BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER
|
|
- Verawati Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER 4.1 Data-Data Peralatan Adapun penelitian ini dilakukan pada peralatan-peralatan yang terdapat di Panel distribusi STIP Marunda dengan data-data peralatan sebagai berikut : 1. Data Trafo : ALSTHOM / FRANCE TYPE : Outdoor No Seri : Tahun Pembuatan : 1976 Tahun Operasi : 2001 Daya : 100 MVA Frekuensi : 50 Hz Ratio Tegangan : 150/70 kv Ratio Arus : 385 / 825 A Tegangan Impedansi : 17,1% Coling : OFAN / OFAF Vektor Group : YD5 BIL : 650 / 325 Kv Berat Total : kg Berat Minyak : kg 2. Data Setelah Busbar 2.1 Arrester Terdapat tiga buah arrester dengan spesifikasi sebagai berikut : : ABB HV Switch Gear Tahun Pembuatan : 1992
2 38 Rated Voltage Kelas Pressure Rellef Current : 144 Kv : 20 ka : 65 ka 2.2 Data Trafo Arus ( CT ) Terdapat tiga buah Trafo Arus dengan spesifikasi sebagai berikut : : ABB / Sweden Tegangan Operasi : 150 kv Type : IMBD 170 A2 Standar : IEC 185 Tahun Pembuatan : 1990 BIL : 325 / 750 kv Ratio Arus : 2000 / 5 A Burden : 30 VA Kelas : ALF F8 / 5P 2.3 Data Pemutus Tenaga ( PMT ) : ABB HV Switch Gear / Sweden Type : HPL 170 /31A1 Tahun Pembuatan : 1991 Voltage : 170 kv Arus Hubung Singkat : 40 ka Standar : IEC 56 Waktu Buka : 0 Waktu Tutup : 3 s Waktu Break : 2 s BIL : 750 / 325 kv Frekuensi : 50 Hz Arus Normal : 3150 A Media Pemutus : Gas SF 6 Massa Gas : 9 kg Max Working Preassure : 0,6 Mpa
3 39 Filling 20 0 C : 0,5 Mpa Signal 20 0 C : 0,54 Mpa Clocking 20 0 C : 0,54 Mpa Volume per pole : 95 L 2.4 Data Pemisah ( PMS ) Terdapat tiga buah PMT dengan spesifikasi sebagai berikut : : ABB /Sweden Type : NSA 170 / 1600 C Tegangan V n : 170 kv Bil : 750 kv Arus I n : 2 ka Arus Terminal : 40 ka Waktu : 1 s 3. Data Sebelum Busbar 3.1 Data Pemutus Tenaga ( PMT ) : ASEA / Sweden Type : Working Pressure : 214 lb / in 2 1,5 Mpa Test Preassure : 328 lb / in 2 2,3 Mpa Standar : LLOYD 3 Rules CL Data Arus ( CT ) Terdapat tiga buah CT dengan spesifikasi sebagai berikut : : ABB HV Switch Gear / Sweden Type : IMBD 170A 4 BIL : 325 / 750 kv Standar : 185 Tegangan tetinggi sistem : 170 kv Frekuensi : 50 Hz Rating Factor : 1,5 Tahun Pembuatan : 1989
4 Data Pemisah ( PMS ) Terdapat tiga buah PMS dengan spesifikasi sebagai berikut : : ASEA - GENIKI / Greece Type : NSA B Tegangan V n : 170 kv BIL : 750 kv Arus Nominal : 1250 A Arus Termal : 30 ka Waktu : 3s 3.4 Data Trafo Tegangan (VT) Terdapat tiga buah PMS dengan spesifikasi sebagai berikut : : ASEA / Sweden Type : CPEE 170 N C Tahun Pembuatan : 1979 Capacitor Voltage Divider Type : CPSE 170 N CE Massa : 220 kg Intermediate Voltage Transformator Type : EOCE 24 C Massa : 275 kg Rated Voltage : 150 / 3 kv Highest System Voltage : 170 kv BIL : 325 / 750 kv Frekuensi : 50 Hz 3.5 Data Arrester Terdapat tiga buah Arrester dengan spesifikasi sebagai berikut : : ASEA Sweden Tahun Pembuatan : 1976 Rated Voltge : 150 kv Frekuensi : Hz
5 41 Tabel 4.1 Penetapan Tingkat Isolasi Transformator dan Arrester Tegangan Nominal Sistem/ Spesifikasi 150 kv 66 kv 20 kv Tegangan tertinggi untuk peralatan Pentanahan Netral 170 kv Efektif 72,5 kv Tahanan 24 kv Tahanan Transformator Tegangan-Pengenal (sisi tegangan tinggi) Tingkat Isolasi Dasar 150 kv 650 kv 66 kv 325 kv 20 kv 125 kv (T.I.D) Penangkap Petir Tegangan Pengenal 138 kv 150 kv 75 kv 21 kv 24 kv Arus pelepasan Nominal 10 ka 10 ka 5 ka 5 ka Tegangan Pelepasan 460 kv 500 kv 270 kv 76 kv 87 kv Tegangan percikan denyut muka gelombang 530 kv 577 kv 310 kv 88 kv 100 kv (MG) Tegangan percikan denyut estándar 460 kv 500 kv 370 kv 76 kv 87 kv Kelas 10 ka Tugas Berat 10 ka Tugas ringan 10 ka Tugas ringan 5 ka Seri A 5 ka Seri A
