Hulu Migas Indonesia Perspektif Praktisi Hukum BUMN
|
|
- Yuliana Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tata Kelola Baru: Hulu Migas Indonesia Perspektif Praktisi Hukum BUMN Forum Hukum 2017 SKK Migas & KKKS Genades Panjaitan Chief Legal Counsel & Compliance PT Pertamina (Persero) Yogyakarta, 27 April 2017
2 Pembahasan Tantangan Industri Migas Nasional Tata Kelola Baru Menjawab Tantangan Pasal 33 UUD 45 sebagai Jiwa Pengelolaan Migas Nasional Dampak ke Depan yang Memberi Harapan Courtesy: Bahan dari Tim RUU Migas Pertamina
3 Indonesia menghadapi tantangan penurunan produksi dan peningkatan impor migas. 10 tahun ke depan, dibutuhkan investasi ~ USD 170 miliar Hulu Hilir Pemasaran & Pengolahan Hilir - Gas Penurunan produksi 2% per tahun Kebutuhan akan teknologi, kapabilitas, dan infrastruktur Risiko menurunnya minat investasi dari investor asing Kebutuhan investasi baru sebesar > USD 100 miliar hingga tahun 2025 Kompleksitas & kapasitas pengolahan yang kurang memadai; impor saat ini hampir 50% dari permintaan Kebutuhan investasi USD miliar (GRR dan RDMP) untuk melakukan upgrade & membangun kilang-kilang baru Kebutuhan bahan kimia secara signifikan dipenuhi melalui impor Mekanisme penetapan harga saat ini kurang menjamin viabilitas finansial bagi para pemain sektor hilir Peningkatan share gas dalam bauran energi, dapat menjadikan Indonesia sebagai importir net gas Kondisi negara kepulauan memerlukan manajemen grid yang inovatif Kebutuhan untuk memasikan ketersediaan gas bagi sektorsektor utama seperti pupuk, listrik dan petrokimia pada harga optimal Kebutuhan investasi sebesar ~ USD 15 miliar di sektor Gas Indonesia memerlukan iklim investasi berkelanjutan yang menawarkan kepastian regulasi dan ketentuan fiskal menarik untuk mendorong investasi baru guna memonetisasi sumber daya alam nya 2
4 BUMN energi Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan negara-negara lain di dunia sehingga berdampak pada kecilnya kapasitas investasi Pendapatan 2016, USD miliar Laba 2016, USD miliar Aset 2016, USD miliar Produksi 2016, MBOEPD Cadangan Terbukti 2016, MMBOE Perusahaan minyak Internasional (major IOCs) Perusahaan minyak nasional Terbesar (major NOCs) Perusahaan minyak regional (regional NOCs) BUMN Indonesia ,2 0,2 0,4 3, Tidak termasuk Saudi Aramco, Kuwait dll yang sangat besar dan sulit untuk dikuantifikasi Untuk cadangan terbukti adalah Net Entlitement reserves remaining dari woodmackzie Data untuk Shell danpgn adalah untuk status tahun 2015 (untuk produksi dan cadangan terbukti) Data financial untuk PLN, Bukit Asam dan PGN adalah 2015,, Pertamina Unaudited Des Source: Bloomberg, Laporan tahunan, BP Statistical Review 2016
5 Sementara NOC lain memanfaatkan posisi domestik mereka guna meningkatkan kapasitas investasi untuk melakukan ekspansi overseas Porsi Produksi Migas Domestik Porsi produksi Pertamina terhadap total produksi migas Indonesia termasuk rendah jika dibandingkan dengan NOC lain:(mboepd) ~82 ~78 ~99 ~50 ~93 ~24 Bagian NOC (%) Brazil 2.8 Algeria Saudi Arabia 1.7 Malaysia 6.1 China 2.2 Indonesia Produksi Non-NOC Produksi NOC Sumber Cadangan Komersial NOCs Rendahnya porsi produksi domestik Pertamina berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan Pertamina melakukan ekspansi migas overseas : (%) % 16% 7% 13% 8% 14% 21% 51% 22% 28% 25% 20% 5% 11% 11% 11% 12% 22% 47% 37% Source: Laporan Tahunan, BP Statistical Review, Wood Mackenzie, Pertamina 2% 6% 7% 7% 78% jumlah negara Lainnya LN, Negara ke-3 LN, Negara ke-2 LN, Negara ke-1 Dalam Negeri 4
6 Kapasitas investasi Pertamina sendiri relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan energi negara lain di dunia Annual investment capacity for different NOCs bn USD Walaupun diproyeksikan meningkat 2 kali dalam 5 tahun ke depan, investasi Pertamina masih relatif kecil Source: Bloomberg; Laporan Tahunan
7 Negara lain memberdayakan BUMN yang kuat untuk mengintegrasikan seluruh value chain dan menjamin ketahanan pasokan energi Petronas sebagai integrator energi untuk Malaysia Peran Manajemen regulasi dan PSC Unit bisnis MPM PTT mendukung ketahanan energi Thailand dengan melakukan akuisisi aset-aset di seluruh value chain di berbagai negara Misi Untuk mendukung ketahanan energi Thailand Eksplorasi dan produksi Petronas Carigali Sdn Bhd Hulu (Upstream) Midstream Hilir (Downstream) Gas Pipa PGB LNG Pengolahan (kilang) & manufakturing Bahan kimia/ Petrokimia Perkapalan Pemasaran hilir (down-stream marketing) Petronas LNG/ Petronas trading Kerin refinery Beberapa lainnya (mis: Engen di SA) Petronas Chemical Group (PCG) MISC Niaga (trading) PETCO MITCO Dagangan (PDB) Selenia (Pelumas) Beberapa entitas di beberapa negara Source: Website perusahaan dan laporan tahunan Minyak dan gas Batu bara Jenis energi lainnya 40% saham di KKD oil sands (Canada) PTT Mining Ltd PTT Asia Pacific Mining Ltd Membeli aset-aset batu bara di Indonesia Combined Heat & Power producing Co. 6 JV untuk KIlang Berinvestasi dalam usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Myanmar 7 6
8 Di Hulu: Produksi menurun dari 2,6 menjadi 2,0 mmboepd dalam 14 tahun terakhir mmboepd % p.a Produksi Minyak Gas production Sejak berlakunya UU Migas 2002, produksi menurun ~2% per tahun Untuk produksi minyak saja, penurunan bahkan lebih besar (~3.5% per tahun) 7
9 Di Hulu: Negara memerlukan teknologi dan kapabilitas baru untuk memproduksikan minyak dari lapangan tua dan wilayah perbatasan ~70 % produksi Indonesia saat ini masih berasal dari lapangan-lapangan mature 1 Banyak blok baru yang ditawarkan di wilayah Timur Indonesia, memerlukan teknologi dan kapabilitas lebih canggih Bagian produksi dari lapangan (2016) Produksi dari lapangan tua Produksi dari lapangan non-tua Produksi saat ini menurut tahun mulai pengembangan kboepd Blok-blok ditawarkan dalam kurun perizinan % Wilayah timur Indonesia 70% 44% Other areas 30% 469 Pra an an an 603 Pasca Mature fields: Lapangan-lapangan yang telah diproduksikan selama lebih dari 25 tahun 38% 62% 29% 71% Offshore-deepwaterultradeepwater Onshore/conventional CBM Non-CBM 8
10 10 Di Hilir: ketergantungan terhadap impor BBM, LPG, dan Gas Bumi diproyeksikan akan semakin besar Kebutuhan BBM GRR RDMP Eksisting mbpd +6% * , ,821 1,821 Dengan kenaikan demand BBM ~6%p.a, walaupun semua rencana pembangunan/upgrade kilang berjalan, Indonesia diperkirakan tetap mengalami defisit BBM hingga ~600 ribu barrel per hari di Indonesia diproyeksikan akan mengalami defisit gas sebesar ~ bcfd pada 2025 mmscfd ,601 Jawa Barat , Jawa Tengah Jawa Timur 2021 Sumatera Tengah Sumatera Utara Kalimantan & Papua 2022 * Berdasarkan kajian RDMP Pertamina Diperlukan infrastruktur gas untuk menjembatani daerah surplus dan defisit serta terminal-terminal impor: 9
11 Di Hilir: Hingga 2025, Indonesia memerlukan investasi USD miliar untuk meningkatkan kehandalan dan ketersediaan infrastruktur Migas Nasional guna mengantisipasi pertumbuhan demand 11 Investasi Storage BBM 30 Hari Arun Regas $3bn Mini LNG Simenggaris Mini LNG Nunukan Pipa Gas Pertamina Eksisting Pipa Gas Pertamina Rencana Liquefaction terminal Regas terminal/ FSRU Mini LNG Investasi Strategic Petroleum Reserves (SPR) BBM Operational/Existing EPC (under construction) Potential (planned/ under discussion) $3bn PT Badak NGL Investasi Pipanisasi BBM 1. CY-III (Lomanis Rewulu) 2. CB-III (Lomanis Tasikmalaya) 3. Cikampek Plumpang II 4. Sukabumi Padalarang 5. Boyolali Pengapon 6. Boyolali Madiun 7. Surabaya Kraton 8. Cikampek Padalarang 9. Balongan Malangbong Land-Based LNG Terminal Bojonegara $4bn FSRU Nusantara Regas FSRU Cilacap 1. Balongan Cikampek 2. Cikampek Plumpang 3. Lomanis Maos 4. Maos Rewulu 5. Rewulu Boyolali 6. Lomanis Tasikmalaya 7. Tasikmalaya Ujung Berung 8. Ujung Berung Padalarang 9. Tuban - Surabaya RDMP & GRR Upgrade kilang eksisting (RDMP) Pemabungan Grass Root Refineries (GRR) FSRU Makasar FSRU Porong $30-40 bn DSLNG Land-Based LNG Terminal Benoa Investasi Jaringan Pipa $5bn Investasi Jaringan Pipa Salawati Mini LNG Plant 10
12 Indonesia belum memiliki Strategic Petroleum Reserves (SPR) yang memadai Strategic Petroleum Reserve beberapa negara (hari) Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur untuk Memenuhi Stok BBM 30 hari Indonesia N/A Product Crude Thailand 25 Cambodia 30 China 90 India 90 Singapore 90 Japan 153 Korea 238 Total ,209,453 2,365,675 KL 11
13 Sebagai pelaku usaha hulu-hilir migas yang terintegrasi, Pertamina dapat membantu Indonesia mengatasi tantangan-tantangan tersebut Pertamina sebagai perusahaan Minyak & Gas terintegtrasi dapat memainkan peran pemimpin dalam menjamin ketahanan suplai Kapabilitas khusus di seluruh rantai nilai di Indonesia Dapat meningkatkan kapasitas investasi Indonesia melalui pendapatan Migas yang lebih baik Tujuan Pertamina Hulu Produksi 650 mmboe tahun 2016 Penyelesaian proyek DS LNG & Banyu Urip proyek-proyek minyak terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir Potensi konsolidasi arus kas untuk meraih tambahan investasi Meningkatkan produksi Indonesia, mengakuisisi aset Luar Negeri, membangun operasi & kapabilitas manajemen proyek yang efisien Hilir Pemasaran & Pengolahan ~90% market share pada Pengolahan dan Ritel Mengoperasikan ~70-75% kapasitas storage nasional Perusahaan milik negara 100% Melakukan updgrade dan membangun kilang, mengoperasikan storage & distribusi strategis, dan menjadi pemasok utama di seluruh pasar Hilir - Gas Pemain gas utama dengan PJBG sebesar~1630 mmscfd Rencana impor 8.3 mta LNG tahun 2020, dengan 4 mtpa mulai tahun 2018 Rencana tahun 2020 ~5000 km pipa dan rumah tangga terkoneksi Menjamin pasokan LNG, membangun infrastruktur optimal dan menumbuhkan pasar gas domestik di Indonesia 12
14 Pertamina dapat berperan membangun industri Migas guna memastikan ketahanan dan kemandirian energi dan memberikan nilai lebih bagi Indonesia Hulu Hilir Pemasaran & Pengolahan Hilir - Gas Sebagai kustodian cadangan nasional Indonesia, konsolidasi cadangan & arus kas; Meningkatkan kapasitas investasi sebesar USD 6-8 miliar Mengelola PSC secara efektif & efisien atas nama Pemerintah Mengembangkan sumber daya Indonesia, didukung oleh perbaikan ketentuan fiskal bagi eksplorasi di daerah frontier, I/EOR, aset-aset tua & CBM (diperlukan ~ USD100 miliar investasi; potensi dampak arus kas USD 4-7 miliar selama 10 tahun bagi Pertamina) Menjamin cadangan internasional (berpotensi hingga 20%-40% portofolio) Membangun kapabilitas untuk memperbaiki operasional & pelaksanaan proyek melalui kemitraan internasional secara tepat Membangun & upgrade kapasitas pengolahan yang penting melalui RDMP & GRR (memerlukan investasi USD30-40 miliar) Memerlukan insentif untuk lahan, potongan pajak, pengecualian cukai (potensi peningkatan NPV USD 7-10 miliar) Proteksi terhadap impor, mis: izin impor produk & crude hanya jika meng-operasikan kilang Menjamin ketersediaan produk di Indonesia secara efisien Membangun infrastruktur penyimpanan strategis untuk mengelola SPR (hingga 90 hari crude & produk) dengan bantuan fiscal Pemerintah untuk SPR Membangun & mengelola grid nasional terdiri dari jalur pipa, LNG dan Regasification Plant (virtual grid) sebagai Agregator Nasional Memimpin pembangunan infrastruktur guna menumbuhkan pasar gas (memerlukan investasi ~ USD 20 miliar) Menjamin efisiensi impor LNG (8-9 MTPA) Mempercepat proyek Hulu utama guna meningkatkan ketersediaan gas Suplier utama bagi PLN guna mengurangi biaya sourcing LNG bagi PLN Mengoptimalkan pricing menurut wilayah pada sektor-sektor strategis mis. pupuk, city gas untuk memastikan pengembangan pasar gas Menjamin suplai kepada konsumen utama 13
15 Tata kelola migas yang baru perlu didasari oleh 5 (lima) prinsip berikut: 1 Pembinaan dan pengawasan Pemerintah yang efektif dan efisien 2 Pengelolaan dan pengusahaan sektor Migas Hulu dan Hilir yang bersumbu pada BUMN (BUMN Holding MIGAS) Pengintegrasian pengelolaan dan pengusahaan sektor Hulu dan Hilir Migas Penunjukan dan penguatan BUMN Holding MIGAS sebagai suatu korporasi ( business entity ) yang kompeten dan kuat secara teknis dan memiliki kapasitas investasi yang cukup Pengelolaan BUMN Holding MIGAS berdasarkan prinsip Good Corporate Governance 14
16 Pasal 33 UUD 1945 Sebagai Jiwa Pengelolaan Migas Nasional Tata Kelola Migas Nasional harus bisa mengembalikan jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 45 yang dirasakan sempat hilang dalam UU 22/2001 Kpts MK UU 44 Prp 1960 UU 8/1971 UU 22/2001 UU Migas Baru Kesesuaian dengan Jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945 X? 15
17 Tata Kelola Baru: Mendapatkan hak pengelolaan atas semua blok migas di Indonesia dan PSC Management berada di dalam Pertamina Dari: Situasi saat ini Menjadi: Manajemen PSC di dalam Pertamina Mineral Right Mining Right Business Right Ownership AP WK X Portfolio Pertamina State Government SKK Migas KKKS AP WK Z WK A WK C Pemberian hak kustodian pengelolaan dan pegusahaan seluruh blok migas nasional kepada BUMN Migas meningkatkan kedaulatan energi Blok baru dan terminated masuk kpd BUMN Migas meningkatkan ketahanan energi Konsolidasi arus kas menaikkan leverage BUMN Migas meningkatkan kemampuan investasi meningkatkan produksi dan cadangan migas DN dan LN + infrastruktur Hilir Integrasi Hulu Hilir Memastikan manfaat dari Hulu untuk pengembangan Hilir Kemandirian Energi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat Menerapkan sistem Chinese Wall untuk tetap menjaga profesionalisme dan daya saing blok-blok migas yang dikelola BUMN Holding Migas 16
18 Tata Kelola Baru Meningkatkan Kapasitas Investasi Pertamina Pemberian hak atas cadangan migas nasional berpotensi menaikkan kapasitas investasi BUMN Migas Holding sebesar USD miliar untuk peningkatan cadangan dan produksi Nasional serta pembangunan infrastruktur di Hilir. Realisasi Investasi Tahunan IOCs/NOCs ( ) USD miliar ~27-53 Tambahan Kapasitas Investasi dari Tata Kelola Baru ~22-46 ~26-34 ~26-40 ~18-25 ~13-25 ~10-15 ~3-4 ~10-15 ~8 ~2-7 17
19 Dampak Tata Kelola Baru Bagi Seluruh Stakeholders PEMERINTAH MASYARAKAT BUMN Migas Holding Meningkatkan pendapatan negara, dari optimasi produksi dan dividen Peningkatan Stabilitas Nasional, melalui availability, acceptability, accessibility, dan affordability energi. Memperkuat champion nasional untuk menjadi pemain regional terbesar Meningkatkan minat investasi di sektor migas domestik dengan iklim investasi yang lebih kondusif Lebih banyak lagi peluang lapangan pekerjaan dan ketenagakerjaan, seiring ekspansi sektor migas. Ketersediaan energi dengan harga yang lebih terjangkau Menikmati multiplier effect akibat tumbuhnya sektor migas Memperkuat cashflow dan kemampuan investasi melalui konsolidasi dan monetisasi aset-aset migas nasional Meningkatkan kemampuan produksi hulu baik domestik maupun melalui akusisi luar negeri BUMN Migas Holding yang lebih besar dan kuat akan mampu menjadi agent of development untuk membantu melaksanakan tugas-tugas Negara dalam menjamin sebesar-besar kemakmuran rakyat. 18
20 Dampak Tata Kelola Baru Secara Keseluruhan Tata Kelola Migas yang baru akan mendukung kemakmuran rakyat melalui implementasi berbagai program energi nasional Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat Indonesia KETAHANAN & KEMANDIRIAN Pengamanan kebutuhan Migas domestik Pertumbuhan produksi dan cadangan migas nasional; Pemanfaatan produksi migas dalam negeri Maksimalisasi sumberdaya migas melalui Integrasi kegiatan hulu dan hilir Penguasaan kapasitas kilang dalam negeri dan luar negeri Peningkatan Cadangan Penyangga Energi (CPE) Peningkatan Kehandalan & ketersediaan infrastruktur migas Peningkatan Availability & affordability pasokan BBM ke seluruh negeri Pancasila dan UUD 1945 IMPLEMENTASI Peningkatan produksi domestik Peningkatan produksi dari overseas M&A Perubahan tata kelola migas (DMO) Konsep Holding Migas Proyek NGRR, RDMP dan Kilang Swasta Pembangunan Strategic Petroleum Reserves & peningkatan stok nasional Kebijakan BBM satu harga Pembangunan infrastruktur hilir (terminal BBM, LPG, perkapalan, pipa gas dan BBM, LNG, dll) Implementasi akan lebih optimal dengan penguatan BUMN Migas Holding 19
21
Disampaikan dalam rangka : National Conference IIA Agustus 2015 Jogyakarta
M ewujudkan Kem an dir ian En er gi M en u ju Sat u Pe r t a mi na Bar u Disampaikan dalam rangka : National Conference IIA Agustus Jogyakarta Konteks Pasar dan Tantangan yang Dihadapi Pertamina Perubahan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciCAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)
Lebih terperinci... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008
RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan penyediaan energi Indonesia hingga 2030 dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 4 042100.S/HI.01/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 30 Nop 2012 21:28:04 Perihal Laporan Hasil Public Expose
Lebih terperinciANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS
ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS Biro Riset BUMN Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Tantangan pengelolaan migas di Indonesia dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar
Lebih terperinciV. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG
V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih
Lebih terperinciFORUM ENERGIZING INDONESIA Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Domestik untuk Ketahanan Energi Nasional
PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk FORUM ENERGIZING INDONESIA Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi Domestik untuk Ketahanan Energi Nasional Jakarta, 16 Maret 2017 Tantangan Pengelolaan Gas Bumi MBOE Indonesia
Lebih terperinciSOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK
SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK OLEH : SATYA W YUDHA Anggota komisi VII DPR RI LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS Landasan filosofis: Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PASAR DOMESTIK GAS BUMI TERBESAR ADA DI PULAU JAWA YANG MEMILIKI CADANGAN GAS BUMI RELATIF KECIL;
LATAR BELAKANG GAS BUMI MEMPUNYAI PERAN YANG SANGAT PENTING DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL, YAITU SEBAGAI SUMBER ENERGI, BAHAN BAKU DALAM NEGERI DAN SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN NEGARA DAN DEVISA.; PERMINTAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di dalam negeri
Lebih terperinciLAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35
LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang
Lebih terperinciSUMMARY REPORT SEMINAR TATA NIAGA GAS BUMI DAN BBM Forum Energizing Indonesia (FEI) Jakarta, 22 November 2017
SUMMARY REPORT SEMINAR TATA NIAGA GAS BUMI DAN BBM Forum Energizing Indonesia (FEI) Jakarta, 22 November 2017 Forum Energizing Indonesia Ikatan Alumni Departemen Teknik Gas Petro Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciCapaian Industri Migas Semester I Tahun 2016
Capaian Industri Migas Semester I Tahun 2016 Kementerian ESDM Republik Indonesia Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Jakarta, 22 Juli 2016 Jujur, Professional, Melayani, Inovatif, Berarti 1 1 Rumah
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciPERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang
Lebih terperinciKedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan I. Pendahuluan Sejak tahun 2008 Indonesia resmi menjadi net importer migas akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada. Posisi ketahanan
Lebih terperinciPERTAMINA BUTUH RP 520 TRILIUN DALAM 10 TAHUN UNTUK BANGUN KILANG
PERTAMINA BUTUH RP 520 TRILIUN DALAM 10 TAHUN UNTUK BANGUN KILANG Detik.com PT Pertamina (Persero) menempatkan pembangunan kilang pada rencana pengembangan jangka panjang perusahaan untuk mendukung program
Lebih terperinciSTATUS SUMBER DAYA ALAM MIGAS DI INDONESIA CADANGAN, PRODUKSI DAN OUTLOOK JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG
STATUS SUMBER DAYA ALAM MIGAS DI INDONESIA CADANGAN, PRODUKSI DAN OUTLOOK JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG Disampaikan Dalam Acara Diskusi Publik Institute for Essential Services Reform (IESR) Jakarta,
Lebih terperinciREKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015
REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola
Lebih terperinciDIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN MINYAK DAN GAS BUMI DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS BALIKPAPAN, 9 MARET
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber
Lebih terperinciTantangan dan Praktik Kepatuhan Pertamina
Tantangan dan Praktik Kepatuhan Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) KPK, International Business Integrity Conference (IBIC) 2016 Jakarta, 17 November 2016 Visi Misi Pertamina
Lebih terperinciKondisi Pasokan dan Permintaan BBM di Indonesia dan Upaya Pertamina Dalam Pemenuhan Kebutuhan BBM Nasional
PT PERTAMINA (PERSERO) Direktorat Pengolahan Kondisi Pasokan dan Permintaan BBM di Indonesia dan Upaya Pertamina Dalam Pemenuhan Kebutuhan BBM Nasional Rachmad Hardadi Direktur Pengolahan 23 Januari 2015
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciDEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sejalan dengan visi, misi, dan program transformasi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, dan seiring dengan berkembangnya pasar angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam ini menjadi salah satu penunjang utama untuk menigkatkan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 013000.S/HM.01.00/SPER/2013 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 01 Mar 2013 15:10:03 Perihal Keterbukaan Informasi Yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip
264 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan : 5.1.1 Syarat-syarat dan ketentuan dalam kontrak EPCI di bidang usaha hulu Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip unidroit. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda
Lebih terperinciDEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG DIWAKILI OLEH: ROES ARYAWIJAYA DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI Kondisi Pengelolaan Energi, Ketenagalistrikan
Lebih terperinciPerusahaan Gas Negara
Perusahaan Gas Negara Investor Summit 2014 6M 2014 Update Catatan: Informasi yang terdapat pada presentasi ini ditujukan hanya sebagai referensi pribadi. Presentasi ini dapat mengandung proyeksi dan ekspektasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Lebih terperinciGambar 3.1. Struktur Perusahaan
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden RI No. 21/2001. Mulai saat itu badan usaha selain Pertamina dapat
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009
INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan
Lebih terperinciPanduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Produksi Energi Fosil... 3 2. Asumsi... 4 3. Metodologi... 13
Lebih terperinciKINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017
KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017 1 I. KINERJA UTAMA HULU MIGAS (Q3 2017) 2 2017 SKK Migas All rights reserved Wilayah Kerja Migas Konvensional & NonKonvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Salah satu elemen penting penunjang pertumbuhan ekonomi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir kondisi perekonomian indonesia cukup stabil meskipun perekonomian dunia banyak mengalami masalah. Di saat negara-negara Eropa
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciINDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2
INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for
Lebih terperinciPrediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model
Lebih terperinciDEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL
RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL Dasar Hukum RUEN UU No. 30/2007 Energi UU No.22/2001 Minyak dan Gas Bumi UU No.30/2009 Ketenagalistrikan PP No. 79/2014 Kebijakan Energi Nasional Perbaikan bauran
Lebih terperinciMembangun Kedaulatan Energi Nasional
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Membangun Kedaulatan Energi Nasional Disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama pada Pra-Musrenbangnas 2015 Jakarta, 16 April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk disingkat PGN adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Yang menghubungkan pasokan gas bumi
Lebih terperinciOleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010
Kebijakan Energi dan Implementasinya Tinjauan dari Sisii Ketahanan Energi Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dan banyak negara di dunia masih sangat bergantung dengan kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan akan minyak bumi terus
Lebih terperinciShell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan
UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10 tahun terakhir ini. Kesulitan dalam investasi dan usaha dibidang minyak dan gas bumi
Lebih terperincimereka. Seperti telah diketahui misalnya KPI telah melakukan kerjasama sebelumnya dengan pihak Jepang dan Vietnam dalam downstream business di Vietnam
BAB IV KESIMPULAN Harapan akan adanya kerjasama yang menguntungkan dari masing-masing pihak menjadi fondasi terjadinya negosiasi antara kedua belah pihak seperti pembahasan sebelumnya. Ketersediaan minyak
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN Energi merupakan penggerak utama roda perekonomian nasional. Konsumsi energi terus meningkat mengikuti permintaan berbagai sektor pembangunan
Lebih terperinciPT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )
PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) JW MARRIOTT HOTEL - 10 JUNI 2015 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 TINJAUAN INDUSTRI 3 KINERJA PERSEROAN 4 PENGEMBANGAN USAHA SEKILAS
Lebih terperinciSTRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL
STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL SEMINAR OPTIMALISASI PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENUJU KETAHANAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN Oleh: DR. Sonny Keraf BANDUNG, MEI 2016 KETAHANAN
Lebih terperinciPOTENSI GAS ALAM DI INDONESIA
POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA M. Hasan Syukur *) ABSTRAK Gas bumi merupakan sumber daya alam dengan cadangan terbesar ketiga di dunia setelah batu bara dan minyak bumi. Gas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya investasi yang besar dan menggunakan teknologi tinggi yang senantiasa terus berkembang. Indonesia merupakan
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI Jakarta, 6 Februari 2014 I KONDISI HULU MIGAS 2 CADANGAN GAS BUMI (Status
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber daya minyak dan gas bumi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
Juta US$ 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini masuk sebagai negara net importir migas, meskipun sebelumnya sempat menjadi salah satu negara eksportir migas dan menjadi anggota dari Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laba Bersih Pertamina Tahun 2014 hingga 2015
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Terbentuknya proses kolaborasi diyakini menjadi salah satu tantangan bagi pengelolaan bisnis dalam organisasi. Hal ini terkait dengan adanya kerjasama dan inisiatif bersama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. Akan tetapi karena hal tersebut, maka mengakibatkan timbulnya persaingan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini seluruh perusahaan beroperasi dalam lingkungan usaha yang terus mengalami perubahan. Perubahan lingkungan ini membuat pengelolaan usaha menjadi semakin
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara
Lebih terperinciCopyright BPH Migas 2017, All Rights Reserved
Copyright BPH Migas 2017, All Rights Reserved 2 Produksi dan Konsumsi Migas Indonesia 1. Saat ini eranya Hilir Migas 2. Cepat atau lambat Indonesia akan menjadi nett importir 3. Selama masih ada kehidupan
Lebih terperinciSektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator
Sektor Pasokan Energi Produksi Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi I. Gambaran Umum Produksi Energi Fosil... 3 II. Asumsi Tetap/Fixed Assumption... 4 2.1. Penemuan Cadangan...
Lebih terperinciBrief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil
Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil A. Konteks Sejak diberlakukan pada tahun 2001, Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001) telah tiga kali dimintakan
Lebih terperinciOPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA
OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA Prof. Indra Bastian, MBA, Ph.D, CA, CMA, Mediator PSE-UGM Yogyakarta,25 Agustus 2014 PRODUK GAS 1. Gas alam kondensat 2. Sulfur 3. Etana 4. Gas alam cair (NGL): propana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia melalui peningkatan nilai tambah, ekspor, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Muhamad Gadhavai Fatony, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Premium merupakan jenis bahan bakar minyak yang digunakan pada sektor transportasi, khususnya transportasi darat baik itu digunakan pada kendaraan pribadi maupun kendaraan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmum Perusahaan Profil dan Sejarah Perusahaan ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi
Lebih terperinciPembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta
Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta Jalan Trisakti Trisakti 1: Berdaulat dalam politik Mengedepankan identitas Indonesia sebagai negara kepulauan dalam pelaksanaan diplomasi dan membangun kerjasama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam perekonomian Indonesia, bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciLD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dengan tata kelola yang baik saat ini menjadi suatu acuan bagi Perusahaan. Perusahaan saat ini menyadari bahwa stakeholders (pemangku kepentingan)
Lebih terperinciDAN ENERGI ALTERNATIF
KEBIJAKAN ENERGI MIGAS DAN ENERGI ALTERNATIF SATYA W. YUDHA ANGGOTA KOMISI VII FRAKSI PARTAI GOLKAR DPR RI VISI PEMANFAATAN ENERGI NASIONAL UUD 1945, PASAL 33 Sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 018100.S/HM.05/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 18 Jun 2012 18:21:14 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.417, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Kilang Minyak. Dalam Negeri. Pembangunan. Pengembangan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPerpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK)
Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) 1 1 LANDASAN HUKUM UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 6 Pasal 12
Lebih terperinciContoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2
BAB II Kajian Pustaka II.1 Analisis input output II.1.1 Tabel Input-Output Hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara satuan kegiatan (sektor) perekonomian dengan sektor lain secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang
Lebih terperinciPeluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah
Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah April 2015 Supported by: Dalam Konteks Indonesia dan Kalimantan Tengah Indonesia memiliki 10% dari
Lebih terperinci