PENINGKATAN AKTIFITAS POSYANDU LANSIA CEMPAKA SEHAT SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN AKTIFITAS POSYANDU LANSIA CEMPAKA SEHAT SURAKARTA"

Transkripsi

1 PENINGKATAN AKTIFITAS POSYANDU LANSIA CEMPAKA SEHAT SURAKARTA Yuli Kusumawati, Yulisna Mutia Sari, Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiayah Surakarta ums.ac.id Abstrak Program kesehatan harus mampu menggerakkan dan membina masyarakat membentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara mandiri. Bentuk pembinaan kepada masyarakat berupa kegiatan untuk memantau kesehatan secara mandiri terutama bagi lansia melalui kegiatan pelayanan terpadu. Posyandu lansia merupakan kegiatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bermanfaat untuk membina masyarakat menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri di masa lansia. Posyandu Cempaka sehat berada di bagian Selatan wilayah Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dengan karakteristik penduduknya sebagian besar sosial ekonomi rendah, namun partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan cukup baik. Permasalahan yang dihadapi oleh posyandu lansia cempaka sehat adalah belum adanya papan nama posyandu yang menarik perhatian lansia untuk datang, belum lengkap sarana untuk pemeriksaan kesehatan rutin, seperti : tensimeter, timbang badan dan kit untuk pemeriksaan biokimia darah seperti kolesterol, asam urat, gula darah, belum adanya prasarana untuk edukasi tentang penyakitpenyakit degeneratif seperti leaflet dan poster-poster, belum tersedia meja dan kursi untuk memberikan pelayanan konseling, Selain itu pengetahuan dan pemahaman kader pengelola posyandu masih sangat kurang dalam memberikan pelayanan. Tujuan Kegiatan pengabdian ini adalah memberikan stimulan alat cek dearah sederhana, memberikan pelatiahn kader dan pelayanan selama posynadu berlangsung. Metode kegiatan pengabdian yang dilakukan berupa pelatihan cek darah sederhana bagi kader penyelenggara posyandu lansia, mengadakan dan menambah peralatan yang diperlukan untuk pemantau kesehatan lansia, membuat media untuk konseling kesehatan berupa leaflet dan poster kesehatan, memberikan pelayanan berupa pendidikan dan latihan fisioterapi untuk mencegahan dan mengatasi nyeri punggung bawah dan nyeri lutut. Kegiatan selanjutnya adalah konsultasi gizi, dan penyuluhan tentang tips hidup sehat pada lansia. Hasil kegiatan pengabdian ini berupa meningkat kegiatan di posyandu lansia, lansia termotivasi untuk aktif datang ke posyandu, sehingga kehadiran lansia meningkat serta terkontrol kesehatan lansia, tetap sehat, mandiri dan aktif. Kata Kunci : Peningkatan, Aktifitas, Posyandu, Lansia PENDAHULUAN Usia lanjut merupakan tahap kehidupan yang membutuhkan perhatian, karena berbagai masalah kesehatan muncul di tahap ini. Upaya untuk meningkatkan kesehatan lanjut usia ( lansia) terus diupayakan dengan pendekatan promotif dan preventif yang dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Upaya peningkatan kesehatan lansia yang dibidik pada program ini adalah posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap terjadinya penyakit. Kegiatan yang dilakukan tidak mengarah pada pengobatan, namun kegiatan untuk pemeriksaan kesehatan rutin, memberikan edukasi dan informasi tentang pencegahan penyakit dengan mengajak untuk THE 5 TH URECOL PROCEEDING 541 ISBN

2 menerapkan pola hidup sehat. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana usia lanjut bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan posyandu lansia menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2010). Posyandu lansia Cempaka Sehat berada di wilayah Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Masyarakat di wilayah ini adalah masyarakat yang komplek, karena banyak pendatang atau masyarakat desa yang datang dan menyewa di daerah ini (Boro). Selain itu posyandu Cempaka Sehat juga termasuk dalam kategori di wilayah miskin di kota Surakarta. Penduduk lansia yang dilayani cukup banyak, dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Posyandu lansia Cempaka Sehat diselenggarakan oleh organisasi keagamaan perempuan dibawah persyarikatan Aisiyah. Posyadu lansia ini belum memiliki sarana dan prasarana yang memungkinkan untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Ruang yang dipakai untuk kegiatan masih menjadi satu dengan mushola, selain itu pengarsipan juga belum terlaksana dengan baik karena tempat penyimpanan arsip atau almari arsip belum ada. Meskipun kegiatan di Posyandu lansia Cempaka Sehat telah rutin setiap bulan sekali dilaksanakan, akan tetapi belum dapat mencakup semua kegiatan yang seharusnya misalnya kegiatan edukasi dan konseling belum bisa dilaksanakan karena belum adanya prasarana untuk edukasi dan konseling. Kegiatan yang sudah terlaksana hanya penimbangan, pengukuran tekanan darah dan pemberian makanan tambahan saja dan selesai, sehingga kegiatannya bersifat monoton. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, maka posyandu lansia ini membutuhkan sarana untuk melakukan konseling, alat untuk pemantauan status gizi, alat pemeriksaan biokimia yang akan selalu digunakan secara rutin dalam kegiatan setiap bulannya untuk mengontrol kesehatan lansia. Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Kader posyandu lansia cempaka sehat belum dapat melaksanakan kegiatan yang lebih bervariasi dari sekedar melakukan penimbangan dan pengukuran tekanan darah, serta pemberian makanan tambahan (PMT) 2. Posyandu lansia cempaka sehat belum dapat mencakup semua kegiatan yang seharusnya misalnya kegiatan edukasi dan konseling kesehatan. 3. Posyandu lansia cempaka sehat belum memiliki alat untuk pemantauan kesehatan lansia terutama pemeriksaan darah sederhana. Secara garis besar, posyandu lansia merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dari dan untuk masyarakat, terutama untuk memantau kesehatan lansia di wilayah masing-masing, dimana lansia bertempat tinggal. Usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap penyakit. Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabetes mellitus, kanker rahim /prostat, osteroporosis dan lain-lain (Depker RI, 2003). Pandangan masyarakat umum mengenai lansia masih belum sesuai dan keliru. Sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa lansia merupakan hal yang alami dan biasa bila lansia seringkali sakit, cepat marah atau emosinya yang mudah curiga pada orang lain. Akibat pandangan yang salah tersebut, seringkali kesehatan fisik THE 5 TH URECOL PROCEEDING 542 ISBN

3 mental dan kebutuhan sosial lansia tidak tertangani, selain itu lansia sendiri kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, karena jarak ke puskesmas yang cukup jauh, tidak ada yang mengantar ataupun ketidakmampuan di dalam membayar pelayanan. Oleh karena itu, posyandu lansia, merupakan upaya kegiatan masyarakat untuk menangani kesehatan lansia. KAJIAN LITERATUR Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta pada lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organiasai sosial dalam penyelenggaraannya (Efendi, 1998). Adapun tujuan penyelenggaraan posyandu lansia adalah : a. Meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kegiatan kelompok usia lanjut yang mandiri dalam masyarakat, b.memudahkan bagi usia lanjut dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, c.meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan, d.berkembangnya usia lanjut yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003). Beberapa hasil penelitian membuktikan, bahwa meskipun posyandu lansia, telah diselenggarakan di setiap wilayah, namun kendala dari setiap lansia untuk aktif datang ke posyandu masih tetap ada, antara lain: a.pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu, b. Lokasi posyandu yang jauh dari rumah, c. Dukungan keluarga yang kurang, d. Sikap kader yang kurang baik dalam pelaksana serta kebosanan lansia terhadap kegiatan posyandu yang monoton atau kurang menarik (Maryati, 2013; Mengko, 2015). Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan posyandu, berupa : 1. menyediakan alat periksa darah sederhana untuk mengontrol kadar kolesterol, asam urat dan gula darah, 2. memberikan pelatihan pada kader untuk cara pemeriksaanya dengan alat cek darah sederhana, 3. memberikan konseling tentang konsumsi makanan untuk mengontrol kesehatannya terkait hipertensi, gula darah dan asam urat, dan 4. memberikan pendidikan dan latihan tentang cara mengatasi nyeri punggung bawah dan nyeri lutut pada lansia. Setelah pengabdian ini yang meliputi kegiatan-kegiatan tersebut, maka tujuan yang diharapkan adalah : 1. Tersedianya peralatan cek darah sederhana, dan kader dapat mengeoperasikan alat untuk melakukan pemeriksaan darah rutin untuk pemantau kesehatan sesuai kebutuhan lansia. 2. Lansia mendapatkan pelayanan cek darah sederhana 3. Lansia mendapatkan konsultasi gizi untuk mencegah dan mengendalian hipertensi, asam urat dan kolesterol 4. Lansia mendapatkan infromasi tentang cara mengatasi nyeri punggung bawah dan nyeri lutut. METODE PELAKSANAAN Pelaksanan kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Pada tahap THE 5 TH URECOL PROCEEDING 543 ISBN