6 42 Tabel 4.2 Harga Maksimum Tegangan Lebih Gelombang Petir Arrester rating kv rms Front steepness FOW 10 ka Light-and heavy-duty and 5 ka, Serie A kv/ µs Std. kv, peak FOW Kv, peak Tabel 4.3 Harga Tegangan tembus gelombang berjalan pada Hantaran Udara No of Disch Dry FOV kv rms Wet FOV kv rms Impulse FOV
7 Menentukan Tegangan Pengenal Arrester Sistem 150 kv Semua sistem ditanahkan langsung, maka koefisien pentanahannya adalah 0,8 Maka tegangan pengenal arrester adalah : Ea = (V kerja arrester x Koefisien pentanahan) x 110 % E a = ( x 0,8) x 1,1 = 132 kv Dari table 4.1 diperoleh harga standar untuk tegangan 150 kv tegangan pelepasan nominal adalah 138 kv. 4.3 Menentukan Arus Pelepasan Arrester Sistem 150 kv Jumlah isolator hantaran adalah 11 buah Tegangan gelombang berjalan yang memasuki Gardu adalah 1025 kv (lihat table 4.3) Impedansi hantaran adalah 400 Ω Tegangan pengenal arrester adalah 150 kv Kelas 10 ka Tegangan pelepasan / tegangan kerja untuk tegangan pengenal 150 kv dan arus 10 ka adalah 500 Kv (lihat table 4.1) Dengan menggunakan persamaan 3.1, maka dapt diketahui = 3,875 ka
8 44 Dengan kecuraman gelombang adalah : = 2(E) / Z = 2 (1025.KV) / 400 = 5,125 ka/ 4.4 Koordinasi Untuk Sistem 150 kv Tegangan pengenal arrester 150 kv Kelas 10 ka Tingkat Isolasi Dasar trsfo 650 kv Tegangan kerja 500 kv Maka : Tingkat perlindungan arrester dalah : E a = x 1,1 = 550 kv Hal ini berarti koordinasi isolasi terhadap Gardu Induk sudah baik. TID untuk peralatan seperti : CT, PMS, PMT, VT, adalah 650 kv x 1,1 = 725 kv. Maka untuk TID-nya dipilih setingkat lebih tinggi, yaitu 750 kv. 4.5 Menetukan Tegangan Tertinggi yang Tiba di Trafo Transformator, tegangan 150 kv / 70 kv TID trafo 650 kv Arrester 150 kv Kelas 10 ka Tegangan kerja 500 kv Jarak trafo ke arrester 30 m Gelombang petir untuk sistem 150 KV adalah 1080 kv / µs (lihat table 4.2) Kecepatan rambat pada kawat udara adalah 300 m / µs
9 45 Dengan menggunakan persamaan ( 1 ), dapat diketahui : Tegangan tertinggi yang tiba di trafo adalah : t = x / v, sehingga Petir mencapai trafo pada = 0,1 µs Pada trafo gelombang dipantulkan dengan kecuraman 2 x 1080 kv / µs yaitu sebesar 2160 kv / µs. Gelombang ini akan mencapai arrester kembali setelah t = 0,2 µs. Setelah tegangan mencapai 500 kv, arrester bekerja yakni pada t = 0,3 µs. Sementara itu di trafo setelah 0,3 µs adalah : 2160 Kv X 0,3 µs = 648 Kv. Setelah arrester bekerja, maka gelombang negatif dengan kecuraman 2160 kv / µs dipantulkan kembali ke trafo. Sehingga pada trafo hanya muncul tegangan tertinggi dengan nilai sebesar 648 kv. Ternyata tegangan tertinggi yang terjadi di trafo ini harganya masih dibawah TID dari trafo. Ini bisa dikatakan bahwa arrester masih mampu menahan tegangan lebih petir yang datang dengan gelombang petir yang maksimum. Jika yang digunakan adalah arrester dengan tegangan pengenal 138 kv, maka tegangan tertinggi yang mungkin tiba di trafo adalah : TID trafo 650 kv Tegangan kerja untuk tegangan pengenal 138 KV adalah 460 kv (Lihat tabel 4.1) Gelombang petir yang terjadi untul tegangan pengenal 138 KV adalah 1030 kv / µs (lihat table 4.2) Maka : Tegangan tertinggi yang dapat tiba di trafo adalah : Petir mencapai trafo pada t = 30 / 300 m / µs = 0,1 µs Pada trafo gelombang dipantulkan dengan kecuraman 2 x 1030 kv / µs yaitu 2060 kv / µs. Gelombang ini akan mencapai arrester kembali setelah t = 0,2 µs. Setelah tegangan,mencapai 460 kv, arrester bekerja yakni pada
10 46 t = 0,3 µs. Sementara itu, tegangan di trafo setelah 0,3 µs adalah : 2060 kv x 0,3 µs = 610 kv. Ternyata arrester 138 kv pun masih mampu menahan tegangan lebih yang terjadi. Ini berarti arrester 138 kv juga baik digunakan untuk memproteksi peralatan, seperti trafo. 4.6 Menentukan Letak yang Paling Baik Trafo tenaga dengan tegangan 150 kv / 70 kv TID 650 kv Gelombang terpa 500 kv / µs Hantaran udara tembus isolator untuk 11 buah isolator adalah 1025 kv (lihat tabel 4.3) Impedansi surja 400 Ω Tegangan kerja E a 500 kv Kecepatan rambat 300 m / µs Dengan menggunakan persamaan (3.4), maka diketahui harga untuk Letak arrester yang paling baik adalah : Et = Ea + 2. µ. X / v 650 = (500 X x / kv = 500 kv + 2 ( 500kV) I = (650kV 500kV) X 300 / 100 KV = 45 m Jadi, arrester akan bekerja secara optimal jika tepasang sejauh 45 m dari trafo. 4.7 Menetukan Baik atau Tidaknya Perlindungan yang Diberikan Arrester Terhadap Trafo Tegangan arrester 500 kv TID arrester untuk tegangan pengenal 150 kv adalah 750 kv
11 47 Maka : Tingkat perlindungan arrester adalah = E a + 10 % (E a ) = 500 kv + 0,1 (500 kv) = 550 kv Factor perlindungannya adalah = 750 kv 550 kv = 200 kv Uumnya faktor perlindungan diambil 20% dari TID peralatan. TID peralatan = 20 % x 750 kv = 150 kv Karena faktor perlindungan (200 kv) lebih besar dari TID peralatan (150 kv), maka pemilihan arrester dengan tegangan pengenal 150 kv sudah baik, Karena sudah dapat memberikan factor perlindungan yang baik. Pada analisa perhitungan, didapat tegangan pengenal arrester sebesar 132 kv. Sedangkan arrester yang terpasang di lapangan adalah arrester dengan tegangan pengenal 150 kv. Ini jelas bahwa arrester yang terdapat di lapangan sudah memenuhi standar. Sebenarnya kalau mau ekonomis lagi bisa dipasang arrester dengan tegangan pengenal 138 kv. Karena arrester 138 kv juga sudah bisa dikatakan baik dan memenuhi standar (lihat table 4.1). Arrester dengan tegangan pengenal 150 kv mampu bekerja dengan arus pelepasan sebesar 3,875 ka. Arrester ini juga mampu menahan arus petir dengan kecuraman 5,125 ka / µs. Dengan kecuraman gelombang tersebut maka kelas dari arrester yang harus dipasang adalah arrester dengan kelas 10 ka. Karena jika yang dipasang adalah arrester 5 ka, maka arrester itu tidak akan mampu menahan kecuraman dari arus surja. Dalam hal koordinasi isolasi, peralatan proteksi lainnya harus mampunyai TID yang memenuhi standar supaya bisa memproteksi sistem tenaga. Karena dengan koordinasi yang baik, maka gangguan yang mungkin terjadi pada sistem tenaga bisa diproteksi, sehingga penyaluran
12 48 daya terus berlangsung. Umumnya dalam hal mentukan TID dari peralatan proteksi adalah dengan menggunakan TID dari trafo sebagai pedoman dalam membuat tegangan tertinggi pada peralatan proteksi tersebut dengan dikalikan 110%. Jadi, TID yang harus dimiliki oleh peralatan proteksi lainnya adalah 110 % x 650 kv. Ternyata TID yang terdapat pada peralatan proteksi lainnya pun sudah memenuhi standar. Fungsi utama arrester adalah melindungi trafo, karena dilihat dari segi penyaluran daya dan ekonomisnya trafo merupakan alat yang paling penting dan paling mahal.jika arrester tidak mampu menahan tegangan maksimum yang mungkin terjadi, maka akan menimbulkan kerusakan pada trafo yang mengakibatkan terputusnya penyaluran daya. Jika suatu gelombang berjalan menuju trafo, terjadi pantulan total dan gelombang ini kembali ke kawat dengan polaritas yang sama, maka waktu yang dibutuhkan oleh gelombang berjalan tersebut untuk merambat kembali ke arrester adalah Pada awal bab IV ini bisa dilihat dari data peralatan yang digunakan bahwa di Gardu Induk STIP Marunda, ternyata arrester tidak hanya dipasang sebelum Gardu Induk, tetapi juga dipasang sebelum trafo. Arrester yang dipasang sebelum trafo ini mempunyai kelas 20 ka. Dilihat dari segi keandalannya, arrester 20 ka ini mempunyai keandalan yang tinggi, karena jika arrester 10 ka gagal memproteksi gangguan yang terjadi, maka trafo akan tetap aman karena terlindungi oleh arrester 20 ka ini. Jadi, perlindungan terhadap gangguan petir yang mungkin terjadi pada Gardu Induk STIP Marunda ini bisa dikatakan sangat baik.
13 49
Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR DAN DATA
BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan
Lebih terperinciBAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat
BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract
ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract Pemanfaatan energi listrik secara optimum oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER
BAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER 4.1 Hasil penelitian 1. Waktu Percikan arester Gambar 4.1 Grafik waktu percik arrester berdasarkan penelitian 2. Simulasi diagram
Lebih terperinciKOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009
KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan
Lebih terperinciVol.3 No1. Januari
Studi Penempatan Arrester di PT. PLN (Persero) Area Bintaro Badaruddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon: 021-5857722
Lebih terperinciAnalisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling
e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer (201) 1 Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling M. S. Paraisu, F. Lisi, L. S. Patras, S. Silimang Jurusan Teknik Elektro-FT.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciPEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciAnalisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Isolasi Peralatan di Gardu Induk Teling 70 kv
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 7 No. 2 (2018) ISSN : 2301-8402 151 Analisa Koordinasi Isolasi Peralatan di Gardu Induk Teling 70 kv Brando Alexsander R, Lily S Patras, Fielman Lisi Teknik Elektro
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL
LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN
Lebih terperinciPROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)
PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.
OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinci12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciBAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)
BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran
Lebih terperinciProteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri
Proteksi Terhadap Petir Distribusi Daya Dian Retno Sawitri Pendahuluan Sambaran petir pada sistem distribusi dapat menyebabkan kerusakan besar pada kabel overhead dan menyuntikkan lonjakan arus besar yang
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciOPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH
OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH Yuni Rahmawati, ST* Abstrak: Untuk menganalisis besar tegangan maksimum yang terjadi pada jaringan
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI
PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI Ringga Nurhaidi 1), Danial 2), Managam Rajagukguk 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko (290136) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST.,M.Sc. Ir.
Lebih terperinciSTUDI PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER DARI TEGANGAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR FEEDER PONDOK PINANG WILAYAH KERJA PT. PLN (Persero) RAYON TABING
ABSTRAK STUDI PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER DARI TEGANGAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR FEEDER PONDOK PINANG WILAYAH KERJA PT. PLN (Persero) RAYON TABING Dalam penyaluran distribusi listrik diperlukan konstruksi
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv
Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciDasman 1), Rudy Harman 2)
PENGARUH TAHANAN KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT AKIBAT SURJA PETIR DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROMAGNETIC TRANSIENTS PROGRAM (EMTP) (GI KILIRIANJAO GI MUARO BUNGO )
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB III PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI PT. PLN (Persero) AJ GAMBIR
BAB III PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI PT. PLN (Persero) AJ GAMBIR 3.1 Kondisi Wilayah Berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang diawali pada tahun 1897, yaitu dengan mulai digarapnya bidang
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELAY
SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK
Lebih terperinciPEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN
PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT
23 BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT 3.1. Sistem Proteksi SUTT Relai jarak digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Relai
Lebih terperinciBAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 Umum Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal. Gangguan yang terjadi pada waktu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciPerhitungan dan Pemilihan Trafo Pabrik 1. Perhitungan Trafo
Perhitungan dan Pemilihan Trafo Pabrik 1. Perhitungan Trafo Jumlah kebutuhan beban: S total = 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva + 1500 kva = 7,5 MVA Perhitungan beban maksimum : Daya Total = FK
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciANALISA PEMASANGAN JARAK ANTARA ARRESTER DAN TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG
ANALISA PEMASANGAN JARAK ANTARA ARRESTER DAN TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO) PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saluran Transmisi ( 1, 5, 7 ) Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat pembangkit listrik, saluran-saluran transmisi, dan sistem-sistem distribusi.
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gardu Induk 500 kv atau disebut dengan GITET ini mempunyai fungsi untuk mentransformasikan tegangan listrik 500 kv yang dikirim dari beberapa pembangkit di Jawa menjadi
Lebih terperinciARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK
86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah
Lebih terperinciEVALUASI PERLINDUNGAN GARDU INDUK 150 KV PANDEAN LAMPER DI TRAFO III 60 MVA TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR
EVALUASI PERLINDUNGAN GARDU INDUK 150 KV PANDEAN LAMPER DI TRAFO III 60 MVA TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR Ihwan Ernanto Wibowo 1), Luqman Assaffat 2), M. Toni Prasetyo 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III PENGAMBILAN DATA
BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trafo merupakan komponen terpenting dalam sebuah instalasi kelistrikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Mutakhir Trafo merupakan komponen terpenting dalam sebuah instalasi kelistrikan yang berfungsi sebagai penaik maupun penurun tegangan, semakin berkembangnya zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR
BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN PHB TM (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian kerja praktek
Lebih terperinciStudi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)
Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP) Zainal Abidin *) *) Program Studi Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciPerbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time
Vol. 2, No. 2, Desember 2016 1 Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time R.D. Puriyanto 1, T. Haryono 2, Avrin Nur Widiastuti 3 Universitas Ahmad Dahlan 1, Universitas
Lebih terperinciUNIT 1 TRAFO INSTRUMEN PRE-TEST UNIT
UNIT 1 TRAFO INSTRUMEN PRE-TEST UNIT 1 Jawaban pre-test dikumpulkan paling lambat 15 menit sebelum praktikum UNIT I Tugas ini wajib dikerjakan karena menjadi syarat untuk mengikuti praktikum UNIT I 1.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI MINDO SIMBOLON NIM :
TUGAS AKHIR DISTRIBUSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA TIAP MENARA TRANSMISI (STUDI KASUS TRANSMISI 150 KV TITI KUNING-BRASTAGI) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Lebih terperinciBAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT
13 BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT 2.1. Pendahuluan Sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari pembangkit, gardu induk, jaringan transmisi dan distribusi. Berdasarkan konfigurasi jaringan,
Lebih terperinciKata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah alat penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer yang kontruksinya dapat dilihat pada gambar 2.1. Gardu Induk merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV
SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV Priska Bayu Anugrah Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN
38 BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN 4. Gangguan PLTU 2 Banten Labuan PLTU 2 Banten Labuan terdiri dari 2 unit yang masing-masing memilki daya terpasang 300 MW. Output tegangan dari generator
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo sudah mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setelah terjadi krisis yang berkepanjangan menimpa bangsa ini, pertumbuhan industri untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo sudah mulai bangkit dan pertumbuhannya mulai
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat
1 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat dicegah, tidak dapat diprediksi dan bersifat destruktif atau merusak. Dampak sambaran petir dapat
Lebih terperinciPengujian Transformator
Pengujian Transformator Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN 50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu : - Pengujian Rutin Pengujian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA
BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati
Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati Galuh Indra Permadi¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Mahfudz Shidiq, MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciMAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :
MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI
BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama
Lebih terperinciKEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV
KEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV Skripsi untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA
Mikrotiga, Vol 1, No. 3 November 2014 ISSN : 2355-0457 1 ANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA Rahayu 1*, Ansyori 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinci