BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara signifikan. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap
|
|
- Farida Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Martowijoyo (1999) melakukan penelitian dengan judul: Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan Perilaku Masyarakat Pedesaan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam secara signifikan. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Peminjam dan terhadap Jumlah Penunggak Kredit. Asmara (2007) melakukan penelitian dengan judul: Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat Dan Peran Lembaga Keuangan Pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa Variabel Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Nilai Tunggakan. Anggrijani (1993) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelembagaan dan Keragaan Sistem Perkreditan Pedesaan (Studi Kasus Program Perkreditan Pedesaan P4K, PPKKP, dan Kredit Informal). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa Besarnya Persentase Cicilan terhadap Pokok Pinjaman merupakan salah faktor yang mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pinjaman. Kuncoro (1983) melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Kembali Kredit Bimas Padi. Hasil penelitian yang
2 diperoleh bahwa Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit Landasan Teori Manajemen Kredit Pengertian Manajemen Kredit Kegiatan Pengelolaan Kredit merupakan bagian dari Manajemen Keuangan. Hal ini dapat dilihat dari batasan Manajemen Keuangan yang menyebutkan sebagai Manajemen Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Dari uraian diatas pada prinsipnya fungsifungsi Manajemen Keuangan meliputi; 1. Fungsi pengambilan keputusan Investasi 2. Fungsi pengambilan keputusan Pembelanjaan 3. Fungsi pengambilan kebijakan dividen. Fungsi pertama menyangkut tentang Keputusan Alokasi Dana baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Secara garis besar Keputusan Investasi dapat dikelompokkan kedalam Investasi jangka pendek seperti : investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berhaega maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, kenderaan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi Aktiva dalam Neraca perusahaan. Manajer Keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap jenis Asset perusahaan.
3 Fungsi Kedua, menyangkut tentang pengambilan Keputusan Pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pembelanjaan ini menjawab berbagai pertanyaan penting seperti bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal? Bagaimana memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien? Bagaimana komposisi sumber dana optimal yang harus dipertahankan? Apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal asing ataukah modal sendiri. Peran Manajer Keuangan dalam pemenuhan kebutuhan dana menjadi semakin komplek dalam kondisi globalisasi pasar modal. Fungsi Ketiga, menyangkut tentang Kebijakan dividen. Pada prinsipnya kebijakan dividen ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dan pembelian kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembelanjaan investasi dimasa datang. Apabila Manajer Keuangan memutuskan untuk membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka maka ketergantungan terhadap sumber dana eksternal menjadi semakin besar, sebaliknya apabila Manajer Keuangan memandang bahwa perusahaan telah memiliki finansial leverage yang tidak menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan. Teori Keuangan pada prinsipnya menjelaskan tentang bagaimana orang atau perusahaan seharusnya berperilaku dan kemudian dikembangkan teori yang lebih formal
4 untuk mempelajari perilaku orang atau perusahaan.dalam Manajemen Keuangan dipelajari manajemen tentang real asset atau aktiva riil dan financial asset seperti saham dan obligasi. Baik asset riil maupun asset finansial dinilai secara langsung dari kemampuannya menghasilkan aliran kas dimasa datang. Salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh seorang Manajer Keuangan adalah bagaimana perusahaan memperoleh modal untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Salah satu teori yang sangat spektakuler tentang Teori Manajemen Keuangan modern menyimpulkan bahwa Nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh Struktur Modal (Franco.M) Kegiatan pengelolaan kredit dikenal dengan istilah manajemen kredit, mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas. Kasmir (2007) menyatakan bahwa: Manajemen Kredit adalah proses: perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit dan pengendalian kredit yang macet. Richard (2008) menyatakan bahwa ; Credit Management involves five main steps: First, you must determine the terms on which you propose Second, you must decide what evidence you need of indebt edness Third, you must consider which customers likely to pay their bills Fourth, you must decide how much credit you are prepared extend to each customer Finally, after you have granted credit,you have the problem of collecting the money
5 Unsur-Unsur Kredit Kasmir (2007), bahwa ada 5 (lima) unsur-unsur kredit yaitu; kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa. Berdasarkan hal diatas, pemjelasan unsur-unsur kreditmya sebagai berikut: 1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern. 2. Kesepakatan, yaitu kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3. Jangka Waktu, yaitu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. 4. Resiko, yaitu adanya suatu tenggang waktu pengembalian tidak tertagihnya /macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. 5. Balas Jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.
6 Adapun Komponen dalam menentukan suku bunga Kredit antara lain : 1. Total Biaya Dana Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh Bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. 2. Biaya Operasi Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya. 3. Cadangan resiko kredit macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. 4. Laba yang diinginkan 5. Pajak Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, naka lembaga keuangan tersebut harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar kembali. Keyakinan itu diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian tersebut mencakup kriteria-kriteria tertentu dan mempunyai ukuran-ukuran yang menjadi
7 standar setiap lembaa keuangan lainnya. Penilaian oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C s (5 C s) yaitu; Character, Capacity, Capital, Colleteral dan Condition. Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut : 1. Character, yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belaakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar kredit. 2. Capacity, yaitu untuk melihat calon nasabah dalam kemampuanya membidangi usaha yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah, yang terakhir akan melihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital, yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dengan melakukan pengukuran seperti dari segi; likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya. 4. Colleteral, yaitu berkaitan dengan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan diharapkan melebihi jumlah kredit yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition, yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa yang akan datang. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-
8 benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kredit dana bergulir tersebut diatas ditujukan kepada usaha-usaha kecil masyarakat meliputi : 1. Jual nasi 12. Tukang las 23. Ternak kambing 34. Jual tempe 2. Jual goreng 13. Tukang tempel ban 24. Ternak ayam 35.Jual mainan 3. Jual soto 14. Tukang bengkel 25. Ternak ikan 36. Jual kedai sampah 4. Jual bakso 15. Tukang beca 26. Petani sayur 37 Jual minyak eceran 5. Jual es 16. Tukang bordir 27. Jual sayur 38.Dagang keliling 6. Jual miesop 17. Tukang jahit 28. Jual sawit 39.Usaha fotocopy 7. Jual pecal 18. Pengrajin batu bata 29. Jual bibit sawit 40.Warung kopi. 8. Jual kerupuk 19. Pengrajin mebel 30. Jual daun pisang 9. Jual lontong 20. Tukang arang 31. Jual gula merah 10. Jual kue 21. Tukang bangunan 32. Jual kayu bakar 11. Jual jajanan 22. Tukang pangkas 33. Jual monja Kebijakan Perkreditan Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Daryanto). Sartono (2000): Kebijakan Kredit mencakup beberapa keputusan ;1) Kualitas account accepted, 2) Periode Kredit, 3)Potongan Tunai, 4) Persyaratan Khusus dan 5) Tingkat Pengeluaran untuk mengumpulkan kredit. Kebijakan biasanya ditetapkan secara formal oleh para Manager puncak organisasi. Kebijakan dapat ditetapkan secara formal dan dapat muncul secara informal. Secara formal manager menetapkan kebijakan karena mereka merasa hal itu akan meningkatkan efektivitas organisasi. Mereka ingin berbagai aspek organisasi
9 mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mereka hendak menjernihkan berbagai konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi. Secara informal muncul dari serangkaian keputusan konsisten pada berbagai subyek yang dibuat melebihi suatu periode waktu Teori Tentang Standar Operasional Prosedur Perkreditan Pengertian Standar Operasional Prosedur. Standar Prosedur adalah pelaksanaan kebijakan dengan pedoman-pedoman yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-instruksi terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Prosedur paling tidak sangat berguna untuk: (1) menghemat usaha manajerial, (2) memudahkan pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, (3) menimbulkan pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, (4) memudahkan pengawasan, (5) memungkinkan penghematan personalia dan (6) membantu kegiatankegiatan koordinasi. Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk bentuk hasil yang dapat dihitung. Hal ini memungkinkan para pengurus BKM untuk dapat mengkomunikasikan pelaksanaan kerja yang diharapkan kepada para bawahan secara lebih jelas serta efisien dan efektif.
10 Menurut Anggaran Dasar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu, untuk dapat memperoleh pinjaman bergulir, ada ketentuan umum pinjaman bergulir yaitu: a. Peminjam adalah mereka yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang terdiri dari 5 orang atau lebih b. KSM calon peminjam disyaratkan memiliki anggota minimum 30 % wanita dan minimum 30 % anggotanya adalah warga masyarakat yang miskin yang ada dalam daftar PS c. Para anggota KSM tersebut telah memiliki usaha atau memulai usaha baru d. Para anggota KSM tersebut bersedia menanggung renteng (menanggung bersamasama) terhadap pembayaran anggota lain yang menunggak. e. Para anggota KSM tersebut telah memiliki simpanan, baik dititipkan di UPK atau di Bank lain di lokasi tersebut f. Besar Pinjaman awal Rp ,- per anggota, dan pinjaman berikutmya maksimal Rp ,- per anggota tergantung kelancaran pembayaran dan keadaan keuangan UPK serta perkembangan usaha anggota KSM g. Jasa Pinjaman dikenakan sebesar 1,5 % - 3 % per bulan (ditentukan oleh LKM) dihitung dari pokok mula-mula h. Jangka waktu Pinjaman maksimal 1 tahun i. Pembayaran angsuran dilakukan bulanan.
11 Prosedur Pemberian Kredit. Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapantahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan,pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan nama prosedur pemberian kredit, yang bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Kasmir (2007) menyatakan prosedur pemberian kredit secara umum sebagai berikut: 1. Pengajuan proposal 2. Penyelidikan berkas pinjaman 3. Penilaian kelayakan kredit 4. Wawancara pertama 5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot) 6. Wawancara kedua 7. Keputusan kredit 8. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya 9. Realisasi kredit. Menurut Booklet Manajemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya bahwa tahapan dalam proses pemberian pinjaman di Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Besama melalui tahapan sebagai berikut :
12 a. Tahap permohonan pinjaman b. Tahap pemeriksaan permohonan pinjaman c. Tahap putusan pinjaman d. Tahap pencairan pinjaman e. Tahap pembayaran kembali Teori Tentang Pelayanan Kredit Pengertian Pelayanan Kredit Pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh uang atau jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa (Daryanto). Dalam melayani sangat diperlukan berbagai sikap Pelayan yang mampu menarik minat nasabah dalam berkomunikasi. Beberapa sikap yang harus diteladani oleh seorang Customer Service antara lain: 1. Beri kesempatan Nasabah berbicara untuk mengemukakan keinginannya 2. Dengarkan baik-baik 3. Jangan menyela pembicaraan sebelum Nasabah selesai bicara 4. Ajukan pertanyaan setelah Nasabah selesai bicara 5. Jangan marah dan mudah tersinggung 6. Jangan mendebat Nasabah 7. Jaga sikap sopan, ramah dan selalu berlaku tenang 8. Jangan menangani hal-hal yang bukan merupakan pekerjaannya
13 9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu. Kasmir (2007) menyatakan : Pelayanan adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik Kasmir (2007) menyatakan: Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah sebagai berikut: 1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik 2. Tersedia personil yang baik 3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga selesai 4. Mampu melayani secara cepat dan tepat 5. Mampu berkomunikasi 6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi 7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik 8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah 9. Mampu memberikan kepercayaaan kepada nasabah Pengertian/Defenisi Pengembalian Pinjaman. Echols (2005) : Pengembalian pinjaman adalah kegiatan membayar kembali semua hutang kepada seseorang.
14 Menurut Pedoman Teknis Pembukuan UPK, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, Direktorat Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya (2008) bahwa Tingkat kegiatan Pengembalian Pinjaman dapat digolongkan meliputi : 1.Lancar: apabila peminjam tidak mempunyai tunggakan 2.Perlu perhatian: apabila peminjam menunggak kurang dari 3 (tiga) bulan atau 3(tiga) kali angsuran 3.Kurang lancar: apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6 (enam) bulan/kali angsuran 4. Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali anguran 5. Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan /kali angsuran P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Visi dan Misi Visinya mewujudkan masyrakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Misinya yaitu membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan pemukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan. Tujuan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan :
15 1. Terbangunnya lembaga masyarakat yang memiliki karakter : a. Berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan (jujur, adil, ikhlas/kerelawanan) dan berdasar prinsip-prinsip kemasyarakatan (partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan pembangunan yang memperhatikan tridaya yaitu: perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat dan pengembangan ekonomi. b. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan c. Mengakar dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin d. Mampu menyuarakan harapan masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan e. Mampu menjadi wadah masyarakat dalam penyeleseian permasalahan yang ada di wilayahnya 2. Meningkatkan akses masyarakat miskin perkotaan terhadap pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan, membangun kerjasama dan kemitraan ke berbagai pihak terkait (bank, notaris, auditor publik, media massa terhadap lembaga badan keswadayaan masyarakat. 3. Mengedepankan peran pemerintah kota/kabupaten agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin melalui pengelolaan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah di wilayahnya dan kemitraan serta kelompok peduli (perorangan/ anggota asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, lsm dan sebagainya) Selanjutnya strategi yang dilaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan meliputi :
16 1.Mendorong proses transparansi sosial dari masyarakat tidak berdaya/ miskin menuju masyarakat berdaya meliputi 4 (empat) hal : a. Internalisasi nilai-nilai (jujur, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman) dan prinsip-prinsip universal (demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi) sebagai pondasi kokoh untuk memberdayakan masyarakat. b. Membangun dan mengorganisir ikatan pemersatu antara lain kesamaan kepentingan, kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial (kejujuran, solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial) c. Pembelajaran penerapan konsep tridaya (daya sosial, daya lingkungan dan daya ekonomi) dalam penanggulangan kemiskinan d. Membangun kemampuan masyarakat untuk menyiapkan rencana-rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan dan mendorong partisipasi maupun kemandirian masyarakat. 2. Membangun dan memberdayakan kelembagaan lokal masyarakat di Kelurahan. 3. Menjalin kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah Tujuan dan Tugas BKM Didalam Anggaran Dasar Pasal 1 ayat 2) dinyatakan; BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) Maju Bersama adalah lembaga otonom dan independent yang dibentuk oleh utusan warga di Kelurahan Urung Kompas dengan tujuan utama; untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, mengatasi berbagai masalah di masyarakat khususnya
17 masalah kemiskinan, menumbuhkan kembali ikatan dan solidaritas sosial antar warga untuk saling bekerjasama. Selanjutnya pasal 11 dipertegas lagi bahwa tujuan (BKM) Maju Bersama adalah; Dalam jangka pendek BKM membuat perencanaan operasional dan pelaksanaan tahunan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan yang bersumber dari perencanaan jangka menengah program penanggulangan kemiskinan (PJM-Pronangkis) yang telah ditetapkan. dalam jangka menengah (BKM) merumuskan, menetapkan dan melaksanakan PJM-Pronangkis yang berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan. Dakam jangka panjang, merupakan wadah untuk membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali nilai- nilai kemanusiaan, ikatan-ikatan social dan menggalang solidaritassesama warga agar saling bekerjasama demi kebaikan.kepentingan dan kebutuhan bersama, serta pada gilirannya akan memperkuat kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Kemudian pada pasal 20 dinyatakan bahwa yang menjadi tugas BKM meliputi; merumuskan PJM-Pronangkis bersama warga secara partisipatif, membuat rencana program tahunan yang didasarkan pada PJM-Pronamgkis yang telah ditetapkan, pemgambilan keputusan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin, mengawasi proses pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang sehari-harinya dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), memberikan keputusan akhir dari seleksi berbagai usulan yang telah dilakukan oleh UPK dan Unit Pengelola lainnya yang berawal dari usulan KSM atau panitia atau dari masyarakat lainnya, membangun
18 transparansi melalui berbagai media, diantaranya papan pengumuman,sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan, laporan akhir tahun, serta melakukan rapat secara terbuka dan melakukan audit keuangan, merumuskan, menyusun dan menetapkan aturan main (termasuk sanksi) dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat yang dimulai dari dana P2KP, memfasilitasi kerjasama dengan potensi sumber daya yang ada dalam proses penanggulangan kemiskinan. Penggunaan jasa pinjaman dibagi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penambahan Modal BKM sebesar 30 % b.pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasarlingkungan sebesar 15 % c. Biaya operasional BKM sebesar 40 % d. Kegiatan sosial masyarakat sebesar 15 %. Dalam penyusunan perencanaan operasional dan tahunan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi atau kredit dana bergulir rembug warga mutlak diperlukan. Dalam Bab I, Pasal 1, yang dimaksud Rembug warga adalah pertemuan atau musyawarah yang diikuti oleh para utusan warga yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya dalam Bab V Pasal 12 menyatakan fungsi dan tugas Rembug Warga meliputi : 1.Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota kepemimpinan BKM Maju bersama. 2.Menilai laporan pertanggung jawaban BKM Maju Bersama yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
19 3.Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKM Maju Bersama. 4.Menetapkan dan mengesahkan perencanaan program penanggulangan kemiskinan dalam menjalankan kegiatan BKM 2 (dua) tahun mendatang. Sebagai contoh pada tanggal 29 Mei 2008 telah dilakukan pemilihan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) melalui rembug warga di kantor Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan batu dengan cara mengutus minimal 10 (sepuluh) orang masyarakat setiap lingkungan untuk memilih seorang Koordinator baru dan anggota BKM lainnya yang berjumlah 12 (dua belas orang) Kerangka Konseptual Teori yang mendasari kerangka konseptual penelitian ini adalah pendapat Sartono (2000): Untuk menentukan Kebijakan Kredit yang optimal seorang Manager Keuangan harus mempertimbangkan beberapa variabel penting yang berkaitan dengan Pengembalian Pinjaman, Standar Prosedur Kredit dan Pelayanan Kredit.. Selanjutnya Martowijoyo (1999) melakukan penelitian dengan judul Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam. Selanjutnya Suku Bunga Pinjaman berpengaruh sangat signifikan terhadap Jumlah Penunggak Kredit Asmara (2007) melakukan penelitian dengan judul: Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Ekonomi Produktif Masyarakat Dan Peran Lembaga Keuangan Pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Indramayu. Hasil
20 penelitian yang diperoleh bahwa Variabel Jumlah Pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Nilai Tunggakan. Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4.Hipotesis Penelitian. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit berpengaruh signifikan dan positip terhadap Pengembalian Pinjaman pada Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas,Kecamatan Rantau Selatan.
BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Lebih terperinciBOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR
BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciPengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)
Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku
Lebih terperinciTATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP
TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
Lebih terperinciBAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA
BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepda masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan ( Financial Management ), atau dalam literature lain di sebut pembelanjaan, adalah segala aktivitas perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
Lebih terperinciPendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM
Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di
Lebih terperinciA. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM
A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang berisikan dua elemen esensial yakni unsur Pemerintah (public) dan unsur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciLampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia
112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
BAB III GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. A. Profil Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan
Lebih terperinciAnalisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang capaian kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK BKM Tridaya Karangwaru dari aspek penerima pinjaman (LAR),
Lebih terperinciBAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang
BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang
Lebih terperinciBy : Angga Hapsila, SE.MM
By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas dan memenuhi segala kewajiban
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.
Lebih terperinciGUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM
GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tentang Perbankan Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank : 2.1.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian
Lebih terperinciBab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM
Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM 4.1 Latar Belakang Pada P2KP II, dana BLM (Bantuan Langsung ke Masyarakat) ditempatkan sebagai dana stimulan atau pelengkap dari prakarsa dan keswadayaan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN III.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, di mulai dari kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani Credere yang
Lebih terperinciPertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?
Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP
Lebih terperinciBab 7 Manajemen Piutang
Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS KEORGANISASIAN
PEDOMAN TEKNIS KEORGANISASIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDOMAN TEKNIS KEORGANISASIAN PNPM Mandiri Perkotaan Kotak Pengaduan : PO BOX 2222 JKPMT SMS : 0817 148 048 atau e-mail
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 817 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian bank menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diserap dalam gugusan atau kelompok perusahaan tersebut (range of the member
2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ternyata sangat bervariasi dan tidak selalu sama di setiap Negara, tergantung
Lebih terperinciSEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH
SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Akan tetapi penanganannya selama
Lebih terperinciV. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN
V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap
Lebih terperinciProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial
BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit dan Pengertiannya Kata kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya kepercayaan atau credo berarti saya percaya (Shintawati, 2010; Triandaru dan Budisantoso, 2009;
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti pernah dilakukan oleh Papalangi (2013), tentang Penerapan SPI dalam Menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keberlangsungan suatu perusahaan terutama di bidang lembaga keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan beroperasinya perusahaan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).
Lebih terperinciBAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I. KETENTUAN UMUM
BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperincisesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT
BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPOLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab.
POLA KEBIJAKAN PENGURUS CREDIT UNION PANTURA LESTARI 2010-2011 Alamat : Jl. Ketapang Siduk KM 33 Desa Sei. Putri Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang VISI Persatuan Keuangan Masyarakat Pesisir Pantai
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM /UP - UP C18 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pinjaman Bergulir 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Koperasi Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi Tenggara ) awal mula Bapak Muzain
Lebih terperinciBUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
-1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT
1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI
Lebih terperinci