4 persiapan, kegiatan pengabdian ini dimulai dengan proses koordinasi dengan anggota pengabdian, koordinasi dengan Ketua pos lansia Aisyiyah Cempaka Sehat di daerah Joyotakan, Serengan Surakarta pada bulan Februari Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pengabdian dibagi 2 kegiatan, yaitu : 1. Pengadaan sarana atau alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan posyandu lansia. Kegiatan pengadaan sarana dan alat-alat ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016, dengan membuat atau memesan papan nama di masing-masing Posyandu lansia, selanjutnya membeli alat tensimeter, timbangan, alat cek darah sederhana, pembuatan leaflet materi fisioterapi dan leaflet untuk konsultasi gizi serta poster tentang tips hidup sehat dan bugar pada lansia. 2. Pelayanan selama kegiatan posyandu lansia Kegiatan memberikan pelayanan pada posyandu lansia ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan posyandu tersebut, yaitu hari minggu pertama setiap bulannya, yaitu bulan Maret, April, Mei, Juli, Agustus 2016 waktunya setiap pukul WIB. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengadaan sarana atau alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan posyandu lansia Kegiatan pengadaan sarana dan alat-alat ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016, dengan membuat atau memesan papan nama Posyandu lansia dengan POS LANSIA sesuai arahan dari dinas kesehatan kota surakata dan diserahkan pada ketua posyandu untuk dipasang, seperti pada gambar berikut : Gambar 1. Penyerahan papan nama dan alat tensi meter dan cek darah di Posyandu Lansia Aisyiyah Cempaka Sehat Selanjutnya pembelian sarana untuk posyandu lansia Cempaka Sehat, meliputi : lemari kaca untuk menyimpan buku kegiatan dan arsip 1 buah, alat ukur tekanan darah otomatis merk Omron Type 7203 sebanyak 1 buah dan alat test darah sederhana merk Nesco GCU sebanyak 2 buah dan diserahkan kepada posyandu lansia Aisyiyah Cempaka Sehat pada hari Sabtu 2 April 2016, jam WIB. Pelayanan selama kegiatan posyandu lansia Kegiatan pengabdian tahap ke-2 ini, berupa pemberian kegiatan tambahan berupa penyuluhan kepada lansia. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat kegiatan posyandu lansia, yaitu disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan posyandu yang sudah berjalan, yaitu setiap minggu kedua di Poyandu Lansia Cempaka Sehat. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu : THE 5 TH URECOL PROCEEDING 544 ISBN

5 a. Pemberian pendidikan fisioterapi untuk para lansia Pendidikan kesehatan fisioterapi merupakan salah satu bentuk strategi untuk merubah perilaku seseorang lansia, salah satunya perilaku gerak tubuh yang salah, namun sering dilakukan oleh lansia sehingga berisiko terjadinya cidera atau keluhan sendi. Berdasarkan survei yang dilakukan tim pengabdian dan wawancara terhadap lansia, masih banyak ditemukan kurangnya pemahaman tentang penyakit degeneratif, salah satunya adalah Osteoarthritis dengan keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri punggung bawah dan nyeri lutut. Oleh karena itu, pada kegiatan posyandu lansia diberikan penyuluhan tentang latihan untuk mengurangi nyeri punggung bawah dan nyeri lutut. b. Pemberian pendidikan dan konseling gizi untuk lansia Pendidikan gizi sebagai salah satu bentuk upaya dalam merubah perilaku seseorang, mulai dari merubah pemahaman tentang jenis makanan yang sehat hingga cara mengkonsumsi makanan sehat bagi lansia. Berdasarkan survei dan wawancara yang dilakukan tim pengabdian, masih ditemukan kurangnya pemahaman lansia tentang perlunya mengurangi ataupun perlu menghindari makanan tertentu untuk mencegah penyakit degeneratif seperti hipertensi dan Diabetes Mellitus. Oleh karena itu, tim pengabdian merasa perlu untuk memberikan konseling tentang pola makan yang sehat untuk penderita hipertensi dan DM, menyediakan memberikan leaflet sebagai media informasi tentang jenis makanan yang boleh dikonsumsi, dikurangi atau dihindari untuk mencegah penyakit tersebut. Disamping itu, pihak kader kesehatan pengelola posyandu lansia juga belum paham betul cara memberikan informasi tentang jenis dan pola makan yang baik untuk lansia terutama bagi penderita hipertensi dan DM. A. Gambaran Umum Posyandu Lansia Cempaka Sehat Sebelum pengabdian Pos Lansia Cempaka Sehat awalnya adalah kegiatan pengajian Aisyiyah Ranting Joyotakan yang didirikan sejak tahun Pada saat didirikan, kegiatan pelayanan kesehatan dilakukan setelah kegiatan pembinaan keagamaan. Setelah mendapatkan dorongan dan pembinaan dari dinas kesehatan Kota Surakarta tentang program kesehatan lansia, maka pengurus perkumpulan pengajian Aisyiyah mendirikan posyandu lansia dan diberi nama Posyandu Lansia Cempaka Sehat dan oleh dinas kesehatan tempat pelayanan kesehatan lansia diberi nama Pos Lansia. Dalam menyelenggarakan kegiatannya Pos Lansia Cempaka Sehat, tidak memiliki gedung sendiri, namum kegiatan pelayanan kesehatan lansia dilaksanakan di Mushola Al Hidayah, tempat penyelenggaraan pengajian Aisyiyah. Agar tidak bersamaan dengan kegiatan pengajian, maka oleh pengurus kegiatan posyandu lansia diselenggarakan setiap hari Ahad kedua, pukul sampai sebelum sholat maghrib, agar tidak menganggu pelaksanaan sholat di mushola tersebut. B. Hasil Pelaksanaan Pengabdian Kegiatan pengabdian ini pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan THE 5 TH URECOL PROCEEDING 545 ISBN

6 dan mengoptimalkan upaya pelayanan kesehatan lansia yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat sebagai bentuk upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang pembangunan kesehatan. Dimana posyandu Lansia berfungsi sebagai : 1. Pelayanan kesehatan dalam bidang promotif : dimana kegiatan yang dilakukan adalah mengajak dan mempromosikan perilaku hidup sehat pada lansia agar tetap sehat, bugar, dan mandiri. 2. Pelayanan kesehatan upaya preventif : dengan upaya yang dilakukan adalah cek kesehatan rutin berupa pemeriksaan tekanan darah, timbang badan dan pemeriksaan darah sederhana untuk deteksi dini suatu penyakit, misalnya cek kadar gula, kolesterol dan asam urat. 3. Penunjang pengetahuan tentang upaya mencegah penyakit dengan pengaturan pola makanan dan memilih makanan yang sesuai untuk kesehatan dengan memberikan pendidikan dan konsultasi gizi lansia. 4. Penunjang pengetahuan dalam upaya mencegah penyakit degeneratif, mencegah cidera pada lansia karena gerak tubuh yang salah dan meningkatan kebugaran tubuh lansia. Selanjutnya setelah pengadaan papan nama posyandu, pengadaan sarana pelaksanaan posyandu, kegiatan berikutnya adalah pemberian pendidikan kesehatan. Kegiatan pengabdian yang berupa pendidikan kesehatan dilakukan secara rutin dengan mengikuti jadwal pelaksanaan posyandu yang sudah berjalan. Adapun kegiatan pengabdian berupa layanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan kesehatan fisioterapi Seperti halnya kegiatan pengabdian di pos lansia sebelumnya, kegiatan pengabdian IbM di pos lansia aisyiyah Cempaka sehat dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan posynadu yang sudah berjalan seperti biasa, yaitu oleh kader posyandu pada Hari Minggu pertama tanggal 10 April 2016 pukul WIB di Mushola Al Hidayah dengan materi tentang osteoarthritis dan pencegahan nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Pada kegiatan ini jumlah lansia yang hadir sebanyak 37 orang, setelah melakukan pendaftarkan, kemudian ukur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), selanjutnya mengukur tekanan darah, kemudian lansia diminta untuk duduk sejenak mengikuti pendidikan kesehatan fisioterapi ini (daftar hadir lansia terlampir). Semua lansia aktif mengikuti pendidikan dan latihan fisioterapi ini. Materi diberikan oleh tim pengabdian dan dibantu oleh empat orang mahasiswa fisioterapi untuk memandu praktek latihan fisioterapi. Lansia Berikut ini adalah gambar kegiatan pendidikan dan latihan fisioterapi yang diberikan : THE 5 TH URECOL PROCEEDING 546 ISBN

7 Gambar 2. Kegiatan Pengabdian IbM pendidikan dan latihan mengatasi nyeri punggung bawah di Pos Lansia Cempaka Sehat Pada pelaksanaan pendidikan fisioterapi ini tim pengabdian dibantu oleh mahasiswa untuk memberikan materi praktek, serta memandu lansia yang ikut mempraktekkan gerakan latihan yang diberikan agar tidak salah. Oleh karena tempat pelaksanaan di Mushola, dimana tempatnya agak longgar untuk praktek, maka peserta lansia sangat antusias dalam mengikuti praktek gerekan yang dicontohkan oleh tim pangabdian. Hal ini terbukti dari seluruh peserta aktif mengikuti gerakan praktek, bertanya, dan untuk mengukur pemahaman peserta tim pengabdian mengadakan kuis tanya jawab. Ternyata sekitar 75% peserta, sangat aktif untuk menjawab kuis yang diberikan pemateri dan berani untuk mencoba mempraktekkan gerakan yang dilatihkan seperti pada gambar diatas. Kegiatan pengabdian ini, selanjutnya dilaksnakan pada pertemuan posyandu lansia dua bulan berikutnya yaitu hari Minggu kedua bulan Agustus 2016 jam WIB. Materi yang diberikan pada pendidikan dan latihan fisioterapi yang diberikan pada posyandu lansia Cempaka Sehat yang kedua adalah tentang mengurangi nyeri lutut. Seperti pada kegiatan sebelumnya, tim pengabdian menyampaikan materi dengan media LCD proyektor, ditambah dengan leaflet yang dibuat tim pengabdi, dan tim dibantu oleh mahasiswa untuk memberikan contoh gerakan sehingga lansia dapat menirukan gerakan latihan dengan benar. Setelah materi disampaikan dan contoh gerakan diberikan, tim pengabdian memberikan kesempatan kepada lansia untuk bertanya, dan untuk memastikan bahwa lansia paham dan bisa melakukan latihan, tim pengabdi memberikan kuis tentang materi mencegah nyeri lutut dan meminta agar beberapa lansia aktif, maju untuk memperagakan gerakan latihan. Dengan metode seperti ini, ternyata lansia cukup aktif, dan termotivasi untuk melakukan latihan dan selalu datang ketika pelaksanaan posyandu. Berikut adalah gambar kegiatan pengabdian pendidikan dan latihan fisioterapi untuk mengurangi nyeri lutut : THE 5 TH URECOL PROCEEDING 547 ISBN

8 Gambar 3. Kegiatan Pengabdian IbM pendidikan dan pelatihan fisioterapi mencegah nyeri lutut di Pos Lansia Cempaka Sehat 2). Konseling Gizi Kegiatan pengabdian pada Pos Lansia Aisyiyah Cempaka Sehat tahap berikutnya adalah berupa konseling gizi. Pelaksanaan kegiatan konseling gizi, dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan posyandu lansia yang sudah berjalan yaitu pada hari Minggu pertama tanggal 8 Mei 2016 jam WIB. Pada kegiatan ini, seperti biasanya diawali dengan pelayanan rutin lansia, yaitu mulai pendaftar, cek BB dan TB, dilanjutkan cek tekanan darah. Selanjutnya memberikan pelayanan cek darah rutin, yaitu kadar kolesterol, kadar gula darah dan kadar asam urat sesuai dengan kebutuhan atau yang dikehendaki oleh lansia. Berdasarkan hasil cek darah ini, selanjutnya tim pengabdian memberikan konsultasi gizi, terkait dengan diet makanan yang boleh dikonsumsi, dibatasi dan tidak boleh dikonsumsi bagi penderita hipertensi dan Diabetes Melitus. Konseling diberikan anggota tim pengabdian yang merupakan ahli gizi, dibantu dengan beberapa mahasiswa dan alat bantu leaflet yang sudah dicetak oleh tim. Adapun kegiatannya digambarkan sebagai berikut : Gambar 4. Kegiatan Pengabdian pengukuran tekanan darah, dan Konseling gizi dengan media leaflet Selanjutnya kegiatan pengabdian masih terus dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan posyandu berikutnya, yaitu pada posyandu lansia cempaka sehat pada minggu kedua bulan September yang jatuh THE 5 TH URECOL PROCEEDING 548 ISBN

9 pada tanggal 11 September 2016, jam di Mushola Al Hidayah Joyotakan yang dihadiri oleh sekitar 35 lansia. Pada kegiatan posyandu lansia bulan September kegiatan pengabdian berupa pendidikan tentang gizi seimbang pada lansia sesuai kebutuhan. Pendidikan kali ini menggunakan metode diskusi kelompok terarah ( round table discussion). Materi yang disampaikan masih terkait dengan makanan yang baik (gizi seimbang) untuk lansia. Metode ini dilakukan agar lansia lebih aktif dan memahami materi dengan baik, karena lansia akan langsung bertanya dan mendiskusikan jenis-jenis menu seimbang dan tim pengabdi (pemateri) langsung memberikan penjelasan yang mudah diterapkan atau dilaksanakan oleh lansia. Berikut ditampilkan gambar kegiatan pengabdian berupa pendidikan gizi dengan metode diskusi dan pemasangan poster cara hidup sehat pada lansia : Gambar 5. Pendidikan gizi dengan diskusi kelompok dan poster tentang langkah hidup sehat lansia. Pendidikan kesehatan lansia berikutnya dilakukan melalui pemasangan poster edukasi tentang sembilan langkah hidup sehat lansia, yang meliputi pola makan sederhana, olah raga ringan, hindari makan berlemak, minum susu pencegah osteporosis, mempertahankan berat badan ideal, menghindari asupan garam, berhenti dan menghidari merokok, hindari makanan bersantan dan hindari stress. Poster ini merupakan salah satu media komunikasi informasi dan edukadi (KIE) kesehatan bagi lansia untuk selalu mengingatkan pola hidup sehat. Hal ini juga merupakan penerapan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari, terutama membiasakan hidup sehat. KESIMPULAN Terwujudnya pengelolaan posyandu Lansia dan kegiatan pelayanan kesehatan lansia yang baik di Pos Lansia Aisyiyah Cempaka Sehat Joyotakan Surakarta. Terlaksananya pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh lansia di Posyandu lansia cempaka sehat berupa penyuluhan dan latihan fisioterapi dan konsultasi gizi. Meningkatnya kunjungan lansia ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan mengontrol kesehatannya. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 549 ISBN

10 REFERENSI Depkes RI Pedoman Puskesmas santun Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan, Jakarta: Depkes RI. Depkes RI Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Direktorat kesehatan keluarga. Efendi, N Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. EGC. Maryati H, Fatoni, A dan T Hexawan, Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi Lansia tidak mengikuti posynadu lansia di Posyandu Dahlia di 2 Dusun Ngabar Desa Sumberteguh kecamatan Kudu Kabupaten Jombang tahun Jurnal Metabolisme, Vo.2 No ISSN Mengko VV., Kandou GD,. Massie RGA, Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol.5 No.2b.April ISSN: THE 5 TH URECOL PROCEEDING 550 ISBN

PENGEMBANGAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA ANTHURIUM DI SURAKARTA

PENGEMBANGAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA ANTHURIUM DI SURAKARTA PENGEMBANGAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA ANTHURIUM DI SURAKARTA Yuli Kusumawati, Yulisna Mutia Sari, Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiayah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan,

Lebih terperinci

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT DI PUSKESMAS PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup dengan meningkatnya populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015 PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Posbindu 1. Definisi Posbindu Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Intensi 1. Definisi Intensi Menurut kamus besar Dagun (2006), intensi adalah keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,

Lebih terperinci

Komunitas Senam Sehat di Desa Bener, Purworejo

Komunitas Senam Sehat di Desa Bener, Purworejo The 6 th University Research Colloquium 2017 Komunitas Senam Sehat di Desa Bener, Purworejo Rohmayanti 1*, Margono 2. 1,2 Program Studi D3 Keperawatan /Fakultas Ilmu Kesehatan, *Email: rohmayanti@ummgl.ac.id

Lebih terperinci

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM PENDAHULUAN A.Latar Belakang Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Pelatihan Kader Kesehatan Desa dan Pembentukan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia ) TIM: Dra. Idiani Darmawati, M.Sc. (NIP 196009211991032001) Marten

Lebih terperinci

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk Rossalina Adi Wijayanti #1, Novita Nuraini #2, Arisanty Nur Setia R #3 # Jurusan Kesehatan, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KESAMBEN Jl. Raya Kesamben No. 3A Kecamatan Kesamben Kode Pos : 61484 Telp. 085655075735 Fax - Email : pkmkesamben@gmail.com Website : puskesmaskesamben.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut

Lebih terperinci

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan

Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan Alif Noor Anna 1*, Chusniatun 2, Rudiyanto 3 1,2,3 Pusat Studi Lingkungan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 % kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara alamiah proses menjadi tua mengakibatkan kemunduran kemampuan fisik dan mental secara umum lebih banyak gangguan organ tubuh dikeluhkan oleh para usia

Lebih terperinci

Pengadaan Cek Kesehatan Gratis (Lansia) Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Sadar & Peduli Terhadap Kesehatan di Jali, Gayamharjo, Prambanan, Sleman

Pengadaan Cek Kesehatan Gratis (Lansia) Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Sadar & Peduli Terhadap Kesehatan di Jali, Gayamharjo, Prambanan, Sleman APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 Volume 1, Nomor 1, 2016 Page: 57-62 ONLINE: ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia Pengadaan Cek Kesehatan Gratis (Lansia) Untuk Menciptakan Masyarakat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016 PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016 I. Pendahuluan Salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai sistem rujukan adalah rumah sakit yang didirikan dan diselenggarakan dengan

Lebih terperinci

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta

Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta NO. ISSN: 2615-2118 Retraining Dan Pendampingan Kader Posyandu Remaja Dalam Melakukan Monitoring Status Gizi Di Desa Cokrobedog, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta Rr Dewi Ngaisyah 1*, Siti Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara epidemiologi, pada tahun 2030 diperkirakan prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta

Lebih terperinci

Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Abstrak LATAR BELAKANG

Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Abstrak LATAR BELAKANG Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Andreany Kusumowardani, SKM, MCEP * Endang Sri Wahyuni, SST, MPH* *) Jurusan Okupasi

Lebih terperinci

POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA)

POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) Disusun untuk memenuhi tugas Komunitas Dosen pengampu : M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes. Disusun Oleh : Kelompok III Ana Rusfita 010501004 Arif Budi Wibowo 010501011 Badrul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

Lebih terperinci

KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA

KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA Yuli Kusumawati dan Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Kedokteran

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : Tanggal : PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia

Lebih terperinci

Obat Diabetes Paling Ampuh

Obat Diabetes Paling Ampuh Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh: PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia Disusun Oleh: dr. DIMAS MUHAMMAD AKBAR PUSKESMAS MLATI II SLEMAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Salah satu visi Kota Malang adalah terwujudnya Kota Malang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN

PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TEMBOK DUKUH Jl.Kalibutuh No.26 Surabaya 60173 Telp. (031) 5343410 pkmtembokdukuh@gmail.com KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih tinggi. Penyakit tidak menular tersebut antara lain, penyakit jantung koroner, penyakit stroke, hipertensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan wawancara (Untuk Lansia) Daftar Pertanyaan Terbuka

Lampiran 1. Panduan wawancara (Untuk Lansia) Daftar Pertanyaan Terbuka LAMPIRAN Lampiran 1. Panduan wawancara (Untuk Lansia) Daftar Pertanyaan Terbuka Tanggal : Tempat : Waktu : Pertanyaan : 1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai? untuk ikut? 2. Apakah sudah rutin dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usia Lanjut 1. Pengertian usia lanjut Usia lanjut merupakan masa atau tahap hidup manusia : bayi, kanakkanak, dewasa, tua, usia lanjut ( Nugroho W, 1992 ). Manusia dalam proses

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kampar Kiri dr. Pasniwati Nip. 19750805 200904 2 001 PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) / Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan

Lebih terperinci

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur. PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa Prevalensi gagal jantung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang pelaksanaan PROLANIS pada penderita diabetes melitus dan hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang, maka dapat

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PEMANTAUAN DIET DAN AKTIFITAS FISIK PADA LANSIA DIABETES MELITUS (DM) DI KELURAHAN SUKAMAJU BARU TAPOS DEPOK TAHUN 2016

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PEMANTAUAN DIET DAN AKTIFITAS FISIK PADA LANSIA DIABETES MELITUS (DM) DI KELURAHAN SUKAMAJU BARU TAPOS DEPOK TAHUN 2016 PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DALAM PEMANTAUAN DIET DAN AKTIFITAS FISIK PADA LANSIA DIABETES MELITUS (DM) DI KELURAHAN SUKAMAJU BARU TAPOS DEPOK TAHUN 2016 Kusdiah Eny Subekti 1. Program Studi Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN KADER TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR DOLOK KECAMATAN PAGAR MERBAU KABUPATEN DELI SERDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Epidemi penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia telah memasuki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI Kudarti 1, Ike Rina Wulandari 2, Rifa Caturiningsih 3 Prodi DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008 KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008 PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan BUKAN KARENA PROSES INFEKSI yang mempunyai FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2 BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2 ELEMEN PENILAIAN EP. 1 EP. 2 EP. 3 EP. 4 EP. 5 DOKUMEN TERKAIT KETERANGAN Kerangka acuan untuk memperoleh umpan balik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Posyandu Lansia 2.1.1 Pengertian Posyandu Lansia Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI OBAT PADA KOMUNITAS PEDULI OSTEOARTHTRITIS DAN DIABETES MELLITUS DESA KALIABU RW 13, BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN. Oleh : Pramitha Esha

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU LANSIA DI SEMARANG. Abstrak

PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU LANSIA DI SEMARANG.     Abstrak PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU LANSIA DI SEMARANG Elis Hartati 1, Diyan Yuli Wijayanti 2 1,2 Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, email: elis.hartati@gmail.com, email: dywijayanti@gmail.com

Lebih terperinci

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR) POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR) Pengertian Regulasi Referensi Peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan factor resiko PTM yang dilakukan secara terpadu, rutin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) 3272105 HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN UKM KEGIATAN PHN No

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan umur harapan hidup memberikan dampak pada semakin meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia (Kepmenkes RI Nomor 264,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan 1 I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lansia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun di negara maju, tetapi untuk negara sedang berkembang disepakati bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah

Lebih terperinci

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. 4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PELUANG-PELUANG PERBAIKAN INOVATIF

IDENTIFIKASI PELUANG-PELUANG PERBAIKAN INOVATIF 1.1.3 Peluang pengembangan dalam penyelenggaraan upaya Puskesmas dan pelayanan diidentifikasi dan ditanggapi secara inovatif Kebutuhan akan pelayanan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang

Lebih terperinci