BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP
|
|
- Suhendra Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Surat Setoran Pajak (SSP) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP dapat berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah di sahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi dengan menggunakan cap register (Muljono, 2010). Salah satu kewajiban wajib pajak adalah melakukan penyetoran atau pembayaran pajak. Di dalam perpajakan, harus dibedakan pengertian pada waktu mengisi formulir Surat Setoran Pajak (SSP). Pada dasarnya didalam pelunasan pajak terdapat dua macam cara pelunasan sebagai berikut (Nugroho dan Teguh, 2008) : a. Pelunasan dilakukan melalui pihak lain atau yang disebut dengan pemberi penghasilan dan disetor oleh pemotong/pemungut yang bersangkutan. Dengan cara ini Wajib Pajak bersikap pasif. Pihak yang melakukan penyetoran adalah pihak lain, bukan Wajib Pajak yang bersangkutan. Hal ini terjadi pada PPh Pasal 21 atas gaji dan 21
2 digilib.uns.ac.id 22 honorarium, PPh pasal 22 atas bendaharawan, PPh Pasal 26 atas Wajib Pajak Luar Negeri, PPh Pasal 4 ayat (2) atas sewa bangunan. b. Pelunasan dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau yang disebut melunasi pajaknya sendiri, misalnya PPh Pasal 29 tentang PPh Tahunan, baik badan maupun orang pribadi; PPh pasal 25 tentang Angsuran Bulanan; PPh Pasal 4 ayat (2) tentang Pajak Penjualan Tanah dan Bangunan. 2. Jenis Surat Setoran Pajak (SSP) (Muljono, 2010) Berbagai macam SSP yang dapat di gunakan untuk pembayaran berbagai jenis pajak, seperti: SSP standar, SSP khusus, SSPCP, dan SSCP. a. SSP standar SSP standar adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan atau berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kantor penerima pembayaran dan digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran, dan isi sesuai dengan yang telah di tentukan. Wajib Pajak dapat mengadakan sendiri SSP standar sepanjang bentuk, ukuran, dan isinya harus sesuai. Satu SSP standar hanya dapat dugunakan untuk pembayaran satu jenis pajak dan untuk satu masa pajak atau satu tahun pajak atau satu surat ketetapan pajak atau satu STP, dengan menggunakan satu MAP/kode jenis pajak dan satu kode jenis setoran.
3 digilib.uns.ac.id 23 b. SSP khusus SSP khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke kantor penerima pembayaran di cetak oleh kantor penerima pambayaran dengan menggunakan mesin transaksi dan/atau alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan Direktur Jendral Pajak, dan mempunyai fungsi yang sama dengan SSP standar dalam administrasi perpajakan. Satu SSP khusus hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak dan untuk satu masa pajak atau satu tahun pajak/skp/stp, dengan menggunakan satu MAP/kode jenis pajak dan satu kode jenis setoran. SSP khusus dicetak oleh kantor penerima pembayaran yang telah mengadakan kerjasama MPN dengan DJP, yaitu pada saat; 1) Transaksi pembayaran atau penyetoran pajak sebanyak 2 lembar, berfungsi sama dengan lembar ke 1 dan lembar ke 3 SSP standar. 2) Terpisah sebanyak 1 lembar, yang berfungsi sama lembar ke 2SSP standar untuk diteruskan ke KPPN sebagai lampiran daftar nominative penerimaan (DNP). SSP khusus dapat di perbanyak oleh Wajib Pajak yang berfungsi sama dengan lembar ke 5 SSP standar sebagai pengganti bukti potong/bukti pungut, dengan cap dan tanda tangan oleh pejabat yang berwenang oleh kantor penerima pembayaran. Kantor Penerima pembayaran yang telah terhubung secara online dengan system Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) dengan DJP dan
4 digilib.uns.ac.id 24 Monitoring Pembayaran Nasional (MPN) dengan Depkeu hanya dapat melayani pembayaran atau penyetoran pajak dengan menggunakan SSP khusus. c. SSPCP Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak dalam rangka impor (SSPCP) adalah SSP yang digunakan oleh importir atau wajib bayar dalam rangka impor. SSPCP digunakan untuk melakukan penyetoran penerimaan negara dalam rangka impor. d. SSCP Surat Setoran Cukai atas Barang kena cukai dan PPN hasil Tembakau Buatan dalam Negeri (SSCP) adalah SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri. Kekurangan pembayaran pajak atas impor dan cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri selain yang ditagih dengan STP atau SKP, maka pelunasan kekurangan pembayaran tersebut dilakukan dengan pembayaran SSCP. 3. Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) (Gustiawan, 2007) a. Sarana utama untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak terutang; b. SPT masa, misalnya untuk PPh Pasal 25; c. Faktur pajak, misalnya untuk PPN kegiatan membangun sendiri.
5 digilib.uns.ac.id Jenis Pembayaran/Penyetoran a. Pembayaran/Peyetoran pajak dapat dikelompokan berdasarkan waktunya sebagai berikut (Nugroho dan Teguh, 2008) : 1) PPh Pasal 22 atas bendaharawan sebagai Wajib Pungut (WAPU). Jika hari ini dipungut, langsung pada hari ini pula pajak tersebut harus disetorkan. 2) PPh Pasal 22 impor, Pembayaran dan Penyetoran pajaknya harus dilunasi pada waktu yang bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. Importir harus mengisi Pemberitahuan Impor Barang (PIB), padahal syarat agar aplikasi PIB mendapat persetujuan dari kantor BeaCukai adalah menunjukan SSP. Jika pajaknya belum dibayar, maka barang tidak dapat diambil di gudang pelabuhan. 3) PPh Pasal 22 atas Pertamina, harus dilunasi sebelum dikeluarkannya Surat Delivery Order (DO). 4) PPh pasal 4 ayat (2) atas pengalihan tanah/bangunan, harus dilunasi sebelum akta jual beli tanah/bangunan ditandatangani oleh Notaris. 5) PPh pasal 25 ayat (8) atas pembayaran fiscal luar negeri, jenis pajak yang dibebankan kepada orang yang akan pergi ke luar negeri, dilunasi sebelum boarding. Besarnya pembayaran fiscal adalah sebagian berikut: a) Jika menggunakan kapal udara pajak fiskal Rp (satu juta rupiah);
6 digilib.uns.ac.id 26 b) Jika menggunakan kapal laut, pajak fiskalnya Rp (lima ratus ribu rupiah); c) Jika dengan perjalanan darat, pajak fiskalnya Rp (dua ratus ribu rupiah). 6) PPN Pasal 22 impor dilunasi bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. 7) PPN atas impor, dilunasi bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk. b. Pada suatu masa (bulanan). Berikut beberapa contohnya: 1) PPh Pasal 21, 23, 26, dan PPh Pasal 4 ayat (2) yang meliputi: sewaan bangunan, hadiah undian, jasa konstruksi, harus disetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. 2) PPh Pasal 25 atau Angsuran Bulanan, PPN bukan pemungut, penyetoran paling lambat pada tanggal 15 bulan berikutnya. 3) PPN pemungut (bendaharawan) penyetoran paling lambat tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya. Apabila pada tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari libur nasional atau cuti bersama, maka pembayaran/penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT Masa (Surat Pemberitahuan Masa) PPh Pasal 21, Pasal 25 dan Pasal 23 disusun sebagai berikut:
7 digilib.uns.ac.id 27 Tabel 2.1 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa Pembayaran Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir Tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pelaporan Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Sumber : Arifin, Wibowo, dan Iscahyanto, 2006 Pada akhir tahun (tahunan). Sebagai contoh, PPh kurang dibayar/disetor (PPh Pasal 29), harus dilunasi paling lambat pada tanggal 25 maret Tahun Pajak berikutnya. Apabila Tahun Pajak bukan takwim, tetapi menggunakan tahun buku, maka pelunasan paling lambat pada tanggal 25, 3 (bulan) setelah berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan. Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT Tahunan (Surat Pemberitahuan Tahunan) PPh Pasal 21 dan Pasal 25 disusun sebagai berikut: Tabel 2.2 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT Tahunan Pembayaran Pelaporan Tanggal 25 Maret setelah tahun pajak berakhir Tanggal 31 Maret setelah tahun pajak berakhir Tanggal 25 Maret setelah tahun pajak berakhir Tanggal 31 Maret setelah tahun pajak berakhir Sumber : Arifin, Wibowo, dan Iscahyanto, 2006
8 digilib.uns.ac.id Form Surat Setoran Pajak (SSP) Form Surat Setoran Pajak (SSP) digunakan untuk menyetorkan pajak penghasilan setiap bulannya dan juga pada akhir tahun. Bentuk SSP seperti gambar dibawah ini: Gambar 2.1 Surat Setoran Pajak (SSP) Sumber : Ashari, 2006
9 digilib.uns.ac.id 29 Untuk mengisi Surat Setoran Pajak (SSP), langkah-langkah pengisiannya sebagai berikut: (Ashari, 2006) a. Isilah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nama Perusahaan, dan alamat perusahaan pada kolom NPWP, nama pemotong dan alamat pemotong. b. Isi kode jenis pajak pada kolom MAP. c. Isi uraian pajak dengan pajak penghasilan Pasal 21. d. Beri tanda silang pada bulan penyetoran pajak. e. Isi jumlah pembayaran dengan angka rupiah. f. Uraikan jumlah rupiah pada kolom pembayaran pada kolom terbilang. g. Isi kota, tanggal pembayaran, dan tandatangani SSP. 6. Sanksi Keterlambatan Setor (Nugroho dan Teguh, 2008) Penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Sanksi ini akan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP). 7. Sarana Pembayaran/Penyetoran (Nugroho dan Teguh, 2008) Pembayaran pajak telah disediakan suatu perangkat yang dinamakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah disediakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sekarang digunakan bentuk formulir F , dibuat dalam rangkap 4, kecuali SSP PPh Pasal 22, PPN, PPnBM bendaharawan
10 digilib.uns.ac.id 30 harus dibuat dalam rangkap 5. Distribusi 5 (lima) lembar SSP adalah: lembar ke 1 untuk arsip wajib pajak, lembar ke 2 untuk KPP melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), lembar ke 3 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui wajib pajak, lembar ke 4 untuk arsip Bank persepsi/kantor Pos, dan lembar ke 5 untuk arsip pemungut. Dengan demikian, setelah pembayaran dilaksanakan di bank persepsi/kantor pos, maka wajib pajak akan mendapat pengembalian SSP lembar ke 1, lembar ke 3, dan lembar ke 5. Untuk kepentingan pajak, alat bukti pembayaran adalah lembar ke 2 SSP. Apabila terjadi perbedaan jumlah setoran dalam SSP, yang dianggap benar adalah jumlah pada lembar ke 2 SSP. Pada akhirnya lembar ke 2 SSP dan lembar ke 3 SSP akan masuk ke KPP dan oleh sanksi penerimaan/keberatan dilakukan sebagai penerimaan pajak. Khusus untuk pembayaran diluar penerimaan pajak, pembayaran menggunakan SSBP (surat setoran penerimaan Negara bukan pajak), misalnya biaya penyampaian surat paksa, biaya sita, biaya lelang, dan sebagainya. 8. Tata Cara Penerimaan Setoran Pada Kantor Pos Pasal 6 ayat (1) PER-78/PB/2006, telah di jelaskan bagaimana tata cara penerimaan setoran melalui badan yang di tunjuk sebagai kantor persepsi. Isi/tata cara penerimaan setoran pada Kantor Pos persepsi sebagai berikut.
11 digilib.uns.ac.id 31 a. Menerima surat setoran rangkap 4 (empat) dan meneliti kelengkapan pengisian dokumen dan uang yang disetorkan; b. Mengkredit setoran ke rekening persepsi, devisa persepsi, PBB, atau BPHTB sesuai jenis setoran yang diterima; c. Melakukan pengesahan dengan menerbitkan BPN setelah mendapatkan NTPN dalam rangkap 4 (empat), dengan peruntukan lembar ke 1 dan ke 3 untuk penyetor, lembar ke 2 untuk KPPN, dan lembar ke 4 untuk bank/pos; d. Surat setoran yang sudah di sahkan dan di tandatangani petugas bank/pos, lembar ke 1 dan ke 3 disampaikan kepada penyetor, lembar ke 2 untuk KPPN, dan lembar ke 4 untuk bank/pos; e. Menerbitkan BPN atas setoran yang diterima melalui cabang/cabang pembantu bank/pos yang on-line setelah mendapatkan NTPN dari MPN. NTPN merupakan Nomor Transaksi Penerimaan Negara yang selanjutnya disebut NTPN, adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan Negara yang diterbitkan melalui MPN. NTP merupakan Nomor Transaksi Pos yang selanjutnya disebut NTP, adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan Negara yang diterbitkan oleh kantor pos. MPN merupakan Modul Penerimaan Negara yang selanjutnya disebut MPN, adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan,
12 digilib.uns.ac.id 32 pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan Negara dan merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. BPN merupakan Bukti Penerimaan Negara yang selanjutnya disebut BPN, adalah dokumen yang di terbitkan oleh bank/pos atas transaksi penerimaan Negara dengan teraan NTPN dan NTB/NTP dan dokumen yang diterbitkan KPPN atas transaksi penerimaan Negara yang berasal dari potongan SPM dengan teraan NTPN dan NPP. Pada Pasal 4 ayat (3) huruf a telah dijelaskan tata cara penyetoran penerimaan Negara oleh wajib pajak. Tata cara pembayaran melalui loket/teller Bank/Pos sebagai berikut. a. Mengisi formulir bukti setoran dengan data yang lengkap, benar, dan jelas dalam rangkap 4 (empat); b. Menyerahkan formulir bukti setoran kepada petugas Bank/Pos dengan menyertakan uang setoran sebesar nilai yang tersebut dalam formulir yang bersangkutan; c. Menerima kembali formulir bukti setoran lembar ke-1 dan lembar ke- 3, yang telah diberi NTPN dan NTB/NTP serta dibubuhi tanda ntangan/paraf, nama pejabat Bank/Pos, cap Bank/Pos, tanggal, dan waktu/jam setor sebagai bukti setor; d. Menyampaikan bukti setoran kepada unit terkait.
13 digilib.uns.ac.id 33 B. PEMBAHASAN PT Pos Indonesia merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa yang memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggannya guna membentuk performance/citra yang baik dalam kepuasan. Kantor Pos merupakan kantor cabang dari PT Pos Indonesia sebagai tempat yang dibuat pemerintah Indonesia untuk masyarakat Indonesia sebagai sarana komunikasi seperti mengirimkan surat dan untuk mengirimkan paket ke kerabat atau sahabat yang jauh maupun dekat. Dengan perkembangan teknologi yang sekarang, kantor pos mengembangkan fungsi menjadi lebih luas, seperti menerima pembayaran listrik, telepon, pajak, dan lain-lain. Peraturan direktur jendral perbendaharaan nomor PER-78/PB/2006, pada Pasal 1 ayat (15) kantor pos ditunjuk oleh mentri keuangan sebagai pos persepsi untuk menerima setoran penerimaan negara. NTPN dan NTP yang terdapat pada dokumen sumber merupakan alat pengesahan atas penerimaan Negara melalui pos. 1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Data pada Surat Setoran Pajak (SSP) Bermasalah Tata cara penyetoran penerimaan negara oleh Wajib Pajak melalui loket/bank/pos pada pasal 4 ayat (3) huruf a di jelaskan bahwa Wajib Pajak mengisi sendiri data pada formulir yang telah disediakan oleh petugas Bank/Pos dengan lengkap, benar dan jelas. Pada Kantor Pos Surakarta, masih banyak ditemukannya formulir yang tidak lengkap, benar dan jelas pada datanya sehingga ini menjadi tugas tambahan untuk petugas
14 digilib.uns.ac.id 34 Pos Surakarta. Petugas Pos Surakarta tidak mengetahui secara jelas apa yang menjadi penyebab utama para Wajib Pajak yang menyetorkan pajaknya di Kantor Pos Surakarta menuliskan/memasukan datanya pada formulir SSP tidak dengan lengkap, benar dan jelas. Dari beberapa formulir yang diterima oleh petugas Pos Surakarta, terdapat formulir SSP yang tidak benar datanya, data tersebut berupa NPWP yang tidak terdaftar di database KPP sehingga data Wajib Pajak yang bersangkutan belum dinyatakan telah menyetorkan pajaknya ke KPP melalui Pos Surakarta tetapi telah masuk data Kantor Pos Surakarta bahwa telah menerima setoran dari Wajib Pajak. Ini merupakan suatu hal yang perlu di bahas karena dengan pelayanan yang tetap seperti ini maka akan tetap menambah tugas dari para petugas Pos Surakarta untuk mengisi ulang data Wajib Pajak yang bersangkutan untuk mengimbangi data penerimaan penyetoran yang telah diterima Kantor Pos Surakarta. Penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa faktor dari penyebab kesalahan yang terjadi pada SSP di Kantor Pos Surakarta disebabkan oleh Wajib Pajak itu sendiri, karena Wajib Pajak di persilahkan untuk mengisi sendiri formulir yang telah disediakan oleh petugas Pos Surakarta. Dengan di persilahkannya Wajib Pajak untuk mengisi sendiri formulir yang telah disediakan petugas Pos Surakarta, Wajib Pajak memasukkan data pada formulir dengan tidak lengkap, benar, dan jelas.
15 digilib.uns.ac.id Pengaruh Surat Setoran Pajak Yang Bermasalah Terhadap Pekerjaan Petugas Pos Surakarta Masalah yang sering dihadapi petugas Pos Surakarta memiliki beberapa dampak, seperti: a. Petugas Pos Surakarta harus membenarkan data Wajib Pajak yang belum lengkap, benar, dan jelas dan di masukkan ulang ke laporan monitoring pajak nasional hingga proses dinyatakan berhasil, b. Pelanggan/Wajib Pajak dapat semakin kurang teliti dalam memasukan data ke formulir yang telah disediakan yang berdampak pada semakin besar peluang kesalahan data pada SSP dan semakin bertambah banyak pekerjaan para petugas Pos Surakarta untuk membenarkan dan memasukan ulang data Wajib Pajak, c. Semakin sedikitnya waktu untuk mengirimkan data penerimaan yang telah diterima Pos Surakarta kepada KPP. Dari beberapa poin di atas dapat disimpulkan bahwa dampak tersebut menuju pada tambahhan tugas atau pekerjaan para petugas Kantor Pos Surakarta. Dalam sehari Kantor Pos Surakarta menerima ratusan SSP untuk di evaluasi dan dikirim ke KPP setempat. Jika petugas Pos Surakarta memiliki tugas tambahan untuk menyelesaikan data para Wajib Pajak yang tidak memenuhi PER-78/PB/2006 Pasal 4 Ayat (1) huruf a Nomor 1, maka akan membesarkan peluang kesalahan dalam pengiriman SSP ke KPP. Petugas Pos Surakarta harus membenahi dan tetap mengevaluasi
16 digilib.uns.ac.id 36 SSP yang masuk karena dalam pengiriman SSP ke KPP telah di tentukan waktu pengirimannya pada pukul WIB dan pukul WIB. 3. Prosedur Penyelesaian Masalah Data Pada Surat Setoran Pajak Petugas Pos Surakarta mengetahui benar atau tidaknya data pada formulir SSP melalui proses entri pada laporan monitoring pajak nasional yang dinyatakan sukses atau gagalnya proses penyetoran. Ketika petugas Pos Surakarta menemukan kesalahan data pada formulir yang telah diisi Wajib Pajak, maka petugas Pos Surakarta melakukan beberapa tindakan, yaitu: a. Petugas Pos Surakarta mengkonfirmasikan ke kantor pajak pusat untuk melakukan pembetulan bahwa terdapat kesalahan pengisian data pada SSP Wajib Pajak, b. Kantor pajak pusat melakukan pembetulan data pada SSP Wajib Pajak yang diterima oleh petugas Pos Surakarta dan di kembalikan data yang sudah dilakukan pembetulan kepada petugas Pos Surakarta, c. Petugas Pos Surakarta memasukkan ulang data Wajib Pajak yang sudah di betulkan oleh kantor pajak pusat ke dalam laporan monitoring pajak nasional. Beberapa langkah/tindakan yang dilakukan petugas Pos Surakarta di atas merupakan langkah untuk mengatasi adanya kesalahan pada pengisian data pada SSP yang mengalami kesalahan dalam memasukan data.
17 digilib.uns.ac.id Hambatan Dalam Penyelesaian Masalah Setiap penyelesaian masalah kadang dihadiri oleh adanya hambatan atau kendala dalam penyelesaiannya. Di Kantor Pos Surakarta pun terkadang terdapat kendala atau hambatan dalam menyelesaikan masalah SSP yang memiliki data yang tidak lengkap. Kendala atau hambatan tersebut adalah aplikasi program mengalami gagal proses sehingga angka penyetoran terjadi selisih. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gagal proses pada aplikasi program yaitu: a. Terjadinya gangguan koneksi pada internet sehingga aplikasi program tidak dapat terhubung langsung pada aplikasi di pajak pusat, b. Terlambat atau belum melakukan up date pada aplikasi program tersebut. Meskipun hal ini jarang terjadi tetapi ini harus ditangani dengan serius karena dalam memproses data Wajib Pajak hanya dapat menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk digunakan oleh Bank/Pos persepsi.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) Menurut Resmi (2013:31) Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan penyetoran atau pembayaran
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-78/PB/2006 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA MELALUI MODUL PENERIMAAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan
Lebih terperinciSISTEM PENERIMAAN NEGARA
SISTEM PENERIMAAN NEGARA 3 Menjelaskan Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara Menjelaskan Dokumen Terkait Penerimaan Negara Menjelaskan Metode Penyetoran Penerimaan Negara Menjelaskan Mekanisme Penyetoran
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PREBENDAHARAAN NOMOR : PER- 17 /PB/2006 TENTANG UJI COBA SISTEM PENERIMAAN NEGARA PADA BANK PERSEPSI/DEVISA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik atau
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBERIAN IMBALAN BUNGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah
Lebih terperinci2011, No.35 2 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Kelebihan Pembayaran Pajak. Penghitungan. Prosedur PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa guna
Lebih terperinciTATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR MELALUI BANK DEVISA PERSEPSI/POS PERSEPSI
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/KMK.04/2003 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Identifikasi Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Negara pada Kantor Pelayanan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN NEGARA ATAS
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/KMK.04/2003 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR
Lebih terperinciC. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Lebih terperinciOLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA
OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 6 1983 Perubahan 9 1994 16 2000 28 2007 16 2009 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) SPT Surat yg oleh
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 438, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan. Penyetoran. Pajak. Bendahara Umum Daerah. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PMK.05/2013
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN
Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau
Lebih terperinciSURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008 Umum : PETUNJUK
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya penyempurnaan Bagan Perkiraan
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperinci2 Mengingat Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga; : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1470, 2015 KEMENKEU. Imbalan Bunga. Pemberian. Penghitungan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Perhatian Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (7) UU Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 16 Tahun 2000, apabila SPTMasa yang Saudara sampaikan tidak ditandatangani
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-19/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-47/PJ/2011 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN /2013 NOMOR TENTANG NOMOR. Penerimaan. Penyetorann. administrasi. mendukung. dalam. negara, perlu tentang 30/PMK.04/ Negaraa. Denda.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.04/ /2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciKetentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun
Lebih terperinciBENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III
BAB III BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III BAB III BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Lebih terperinciPihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara. Dokumen-Dokumen Terkait Penerimaan Negara
DIKLAT SISTEM PENERIMAAN BENDAHARA NEGARA PENGELUARAN APBN Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara 1. Wajib Bayar 2. Wajib Pajak 3. Petugas Pungut 4. Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran 5. Kuasa Pengguna
Lebih terperinciPajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Pajak Penghasilan Pasal 22 05 seri PPh PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 I. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh: 1. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga
Lebih terperinciPasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-05/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
Lebih terperinciNPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN
Modul ke: NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Fakultas Ekonomi & Bisnis Disusun Oleh : Yenny Dwi Handayani Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB II ` KAJIAN PUSTAKA. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
BAB II ` KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan salah satu wujud nyata secara partisipasi dalam rangka ikut membiayai pembangunan nasional. Adapun definisi pajak menurut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Mekanisme Pemungutan PPh Ps. 22, PPN, dan Bea Masuk Atas Impor BKP PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciPedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Lampiran Surat Dirjen PBN No. S-2636/PB/2008 Tanggal 31 Maret 2008 Pedoman Evaluasi Kinerja Bank/Pos Persepsi mitra kerja KPPN untuk Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan A. Pendahuluan
Lebih terperinciSURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 05 /BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN
Lebih terperinciPERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.03/2015 TENTANG
Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 186/PMK.03/2015, 30 Sept 2015 PencarianPeraturan Menimbang: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciA. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA KECIL/WAJIB PAJAK DI DAERAH TERTENTU:
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 242/PMK.03/2014 TENTANG : TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK A. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELUNASAN
Lebih terperincitempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur
KEWAJIBAN PELAPORAN PAJAK BENDAHARAWAN BERPEDOMAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 DAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 ATAUKAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64/PMK.05/2013? Oleh:
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinci2015, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NO MOR 16/PMK.03/2011 TENTANG T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2015 KEMENKEU. Kelebihan. Perhitungan. Pengembalian. Pembayaran Pajak. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185/PMK.03/2015 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.13, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak. Kelebihan Pembayaran. Pengembalian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS
BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Instansi Pemerintah yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, LEMIGAS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.06/2006 TENTANG MODUL PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.06/2006 TENTANG MODUL PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Ads by Style%20Ball X i Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 243/PMK.03/2014, 24 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERPAJAKAN I KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK. By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP :
PERPAJAKAN I Modul ke: 02 KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas EKON0MI Program Studi S 1 AKUNTANSI By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 /PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Definisi Pajak Ada bermacam-macam definisi Pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1878, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PPN. Pembayaran Kembali. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS
BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS IV.1. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS LEMIGAS merupakan Satuan Kerja yang melakukan pemungutan PPh Pasal
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG : TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 115/PMK.07/2013 TENTANG : TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ROKOK Diisi oleh KPPBC :...(1) Nomor :............... (2) Tanggal :...............
Lebih terperinciPENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I
BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN, DAN
Lebih terperinciBUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto
Lampiran I Perturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-42/PJ/2008 Tanggal : 20 Oktober 2008 Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak
Lebih terperinciPENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA
PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA 1 Menjelaskan Pengertian Pajak Menjelaskan Istilah Perpajakan Menjelaskan Peran dan Kewajiban Bendahara dalam Pemungutan/Pemotongan Pajak Menjelaskan Pendaftaran NPWP Bendahara
Lebih terperinciKonsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean ABSTRAK Pengajuan dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) bersifat self assessment. Oleh karena itu pihak pabean melakukan penelitian atas kebenaran informasi
Lebih terperinciSURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran
Lebih terperinciKeterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor. 7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan a. KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 79/PJ/2010 TENTANG : STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) LAYANAN UNGGULAN BIDANG PERPAJAKAN DAFTAR 16 (ENAM BELAS) JENIS LAYANAN UNGGULAN BIDANG
Lebih terperinciBAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN
MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONES!A SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.04/2016 TENTANG PEMBAYARAN DAN/ATAU PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA KEPABEANAN DAN CUKAI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG PENGEMBALIAN BEA MASUK, BEA KELUAR, SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, DAN/ATAU BUNGA
Lebih terperinciRESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA
RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA 1. Pembayaran atau Penyetoran Pajak yang Terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Masa yang Dilakukan Setelah Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran atau Penyetoran Pajak
Lebih terperinci1 dari 4 11/07/ :43
1 dari 4 11/07/2012 14:43 Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 85/PMK.03/2012 TENTANG PENUNJUKAN BADAN USAHA MILIK NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN MELAPORKAN PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2)
BAB III PEMBAHASAN TENTANG MEKANISME PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAS PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2) 3.1 Teori Tentang Pajak 3.1.1 Definisi Pajak Pajak menurut Undang-Undang
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG
Lebih terperinci2013, No Menetapkan : Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 2. Peraturan Bersama Men
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.129, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengembalian Penerimaan Negara. Bea Hak Atas Tanah dan Bagunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PMK.05/2013
Lebih terperinciDefinisi. SPT (Surat Pemberitahuan)
Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari
Lebih terperinciSPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto
SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2097, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea Masuk. Bea Keluar. Sanksi Administrasi. Denda. Bunga. Kepabeanan. Pengembalian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani
II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinci*** ISTILAH PERPAJAKAN ***
*** ISTILAH PERPAJAKAN *** Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan
No.180, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SPT. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 /PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014
Lebih terperinciMONITORING PENERBITAN SPMKP BULAN... TAHUN... SKPKPP KONSEP SPMKP SPMKP SP2D No
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-17/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.
BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN. 3.1 Teori Tentang Pajak 3.1.1 Definisi Pajak Secara umum pajak dapat diartikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Ketentuan Perpajakan Universitas Airlangga NPWP 00.005.564.0-606.000 APBN 73.773.758.5-619.000 Dana Masyarakat BPPTN Badan Hukum WCU Jenis dan Tarif Pajak : Dana Masyarakat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
SALINAN 113/PMK.04/2008, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Lebih terperinci1
0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.
Lebih terperinciObjek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha
Faktur Pajak Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha b. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha c.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinci