SEJARAH DESAIN. Gaya Desain M Indonesia Jelita Modul XII. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH DESAIN. Gaya Desain M Indonesia Jelita Modul XII. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif"

Transkripsi

1 SEJARAH DESAIN Modul ke: Gaya Desain M Indonesia Jelita Modul XII Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk

2 Abstract Gaya desain Masa Indonesia Jelita adalah periode seni rupa yang berkembang sekitar tahun 1920 s.d 1938 setelah masa perintis Romantisme Modern Indonesia Raden Saleh (juru gambar Belanda) tahun Sering disebut Mooi Indie (Hindia Molek) di mana banyak muncul pelukis-pelukis yang memiliki konsep melukis keindahan dan kemolekan/keelokan alam Indonesia.

3 Kompetensi Mahasiswa mengetahui sejarah, periode, tokoh-tokoh dan karya desain Masa Indonesia Jelita.

4 A. Pengantar B. Ciri-ciri Lukisan Masa Indonesia Jelita C. Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita D. Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita E. Kesimpulan

5 A. Pengantar Masa Indonesia Jelita adalah periode seni rupa yang berkembang sekitar tahun 1920 sampai dengan tahun 1938 setelah masa perintis Romantisme Modern Indonesia Raden Saleh (juru gambar Belanda) tahun Masa Indonesia Jelita sering disebut Mooi Indie (Hindia Molek). Pada masa ini banyak muncul pelukis-pelukis yang memiliki konsep melukis keindahan dan kemolekan/keelokan alam Indonesia. Keindahan alam Indonesia yang dilukiskan seniman Mooi Indie sebagai imbas dari penjajahan di masa Belanda. Penjajah Belanda mengekang para pelukis untuk tidak menggambar/melukis gambar-gambar yang memiliki nilai simbolik, perjuangan, dan anti penjajahan. Mereka hanya diperbolehkan melukis keindahan alam saja.

6 A. Pengantar Mooi Indie juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya: 1). munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontaka, 2).didukung adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tenteram, indah, dan tidak cepat berubah, 3). keindahan dan ketenteraman negeri Nusantara ini menambah ketertarikan seniman-seniman Eropa untuk melukiskannya, dan terakhir 3). adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam Nusantara untuk dijual kepada para turis asing waktu itu yang demikian gandrung dengan lukisan-lukisan keindahan Indonesia.

7 Gaya A. Pengantar Desain Masa Indonesia Jelita Hal ini menjadi dilema bagi seniman pribumi, karena di satu pihak para pemesan lukisan hanya menginginkan karya mengenai keindahan alam Indonesia saja. Hal inilah yang melatarbelakangi dominasi lukisan tema serupa semakin marak saat itu. Maka dapat dimengerti jika secara politis keindahan lukisan ini menina-bobo kan masyarakat dan tidak mencerminkan jiwa patriotik ingin merdeka. Periode Indonesia Jelita ditandai dengan datangnya para pelukis dari luar negeri yang sangat antusias memburu kelimpahan sinar matahari pagi melukis pemandangan di Indonesia, antara lain: Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smith, Lee Mayer, W G Hofker, Ernest Desenze, dan Romuldo Locatelli. Beberapa tokoh atau pelukis dari Indonesia yang mengikuti periode ini di antaranya: Basoeki Abdullah, Abdullah Soeryo Subroto ( ), Mas Pirngadi ( ), Wakid, Wahdi Sumanta, Henk Ngantung, Lee Man Fong, G.A Kadir, Oemar Basalamah, dll.

8 B. Ciri-ciri Lukisan Masa Indonesia Jelita Pengambilan objek alam yang indah Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka Kemahiran teknik melukis tidak diimbangi dengan penonjolan nilai spiritual Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia

9 Gaya Desain Masa Indnesia Jelita Ciri-ciri Lukisan Masa Indonesia Jeli Lukisan berjudul Mountain Landscape karya Wakidi ini menampilkan keindahan alam sebagai mana objeknya. Menggunakan cat minyak berwarna hijau kebiruan yang natural. Lukisan diciptakan dengan visualisasi natural/alamiah tanpa adanya kreasi penambahan atau pengurangan ide. Melalui lukisan ini kita benar-benar dibawa pada keindahan alam yang sangat elok dan mengagumkan disuguhkan Indonesia. Floating Village, Wakidi, Cat Minyak di Kanvas, 76x134 cmadalah salah satu Wakidi yang menonjol. Di sini ditampilkan keindahan pemandangan alam secara nyata. Perbedaan warna gelap dan terang terlihat sangat jelas. Pewarnaannya cenderung gelap dan agak coklat kekuningan agar lukisan tersebut terkesan kusam. Selain itu untuk mencerminkan perasaan sedih serta kesan yang suram dan miris, sesuai dengan keadaan yang digambarkan di dalamnya. Digambarkan sebuah pedesaan yang dilanda banjir. Terlihat tiga rumah, jalanan yang dibanjiri air, serta beberapa perahu yang berisi orang-orang maupun barang-barang. Lukisan ini tergolong sederhana, namun dalam karya Floating Village ini, Wakidi mampu menggambarkan aktivitas masyarakat dengan jelas.

10 C. Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Kekayaan dan keindahan Nusantara tidak hanya menggoda kolonial Belanda untuk menjajah Nusantara yang subur dan hijau serta kaya akan hasil bumi. Selain menjajah Nusantara/Hindia Belanda (Indonesia sebelum merdeka) koloni Belanda juga terpesona dengan keindahan alamnya. Selain mengeruk kekayaan alam Hindia Belanda dan menjajah rakyat pribumi, Belanda dengan para pekerja seninya juga mendokumentasikan keindahan alamnya. Dengan mendokumentasikan alam, flora, fauna serta kehidupan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, juga didokumentasikan melalui lukisan untuk apreasiasi seni. GayalukisanmasaIndonesiaJelitaatauMooi Indie atau Hindia Molek muncul di Batavia pada awal abad XX. Di mana pada waktu itu terdapat berbagai status sosial yang beragam di Batavia, salah satunya adalah kalangan masyarakat menengah Belanda yang tinggal di lingkungan pribumi. Kalangan menengah Belanda tersebut membawa pola baru dalam kehidupan, salah satunya adalah dengan mengoleksi benda-benda seni termasuk lukisan.

11 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Memasuki tahun 1920-an pertumbuhan tempat tinggal orang Belanda di Batavia di kawasan Weltervreden Selatan dan Tenggara. Di samping itu, sepanjang kawasan tepi kota yaitu Gondangdia Baru dan Menteng berderet-deret bangunan orang Belanda dengan halaman depan dan di belakang yang rapi dan teratur. Kelompok masyarakat menengah Belanda itulah yang menjadi patron seni lukis yang mulai berkembang. Kebiasaan mengoleksi lukisan tersebut mulai tumbuh pada akhir abad ke-19. Sebagai penanda sekaligus penguat akan hadirnya budaya yang mengandung nilai estetika tersebut datang dari pemerintah kolonial sendiri. Pemerintah kolonial mendirikan lembaga kebudayaan Nederlandsch Indische Kunstkring pada 1 April Kemudian dalam perkembangannya lembaga kebudayaan ini dikenal di Batavia dengan sebutan Bataviaasche Kunstkring. Lembaga kebudayaan tersebut menjadi penampung aspirasi kalangan elite Belanda dan intelektual pada kelas menengah Belanda. Lembaga kesenian tersebut menaungi berbagai seni, antara lain seni lukis, musik, tari, drama, maupun pidato kebudayaan dan membaca.

12 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Dengan adanya lembaga kebudayaan tersebut, maka dunia seni pada zaman itu menjadi semarak dan bergairah. Pameran dan pertunjukan sering diadakan di gedung tersebut. Kegiatan yang dibuat dengan makna sejarah besar adalah pameran seni lukis pada 1903 yang menampilkan karya duplikat dari Rembrant van Rijn di Batavia.

13 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Dengan berdirinya lembaga kesenian sebagai patronase seni lukis dan tersedianya prasarana-prasarana yang lain semakin membuka kesempatan ruang yang kondusif untuk mempertemukan minat masyarakat dan visi pelukis. Maka dari itu banyak pelukis profesional Eropa yang berdatangan ke Hindia Belanda, untuk dapat mengeksplor alamnya yang indah. Walaupun sebelumnya ada pelukis yang bekerja di bawah instruksi pemerintah Belanda. Mereka adalah pelukis yang ditugasi oleh V.O.C atau pemerintah Hindia Belanda untuk membuat pendokumentasian sebagai laporan dinas dan kepentingan ilmiah. Mereka itu boleh dikatakan pekerja di bidang artsitik yang mendokumentasikan melalui sketsa atau lukisan. Pelukis yang ditugaskan antara lain C.G.C. Reinwardt, A.J.Bik, Th.Bik dan A.A.J. Payen. Pelukis yang terakhir dikenal sebagai guru dari pelukis pribumi bangsawan Raden Saleh perintis seni lukis modern Indonesia.

14 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Selain itu muncul pelukis-pelukis profesional yang bekerja untuk melukis, tidak diperintah oleh pemerintah kolonial. Mereka datang dari daratan Eropa tepatnya negeri Belanda, Pelukis tersebut datang untuk dapat mendokumentasikan keindahan alam Hindia. Tercatat nama-nama pelukis terkenal di Hindia Belanda seperti, P.A.J. Moojen, W.O.J. Nieuwenkamp yang datang pada tahun Selanjuthya menyusul pelukis lain seperti, Du Chattel, Carel Dake, Dolf Breetvelt, Isaac Israel, Marius Bauer, dan Romualdo Locatelli. Kedatangan pelukis tersebut membawa faham baru dalam aliran seni, yaitu aliran impresionisme dan ekspresionisme. Di mana pada waktu itu di Eropa memang sedang berkembang aliran jenis baru tersebut, sehingga para pelukis tersebut membawa faham baru yang lebih segar bagi wacana seni di Hindia Belanda.

15 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Mereka melukis alam dan kehidupan di negeri yang eksotis dan kaya akan cahaya matahari. Mereka rela datang dari jauh untuk dapat menangkap momen estetis tersebut. Di mana pemandangan alam dengan hamparan sawah, sungai, tumbuhan tropis, dan adat penduduk pribumi, selalu menggoda untuk dapat digoreskan di atas kanvas. Kedatangan para pelukis dari Eropa tersebut membuat semarak dunia kesenian di Batavia pada waktu itu. Para pelukis tersebut pada umumnya tergoda oleh eksotisme dunia timur. Mereka mendatangi tempat-tempat seperti lembah, gunung, desa, sungai, hamparan sawah, melukis kegiatan adat dan gadis desa yang cantik. Mereka berkelana ke berbagai daerah di Jawa, Sumatra hingga ke Bali.

16 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Keindahan alam Hindia memaksa mereka untuk dapat berlama-lama tinggal di Hindia, untuk dapat mendokumentasikan moment estetis alam dan kebudayaan. Para pelukis yang menetap lama di Hindia antara lain Willem Dooyewaard, Rolland Strasser, Walter Spies, Rudolf Bonnet, dan Willem Hofker. Para pelukis di atas tergoda dengan eksotisme alam Hindia, khususnya pulau Bali yang memiliki keindahan alam bagai surga. PadaintinyaparapelukisEropatersebutdatangkeHindiauntukmelukis keindahan alamnya yang eksotis. Dan dari lukisan yang dihasilkan para pelukis Eropa tersebut melahirkan istilah Mooi Indie. Sebutan istilah tersebut tentunya tidak terdapat dalam terminologi sejarah seni lukis mainstream Barat. Karena istilah Mooi Indie sendiri menjadi populer di Hindia Belanda (Indonesia) semenjak S. Sudjojono memakainya untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan dalam tulisannya pada tahun Namun sebelumnya istilah Mooi Indie pernah dipakai untuk memberi judul reproduksi lukisan pemandangan Hindia Belanda karya cat air Du Chattel yang diterbitkan dalam bentuk portofolio di Amsterdam tahun 1930.

17 Sejarah Awal dan Perkembangan Masa Indonesia Jelita Beberapa puluh tahun setelah Raden Saleh meninggal dunia seni rupa Indonesia mengalami kekosongan, kemudian muncul pelukis Abdullah Suryosubroto keturunan bangsawan Solo. Dapat dikatakan Suryosubroto lah yang pertama kali menancapkan tonggak sejarah modern seni rupa Indonesia Jelita setelah masa perintisan yang vakum tersebut. Suryosubroto lulusan sekolah Akademi Kesenian di Eropa mengembangkan lukisannya di Indonesia dengan gaya yang berbeda. Gaya Abdullah Suryosubroto menekankan keelokan dan suasana keindahan alam di Indonesia. Periode Mooi Indie telah begitu besar sumbangannya dalam menyemarakkan lukisan lanskap bagi seni rupa modern awal di Indonesia. Tetapi setelah cukup lama menjadi barometer seni lukis modern Hindia Belanda, akhirnya Mooi Idie mendapat reaksi keras dari kaum Bumiputera. Seiring dengan gejolak ekonomi serta politik yang tidak kondusif menjelang tahun 1930-an.

18 D. Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Bangkitnya periode seni lukis di berbagai negara tentu dipelopori dengan adanya tokoh-tokoh yang berperan. Biasanya para tokoh tersebut menciptakan trend yang membangkitkan gaya baru dalam melukis serta fokus yang dijadikan tema dan objek lukisan. Pada kasus periode seni lukis Indonesia Jelita atau Mooi Indie kita akan dihadapkan pada nama-nama besar seperti Abdullah Soeryosubroto, Basoeki Abdullah, Mas Pirngadi, Henk Ngantung, Lee Man Fong, Ruddolf Bonnet, Romuldo Locatelli, Lee Mayer,danW.GHofker. Nama-nama di atas memiliki kontribusi besar pada perkembangan seni lukis periode ini serta perkembangan seni lukis Indonesia secara keseluruhan. Namun, sebenarnya beberapa nama tersebut tentu masih merupakan sebagian kecil dari banyaknya nama-nama besar yang telah berkontribusi pada periode Mooi Indie ini.

19 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Abdullah Soeryosubroto Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang pada 1878 dan meninggal di Yogyakarta, pada 1941 adalah seorang pelukis Indonesia Jelita. Dia adalah anak angkat Dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh gerakan nasional Indonesia. Dia adalah juga ayah pelukis Indonesia terkenal Sudjono Abdullah dan Basoeki Abdullah Mengikutijejakayahangkatnya,Abdullahmasuksekolahkedokterandi Batavia (Jakarta). Kemudian dia meneruskan kuliahnya di Belanda. Di sana, dia beralih ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa. Sepulangnya di Indonesia meneruskan karirnya sebagai pelukis. Abdullah dipandang sebagai pelukis Indonesia yang pertama pada abad ke-20. Lukisan kesukaannya adalah pemandangan. Dia dimasukkan dalam aliran yang dijuluki "Mooi Indie" ("Hindia Molek"). Abdullah mulai menetap beberapa tahun di Bandung agar dekat dengan alam yang disukainya untuk dilukis. Kemudian dia pindah ke Yogyakarta dan meninggal di sana tahun 1941.

20 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Basoeki Abdullah Semakin kuat potensi pelukis pribumi mengukuhkan namaya dalam percaturan seni rupa Indonesia Jelita dengan kemunculan pelukis Basoeki Abdullah yang lahir di Desa Sriwidari, Surakarta (Solo) Jawa Tengah 27 Januari 1915, dari pasangan R. Abdullah Soeryosubroto dan Raden Nganten Ngadisah. Kakeknya adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo ( ), salah seorang tokoh sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia, pada awal tahun 1900-an. Bakat melukis Basoeki Abdullah terwarisi dari ayahnya Abdullah Soerryosubroto. Seorang pelukis dan juga sempat mencatatkan namanya dalam sejarah seni lukis Indonesia sebagai salah satu tokoh Mooi Indië. Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah mulai senang menggambar orang, diantaranya adalah beberapa tokoh terkenal seperti Yesus Kristus, Mahatma Ghandi, Rabindranath Tagore, dan Khrisnamurti. Pada usia 10 tahun Basoeki Abdullah telah melukis tokoh Mahatma Ghandi dengan menggunakan pensil di atas kertas yang hasilnya luar biasa untuk ukuran anak seusia itu.

21 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Pendidikan formal yang pernah ditempuh Basoeki Abdullah semasa kanak-kanak dan masa muda diperoleh di HIS (Hollands Inlandsche School), dan kemudian dilanjutkan ke MULO (Meer Ultgebried Lager Onderwijs). Pada tahun 1913 berkat bantuan Pastor Koch SJ., Basoeki Abdullah mendapatkan bea siswa untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Seni Rupa (Academie Voor Beldeende Kunsten) di Den Haag, Belanda dan menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun lebih 2 bulan, dengan meraih penghargaan sertifikat Royal International of Art (RIA). Setelah dari Den Haag Belanda, Basoeki Abdullah juga mengikuti pelajaran semacam studi banding di sejumlah sekolah seni rupa di Paris dan Roma.

22

23 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita 4. Raden Mas Pirngadi Pelukis Raden Mas Pirngadi lahir sekitar 1875, meninggal sekitar Ia seorang pelukis naturalis dari aliran Mooi Indie yang mumpuni. Dilahirkan dalam keluarga aristokratis Banyumas. Karena kearistokratannya itu lah ia dapat berhubungan dengan bangsawan-bangsawan Belanda di Indonesia, di antara mereka adalah pelukis Du Chattel yang melatih pemuda Indonesia muda ini melukis dengan cat air. Kesamaan karyanya sering mengingatkan pada karya gurunya. J.E. Jasper mengungkapkan bahwa Raden Mas Pirngadie dapat menampilkan warna yang tegas untuk menggambarkan langit Indonesia yang biru tembus cahaya dan kaya dengan mega-mega yang lembut. Di samping itu dalam karya-karya aquarelnya sering ada kesan sesuatu yang halus, mengarah ke suasana mimpi. Dataran yang sepi, gunung-gunung yang diam dapat mengungkapkan perasaannya yang dalam. Pirngadie menguasai teknik-teknik melukis Barat. Ia memproduksi pemandangan-pemandangan alam serta membuat lukisan-lukisan tentang kehidupan rakyat

24 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Pirngadie adalah seorang juru gambar sketsa yang benarbenar terampil dan akurat. Ia bekerja lama pada The Royal Batavian Society for Arts dan Dinas Arkeologi untuk membuat gambar-gambar rekonstruksi yang tepat dari reruntuhan monumen-monumen. Ia juga membuat gambar bagi Jasper untuk membuat ilustrasi sebuah monograf besar tentang seni rupa dan kriya Indonesia. Ia melatih beberapa pelukis muda Indonesia, diantara mereka adalah Sudjojono dan Suromo.

25 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita 5. Walter Spies Walter Spies lahir di Moskow 15 September Meninggal di Smudera Hindia, 19 Januari 1942 pada umur 46 tahun. Merupakan pelukis, perupa, dan juga pemusik. Ia adalah tokoh di belakang modernisasi seni di Jawa dan Bali. Spies lahir sebagai anak seorang peniaga kaya Jerman yang telah lama menetap di Moskow. Semenjak muda ia telah menggemari seni musik dan seni lukis. Ia mengenal Rachmaninov dan mengagumi Gauguin. Selepas Perang Dunia I, Spies sempat tinggal beberapa lama di Jerman (di Berlin) dan berteman dengan sutradara ternama masa itu, Friedrich Murnau. Kelak, Murnau-lah yang banyak membantu Spies secara finansial di perantauan. Di Jerman ia sudah cukup ternama karena lukisan-lukisannya, namun ia merasa tidak kerasan karena sebagai homoseksual ia selalu dicari-cari polisi.

26 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Pada 1923 ia datang ke Jawa dan menetap pertama kali di Yogyakarta. Dia dipekerjakan oleh sultan Yogya sebagai pianis istana dan diminta membantu kegiatan seni keraton. Spies-lah yang pertama kali memperkenalkan notasi angka bagi gamelan di keraton Yogyakarta. Notasi ini kemudian dikembangkan di kraton-kraton lain dan digunakan hingga sekarang. Setelah kontraknya selesai ia lalu pindah ke Ubud, Bali, pada Di sinilah ia menemukan tempat impiannya dan menetap hingga menjelang kematiannya. Di bawah perlindungan raja Ubud masa itu, Cokorda Gede Agung Sukawati, Spies banyak berkenalan dengan seniman lokal dan sangat terpengaruh oleh estetika seni Bali. Ia mengembangkan apa yang dikenal sebagai gaya lukisan Bali yang bercorak dekoratif. Dalam seni tari ia juga bekerja sama dengan seniman setempat Limbak, memoles sendratari yang sekarang sangat populer di Bali, Kecak.

27 Tokoh dan Hasil Karya Seni Lukis Indonesia Jelita Sering kali dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama kali menarik perhatian tokoh-tokoh kesenian Eropa terhadap Bali. Ia memiliki jaringan perkenalan yang luas dan mencakup orang-orang ternama di Eropa. Sejumlah temannya banyak diundangnya ke Bali untuk melihat sendiri pulau kebanggaannya itu. Di bulan Desember 1938 Spies sempat dipenjara karena dituduh homoseksual. Ia baru dibebaskan karena bantuan beberapa temannya, di antaranya Margaret Mead, pada September Perang Dunia ke dua membawanya pada nasib buruk. Sebagai orang Jerman, ia ditangkap pemerintah Hindia Belanda. Ia meninggal 19 Januari 1942 karena tenggelam bersama-sama dengan kapal Van Imhoff yang ditumpanginya. Kapal dengan 477 tawanan dan 110 awak kapal itu tidak mempunyai ciri-ciri yang khas yang menandai bahwa kapal itu kapal yang membawa tahanan perang, sehingga diserang oleh armada Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di perairan barat Sumatera Utara. Kapal yang seharusnya berlayar ke Srilanka itu mengangkut orang-orang Jerman yang diusir darihindia Belanda akibat serangan Jerman ke Belanda.

28 E. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa masa seni rupa Indonesia Jelita adalah masa yang penuh pesta ria romantik, angin segar citra keindahan seni yang serba salon penuh artifisial. Masyarakat seni rupa kala itu seperti terbius oleh persepsi bahwa melalui seni kehidupan setiap hari indah, damai tanpa gejolak. Hal ini bertolak belakang dengan realitas bangsa Indonesia yang sedang dijajah Belanda. Di mana kekayaan hasil alam Indonesia seperti rempah-rempah, kopi, dan lain-lain hasil tambang alam seantero nusantara dikeruk Belanda. Sesungguhnya rakyat Indonesia kala itu tidak sadar sedang dibodohkan dan dimiskinkan penjajah. Hal ini juga mengingat jika kreativitas manusia yang seharusnya tanpa batas, kala itu dibatasi hanya mencipta yang indah-indah saja. Seni kala itu menjadi tanpa makna untuk realitas kehidupan bagi harmoni kehidupan manusia bebas tak terbelenggu oleh penjajahan bangsa asing yang menyengsarakan.

29 Kesimpulan Pengaruh penjajahan Belanda yang tidak mengizinkan kritikan lewat lukisan yang dibuat seniman pada waktu itu sesungguhnya adalah dogma yang berakibat seni lukis Indonesia Jelita memang hanya berkutat pada keindahan objeknya. Karya seni lukis periode Indonesia Jelita/Mooi Indie adalah benar-benar representasi seni lukis pada masa kolonial yang murni hanya menangkap potret pemandangan Indonesia. Meskipun sangat indah, namun mayoritas makna lukisan hanya sebatas keindahan alam Indonesia yang digambarnya saja. Lukisan-lukisan pada masa Indonesia Jelita ini hanya menyenangkan secara visual dan tidak ada kreativitas-kreativitas baru untuk menonjolkan makna dari lukisan ini. Jadi, ini merupakan lukisan yang turistik yaitu lukisan yang langsung menggambar pemandangan alam secara natural yang mempertimbangkan perspektif (ruang). Kendatipun kontribusi masa Indonesia Jelita disuburkan dengan lukisan lukisan serba indah dan kemahiran teknik melukis, masa Indonesia Jelita tidak di dibarengi dengan penonjolan nilai spiritual.

30 Kesimpulan Karya seni bagaimanapun juga adalah murni ekspresivitas (kebebasan berekspresi) si senimannya, apapun penggayaan dan temanya itu berpulang dari ide senimannya. Seni bukanlah sebuah dogma atau perangkat provokasi tendensius. Bilamana itu terjadi itulah kondisi di mana karya seni bukan dilihat dari esensinya tapi lebih mengedepankan nilai fungsinya dalam masyarakat. Sebagaiamana filsuf-filsuf besar seperti Plato, yang memaknai proses berkesenian sebagai memesis atau peniruan. Terlebih Aroistoteles menyebutnya dengan khatarsis atau pemurnian, hingga filsuf dan juga bapak psikoanalisis era modern, Sigmund Freud yang berujar bahwa seni adalah mengenai sublimasi atau trasnformasi emos yang sarat nilainilai kemanusiaan dan kehidupan.

31 Terima Kasih Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara Indonesia, Kota Bandung khususnya, kondisi seni rupa sudah berkembang pesat di mana segala ungkapan artistik terwujudkan dalam berbagai media yang tidak

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN INDIES arsitektur

KEBUDAYAAN INDIES arsitektur KEBUDAYAAN INDIES arsitektur Untuk mengingatkan akan tanah airnya (Belanda) mereka juga membuat cerobong asap (walau hanya tiruan). Selain itu pada atap juga ada tadah angin (wind wijser) dengan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN SEJARAH SENI RUPA MODERN INDONESIA

TINJAUAN SEJARAH SENI RUPA MODERN INDONESIA TINJAUAN SEJARAH SENI RUPA MODERN INDONESIA Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M. Ds. PEMBABAKAN SENI RUPA MODERN INDONESIA 1. Masa Perintisan (1817-1880) 2. Masa Indonesia Jelita ( Indie Mooi

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan Seni Rupa Murni Daerah Seni Rupa Murni Daerah adalah Gagasan manusia yang berisi nilai nilai budaya daerah tertentu yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

Barli "Siti" SOx36cIIl Lee Man - Fo ng "Sketsn W il l/ita Bali " Knpur 1\1erl1ll eli nlns kertns 40 x 60 (1/1

Barli Siti SOx36cIIl Lee Man - Fo ng Sketsn W il l/ita Bali  Knpur 1\1erl1ll eli nlns kertns 40 x 60 (1/1 Tilik Salllbllllg individualitas dan pandangan yang personal. Sebagian besar juga mempersoalkan realitas. Namun, apakah mereka sesungguhnya sadar, mengapa kenyataan (realitas) dipersoalkan dalam seni lukis

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia, 17 71: Goresan Juang Kemerdekaan Senin, 25 Juli 2016

Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia, 17 71: Goresan Juang Kemerdekaan Senin, 25 Juli 2016 Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia, 17 71: Goresan Juang Kemerdekaan Senin, 25 Juli 2016 Untuk pertama kalinya Istana Kepresidenan akan menampilkan karya-karya seni terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Poster Jejak Rupa Pameran Lukisan Bali PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn SEBAGAI MEDIA PROMOSI PAMERAN JEJAK RUPA LUKISAN BALI Dalam Rangka

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Penelitian Percepatan S-2 PERAN SENIMAN SERBA BISA WALTER SPIES DALAM PERKEMBANGAN SENI MUSIK BARAT DI YOGYAKARTA (SEBUAH BIOGRAFI) Disusun oleh: Yunike Juniarti Fitria, S. Pd FAKULTAS BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

Nasionalisme S. Sudjojono ( ) Pembuka Babak Baru Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia

Nasionalisme S. Sudjojono ( ) Pembuka Babak Baru Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia Nasionalisme S. Sudjojono (1913-1986) Pembuka Babak Baru Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia Oleh : Irwan Jamalludin M.Sn (Desain Komunikasi Visual - Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra) Abstrak Tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

Gambar 1. GUSTAVE COURBET. Anak Pemecah Batu. (1849). Kapur. Gambar 2. GUSTAVE COURBET. Pemecah Batu. (Detail) (1849). Cat Minyak di atas Kanvas.

Gambar 1. GUSTAVE COURBET. Anak Pemecah Batu. (1849). Kapur. Gambar 2. GUSTAVE COURBET. Pemecah Batu. (Detail) (1849). Cat Minyak di atas Kanvas. Apakah lukisan itu? Apa perbedaan lukisan dengan gambar? Perhatikan contoh gambar yang dibuat oleh pelukis Perancis Gustave Courbet (Gambar 1). Gambar itu merupakan sketsa untuk lukisan pada Gambar 2,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni merupakan salah satu konsep yang sulit untuk didefinisikan. Karena sulitnya, maka pengertian seni sering merujuk ke arah konsep metafisik, padahal pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Pelebon PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Truly Bagus II Harmony in Diversity Cullity Gallery, Faculty of Architecture,

Lebih terperinci

Sejarah Umum Seni Lukis

Sejarah Umum Seni Lukis Sejarah Umum Seni Lukis Zaman prasejarah Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu BAB VI KESIMPULAN A. Simpulan Keindahan dalam beragam pemaknaannya melahirkan ekspresi-ekspresi kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu bertransformasi secara ideal

Lebih terperinci

MEMBENTANGKAN KEMBALI ALAM

MEMBENTANGKAN KEMBALI ALAM MEMBENTANGKAN KEMBALI ALAM Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Andri Hilary Dr. Agung Hujatnika, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email : andri_hilary@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern membuat arus globalisasi menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga mengikuti arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tema merupakan suatu hal yang menjadikan isi dalam karya seni. Dalam sebuah karya seni tema dihasilkan dari pengolahan obyek baik dari alam nyata maupun dari

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

Seni Lukis Indonesia. Sekarang dan yang Akan Datang. S. Sujojono

Seni Lukis Indonesia. Sekarang dan yang Akan Datang. S. Sujojono Seni Lukis Indonesia Sekarang dan yang Akan Datang S. Sujojono Lukisan-lukisan yang kita lihat pada waktu sekarang, tidak lain yang terbanyak adalah lukisan-lukisan pemandangan (landschappen): sawah yang

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Evaluasi Materi Modul 1 s.d 7 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Berbagai Gaya Desain di dunia berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan, baik untuk sistem kepercayaan, sistem sosial maupun sebagai hiburan. Kegiatan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Negara Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkan dalam setiap level dengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan sebuah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Saat ini wanita selalu ingin terlihat cantik, glamour, modis dan modern. Tak dapat dipungkiri setiap wanita selalu mendambakan kecantikan fisik tersebut dengan

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan. Estetika Seni Arti kata estetis mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra) http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.ph p concerned with beauty or the appreciation of beauty

Lebih terperinci

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan KETENTUAN PENDAFTARAN DAN KEPESERTAAN PAMERAN SENI RUPA GURU SE-JABODETABEK DI MUSEUM BASOEKI ABDULLAH DALAM RANGKA PERINGATAN KE 59 HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2017 I. Bentuk Kegiatan & Tema A. Pameran

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Wujud Modul 9. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Wujud Modul 9. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Wujud Modul 9 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Wujud Abstract Bentuk adalah sesuatu

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: PEGELARAN SENI (PENCIPTAAN SENI) DANA DIPA ISI DENPASAR, 2010 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri pada akhir dekade pertama abad ke-19, diresmikan tanggal 25 September 1810. Bangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku bangsa, beranekaragam Agama, latar belakang sejarah dan kebudayaan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. berupa perancangan logo perusahaan, beserta aturan standar

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. berupa perancangan logo perusahaan, beserta aturan standar BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Perancangan Identitas visual Perusahaan Tama Chocolate berupa perancangan logo perusahaan, beserta aturan standar penerapan. Konsep

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Isi Modul 8 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Bentuk dan isi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan yang masih dapat terlihat sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : AFIF WIDODOAJI

Lebih terperinci

sebagai ungkapan bagi degupan-degupan dalam diri para murid15.

sebagai ungkapan bagi degupan-degupan dalam diri para murid15. BAB III SENI RUPA Dl YOGYAKARTA 3.1 Perkembangan Seni di Indonesia Perkembangan seni di Indonesia mulai menuju kemajuan sejak jaman Kolonial Belanda (V.O.C). Pelukis berpendidikan Barat pertama yang tampil

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 59 VISUALISASI KARYA EKSPLORASI GARIS DAN WARNA BERTEMA FLORA-FAUNA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Probosiwi, S.Sn., M.Sn. Dosen PGSD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya hingga saat ini. Karena karya seni salah satu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam menggambar objek seperti apa adanya atau sesuai dengan objek yang nyata (sebenarnya) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Tilik SllmlJullg. Basuki Abdulah "Rambllt nau Terurai" Knpllr Pastel di Mas kertas 49 x 63 C1II 1958

Tilik SllmlJullg. Basuki Abdulah Rambllt nau Terurai Knpllr Pastel di Mas kertas 49 x 63 C1II 1958 Tilik SllmlJullg Basuki Abdulah "Rambllt nau Terurai" Knpllr Pastel di Mas kertas 49 x 63 C1II 1958 mempelajari seni lukis melalui pendidikan formal di Den Haag, Belanda. Karena itu pelukis ini tidak hanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

Festival Seni dan Budaya Indonesia Yang Mendunia

Festival Seni dan Budaya Indonesia Yang Mendunia Festival Seni dan Budaya Indonesia Yang Mendunia Hallo Traveller, Siapa yang tak kenal pesona Negeri Indonesia? Kekayaan alamnya yang berlimpah, dibarengi dengan pemandangan surga yang tersebar diseluruh

Lebih terperinci

Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur Bernilai Ekonomi Tinggi Oleh: I Made Sumantra, SSn., MSn., Dosen PS. Kriya Seni ISI Denpasar.

Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur Bernilai Ekonomi Tinggi Oleh: I Made Sumantra, SSn., MSn., Dosen PS. Kriya Seni ISI Denpasar. Kreativitas Ngakan Weda Di Atas Cangkang Telur Bernilai Ekonomi Tinggi Oleh: I Made Sumantra, SSn., MSn., Dosen PS. Kriya Seni ISI Denpasar. Keahlian Ngakan weda melukis di atas cagkang telor sungguh layak

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi Abstrak Anak-anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Usia anak-anak sering disebut dengan masa bermain.

Lebih terperinci

INSTITUT SENI INDONESIA

INSTITUT SENI INDONESIA KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MERAJUT KEBERSAMAAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: NASIONAL PESTA KESENIAN BALI XXXIII 10 Juni-9 Juli 2011 Di Taman Budaya Denpasar

Lebih terperinci

Epilog Semangat Bushido, Strategi, dan Harmoni

Epilog Semangat Bushido, Strategi, dan Harmoni Epilog Semangat Bushido, Strategi, dan Harmoni Rizal Ramli: Lokomotif Perubahan 223 Ruang kerja di kediaman pribadi keluarga Rizal Ramli, yang terletak di Jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan, dijejali

Lebih terperinci

Sejarah umum seni lukis

Sejarah umum seni lukis Sejarah umum seni lukis Zaman prasejarah Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Black Metal dikenal sebagai salah satu aliran musik yang mempunyai ciri khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black Metal

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu : J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Jakarta Barat LEMBARAN SOAL TRYOUT

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS STREAM

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS STREAM DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS STREAM Jenis Karya Judul Ukuran Media/Teknik Tahuan Pembuatan Pencipta : Lukisan : Stream (Arus) : 100 cm x 130 cm : Cat Minyak di atas Kanvas : 2007 : Drs. Bambang Prihadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN Judul : Keluarga Nelayan Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2005 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Rupa tingkat Nasional

Lebih terperinci

Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië-Persagi di Batavia,

Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië-Persagi di Batavia, Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië-Persagi di Batavia, 1900-1942 1 2 Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië-Persagi di Batavia, 1900-1942 Perkembangan Seni Lukis Mooi Indië sampai Persagi di Batavia, 1900-1942

Lebih terperinci

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima VI. PENUTUP A. Kesimpulan Pembangunan monumen masa pemerintahan Orde Lama di Jakarta dibangun dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan 1965. Dalam kurun lima tahun, pemerintahan Bung Karno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci