BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia.
|
|
- Yanti Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Bab dua berisi tentang penelitian sebelumnya yang meneliti tentang kata negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia. Kemudian berisi tentang konsep yang dipakai dalam penelitian ini, meliputi : pengertian kata, pengertian kata negasi dan jenis-jenisnya, ciri-ciri kata negasi bù dan méi, serta pengertian kalimat dan jenis-jenisnya. Selain itu, bab ini juga diisi tentang landasan teori yang dipakai penulis untuk meneliti kata negasi bù dan méi. 2.1 Tinjauan Pustaka Di Cina penelitian mengenai kata negasi bù dan kaat negasi méi sudah pernah dilakukan, diantaranya Li Ying (1992) membahas Bù de Fǒu Dìng Yì Yì dalam jurnal Yu Yan Jiao Xue Yu Yan Jiu. Dia menjelaskan bahwa bù menyatakan pembicara negasi subyektif; bù menyatakan subjek negasi inisiatif yang terdapat dalam kalimat, lain daripada itu bù tidak memiliki arti yang lain. Sedangkan méi menyatakan keadaan yang obyektif. Sedangkan Li Tie Gen (2003) lebih mendalam lagi meneliti kata negasi bù dan kata negasi méi, dalam penelitiannya yang berjudul Bù, Méi (Yǒu) de Yòngfǎ Jí Qí Suǒ Shòu de Shíjiān Zhìyuē menjelaskan bahwa fungsi negasi bù dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu negasi kepastian dan negasi naratif. Negasi kepastian adalah kepastian negasi terhadap suatu kenyataan, atau disebut juga dengan negasi obyektif. Negasi naratif adalah negasi terhadap suatu tindakan sikap subyektif, subyektif menjelaskan suatu kejadian yang telah lewat yang tidak
2 terjadi atau yang akan datang yang tidak bisa terjadi, atau disebut juga dengan negasi subyektif. Fungsi negasi méi juga dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu fungsi waktu mutlak dan fungsi waktu relatif. Dalam kalimat waktu relatif, méi dapat digunakan untuk menegasikan kalimat pada waktu yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Peneliti lain meneliti bù dan méi melalui pola kalimat, melihat bahwa perbedaan bù dan méi meliputi: (1) perbedaan makna kata. Méi digunakan untuk menegasikan jarak suatu tindakan; bù dapat digunakan untuk menegasikan tindakan itu sendiri, juga dapat digunakan untuk menegasikan tindakan objek yang bersangkutan. Selain itu bù juga dapat digunakan untuk menegasikan hubungan subjek-predikat, atau menegasikan sifat, kondisi, dan lain-lain. (2) perbedaan penunjuk waktu. Méi mengandung makna yang telah lewat, digunakan untuk menegasikan yang telah lewat; bù tidak memiliki kandungan penunjuk waktu, banyak digunakan untuk menegasikan sekarang dan yang akan datang, seperti yang dikatakan oleh Liang Wen Qin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Xiàndài Hànyǔ Zhōng de Bù hé Méi. Di Indonesia penelitian mengenai negasi juga sudah pernah diteliti, diantaranya Sudaryono dalam penelitiannya yang telah dipresentasikan dalam buku yang berjudul Negasi dalam Bahasa Indonesia : Suatu Tinjauan Sintaksis dan Semantik (1993) menemukan adanya tiga macam konstituen yang lazim dipakai sebagai pengungkap negasi, yaitu (1) tidak, bukan, dan berbagai variannya, (2) a-, non-, dan seterusnya, dan (3) jangan, belum, dan lainnya. Pengungkap negasi yang pertama dan kedua disebut konstituen negatif formal
3 bebas dan terikat, karena keduanya memiliki tugas formal sebagai pengungkap negasi dan berwujud sebagai morfem bebas dan terikat. Kelompok ketiga disebut konstituen negatif paduan. Karena di samping menyatakan negasi, konstituenkonstituen itu menyatakan hal lain, yaitu perintah, larangan, dan lainnya. Bambang Wibisono dan Akhmad Sofyan (1997) membahas Negasi Bahasa Madura dalam Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Mereka menjelaskan bahwa bentuk konstituen negasi dalam bahasa Madura berupa morfem bebas, yaitu taq untuk menyatakan tidak, enjaq untuk menyatakan tidak, banne untuk menyatakan bukan, dan jhaq untuk menyatakan jangan. Konstituen negasi taq, enjaq, dan banne digunakan dalam kalimat negatif deklaratif dan negatif interogatif, sedangkan konstituen negasi jhaq hanya dipakai dalam kalimat negatif imperatif. Secara sintaksis, konstituen negasi dalam bahasa Madura berfungsi menegasikan konstituen yang mengikutinya, apakah berupa kata, frasa, dan klausa. Secara semantis, konstituen negasi dalam bahasa Madura berperan sebagai penanda makna kenegatifan. Secara pragmatis, konstituen negasi dalam bahasa Madura digunakan sebagai sarana untuk mengingkari, meyangkal, menolak ajakan, melarang, dan menegas. Konstituen negasi enjaq dan taq walaupun bermakna sama, namun mempunyai perilaku sintaksis yang berbeda. Keduanya tidak dapat saling bersubstitusi. Konstituen enjaq terdapat dalam kalimat jawaban penyangkalan dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran konstituen taq, sedangkan taq dapat hadir tanpa disertai konstituen enjaq. Nenden Susi Elvina (2002) dalam skripsinya yang berjudul Negasi dalam Bahasa Melayu Deli: Tinjauan Sintaksis menemukan bahwa konstituen negasi
4 dalam bahasa Melayu Deli hanya berbentuk morfem bebas, yaitu tide untuk menyatakan tidak, bukan untuk menyatakan bukan, jangan untuk menyatakan tidak boleh, usah untuk menyatakan jangan, belum untuk menyatakan belum, dan tiade untuk menyatakan tidak ada. Secara morfologis, konstituen negasi dalam bahasa Melayu Deli dapat mengalami proses penambahan afiks dan reduplikasi walaupun bersifat terbatas. Dari segi fungsi, konstituen negasi dalam bahasa Melayu Deli mempunyai dua fungsi yaitu sebagai fungsi standar yang hanya mengungkapkan negasi dan sebagai negasi gabungan disebabkan fungsinya yang lain. Secara semantis, konstituen negasi dalam bahasa Melayu Deli mempunyai kemampuan makna mengingkari, menyangkal, menolak, menegaskan, melarang, dan menyatakan proses peristiwa keadaan. 2.2 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Dalam konsep peneliti akan memaparkan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan kata negasi serta jenis-jenis kata negasi. Pertama-tama penulis akan memaparkan tentang pengertian kata, pengertian negasi, kemudian penulis juga akan memaparkan jenis-jenis negasi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Mandarin. Selain itu, penulis juga memaparkan tentang pengertian kalimat dan jenis-jenisnya Pengertian Kata Secara gramatikal kata mempunyai dua status. Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis. Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, kata dibentuk dari bentuk dasar
5 melalui proses morfologi afiksasi, reduplikasi, atau komposisi. Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis kata, khususnya yang termasuk kelas terbuka (nomina, verba, dan ajektifa) dapat mengisi fungsi-fungsi sintaksis. Sedangkan kata-kata dari kelas tertutup (numeralia, preposisi, konjungsi) hanya menjadi bagian dari frase yang mengisi fungsi-fungsi sintaksis itu (Chaer, 2009: 37-38). Menurut Suparto (2003: 21) kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya, kalimat wǒ jiějiě zài yǎ jiā dá gōng zuò terbentuk dari gabungan lima kata, yaitu: wǒ jiě jiě zài yǎ jiā dá gōng zuò 1 kata 1 kata 1 kata 1 kata 1 kata Menurut arti dan tata bahasanya, kata dalam bahasa Mandarin bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu kata konkret/shí Cí dan kata abstrak/xū Cí (function of word). Kata konkrit/shí Cí adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian dari kalimat. Kata konkrit/shí Cí terdiri dari kata benda, kata kerja, kata kerja keinginan, kata sifat, kata bilangan, kata bantu bilangan, dan kata ganti. Kata abstrak/xū Cí (function of word) adalah kata yang tidak mempunyai arti yang konkrit dan tidak dapat berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Kata abstrak/xū Cí terdiri dari kata keterangan, preposisi, kata sambung, kata bantu, kata seru, dan kata tiruan bunyi.
6 Meskipun kata abstrak/xū Cí tidak mempunyai arti kata yang konkrit dalam kalimat, tetapi mempunyai arti dalam tata bahasa. Contoh: wǒ shū saya buku tidak dapat mengungkapkan informasi wǒ de shū ditambahkan de menyatakan buku milik saya Contoh lain : nǐ qù ma? apakah Anda pergi? nǐ qù ba! Anda pergi yah! Kedua kalimat di atas mempunyai modus (nada pembicaraan) yang berbeda sehingga arti yang diutarakan juga berbeda. Urutan kata dalam bahasa Mandarin memiliki tempat yang sangat penting. Kadang-kadang, dua buah kalimat menggunakan kata yang sama, tetapi keduanya mempunyai arti yang berbeda. Contoh : juga berbeda. wǒmen dōu bú qù. (Tata bahasa Mandarin itu mudah, 2003:13) di antara kita tidak ada yang pergi. wǒmen bù dōu qù. di antara kita ada yang pergi dan ada yang tidak pergi. Contoh di atas membuktikan jika urutan katanya berbeda maka artinya Pengertian Negasi Menurut Alwi (2003: 378) pengingkaran atau negasi adalah proses atau konstruksi yang mengungkapkan pertentangan isi makna suatu kalimat, dilakukan dengan penambahan kata ingkar pada kalimat. Pengingkaran kalimat dilakukan dengan menambahkan kata ingkar yang sesuai di awal frasa predikatnya. Menurut Givon (dalam Sudaryono, 1993: 33) pengingkaran atau penyangkalan ialah pengingkaran atau penyangkalan terhadap kebenaran,
7 kefaktualan, dan pranggapan yang dinyatakan oleh lawan bicara atau pembicara sendiri. Menurut Chaer (2006: 119) kata negasi adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal. Kalimat negatif dibentuk dari kalimat (klausa) positif dengan cara menambahkan kata-kata negasi atau kata sangkalan ke dalam klausa (kalimat) dasar itu. Muis (2005: 51) menyatakan bahwa kalimat ingkar atau menyangkal adalah kalimat turunan yang dibentuk dari kalimat inti dengan menggunakan unsur menyangkal (negatif) dalam frasa verba dan pola intonasi akhir menurun. Dalam bahasa Mandarin, kata negasi disebut dengan 否定词 fǒu dìng cí. Lai Hui (2000: 68) dalam jurnal Fouding Ju Fenlei Tan Xi mengatakan: 否定句是以句义对立为分类标准, 具有与肯定句相对立的意义 ; 同时也有一定的形式标准, 通常是用否定副词来表达这种否定的意义 ( fǒu dìng jù shì yǐ jù yì duì lì wéi fēn lèi biāo zhǔn, jù yǒu yǔ kěn dìng jù xiāng dùi lì de yì yì, tóng shí yě yǒu yí dìng de xíng shì biāo zhǔn, tōng cháng shì yòng fǒu dìng fù cí lái biǎo dá zhè zhǒng fǒu dìng de yì yì: kalimat negasi adalah pertentangan arti kalimat menurut standarnya, mempunyai arti yang berlawanan dengan kalimat positif ; bersamaan dengan itu juga mempunyai bentuk standar yang pasti, biasanya menggunakan kata negasi untuk menyatakan arti negasi ini.) Jenis-jenis Kata Negasi Kata penyangkal atau kata negasi adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal. Kata penyangkal yang ada dalam bahasa Indonesia (Chaer, 2006: ) adalah tidak, tak, tiada, tanpa dan bukan.
8 Kata penyangkal tidak dengan fungsi menyatakan ingkar digunakan di depan kata kerja dan kata sifat. Kata penyangkal tak dengan fungsi untuk menyatakan ingkar dapat digunakan di depan kata kerja atau kata sifat, sebagai varian dari kata tidak. Contoh : (6) Mereka tidak (tak) datang. (Sintaksis Bahasa Indonesia, 2009: 206) (7) Anak itu tidak (tak) pandai. (Sintaksis Bahasa Indonesia, 2009: 207) Kata penyangkal tiada digunakan untuk menyatakan tidak pernah digunakan di depan kata kerja. Selain itu, kata penyangkal tiada juga digunakan untuk menyatakan tidak ada digunakan di depan kata benda. Kata penyangkal tanpa sama artinya dengan tidak dengan. Kata penyangkal ini digunakan di depan kata benda atau di depan kata kerja. Contoh : (8) Kalau tiada uang jangan pergi. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 120) (9) Aku tiada berkata begitu. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 120) Kata penyangkal bukan digunakan untuk mengingkari kebenaran sesuatu digunakan di depan kata benda. Selain itu, kata penyangkal bukan juga digunakan untuk mengingkari sesuatu, yang disertai dengan pembetulannya yang digunakan di depan kata benda dan di depan kata kerja. Kata penyangkal bukan juga digunakan untuk menegaskan apakah orang yang diajak bicara sependapat dengan si pembicara digunakan pada akhir kalimat tanya. Kata penyangkal bukan yang disertai kata penyangkal tidak dengan fungsi menghapuskan pengingkaran digunakan di depan kata kerja atau kata sifat. Kata penyangkal bukan yang
9 disertai kata hanya pada klausa pertama, dan kata tetapi juga atau melainkan juga pada klausa kedua digunakan untuk menyatakan penegasan penambahan. Contoh : (10) Ini bukan mangga. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 120) (11) Dia bukan menulis melainkan menggambar. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 120) (12) Kamu murid kelas dua, bukan? (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 121) (13) Aku bukan tidak percaya kepadamu. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 121) (14) Saya bukan hanya mendengar, melainkan juga menyaksikan sendiri kejadian itu. (Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, 2006: 121) Alwi (2003: ) menambahkan kata ingkar jangan dan belum sebagai jenis kata negasi dalam bahasa Indonesia. Kata ingkar jangan digunakan hanya untuk mengingkarkan kalimat verbal dan adjektival imperatif. (15) Jangan tutup pintu itu! (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 2003: 380) Kata ingkar belum digunakan pada kalimat berpredikat verbal, adjektival, dan numeral tak tentu, jenis deklaratif dan interogatif. Kata ingkar belum tidak pernah digunakan dalam kalimat eksklamatif, karena kalimat eksklamatif selalu menyatakan perasaan yang dalam tentang sesuatu pada saat yang timbul secara tiba-tiba, sedangkan kata belum mengandung ciri makna proses, peristiwa, atau keadaan yang melibatkan jangka waktu tertentu. Contoh : (16) Saya belum makan. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 2003: 379) (17) Uangnya belum banyak.(tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 2003: 379)
10 Kata penyangkal atau kata negasi yang ada dalam bahasa China modern (Shu Xiang, 2010: ) adalah bù, méi, méi yǒu, wèi, bié, bú yào, bú yòng, dan fēi. Kata negasi bù adalah kata negasi yang paling umum digunakan. Kata negasi bù dengan fungsi ingkar digunakan di depan kata kerja dan kata sifat, menyatakan negasi terhadap tindakan atau kualitas seuatu dan negasi terhadap sifat suatu benda. Contoh : (18) wǒ bú qù Saya tidak pergi (Xiandai Hanyu Babai Ci, 2010: 90) (19) zhè màozi bú dà ini topi tidak besar Topi ini tidak besar. (Xiandai Hanyu Babai Ci, 2010: 90) Kata negasi méi, méi yǒu dengan fungsi ingkar digunakan di depan kata kerja, menyatakan negasi terhadap kejadian yang telah terjadi. Kata negasi méi dan méi yǒu memiliki arti dan penggunaan yang sama. Kata negasi wèi dengan fungsi ingkar menyatakan negasi terhadap keadaaan yang belum muncul atau tindakan yang belum berlangsung. Contoh : (20) wǒ méi yǒu bān jiā saya tidak ada pindah rumah
11 (21) wǒ yǐ qián cóng lái wèi jiàn guò nǐ saya sebelumnya selalu belum melihat pernah kamu Saya sebelumnya belum pernah melihat kamu. Kata negasi bié, bú yào, dan bú yòng dengan fungsi ingkar menyatakan larangan atau membujuk untuk mencegah suatu maksud. Kata-kata negasi tersebut dapat melakukan pencegahan terhadap suatu hal yang telah terjadi, juga dapat melakukan pencegahan terhadap suatu hal yang belum terjadi. Contoh : (22) bié cuī tā le, nǐ yuè cuī tā yuè zháo jí jangan mendesak dia sudah, kamu semakin mendesak dia semakin cemas Jangan mendesak dia, semakin kamu desak semakin cemas dia. (Hanyu Jiao Cheng Di San Ce Xia, 2006: 35) (23) bú yào pà shuō cuò jí shǐ shuō cuò le yě méi guānxi jangan takut bicara salah meskipun bicara salah sudah juga tidak apa-apa Jangan takut salah bicara, mesipun salah bicara juga tidak apa-apa. (Hanyu Jiao Cheng Di San Ce Xia, 2006: 127) (24) nǐ bú yòng dài lǐ wù lái kamu tidak perlu membawa hadiah datang Kamu tidak perlu datang membawa hadiah. (Hanyu Jingdu Keben Yi Nian Ji Shang Ce, 2006: 132) Kata negasi fēi adalah kata negasi yang istimewa. Umumnya digunakan di depan predikat kata benda, digunakan pada hubungan positif negasi subjek dan
12 objek, menyatakan negasi penilaian. Bentuk fēi... bù... menyatakan kejadian harus begini. (25) zhè jiā gōng sī fēi fǎ jīng yíng ini rumah kantor bukan berhukum mengelola Kantor ini mengelola bisnis ilegal. (Hanyu Jiao Cheng Di San Ce Xia, 2006: 112) (26) zhè shì tā yào zhī dào le, fēi shuō bù kě ini kejadian dia harus tahu sudah, bukan ngomong tidak boleh Kejadian ini dia harus sudah tahu, harus ngomong kepadanya. (Hanyu Jiao Cheng Di San Ce Xia, 2006: 20) Ciri-ciri Kata Negasi Bu dan Mei Ciri-ciri Kata Negasi Bu a. Kata negasi bù biasanya menjelaskan kata kerja atau kata sifat. Contoh : (27) wǒ bú qù yín háng saya tidak pergi ke Bank (28) nǐmen zhè tào fángzi zhēn bú cuò kalian ini buah kamar sungguh tidak salah Kamar kalian ini sungguh tidak jelek. b. Kata negasi bù tidak dapat secara langsung menggunakan kata benda (*menyatakan tidak boleh disebut). Contoh :
13 (29) * bù tidak lǎo shī guru (30) * bù tidak péng yǒu teman Ada beberapa kata benda abstrak yang dapat diterangkan dengan kata penyangkal bù, contoh : (31) bù tidak dào dé bermoral (32) bù tidak mín zhǔ demokratis c. Kata negasi bù bisa berdiri sendiri dalam menjawab pertanyaan. Contoh : (33) nǐ xué yīng yǔ ma? Bù. wǒ xué hàn yǔ kamu belajar bahasa Inggris kah? Tidak. Saya belajar bahasa Mandarin Apakah kamu belajar bahasa Inggris? Tidak. Saya belajar bahasa Mandarin. d. Kata negasi bù bisa dipakai pada akhir kalimat yang menyatakan pertanyaan. Contoh :
14 (34) tā xiàn zài shēn tǐ hǎo bù? dia sekarang badan bagus tidak? Sekarang badannya sehat tidak? e. Kata negasi bù bisa dipakai dengan kata jiù untuk menyatakan alternatif. Contoh : (35) xià yuè wǒ bú qù mǎ lái xī yà jiù qù yìn ní yang akan datang bulan saya tidak pergi Malaysia pasti pergi Indonesia Jika bulan depan saya tidak pergi ke Malaysia, pastilah ke Indonesia. f. Kata negasi bù tidak dapat diulang (direduplikasi). Ciri-ciri Kata negasi Mei a. Kata negasi méi biasanya menjelaskan kata kerja. Contoh : (36) wǒ hái méi xué zhè ge yǔ fǎ saya masih belum belajar ini tata bahasa Saya masih belum belajar tata bahasa ini. b. Kata negasi méi biasanya menjelaskan pada sebagian kata sifat, menyatakan negasi dari kejadian atau penyelesaian perubahan bentuk sifat. Contoh : (37) nǐ de bìng méi hǎo, kamu menyatakan kepunyaan sakit belum bagus, Penyakitmu masih belum sembuh,
15 hái bù néng dào hù wài huó dòng. masih tidak bisa sampai luar rumah kegiatan. masih tidak bisa melakukan kegiatan di luar rumah. (38) tiān yuè lài yuè cháng le, bā diǎn hái méi hēi ne zhōng hari makin lama makin panja ng sudah, jam delapan masih belum hitam modus ne Hari makin lama makin panjang, jam delapan malam masih belum gelap. c. Kata negasi méi tidak dapat dipakai pada kata benda (*menyatakan tidak boleh disebut). Contoh : (39) * méi belum nǐ kamu (40) * méi belum shū buku d. Kata negasi méi dipakai dengan kata yǒu untuk menyatakan negasi dari kata ada atau mempunyai. Contoh : (41) yīn wèi méi yǒu líng qián, Karena tidak mempunyai uang receh, jiù xiàng dà jiě jiè le liǎng kuài qián maka terhadap kakak pinjam sudah dua yuan uang maka saya meminjam uang dua yuan kepada kakak.
16 (42) zhè jiàn shì gēn tā méi yǒu guānxi ini buah kejadian dengan dia tidak ada hubungan Kejadian ini tidak ada hubungannya dengan dia. e. Kata negasi méi tidak dapat diulang (direduplikasi) Pengertian Kalimat Menurut Muslich (1990: 115) kalimat adalah bagian terkecil teks atau wacana yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisannya kalimat diiringi alunan nada, disela dengan jeda, diakhiri intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam bahasa tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital, diakhiri tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, serta kemungkinan di dalamnya ada spasi, koma, tidak koma, titik dua, atau sepasang garis apit pendek. Menurut Suparto (2003: 23) kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan dengan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Dalam penggunaannya, kalimat merupakan bagian yang terkecil dari bahasa. Contoh : wǒ kàn wán le zhè běn shū. Saya sudah selesai membaca buku ini. Kalimat tersusun atas kata dan frasa dengan kaidah tatabahasa tertentu, bisa mengungkapkan suatu arti yang lengkap, antar kalimat mempunyai pemberhentian yang cukup besar (tanda titik), dan merupakan satuan bahasa yang memiliki intonasi tertentu (Yong Xin, 2005: 5). Contoh :
17 wǒ qù bēi jīng. Saya pergi ke Beijing Jenis-jenis Kalimat Menurut Yong Xin (2005: 5-7), kalimat bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Berdasarkan rumit tidaknya struktur kalimat a. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mengandung suatu predikat utama. Contoh : (43) wǒ xué xí hàn yǔ Saya belajar Bahasa Cina b. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung beberapa kalimat tunggal atau klausa. Contoh : (44) wǒ cóng guǎng zhōu lái, wǒ péng yǒu cóng shàng hǎi saya dari Guang datang, saya teman datang Shang Zhou Hai Saya berasal dari Guangzhou, teman saya berasal dari Shanghai. lái datang 2. Berdasarkan fungsinya a. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif menjelaskan suatu hal atau mendeskripsikan sesuatu. Contoh :
18 (45) zhāng dàifu zài shǒu dū yī yuàn gōng zuò Zhang dokter di ibu kota Rumah Sakit bekerja Dokter Zhang bekerja di Rumah Sakit ibu kota. b. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif menyatakan pertanyaan. Contoh : (46) tā qù nǎr? Dia pergi kemana? c. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif menyatakan permohonan, perintah, pembujukan, atau larangan. Contoh : (47) shì nèi jìn zhǐ xī yān! ruangan dalam dilarang merokok! Dalam ruangan dilarang merokok! d. Kalimat Seru Kalimat seru mengekspresikan emosi yang kuat. Contoh : (48) zhè lǐ de fēng jǐng duōme měi ā! ini dalam Menyatakan kepunyaan pemandangan betapa indah ah! Betapa indahnya pemandangan disini ah!
19 3. Berdasarkan struktur kalimatnya a. Kalimat S-P Kalimat S-P terdiri dari subyek dan predikat, disebut juga kalimat dua bagian. Contoh : (49) wǒ péng zài bēi jīng yǔ yán xué xué xí hàn yǔ yǒu yuàn saya teman di Beijing bahasa fakultas belajar Bahasa Mandarin Teman saya belajar bahasa Mandarin di Beijing fakultas bahasa. b. Bukan kalimat S-P Tidak terdiri dari subyek dan predikat, disebut juga kalimat satu bagian. Ada 2 macam kalimat bukan kalimat S-P yaitu kalimat tanpa subyek dan kalimat satu kata. Contoh : (50) guā dà fēng le bertiup besar angin sudah Angin bertiup kencang. kalimat tanpa subyek (51) zhù yì! Awas! kalimat satu kata 4. Berdasarkan jenis predikatnya a. Kalimat Berpredikat Kata Benda Kalimat berpredikat kata benda adalah kalimat yang predikatnya kata benda atau frasa kata benda. Contoh :
20 (52) jīn tiān xīng qī rì Hari ini Hari Minggu b. Kalimat Berpredikat Kata Kerja Kalimat berpredikat kata kerja adalah kalimat yang predikatnya kata kerja atau frasa kata kerja. Di belakang kata kerja kadang-kadang ada obyek, tetapi kadang-kadang tidak ada obyek. Contoh : (53) wǒ yǒu yī běn hàn yīng cí diǎn saya mempunyai satu buah Mandarin Inggris kamus Saya mempunyai sebuah kamus bahasa Mandarin-Inggris. (54) wǒmen míng tiān kǎo shì Kami besok ujian c. Kalimat Berpredikat Kata Sifat Kalimat berpredikat kata sifat adalah kalimat yang predikatnya kata sifat atau frasa kata sifat. Kata sifat dalam bahasa Mandarin dapat langsung menjadi predikat, tidak perlu bantuan kata kerja shì. Contoh : (55) tā jīn tiān fēi cháng gāo xìng Dia hari ini sangat gembira d. Kalimat Berpredikat S-P Kalimat berpredikat S-P adalah kalimat yang predikatnya frasa S-P. Contoh :
21 (56) zhè lǐ fēng jǐng zhēn měi ini dalam pemandangan sungguh Indah Pemandangan disini sungguh indah. 2.3 Landasan Teori Hadidjaja (1956) menyebut kata negasi sebagai kata tambahan. Secara struktural kata tambahan berada di depan atau di belakang kata yang diterangkan. Kata-kata negasi sebagai kata tambahan selalu terletak di depan bentuk yang dinegatifkan. Secara semantis dalam kaitannya dengan kalimat negatif deklaratif dan negatif interogatif, negasi bertugas untuk menyatakan ingkar dan pertanyaan ingkar (lihat Hadidjaja, 1968: 56). Dalam kaitannya dengan kalimat negatif imperatif, negasi bertugas untuk menyatakan larangan (Alwi, 2003: 353). Bentuk negatif imperatif ditandai oleh negasi jangan yang mendahului struktur deklaratif. Dilihat dari segi bentuk, kalimat imperatif dapat berbentuk positif dan negatif. Kalimat negatif imperatif lazim disebut sebagai kalimat larangan. Secara gramatikal, kata-kata negasi digunakan untuk menegatifkan predikat, baik predikat tersebut berupa frasa verbal, adjektival, nominal dan numeral (Alwi, 2003: 381). Penegasian juga dapat dilakukan terhadap modalitas (negative of the modality) dan peristiwa negasi (negation of the event) (Alwi, 1992: 47). Bagian tuturan yang dikenai negasi ditentukan oleh makna pengungkap modalitas yang digunakan. Secara sintaksis, konstituen negatif berfungsi sebagai pemeri (qualifier) bagi verba atau konstituen predikat dalam suatu klausa atau kalimat. Sebagai
22 pemeri, konstituen negatif bukan merupakan konstituen inti suatu klausa atau kalimat, melainkan menjadi bagian dari konstruksi yang mengisi fungsi sintaksis tertentu. Pemerian yang dilakukan oleh konstituen negatif berupa penyangkalan terhadap konstituen yang dilekati. Dengan pengingkaran itu, suatu praanggapan yang semula benar menjadi tidak benar, yang semula faktual (sesuai dengan fakta) menjadi tidak faktual (Sudaryono, 1993: 12-24).
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, dipaparkan tentang konsep, penelitian peneliti sebelumnya, dan landasan teori yang digunakan sebagai landasan bagi penulis dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan kata penghubung hǎi shì ( 还是 )dan huò zhě( 或者 )dalam kalimat bahasa Mandarin telah banyak dilakukan. Berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : Febe Belandina dari Universitas Indonesia dengan judul penelitiannya Konjungsi 和 he,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang kata keterangan derajat bahasa Mandarin hěn ( 很 ) dan tǐng ( 挺 ) Telah banyak dilakukan baik di China maupun di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk sosial, bahasa merupakan alat utama dalam mendukung segala aktivitas manusia. Dengan kata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan kata keterangan sudah banyak dilakukan di China khususnya oleh para peneliti bahasa. Namun di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua penulis menuliskan tentang hasil penelitian terdahulu yang di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Peneliti Sebelumnya Kata kerja bantu bahasa Mandarin umumnya, kata kerja bantu néng dan hui khususnya belum pernah ada yang meneliti, terutama bagi mahasiswa jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan suatu alat untuk berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang digunakan ialah bahasa. Kata bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis memaparkan tentang kajian pustaka atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antara suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para ahli bahasa selalu mengimbau agar pemakai bahasa senantiasa berusaha menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih sering ditemukan kesalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan untuk membentuk sebuah kalimat. Di dalam bahasa Indonesia ada beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti
BAB II 2.1 Tinjauan Pustaka KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Cina yang meneliti tentang kesalahan penggunaan kata depan,
Lebih terperinciBAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui
LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan
Lebih terperinciPrakata Apa Kabar 2007.07.19 Daftar Isi Daftar Isi Prakata... 1 Tokoh-Tokoh dan Keluarga Dalam Buku Ini... 5 Pengenalan Bahasa Mandarin...11 Siapa Saya... 17 Menyampaikan Salam... 35 Anggota Keluarga Saya...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata-kata sesuai dengan struktur gramatikal suatu bahasa sehingga pesan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu memiliki gagasan dan pendapat yang ingin disampaikan kepada orang lain. Gagasan dan pendapat tersebut diungkapkan dengan menyusun kata-kata sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar pesan yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar atau orang yang di tujukan. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia,
Lebih terperinciAlat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015
SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Setiap kegiatan
Lebih terperinciBAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI Dalam Bab ini berisi tentang konsep, tinjauan pustaka dan juga teori yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai bahan referensi untuk meneliti penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti membutuhkan peranan individu lain untuk dapat hidup bermasyarakat yang damai dan sejahtera. Untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi diantara sesamanya selalu harus menggunakan bahasa. Komunikasi
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, Adapun Kajian Pustaka, Konsep, Landasan Teori penulis dalam penelitian analisis Bushou berdasarkan tingkat dasar huruf tunggal dan ganda pada HSK adalah
Lebih terperinciSTRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan juga berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia. (Walija,1996:4),
Lebih terperinciBAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS
Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut
Lebih terperinciSINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS
SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan bahasa. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifakasikan diri
Lebih terperinciOleh Septia Sugiarsih
Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Juliani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang
Lebih terperinci( 城隍爺, 文武判官, 七爺, 八爺 )
Dewa Pelindung Kota Dan Para Pendamping nya ( 城隍爺, 文武判官, 七爺, 八爺 ) Hal 1 Cheng Huang sebetulnya berarti parit pelindung kota benteng (cheng-benteng, huang-parit). Cheng Huang adalah Dewa pelindung kota.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang
Lebih terperinciDod~n. lo. YI MING JINGREN Sekali bersuara menggemparkan ASAL CERITA PERIBAHASA TIONGHOA 111. A. Tekad & Motivasi:
Dod~n ASAL CERITA PERIBAHASA TIONGHOA 111 A. Tekad & Motivasi: 1. YU GONGYI SHAN [&/k\@u] Kakekdungu memindah guntrng 2. ZHONG ZHI CHENG CHENG [%X&,%%?] Tekad massa menjadi ben teng 3. CHENG FENG PO LANG
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ragam bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa. Di Indonesia
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK (3):
TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal
Lebih terperinciUniversitas Indonesia
22 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai fenomena yang memadukan dunia makna dan dunia bunyi mempunyai tiga subsistem, yaitu subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat
Lebih terperinciBAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Konsep dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Pengertian konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II ini, penulis menjabarkan hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa di Cina beserta konsep, tinjauan pustaka dan landasan
Lebih terperincimanusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan
Bahasa adalah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan manusia bisa saling berinteraksi. Gorys (1994: 1) memberikan pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak
9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,
Lebih terperinci5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 61 5.2 Saran... 63 DAFTAR PUSTAKA... 64 LAMPIRAN I... 67 LAMPIRAN II... 68 LAMPIRAN III... 70 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan
Lebih terperinciPENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia tidak mungkin bisa disampaikan
Lebih terperinciA. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 29 JANUARI 2017 (07.00 & 09.30) (MINGGU IV SESUDAH EPIFANI) PARA PEMILIK KEBAHAGIAAN
TATA IBADAH MINGGU, 29 JANUARI 2017 (07.00 & 09.30) (MINGGU IV SESUDAH EPIFANI) PARA PEMILIK KEBAHAGIAAN PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening Pnt. : Jemaat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen
Lebih terperinciRINGKASAN PENELITIAN
RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORETIS
BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Didalam bab 2, pertama-tama di dalam tinjauan pustaka penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini. Kedua,
Lebih terperinciBAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS
BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dan kaitan yang erat
Lebih terperincimelalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit
Lebih terperinciKALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat
KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut
Lebih terperinciBAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :
Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : 1402408239 BAB 6 SINTAKSIS Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologi sintaksis berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka
Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka a). Yuan Shi Tian Zun Yuan Shi Tian Zun adalah Ling Bao Tian Zun dan Tai Shang Lao Jun. Dia sering disebut juga Yuan Shi Tian Wang. Menurut Taoisme, tiga maha dewa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan
Lebih terperinciKREATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN
KREATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN Elisa Christiana Chinese Department of Petra Christian University Surabaya (INDONESIA) elisa.li.88@gmail.com Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis yang tujuannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciPEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak
PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR oleh Nunung Sitaresmi Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian jenis kalimat bahasa Indonesia dalam buku teks Sekolah
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciKegiatan Sehari-hari
Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan
Lebih terperinciPENULISAN KARYA ILMIAH
Modul ke: Fakultas.... PENULISAN KARYA ILMIAH Memahami pengertian karya ilmiah, ciri-ciri karya ilmiah, syarat-syarat karya ilmiah, bahasa yang benar dalam karya ilmiah, jenis-jensi karya ilmiah, tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN NEGASI DALAM ACARA DEBAT PARTAI DI TVONE SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN NEGASI DALAM ACARA DEBAT PARTAI DI TVONE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pembelajaran yang dapat diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan yang utama diperoleh melalui sebuah lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperincimemiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara
32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia,
Lebih terperinci