BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,
|
|
- Widyawati Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai penjelasan lebih dalam tentang kata benda kata bantu bilangan. Konsep yang diajukan pada bab II berkenaan dengen pengertian analisis kesalahan, kata, kata bantu dan kata bantu bilangan. Teori yang digunakan pada landasan teori dalam penelitian ini adalah sintaksis dan analisis kesalahan. 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006) yang berjudul Mingliàngcí De Fēnlèi Yǔ Duìwài Hànyǔ Mingliàngcí Jiàoxué yang di tulis oleh Wang Han Wei. Dalam jurnal ini, Wei memaparkan penggolongan kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Penggolongan ini untuk mempermudah pelajar asing dalam mempelajari kata benda bantu bilangan. Wei juga menjelaskan bahwa kata benda bantu bilangan dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu kata benda bantu bilangan khusus dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Pembahasan dalam jurnal ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk dapat melihat penggolongan penggolongan jenis kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. 19
2 Sementara itu, dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007), Jing Jing dan Chang Liang menulis artikel yang berjudul Hàn Yīng Liàngcí Zhī ǐjiào. Dalam jurnal ini Jing dan Chang membandingkan penggunaan kata benda bantu bilangan bahasa Mandarin dengan bahsa Inggris. Jing dan Chang juga memaparkan tentang perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Hasil yang di dapat bahwa dalam bahasa Mandarin jenis kata bantu bilangan satuan individual lebih banyak dari satuan kolektif, sedangkan dalam bahasa Inggris di dapat bahwa jenis kata bantu bilangan satuan kolektif lebih banyak dari satuan individualnya. Pembahasan pada jurnal ini sangat mendukung penulis, karena jurnal ini menerangkan lebih dalam mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan jenis individual dan kolektif dalam bahasa Mandarin. Selanjutnya dalam skripsi Cherry Cerianti (2011) yang berjudul Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia, Cherry memaparkan tentang perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Skripsi ini sangat mendukung penulis pada bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2005), yang berjudul Liàngcí Shuāng Hé Duì De Biànxī Wang Suping memaparkan analisis pada kata benda bantu bilangan shuāng ( 双 ) dan duì ( 对 ) baik dari segi makna dan penggunaannya. Pembahasan pada jurnal ini sangat mendukung penulis, karena 20
3 jurnal ini menerangkan mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan shuāng ( 双 ) dan duì ( 对 ) dalam bahasa Mandarin. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007) Wang Zhifang menulis artikel yang berjudul Liàngcí Gè de ǐyòng Sh Fàn Huà Guǎnjiàn. Fang memaparkan tentang makna dan penggunaan kata benda bantu bilangan 个 (gè) dalam bahasa Mandarin modern. Hasil dari penelitian ini memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan 个 (gè) adalah kata benda bantu bilangan individual, namun penggunaannya tidak dapat terikat oleh kata benda bantu bilangan lainnya. Dalam tesis yang berjudul Duìwài Hànyǔ Jiàoxué Zhōng de Míng Liàngcí Piān Wù Fēnxī Jí Jiàocái Yánji ū (2009) di tulis oleh Zhang Jing, memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin adalah jenis kata yang sangat susah untuk di pelajari dan perlu adanya metode yang tepat dalam pengajarannya. Jing juga menganalisis kesalahan penggunaan kata benda bantu bilangan terhadap mahasiswa Amerika, Eropa, Jepang dan Korea. Hasil yang di dapat pada penelitian ini menganjurkan kepada pendidik agar pelajar lebih sering diberikan hafalan dan contoh mengenai kata benda bantu bilangan. Tesis ini sangat mendukung penulis pada bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Pada jurnal dan skripsi yang ditulis oleh para peneliti Cina tersebut membahas mengenai kata benda bantu bilangan yang berkaitan dengan skripsi 21
4 penulis. Dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu menganalisis kesalahan penggunaan kata benda bantu bilangan dalam kalimat bahasa Mandarin. Hal ini tentu sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian ini akan difokuskan kepada mahasiswa semester IV PSSC FIB USU. 2.2 Konsep Menurut Mardalis dalam buku Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (1989:46) konsep merupakan satu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atau persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam skripsi ini, penulis akan menjelaskan beberapa konsep yang sesuai dengan variabel-variabel yang terdapat pada judul. Konsep yang akan diuraikan penulis dalam skripsi ini adalah analisis kesalahan, kata, kata bantu dan kata bantu bilangan Analisis Kesalahan Analisis kesalahan pertama sekali digunakan sebagai suatu alternatif terhadap linguistik kontrastif. Para linguis yang tidak puas dengan analisis kontrastif mencoba mencari alternatif lain yaitu analisis kesalahan. Analisis kesalahan ini muncul sebagai upaya untuk menerangkan kesalahan yang dilakukan pembelajar dan tidak dapat dijelaskan oleh analisis kontrastif (Tarigan, 1995:60). 22
5 Ellis dalam bukunya yang berjudul Second Languange Acquisition (1986:296) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengindentifikasian kesalahan dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian dan penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Sejalan dengan itu Chrystal (dalam Pateda, 1989:50) yang berjudul Analisis Kesalahan mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengindentifikasi, mengklasifikasi dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan kesalahan yang dibuat oleh seseorang yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua berdasarkan teori linguistik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja para peneliti yang menggunakan teknik meliputi pengumpulan sampel, mengindentifikasi, mengklasifikasi dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan kesalahan yang dibuat oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing Kata Menurut Tarigan dalam buku Pengajaran Morfologi (1985:6), kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari. Kata ialah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari satu atau beberapa morfem. 23
6 Menurut Muis dalam buku Morfosintaksis (2005:6) kata merupakan suatu unsur yang dapat muncul tersendiri dalam berbagai posisi dalam kalimat. Hal senada juga dikatakan oleh Fatimah dalam buku Metode Linguistik (2006:36) kata adalah kesatuan unsur bahasa yang dapat berdiri sendiri dan bersifat terbuka. Menurut Suparto dalam buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003:21) kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi dua bagian yairu kata konkrit dan kata abstrak. Kata konkrit adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Sedangkan kata abstrak tidak mempunyai arti yang konkrit dan tidak dapa berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Sementara itu menurut Zhao Yong Xin (2005:2) dalam bukunya Intisari Tata Bahasa Mandarin, kata adalah satuan terkecil bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai arti dan bisa digunakan untuk membentuk kalimat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata adalah bentuk bebas yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat muncul tersendiri dalam berbagai posisi dalam kalimat Kata Bantu Menurut Suparto (2003:181) dalam buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada bagian belakang kata, 24
7 gabungan kata, atau kalimat yang berfungsi sebagai tambahan untuk menambah arti. Kata bantu dalam Bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kata bantu struktural, kata bantu aspek dan kata bantu modalitas. Fungsi kata bantu adalah tidak dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat dan biasanya kata bantu ditambah pada bagian belakang kata, gabungan kata membentuk bagian kalimat atau ditambahkan pada akhir kalimat. Sementara itu menurut menurut Zhao Yong Xin (2005:2) dalam bukunya Intisari Tata Bahasa Mandarin kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat dan menyatakan makna tambahan. Kata bantu dalam bahasa Mandarin tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan. Berikut ini adalah contoh kata bantu dalam kalimat. 哥哥 gēgē abang 的 de kata bantu 书 shū buku buku abang sangat bagus 很 hěn sangat 好看 hǎokàn bagus Kata Bantu Bilangan Menurut Zhao Yong Xin (2005:21) kata bantu bilangan menyatakan unit suatu kegiatan atau benda. Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh Suparto, menurutnya kata bantu bilangan bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda. Fungsi kata bantu bilangan dalam sebuah kalimat adalah sebagai atribut, adverbial, dan komplemen, serta bisa menjadi subjek dan objek. Kata bantu bilangan memiliki ciri ciri yaitu sebagai berikut: 25
8 a. kata bantu bilangan tidak bisa berdiri sendiri b. Kata bantu bilangan tidak dapat dihapus atau sifatnya melekat pada kata bilangan c. Kata bantu bilangan bisa digunakan bersama kata ganti penunjuk d. Kata bantu bilangan dapat di reduplikasi Struktur dari kata bantu bilangan adalah sebagai berikut : 数词 指示代词 + 量词 + 名词 动词 Kata ganti petunjuk/kata bilangan + kata bantu bilangan + kata benda/kata kerja Kata bantu bilangan dibagi menjadi dua bagian yaitu kata benda bantu bilangan dan kata kerja bantu bilangan. Kata benda bantu bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda (Xin, 2005:21). Kata benda bantu bilangan dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu kata benda bantu bilangan individual, kata benda bantu bilangan kolektif, kata benda bantu bilangan ukuran berat, kata benda bantu bilangan tidak tentu, dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Sedangkan kata kerja bantu bilangan adalah kata yang menyatakan frekuensi suatu kegiatan (Xin, 2005:21). Kata kerja bantu bilangan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kata kerja bantu bilangan majemuk. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai kata benda bantu bilangan yaitu sebagai berikut : 26
9 Kata Benda Bantu Bilangan Menurut Wang Han Wei dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006), kata benda bantu bilangan adalah kata yang digunakan untuk menyatakan jumlah atau berat suatu benda. Pada buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003), Suparto membagi kedalam lima jenis kata benda bantu bilangan yaitu kata benda bantu bilangan individual, kolektif, ukuran berat, tidak tentu, dan pinjaman. 1. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Individual Kata benda bantu bilangan individual atau dalam bahasa Mandarin disebut gètǐ míng liàngcí ( 个体名量词 ) memiliki fungsi sebagai kata benda bantu bilangan untuk menyatakan suatu unit benda yang berbentuk tunggal. Kata benda bantu bilangan individual dapat berperan sebagai atribut, adverbial, subjek dan objek. Contoh kata benda bantu bilangan individual yaitu 只 (zhǐ = seekor), 条 (tiáo = seekor), 本 (běn = sebuah), 把 (běn = segenggam), 根 (gēn = sebatang) dan 匹 (pǐ = segulungan). 2. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Kolektif Kata benda bantu bilangan kolektif atau dalam bahasa Mandarin disebut jítǐ míng liàngcí ( 集体名量词 ) dapat digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang lebih dari satu dalam bentuk kelompok atau dapat digunakan untuk menjelaskan benda yang berbentuk pasangan. Contoh kata benda bantu bilangan 27
10 kolektif yaitu 套 (tào = sebuah atau satu set), 双 (shuāng = sepasang), 群 (qún = sekelompok), 堆 (duī = setimbunan), dan 排 (pái = sederet). 3. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Ukuran Kata benda bantu bilangan ukuran atau dalam bahasa Mandarin disebut dùliànghéng míng liàngcí ( 度量衡名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang memiliki ukuran, berat, panjang dan volume. Contoh kata benda bantu bilangan ukuran adalah 尺 (chǐ = meter), 寸 (cùn = inci), 斤 (jīn = gram) dan 两 (liǎng = ons). 4. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Tidak Tentu Kata benda bantu bilangan tidak tentu atau dalam bahasa Mandarin disebut bù dìngliàng míng liàngcí ( 不定量名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang berbentuk kecil dan memiliki jumlah tidak tentu. Contoh kata benda bantu bilangan tidak tentu adalah 些 (xiē = sedikit) dan 点 (diǎn = beberapa). 5. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Pinjaman Kata benda bantu bilangan pinjaman atau dalam bahasa Mandarin disebut jièyòng míng liàngcí ( 借用名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang umumnya digunakan untuk menyatakan benda dalam bentuk sebuah wadah. Contoh kata benda bantu bilangan pinjaman adalah 杯 (bēi = secangkir), 碗 (wǎn = semangkuk) dan 包 (bāo = sebungkus). 28
11 2.3 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori sintaksis dan analisis kesalahan. Menurut Verhaar dalam buku Asas Asas Linguistik Umum (2008:11) sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata kata di dalam kalimat. Menurut Edi Subroto dalam buku Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural (2007:57), sintaksis bertujuan untuk membentuk kaidah - kaidah yang mengatur bergabungnya kata dengan kata, kata dengan kelompok kata di dalam frase atau kalimat. Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis. Analisis kesalahan mencoba untuk mengindentifikasi apakah kesalahan itu disebabkan oleh kemampuan tata bahasa mahasiswa yang masih kurang atau hanya kekhilafan yang dapat diperbaiki kembali. Ini menunjukkan bahwa kesalahan itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, terlebih lagi dalam menguasai bahasa kedua. Persamaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua akan memperlancar proses belajar bahasa dengan cepat dan mudah, sedangkan perbedaan antara keduanya menimbulkan kesukaran dalam bentuk kesalahan seperti keterbatasan dalam mengingat pelafalan nada dan bunyi bahasa atau penggunaan tata bahasa yang masih kurang. Dengan analisis kesalahan berbahasa 29
12 diharapkan pendidik akan lebih mudah memilih, menyusun, menyajikan, dan melatih bahan pelajaran yang harus di kuasai pelajar atau mahasiswanya supaya mempermudah proses pengajaran itu sendiri. Corder (dalam Prawono, 1996:54) mengungkapkan bahwa secara teoritis untuk menganalisis bahasa pembelajar dengan tujuan untuk mengdiagnosis kesilapan kesilapan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses menguasai bahasa kedua. Beliau juga memaparkan langkah langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis kesalahan dengan benar sebagai berikut: a. tahap mengenal kalimat yang baik dan tidak baik susunannya, analisis dapat merekonstruksi kalimat yang dianggap benar oleh penutur bahasa kedua baik ekspresi maupun konteksnya, b. analisis mendeskripsikan bahasa antara berdasarkan pasangan pasangan kalimat yang baik dan jelek strukturnya, c. penjelasan. Analisis dalam skrispi ini membutuhkan teori teori untuk dijadikan landasan dari hasil penelitian itu sendiri. Penulis menganggap teori sintaksis dan analisis kesalahan ini sangat relevan karena memiliki keterkaitan yang erat untuk dijadikan landasan penelitian dalam skripsi ini. 30
BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan bahasa. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, dipaparkan tentang konsep, penelitian peneliti sebelumnya, dan landasan teori yang digunakan sebagai landasan bagi penulis dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang kata keterangan derajat bahasa Mandarin hěn ( 很 ) dan tǐng ( 挺 ) Telah banyak dilakukan baik di China maupun di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1). Bahasa pun tidak
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam
Lebih terperinciBAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai
BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang konsep kajian pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan suatu alat untuk berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang digunakan ialah bahasa. Kata bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : Febe Belandina dari Universitas Indonesia dengan judul penelitiannya Konjungsi 和 he,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan kata penghubung hǎi shì ( 还是 )dan huò zhě( 或者 )dalam kalimat bahasa Mandarin telah banyak dilakukan. Berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan kata keterangan sudah banyak dilakukan di China khususnya oleh para peneliti bahasa. Namun di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua penulis menuliskan tentang hasil penelitian terdahulu yang di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa, kosakata adalah seperti bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antara suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana
Lebih terperinciBAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Konsep dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Pengertian konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Didalam bab 2, pertama-tama di dalam tinjauan pustaka penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini. Kedua,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia tidak mungkin bisa disampaikan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BENDA BANTU BILANGAN ( 名量词 ) DALAM BAHASA MANDARIN
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BENDA BANTU BILANGAN ( 名量词 ) DALAM BAHASA MANDARIN 印尼学生 名量词 偏误分析 (yìnní xuéshēng míng liàngcí piān wù fēnxī) SKRIPSI Oleh: INTAN ERWANI 080710031 PROGRAM STUDI SASTRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dan kaitan yang erat
Lebih terperinciBAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI Dalam Bab ini berisi tentang konsep, tinjauan pustaka dan juga teori yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakannya dari suku bangsa lainnya. Bahasa daerah mendukung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis memaparkan tentang kajian pustaka atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai bahan referensi untuk meneliti penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan maupun tulisan. Secara linguistik, yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti
BAB II 2.1 Tinjauan Pustaka KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Cina yang meneliti tentang kesalahan penggunaan kata depan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan untuk membentuk sebuah kalimat. Di dalam bahasa Indonesia ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Peneliti Sebelumnya Kata kerja bantu bahasa Mandarin umumnya, kata kerja bantu néng dan hui khususnya belum pernah ada yang meneliti, terutama bagi mahasiswa jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Bab dua berisi tentang penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kata ganti orang, baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Mandarin. Kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi diantara sesamanya selalu harus menggunakan bahasa. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II ini, penulis menjabarkan hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa di Cina beserta konsep, tinjauan pustaka dan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Setiap kegiatan
Lebih terperincimanusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan
Bahasa adalah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan manusia bisa saling berinteraksi. Gorys (1994: 1) memberikan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata-kata sesuai dengan struktur gramatikal suatu bahasa sehingga pesan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu memiliki gagasan dan pendapat yang ingin disampaikan kepada orang lain. Gagasan dan pendapat tersebut diungkapkan dengan menyusun kata-kata sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Maksudnya adalah bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi sangat penting dalam kehidupan seharihari,sehingga interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat tidak akan lancar apabila tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai dalam menganalisis masalah dalam penelitian agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering
Lebih terperinciBAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering
Lebih terperincimelalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan
Lebih terperinciANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA:
ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA: KATA DEPAN BEI ( 被 ) DAN KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN TANPA KATA DEPAN Willy (Universitas Kristen Maranatha) Abstract
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperinciRELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI
RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Bab dua berisi tentang penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kata negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia. Kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO
ANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO 国际日报 补语句子使用分析 Guójì rìbào bǔyǔ jùzi shǐyòng fēnxī SKRIPSI WARA MADINA QASWAT PARIMORA 110710005 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya, manusia diciptakan di samping sebagai makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat, manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dimaksudkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya isyarat, lambang lambang gambar atau kode kode tertentu lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan masyarakat dalam menjalani kehidupan. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara lain,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Juliani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk sosial, bahasa merupakan alat utama dalam mendukung segala aktivitas manusia. Dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti membutuhkan peranan individu lain untuk dapat hidup bermasyarakat yang damai dan sejahtera. Untuk mencapai suatu
Lebih terperinciPrakata Apa Kabar 2007.07.19 Daftar Isi Daftar Isi Prakata... 1 Tokoh-Tokoh dan Keluarga Dalam Buku Ini... 5 Pengenalan Bahasa Mandarin...11 Siapa Saya... 17 Menyampaikan Salam... 35 Anggota Keluarga Saya...
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pemikiran Keberadaan buku teks di perguruan tinggi (PT) di Indonesia perlu terus dimutakhirkan sehingga tidak dirasakan tertinggal dari perkembangan ilmu dewasa ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah Tujuan umum : Pengenalan Bahasa Tionghoa : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Tujuan 1. mengetahui tentang Bahasa Tionghoa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis kontrastif terhadap numeralia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut. 6.1.1 Pengelompokan,
Lebih terperinciBAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS
Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti hakikat manusia menurut Aristoteles ( SM), manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Seperti hakikat manusia menurut Aristoteles (384 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan aturan pembentukan kata dalam sebuah kalimat (Fang Yuqing, 2001, hal.1). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciStandar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial
Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial St. Inti/SK Kompet. Guru Mapel Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diberikan anugerah yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa ilmu tauhid dalam dirinya. Hal ini dapat diurai melalui proses pendalaman dan penjabaran
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ( 汉印量词对比分析 )
ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA ( 汉印量词对比分析 ) SKRIPSI Disusun oleh : CHERRY CERIANTI 070710001 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua penulis memaparkan tentang hasil penelitian terdahulu yang selesai di kaji oleh peneliti sebelumnya. Kajian-kajian tersebut adalah kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan juga berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia. (Walija,1996:4),
Lebih terperinci