruang-ruang yang bersifat privat, sedangkan pola lengkungan dapat diaplikasikan pada ruang dan area publik. Pemilihan pola dan bentuk pada ruangan haruslah memperhatikan efeknya pada obyek di dalamnya. Manusia memiliki indera penglihatan yang dapat mendefinisikan segala sesuatu pola dan bentuk yang ada, demikian juga dengan hewan, terutama anjing dan kucing, mereka adalah jenis hewan yang dapat mengingat bentuk. Memadukan bentuk lingkaran dengan warna-warna cerah dapat memancing hewan untuk memberikan respon yang berbeda-beda pada masing-masing ruangan Penghawaan Sistem penghawaan yang dapat digunakan dalam fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini antara lain ; 1. Vegetasi Sistem ini adalah dengan mengandalkan lansekap, dimana pemanfaatan tumbuh-tumbuhan di sekitar gedung sebagai penyerap panas dan menjaga suhu sekitar bangunan tetap rendah. 2. Cara Buatan Sistem ini adalah dengan meletakkan mesin penggerak udara di dalam ruangan untuk memperlancara sirkulasi udara. Sistem ini memang kurang alami, namun sangat efektif di dalam ruangan. Berdasarkan system tata udara di atas, dapat dikihat bahwa penerapan vegetasi pada lansekap tanah di sekitar bangungan akan meminimalisir kemungkinan terjadinya alur udara yang buruk. Penerapan pendingin ruangan dapat menjadi jalan keluar untuk mempertahankan suhu udara dalam bangunan terutama pada 132

44 ruangan yang memiliki kebutuhan isolasi yang tinggi. Namun penerapan bukaan berupa jendela pada area-area publik, dan tempat yang membutuhkan sirkulasi udara yang baik, dapat memaksimalkan pertukaran udara yang baik dan mengoptimalkan fungsi vegetasi pada lahan sekitar bangunan. Penggabungan sistem vegetasi dan cara buatan merupakan perpaduan yang tepat, disebabkan penghawaan dengan cara buatan akan memaksimalkan manfaat penghawaan sistem vegetasi dengan membantu pergerakkan udara di dalam bangunan. Hal ini lebih efektif ketimbang hanya memanfaatkan sistem vegetasi Akustik Untuk menangani permasalahan akustik, dibutuhkan sistem ruangan yang dapat menanggulangi kebisingan suara baik dari dalam maupun dari luar. Hewan memiliki sistem pendengaran yang lebih baik dari manusia, segala tingkah lakunya di pengaruhi oleh suara-suara yang didengarnya, banyak hewan yang mengalami kecemasan dan bersikap agresif ketika mendengar suara-suara seperti suara hujan yang terlalu keras, suara petir, suara lengkingan, dan bahkan ketika mendengar suara keras hewan lainnya. Hal ini tentunya menjadi salah satu perhatian utama dalam merancang sebuah fasilitas perawatan khusus hewan, dimana di dalam fasilitas ini, hewan membutuhkan ketenangan selama perawatan berlangsung. Maka itu, dibutuhkan material dinding yang dapat mengurangi tingkat kebisingan semaksimal mungkin, dalam hal ini, penggunaan material gypsum adalah pilihan yang terbaik, keuntungannya, selain tidak terlalu besar dalam biaya material ini cukup efektif untuk meredam suara, walaupun tidak sebaik menggunakan sistem dinding penyerap suara dengan menggunakan material berpori yang jelas lebih mahal dalam pembuatannya namun tidak memungkinkan untuk diaplikasikan pada fasilitas kesehatan. 133

45 3.4.6 Pencahayaan 1. Ambient lighting, Merupakan pencahayaan utama, bisa berasal dari 1 lampu, ataupun beberapa lampu yang dipadukan menjadi penerangan utama dalam sebuah ruangan. Penerangan ini sangat berguna terutama untuk di malam hari. Penerangan yang baik merupakan hal yang penting bagi sebuah fasilitas kesehatan. 2. Local lighting Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas yang banyak dilakukan selama jam kerja. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah dan berguna untuk kepentingan di meja kerja. 3. Accent lighting Pencahayaan jenis ini bermanfaat sebagai salah satu unsure desain, selain itu, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu. 4. Natural lighting Pencahayaan alami yaitu matahari. Untuk perancangan desain yang hemat energi, penggunaan jenis pencahayaan ini sangatlah penting dan efektif digunakan. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan utama di pagi-siang hari adalah pilihan yang terbaik, selain sinar matahari memiliki banyak manfaat baik di pagi hari, hal tersebut juga mendukung penghematan penggunaan energi listrik. Tidak hanya ramah terhadap lingkungan, hal ini juga menguntungkan pihak pengelola rumah sakit yang tentunya dapat menekan biaya tenaga listrik yang digunakan oleh klinik. 134

46 Penggunaan penerangan buatan juga tetap dibutuhkan untuk malam hari, terutama di ruang-ruang rawat inap intensif dan isolasi yang membutuhkan penerangan yang hangat dengan lampu-lampu kuning yang menghasilkan panas untuk mendukung perawatan hewan sakit secara maksimal. Penerangan buatan juga sangat dibutuhkan di ruang-ruang lainnya, terutama jika dirasa sinar matahari masih kurang ataupun jika hari sudah mulai gelap, karena fasilitas kesehatan haruslah selalu terlihat bersih, terang, dan rapih. 135

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,

Lebih terperinci

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area

Di sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyaknya sarana rekreasi saat ini sangat bermanfaat bagi manusia untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Namun sarana rekreasi tersebut tidak memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture KONSEP 4.1 Konsep Dasar Arsitektur Ramah Lingkungan () Pendekatan Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. UNIPET (Universal Petshop) Universal Petshop atau yang lebih dikenal dengan Unipet merupakan petshop ternama di Yogyakarta yang bekerja sama dengan brand ternama Royal Canin,

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu : BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Dasar Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Grooming

Manual Prosedur. Pelayanan Grooming Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Grooming Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

Manual Prosedur. Pelayanan Medis Klinik Hewan

Manual Prosedur. Pelayanan Medis Klinik Hewan Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Manual Prosedur Pelayanan Medis Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan. Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel

4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan. Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel 120 4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan 4.3.1. Sistem Penyampaian Jasa Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel pada rumah sakit

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya tren atau gaya hidup memelihara hewan peliharaan sudah bukan hal baru bagi kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan tidak jarang, banyak orang yang sekedar ingin mengikuti tren yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Fisik Letak Geografis Jakarta Selatan terletak pada 106 22 42 Bujur Timur (BT) s.d. 106 58 18 BT, dan 5 19 12 Lintang Selatan (LS). Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hewan mamalia berkaki empat, yaitu anjing merupakan hewan yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga hewan ini lebih mudah dilatih dan dapat bersosialiasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin 01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan

arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan TUGAS AKHIR RA 091381 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT green dentistry LIZA DEWI 3207 100 092 Dosen Pembimbing : Ir. Erwin Sudarma, MT Dosen Koordinator : Ir. M. Salatoen P, MT arsitektur fakultas teknik sipil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Aplikasi Model Pembelajaran BCCT 5.1.1 Konsep Tapak A. Zonasi Bangunan ini memiliki empat zonasi yaitu zona publik, zona staff, zona akademis, dan zona privasi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta selatan. dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1 Data

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci