Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan"

Transkripsi

1 Kegiatan Penyuluhan Gizi Lansia di Posyandu Aisyiah, Mawar Biru, dan Anggrek Berseri Kelurahan Serengan Alif Noor Anna 1*, Chusniatun 2, Rudiyanto 3 1,2,3 Pusat Studi Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Surakarta * alif_noor@ums.ac.id Keywords: kualitas hidup; penyuluhan; pemberian asupan gizi Abstrak Lansia (lanjut usia) sering dianggap sebagai orang tua yang telah tidak produktif karena suatu alasan seperti kesehatan yang tidak mendukung ataupun tidak lagi bekerja karena telah dipensiunkan sehingga apabila terdapat penduduk yang berusia 60 tahun keatas namun masih bekerja maka belum dapat dikategorikan sebagai lansia karena masih tergolong penduduk yang produktif. Manusia yang telah berusia lansia identik dengan penurunan intensitas kegiatan sehari-hari akibat keterbatasan fungsi fisik yang telah mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan kualitas fisik diusia muda. Hal tersebut dapat ditemukan berbagai jenis penyakit yang rentan terkena pada penduduk yang telah berusia lansia seperti penurunan penglihatan, osteoporosis, menurunnya ketajaman pendengaran, berkurangnya kemampuan ingatan, dan nyeri sendi. Salah satu hal yang sering diperhatikan bahwa para lansia sangatlah rentan terhadap beberapa penyakit tersebut adalah gizi. Makanan sering menjadi kendala bagi para lansia dalam menunjang asupan gizi bagi mereka karena beberapa bagian organ yang digunakan dalam sistem pencernaan tidak berfungsi secara maksimal saat mencerna makanan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan timbulnya rasa sakit seperti di bagian lambung apabila para lansia sembarangan memilih makanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pemberian asupan gizi bagi para lansia adalah mempertambah pengetahuan lansia tentang gizi, meningkatnya angka harapan hidup lansia, lansia yang aktif dan produktif. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui penyuluhan dan pemberian asupan gizi secara langsung. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagaian besar peserta kegiatan sudah melaksanakan pola hidup yang sehat dikarenakan posyandu yang ada sudah dikelola dengan baik. Adapun pola hidup sehat yang selama ini diterapkan diantaranya adalah cek kesehatan secara teratur, dan senam lansia yang rutin setiap 1 bulan sekali. Walaupun demikian masih ada beberapa kekurangan diantaranya seperti pengetahuan tentang gizi yang minim, tempat posyandu yang belum permanen, dana yang minim, perlatan cek kesehatan yang kurang, dan dan jumlah tenaga kesehatan yang minim. 1. PENDAHULUAN MDGs atau Millenium Development Goals (Tujuan Pembangunan Millenium) adalah 8 tujuan yang telah disetujui oleh 191 negara anggota PBB untuk dapat dicapai pada tahun 2015 yang ditandatangani saat Deklarasi Millenium PBB. Deklarasi Millenium PBB yang ditandatangani pada bulan September tahun 2000 menargetkan para pemimpin dunia untuk dapat memberantas kemiskinan, kelaparan, ISSN

2 penyakit-penyakit, buta huruf, kerusakan lingkungan, serta diskriminasi terhadap wanita. MDGs adalah turunan atau produk dari deklarasi ini, dan mempunyai beberapa target dan indikator yang spesifik [6]. Tujuan-tujuan MDGs tersebut diantaranya adalah (a) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, (b) mencapai pendidikan dasar untuk semua, (c) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (d) menurunkan angka kematian anak, (e) meningkatkan kesehatan ibu, (f) memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, (g) memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan (h) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan [6]. Komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan komitmen negara untuk menyejahterakan rakyatnya sekaligus menyumbang pada kesejahteraan masyarakat dunia. Berkenaan dengan itu maka MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan , Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan, dan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) [2]. Penanggulangan angka kemiskinan di Indonesia belum menampakkan hasil yang menggembirakan, yakni persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional hanya berhasil diturunkan dari sebesar 15,10 persen di tahun 1990 menjadi sebesar 11,25 persen di tahun 2014, namun penurunan ini masih jauh dari target MDGs sebesar 7,55 persen di tahun Walaupun demikian indeks kedalaman kemiskinan turun dari sebesar 2,70 di tahun 1990 menjadi sebesar 1,75 persen di tahun Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja meningkat dari 3,52 persen di tahun 1990 menjadi 5,66 persen di tahun Namun terjadi penurunan terhadap rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas dari 65,00 persen di tahun 1990 menjadi 62,64 persen di tahun Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri, pekerja bebas dan pekerja keluarga terhadap total pekerja juga menurun dari 71 persen di tahun 1990 menjadi 42,57 persen di tahun Walaupun perubahannya tidak signifikan, terjadi pertambahan proporsi penduduk yang menderita kelaparan dari tahun 1990 ke tahun Kondisi ini ditunjukkan dengan naiknya proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi kkal/kapita/hari dari 17,00 persen di tahun 1990 menjadi 17,39 persen di tahun 2014 [2]. Salah satu prioritas yang juga menjadi perhatian pemerintah dalam MDGs kaitannya dengan penurunan angka kemiskinan dan kelaparan adalah permasalahan lansia. Lansia (lanjut usia) merupakan label yang diberikan kepada seseorang yang telah berusia lanjut atau dengan kata lain telah berusia sekitar 60 tahun ke atas. Orang lansia sering dianggap sebagai orang tua yang telah tidak produktif karena suatu alasan seperti kesehatan yang tidak mendukung ataupun tidak lagi bekerja karena telah dipensiunkan sehingga apabila terdapat penduduk yang berusia 60 tahun keatas namun masih bekerja maka belum dapat dikategorikan sebagai lansia karena masih tergolong penduduk yang produktif. Secara fisik orang yang telah berusia lansia mengalami penuaan pada keseluruhan bagian tubuh termasuk organ-organ di dalam tubuhnya meskipun penuaan tersebut terjadi secara tidak serentak bersama-sama di seluruh bagian tubuh namun diawali pada beberapa bagian tubuhnya seperti penuaan kulit, pelemahan fungsi ginjal, postur tubuh yang membungkuk, kadar gula dalam darah, detak jantung yang tidak normal, dan lain sebagainya. Percepatan penuaan yang dialami setiap orang yang termasuk ke dalam usia lansia tergantung dari pola hidup yang dijalani orang tersebut semasa hidupnya seperti pola makan, pola tidur, jam kerja efektif, aktivitas yang dijalani tergolong berat atau ringan, 104 ISSN

3 olahraga, kadar racun di dalam tubuh yang bersumber dari luar seperti rokok, polusi dan lain-lain, dan sebagainya. Penurunan kualitas gizi dan kesehatan para lansia dapat diatasi dengan berbagai macam jenis kegiatan yang secara langsung ditujukan kepada kaum lansia yang dapat dilakukan oleh lembaga kesehatan seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan lain sebagainya. Kelurahan serengan yang secara administratif berada pada kecamatan serengan kota surakarta dapat memanfaatkan kantor instansi kesehatan sebagai penyalur berbagai upaya kepada kaum lansia untuk meningkatkan kesehatan para lansia sehingga angka harapan hidup penduduk tinggi. Fasilitas kesehatan yang terdapat di kelurahan serengan adalah posyandu yang berjumlah 3 buah antara lain posyandu mawar biru di RW 1, posyandu anggrek berseri RW 6, dan posyandu aisyiyah. Posyandu yang sering digunakan untuk kegiatan penduduk usia balita juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lansia sehingga posyandu tersebut memiliki multifungsi dalam pelayanan masyarakat. Bukti bahwa kelurahan serengan merasakan dampak penurunan jumlah penduduk usia lansia adalah data statistik kecamatan serengan yang tercatat bahwa pada tahun 2013 sebesar 761 jiwa dan 2014 sebesar 696 jiwa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam jangka waktu satu tahun yaitu selama tahun 2013 hingga 2014 terjadi kematian pada usia lansia sebesar 65 jiwa. Sebagai tempat untuk melakukan pelayan terpadu bagi masyarakat lansia maka dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di kelurahan serengan yaitu posyandu yang berjumlah 3 buah antara lain posyandu mawar biru di RW 1, posyandu anggrek berseri RW 6, dan posyandu aisyiyah. Posyandu yang sering digunakan untuk kegiatan penduduk usia balita juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lansia sehingga posyandu tersebut memiliki multifungsi dalam pelayanan masyarakat. Dengan demikian maka usaha berbagai pihak dalam mengentaskan masalah kesehatan bagi masyarakat usia lansia mampu tersalurkan dengan baik dan berkelanjutan. Manusia yang telah berusia lansia identik dengan penurunan intensitas kegiatan seharihari akibat keterbatasan fungsi fisik yang telah mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan kualitas fisik diusia muda. Hal tersebut dapat ditemukan berbagai jenis penyakit yang rentan terkena pada penduduk yang telah berusia lansia seperti penurunan penglihatan, osteoporosis, menurunnya ketajaman pendengaran, berkurangnya kemampuan ingatan, dan nyeri sendi. Berbagai jenis penyakit yang rentan diderita lansia tersebut tentunya berimbas pada kesulitan dalam melakukan aktivitas harian maupun aktivitas penting yang akan dihadapi sehingga sering kali terjadi kesalahan bahkan sampai kecelakaan yang terjadi secara tidak sengaja. Misalnya terdapat suatu kasus bahwa seorang lansia mengalami penurunan kemampuan ingatan, setiap informasi yang ditangkap hanya dalam kurun waktu yang sebentar sehingga apabila informasi yang sebelumnya telah diterima akan dipanggil kembali untuk disampaikan kepada orang lain maka informasi tersebut akan hilang dengan sendirinya. Hal yang sama juga terjadi pada lansia yang mengalami penurunan kualitas pendengaran, setiap informasi yang disampaikan orang lain melalui media suara tidak bisa secara langsung diterima, namun harus disampaikan berulang kali bahkan disampaikan melalui media lain misalnya tulisan. Osteoporosis dan nyeri sendi adalah dua penyakit yang menyerang tulang pada bagian tertentu. Osteoporosis yang tidak ditangani secara intensif menjadikan tulang para lansia mudah mengalami kerapuhan tulang dan mudahnya terjadi patah tulang. Sedangkan nyeri sendi sering dirasakan sakit pada persendian tulang yang diderita, rasa nyeri ISSN

