PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT"

Transkripsi

1 PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Hana Riana Permatasari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Sufyani Prabawanto Rochdi Simon 1 Abstrak: Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV A SDN 2 Cibodas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, respon siswa, serta peningkatan kemampuan bilangan bulat setelah pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui tiga siklus. Hasil penelitian antara lain: pelaksanaan pembelajaran selama penelitian secara umum berlangsung kondusif, respon siswa secara umum menunjukkan respon positif, serta terdapat peningkatan kemampuan bilangan bulat pada setiap siklus selama penelitian berlangsung. Abstract: Problem Solving Approach to Increase Concept Understanding Ability of Integer Arithmetic Operations. This research is motivated by the low concept understanding ability of integer arithmetic operations in the 4 th A grade students of SDN 2 Cibodas. The goals of this research are to know the implementation, the students responses, and the increase of concept understanding ability of integer arithmetic operations after learning with Problem Solving Approach. The method used in this research is Classroom Action Research with three cycles. The results of this research are: learning implementation is condusive generally, students responses show the positive responses generally, and there is the increase of the concept understanding ability of integer arithmetic operations. Kata kunci: Pendekatan Problem Solving, Kemampuan Pemahaman Konsep, Operasi Hitung Bilangan Bulat Keywords: Problem Solving Approach, Capabilities Understanding Concepts, Operation Count Integer 1 Hana Riana Permatasari, Sufyani Prabawanto, Rochdi Simon

2

3 PENDAHULUAN Matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang diajarkan dari mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). matematika yang merupakan dasar dari beberapa ilmu, seperti statistika, akuntansi, fisika, kimia, dan lain-lain, seharusnya menjadi mata pelajaran yang dikuasai sedari dini oleh siswa. Tuntutan globalisasi di zaman sekarang pun menuntut para generasi penerus untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya matematika. Matematika merupakan ilmu utama yang mendasari perkembangan teknologi. Kenyataan yang terjadi di lapangan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan sulit dimengerti. Hal tersebut disebabkan oleh objek kajian matematika yang bersifat abstrak. Sementara itu, tahapan perkembangan sebagian besar siswa SD masih berada pada tahapan operasional konkret. Mata Pelajaran Matematika di SD yang kebanyakan berisi tentang hitungan dan pemecahan masalah membutuhkan pendalaman yang kuat untuk memahaminya. Di tempat penelitian penulis, masalah tersebut juga terjadi. Kemampuan pemahaman konsep bilangan bulat siswa kelas IV A masih sangat rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih rendahnya nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Pelajaran Matematika siswa Kelas IV A. Rata-rata nilai UTS Semester Genap Siswa kelas IV A pun sangat rendah, hanya 52,90 dan hanya sebanyak 54,84% siswa yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=60), sementara selebihnya memiliki nilai di bawah KKM (sumber: Daftar Nilai Semester Genap Kelas IV A SDN 2 Cibodas). Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas pun, hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV A masih rendah. Begitupun pula berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa mengakui bahwa mereka masih kebingungan dalam memahami konsep operasi hitung bilangan bulat. Masalah tersebut dapat diakibatkan oleh suasana pembelajaran yang terjadi di kelas IV A SDN 2 Cibodas. Berdasarkan pengamatan lapangan, guru mengajar secara konvensional, yaitu dengan cara menjelaskan konsep operasi hitung bilangan bulat dan memberi latihan soal kepada siswa. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pun kurang. Bahkan terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Mereka melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran, seperti mengobrol dengan teman dan melamun. Guru kurang dapat mengelola kelas dengan baik sehingga suasana kelas pun menjadi tidak kondusif. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan terjadi masalah yang lebih kompleks lagi. Kemampuan pemahaman konsep siswa akan terus terpuruk. Tuntutan perkembangan zaman pun menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, perlu ada metode-metode khusus yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya, khususnya kemampuan pemahaman konsep bilangan bulat pada Mata Pelajaran Matematika. Terutama di jenjang Sekolah Dasar, dimana siswa dibekali ilmu-ilmu dasar yang berguna bagi masa depannya kelak. Pendekatan pembelajaran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Problem Solving. Pendekatan Problem Solving merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang langkah-langkahnya antara lain: memahami masalahnya, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali/mengecek hasilnya (Polya, 1956). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Problem Solving

4 Hana Riana Permatasari, Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. Karena dari langkah pertama pun, siswa dituntut untuk memahami masalah. Sedangkan untuk mengikuti langkahlangkah selanjutnya pun untuk memecahkan masalah tentunya siswa harus memiliki kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat yang baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan ini, guru menyajikan masalah di depan lalu menjelaskan cara memecahkan masalah melalui langkah-langkah Problem Solving. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sendiri. Dalam Petunjuk Teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/PP/2004 Tanggal 11 November 2004 (Sutrisno, 2012), disebutkan indikator kemampuan pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk: 1. menyatakan ulang sebuah konsep, 2. mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, 3. memberi contoh dan non contoh dari konsep, 4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, 6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, dan 7. mengaplikasikan konsep dan algoritma pemecahan masalah. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang memuat indikator kemampuan pemahaman konsep. Dalam penelitian ini, kemampuan pemahaman konsep yang dimaksud adalah hitung bilangan bulat. Kemampuan bilangan bulat adalah kemampuan siswa yang meliputi: menyatakan ulang konsep operasi hitung bilangan bulat, menyajikan konsep operasi hitung bilangan bulat dalam bentuk representasi matematis, menggunakan operasi hitung bilangan bulat, serta mengaplikasikan konsep operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan pemaparan tersebut, artikel ini berisi tentang penerapan Pendekatan Problem Solving untuk konsep operasi hitung bilangan bulat. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving untuk konsep operasi hitung bilangan bulat? (2) Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving untuk konsep operasi hitung bilangan bulat? (3) Seberapa besarkah peningkatan hitung bilangan bulat setelah pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving? METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 31 siswa, yaitu 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April s.d. Juni Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan pendekatan penelitian yang paling cocok bagi para guru dan calon guru karena selain guru maupun calon guru dapat melakukan penelitian, mereka juga mendapatkan manfaat dari hasil penelitiannya tersebut.

5 Manfaat dari PTK sendiri adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu Model Kemmis & Mc Taggart. Model ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang menjadi sebuah siklus. Jumlah siklus dalam penelitian ini ada tiga. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instumen pembelajaraan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Pekerjaan Rumah (PR). Sedangkan instrumen pengumpul data terdiri dari lembar observasi kegiatan guru dan siswa, lembar wawancara, angket, dan tes kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. Metode analisis data hasil penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu dengan melakukan analisis dan memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian, seperti angket, lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan. Metode kuantitatif yaitu dengan melakukan analisis dan memberikan skor atas hasil evaluasi siswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perencanaan Tahapan ini berisikan persiapan pembelajaran pada setiap siklus, khususnya menyusun instrumen penelitian. Intrumen penelitian terdiri dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pembelajaran yang berisikan RPP dan LKS, sedangkan instrumen pengumpul data yang berisikan angket, lembar observasi, lembar wawancara, dan tes pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran yang wajib disusun setiap guru agar pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung sebagaimana mestinya berdasarkan kurikulum yang berlaku. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP setiap siklus disusun berdasarkan langkahlangkah Problem Solving menurut Polya (1956), yaitu: memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan perencanaan, dan mengecek ulang. Perencanaan yang dilakukan pada Siklus I dirancang untuk mengatasi masalah awal yang terjadi di kelas IV A. Karena kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat masih kurang, maka guru mempersiapkan pembelajaran dengan langkah-langkah Pendekatan Problem Solving yang diharapkan mampu meningkatkan hitung bilangan bulat. Karena pada pembelajaran biasa, aktivitas siswa kurang, maka guru menyusun beberapa strategi, seperti ice breaking dan game yang diharapkan dapat menciptakan iklim yang menyenangkan di kelas. Keadaan siswa yang agak sulit diatur pun dapat dikendalikan dengan ice breaking. Perencanaan Siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dari Siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada Siklus I antara lain: guru perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, masalah yang digunakan dalam pembelajaran harus kontekstual/dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, media stik es krim harus diperbanyak jumlahnya agar setiap siswa dapat menggunakannya, serta dalam membimbing diskusi kelompok, perhatian guru harus lebih merata dan optimal. Sementara itu kelebihan-kelebihan pada Siklus I antara lain: guru memberikan ice breaking yang memotivasi siswa, media stik es krim telah cukup memfasilitasi siswa, reward bintang turut memotivasi siswa, siswa senang berdiskusi di dalam kelompok, serta game cukup mengembangkan jiwa kompetitif siswa. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka disusunlah perencanaan Siklus II dengan

6 Hana Riana Permatasari, Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat memperbaiki kekurangan pada Siklus I dan mempertahankan kelebihan pada Siklus I. Perencanaan Siklus III disusun berdasarkan hasil refleksi dari Siklus II. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada Siklus II antara lain: penyajian materi dengan media harus lebih baik lagi, kondisi pembelajaran aktif harus lebih kondusif, serta media dan soal cerita harus lebih baik lagi. Sementara itu, kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Siklus II antara lain: penerapan Pendekatan Problem Solving sudah terlihat, siswa sudah antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa dapat menyimak materi dengan baik, pembelajaran kelompok sangat efektif dan dapat menyelesaikan beberapa persoalan sekaligus, serta terjadi peningkatan hitung bilangan bulat. Dengan demikian, disusunlah perencanaan Siklus III dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada Siklus II dan mempertahankan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Siklus II. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat untuk memfasilitasi siswa dalam belajar, khususnya dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, LKS berisi masalahmasalah berkenaan operasi hitung bilangan bulat dan dikerjakan siswa secara berkelompok agar mereka dapat berdiskusi dan berbagi ilmu dengan teman-temannya. Pada tahap perencanaan Siklus I, guru membagi kelompok siswa secara heterogen agar pada setiap kelompok, siswa yang lebih pandai dapat membantu siswa yang lebih rendah kemampuannya serta siswa dapat berbaur satu sama lain. Namun, pada pelaksanaannya sebagian besar siswa tidak mau mengikuti kelompok yang telah ditentukan guru. Sebagian besar siswa ingin pembentukan kelompok dengan teknik nyanyian Watermelon karena teknik tersebut dianggap lebih fair dan lebih menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut, pada perencanaan Siklus II, guru merancang teknik nyanyian Watermelon. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa senang dengan teknik ini, maka pada perencanaan Siklus III pun pembagian kelompok dengan teknik nyanyian Watermelon. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving ini, penulis menggunakan angket sebagai salah satu instrumen pengumpul data. Angket terdiri dari beberapa aspek yang berkenaan dengan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran. Angket ini berisi tujuh pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Hasil dari angket ini dianalisis secara kuantitatif sehingga didapat persentase respon siswa pada setiap siklusnya. Pada perencanaan setiap siklus, penulis juga merancang lembar observasi aktivitas guru maupun siswa yang dinilai oleh observer. Lembar observasi aktivitas guru disusun untuk menilai apakah yang guru lakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak. Lembar observasi aktivitas siswa disusun untuk menilai aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi juga dianalisis secara kuantitatif untuk memperoleh persentase aktivitas guru maupun siswa pada setiap siklus. Lembar wawancara juga merupakan salah satu instrumen pengumpul data yang disusun pada tahap perencanaan. Lembar wawancara yang disusun yaitu lembar wawancara kepada observer dan lembar wawancara kepada siswa. Pada setiap akhir siklus, penulis mewawancarai observer untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran untuk perbaikan di siklus selanjutnya. Penulis pun melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui respon siswa selama pembelajaran dan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Penulis pun menyusun tes kemampuan bilangan bulat pada tahap perencanaan. Tes ini dilakukan di akhir setiap siklus untuk

7 mengukur peningkatan kemampuan bilangan bulat. Setelah tes disusun, penulis melakukan uji coba instrumen tes agar tes yang digunakan dalam penelitian memiliki validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda yang cukup. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pada pelaksanaan setiap siklus, guru menampilkan masalah yang ditulis di papan tulis lalu memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkannya. Selanjutnya, guru mengklarifikasi hasil pekerjaan siswa untuk selanjutnya dibahas melalui langkah-langkah Problem Solving seperti yang dikemukakan Polya (1956), yaitu: memahami masalahnya, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali. Pada pelaksanaan tiap siklus, guru memberi kesempatan beberapa siswa untuk maju ke depan dan memecahkan masalah yang diberikan guru di papan tulis sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dahar (Wena, 2011: 63) bahwa untuk memperoleh pengetahuan prosedural dibutuhkan latihan-latihan dan umpan balik. Selain diberi latihan melalui pengerjaan soal di depan kelas, siswa pun diberi umpan balik dengan cara berdiskusi mengerjakan LKS di dalam kelompok. Di dalam kelompok, siswa dapat berbagi ilmu dengan teman-temannya untuk dapat mengerjakan masalah-masalah yang terdapat pada LKS. Pada pelaksanaan setiap siklus, guru memberikan reward kepada siswa yang memiliki sikap yang baik selama pembelajaran, memiliki nilai yang baik, dan berani tampil ke depan kelas. Reward yang diberikan berupa stiker bintang yang ditempel pada kerah baju siswa dan nametag Bintang Kelas pada siswa yang di akhir Siklus III memiliki akumulasi skor tertinggi, sikap yang baik, serta aktif mengikuti pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam keaktifan. Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas guru maupun siswa, wawancara kepada observer, wawancara kepada siswa, serta penyebaran angket kepada siswa, terdapat beberapa kekurangan yang terjadi pada Siklus I, kekurangan-kekurangan tersebut antara lain: guru perlu merencanakan pembelajaran dengan matang, masalah yang digunakan dalam pembelajaran harus kontekstual/dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, media stik es krim harus diperbanyak jumlahnya agar setiap siswa dapat menggunakannya, serta dalam membimbing diskusi kelompok, perhatian guru harus lebih merata dan optimal. Kekurangankekurangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Kurang matangnya perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat diakibatkan oleh kurang lihainya guru dalam mengatur waktu, sehingga perencanaan pembelajaran dilakukan dengan tergesa-gesa. Kurang kontekstualnya soal cerita disebabkan oleh kurang pekanya guru terhadap lingkungan sekitar siswa yang berbeda dengan lingkungan asal guru. Kurangnya jumlah media disebabkan oleh kurangnya inisiatif guru untuk menyediakan media dengan jumlah yang banyak. Kurang merata dan optimalnya bimbingan guru dalam diskusi kelompok disebabkan oleh kesulitan guru dalam menjangkau seluruh kelompok karena terdapat beberapa kelompok yang sulit menyerap arahan guru dan memerlukan bimbingan lebih. Sementara itu kelebihan pada Siklus I antara lain: guru memberikan ice breaking yang memotivasi siswa, media stik es krim telah cukup memfasilitasi siswa, reward bintang turut memotivasi siswa, siswa senang berdiskusi di dalam kelompok, serta game cukup mengembangkan jiwa kompetitif siswa. Media yang digunakan dalam pembelajaran Siklus I adalah stik es krim berwarna, yaitu

8 Hana Riana Permatasari, Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat warna merah dan warna putih (tidak dicat). Media ini digunakan untuk memfasilitasi siswa membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Berdasarkan hasil refleksi Siklus I, media ini telah mampu menunjang kemampuan bilangan bulat. Penggunaan media dirasa sangat penting mengingat tahapan perkembangan siswa yang masih operasional konkret. Seperti yang dikatakan oleh Nasution (1982: 8) bahwa pada taraf operasional konkret, siswa hanya dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya secara nyata. Namun karena jumlahnya sedikit maka tidak dapat memfasilitasi seluruh siswa. Oleh karena itu, pada perencanaan Siklus II, media stik es krim ini diperbanyak jumlahnya agar setiap siswa dapat menggunakannya. Pada pelaksanaan Siklus I, masih terdapat banyak kekurangan sehingga disusunlah perencanaan pelaksanaan Siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada Siklus I dan mempertahankan kelebihankelebihan pada Siklus I. Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas guru maupun siswa, wawancara kepada observer, wawancara kepada siswa, serta penyebaran angket kepada siswa, terdapat beberapa kekurangan yang terjadi pada Siklus II, kekurangan-kekurangan tersebut antara lain: penyajian materi dengan media harus lebih baik lagi, kondisi pembelajaran aktif harus lebih kondusif, serta media dan soal cerita harus lebih baik lagi. Kurangnya penyajian materi dengan media disebabkan oleh kurangnya keterampilan guru dalam menyajikan materi dengan bantuan media. Kurang kondusifnya pembelajaran disebabkan oleh kurangnya penguasaan kelas yang dilakukan guru. Sementara itu, kelebihan yang terdapat pada Siklus II antara lain: penerapan Pendekatan Problem Solving sudah terlihat, siswa sudah antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa dapat menyimak materi dengan baik, pembelajaran kelompok sangat efektif dan dapat menyelesaikan beberapa persoalan sekaligus, serta terjadi peningkatan hitung bilangan bulat. Berdasarkan analisis kualitatif terhadap pelaksanaan Siklus II, pelaksanaan Siklus II telah berlangsung lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan Siklus I. Berdasarkan analisis kuantitatif pun, persentase aktivitas guru maupun siswa pada Siklus II lebih tinggi dibandingkan Siklus I. Perencanaan pelaksanaan Siklus III pun disusun dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada Siklus II dan mempertahankan kelebihan-kelebihan pada Siklus II. Berdasarkan hasil refleksi Siklus II, media stik es krim yang telah diperbanyak jumlahnya ini dapat menunjang peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat, sehingga pada perencanaan Siklus III media ini tetap digunakan. Berdasarkan hasil Siklus II, respon positif siswa semakin meningkat dengan adanya ice breaking dan game ini. Maka pada perencanaan di Siklus III pun dirancang kembali ice breaking dan game yang berbeda agar respon positif siswa semakin meningkat. Agar lebih memotivasi siswa, pada pelaksanaan Siklus III, guru mengadakan game yang berbeda dengan game pada Siklus I dan II yang teknisnya seperti lomba cerdas cermat. Game yang diadakan pada pelaksanaan Siklus III dibuat lebih menarik. Setiap kelompok berjajar dan berusaha menempelkan potongan-potongan karton kecil agar menyusun suatu operasi hitung bilangan bulat. Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru maupun siswa, wawancara kepada observer, wawancara kepada siswa, serta hasil angket siswa, pelaksanaan pembelajaran Siklus III telah berlangsung dengan sangat baik. Kekurangannya yaitu terletak pada kurang meratanya perhatian guru kepada siswa. Namun selebihnya pelaksanaan pembelajaran berlangsung baik. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif

9 terhadap hasil lembar observasi kegiatan guru dan siswa, persentase aktivitas guru maupun siswa telah tinggi. 3. Respon Siswa Respon siswa pada setiap siklus menunjukkan respon positif serta terjadi peningkatan respon siswa setiap siklusnya. Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan angket yang disebar kepada siswa, sebagian besar siswa mengatakan bahwa mereka lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya diskusi kelompok, pemberian reward berupa stiker bintang, dan diadakannya game. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasution (1982: 13) yang mengatakan bahwa secara ideal seorang anak harus mempunyai minat untuk sesuatu agar ia belajar dengan sungguh-sungguh. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru menerapkan reward, ice breaking, dan game yang bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa. Begitupun pula dengan hasil 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0,27 <g1> analisis kuantitatif angket yang meningkat setiap siklusnya, hal tersebut dikarenakan pembelajaran dan pengelolaan kelas yang terus diperbaiki setiap siklusnya. Siswa juga menyukai penggunaan media stik es krim yang menarik dan juga dapat memfasilitasi pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving ini untuk konsep operasi hitung bilangan bulat. 4. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap hasil tes kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat dari Siklus I ke Siklus II, didapat indeks gain sebesar 0,27 dengan interpretasi rendah. Sementara berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap hasil tes kemampuan bilangan bulat dari Siklus II ke Siklus III, didapat indeks gain sebesar 0,43 dengan interpretasi sedang. 0,43 <g2> Gambar 1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Berdasarkan Analisis Indeks Gain Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari Siklus II ke Siklus III. Perbedaan indeks gain yang terjadi di Siklus I ke Siklus II dan dari Siklus II ke Siklus III disebabkan oleh beberapa hal. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat berkaitan erat dengan pelaksanaan pembelajaran denga Pendekatan Problem Solving. Berdasarkan pembahasan mengenai pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II telah lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I, dan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus III telah lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan pemahaman konsep dari Siklus II ke Siklus III lebih baik dibandingkan dengan

10 Hana Riana Permatasari, Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat peningkatan kemampuan pemahaman konsep dari Siklus I ke Siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat setiap siklusnya. Pada Siklus III, persentase ketuntasan belajar siswa telah sangat baik, walaupaun terdapat salah seorang siswa yang masih belum tuntas belajar. Setelah dilakukan deep interview (wawancara mendalam) terhadap siswa tersebut dan wali kelas, ternyata siswa tersebut belum lancar membaca dan memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan teman-temannya sehingga berpengaruh terhadap prestasinya di kelas. Terjadinya peningkatan kemampuan bilangan bulat tersebut sejalan dengan pendapat Russefendi (2006: 12) yang menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa belajar. Faktor-faktor tersebut adalah: model penyajian materi, pribadi guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi luar. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan secara rinci bahwa model penyajian materi mencakup pendekatan, metode, ataupun media yang digunakan untuk memfasilitasi penyajian materi di kelas. Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru maupun siswa, faktor-faktor tersebut secara keseluruhan berjalan dengan baik. Model penyajian materi dengan penerapan Pendekatan Problem Solving terbukti efektif untuk konsep operasi hitung bilangan bulat. Pribadi guru yang menyenangkan juga membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa meningkat. Suasana kelas pun terasa menyenangkan dengan diterapkannya ice breaking yang dapat mengatasi kejenuhan siswa selama pembelajaran serta memusatkan perhatian siswa. Terjadinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian Sutarmi (2012) dimana hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkannya pendekatan pemecahan masalah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut: pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving untuk konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV A SDN 2 Cibodas telah terlaksana dengan kondusif sesuai dengan langkah-langkah Pendekatan Problem Solving, respon siswa terhadap pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving untuk konsep operasi hitung bilangan bulat pada siswa di kelas IV A SDN 2 Cibodas cukup baik, serta peningkatan kemampuan bilangan bulat pada siswa kelas IV A SDN 2 Cibodas setelah pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Solving terjadi secara cukup signifikan dalam setiap siklusnya. DAFTAR RUJUKAN Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Polya, G. (1956). How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method. Zurich: Princeton Paperbacks. Russefendi, H.E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Penerbit Tarsito. Sutarmi, S. (2012). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pemecahan Masalah pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat

11 (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri Bojongkulur 03 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor). Skripsi pada Program Studi PGSD UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sutrisno. (2012). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: 12/pemahaman -matematis.html [27 April 2013] Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena melalui pendidikan, manusia belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan berpengaruh terhadap perubahan

Lebih terperinci

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 1, Desember 2013

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 1, Desember 2013 PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Bilangan Pecahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian. Adapun yang akan dibahas pada bab ini diantaranya adalah metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODELOGI PENELITAN BAB III METODELOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar, 2009:

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian secara umum diartikan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi, Desember 203 PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Nuri Annisa Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Restu Heri Suryana 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Sebagaimana dikemukakan oleh Kunandar

Lebih terperinci

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF Marjuki (SD Negeri 09 Kepahiang, Kabupaten Kepahiang) e-mail: marjuki.kph@gmail.com Abstract: The purpose of this study is

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Menurut Arikunto dkk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Jurnal Forum Didaktik Vol 1 No 2 Edisi September 2017 ISSN

Jurnal Forum Didaktik Vol 1 No 2 Edisi September 2017 ISSN PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Bilangan Pecahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltian Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN Raihanah Sari Universitas Lambung Mangkurat Email: reyhana89.rss@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP. Abstract

PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP. Abstract 21 Pembelajaran Melalui Pemecahan Masalah Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No. 3 Siboang Asmawir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas VI SD Negeri 34 Gantung Ciri Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Suharsimi A. (2004 dalam Sukajati, 2008) ada tiga kata yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas pertama kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action rescarch (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale Agusmawan, Imran, dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki kualitas manusia agar mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi sesuai dengan perubahan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan gabungan (mix) pendekatan kualitatif dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran dimana bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY Triyanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG Rustiana Primasari 1, Wahyudi 2, Joharman 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dini Apriani 1, Atep Sujana 2, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD 184 Jurnnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 U PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD IMPROVING THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT USING

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

PENGELOLAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD PENGELOLAAN ALAT PERAGA BENDA MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD Yuliarni SDN 04 Kepahiang Jl. M.Jun Kel. Pasar Kepahiang, Kec. Pasar Sejantung e-mail: yuliarni646@yahoo.co.id Abstract: The

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sains Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Labuan Panimba Budianti, Vanny Maria,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD 167648 KOTA TEBING TINGGI Sabaria Haloho Guru SD Negeri 167648 Kota Tebing Tinggi Surel : sabaria.haloho@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kutoharjo 01 Pati yang dilaksanakan pada semester 1 tahun 2013/2014. Subjek penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sekitar bulan Juli sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan sekitar 3 bulan pada

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Intan Maylani Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. 16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV SDN 2 NGASINAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Laela

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD Oleh: Ani Mutoharoh 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 Email Animut_17@yahoo.com Abstract: The Application

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki-laki. Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki-laki. Siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini terfokus pada siswa kelas V SD Negeri 7 Wonodadi yang terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Sutarmi 1,Triyono 2, Harun Setya Budi 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi, penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan

Lebih terperinci

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Tersedia online di EDUSAINS Website:  EDUSAINS, 7 (2), 2015, Tersedia online di EDUSAINS Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains EDUSAINS, 7 (2), 2015, 202-208 Research Artikel PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU METODE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Alur Penelitian Menurut model Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2006:97), alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar matematika, maka guru perlu tahu bagaimana sebenarnya jalan atau BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai usaha guru, dosen, dalam membantu siswa, mahasiswa, dan peserta didik untuk memahami atau terampil matematika. Oleh karena

Lebih terperinci

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning Penerapan Strategi Pembelajaran Belajar Tuntas (Mastery Learning) Menggunakan Media Video dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Proses Daur Air untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kelas V SD

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2013 di SD Negeri Ngemplak Kidul 03 Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Febertina Zai SMP Negeri Satu Atap Gunungsitoli Selatan, kota Gunungsitoli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

Keywords: RME, paper folding media, fraction

Keywords: RME, paper folding media, fraction PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 KUWAYUHAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Elyawati 1, Wahyudi 2, M.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa BAB III PROSEDUR PENELITIAN 1.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa 27 orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) DI KELAS IV SDN 26 PARAK BURUK PADANG Yuyu Tri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan pendidikan di sekolah dasar ini meliputi pembentukan kepribadian dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR DI SDN 03 BATUNG Disusun Oleh: RENI FIRMASARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendapat Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998, hlm. 13)

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pendapat Kemmis dan Taggart (dalam Kasbolah, 1998, hlm. 13) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim disebut

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002 1 PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DENGAN MODEL POLYA PADA PEMBELAJARAN ARITMETIKA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B MTs NEGERI 3 MATARAM SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL Oleh: APNORMI 608311454735 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci