4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan. Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel
|
|
- Sudirman Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan Sistem Penyampaian Jasa Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel pada rumah sakit umum di Sumatera Barat meliputi berbagai indikator. Indikator physical support adalah kelayakan fasilitas gedung, ketersediaan peralatan, fasilitas pendukung dan sarana parkir, kenyamanan, keamanan, kondisi ruangan, kebersihan, eksterior, interior, kelengkapan obat di apotik, kestrategisan lokasi, sirkulasi udara, makanan yang disediakan, tata letak ruangan rumah sakit. Indikator contact personnel adalah penampilan, kemampuan, keramahan, daya tanggap, kecepatan, ketepatan petugas dalam memberikan pelayanan, kemudahan menemui petugas, kejelasan informasi, dan prosedur pelayanan yang diberikan petugas pada rumah sakit dapat diuraikan sebagai berikut: Hasil penelitian yang dilakukan pada rumah sakit di Sumatera Barat ditemukan Tingkat kelayakan gedung/bangunan yang dimiliki rumah sakit seperti Gambar 4.1. berikut ini: Tidak Layak Kurang Layak Cukup Layak Layak Sangat Layak Gambar 4.1. Tingkat Kelayakan Gedung/Bangunan Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase)
2 121 Berdasarkan Gambar 4.1. terlihat sebagian besar responden menyatakan gedung/bangunan rumah sakit umum di Sumatera Barat cukup layak. Dari hasil pengamatan di lapangan, rumah sakit di Sumatera Barat banyak yang merenovasi gedung untuk menarik pelanggan, walaupun ada beberapa rumah sakit yang yang memiliki fasilitas gedung yang kurang memadai menurut konsumen, padahal lokasi rumah sakit sudah cukup strategis. Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:246) penampilan gedung/bangunan diperlukan dalam proses penyampaian jasa. Secara umum responden menyatakan fasilitas gedung sudah memadai. Hal ini, mengindikasikan rumah sakit sudah memenuhi keinginan pelanggan dan telah melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 920/Men.Kes/Per/XII/86 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah Sakit, 1997) yang menyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai gedung yang terdiri dari: 1) Bangunan rawat jalan dan rawat darurat. 2) Bangunan instalasi penunjang medik yaitu laboratorium, radiologi dan sebagainya. 3) Bangunan pembina sarana rumah sakit yaitu gudang, bengkel dan sebagainya. 4) Bangunan rawat inap minimal 50 (lima puluh) tempat tidur. 5) Bangunan administrasi, ruang tenaga medis dan paramedis. 6) Bangunan instalasi non medis yaitu ruang dapur, ruang cuci dan sebagainya.
3 122 7) Taman dan tempat parkir. 8) Bangunan-bangunan yang diperlukan sesuai dengan fungsinya. Tanggapan reponden terhadap peralatan diagnostik yang dimiliki rumah sakit seperti Gambar 4.2. berikut ini: Peralatan Diagnostik Peralatan Nondiagnostik Tidak Memadai Kurang Memadai Cukup Memadai Memadai Sangat Memadai Gambar 4.2. Tingkat Ketersediaan Peralatan Diagnostik dan Nondiagnostik yang Dimiliki Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.2 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan peralatan diagnostik seperti alat rontgen, USG, laboratorium, bedah, dan sebagainya dan peralatan nondiagnostik seperti meja, kursi, lemari dan tempat tidur, yang dimiliki rumah sakit cukup memadai dan memadai. Dari hasil wawancara di lapangan, responden menyatakan bahwa pasien akan dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain sperti RSU. Dr. M.Djamil dan RSAM. Bukittinggi, jika memerlukan pelayanan yang fasilitasnya tidak dimiliki rumah sakit tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan juga ditemukan peralatan, seperti meja, kursi, lemari dan tempat tidur yang dimiliki rumah sakit telah usang, sedangkan masih ada peralatan yang yang dibutuhkan pasien tapi tidak tersedia di rumah
4 123 sakit seperti termos air minum, gelas, sendok, washlap dan sebagainya, sehingga keluarga pasien harus membawa sendiri dari rumah. Pihak rumah sakit harus memperhatikan peralatan yang dibutuhkan oleh pasien sehingga memudahkan proses penyampaian jasa. Hal ini sesuai dengan penelitian Nguyen dan Leblanc (2002:246) bahwa fasilitas merupakan suatu yang dibutuhkan dalam proses penyampaian jasa. Hal ini perlu diperhatikan pihak rumah sakit, karena fasilitas yang dilihat konsumen merupakan bagian dari wujud nyata yang penting atas keseluruhan jasa yang ditawarkan (Lamb et al, 2002: 483). Pada rumah sakit peralatan dan fasilitas merupakan elemen yang dianggap penting oleh pasien (Hutton dan Richardson, 1995:52), sedangkan Bhattacharya et.al (2003:29) menyatakan bahwa fasilitas perawatan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Lovelock dan Wright (2002:691) juga menyatakan bahwa peralatan yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan merupakan komponen dari physical support. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 920/Men.Kes/Per/XII/86 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah Sakit, 1997) dinyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai peralatan medis dan penunjang medis yang memadai. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan bahwa rumah sakit umum di Sumatera Barat telah melaksanakan peraturan yang diterapkan Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, walaupun belum sepenuhnya memenuhi harapan konsumen. Tingkat ketersediaan fasilitas parkir yang dimiliki rumah sakit seperti Gambar 4.3.:
5 Tidak Memadai Kurang Memadai Cukup Memadai Memadai Sangat Memadai Gambar 4.3. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Parkir yang Dimiliki Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.3 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan fasilitas parkir yang dimiliki rumah sakit cukup memadai dan memadai. Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan fasilitas parkir yang dimiliki beberapa rumah sakit kurang luas dan tidak mempunyai batas parkir, sehingga keluarga pasien ataupun pengunjung terutama yang memiliki kendaraan mengalami kesulitan memarkir kendaraannya. Batas parkir sangat diperlukan, sehingga pelanggan bisa memarkir kendaraan dengan mudah dan teratur. Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:245, 1996:33) fasilitas parkir merupakan salah satu indikator lingkungan fisik yang perlu diperhatikan. Hal ini didukung oleh Lovelock dan Wright (2002:691) bahwa area parkir merupakan komponen dari physical support. Hasil penelitian ini juga mengindikasikan belum semua rumah sakit melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 920/Men.Kes/Per/XII/86 (dalam Kumpulan Peraturan tentang
6 125 Rumah Sakit, 1997) yang menyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai tempat parkir yang memadai. Tingkat kenyamanan dalam ruang perawatan rumah sakit seperti Gambar 4.4. berikut ini: Kenyamanan dalam Ruang Perawatan Kenyamanan dalam Ruang Tunggu Tidak Nyaman Kurang Nyaman Cukup Nyaman Nyaman Sangat Nyaman Gambar 4.4. Tingkat Kenyamanan dalam Ruang Perawatan, Ruang Tunggu dan lain-lain pada Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.4 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan rumah sakit cukup nyaman dan nyaman. Tingkat kenyamanan dalam rumah sakit diharapkan jadi perhatian rumah sakit, karena pelanggan terutama pasien sangat memerlukan kenyamanan untuk beristirahat demi kesembuhan mereka. Rumah sakit telah menyediakan ruang tunggu dengan fasilitas tempat duduk, tapi masih ada rumah sakit yang menyediakan ruang tunggu yang kurang memadai seperti ruangan yang sempit, tempat lalu lalang pengunjung dan tempat duduk yang terbatas, sehingga pengunjung banyak yang berdiri dan antri. Rumah sakit diharapkan tetap secara terus menerus meningkatkan kenyamanan karena dapat mempengaruhi kualitas sistem penyampaian jasa.
7 126 Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:246) suasana yang tidak bising berdampak terhadap perasaan pelanggan, sedangkan Boy S. (2004:12) juga menyatakan rumah sakit perlu menjaga kenyamanan disamping peralatan yang memadai. Hal ini didukung juga oleh Joseph and Cindy (1999:104) yang melakukan penelitian pada industri jasa perbankan bahwa tingkat kenyamanan berpengaruh terhadap kualitas sistem penyampaian jasa. Tingkat keamanan di tempat parkir, ruang perawatan dan ruang tunggu, koridor, dan lain-lain pada rumah sakit seperti Gambar 4.5. berikut ini: Keamanan Tempat Parkir Keamanan Ruang Perawatan Keamanan Ruang Tunggu, Koridor, dan Lain-lain Tidak Aman Kurang Aman Cukup Aman Aman Sangat Aman Gambar 4.5. Tingkat Keamanan Tempat Parkir Ruang Perawatan dan Ruang Tunggu, Koridor, dan Lain-lain pada Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.5 di atas terlihat sebagian besar responden menilai rumah sakit cukup aman dan aman. Dari hasil wawancara dengan responden ditemukan masih ada kehilangan ditempat parkir seperti helem, lampu mobil, kaca spion dan sebagainya, sehingga menimbulkan kekhawatiran mereka memarkir kendaraannya
8 127 di tempat parkir. Hal ini tentu mempengaruhi ketenangan mereka dalam mengunjungi/menunggui pasien di rumah sakit. Selain itu keamanan di ruang perawatan sangat diperlukan karena, kadang-kadang pasien tidak ditunggui oleh keluarganya. Dari pengamatan di lapangan ditemukan secara umum rumah sakit telah memperhatikan keamanan di rumah sakit, dengan disediakannya bel, petugas piket (perawat) jika malam hari, satpam yang selalu menjaga 24 jam dan kontrol yang teratur oleh petugas setiap saat. Menurut Sri Astuti S.S (2004) selaku Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menyatakan pelayanan keamanan parkir kendaraan juga perlu diperhatikan disamping fasilitas medis. Tingkat ketersediaan fasilitas pendukung yang dimiliki rumah sakit seperti Gambar 4.6 berikut ini: Tidak Memadai Kurang Memadai Cukup Memadai Memadai Sangat Memadai Gambar 4.6. Tingkat Ketersedian Fasilitas Pendukung yang Dimiliki Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.6 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan fasilitas pendukung yang dimiliki rumah sakit (seperti wartel, bank, atm, kantin, toko, mushalla/mesjid dan toilet) cukup memadai dan kurang memadai. Dari hasil
9 128 pengamatan di lapangan ditemukan masih ada rumah sakit yang tidak didukung oleh fasilitas seperti atm, wartel, kantin, toko dan bank, sehingga pengunjung rumah sakit mengalami kesulitan jika sewaktu-waktu membutuhkan fasilitas tersebut. Di masa yang akan datang diharapkan rumah sakit bisa bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi fasilitas pendukung, sehingga kesulitan yang dialami pelanggan teratasi. Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:246) fasilitas merupakan elemen yang penting dalam proses penyampaian jasa. Lovelock dan Wright (2002:691) juga menyatakan bahwa peralatan yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan merupakan komponen dari physical support. Tingkat kelayakan ruang perawatan yang dimiliki rumah sakit seperti Gambar 4.7 berikut ini: Tidak Layak Kurang Layak Cukup Layak Layak Sangat Layak Gambar 4.7. Tingkat Kelayakan Ruang Perawatan Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.7 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan ruang perawatan rumah sakit cukup layak dan layak. Berdasarkan survey di lapangan, masih ada responden menyatakan bahwa ruang rumah sakit masih
10 129 kurang luas, sehingga mereka tidak leluasa berada dalam ruang tersebut. Pihak rumah sakit harus juga memperhatikan tata ruang berdasarkan peraturan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik Nomor: 098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah Sakit, 1997) dinyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai tata ruang, minimal mempunyai dua ruang periksa, satu ruang administrasi, satu ruang tunggu, satu ruang penunjang sesuai dengan kebutuhan, dan satu kamar mandi/wc dan setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 3 m. Tingkat kebersihan rumah sakit seperti Gambar 4.8 berikut ini: Tidak Bersih Kurang Bersih Cukup Bersih Bersih Sangat Bersih Gambar 4.8. Tingkat Kebersihan Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.8 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan rumah sakit cukup bersih dan bersih. Hal ini harus dipertahankan secara terus menerus, karena kebersihan dan kesehatan saling berhubungan. Menurut Sri Astuti S.S (2004) selaku Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menyatakan pelayanan yang diberikan rumah sakit sebenarnya tidak hanya
11 130 terfokus pada persoalan medis teknis, namun pelayanan umum dalam bentukbentuk lain, misalnya pelayanan petugas loket yang cepat, ramahnya petugas informasi, kemudahan dan keamanan parkir kendaraan, kenyamanan ruang tunggu, kebersihan dan lingkungan di sekitar rumah sakit yang tertata dan sebagainya. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Bhattacharya et.al (2003:29) bahwa kebersihan ruangan dan koridor berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Tingkat daya tarik penampilan gedung rumah sakit dari luar (eksterior) seperti Gambar 4.9 berikut ini: Tidak Menarik Kurang Menarik Cukup Menarik Menarik Sangat Menarik Gambar 4.9 Tingkat Daya Tarik Eksterior Gedung Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.9 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan eksterior rumah sakit cukup menarik dan menarik. Eksterior atau penampilan rumah sakit dari luar terlihat dari warna catnya, bentuk logonya, bentuk dan karakter huruf nama rumah sakit, lampu-lampu tamannya, lingkungan di sekitar
12 131 rumah sakit dan bentuk gedungnya. Rumah sakit yang ada di Sumatera Barat umumnya bertingkat, hal ini dengan pertimbangan luas area rumah sakit. Bentuk bangunan yang bertingkat perlu juga memperhatikan fasilitas tambahan seperti lift untuk pasien maupun pengunjung yang lain. Selain itu masih banyak rumah sakit yang tidak mempunyai taman, sehingga terlihat kurang indah dari luar, tidak mempunyai lampu-lampu taman, sehingga di malam hari tidak terlihat penampilan gedung dan keindahan taman yang dimiliki rumah sakit. Eksterior rumah sakit diharapkan bisa mengurangi kesan rumah sakit sebagai tempat orang sakit, tapi juga untuk orang sehat yang ingin memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Penampilan rumah sakit dari luar, memberikan kesan pertama seseorang yang masuk ke rumah sakit. Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:246) eksterior merupakan elemen yang penting dari lingkungan fisik, sedangkan menurut Sri Astuti S.S (2004) pelayanan yang diberikan rumah sakit sebenarnya tidak hanya terfokus pada persoalan medis teknis tapi juga diperlukan lingkungan di sekitar rumah sakit yang tertata. Lovelock dan Wright (2002:691) juga menyatakan eksterior gedung merupakan komponen dari physical support yang harus diperhatikan perusahaan. Tingkat daya tarik penampilan gedung rumah sakit dari dalam (interior) seperti Gambar 4.10:
13 Tidak Menarik Kurang Menarik Cukup Menarik Menarik Sangat Menarik Gambar Tingkat Daya Tarik Interior Rumah Sakit Menurut Responden (dalam Persentase) Dari Gambar 4.10 di atas terlihat sebagian besar responden menyatakan interior rumah sakit cukup menarik dan menarik. Rumah sakit harus menata interior secara apik dan menarik, sehingga membuat pelanggan senang dan nyaman berada di dalam rumah sakit. Interior rumah sakit yang menarik diharapkan memberikan ketenangan dan mengurangi kecemasan pengunjung terutama pasien. Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:246) interior merupakan elemen yang penting dari lingkungan fisik, sedangkan Zeithaml dan Bitner (2000:254) bahwa interior merupakan elemen yang berpengaruh terhadap pelanggan. Lovelock dan Wright (2002:691) juga menyatakan interior gedung merupakan komponen dari physical support.
14 133
Tingkat kelengkapan obat di apotik rumah sakit seperti Gambar 4.11 berikut
133 Tingkat kelengkapan obat di apotik rumah sakit seperti Gambar 4.11 berikut ini: 34.1 32.3 15.2 18 0.5 Tidak Lengkap Kurang Lengkap Cukup Lengkap Lengkap Sangat Lengkap Gambar 4.11. Tingkat Kelengkapan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
196 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Physical support yaitu kelayakan fasilitas gedung, ketersediaan peralatan,
Lebih terperinciPREMIS. berhadapan langsung dengan konsumen (front office), maka persepsi yang
214 Lampiran 1. PREMIS 1) Sistem operasi jasa (service operation system) dan sistem penyampaian jasa (service delivery system) yang terdiri dari bagian yang tidak terlihat oleh konsumen (technical core)
Lebih terperinciSURVEY KEPUASAN PASIEN RS PREMIER BINTARO 2016
SURVEY KEPUASAN PASIEN RS PREMIER BINTARO 2016 Kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan jika terlebih dahulu memberikan pelayanan yang memuaskan. -anonim- Dalam pelayanan publik, kepuasan pelanggan memiliki
Lebih terperinciTingkat kemudahan prosedur pelayanan rumah sakit seperti Gambar 4.25
152 berikut ini: Tingkat kemudahan prosedur pelayanan rumah sakit seperti Gambar 4.25 51.6 26.3 1.8 11.1 9.2 Sangat Sulit Sulit Cukup Mudah Mudah Sangat Mudah Gambar 4.25. Prosedur Pelayanan Rumah Sakit
Lebih terperincikeramahan dan perhatian khusus mereka kepada pasien. Shamdasani dan Balakrishnan (2000:405) juga menyatakan keramahan karyawan merupakan
146 keramahan dan perhatian khusus mereka kepada pasien. Shamdasani dan Balakrishnan (2000:405) juga menyatakan keramahan karyawan merupakan atribut penentu kualitas hubungan contact personnel. Temuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan untuk usaha pencegahan dan meningkatkan kesehatan. Hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri jasa kesehatan mempunyai prospek yang cukup bagus, karena pelayanan kesehatan tidak terpaku hanya pada pengobatan penyakit tetapi juga memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih optimal dalam segala aspek termasuk dalam dunia kesehatan. Pada zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Rumah Sakit Orthopaedi (RSO) di Kota Malang yang terletak di jalan Panji Suroso menerapkan konsep analogi kerangka tangan. aspek yang diterapkan dalam perancangan ini
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Berdasarkan Kelompok Ruang Pada gedung paviliun II garuda RSUP Dr. Kariadi, ruang-ruang dibuat sesuai No. dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan nilai integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
KUESIONER TERBUKA NO. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis kelamin : 1. Apa yang Anda inginkan terkait dengan kemampuan dokter dalam memeriksa penyakit pasien?... 2. Apa yang Anda inginkan terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 1 rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu industri jasa kesehatan. Departemen Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan, yang menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Izza merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan PT. Sapta Kurnia Abadi berdasarkan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
Lebih terperinciDAFTAR KUESIONER PENELITIAN
DAFTAR KUESIONER PENELITIAN Aspek Physical Support No. Pertanyaan SS S TS STS 1. Rumah sakit ini memiliki gedung yang layak 2. Rumah sakit memiliki peralatan diagnostik yang baik 3. Rumah sakit memiliki
Lebih terperinciVII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG
VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka
Lebih terperinciREDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115
BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,
Lebih terperinciJumlah Restoran dan Kafe
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2010 yang cukup kuat yaitu 4,4%, walaupun pertumbuhan ekonomi kuartal II-2009 lebih slowdown, bisa di bawah
Lebih terperinciBAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko
93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengelolaan kepercayaan dilakukan dengan cara mengelola sumber daya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepercayaan Konsumen Pengelolaan kepercayaan dilakukan dengan cara mengelola sumber daya pemberi jasa, teknologi dan sistem yang digunakan supaya kepercayaan konsumen pada sumber
Lebih terperinciNama : Irwan Setiabudi Nim : Klas : 5B (Angkatan Non Regular) Bina Pelanggan sebagai Keunggulan Kompetitif RS Anak Bunda
Case Hospital : Marketing Mix Dosen Pembimbing : Drs. Syafril Nusyirwan, MM Profil Mahasiswa Nama : Irwan Setiabudi Nim : 2010 103 0012 Klas : 5B (Angkatan Non Regular) Bina Pelanggan sebagai Keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI E ------------------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 10 TAHUN 2010
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta
84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan dari analisis kepuasan pengguna terhadap kualitas bangunan dan layanan puskesmas di Yogyakarta adalah 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta
Lebih terperinciAnalisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB
Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk Yhana Kusuma Respati 3EB01 26209122 LATAR BELAKANG Penilaian atau
Lebih terperinciBAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Dasar Pendekatan Gedung paviliun garuda RSUP Dr. Kariadi kota Semarang akan berfungsi secara optimal jika mempunyai kriteria umum yang
Lebih terperinciPANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG
PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan semua perusahaan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciLAMPIRAN 4 SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN 4 SKALA PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1 Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan jawablah pernyataan yang sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu yang sebenarnya. Semua jawaban yang Bapak/Ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri jasa kesehatan mempunyai prospek yang cukup bagus, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri jasa kesehatan mempunyai prospek yang cukup bagus, karena pelayanan kesehatan tidak terpaku hanya pada pengobatan penyakit tetapi juga memberikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Sukandi (2010) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Fasilitas Kampus Terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam Menghadapi Daya Saing Jasa Pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Semarang merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang nmemiliki peran yang sangat strategis untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan publik yang bergerak di bidang jasa. Berdasarkan bentuk pelayan jasa yang diberikan, maka rumah sakit dapat dibedakan
Lebih terperinci1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya
Lebih terperinciHubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Riska Rosita APIKES Citra Medika Surakarta ross_rzkrosita@gmail.com Masyarakat selalu mengharapkan agar pelayanan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE
PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE PT. NUSATARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT LAVALETTE MALANG 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tempat berobat untuk masyarakat umum khususnya di daerah DKI Jakarta semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya jumlah masyarakat
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia maka rumah sakit harus dapat mandiri agar tetap eksis keberadaannya dengan senantiasa
Lebih terperinciPUSAT REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH BAB III KASUS PROYEK
BAB III KASUS PROYEK 3.1 DESKRIPSI PROYEK Kasus : Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh Tema : Perilaku dalam Arsitektur Sifat Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Yayasan dan Dinas Sosial Pemilik Dana
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap lapangan futsal Meteor Arena, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB I. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I Klinik Pratama Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar (KPRIPMD) adalah salah satu bentuk amal Muhammadiyah dalam bidang kesehatan yang disebut Pembina Kesehatan Umat. Klinik Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di SOSI Sport Club mengenai pengukuran kualitas pelayanan, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Faktor faktor
Lebih terperinciBAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN
BAB 6 MASTER PLAN & RENCANA PENTAHAPAN Pengadaan dan Pentahapan Penyediaan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari suatu Laporan Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Umum Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi jalan raya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk suatu kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek
Lebih terperinciBAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan pengetahuan sebagai hasil pembangunan nasional di segala bidang telah menyebabkan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI PENELITIAN
BAB V METODOLOGI PENELITIAN 5.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang sehari-hari melakukan kontak dengan pasien. Oleh karena itu sebuah rumah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Abstraksi Lembar Persembahan Kata pengantar Daftar isi Bab I. Pendahuluan Batasan pengertian judul 1 1. Latar belakang permasalahan 2 Latar belakang objek 2 Kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR DIAGRAM... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB
Lebih terperinciVII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR
VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR Kepuasan konsumen dapat dilihat secara tidak langsung melalui penilaian mereka terhadap atribut-atribut atau indicator-indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penampilan fisik suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan, penataan ruang, insfrakstruktur
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, Bab VI pasal 46 dan 47 bahwa untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, Bab VI pasal 46 dan 47 bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan analisis mengenai pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Fat Panda Suki Bar Bandung,
Lebih terperinciLAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
LAMPIRAN KUESIONER KEPUASAN KONSUMEN KATA PENGANTAR Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi, saya mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha bermaksud melakukan penelitian pada konsumen
Lebih terperinciPengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
R U M A H S A K I T D K DADI Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas
Lebih terperinciANGKET RESPONDEN KONSUMEN. : Permohonan Pengisian Angket Responden
ANGKET RESPONDEN KONSUMEN Hal : Permohonan Pengisian Angket Responden Kepada Yth Bapak /ibu /saudara/i Responden Ditempat. Dengan hormat, Dalam rangka penelitian mengenai Hubungan Retailing Mix terhadap
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang memiliki
BAB IV ANALISIS Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang memiliki kebutuhan yang sangat kompleks, karena dibutuhkan untuk mewadahi segala aktivitas yang berhubungan dengan rehabilitasi pengguna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Perletakan Bangunan Adapun konsep tapak diuraikan sebagai berikut: Bangunan RSO ini bermassa banyak Letak bangunan diberi jarak dengan jalan raya Rawat inap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya seminimal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran
Lebih terperinciBAB IV ANALISA Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang Analisa Fungsi
110 BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsi, aktivitas, pengguna dan ruang 4.1.1. Analisa Fungsi Ada 3 Fungsi Balai Pengobatan Kanker Terpadu di Kota Malang, yakni fungsi Primer, sekunder dan penunjang. Tabel
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)
TUGAS AKHIR Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat syarat Guna Kelulusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang memengaruhi status kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, perilaku,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang mempelajari kombinasi teori dan praktek yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN
Lebih terperinci2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisik rumah sakit merupakan satu hal yang sangat penting bagi sebuah rumah sakit. Bidang fisik termasuk bangunan, performansi ruang, tata landscape, dan infrastruktur
Lebih terperinciPerancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I
Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I 0302618 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tata letak
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, analisis dan usulan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka pada tahap akhir penelitian ini peneliti menarik beberapa kesimpulan.
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan
Lebih terperinciKuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. di RSIA BUDI KEMULIAAN
Lampiran 1 Kuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN di RSIA BUDI KEMULIAAN Bersama ini saya selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek
BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal : SKPD : RSUD RAA Alamat : Jl. Dr. Soesanto No 114 mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinci