Analisa Beban Kerja dan Gaya Dinamis pada Round Roller dan Sliding Roller untuk Sistem CVT (Continuously Variable Transmission) Sepeda Motor Matic

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Beban Kerja dan Gaya Dinamis pada Round Roller dan Sliding Roller untuk Sistem CVT (Continuously Variable Transmission) Sepeda Motor Matic"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A695 Analisa Beban Kerja dan Gaya Dinamis pada Round Roller dan Sliding Roller untuk Sistem CVT (Continuously Variable Transmission) Sepeda Motor Matic Ahmad Bagus Prasojo dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia Abstrak Primary shave weight atau sering disebut roller merupakan salah satu komponen dari sistem CVT pada motor matik yang sering mengalami kerusakan, baik itu aus maupun crack atau pecah. Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisa beban kerja (gaya) yang dialami oleh roller. Selanjutnya akan dihitung besar tegangan (stress) yang terjadi pada roller menggunakan teori tegangan kontak (contact stress). Kemudian analisa akan dilanjutkan menggunakan teori kelelahan (fatigue). Gaya normal yang didapat pada posisi stasioner sebesar 37,68 N dan posisi puncak sebesar 55,79 N. Untuk total tegangan ekivalen yang terjadi berbeda dikarenakan luasan kontaknya, round roller dengan luasan kontak yang lebih kecil menghasilkan total tegangan yang lebih besar yaitu,43 MPa sedangkan sliding roller sebesar 4,559 MPa. Dengan frekuensi real pembebanan roller sebesar 0,0667 Hz dan berdasarkan teori kelelahan Gerber stress amplitude round roller didapatkan 8,8756 Mpa dan untuk sliding roller sebesar 6,95 Mpa. Jadi setelah stress amplitude dipetakan pada sn-curve PTFE hasil prediksi umur untuk round roller adalah 4,08 4 bulan dan untuk sliding roller adalah 5,89 6 bulan. menggangu kinerja dari roller seperti debu, lumpur, dan lainlain. Bentuk geometri roller pada umumnya yaitu silinder (round roller) dengan rongga di tengah dan terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian dalam terbuat dari logam (tembaga, kuningan, aluminium, dll) sedangkan bagian luar terbuat dari bahan non logam (plastik, teflon, polycarbonate, nylon, dll). Namun, ada perusahaan pembuat part sepeda motor di Taiwan membuat sebuah roller dengan bentuk asimetris yang disebut sliding roller. Mereka menyebut sliding roller dapat bekerja lebih baik daripada roller standar (round roller) yang beredar di pasaran, dapat meningkatkan akselerasi dan umur pakai (lifetime) dari sliding roller lebih panjang. Kata kunci gaya normal, round roller, sliding roller, tegangan kontak, teori kelelahan Gerber, umur pakai J I. PENDAHULUAN UMLAH pengguna motor matic di Indonesia, dalam 5 tahun terakir ini terus mengalami peningkatan. Berdasarkan statistik penjualan motor yang dicatatkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Pada tahun 0 sebesar 4,5 juta unit (5,8 %), tahun 0 sebesar 4,3 juta unit (59,33 %) pada tahun 03 sebesar 4,89 juta unit (63,0 %), tahun 04 mencapai 5,3 juta unit (67,33 %), pada tahun 05 sebesar 4,87 juta unit (75,7%) dan pada tahun 06 dapat dipastikan akan mengalami peningkatan pengguna motor matik di Indonesia. Primary shave weight atau sering disebut roller merupakan salah satu komponen dari sistem CVT pada motor automatic yang sering mengalami kerusakan, baik itu aus maupun crack atau pecah, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Adapun beberapa penyebab kerusakan dari roller seperti kurangnya perawatan pada sistem CVT, membuka tutup handle gas secara spontan, atau terkena kontaminasi zat-zat yang dapat Gambar. Kerusakan pada roller Pada penelitian sebelumnya belum ada yang spesifik membahas tentang gaya-gaya yang terjadi pada roller, khususnya sliding roller ini. Kebanyakan membahas tentang round roller dengan variasi berat maupun diameter round roller itu sendiri. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisa sebesar apa gaya-gaya yang terjadi pada roller CVT matic, baik itu round roller maupun sliding roller dan juga penulis akan mencoba membandingkan antara kedua jenis roller tersebut, apa kekurangan dan kelebihan dari keduanya.

2 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A696 II. URAIAN PENELITIAN A. Transmisi Otomatis Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis V belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek. Pulley Penggerak/ pulley primer (Drive Pulley/ Primary Pulley) adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda motor berdasar gaya sentrifugal dari roller, yang terdiri dari beberapa komponen seperti yang ditunjukkan pada gambar. Gambar 4. Poligon segitiga gaya [5] Berdasarkan gambar 4 didapatkan: Ft sin 60 Fcp sin(30 +γ ) Fcp sin 60 sin(30 +γ ) Dimana F cp adalah gaya sentrifugal Fcp mω (ρ + y) () Gambar. Komponen pulley primer [6] Fixed Pulley atau kipas pendingin merupakan komponen pulley penggerak tetap. Selain berungsi untuk memperbesar perbandingan rasio di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar belt tidak cepat panas dan aus. Pulley Penggerak / movable drive face Pulley penggerak merupakan komponen pulley yang bergerak menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan. B. Analisa Gaya Pada Roller Penggerak Dimana :M massa roller ω kecepatan sudut ( rad detik ) ρ radius putar awal C. Tegangan Kontak (Contact Stress) Tegangan kontak adalah tegangan yang terjadi ketika salah satu atau kedua benda memiliki permukaan melengkung ditekan bersama-sama, titik atau garis kontak berubah menjadi kontak area. Kontak Silinder (Cylindrical Contact) gambar 5(a) menggambarkan situasi yang sama dimana unsur-unsur menghubungi dua silinder panjang l dan diameter d dan d. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5(b), daerah kontak adalah persegi panjang sempit b lebar dan panjang l, dan distribusi tekanan berbentuk bulat panjang. Lebar setengah b diberikan oleh: b F πl ( v ) E +( v ) E d + d () Tekanan Maksimal adalah p max F πbl (3) Gambar 3. Diagram benda bebas dari roller penggerak [5] Untuk menghitung besarnya harga Ft pada tiap titik garis singgung kurva lingkaran kita dapat menggunakan rumusan sebagai berikut:

3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A697 kurva parabolik digambar antara batas ketahanan (endurance limit) dan tegangan tarik maksimum (ultimate tensile strength) disarankan oleh Gerber pada taun 874. Gambar 5. Dua silinder sirkular yang tepat diadakan di kontak oleh Gaya F merata sepanjang silinder panjang l (a) Tegangan Kontak memiliki elips distribusi di seluruh zona kontak lebar b (b) [3] σ x vp max [ ( + z b ) z ] (4) b σ y p max [ +z b σ 3 σ z p max ( + z b ) z b ] (5) (+ z b ) (6) Ketiga persamaan diplot pada gambar 6 hingga jarak 3b bawah permukaan. Untuk 0 z 0.436b, σ σ x, dan τ max (σ - σ 3 ) / (σ x - σ z ) /. Untuk z 0.436b, σ σ y, dan τ max (σ y - σ z ) /. Sebuah plot τ max juga termasuk dalam gambar 6, di mana nilai terbesar terjadi pada z / b 0,786 dengan nilai pmax. Hertz (88) memberikan model matematika sebelumnya dari bidang tegangan ketika zona kontak bebas dari tegangan geser. Gambar 7. Gabungan tegangan rata rata dan variabel [] Berdasarkan Gerber, tegangan variabel (variable stress), σ v [ F.S. (σ m ) F. S. ] (7) atau F.S. (σ m ) F. S. + σ v (8) dimana, F. S. faktor keamanan σ m tegangan rata rata (tarik atau tekan), tegangan maksimum (tarik atau tekan) batas ketahanan untuk beban berlawanan (reversal) Karena nilai dari faktor konsentrasi tegangan kelelahan (K f ), maka persamaan diatas menjadi F.S. (σ m ) F. S. + σ v K f (9) Gambar 6. Besaran komponen tegangan di bawah permukaan sebagai fungsi maksimal tekanan untuk kontak silinder [3] D. Teori Kelelahan (Fatigue) Metode Gerber - Hubungan antara tegangan variabel (σ v ) dan tegangan rata rata (σ m ) untuk beban aksial dan beban tekuk (bending) untuk material lentur ada pada gambar 7 Sebuah III. METODE PENELITIAN Penyusunan tugas akhir ini diawali dengan studi literatur mengenai continuously variable transmission (CVT) pada sepeda motor matik, khususnya pada bagian Primary shave weight atau sering disebut Roller, merumuskan masalah masalah yang akan dibahas, mengumpulkan data data mengenai round roller dan sliding roller beserta dimensinya, menentukan variasi kecepatan driver pulley yang akan dianalisa, menentukan variasi bentuk geometri dari roller. Data dari roller yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini bersumber dari hasil pengukuran, bentuk geometris dari roller standar seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Konstruksi dari roller sendiri tersusun dari dua material yang berbeda, material terluar adalah material non logam yaitu teflon, kemudian material yang didalam yaitu material logam yaitu tembaga.

4 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A698 telah ditentukan, yaitu Titik 9,34 mm; Titik 3,397 mm; Titik 3 33,6 mm; Titik 4 34,443 mm; Titik 5 35,007 mm, seperti pada gambar 9. Gambar 8. Diameter round roller dan sliding roller Tabel. Spesifikasi material roller teflon / PTFE dan tembaga PTFE Property Value Density 00 kg/m 3 Melting Point 600 K Thermal Expansion -5 x0-6 K - Thermal diffusivity 0,4 mm /s Young s Modulus 0,5 GPa Yield Strength 3 MPa Bulk Resistivity 0 6 Ω-m Coefficient of Friction 0,05 0,0 Dielectric Constant ɛ,tan(δ) < 5(-4) Dielectric Constant (60 Hz) ɛ,tan(δ) < (-4) Dielectric Strength ( MHz) 60 MV/m Tembaga Property Value Phase Solid Melting Point 357,77 K (084,6 C; 984,3 F) Boiling Point 835 K (56 C; 4643 F) Density near r.t. 8,96 g/cm 3 when liquid, at m.p. 8,0 g/cm 3 Heat of Fusion 3,6 kj/mol Heat of Vaporization 300,4 kj/mol Molar Heat Capacity 4440 J/(mol-K) Thermal Expansion 6,5 μm/(m-k) (at 5 C) Thermal Conductivity 40 W/(m-K) Electrical Resistivity 6,78 nω-m (at 0 C) Magnetic Ordering Diamagnetic Young s Modulus 0-8 Gpa Shear Modulus 48 GPa Bulk Modulus 40 GPa Poisson Ratio 0,34 Mohs Hardness 3,0 Vickers Hardness MPa Brinell Hardness MPa CAS Number Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menganalisa dan juga melakukan perhitungan gaya pada roller. Mendapatkan data-data parameter yang dibutuhkan untuk melakukan analisa, seperti berat, dimensi, material, radius, torsi dan kecepatan. Memvariasikan kecepatan dari driver pulley, yaitu 700 rpm, 3400 rpm, 500 rpm, 6800 rpm dan 8500 rpm. Menggambar diagram benda bebas dari kedua jenis roller (Free Body Diagram). Mengukur radius gerak roller menjadi 5 titik yang Gambar 9. Radius gerak roller Menghitung gaya sentrifugal pada roller dengan rumusan F c m.v menjadi F r c mω r, Mencari θ, θ, θ b dan θ b untuk menghitung gaya normal roller terhadap pulley, gaya normal belt terhadap pulley dan gaya tegang belt dengan menggunakan metode grafis, Menganalisa, menguraikan dan menghitung gaya normal roller terhadap pulley, gaya normal pulley penggerak terhadap belt, gaya tegang belt, total gaya yang diterima oleh roller baik itu dari belt, pulley maupun dari roller itu sendiri, besar tegangan total yang terjadi pada round roller dan sliding roller. Memprediksi umur round roller dan sliding roller menggunakan teori kelelahan (fatigue). Kesimpulan yang didapatkan. IV. HASIL DAN DISKUSI Data Kendaraan - Pada penelitian ini diperlukan beberapa data untuk pengolahan analisa baik teoritis simulasi maupun eksperimen yang dapat diperoleh dari perhitungan manual ataupun dari sumber yang lain. Untuk mempermudah menganalisa gaya dan tegangan yang dialami roller akan dibagi menjadi 5 titik statis dari lintasan roller seperti pada tabel. Tabel. Data spesifikasi roller pada 5 titik statis M n ω R (kg) (rpm) (rad/s) (mm) R (m) 0, ,933 9,34 0,093 0, ,867 3,397 0, , ,800 33,6 0, , ,733 34,443 0, , ,667 35,000 0,0350 Sudut-sudut yang dibutuhkan pada proses analisa yaitu θ adalah sudut normal dari gaya sentrifugal terhadap pulley, θ adalah sudut normal dari gaya sentrifugal terhadap ramp plate, θ b adalah sudut antara normal roller pulley dan normal pulley belt, dan θ b adalah sudut normal belt terhadap pulley. Pencarian sudut-sudut tersebut menggunakan metode grafis, yaitu dengan cara memvektorkan arah gaya yang sudah diketahui pada roller seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.

5 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A699 Tabel 3. Hasil pencarian sudut θ, θ, θ b dan θ b θ θ θ b θ b (deg) (deg) (deg) (deg) 57,39 69,687 6,507 73,836 46,50 69,687 7,35 73, ,53 69,687 37,68 73, ,677 69,687 50,58 73, ,79 69,687 69,556 73,836 F c R cosθ R cosθ 0 R cosθ R cosθ F c F x m. a 0 R x R x 0 R sinθ R sinθ 0 () R R sinθ sinθ (3) Perhitungan Gaya Normal Roller Terhadap Ramp plate (R ) di titik Dari Perumusan perhitungan gaya normal roller terhadap pulley (R ), maka didapatkan rumusan untuk perhitungan gaya normal roller terhadap ramp plate (R ) sebagai berikut, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4. R F c sin θ sin θ +(cosθ.sin θ ) (4) Gambar 0. Ilustrasi Metode Grafis mencari θ dan θ Perhitungan yang dilakukan yaitu secara teoritis untuk mencari gaya sentrifugal (F c ), gaya normal roller terhadap pulley (R ), gaya normal roller terhadap ramp plate (R ), gaya gesek roller pada titik kontak (F s ), gaya gesek roller pada titik kontak (F s ), gaya normal pulley terhadap belt (R b ), dan gaya tegang belt (F b ). Perhitungan Gaya Sentrifugal (F c ) di titik dengan rumusan: F c mω r (0) Perhitungan gaya gesek pada di titik dengan koefisien gesek statis (µ s ) PTFE dengan Aluminium adalah sebesar 0,9 maka didapat besar gaya gesek yang terjadi pada roller di titik kontak adalah Fs N μ s () Perhitungan gaya normal roller terhadap pulley (R ) di titik, diagram benda bebas dapat dilihat pada gambar. Gambar. FBD Gaya Normal Roller Terhadap Pulley (R dan Ramp plate (R )) F m. a 0 Tabel 4 Hasil perhitungan teoritis F c (N) R (N) R (N) F s (N) F s (N) 6,7 9,640 7,69 3,73 3,349 7,57 74,803 57,868 4,3 0,995 69,90 65,65 04,89 3,469 9,796 34,057 95,034 6,337 56,056 4, , ,567 38,7 9,448 7,355 Tegangan normal pada roller terjadi pada sliding roller titik kontak kedua, yaitu titik kontak antara sliding roller dan ramp plate. Rumusan Tegangan Normal σ F dimana luasan A kontak untuk sliding roller pada titik kontak kedua (A -SR) adalah 43 mm 0,00043 m, dengan gaya reaksi posisi pada titik kontak kedua sebesar 7,69 N. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil perhitungan tegangan normal sliding roller pada titik kontak kedua A 3 -SR (m ) σ 3 -SR (MPa) 0, ,3 0, , , ,79 4 0, , , ,7 Perhitungan tegangan kontak (contact stress) pada round roller dan sliding roller di titik kontak dari persamaan (). Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6, dimana, F gaya yang bekerja (9,64 N) L panjang kontak silinder / roller (5 mm) V poisson s ratio objek / roller (Teflon 0,46) V poisson s ratio objek / variator (Aluminium 0,35) E modulus elastisitas objek / roller (Teflon 0,5 GPa) E modulus elastisitas objek / variator (Aluminium 70 GPa) d diameter objek / roller (0 mm) diameter objek / variator (± 40 mm) d F c R y R y 0

6 Tegangan (MPa) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A700 Tabel 6. Hasil perhitungan lebar bidang kontak pada titik kontak dan b (mm) b (mm) A b (m ) A b (mm ) 0,30 0,54 0,007 0,005 0,449 0,79 0,03 0,008 0,668 0,375 0,00 0,0 0,89 0,43 0,07 0,0,46 0,8 0,034 0,007 Perhitungan tekanan maksimal (Maximum Pressure) yang dialami roller (P max ) dengan rumusan dari persamaan (3), Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil perhitungan tekanan maksimal roller pada titik kontak dan P max P max (MPa) (MPa) 3,60 4,85 7,065 8, ,53,79 4 4,03, ,09 7,88 Perhitungan tegangan utama Roller (Principal Stress) arah X, Y dan Z dengan rumusan dari persamaan (4), (5) dan (6), Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil perhitungan tegangan utama roller (principal stress) arah x, y dan z pada titik kontak dan σ x Total σ y Total σ z Total (MPa) (MPa) (MPa) -3,73 -,494-6,578-7,083 -,938 -, ,964-4,3-7,58 4 -,07-5,009 -,35 5 -,6-4,67-9,80 Perhitungan tegangan geser (shear stress) bidang x arah z (τ xz ), bidang y arah z (τ yz ) dan bidang x arah y (τ xy ), Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 9, dengan rumusan, τ xz σ x σ z τ yz σ y σ z (5) (6) τ xy F s A b (7) Tabel 9. Hasil perhitungan tegangan geser roller (shear stress) τ τ xz Total τ yz Total xy τ xy Round Sliding (MPa) (MPa) (MPa) (MPa),43,54 0,006 0,0396,688 4,76 0,0037 0, ,78 6,698 0, , ,58 8,3 0, , ,74 7,569 0, ,0543 Dan yang terakhir menghitung tegangan ekivalen (equivalent stress) menggunakan perumusan Von Mises, Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 0 dan pada gambar. σ [(σ x σ y ) +(σ y σ z ) + (σ z σ x ) + 6(τ xy + τ yz + τ zx ) ] (8) Tabel 0. Hasil perhitungan tegangan ekivalen roller (equivalent stress) pada titik kontak dan σ' (MPa) σ' (MPa) σ' Total σ' Total Round (MPa) Sliding(MPa),8707 3,839 6, ,0796 5,6057 6,96869,576 6,0859 8, , ,6870 9,0507,66 0,9667,438,8004 4,8874 5, , ,6358 Gambar. Grafik analisa kegagalan Von Mises Perhitungan teori kelelahan (fatigue) pada round roller dan sliding roller untuk memprediksi umur roller, untuk memprediksi umur dari roller akan digunakan teori kelelahan (fatigue) dikenakan tegangan yang berulang ulang maka akan terjadi kegagalan. Akan digunakan teori kelelahan gerber dikarenakan pada umumnya, data pengujian untuk material lentur (ductile) mendekati parabola Gerber seperti pada gambar 7 perumusan nya adalah sebagai berikut. F. S. [σ m ] F. S + σ v Dimana: F.S. : Faktor Keamanan [] σ m : Tegangan Rata-rata σ max+ σ min 4,07 MPa σ v 5,000 0,000 5,000 0,000 5,000 0,000 : Tegangan Ultimate (PTFE 34 MPa) : Tegangan Variabel / Amplitudo tegangan σ max σ min Analisa Kegagalan Kecepatan Pulley (Rpm),43+ 6,70, ,357 MPa : Batas ketahanan untuk beban berlawanan (reversal stress) Jadi, [4,07 3 ] + 7,357 ; 7, ,76 0,8884 7,357 8,8756 MPa σ' (Mpa) σ' (Mpa) σ' Total Round (Mpa) σ' Total Sliding(Mpa)

7 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A70 Untuk sliding roller dengan perumusan yang sama akan tetapi untuk tegangan rata-rata (σ m ), tegangan variabel / amplitudo tegangan (σ v ) dan batas ketahanan (endurance limit) ( ) berbeda dengan round roller: F. S. [σ m ] F. S + σ v buku pedoman reparasi honda vario 5 PGM-Fi menyatakan bahwa penggantian roller dan belt adalah setiap 8000 Km, jika jarak Surabaya-Sidoarjo adalah 35 Km, maka bisa dipakai untuk 4,56 4 kali Pulang Pergi. Dan jika dalam hari motor dipakai kali PP, maka umur pakai roller adalah 4,56 4 hari atau 6,3 6 minggu atau 4,08 4 Bulan. Dimana: F.S. : Faktor Keamanan [] σ m : Tegangan Rata-rata σ max+ σ min 8,776 MPa 4,559+,994 σ v : Tegangan Ultimate (PTFE 34 MPa) : Tegangan Variabel /Amplitudo tegangan σ max σ min 4, ,78 MPa : Batas ketahanan untuk beban berlawanan (reversal stress) Jadi, 8, ,78 ; 5,78 + 0, ,9334 5,785 ; 6,95 MPa Gambar 4. Kurva amplitudo tegangan (stress amplitude) vs siklus (cycle) sncurve material PTFE sliding roller [5] Sedangkan untuk sliding roller, amplitudo tegangan (Stress Amplitude) didapatkan nilai sebesar 6,95 MPa, setelah itu ditarik garis lurus horizontal sehingga akan memotong kurva warna biru, pada perpotongan garis ditarik garis lurus vertical sehingga akan didapatkan berapa siklus akan dilalui yaitu kurang lebih sebanyak siklus untuk kurva merah (40 Hz) dan dilinierkan dengan siklus. Dan untuk frekuensi pembebanan real dari roller yaitu 0,0667 Hz akan dilakukan ekstrapolasi, dan didapatkan hasilnya adalah siklus. Jika waktu yang dibutuhkan untuk periode siklus adalah ±5 detik, dan didapat sebesar siklus dikalikan 5 detik jadi prediksi umur pakai round roller adalah 3958,333 jam atau 64,93 hari atau 3,56 minggu atau 5,89 6 Bulan. Dari buku pedoman reparasi honda vario 5 PGM-Fi menyatakan bahwa penggantian roller dan belt adalah setiap 8000 Km, jika umur pakai yang dihasilkan adalah ± 6 bulan Sliding Roller dapat bertahan selama 600 Km. Gambar 3. Kurva amplitudo tegangan (stress amplitude) vs siklus (cycle) sncurve material PTFE round roller [4] Untuk frekuensi pembebanan real didapat dari mengkorelasikan waktu yang dibutuhkan motor dari kecepatan 0 menuju kecepatan maksimum yaitu selama ±0 detik, dan dari kecepatan maksimum menuju 0 yaitu selama ±5 detik, maka periode siklus roller didapat ±5 detik. Jadi dengan perumusan frekuensi f/t, didapatkan nilai frekuensi pembebanan real roller sebesar 0,0667 Hz. Untuk round roller, amplitudo tegangan (Stress Amplitude) didapatkan nilai sebesar 8,8756 MPa, sehingga akan didapatkan berapa siklus akan dilalui yaitu kurang lebih sebanyak siklus untuk kurva merah (0 Hz) dan siklus untuk kurva hijau (30 Hz). Dan untuk frekuensi pembebanan real dari roller yaitu 0,0667 Hz akan dilakukan ekstrapolasi, dan didapatkan hasilnya adalah siklus. Jika waktu yang dibutuhkan untuk periode siklus adalah ±5 detik, dan didapat sebesar siklus dikalikan 5 detik jadi prediksi umur pakai round roller adalah 708,33 jam atau,847 hari atau 6, minggu atau 4,03 4 Bulan. Dari V. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisa pada round roller dan sliding roller, Total Gaya Normal yang didapatkan untuk round roller dan sliding roller hasilnya adalah sama yaitu pada posisi stasioner sebesar 37,68 N dan posisi puncak sebesar 55,79 N akan tetapi untuk total tegangan ekivalen yang terjadi berbeda dikarenakan luasan kontak yang berbeda. Round roller dengan luasan kontak yang lebih kecil menghasilkan total tegangan yang lebih besar yaitu,43 MPa sedangkan sliding roller sebesar 4,559 MPa. Frekuensi pembebanan real roller didapatkan 0,0667 Hz dan berdasarkan amplitude tegangan yang sudah didaatkan dan diplotkan pada sn-curve didapatkan siklus untuk round roller adalah sebanyak siklus, sedangkan untuk sliding roller adalah sebanyak siklus Prediksi umur round roller adalah ± 8000 Km dan Untuk Sliding roller adalah ± 600 Km, dan jika dikorelasikan dengan buku pedoman reparasi honda vario 5 PGM-Fi yang menyatakan bahwa penggantian roller dan belt adalah setiap 8000 Km, dengan memakai sliding roller bisa mencapai 600 Km.

8 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (06) ISSN: (30-97 Print) A70 DAFTAR PUSTAKA [] Sutantra, I. N., & Sampurno. (00). Teknologi Otomotif Edisi Kedua. Surabaya: Intitut Teknologi Sepuluh Nopember. [] Khurmi, R.S. Gupta, J.K. (005), a Textbook of Machine Design. New Delhi: Eurasia Publishing House (PVT.) LTD. [3] Budynas, Richard G. & Nisbett., J. Keith (0), Shigley s Mechanical Engineering Design Ninth Edition. New York: McGraw-Hill. [4] McKeen, Laurence W. (06) Fatigue and Tribological Properties of Plastics and Elastomers Third Edition. Oxford OX5 IGB UK: Elsevier. [5] Wijanarko, (007). Analisa Pengaruh Perubahan Massa Roller Penggerak Variator Pulley Pada Continuously Variable Transmission (CVT) Terhadap Kinerja Traksi Pada Sepeda Motor Yamaha Mio. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [6] Buku Pedoman Reparasi Honda Vario 5 (03). PT.Astra Honda Motor.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A-947

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A-947 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-947 Studi Eksperimental dan Analisa Laju Keausan Roller pada Sistem Continously Variable Transmission (CVT) dengan Gerakan Reciprocating

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Tugas Akhir TM

Tugas Akhir TM Tugas Akhir TM 090340 REDESAIN PERENCANAAN SISTEM CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DAN PENGARUH BERAT ROLLER TERHADAP KINERJA PULLEY PADA SEPEDA MOTOR MATIC Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-108 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry dan Yusuf

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik Oleh : Moch. Wahyu Kurniawan 219172 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal 2110100112 STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK BELAH KETUPAT PADA BAN TANPA UDARA TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Lebih terperinci

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan PERHITUNGAN DIAMETER POROS PENUNJANG HUB PADA MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa, S.S.T., M.T. Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT

VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT TUGAS SARJANA PROSES PEMOTONGAN LOGAM VOLUME BAHAN TERBUANG SEBAGAI PARAMETER ALTERNATIF UMUR PAHAT OLEH: LILIK SULAIMANSYAH NIM : 020401007 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Sumber :

Sumber : Sepeda motor merupakan kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah. Sumber : http://id.wikipedia.org Rachmawan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM Yafid Effendi, Fajar Danuriyanto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh Nopember Surabaya 2012 SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR - TM 091476 Oleh: NOVREZA ADITYA TAUFAN 2105 100 030 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas TeknologiIndustri Institur TeknologiSepuluh

Lebih terperinci

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. No. 1, Januari 2017 ISSN : 2502-2040 PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu :

BAB IV PEMBAHASAN Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil pemeriksaan dan pengukuran 4.1.1 Komponen yang terdapat pada transmisi otomatis Yamaha Mio. Sistem Transmisi otomatis terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Bagian primary fixed

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-316 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-316 Studi Eksperimental Stick-Slip Friction Akibat Multi-Directional Contact Friction dengan Material Uji Ultra High Molecular

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.

Lebih terperinci

Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II

Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II Jika Ingin Mengenal Dunia MEMBACA Jika Ingin Dikenal Dunia MENULIS Flat Belt Drives Mentransmisikan daya dari satu poros ke yang lain Katrol yang berputar Kecepatan sama

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print) Studi Eksperimental Stick-Slip Friction Akibat Multi-Directional Contact Friction dengan Material Uji Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMWPE) Terhadap Stainless Steel (AISI 304) Roy Yamsi Kurnia

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC Frendy Rian Saputro 96631194 Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015 TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER Oleh: Ichros Sofil Mubarot (2111 030 066) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Eddy Widiyono, MSc. NIP. 19601025 198701 1 001 2. Hendro Nurhadi, Dipl.-lng.,Ph.D NIP.

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 132 Pemodelan dan Analisa Reduksi Respon Getaran Translasi pada Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Honda Beat PGM-FI Komponen tersebut adalah drive belt, boss movable BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 dan pengukuran Pada bab ini akan membahas tentang hasil dan pengukuran. Pemeriksaan serta pengukuran telah dilakukan pada komponen yang terdapat pada Honda Beat PGM-FI 2014.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS Azhar Ashari 1), M. Miftach Farid 2), Ir Mahirul Mursid, M.Sc 3) Program Studi D3 Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i

Lebih terperinci

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A

DISUS O L E H. Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DISUS O L E H x Nama:Hariadi.T Kelas: X Otomotif A DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftarisi.......ii KataPengantar...... iii BAB I PENDAHULUAN... A.Latar Belakang Fungsi Transmisi Keuntungan dan Kerugian

Lebih terperinci

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: didiu@ft.untar.ac.id Abstrak Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc Oleh : Alessandro Eranto Bais

Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc Oleh : Alessandro Eranto Bais Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc 131 843 905 Oleh : Alessandro Eranto Bais 2106 030 056 ABSTRAK Perkembangan dunia otomotif semakin berkembang pesat. Salah satu contoh perkembangan yang saat ini

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Matic motor matic adalah suatu kendaraan yang aman dan nyaman saat dikendarai dengan hanya menarik gas kemudian motor langsung jalan. yang pada dasa rnya kinerja motor matic

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6

Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-23 Analisis Kinerja Traksi dan Redesign Rasio Transmisi pada Panser ANOA APC 3 6x6 Muhamad Johan Putra Prasetya dan I Nyoman

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir

STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA. Tugas Akhir STUDI PEMODELAN OPTIMASI TUAS HANDLE REM DEPAN SEPEDA MOTOR YAMAHA V-IXION BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Teknik Mesin

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : RIDWAN YULIANTO I8109015 PROGRAM

Lebih terperinci

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1 PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND IN Andryan ), Joni Dewanto ) Program Studi Teknik Otomotif Universitas Kristen Petra,) Jl. Siwalankerto -3, Surabaya 03. Indonesia,) Phone: 00-3-8439040, Fax: 00-3-84758,)

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir PENGUJIAN PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN MOTOR TERHADAP DAYA PADA SISTEM TRANSMISI CVT OLEH: M. WAHYU ARDANI 2107 030 035 PEMBIMBING : IR. SUHARIYANTO, MSC Program Studi D3 Teknik

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Motor Matic Yamaha Mio Soul (Sumber S : Dokumen Pribadi) 2.2 PENGERTIAN CVT Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem o

Gambar 2.1 Motor Matic Yamaha Mio Soul (Sumber S : Dokumen Pribadi) 2.2 PENGERTIAN CVT Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem o BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTOR MATIC Motor matic adalah suatu kendaraan yang nyaman saat dikendaraain dengan hanya menarik gas motor langsung bisa berjalan. Yang pada dasarnya kinerja motor matic berbeda

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMBUAT POLA KERUPUK DENGAN KAPASITAS 1500 KERUPUK PER 4 JAM

PERANCANGAN MESIN PEMBUAT POLA KERUPUK DENGAN KAPASITAS 1500 KERUPUK PER 4 JAM Volume II Nomor 1, Juni 2016 PERANCANGAN MESIN PEMBUAT POLA KERUPUK DENGAN KAPASITAS 1500 KERUPUK PER 4 JAM Erny Listijorini 1, Aswata 1, Aditya Dwi Saputra 1 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010)

BAB II KAJIAN TEORI. Gambar 2.1. Transmisi Otomatis Yamaha Mio. (duniamotormatic,2010) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN

PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN PERANCANGAN ALAT UJI SISTEM REM DAN DETAIL DRAWING KOMPONEN REM MOBIL MULTIGUNA PEDESAAN Muhammad Habibi NRP 2110 106 022 Dosen Pembimbing Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng. Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan Tugas Akhir Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan Oleh : Aldila Ningtyas 2108 100 003 Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi 1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute

Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute Novreza Aditya Taufan dan Agus Sigit Pramono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Pengujian Simulasi Sebelum melakukan pengujian langkah yang dilakukan dalam simulasi antara lain penentuan pemodelan frame sepeda, penentuan sifat

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3

Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin Speed 3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-301 Analisa Perilaku Arah Kendaraan dengan Variasi Posisi Titik Berat, Sudut Belok dan Kecepatan Pada Mobil Formula Sapuangin

Lebih terperinci

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.2, , Desember 2017

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.2, , Desember 2017 JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.2, 96-12, Desember 217 PERANCANGAN ROLLER SPINNING SEBAGAI MESIN PEMBUAT PANCI DARI PLAT ALUMINIUM Thoharudin 1,a, Novi Caroko 1,b, Wahyudi 1,c,

Lebih terperinci

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE Richy Dwi Very Sandy 2106.100.085 Dosen Pembimbing: Ir. Sampurno, MT Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Yogyakarta, Rabu, 11 September 013 ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Pusat Reaktor Serba Guna BATAN prsg@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh logam yang sangat banyak penggunaannya ialah Baja. Baja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL Pengukuran Beban Tujuan awal dibuatnya cruise control adalah membuat alat yang dapat menahan gaya yang dihasilkan pegas throttle. Untuk itu perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Dedy Haryanto,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 TUGAS AKHIR PENGGUNAAN STRAIN GAUGE SEBAGAI SENSOR GAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM TRANSMISI CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION ( CVT ) Oleh : HERLAMBANG BAGUS P. NRP 2108 100 506 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Perancangan Poros Turbin 5 Mw untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Perancangan Poros Turbin 5 Mw untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Perancangan Poros Turbin 5 Mw untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi *Achmad Widodo, Kriscahya R.A, Djoeli Satrijo Departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERANCANGAN PRODUK

BAB II DASAR-DASAR PERANCANGAN PRODUK BAB II DASAR-DASAR PERANCANGAN PRODUK II.1 Prinsip Dasar Perancangan Produk Dalam merancang produk terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan, langkah-langkah tersebut meliputi : Definition of product

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD. Gatot Budy Prasetiyo*)

ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD. Gatot Budy Prasetiyo*) ANALISIS PERFORMANCE CONTINUOSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) PADA MOTOR BEBEK MATIC HONDA BEAT MENGGUNAKAN DYNO ABD Gatot Budy Prasetiyo*) ABSTRAK Perkembangan teknologi otomotif khususnya sepeda motor

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3

Lebih terperinci

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV 3.1 Metodologi Optimasi Desain Tabung COPV Pada tahap proses mengoptimasi desain tabung COPV kita perlu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu melakukan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting M. Naufal Falah 1, Budianto 2 dan Mukhlis 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pencacah rumput ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke poros melalui pulley dan v-belt. Sehingga pisau

Lebih terperinci

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 213 (593-62) ISSN: 2337-6732 PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Almey Lolo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pada penelitian ini digunakan jenis pendekatan eksperimen desain dengan menggunakan bantuan software yang dapt mensimulasikan pengujian analisis beban statis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007 Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007 1 Aidil Haryanto, 2 Novrinaldi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci