BAB I PENDAHULUAN. Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang
|
|
- Irwan Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang yang dibentuk secara emosional dan bisa berubah seiring perubahan suasana hati, pengalaman, maupun lingkungan ( Croll, 2005). Berkembangnya industrialisasi dan budaya konsumerisme di negara-negara barat yang dengan cepat tersebar ke berbagai penjuru dunia, membentuk citra tubuh dan standar tubuh ideal yang baru bagi kaum wanita (Featherstone, 1982). Faktor-faktor sosial, ekonomi, ekologi, dan budaya memang sangat berpengaruh terhadap konsep tubuh ideal yang dianut oleh masyarakat (Bakhshi, 2008). Bahkan menurut Davis, dkk (1992), buku pelajaran anak mulai menyampaikan pesan tentang ukuran tubuh. Didalam buku, gambar anak perempuan semakin langsing setiap dekadenya sejak tahun 1900, sedangkan gambar anak laki-laki tidak berubah secara signifikan Anak-anak dan remaja saat ini tumbuh dan berkembang di dunia yang penuh dengan media massa (televisi, film, video, billboards, majalah, musik, koran, fashion designer, dan internet). Angka statistik yang mengejutkan mengungkapkan bahwa, rata-rata, anak atau remaja menghabiskan waktu sebanyak 5 jam per hari untuk menonton televisi dan menghabiskan rata-rata 6 sampai 7 jam melihat berbagai macam media lainnya yang dikombinasi (Brown, 2002), (Canadian Pediatric Society, 1999) dalam (Morris & Katzman 2003). Sarubin (1999) dalam (Browne et al. 1992)
2 2 menyatakan bahwa Amerika menghabiskan 33 miliar dolar pada produk dan program penurunan berat badan setiap tahunnya. Tiggermann et al (2000) dalam (Morris & Katzman 2003) mempelajari tentang perhatian tubuh pada remaja putri (usia 16 tahun) dan berusaha untuk memahami motivasi apa yang mendasari keinginan mereka untuk menjadi kurus dan ditemukan bahwa faktor yang memberikan tekanan kuat untuk menjadi kurus adalah media. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Paxton (1996) dalam (Gerner & Wilson 2005) menunjukkan bahwa pertemanan dan lingkungan teman sebaya membentuk kebudayaan yang menekankan bahwa menjadi kurus itu penting melalui teman untuk melakukan diet, tekanan dan pengaruh dari teman sebaya untuk berdiet dan menjadi kurus, dan ejekan dari teman sebaya tentang berat badan dan bentuk tubuh. Ketidakpuasan terhadap tubuh, berkaitan dengan pentingnya berat badan bagi perempuan yang kemudian akan menuntun mereka pada keadaan depresi (Rozin dan Fallon, 1998) dalam (Britam et al. 1990). Menurut, Eating Disorder Quick Poll Reports (University of Michigan), hanya 33% remaja putri merasa berat badan mereka sudah pas dengan tubuh mereka, sementara 58% ingin menurunkan berat badan, dan hanya 9% yang ingin menaikkan berat badan. The American Association of University Women (1992), menyatakan bahwa untuk perempuan, bagaimana mereka terlihat atau penampilan adalah indikator yang paling penting dari dirinya, sedangkan menurut laki-laki, indikator yang penting itu dilihat dari kemampuan diri dari pada penampilan.
3 3 Selanjutnya, menurut French et al. (1995) dalam (Gerner & Wilson 2005) penerimaan diri bagi remaja putri yang berdiet oleh teman sebayanya menarik perhatian yang besar dibandingkan dengan remaja putri yang tidak berdiet. Penelitian tentang citra tubuh (body image) telah dilakukan oleh orang berkulit putih, penelitian ini mengindikasikan bahwa remaja Afrika-Amerika, khususnya perempuannya, cenderung memiliki tubuh yang lebih sehat daripada remaja berkulit putih. Namun, di antara remaja perempuan Afrika-Amerika, karena bentuk dan ukuran tubuh mereka jauh dari bentuk dan ukuran ideal, ketidakpuasan terhadap tubuh pun meningkat (Siegel et al., 1999). Dalam studi skala besar, dilaporkan bahwa sekitar 30% dari anak laki-laki dan lebih dari 50% dari perempuan menggunakan metode pengendalian berat badan yang tidak sehat seperti muntah, obat pencahar, pil diet, merokok, dan diuretik dalam upaya untuk menurunkan berat badan (Emmons, 1992),(Neumark- Sztainer et al., 1999). Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2009) tentang perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok menyatakan bahwa sebanyak 37,4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Citra tubuh yang buruk sering menyebabkan remaja berdiet, yang bisa menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat, makan tidak teratur, dan akhirnya mengalami gangguan makan. Godaan yang terkait dengan berat badan dan bentuk tubuh dapat dinilai sebagai kontribusi terhadap eating disorders (Taylor et al. 1998).
4 4 Pada usia 15 tahun, lebih dari 50% jumlah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut (Vereecken dan Maes dalam Papilia, 2008). Penelitian menunjukkan biasanya orang akan beralih kepada fad diets karena mereka tidak senang dengan bentuk tubuh mereka dan lebih suka mengandalkan perubahan yang cepat dari pada pengaturan makan dan berolahraga. Penelitian juga membuktikan bahwa pada waktu tertentu, satu dari tiga wanita melakukan diet (Barrett, 1999). B.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah di kemukakan, maka masalah yang ada pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta C. Tujuan Penelitian tujuan umum : untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja putri dalam perilaku fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta tujuan khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan antara depresi dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 2. Untuk mengetahui hubungan antara paparan media cetak dan elektronik dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta
5 5 3. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 4. Untuk mendapatkan gambaran asupan makan pada remaja putri yang melakukan fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti: Sebagai media pembelajaran serta sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah. Peneliti juga mendapatkan gambaran mengenai seberapa erat hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku fad diet dikalangan para remaja putri. 2. Bagi Instalasi Terkait Gizi: Sebagai bahan masukan dan gambaran permasalahan yang ada di kalangan remaja putri, sehingga diharapkan adanya terobosan baru dan upaya agar para remaja putri lebih waspada terhadap kesehatan tidak hanya penampilan. 3. Bagi masyarakat : sebagai informasi kepada masyarakat khusunya para remaja putri dan orang tuanya. Sehingga mereka akan lebih mengerti dan bisa menambah ilmu pengetahuan. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan Fad diets pada remaja putri antara lain: 1. Andrea Pedtke (2001), yang berjudul prevalensi fad diets di sebuah kampus. Pada penelitian ini, 336 mahasiswa mengisi 24 pertanyaan survey. Dari 289
6 6 subyek diketahui 76 (26%) laki-laki dan 213 (74%) perempuan. Dari hasil itu, 13% (n=10) laki-laki pernah melakukan fad diets dan 40% (n=83) perempuan telah melakukan fad diets. 2. La Lisa Chapelle Berry (1999), yang berjudul media dan pengaruh teman pada fad diets yang dilakukan oleh remaja putri, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah majalah yang dibaca dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,725. Ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya menonton televisi dengan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,294 dan nilai p = 0,077. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara lamanya waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan teman wanita dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel ini adalah r = 0,440 dan nilai p = 0, Yulianti Kurnianingsih (2009), yang berjudul Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Diet Penurunan Berat Badan Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuisioner dan menggunakan desain cross sectional. Dari 235 sampel yang diteliti, sebanyak 37, 4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Walaupun ada persamaan pada metode yang digunakan yaitu cross sectional dan variabelnya, tapi penelitian ini mempunyai perbedaan. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang lokasi penelitian yang digunakan,
7 7 karakteristik subyek penelitian, budaya yang ada, dan kondisi geografis lokasi penelitian.
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada remaja khususnya remaja putri kerap kali melakukan perilaku diet untuk menurunkan berat badannya, hal ini dikarenakan remaja putri lebih memperhatikan bentuk tubuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai ukuran, bentuk, dan struktur tubuhnya sendiri, dan pada umumnya dikonseptualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan mendasar yaitu perubahan secara biologis, psikologis, dan juga
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah sumber informasi yang sulit untuk dilepaskan dalam keseharian individu. Douglas Kellner (1995) mengemukakan bahwa media massa memang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dimana seorang remaja mengalami perubahan baik secara fisik, psikis maupun sosialnya. Perubahan fisik remaja merupakan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia (hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor menjadi kalsium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikemas sedemikan rupa, merupakan rancangan pemerintah Korea untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korean wave adalah bentuk kebudayaan Korea Selatan yang dikemas sedemikan rupa, merupakan rancangan pemerintah Korea untuk memperbaiki citra Korea di mata negara lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight/obesitas merupakan akar dari berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler yang saat ini masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik wanita dewasa maupun remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan di televisi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja mengalami masa puber yang dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup masa akhir kanak-kanak dan masa awal remaja. Masa puber ditandai dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, makanan merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selain 1000 hari pertama kehidupan. Hampir separuh dari total pertumbuhan dan perkembangan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan individu yang merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
Lebih terperinciManusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering diperhatikan. Biasanya keinginan untuk tampil sempurna sering diartikan dengan memiliki tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini. Diet didefinisikan sebagai kegiatan membatasi dan mengontrol makanan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model
TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model Masa remaja merupakan jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan orang dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penampilan merupakan faktor penting bagi setiap orang terutama bagi
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan faktor penting bagi setiap orang terutama bagi seorang wanita. Sampai saat ini, pada umumnya masyarakat masih beranggapan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum SMAN 2 SMA Negeri 2 Depok yang terletak di Jalan Gede No.177, Sukmajaya, Depok. SMA Negeri 2 Depok merupakan salah satu rintisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Body Image II.A.1. Definisi Body Image Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai pengertian yaitu persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu periode dalam kehidupan manusia, remaja sering dianggap memiliki karakter yang unik karena pada masa itulah terjadi perubahan baik fisik maupun psikologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fase remaja merupakan segmen kembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi banyak perubahan baik fisik yaitu pertumbuhan yang sangat cepat (growth spurt) dan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Istiqomah Nugroho Putri, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyimpangan perilaku makan merupakan perilaku makan yang membatasi asupan makanan secara ketat supaya mempertahankan berat badannya yang akan berdampak negatif terhadap
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : ELVERA DESI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bentuk tubuh dan berat badan merupakan persoalan perempuan yang paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa pengaruh besar dalam mendorong
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi
4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan nutrisi pada anak remaja putri Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada remaja. Variabilitas yang luas dalam kecepatan pertumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase hidup manusia dimana fase ini terdapat banyak perkembangan pesat baik fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah idiom Bahasa Inggris yang berbunyi don't judge a book by its cover yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah idiom Bahasa Inggris yang berbunyi don't judge a book by its cover yang memiliki arti janganlah menilai sesuatu berdasarkan penampilan luarnya saja nampaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makan merupakan kebutuhan primer. Setiap individu memerlukan makan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makan merupakan kebutuhan primer. Setiap individu memerlukan makan untuk menghasilkan energi supaya dapat beraktivitas. Aktivitas makan bagi sebagian besar orang merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah suatu kebutuhan bagi setiap individu untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan mendukung proses metabolisme tubuh. Kebiasaan dan perilaku makan secara
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam perkembangannya akan tumbuh dengan mengalami dan melalui masa-masa tertentu, yaitu dimulai dari masa balita sampai masa tua. Salah satu masa yang penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, dimana anak-anak merupakan investasi bangsa untuk masa yang akan datang. Kualitas bangsa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga saat ini penampilan fisik bagi seorang individu merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian khusus, seorang individu berusaha untuk
Lebih terperinciBULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating
Kesehatan remaja sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Hal ini disebabkan karena remaja yang sehat akan melahirkan anak yang sehat, generasi yang sehat, dan manula yang sehat. Sedangkan remaja yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.
HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat
Lebih terperinciHarga Diri Pada Remaja Akhir yang Mengalami Gangguan Makan (Bulimia) FADILLA PERMATA PUTRI ( ) 5PA03
Harga Diri Pada Remaja Akhir yang Mengalami Gangguan Makan (Bulimia) FADILLA PERMATA PUTRI (12510484) 5PA03 Latar Belakang Di Indonesia ada 38% orang yang memiliki gangguan pola makan. Dan kebanyakan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa pertumbuhan, baik secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan jaringan dan organ tubuh yang membuatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan, merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan perkembangan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. SMA Negeri &0 terletak di jalan Bulungan I Blok C, Kebayoran Baru,
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum SMA Negeri 70 SMA Negeri &0 terletak di jalan Bulungan I Blok C, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. SMA Negeri 70 Jakarta merupakan gabungan dari dua SMA negeri,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Remaja berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, terjadinya kematangan secara keseluruhan dalam emosional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya adalah permasalahan fisik yang berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup merupakan sebuah konsep multidimensional yang mencerminkan persepsi diri seseorang akan kebahagiaan dan kepuasan dengan kehidupan. Menurut Renwick dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MAKAN PADA REMAJA PEREMPUAN DI MODELING SCHOOL RIA NATALINA PURBA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MAKAN PADA REMAJA PEREMPUAN DI MODELING SCHOOL RIA NATALINA PURBA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekurangan dan kelebihan gizi muncul karena pola makan bergizi tidak seimbang. Kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan tubuh, sedangkan kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,
Lebih terperinciCITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)
CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Hasil Univariat Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan
39 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Univariat 5.1.1 Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kecenderungan Tipe Penyimpangan Perilaku Makan pada Mahasiswi Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai penelitian mengenai penyimpangan perilaku makan telah banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penelitian mengenai penyimpangan perilaku makan telah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan. Sebuah penelitian kohort berbasis rumah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena perilaku seks bebas di kalangan remaja mengakibatkan terjadinya kecenderungan meningkatnya pelaku seks pranikah, penderita HIV/AIDS, dan kasus Aborsi. Fenomena
Lebih terperinciHUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON ANJANA DEMIRA Program Studi Psikologi, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Perkembangan dunia
Lebih terperinciPENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI
PENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI Vilda Ana Veria Setyawati Program Studi kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email :vera.herlambang@gmail.com
Lebih terperinciBAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada
BAB I Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dipelajari karena pada masa remaja, seorang remaja dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan. Salah satu diantara permasalahan
Lebih terperinciFAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA KESEHATAN DI GORONTALO
FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA KESEHATAN DI GORONTALO Misrawatie Goi 1, M.Anas Anasiru 2, Imran Tumenggung 3. (Jurusan Gizi Poltekkes
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup salah satunya adalah pemenuhan nutrisi terhadap tubuh karena dalam hierarki Maslow kebutuhan fisiologis salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kini menempati ranking ke-5 sebagai negara dengan jumlah konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang (Depkes RI,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sering disebut masa pubertas. Dimana masa pubertas adalah masa peralihan dari anak anak menjadi dewasa. Dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai remaja, mahasisiwi merupakan sosok individu yang sedang dalam proses perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahanperubahan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolescence) di mulai sejak usia 10 tahun sampai 19 tahun. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang diminati oleh banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun. Remaja juga identik dengan dimulainya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam peningkatan kualitas SDM adalah gizi yang baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan zaman seperti sekarang ini dan arus globalisasi sangatlah mempengaruhi kehidupan setiap individu di Indonesia maupun di negara-negara lainnya baik ditinjau
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang terus berkembang memberikan perubahan pada perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini, masyarakat seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia mempunyai kelebihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah penyebab kedua terkemuka didunia dari kecacatan dan dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius global ( WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU
68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. survei RISKESDAS pada tahun Obesitas disebabkan oleh faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut RISKESDAS (2010), persentase kejadian kegemukan pada level nasional mengalami peningkatan sebesar 2,8% dibandingkan hasil survei RISKESDAS pada tahun 2007. Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah masa transisi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan tingkat sosial ekonomi masyarakat terjadi pergeseran pola gaya hidup dan pola nutrisi yang cenderung mengkonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk mencapai kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO), 2007 menyebutkan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan Indonesia menjadi negara
Lebih terperinci