4 dirasakan ketika bagian sendi digerakkan untuk melakukan sesuatu. Selain permasalahan munculnya osteoporosis, hal lain yang bisa menyebabkan lansia menurun tingkat kesehatannya adalah terkait asupan gizi yang diberikan ke lansia. Semakin sering lansia diberi asupan gizi yang baik, maka tingkat kesehatannya juga akan semakin meningkat. Jenis makanan sering menjadi kendala bagi para lansia dalam menunjang asupan gizi bagi mereka karena beberapa bagian organ yang digunakan dalam sistem pencernaan tidak berfungsi secara maksimal saat mencerna makanan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan timbulnya rasa sakit seperti di bagian lambung apabila para lansia sembarangan memilih makanan, sehingga perlu diberikan asupan gizi yang sesuia dengan kebutuhan lansia. Target yang akan dicapai setelah dilakukan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada lansia cara hidup sehat seperti senam lansia dan pemberian asupan gizi kepada lansia. Tujuan jangka panjang yang diinginkan adalah meningkatnya angka harapan hidup lansia, lansia yang aktif dan produktif. 2. METODE Metode yang digunakan dalam an kegiatan pengabdian ini adalah ceramah singkat dan diskusi Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini diantaranya adalah materi penyuluhan yakni cara hidup sehat dan gizi bagi lansia, LCD Projector, laptop, dan alat tulis Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pengabdian ini berada di Kelurahan Serengan. Adapun posyandu lansia yang dijadikan sasaran kegiatan adalah Posyandu Lansia Anggrek Berseri, Posyandu Lansia Mawar Biru, dan Posyandu Lansia Mawar Putih atau Aisyiah Tahapan Kegiatan Tahapan kegiatan ini meliputi: koordinasi awal dengan pihak pimpinan masing-masing posyandu lansia, tahap persiapan, penyuluhan, praktek hidup sehat, pemberian asupan gizi, monitoring, dan pendampingan serta evaluasi kegiatan. Secara rinci mengenai tahapan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tahapan Kegiatan Pengabdian No Jenis Kegiatan Narasumber Waktu Pelaksanaan 1 Koordinasi Tim Bulan 1 kegiatan pelakana 2 Tahap Tim Bulan 1 persiapan 3 Penyuluhan cara hidup sehat 4 Praktek hidup sehat (senam lansia 4 kali) 5 Pemberian asupan gizi 4 kali 6 Monitoring dan pendampingan 7 Evaluasi kegiatan Sumber: Peneliti, 2017 Tim didampingi pakar Tim dan pakar Tim dan pengurus posyandu Tim Tim dan pengurus posyandu Bulan 3 Bulan 3 Bulan 3 Bulan 4 Bulan Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan untuk menilai efektivitas dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan tanya jawab terhadap peserta penyuluhan. Evaluasi sederhana ini dilakukan karena objek kegiatan adalah lansia, sehingga tanya jawab merupakan cara paling tepat untuk evaluasi kegiatan ini. 106 ISSN

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia dikelompokkan, mekanisme an kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan diantaranya adalah pencatatan atau registrasi data demografi dan data kesehatan lansia, pemeriksaan status kesehtan dan indeks massa tubuh lansia, penilaian indeks katz atau kemandirian lansia, penyuluhan dan pemberian makananan tambahan lansia, dan pelayanan kesehatan (pengobatan) lansia 3.2. Pengorganisasian Posyandu Lansia Kedudukan posyandu sebagai suatu bentuk peran serta masyarakat yang diselenggarakan oleh swadaya masyarakat lainnya dengan bantuan teknis dari puskesmas, pemerintah daerah, organisasi sosial, dinas pendidikan, pertanianan, agama dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sebagai kegiatan swadayamasyarakat yang semula dikenal kegiatan Pembangunan Masyarakat Desa [4]. Mengingat kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat, maka yang menjadi tugas dari kader, pemimpin kader dan pemuka masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa posyandu adalah milik warga, pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu, di Indonesia dana digunakan untuk an posyandu lansia dari dan oleh masyarakat [1]. Penyelenggaraan kegiatan posyandu itu sendiri adalah kader dan koordinator kader yang telah mendapatkan pelatihan tehnis.pada prinsipnya pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap individu, tim dan organisasi [5] Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia Penilaian keberhasilan upaya pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan kesehatan digunakan dengan menggunakan data pencatatan dan pelaporan, pengamatan khsusus dan penilaian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari: a. Meningkatkan sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya. b. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia c. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga d. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia e. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia antara lain: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain baik dirumah maupun di puskesmas [5] Hidup Sehat Pada Usia Lanjut Lansia sehat adalah lansia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik mereka dan lingkungan sosialnya. Adapun ciri-ciri dari lansia sehat diantaranya adalah (a) secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain, dan (b) aktivitas hidup sehari-hari masih penuh walaupun mungkin ada keterbatasan dari segi sosial ekonomi yang memerlukan pelayanan. Sementara itu ada berbagai macam pola hidup sehat yang bisa diterapkan oleh lanisa diantaranya adalah (a) mengurangi konsumsi gula, (b) membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam urat, (c) membatasi makanan yang mengandung lemak dan banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin, (d) mencegah kegemukan, (e) mengontrol tekanan darah, (f) menghentikan merokok dan tidak minum alkohol, (g) beraktifitas atau berolah raga ISSN

6 secara teratur, (h) mengatasi stress, (i) memeriksakan kesehatan secara teratur, dan (j) beribadah sesuai dengan keyakinan dapat meningkatkan kesehatan normal, kesehatan hidup teratur dan dapat memberikan ketenangan hidup Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Hidup Sehat a. Posyandu Anggrek Berseri Kegiatan penyuluhan di Posyandu Anggrek Berseri dilaksanakan di wilayah RT 06 RW VI Kelurahan Serengan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Kegiatan sosialisasi diikuti sekitar 36 peserta lansia. Kegiatan dimulai pada tanggal 11 maret 2017 pada pukul selesai. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan tim secara langsung dengan peserta. Selanjutnya Dra. Alif Noor Anna, M. Si. Sebagai ketua pengabdian memberikan pengantar dan memberikan penjelasan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan sosialisasi ini. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dimulai dengan menggali pengetahuan ibu-ibu atau bapak lansia terkait dengan pola hidup sehat bagi lansia. Metode yang digunakan untuk menggali pengetahuan peserta adalah dengan metode tanya jawab. Berdasarkan jawaban dari beberapa peserta dapat diketahui bahwa ada pengetahuan peserta terkait pola hidup sehat belum sepenuhnya dimengerti, terutama pada penyediaan gizi pada lansia. Peserta selama ini dalam pemenuhan gizinya masih seadanya dan belum memiliki panduan yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi pada lansia. Selanjutnya pengabdi menjelaskan beberapa hal yang pokok atau penting dibutuhkan lansia diantaranya adalah makanan yang cukup dan sehat, pakaian dan kelengkapannya, perumahan atau tempat tinggal, perawatan dan pengaeasan kesehatan, bantuan teknis praktis sehari-hari, transportasi umum, kunjungan atau teman bicara, rekreasi atau hiburan sehat lainnya, rasa aman dan tentram serta bantuan alatalat panca dengar dan bantuan dana atau fasilitas secara berkesinambungan. Setelah itu pengabdian juga menjelaskan bagaimana cara membuat makanan yang memiliki gizi cukup bagi lansia. Adapun panduan yang digunakan kegiatan adalah pedoman gizi seimbang yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan tahun Selain memberikan sosialisasi berupa materi tim juga memberikan demonstrasi beberapa cara hidup sehat seperti memberikan contoh makanan dan buah-buahan yang cocok bagi lansia, olahraga kecil seperti jalan sehat atau senam untuk lansia. Kegiatan praktek hidup sehat lansia yakni senam sehat yang diterapkan di posyandu ini sudah berlangsung lama dan rutin setiap 1 bulan sekali. Monitoring dilakukan oleh kegiatan dengan cara berkoordinasi dengan pengurus posyandu, agar materi dan beberapa praktek kecil yang telah disampaikan oleh kegiatan dilakukan oleh peserta. Adapun monitoring ini masih sebatas pada memberikan pertanyaan kepada pengurus posyandu terkait dengan perkembangan kesehatan lansia dan program-program yang telah diajarkan atau diberikan oleh kegiatan pengabdian. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tenaga yang hanya 2 orang dan harus memonitoring 3 posyandu. Walaupun demikian pendampingan tetap dilakukan karena salah satu anggota juga merupakan pengurus salah satu posyandu lansia. Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap pengetahuan peserta mengenai pola hidup sehat setelah selesai penyuluhan dilakukan dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan penyuluhan di posyandu yang terdapat di Kelurahan Serengan. Evaluasi terhadap peserta setelah selesai kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode tanya jawab. Berdasarkan hasil tanya jawab tersebut 108 ISSN

7 terbukti bahwa sebagian besar peserta sudah melaksanakan pola hidup sehat seperti olahraga, cek kesehatan secara rutin, makan yang bergizi. Akan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya sehingga tidak jarang terdapat lansia yang memiliki berat badannya naik setiap bulan. Adanya buku pedoman yang diberikan oleh kegiatan tentu sangat membantu peserta dalam memilih jenis makanan yang bernilai gizi lebih. Secara umum kegiatan pengabdian ini telah berhasil dilaksanakan, akan tetapi masih terdapat beberapa kendala di lapangan seperti lansia belum siap mengikuti kegiatan penyuluhan, tempat yang kurang representatif untuk kegiatan penyuluhan, dan waktu yang kurang terjadwal dan sering berubah-ubah. b. Posyandu Mawar Biru Kegiatan penyuluhan di Posyandu Mawar Biru dilaksanakan di wilayah RT 03 RW I Kelurahan Serengan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Kegiatan sosialisasi diikuti sekitar 25 peserta lansia. Kegiatan dimulai pada tanggal 15 maret 2017 pada pukul selesai. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan tim secara langsung dengan peserta. Selanjutnya Dra. Alif Noor Anna, M. Si. Sebagai ketua pengabdian memberikan pengantar dan memberikan penjelasan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan sosialisasi ini. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dimulai dengan menggali pengetahuan ibu-ibu atau bapak lansia terkait dengan pola hidup sehat bagi lansia. Metode yang digunakan untuk menggali pengetahuan peserta adalah dengan metode tanya jawab. Beradasarkan jawaban dari beberapa peserta dapat diketahui bahwa ada pengetahuan peserta terkait pola hidup sehat belum sepenuhnya dimengerti, terutama pada penyediaan gizi pada lansia. Peserta selama ini dalam pemenuhan gizinya masih seadanya dan belum memiliki panduan yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi pada lansia. Selanjutnya pengabdi menjelaskan beberapa hal yang pokok atau penting dibutuhkan lansia diantaranya adalah makanan yang cukup dan sehat, pakaian dan kelengkapannya, perumahan atau tempat tinggal, perawatan dan pengaeasan kesehatan, bantuan teknis praktis sehari-hari, transportasi umum, kunjungan atau teman bicara, rekreasi atau hiburan sehat lainnya, rasa aman dan tentram serta bantuan alatalat panca dengar dan bantuan dana atau fasilitas secara berkesinambungan. Setelah itu pengabdian juga menjelaskan bagaimana cara membuat makanan yang memiliki gizi cukup bagi lansia. Adapun panduan yang digunakan kegiatan adalah pedoman gizi seimbang yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan tahun Selain memberikan sosialisasi berupa materi tim juga memberikan demonstrasi beberapa cara hidup sehat seperti memberikan contoh makanan dan buah-buahan yang cocok bagi lansia, olahraga kecil seperti jalan sehat atau senam untuk lansia. Kegiatan praktek hidup sehat lansia yakni senam sehat yang diterapkan di posyandu ini sudah berlangsung lama dan rutin setiap 1 bulan sekali. Monitoring dilakukan oleh kegiatan dengan cara berkoordinasi dengan pengurus posyandu, agar materi dan beberapa praktek kecil yang telah disampaikan oleh kegiatan dilakukan oleh peserta. Adapun monitoring ini masih sebatas pada memberikan pertanyaan kepada pengurus posyandu terkait dengan perkembangan kesehatan lansia dan program-program yang telah diajarkan atau diberikan oleh kegiatan pengabdian. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tenaga yang hanya 2 orang dan harus memonitoring 3 posyandu. Namun demikian pendampingan tetap dilakukan karena salah satu anggota ISSN

8 juga merupakan pengurus salah satu posyandu lansia. Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap pengetahuan peserta mengenai pola hidup sehat setelah selesai penyuluhan dilakukan dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan penyuluhan di posyandu yang terdapat di Kelurahan Serengan. Evaluasi terhadap peserta setelah selesai kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode tanya jawab. Berdasarkan hasil tanya jawab tersebut terbukti bahwa sebagian besar peserta sudah melaksanakan pola hidup sehat seperti olahraga, cek kesehatan secara rutin, makan yang bergizi. Akan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya sehingga tidak jarang terdapat lansia yang memiliki berat badannya naik setiap bulan. Adanya buku pedoman yang diberikan oleh kegiatan tentu sangat membantu peserta dalam memilih jenis makanan yang bernilai gizi lebih. Secara umum kegiatan pengabdian ini telah berhasil dilaksanakan, akan tetapi masih terdapat beberapa kendala di lapangan seperti lansia belum siap mengikuti kegiatan penyuluhan, tempat yang kurang representatif untuk kegiatan penyuluhan, dan waktu yang kurang terjadwal dan sering berubah-ubah. c. Posyandu Mawar Putih atau Aisyiah Kegiatan penyuluhan di Posyandu Mawar Putih atau Aisyiah dilaksanakan di wilayah RW II Kelurahan Serengan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Kegiatan sosialisasi diikuti sekitar 39 peserta lansia. Kegiatan dimulai pada tanggal 20 maret 2017 pada pukul selesai. Kegiatan ini dimulai dengan perkenalan tim secara langsung dengan peserta. Selanjutnya Dra. Chusniatun, M. Ag. Sebagai anggota pengabdian memberikan pengantar dan memberikan penjelasan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan sosialisasi ini. Pada kali ini kegiatan penyuluhan diisi oleh Sdr. Rudiyanto dan Dra. Chusniatun, M. Ag. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dimulai dengan menggali pengetahuan ibu-ibu atau bapak lansia terkait dengan pola hidup sehat bagi lansia. Metode yang digunakan untuk menggali pengetahuan peserta adalah dengan metode tanya jawab. Beradasarkan jawaban dari beberapa peserta dapat diketahui bahwa ada pengetahuan peserta terkait pola hidup sehat belum sepenuhnya dimengerti, terutama pada penyediaan gizi pada lansia. Peserta selama ini dalam pemenuhan gizinya masih seadanya dan belum memiliki panduan yang sesuai dengan standar kebutuhan gizi pada lansia. Selanjutnya pengabdi menjelaskan beberapa hal yang pokok atau penting dibutuhkan lansia diantaranya adalah makanan yang cukup dan sehat, pakaian dan kelengkapannya, perumahan atau tempat tinggal, perawatan dan pengawasan kesehatan, bantuan teknis praktis sehari-hari, transportasi umum, kunjungan atau teman bicara, rekreasi atau hiburan sehat lainnya, rasa aman dan tentram serta bantuan alatalat panca dengar dan bantuan dana atau fasilitas secara berkesinambungan. Setelah itu pengabdian juga menjelaskan bagaimana cara membuat makanan yang memiliki gizi cukup bagi lansia. Adapun panduan yang digunakan kegiatan adalah pedoman gizi seimbang yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan tahun Selain memberikan sosialisasi berupa materi tim juga memberikan demonstrasi beberapa cara hidup sehat seperti memberikan contoh makanan dan buah-buahan yang cocok bagi lansia, olahraga kecil seperti jalan sehat atau senam untuk lansia. Kegiatan praktek hidup sehat lansia yakni senam sehat yang diterapkan di posyandu ini sudah berlangsung lama dan rutin setiap 1 bulan sekali. Monitoring dilakukan oleh kegiatan dengan cara berkoordinasi dengan pengurus posyandu, agar materi dan 110 ISSN

9 beberapa praktek kecil yang telah disampaikan oleh kegiatan dilakukan oleh peserta. Adapun monitoring ini masih sebatas pada memberikan pertanyaan kepada pengurus posyandu terkait dengan perkembangan kesehatan lansia dan program-program yang telah diajarkan atau diberikan oleh kegiatan pengabdian. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan tenaga yang hanya 2 orang dan harus memonitoring 3 posyandu. Walaupun demikian pendampingan tetap dilakukan karena salah satu anggota juga merupakan pengurus salah satu posyandu lansia. Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap pengetahuan peserta mengenai pola hidup sehat setelah selesai penyuluhan dilakukan dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan penyuluhan di posyandu yang terdapat di Kelurahan Serengan. Evaluasi terhadap peserta setelah selesai kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode tanya jawab. Berdasarkan hasil tanya jawab tersebut terbukti bahwa sebagian besar peserta sudah melaksanakan pola hidup sehat seperti olahraga, cek kesehatan secara rutin, makan yang bergizi. Akan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya sehingga tidak jarang terdapat lansia yang memiliki berat badannya naik setiap bulan. Adanya buku pedoman yang diberikan oleh kegiatan tentu sangat membantu peserta dalam memilih jenis makanan yang bernilai gizi lebih. Secara umum kegiatan pengabdian ini telah berhasil dilaksanakan, akan tetapi masih terdapat beberapa kendala di lapangan seperti lansia belum siap mengikuti kegiatan penyuluhan, tempat yang kurang representatif untuk kegiatan penyuluhan, dan waktu yang kurang terjadwal dan sering berubah-ubah. Ada hal yang menarik pada sosialisasi di posyandu ini adalah bahwa pesertanya adalah berasal dari ibu-ibu Aisyiah, sehingga kegiatan berlangsung dengan baik karena sebagian besar sudah tahu bagaimana cara hidup sehat bagi lansia. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan di 3 posyandu di Kelurahan Serengan dapat diketahui bahwa sebagaian besar peserta kegiatan sudah melaksanakan pola hidup yang sehat dikarenakan posyandu yang ada sudah dikelola dengan baik. Adapun pola hidup sehat yang selama ini diterapkan diantaranya adalah cek kesehatan secara teratur, dan senam lansia yang rutin setiap 1 bulan sekali. Walaupun demikian masih ada beberapa kekurangan diantaranya seperti pengetahuan tentang gizi yang minim, tempat posyandu yang belum permanen, dana yang minim, perlatan cek kesehatan yang kurang, dan dan jumlah tenaga kesehatan yang minim. REFERENSI [1] Azwar, Azrul Pengantar Epidemiologi. Edisi Revisi. Jakarta Barat: Penerbit Binarupa Aksara. [2] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). [3] Depkes RI, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal P2M & PLP. [4] Depkes RI Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes RI [5] Departemen Kesehatan R.I Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI [6] Dima. Aghnia Menuju Tercapainya MDGs Bidang Kesehatan. -tercapainya-mdgs-bidangkesehatan_552fb4946ea834a4208b45b1. Diakses pada tanggal 2 Nopember 2016 ISSN

10 112 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KATA PENGANTAR Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... xii Daftar Singkatan... xvi Bab I Pendahuluan... 1 1.1. Kondisi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Jawa Tengah... 3 Tujuan 1. Menanggulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan dalam Seminar Pembangunan Abad Milenium/Millenium Development Goals

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013 BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana diketahui, ketika manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 6,6 juta anak di bawah lima tahun meninggal pada tahun 2012 di seluruh dunia, dari data tersebut malnutrisi merupakan penyebab dasar pada sekitar 45% kematian.

Lebih terperinci

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan PENGENTASAN KEMISKINAN & KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan Pengantar oleh: Rajiv I.D. Mehta Director Pengembangan ICA Asia Pacific 1 Latar Belakang Perekonomian dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang sampai saat ini masih terus dicari langkah yang tepat untuk menanggulanginya. Kemiskinan merupakan masalah multi dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada manusia, yaitu mencapai 8 target hingga tahun 2020 yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda 5 TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap warga negara. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigma pembangunan global yang mempunyai delapan (8) tujuan dengan delapan belas (18) sasaran. Delapan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian 188 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian dan saran yang merupakan rekomendasi untuk tindak lanjut. A. Kesimpulan 1. Keluarga

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM

LATAR BELAKANG DAN KONDISI UMUM 1. Latar Belakang dan Kondisi Umum 2. Dasar Hukum 3. Proses Penyusunan RAD 4. Capaian RAD MDGS Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 2015 5. Permasalahan Pelaksanaan Aksi MDGS 6. Penghargaan yang Diperoleh

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Pelatihan Kader Kesehatan Desa dan Pembentukan Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia ) TIM: Dra. Idiani Darmawati, M.Sc. (NIP 196009211991032001) Marten

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia Penyuluh : Mahasiswi Gizi Poltekkes Hari/Tanggal

Lebih terperinci

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT DI PUSKESMAS PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup dengan meningkatnya populasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis LEMBARAN KUESIONER Judul Penelitian : Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis pada wanita premenopause di Komplek Pondok Bahar RW 06 Karang Tengah Tangerang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 % kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,

Lebih terperinci

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Program Indonesia Sehat tahun 2015 yang dicanangkan oleh pemerintah mendorong seluruh penduduk Indonesia untuk memiliki status kesehatan yang berkualitas secara sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan

Lebih terperinci

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara : KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA Disampaikan Pada Acara : LATAR BELKANG 1. Perkembangan kasus HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Millenium Development Goals (MDGs) adalah suatu komitmen global masyarakat internasional guna mencapai kemajuan yang nyata yang harus diwujudkan oleh 189 negara anggota

Lebih terperinci

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

SERIBU HARI UNTUK NEGERI SERIBU HARI UNTUK NEGERI (DRAFT) PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA I. LATAR BELAKANG Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

Lebih terperinci

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Oleh: Nugrahana Fitria Ruhyana, SP., ME. (Perencana Muda - Bappeda Kab. Sumedang) I. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 seiring berakhirnya

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( DI PONDOK KELURAHAN KATRANGREJO KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO)

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( DI PONDOK KELURAHAN KATRANGREJO KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO) LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( DI PONDOK KELURAHAN KATRANGREJO KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO) Oleh: SADIMAN, AK. M.Kes KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigma pembangunan global, dideklarasikan di Konferensi Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat perkembangan kesehatan cukup baik, sehingga semakin tinggi pula umur harapan hidup penduduknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat kompleks. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI Budaya PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Infrastruktur dan Lingkungan Hidup KESEHATAN PENDIDIKAN KETAHANAN PANGAN, IKLIM INVESTASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor

BAB. I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945 pasal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN BAGIAN 2. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN 25 TUJUAN 1: TUJUAN 2: TUJUAN 3: TUJUAN 4: TUJUAN 5: TUJUAN 6: TUJUAN 7: Menanggulagi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan umur harapan hidup memberikan dampak pada semakin meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia (Kepmenkes RI Nomor 264,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Posbindu 1. Definisi Posbindu Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 MDGs dalam Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 1 Cakupan Paparan I. MDGs sebagai suatu Kerangka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan ini tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan pokok yang dialami oleh semua negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah kehilangan kesejahteraan

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci