BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
|
|
- Erlin Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan kesehatan yang tepat (Zoellner, et al, 2011). Literasi kesehatan ini diprediksi sebagai prediktor terkuat dari kesehatan seseorang bila dibandingkan dengan umur, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan suku. Literasi kesehatan melibatkan batasan faktor sosial, kultur, dan faktor individu, serta literasi kesehatan yang buruk dapat berefek pada pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian terkait gizi pernah dilakukan, seperti pengukuran estimasi porsi, pengetahuan label makanan, dan pencarian informasi mengenai gizi. Dari penelitian yang menggunakan intervensi, didapatkan hasil adanya konsistensi peningkatan pengetahuan gizi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. (Carbone dan Jamie, 2012). Tinggi rendahnya tingkat literasi kesehatan akan berpengaruh pada pemahaman aspek kesehatan yang lain, sehingga penting untuk mengetahui seberapa tingkat literasi kesehatan seseorang. Nilai literasi kesehatan pada orang muda lebih tinggi bila dibandingkan pada orang yang lebih tua. Hal ini dikarenakan orang muda, khususnya pada hal ini remaja, mereka dapat lebih mudah mengakses informasi kesehatan bila dibandingkan pada orang yang lebih tua. Bila dibandingkan dengan kelompok tahun, individu pada kelompok umur tahun cenderung memiliki literasi kesehatan yang lebih rendah karena 1
2 kelompok tersebut masih menempuh pendidikan formal (Australian Bureau of Statistics, 2009). Masa remaja adalah masa yang paling krusial dalam perkembangan seseorang dengan rentang umur antara umur tahun. Dari rentang umur tersebut, masa remaja dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal (13-15 tahun), masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun) (Mahan, 2008). Menurut Depkes (2009), masa remaja awal adalah dari umur tahun, sedangkan untuk remaja akhir adalah dari umur tahun. Di Indonesia menurut Riskesdas (2013) kelompok remaja atau yang berusia tahun berjumlah sekitar 7% dari total penduduk di Indonesia, yang terdiri dari 51,1% remaja laki-laki dan 48,9% remaja perempuan. Remaja adalah kelompok populasi yang memiliki risiko besar pada masalah gizi baik dari sisi fisiologis maupun psikologisnya. Perubahan fisiologis pada remaja ditunjukkan dengan adanya perkembangan kematangan seksual, berupa meningkatnya produksi hormon dan berkembangnya alat kelamin sekunder. Sedangkan dari aspek psikologis, remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan membangun citranya sendiri mengenai bentuk tubuh mereka (Mahan, 2008; Santrock, 2003). Prevalensi masalah kecemasan terhadap berat badan lebih banyak terjadi pada masa remaja dibandingkan dengan masa kehidupan lainnya Sehingga memunculkan rasa ketidakpuasan remaja terhadap bentuk tubuhnya (Kurnianingsih, 2009). Hasil penelitian Syahrir, dkk, (2013) menemukan proporsi remaja yang memiliki citra tubuh positif (artinya menerima bentuk tubuh saat ini) yaitu 66,2% sebaliknya sejumlah 33,8% responden memiliki persepsi citra 2
3 tubuh negatif (artinya tidak menerima bentuk tubuh saat ini). Orang yang memiliki citra tubuh buruk biasanya akan merasa tidak senang dengan tubuhnya. Ketidakpuasan ini akan menyebabkan perubahan perilaku pada remaja, seperti melakukan diet penurunan berat badan yang ekstrim, mengkonsumsi obat pelangsing, menghindari pergi ke pelayanan kesehatan, serta diikuti perilaku kesehatan yang buruk, misalnya memuntahkan makanan dengan sengaja dan olahraga fisik yang berlebihan (Whitney dan Sharon, 2007; Kurnianingsih, 2009). Penelitian dari Symon, dkk, (2013), menemukan hasil yang berbeda, yaitu remaja putri dengan citra tubuh yang buruk berkaitan dengan kebiasaan kontrol berat badan yang tidak baik, buruknya pelaporan diri terhadap kesehatan, rendahnya tingkat aktivitas fisik, dan tingginya motivasi ekstrinsik terhadap aktivitas fisik. Sedangkan remaja putri yang memiliki citra tubuh yang baik terindikasi memiliki tingkat aktivitas fisik yang baik. Citra tubuh yang buruk dapat mendorong remaja untuk melakukan kontrol berat badan dan diet (Mahan, 2008). Secara umum, proporsi remaja (15-19 tahun) berdasarkan aktivitas fisik sangat ringan (sedentary) <3 jam adalah 30,9%, untuk 3-5,9 jam 43,1%, dan untuk 6 jam adalah 25,5% (Riskesdas, 2013). Aktivitas fisik yang merupakan salah satu perilaku hidup sehat juga dapat dikaitkan dengan literasi kesehatan (Geboers et al., 2014). Era sekarang ini menjadikan semua orang tidak hanya yang bertempat tinggal atau bersekolah di urban, namun mereka yang berada di daerah rural pun dapat mudah mengakses semua informasi terkait kesehatan. Demografi ini juga dapat mempengaruhi literasi kesehatan, citra 3
4 tubuh, ataupun aktivitas fisik (Saraswati, 2012; Sorensen et al., 2012; Cash and Linda, 2011). Penelitian mengenai tingkat literasi kesehatan di Indonesia masih jarang dilakukan. Padahal penelitian mengenai tingkat literasi kesehatan ini memiliki dampak yang cukup besar untuk kemajuan kesehatan. Sehingga, penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dari tindakan lanjutan yang dapat ditujukan kepada remaja untuk meningkatkan status gizi dan kesehatannya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah pada penelitian yang akan dilakukan ini antara lain : 1. Apakah ada perbedaan literasi kesehatan pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman? 2. Apakah ada perbedaan citra tubuh pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman? 3. Apakah ada perbedaan aktivitas fisik pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman? 4. Apakah ada hubungan tingkat literasi kesehatan dengan persepsi citra tubuh pada remaja di Kabupaten Sleman? 5. Apakah ada hubungan persepsi citra tubuh dengan aktivitas fisik pada remaja di Kabupaten Sleman? 6. Apakah ada hubungan tingkat literasi kesehatan dengan aktivitas fisik pada remaja di Kabupaten Sleman? 4
5 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan umum, yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat literasi kesehatan dengan citra tubuh dan aktivitas fisik pada remaja di Kabupaten Sleman. Sedangkan untuk tujuan khususnya, antara lain : a. Mengetahui perbedaan literasi kesehatan pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman b. Mengetahui perbedaan citra tubuh pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman c. Mengetahui perbedaan aktivitas fisik pada remaja di daerah urban dan rural Kabupaten Sleman d. Mengetahui hubungan antara tingkat literasi kesehatan dengan citra tubuh remaja di Kabupaten Sleman e. Mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan aktivitas fisik remaja di Kabupaten Sleman f. Mengetahui hubungan antara tingkat literasi kesehatan dengan aktivitas fisik remaja di Kabupaten Sleman D. Manfaat Penelitian 1. Bagi remaja Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, masukan, dan evaluasi bagi para remaja agar dapat senantiasa memperbaiki pola hidupnya, baik dari aktivitas fisik maupun citra tubuh. Selain itu, juga diharapkan agar selalu meningkatkan tingkat literasi kesehatan per individu agar dapat memperluas pengetahuan dan wawasan para remaja. 5
6 2. Bagi pemerintah dan institusi pendidikan Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan masukan terbentuknya program untuk tetap menjaga aktivitas fisik, persepsi citra tubuh, dan tingkat literasi kesehatan para remaja, khususnya pelajar SMA yang memiliki kecenderungan untuk memiliki aktivitas fisik yang rendah, citra tubuh yang buruk, dan tingkat literasi yang masih rendah. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mempermudah pemerintah untuk mengawasi para remaja pada institusi terkait. 3. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran, pengalaman yang tidak ternilai untuk peneliti sendiri. Sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain. 4. Bagi peneliti selanjutnya Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi terlaksananya penelitian selanjutnya agar dapat menutupi kekurangan yang sudah dilakukan di penelitian ini. E. Keaslian Penelitian 1. Speirs, Katherine E., et al. (2012) dengan judul Health Literacy and Nutrition Behaviors among Low-Income Adults. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa latar belakang kesukuan dan pengasuhan orang tua secara signifikan berhubungan dengan skor literasi kesehatan. Literasi kesehatan yang baik berkaitan dengan rendahnya konsumsi ayam goreng dan tingginya konsumsi buah segar. 6
7 Penelitian ini memiliki desain penelitian yang sama dengan yang akan dilakukan yaitu desain studi cross-sectional analitik. Adapun perbedaannya antara lain adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur literasi kesehatan, subyek penelitian dan variabel penelitian. 2. Geboers, Bas., et al. (2014) dengan judul The Association of Health Literacy with Physical Activity and Nutritional behavior in Older Adults, and Its Social Cognitive Mediators. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan dan aktivitas fisik. Dewasa dengan literasi kesehatan yang kurang lebih sering menunjukkan pemenuhan yang kurang terhadap kebutuhan aktivitas fisik, dibandingkan dengan dewasa dengan literasi kesehatan baik (p=0.007). Penelitian ini memiliki desain penelitian yang sama, yaitu studi cross-sectional dan variabel yang diteliti, yaitu literasi kesehatan dan aktivitas fisik. Sedangkan perbedaannya adalah instrumen yang digunakan dan subyek penelitiannya. 3. Zoellnerr, Jamie, et al. (2011) dengan judul Health Literacy is Associated with Healthy Eating Index (HEI) Score and Sugar-Sweetened Beverage Intake : Findings from the Rural Lower Mississippi Delta. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan pada nilai total HEI, di mana setiap kenaikan 1-poin pada literasi kesehatan berhubungan dengan kenaikan 1,21-poin pada nilai HEI, dengan pengontrolan variabel lain. Prediktor yang cukup signifikan lainnya meliputi umur, jenis kelamin, dan partisipasi program suplementasi. 7
8 Literasi kesehatan juga secara signifikan dapat memprediksi konsumsi SSB saat menghitung variabel. Setiap 1-poin pada nilai literasi kesehatan berhubungan dengan penuunan 34 kkal per hari dari SSB. Penelitian ini memiliki kesamaan desain penelitian dan variabel bebas (literasi kesehatan) yang cenderung sama. Namun, untuk subyek, tempat, dan instrumen yang digunakan untuk penentuan citra tubuh dan aktivitas fisik. 4. Symons, Caroline, et al. (2013) dengan judul The Relationship Between Body Image, Physical Activity, Perceived Health, and Behavioral Regulation among Year 7 and Year 11 Girls from Metropolitan and Rural Australia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa adanya perbedaan persepsi citra tubuh, BMI, dan kebiasaan yang dilakukan terkait kesehatan pada remaja dengan umur dan daerah tempat tinggal yang berbeda. Ketidakpuasan remaja terhadap bentuk tubuhnya berhubungan dengan persepsi kesehatan dan pola hidupnya, seperti rendahnya tingkat aktivitas fisik, kebiasaan makan, dan motivasi untuk melakukan aktivitas fisik. Penelitian ini memiliki kesamaan variabel (citra tubuh dan aktivitas fisik) dan desain penelitian, namun dalam penelitian yang akan dilakukan akan ditambah literasi kesehatan sebagai variabel bebas, serta penggunaan subyek dan instrumen penentuan citra tubuh dan aktivitas fisik yang berbeda dengan penelitian ini. 8
9 5. Restiani, Novita Hubungan Citra Tubuh, Asupan Energi dan Zat Gizi makro serta Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SMP Muhammadiyah 31 Jakarta Timur Tahun Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa adanya hubungan bermakna antara citra tubuh tidak puas, kebiasaan sarapan, asupan energi total, asupan karbohidrat, asupan lemak, dan asupan protein terhadap status gizi. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, durasi tidur, durasi menonton TV/video games, serta kebiasaan berolahraga dengan status gizi. Penelitian ini memiliki kesamaan variabel (citra tubuh dan aktivitas fisik) dan desain penelitian (cross-sectional), namun dalam penelitian yang akan dilakukan akan ditambah tingkat literasi kesehatan sebagai variabel bebas, serta penentuan subyek, tempat, dan instrumen penentuan citra tubuh dan aktivitas fisik yang berbeda dengan penelitian ini. 9
Huriyati, Emy Aktivitas Fisik pada Remaja SLTP Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul serta Hubungannya dengan Kejadian Obesitas. Tesis.
DAFTAR PUSTAKA Adityawarman. 2007. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Komposisi Tubuh pada Remaja. Semarang : Universitas Diponegoro Alifiah, Septiana Wahyu. 2009. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan mendasar yaitu perubahan secara biologis, psikologis, dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai ukuran, bentuk, dan struktur tubuhnya sendiri, dan pada umumnya dikonseptualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara kegemukan dan usia harapan hidup seseorang (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Begitu pula obesitas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa yang terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu periode dalam kehidupan manusia, remaja sering dianggap memiliki karakter yang unik karena pada masa itulah terjadi perubahan baik fisik maupun psikologi.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi kurang yang ada di Indonesia masih belum teratasi dengan baik. Saat ini Indonesia telah dihadapkan dengan masalah gizi baru yaitu masalah gizi lebih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight/obesitas merupakan akar dari berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler yang saat ini masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dimana seorang remaja mengalami perubahan baik secara fisik, psikis maupun sosialnya. Perubahan fisik remaja merupakan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 1-3 tahun berada pada masa pertumbuhan cepat setelah masa bayi. Meskipun lajunya menurun dibanding saat bayi, pada masa ini berat dan panjang badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan lebih. dari 36 juta kematian per tahunnya. Data pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan lebih dari 36 juta kematian per tahunnya. Data pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar 80 persen kematian tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, makanan merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang. mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bedasarkan hasil data riskesdas tahun 2010, rata-rata kecukupan konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi
4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan nutrisi pada anak remaja putri Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada remaja. Variabilitas yang luas dalam kecepatan pertumbuhan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori
Lebih terperinciMelewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah generasi penerus bagi pembangunan di masa depan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok yang bersangkutan (WHO, 2001). Anemia merupakan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat selain 1000 hari pertama kehidupan. Hampir separuh dari total pertumbuhan dan perkembangan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada remaja khususnya remaja putri kerap kali melakukan perilaku diet untuk menurunkan berat badannya, hal ini dikarenakan remaja putri lebih memperhatikan bentuk tubuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga remaja (Depkes RI, 1999). dengan cepat dan berbeda pada setiap individunya (Nanik, 2012) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)
anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besarnya masalah overweight dan obesitas telah diakui sebagai masalah kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu World Health Organization (WHO). Dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang yang dibentuk secara emosional dan bisa berubah seiring perubahan suasana hati, pengalaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasma trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang bersirkulasi dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan kalori dari makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, dimana anak-anak merupakan investasi bangsa untuk masa yang akan datang. Kualitas bangsa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak didalam tubuh yang lebih dari normal sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja disebut juga masa puberitas dimana perkembangan fisik berlangsung cepat yang menyebabkan remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan membangun
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan fisik karena bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe 2. Komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi, termasuk air merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan (Hurlock,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia beranjak dewasa merupakan periode puncak tumbuh kembang yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan (Hurlock, 2005). Masa remaja merupakan periode
Lebih terperincirumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²
BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama
Lebih terperinci, ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN
HUBUNGAN BODY IMAGE, ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2014 Vicennia Serly Amru Sofian Yanti Ernalia aqua.ryuu@gmail.com
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Asrama Asrama UI adalah suatu penunjang fasilitas akademik bagi para mahasiswa UI yang merupakan tempat tinggal sementara bagi para mahasiswa yang membutuhkan dan
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perempuan dalam keluarga utuh (dua orangtua) sebagai tenaga kerja berbayar, meningkat secara drastis dalam 50 terakhir (Frediksen-Goldsen & Scharlach, 2001).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA
V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa, sedangkan menurut Depkes RI 2006 jumlah remaja meningkat yaitu 43 juta jiwa, dan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pernikahan dini di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pernikahan banyak terjadi pada usia remaja di bawah 18 tahun. Angka pernikahan dini di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v SURAT PERNYATAAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas (kegemukan) sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adiposa sedemikian sehingga mengganggu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban gizi ganda adalah masalah gizi berupa berat badan kurang dan berat badan lebih yang terjadi dalam satu populasi (World Bank, 2012). Beban gizi ganda ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double Burden Nutrition). Masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara gizi lebih juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa pertumbuhan, baik secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan jaringan dan organ tubuh yang membuatnya
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum SMAN 2 SMA Negeri 2 Depok yang terletak di Jalan Gede No.177, Sukmajaya, Depok. SMA Negeri 2 Depok merupakan salah satu rintisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan
Lebih terperinciHubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun
Mutiara Medika Edisi Khusus Vol. 9 No. 2: 121-128, Oktober 2009 Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia 11-13 Tahun The Correlation Between
Lebih terperinciBagan Kerangka Pemikiran "##
KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2006, tingkat kemiskinan di Indonesia masih mencapai 17,8 persen yang berarti sekitar 40 juta jiwa masih berada di bawah garis kemiskinan. Salah satu akibat
Lebih terperinci