HARGA DIRI PRIA YANG MENGALAMI PENSIUN DINI ABSTRAK
|
|
- Sonny Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HARGA DIRI PRIA YANG MENGALAMI PENSIUN DINI ABSTRAK Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian apa gambaran harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini, mengapa harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini tinggi atau rendah, dan bagaimana proses perkembangan harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga menjadi tinggi atau rendah. Data penelitian ini diperoleh dari dua subjek yang mengalami pensiun dini. Dari hasil analisis data yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pensiun dini tidak menjadikan harga diri seseorang menjadi rendah. Kata Kunci : harga diri, pria, pensiun dini PENDAHULUAN Pensiun dini dilihat dari segi perusahaan bertujuan untuk menciptakan suatu rasio pekerja dan volume pekerja yang lebih efisien sehingga pada akhirnya tingkat kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. Dalam hal pemutusan hubungan kerja seorang individu tentunya akan mengalami perubahan-perubahan akibat dari pensiun dini tersebut antara lain: tidak adanya penghasilan, hilangnya fasilitas tertentu, tiadanya jabatan dan wewenang. Saat seseorang melepaskan dan meninggalkan dunia kerja memiliki beberapa konsekuensi, diantaranya yaitu merasa tidak bahagia, tertekan, kehilangan arti hidup bahkan kehilangan harga diri. Ini semua kemungkinan akan berpengaruh terhadap harga diri individu. Harga diri manusia berfungsi seperti pondasi bangunan, seperti sebuah struktur penting yang diatasnya akan dibangun hal penting lainnya. Jika pondasi tersebut rapuh maka apapun yang dibangun diatasnya tidak akan aman. Demikian pula pada manusia, jika seseorang memiliki harga diri dan konsep diri yang rapuh maka apapun yang dia kembangkan dalam hidup ini akan didasarkan pada pondasi yang rawan. Akibatnya jika dia mengalami kegagalan dalam hidup dia akan mengatakan pada dirinya betapa tidak bergunanya dirinya yang justru akan semakin menurunkan harga dirinya. Terlebih lagi pada suami yang merupakan key person dalam keluarga atau berperan sebagai kepala keluarga yang mempunyai tanggung jawab untuk
2 menghidupi keluarganya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti tentang harga diri pria yang mengalami pensiun dini. TINJAUAN PUSTAKA Harga Diri Harga diri adalah kondisi psikologis sebagai hasil dari evaluasi atau hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang dihasilkan berupa kondisi psikologis yang positif atau negatif yang ada dalam dirinya. Ada beberapa komponen dari harga diri yaitu perasaan dimana individu merasa bahwa dirinya diterima, mampu, berharga, percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan layak untuk memperoleh kebahagiaan. Dapat diketahui bahwa seseorang dengan harga diri yang tinggi akan cenderung mandiri, terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didalam dan diluar dirinya, dapat mengarahkan keinginannya dan senang menjadi dirinya sendiri. Sedangkan, orang yang harga dirinya rendah cenderung tidak percaya diri, meremehkan dirinya, tidak suka tantangan, dan menutup diri dengan demikian dirinya akan sangat membutuhkan orang lain untuk menjalani kehidupannya. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri dilihat dari segi internal yaitu : fisik, psikologis, tingkat intelegensi, status sosial ekonomi, ras dan kebangsaan, serta urutan kelahiran, sedangkan dari segi eksternal sebagian besar berasal dari dukungan sosial. Pensiun Dini Pensiun dini adalah tidak bekerja atau berhenti bekerja lebih awal sebelum batas usia yang telah ditetapkan. Adapun terdapat jenis-jenis dari pension dini yaitu, Early Retirement (Pensiun Dini) dan Compulsory Retirement (Pensiun Tepat Waktu). 7 (tujuh) fase pensiun yang dilalui oleh orang-orang dewasa, yaitu : Fase Jauh (the remote phase), Fase Dekat (the near phase), Fase Bulan Madu (the honeymoon phase), Fase Kekecewaan (the disenchantment phase), Fase Re-Orientasi (reorientation phase), Fase Stabil (the stability phase), Fase Akhir (the termination phase).
3 Harga Diri Pria yang Mengalami Pensiun Dini Dalam hal pemutusan hubungan kerja seorang individu tentunya akan mengalami perubahan-perubahan akibat dari pensiun dini tersebut salah satu diantaranya adalah tidak adanya penghasilan. Dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga diri individu. Harga diri adalah kondisi psikologis sebagai hasil dari evaluasi atau hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang dihasilkan berupa kondisi psikologis yang positif atau negatif. Harga diri yang positif umumnya dianggap baik karena dapat membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan dari rasa yakin akan kemampuan diri dan rasa berguna. Harga diri yang positif juga dapat timbul sejak terjadi pencapaian kesuksesan, kepuasan terhadap aktivitas, persahabatan dan kehidupan yang romantis. Sedangkan harga diri yang negatif berasal dari kegagalan yang datang beruntun, misalnya kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain, kegagalan dalam berkarir, dan kegagalan dalam kehidupan romantis pada umumnya dianggap buruk karena individu akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi harga diri adalah: fisik, psikologis, lingkungan sosial, tingkat intelegensi, status sosial ekonomi, ras dan kebangsaan, dan urutan kelahiran. Individu yang mengalami pensiun dini karena terpaksa tentunya tidak akan merasa puas dengan pekerjaannya karena mereka dipaksa untuk pensiun dengan alasan perusahaan ingin membuat perubahan dan memaksa pekerja yang lebih tua untuk keluar dari perusahaan dan digantikan oleh pekerja yang lebih muda karena dianggap lebih produktif atau alasan lain karena masalah kesehatan yang mulai menurun, hal ini terjadi khususnya pada individu pria. Mengingat harga diri sangat penting bagi setiap orang terlebih lagi bagi suami yang merupakan key person dalam keluarga dimana berdasarkan karakteristiknya, pria berfungsi sebagai pencari nafkah dan dilihat pula dari segi finansial mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya namun dengan individu kehilangan penghasilan, maka ia tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya maka kemungkinan hal tersebut dapat mempengaruhi harga dirinya.
4 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti ingin mengetahui pemahaman yang mendalam dan spesifik berkaitan dengan harga diri pria yang mengalami pensiun dini, yaitu ingin mengetahui sebab-sebab subjek yang mengalami pensiun dini mempunyai harga diri rendah atau tidak dan bagaimana proses perkembangan harga dirinya. Untuk itu diperlukan penelitian yang mendalam atau spesifik karena mungkin hal ini hanya dialami oleh subjek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi subjek lain. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah seorang pria yang mengalami pensiun dini, berusia antara tahun, sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang masih bekerja. Jumlah subjek dalam penelitian ini peneliti mengambil 2 orang subjek dengan 2 orang significant others untuk tiap subjeknya. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, karena peneliti tidak mengambil bagian secara langsung dalam kehidupan atau keadaan subjek, peneliti hanya mengamati sesuai waktu yang telah ditentukan atau yang telah dibuat peneliti dengan kesepakatan subjek. Meskipun demikian, informasi atau data yang diperoleh tetap memenuhi kriteria atau standar yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara dengan pedoman umum, yaitu proses wawancara yang dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa harus menentukan urutan pertanyaan yang eksplisit Hal ini memungkinkan peneliti melakukan wawancara dengan lebih terfokus, namun tetap fleksibel. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Observasi (Subjek 1) Berdasarkan observasi ada beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa harga diri subjek tinggi, yaitu dengan diangkat dan diikut sertakannya subjek dalam berbagai kegiatan yaitu sebagai sekertaris RW, pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) dan juga mengikuti kegiatan olah raga bulu tangkis bersama para tetangga lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek merupakan bagian dalam kelompok dan juga sikap lingkungan disekitar subjek yang terbuka dan mau menerima subjek sebagai salah satu anggotanya. Di dalam kepengurusan
5 DKM, subjek dan pengurus lainnya sering mengaji dan berdiskusi mengenai berbagai macam hal, hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat diterima oleh anggota kelompoknya. Dengan subjek ditunjuk sebagai sekertaris RW dan sebagai pengurus DKM hal tersebut membuat subjek merasa masih berharga dan dihargai oleh lingkungan disekitarnya. Selain itu, subjek mampu mengerti minatnya yaitu dalam menyalurkan hobinya bermain bulu tangkis bersama para tetangga disekitar rumahnya karena dengan bermain bulu tangkis membuat subjek menjadi bahagia, hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap terhadap haknya untuk bahagia dan juga menunjukkan sikap bahwa subjek mau membuka diri terhadap lingkungannya meskipun subjek mengalami pensiun dini. Analisis Hasil Wawancara (Subjek 1) Dari analisis hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa harga diri subjek 1 tinggi. Pensiun dini tidak menjadikan subjek untuk terus terpuruk pada keadaannya, meskipun subjek sempat down dengan keadaannya, namun hal tersebut tidak lama. Subjek berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya dengan membuka diri dan mengikuti berbagai kegiatan seperti ke RW an, Dewan Kemakmuran Mesjid dan juga dibidang olahraga. Dengan demikian subjek menjadi bagian yang terintegrasi dalam kelompoknya. Hal ini membuktikan bahwa subjek mampu mengintegrasikan diri dengan lingkungannya dengan mengikuti berbagai kegiatan, meskipun subjek telah pensiun dini. Didalam kehidupan berumah tangga tentu bukan perkara yang mudah dalam menjalaninya, apalagi subjek mempunyai istri yang masih bekerja meskipun terdapat hambatan tetapi subjek dan istrinya dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. Meskipun istri subjek bekerja tetapi ia tetap menghormati dan menghargai subjek sebagai suaminya dan selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Dukungan yang selalu diberikan oleh keluarga membuat subjek merasa bahagia dan tetap merasa berharga di lingkungannya. Analisis Hasil Observasi (Subjek 2) Berdasarkan observasi ada beberapa perilaku yang menunjukkan harga diri subjek tinggi, yaitu meskipun subjek telah pensiun dini namun subjek dapat membuka usaha hand phone bersama sahabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengerti akan minatnya
6 dibidang usaha. Dengan demikian subjek tetap memiliki penghasilan meskipun tidak sebesar saat ia masih bekerja namun subjek tetap bisa memberikan nafkah kepada istrinya. Dukungan dari keluarga terutama dari istrinya pun membuat subjek terus semangat dalam merintis usahanya. Lingkungan komplek pun menerima usaha subjek dengan baik karena dengan adanya toko tersebut akan mempermudah warga meskipun hanya sekedar untuk membeli pulsa. Hal ini menunjukkan bahwa subjek masih diterima dengan baik di lingkungannya sehingga membuat subjek merasa berharga dan bahagia. dapat disimpulkan bahwa harga diri subjek 2 tinggi. Pensiun dini memang pernah membuat subjek menjadi minder dengan lingkungannya tetapi atas ajakan dari sahabatnya untuk membuka usaha bersama, subjek kembali bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Adanya sikap positif dari para warga dengan berdirinya counter tersebut pun membuat subjek merasa bahagia. Subjek mulai menikmati pekerjaan barunya, melalui berbagai macam proses subjek tetap pada pendiriannya untuk menjalankan usahanya meskipun teman-temannya di media mengajak subjek untuk kembali bergabung. Dengan adanya counter tersebut subjek kembali memiliki penghasilan, meskipun tidak sebanding dahulu tetapi hal ini membuktikan bahwa ia tetap bertanggung jawab kepada istrinya. Istri subjek pun selalu bersyukur dengan apa yang didapat oleh subjek. Hal lain yang membuat subjek merasa bahagia adalah dengan sikap istrinya yang tetap menghormati dan menghargai subjek sebagai suaminya. Selanjutnya akan diuraikan pembahasan dalam penelitian ini, yaitu gambaran harga diri subjek pada pria yang mengalami pensiun dini, setiap orang memiliki harga diri yang berbeda-beda, tergantung bagaimana orang tersebut menilai tentang dirinya. Pada subjek yang pertama, subjek mampu untuk membangkitkan kembali rasa percaya dirinya dengan keikutsertaannya dalam organisasi RW, kepengurusan Dewan Kemakmuran Mesjid dan juga dalam olahraga bulutangkis yang diadakan 1 minggu sekali. Dengan begitu subjek memiliki rasa bahwa kehadirannya diperlukan dalam kelompok tersebut, sehingga hal tersebut dapat menghasilkan penilaian yang positif pada harga dirinya. Sedangkan pada subjek yang kedua meskipun tidak mengikuti berbagai kegiatan setelah pensiun dini, namun subjek membuka usaha counter hand phone bersama sahabatnya, atas usahanya tersebut subjek kembali memiliki penghasilan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Kemudian tingkat harga diri pada masing-masing subjek, subjek 1, rasa minder adalah
7 peranan subjek sebagai pencari nafkah yang tidak dapat dipenuhi kembali karena subjek tidak memiliki penghasilan. Bahkan terkadang subjek merasa harga dirinya lebih rendah daripada istrinya. Sedangkan subjek yang kedua, subjek memiliki harga diri yang tinggi karena meskipun subjek mengalami pensiun dini subjek tetap mempunyai semangat kembali untuk tetap maju yaitu dengan membuka counter hand phone bersama sahabatnya. Hal tersebut membuat subjek tetap memiliki penghasilan meskipun tidak sebanding saat subjek masih bekerja. Dengan demikian juga membuat subjek merasa berharga. Proses perkembangan harga diri pada subjek 1 melalui tahap minder dan gagal dalam membuka usaha tidak mengurungkan minatnya dalam olahraga bulutangkis, dengan begitu subjek tetap dapat menyalurkan minatnya dibidang olahraga. Sedangkan pada subjek kedua meskipun subjek pernah juga mengalami keterpurukan yang sama dengan subjek pertama namun hal tersebut tidaklah lama karena dengan ajakan seorang sahabat subjek menemukan kembali semangatnya untuk bekerja meskipun tidak kerja kantoran. Dengan usahanya tersebut membuat subjek tetap memiliki harga diri yang tinggi karena walau bagaimanapun subjek tetap memiliki penghasilan dan hal tersebut akan memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya. Apalagi dengan dukungan yang selalu diberikan oleh istrinya pada usaha subjek tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui mengenai harga diri pria yang mengalami pensiun dini melalui hal-hal berikut ini, yaitu : 1. Gambaran harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini. Pada subjek 1 dan subjek 2 masing-masing memiliki harga diri yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki perasaan dimiliki (feeling of belonging) baik oleh keluarga maupun masyarakat. Peran subjek 1 dalam segi finansial tidak dapat dipenuhinya, namun ia mengerti bahwa perannya dalam hal mendidik anak-anak masih dapat dilakukannya (self efficacy belief). Hal ini terbukti dengan keberhasilan subjek dalam mendidik anaknya hingga ke bangku perguruan tinggi, ini menunjukkan bahwa subjek masih berkompeten (feeling of competence) dalam hal mendidik anak-anaknya.
8 Keberhasilan subjek tersebut membuat subjek respek terhadap dirinya (self respect) dan merasa berharga (feeling of worth) bahwa dirinya tetap dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga. Pada subjek 2 ia tetap memilih untuk fokus kepada usahanya (self efficacy belief). Dari usaha hand phonenya tersebut ia kembali memiliki pekerjaan dan penghasilan sehingga ia tetap berkompeten (feeling of competence) dalam menjalani perannya sebagai kepala keluarga untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Hal tersebut tentu akan memberikan penilaian yang positif terhadap diri subjek (self respect) dan membuat subjek merasa berharga (feeling of worth). 2. Harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga tinggi. Pada subjek 1 memiliki harga diri yang tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri subjek sehingga tinggi yaitu adanya kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada subjek untuk memegang jabatan sebagai sekertaris RW dan juga sebagai salah satu pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM), subjek juga dapat diterima dengan baik oleh anggota dalam kelompok olahraga bulutangkis yang diikutinya. Dengan demikian membuktikan bahwa subjek mampu mengintegrasi diri dengan baik dan dirinya terintegrasi dalam kelompoknya tersebut. Pada subjek 2 memiliki harga diri yang tinggi, hal tersebut disebabkan oleh adanya usaha yang dirintis oleh subjek. Dengan adanya usaha tersebut subjek kembali memiliki pekerjaan dan penghasilan, dengan demikian subjek tetap dapat bertanggung jawab kepada istrinya yaitu dengan memberikan nafkah kepada istrinya. Meskipun tidak sebanding dahulu, namun istri subjek tetap mendukung usaha suaminya tersebut dan tetap menghormati juga menghargai subjek sebagai suaminya. Selain itu, kesuksesan subjek dalam usahanya dan sikap lingkungan disekitar subjek yang menerima dengan baik kehadiran counter hand phone tersebut membuat subjek merasa senang dan berharga.
9 3. Proses perkembangan harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga menjadi tinggi. Proses perkembangan harga diri pada kedua subjek menjadi tinggi kembali dilalui dengan cara yang berbeda-beda. Pada subjek 1 ditandai pada tahun 1998 dimana subjek dipensiun dinikan oleh perusahaan tempat subjek bekerja. Subjek saat itu merasa terpukul, tetapi subjek berusaha untuk maju agar tetap mendapatkan penghasilan yaitu dengan cara membuka usaha bisnis hewan ternak bersama temannya, namun usahanya tersebut gagal karena subjek tertipu oleh rekannya itu. Tidak adanya penghasilan membuat subjek merasa minder dengan perannya sebagai suami dan kepala keluarga. Sedangkan proses perkembangan harga diri pada subjek 2 ditandai pada tahun 2006 akhir ketika subjek baru menjalani pernikahan selama 3 hari, saat itu subjek mendapatkan surat keputusan bahwa dirinya dipensiun dinikan. Hal tersebut membuat subjek shock, meskipun subjek telah mengetahui kemungkinan tersebut namun subjek tidak menyangka bahwa surat itu datang ketika subjek sedang merasakan kebahagiaannya. Hal tersebut membuktikan meskipun subjek sempat memiliki harga diri yang rendah namun seiring berjalannya waktu harga diri tersebut terus meningkat menjadi tinggi. Saran Dari hasil penelitian tentang harga diri pria yang mengalami pensiun dini, maka saran yang diajukan peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk individu yang mengalami pensiun dini disarankan untuk tidak merasa rendah diri, meskipun mengalami kejadian yang tidak mengenakkan namun tetap harus memiliki semangat untuk maju dan mau membuka diri dengan lingkungan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan yang positif. 2. Untuk keluarga dan lingkungan disarankan untuk tetap memberikan semangat kepada individu dalam keadaan down, tetap menerima individu dengan terbuka dan selalu mendukung kegiatan yang diikuti oleh individu. 3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti aspek lainnya dari pria yang mengalami pensiun dini, mengembangkan penelitian lain mengenai pensiun dini, dan
10 lebih mengembangkan variabel penelitian, seperti konsep diri pria yang mengalami pensiun dini atau faktor kepribadian yang mantap dan mandiri pada pria yang mengalami pensiun dini.
Perkembangan Kognitif & Sosioemosi Usia Lanjut. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi.
Perkembangan Kognitif & Sosioemosi Usia Lanjut Unita Werdi Rahajeng, M.Psi. www.unita.lecture.ub.ac.id Penurunan Saat Memasuki Usia Lanjut Kecepatan pemrosesan Menyangkut pemahaman. Akumulasi pengetahuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. KESIAPAN PENSIUN 1. Pengertian Kesiapan Pensiun Pensiun adalah sebuah konsep sosial yang memiliki beragam pengertian (Newman, 2006). Sebenarnya pensiun sulit untuk didefinisikan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal
HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Natasha Ghaida Husna, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan. Menurut Maslow (Atkinson, 2000) kebutuhan manusia secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 kebutuhan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
83 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab Pendahuluan telah dijelaskan bahwa peneleitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengambilan keputusan untuk bekerja pada penderita SLE lakilaki. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi dan analisis antar subjek, dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciGAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK
GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK Penelitian deskriptif ini berdasar pada fenomena bahwa kehadiran anak memiliki peran
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II MASA DEWASA PEKERJAAN, KARIR DAN PENSIUN materi kuliah elearning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh : Dr Triana Noor Edwina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya hidup untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Seperti kebutuhan fisik untuk pemuas rasa lapar, tempat tinggal, ketergantungan pada
Lebih terperinciLAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah
LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan
Lebih terperinciResensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR
69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di berbagai Negara. Pada tahun 2005 di Inggris terdapat 1,9 juta orangtua tunggal dan 91% dari angka
Lebih terperinciBAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR
BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR 7.1 Pendahuluan Sebuah organisasi di dalam prosesnya berkembang pasti mengalami pasang surut yang mungkin dapat menghambat kinerja organisasi tersebut. Kendala-kendala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan pandangan diri setiap individu tentang dirinya sendiri. Worchel (dalam Syam, 2012) mengatakan bahwa konsep diri
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tri Fina Cahyani,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah peristiwa penting dalam kehidupan seorang individu, di mana pernikahan ini memiliki beberapa tujuan yaitu mendapatkan kebahagiaan, kepuasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam siklus kehidupan manusia. Setiap orang berkeinginan untuk membangun sebuah rumah tangga yang bahagia bersama orang
Lebih terperinciPENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar
TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN (Developmental Task) PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan dini dapat didefinisikan sebagai sebuah pernikahan yang mengikat pria dan wanita yang masih remaja sebagai suami istri. Lazimnya sebuah pernikahan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan tempat di mana dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, baik menghasilkan suatu barang
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada usia dewasa awal tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah intimacy versus isolation. Pada tahap ini, dewasa muda siap untuk menjalin suatu hubungan
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan pribadi, sedangkan manusia sebagai makhluk sosial yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan
Lebih terperinci1. PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Perbedaan Fokus..., Marchantia Andranita, FPSIUI, 2008
1. PE DAHULUA I.1. Latar Belakang Masa dewasa muda adalah periode dimana terjadi penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru (Hurlock dalam Lemme, 1995). Pada tahapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Individu yang tidak dapat hidup mandiri, akan mengalami kesulitan ketika
Lebih terperinciKONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR
KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h. 12) menyatakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam
146 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam menyelesaikan kasus cerai thalak sebagai upaya menyelesikan konflik keluarga yang diuraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia, tentu tidak mudah menjalanikehidupan seorang diri tanpa pendamping. Wanita yang kehilangan pasangan merasa sulit
Lebih terperinciMANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati
MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA Oleh: As-as Setiawati Lingkaran hidup keluarga adalah proses perkembangan hidup keluarga sejak perkawinan sampai masa pasangan itu mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat
Lebih terperinciKaraktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilaakukan I Wayan Sanjaya (2012) tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima belas tahun sampai dengan dua puluh dua tahun. Pada masa tersebut, remaja akan mengalami beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masa dewasa merupakan masa dimana setiap individu sudah mulai matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock (dalam Jahja, 2011), rentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Impian setiap pasangan adalah membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dalam menjalani rumah tangga setiap pasangan pasti memiliki berbagai keinginan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di era globalisasi sekarang ini menimbulkan berbagai macam perubahan, salah satu dari perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya peran kaum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor
BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting, diantaranya sebagai sumber dukungan sosial bagi individu, dan juga pernikahan dapat memberikan kebahagiaan
Lebih terperinci3. Tunjangan pensiun yang saya peroleh akan digunakan untuk. a. Modal usaha b. Tabungan c. Belum tahu. d..
L.1. KUESIONER SELF EFFICACY Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa pensiun. Saudara diharapkan memilih salah satu jawaban berdasarkan kenyataan yang ada pada
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka
BAB I 10 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prinsip perkawinan adalah untuk selamanya dengan tujuan kebahagiaan dan kasih sayang yang kekal dan abadi, sebagaimana yang terdapat dalam QS An-Nahl ayat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja merupakan suatu kesempatan dimana seseorang dapat. mengembangkan dirinya, mencapai prestise, memperoleh suatu jabatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Bagi kebanyakan orang yang telah bekerja dalam bidang apapun, bekerja merupakan suatu kesempatan dimana seseorang dapat mengembangkan dirinya, mencapai prestise,
Lebih terperinciPSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemilihan Pasangan 1. Pengertian Pemilihan Pasangan Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental Process Theories, pemilihan pasangan adalah suatu proses penyaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah,
Lebih terperinciTIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis
TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis tidaklah sulit. Mudah saja, simple dan sangat sederhana. Sebagai seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya adalah mahkluk sosial dan mahkluk pribadi. Manusia sebagai mahluk sosial akan berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Terhadap Pengembangan Karir 1. Definisi Persepsi Pengembangan Karir Sunarto (2003) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan
Lebih terperinciAbstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT
JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi adalah dunia yang merupakan titik tolak akhir dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami dinamika yang cukup signifikan,
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah tempat di mana anak berkembang dan bertumbuh, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit terkecil dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Tujuan perkawinan adalah mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan, dan keturunan. Menikah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
149 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being pada wanita dewasa muda yang menjadi istri
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan
PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH
PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH Disusun Oleh Nama : Auliya Karimah NPM : 10507030 Pembimbing : Wahyu Rahardjo, S.Psi., M.si Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas seorang individu yang berada pada tahap dewasa awal menurut Erikson (Desmita, 2005) adalah adanya keinginan untuk melakukan pembentukan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala keluarga memiliki peran sangat penting dalam kehidupan berumah tangga, selain dituntut untuk memberikan nafkah, perlindungan fisik yang efektif dan dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan salah satu aspek yang penting perkembangan individu dewasa (Kelley & Convey dalam Lemme, 1995).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai
Lebih terperinciPROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)
PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI) DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PELATIHAN C. SASARAN PELATIHAN D. MATERI PELATIHAN E. TEMPAT KUNJUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahin 1974 pasal 1 tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: Ikatan lahir dan batin antara seorang
Lebih terperinciDEWASA AKHIR (30 50 tahun)
SILABUS 10 DEWASA AKHIR (30 50 tahun) 10.1 Integritas ego Adalah perasaan menjadi bagian dari tata aturan yg ada di alam semesta ini, perasaan cinta pada sesama manusia dan dengan begitu ikut menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, Indonesia dapat dikatakan telah mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya
Lebih terperinci