BAB II LANDASAN TEORETIS. kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam berbahasa. Pit. S. Corder dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORETIS. kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam berbahasa. Pit. S. Corder dalam"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Kesalahan Berbahasa Penguasan bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam berbahasa. Pit. S. Corder dalam Parera (1993:74) membedakan dua tipe kesalahan yakni error kekhilafan dan mistake kekeliruan, dimana kekhilafan adalah kesalahan berlatarkan pengetahuan tentang bahasa yang memang sudah salah, kekhilafan itu dilakukan berulang-ulang karena pengetahuan tentang kaidah bahasa yang sudah tidak benar. Masih menurut Pit. S. Corder dalam Parera (1997:143) membedakan dua macam kesalahan, yakni : kesalahan berbahasa yang terjadi tidak secara sistematis dalam tutur seseorang dan kesalahan berbahasa yang terjadi secara sistematis pada tutur seseorang yang belajar bahasa. Berdasarkan konsep itu, Pit. S. Corder dalam Tarigan (1995:144), memberikan perbedaan antara mistake dan error. Mistake adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor-faktor performance seperti keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal, tekanan emosional, dan sebagainya. Kesalahan ini mudah diperbaiki jika penutur atau pembicara diingatkan, sedangkan error adalah penyimpanganpenyimpangan yang sistematis dan konsisten dan menjadi ciri khas berbahasa siswa yang belajar bahasa pada tingkat tertentu. 7

2 8 Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Tarigan (1995:75) bahwa dalam kehidupan sehari-hari dikenal kata kesalahan dan kekeliruan sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai makna yang kurang-lebih sama. Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Menelaah kesalahan para pelajar, khususnya kesalahan berbahasa, mengandung dua maksud utama, yaitu : 1) untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa; 2) untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang paling sukar diproduksi oleh para pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasisecara efektif. Analisis kesalahan adalah kajian dan analisis mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa/peserta didik/pelajar asing atau bahasa kedua. (Parera, 1993:7) sedangkan Ellis dalam Tarigan (1995:68) mengatakan bahwa Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. 8

3 9 Dalam skripsi ini penulis menyajikan analisis kesalahan yang selaras dengan teori yang di ungkapkan menurut Parera (1997:145), pada umunya, metodologi analisis kesalahan dilaksanakan dengan langkah-langkah seperti di bawah ini : 1) Pengumpulan data dari karangan-karangan siswa ajaran atau dari hasilhasil ujian; 2) Identifikasi kesalahan baik yang mendapatkan perhatian khusus dengan tujuan tertentu maupun penyimpangan yang umum; 3) Klasifikasi atau pengelompokkan kesalahan; 4) Pernyataan tentang frekuensi tipe kesalahan; 5) Identifikasi lingkup tipe kesalahan; dan 6) Usaha perbaikan. Pengumpulan data karangan-karangan atau dalam hal ini data parafrasa siswa dapat dilakukan beberapa kali sepanjang dipandang perlu dan berguna. Setelah itu, karangan-karangan dalam bentuk parafrasa mahasiswa akan diperiksa dan diidentifikasi kesalahan-kesalahan apa saja yang dibuat siswa. Penulis telah menentukan aspek-aspek penilaian kesalahan yang dilakukan mahasiswa karena identifikasi kesalahan ditentukan oleh penulis sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada umumnya, identifikasi kesalahan 9

4 10 ditentukan berdasarkan kategori linguistik dan ciri-ciri perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Setiap kesalahan berbahasa siswa akan dikelompokkan berdasarkan instrument yang telah ditentukan.setiap kategori kesalahan secara linguistik dihitung frekuensi dan berapa besar jumlah kesalahan secara individual dan klasikal. Sumber-sumber kesalahan dapat dikategorikan berdasarkan landasan teori yang dianut atau secara umum. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mengganti metode mengajar agar cocok dan berhasil, mengganti buku siswa, mencari teknik-teknik mengajar yang lebih dapat membantu siswa memperbaiki kesalahannya, memberikan model-model belajar bahasa yang benar dan baik, meningkatkan pelatihan untuk butir-butir kesalahan tertentu, atau memberikan penjelasan jika diperlukan dan berguna. 2.2 Menulis Menulis dikatakan sebagai suatu keterampilan karena merupakan bentuk komunikasi dalam bahasa tulis, dan merupakan fase terakhir yang harus dikuasai setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca. Keterampilan menulis dianggap paling sulit dari keterampilan yang lainnya, karena, perlu memperhatikan aspek ortografi dari keterampilan berbahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1219 dan 1180) menulis adalah: 1) Membuat huruf (angka dsb) yang dibuat (digurat dsb) 10

5 11 2) Melahirkan pikiran atau gagasan perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan 3) Kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara 4) Kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa sangat berkaitan dengan keterampilan membaca. Pada prinsipnya tulisan dibuat untuk dibaca oleh orang lain atau kita baca sendiri. Seperti dikatakan Tarigan (1994; 4) hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca. Seperti halnya menulis dan membaca, menulis dan berbicarapun mempunyai hubungan yaitu ciri yang sama-sama produktif dan ekspresif. Perbedaannya terletak pada komunikasi yang langsung dan tidak langsung. 2.3 Keterampilan Menulis Keterampilan menulis menempati urutan terakhir setelah membaca dengan kata lain dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa terutama dalam berkomunikasi secara tulisan, dengan memperhatikan keterampilan lain yang tentunya memegang peranan yang penting pula. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks dan sulit dikuasai, karena menghendaki unsur-unsur di luar bahasa itu sendiri, seperti harus memperhatikan unsur grafologi, struktur, bahasa, dan kosakata. Di samping itu, menulis menurut Gallison adalah Le système de signes 11

6 12 graphique, qui peut substituer au langage articulé naturellement fugace-, pour fixer et conserver un message, pour communiquer à distance, etc. Di dalam kamus Le Robert Poche (1995;230) écrire : Tracer (des signes d écriture, un ensemble organisé de ces signes), yang maksudnya menulis adalah merupakan kesatuan tanda-tanda dan huruf. Menulis juga merupakan sebuah kegiatan kreatif yang tidak terlepas dari kegiatan kita sehari-hari yang merupakan bagian dari komunikasi antar manusia. Dalam menulis itu bagian dari kegiatan kita sehari-hari. Ia adalah bagian dari komunikasi selain mendengar membaca dan berbicara saat kita berinteraksi atau bergaul dengan orang lain". Dengan demikian, menulis hakikatnya adalah komunikasi dengan tulisan. Komunikasi atau pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya. Menulis bukan sekedar menyampaikan ide, gagasan atau hasil pemikiran kita ke dalam bentuk tulisan tetapi membutuhkan pengertian agar dapat dipahami oleh kita sendiri atau pembaca. Definisi para ahli bahasa di atas, dapat diungkapkan kembali bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan, pengalaman, kepada orang lain dalam bentuk bahasa tulis sebagai bentuk komunikasi secara tidak langsung. Kemampuan menulis mahasiswa yang akan penulis ungkapkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis mahasiswa dalam membuat tulisan berupa sebuah parafrasa, dalam hal ini tentunya sebuah parafrasa teks informasi berbahasa Prancis. 12

7 Pengertian Parafrasa Kegiatan menulis merupakan aktivitas yang tidak terpisah dari kegiatan belajar sejak SD sampai perguruan tinggi. Ditingkat perguruan tinggi pada khususnya, mahasiswa harus membuat karya tulis akademik, dari mulai makalah hingga skripsi. menyusun tugas praktikum dan menyusun makalah. Namun faktanya, progresivitas menulis mahasiswa belum memiliki sinergi yang berarti dalam bidang akademik, walaupun secara formal aktivitas itu sudah dimulai sejak dini. Produktivitas sarjana terkendala oleh sulitnya menulis skripsi akibat kurang terampilnya mahasiswa menggunakan bahasa terutama dalam, mengungkapkan gagasan, perasaan dan pikiran. Untuk dapat mengkomunikasikan pemikiran, gagasan, opini dan temuan, beberapa hal perlu dilakukan, antara lain membiasakan menulis dalam setiap kesempatan berdasarkan apa yang telah dibaca, dingar, dirasa dan dialami. Tulisan ini bisa saja berupa pikiran pokok, outline, paragraf, ide dan mungkin sebuah parafrasa. Dalam disebutkan bahwa : 1) Paraphrase (IPA: /ˈpærəˌfreɪz/) is restatement of a text or passage, using other words. 2) The term "paraphrase" derives via the Latin "paraphrasis" from the Greek para phraseïn, meaning "additional manner of expression" 13

8 14 Menurut Memodata.com : Paraphrase (n.f.) 1.développement explicatif d'un texte en le commentant ou l'interprétant. 2.(péjoratif)développement diffus et verbeux. Paraphrase (s. f.) 1. Développement explicatif, plus long que le texte ou que la simple traduction du texte. Dalam français de définitions et de synonymes.fr: Paraphrase (nom féminin singulier) 1) Développement explicatif d'un texte 2) Amplification verbeuse d'un texte 3) Synonyme Uraian pengertian parafrasa di atas senada dengan definisi parafrasa yang diungkapkan dalam situs internet La paraphrase, du grec παράφρασις : "développement" de Para ("à côté") et frasein ("parler, dire") est une figure de style qui consiste à développer un thème majeur, un argument essentiel, une information générale, en déclinant toutes les qualités d'une réalité que l'on veut évoquer, en la décrivant aussi exhaustivement que possible. Parafrasa berasal dari bahasa Latin dan Yunani yang berarti penambahan, pengembangan dan penggantian suatu ungkapan. Parafrasa adalah pengungkapan kembali dan pengambangan dari sebuah teks atau 14

9 15 paragraf yang lebih panjang dari pada teks asli atau terjemahannya, dengan menggunakan kata yang lain. Berdasarkan jenisnya, parafrasa dibagi menjadi dua, yaitu parafrasa lisan dan tulisan. Pada penelitian ini penulis meneliti tentang parafrasa menulis saja. Menurut Driscoll, Lynn ( ), dalam situs internet Paraphrase: Write it in Your Own Words.com : A paraphrase is... 1) Your own rendition of essential information and ideas expressed by someone else, presented in a new form. 2) One legitimate way (when accompanied by accurate documentation) to borrow from a source. 3) A more detailed restatement than a summary, which focuses concisely on a single main idea. Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan pengetian menurut sumber di atas parafrasa adalah Ungkapan anda sendiri dari informasi penting dan ide yang dinyatakan oleh seseorang, yang disajikan dalam bentuk baru, salah satu cara yang sah (bila disertai dengan dokumentasi yang akurat) untuk meminjam dari sumber, uraian yang lebih rinci dari ringkasan, dalam bentuk lebih singkat yang berfokus pada satu ide utama. Dalam Memodata.com secara singkat dikemukakan parafrasa mempunyai persamaan arti atau sinonim seperti yang di sebutkan di bawah ini : Synonymes paraphrase (n.f.) amplification, bavardage, commentaire, développement, discours, explication, glose, interprétation, longueur, périphrase, remplissage, tirade, traduction, transformation, verbiage paraphraser (v.) adapter, agrandir, amplifier, commenter, délayer, développer, éclaircir, étendre, expliquer, gloser, transposer 15

10 16 Dari kutipan di atas dapat diketahui sinonim dari parafrasa adalah memperpanjang atau memperluas tulisan atau percakapan, panjang lebar, komentar, mengembangkan, pengungkapan pikiran, penjelasan, keterangan, panjang, berkepanjangan, penterjemahkan, peralihan, bertele-tele atau ocehan. Dalam situs diungkapkan bahwa : A paraphrase is a restatement of an original piece of written or oral text into your own words. Just like translating, when you paraphrase, you do not change the meaning or the ideas being put forth, nor do you leave any information out (as you would in a summary); you change the language. Parafrasa adalah sebuah pengungkapan kembali dari bentuk yang asli dari teks tertulis maupun oral kedalam bahasa kita sendiri. Sama hal nya seperti menerjemahkan, saat kita membuat parafrasa, kita tidak mengubah arti atau ide pokok dalam teks, tidak juga meninggalkan isi informasi (seperti yang akan anda lakukan jika membuat kesimpulan); kita hanya mengganti bahasanya. Dalam buku yang berjudul sintaksis, Arifin dan Junaiah (2007:15) mengungkapkan : Parafrasa berarti pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain dengan tidak mengubah arti atau Penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. 16

11 17 Contohnya: Sumber : Pagi ini presiden akan menyampaikan nota keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara dihadapan sidang paripurna DPR RI. Parafrasa : Menurut rencana, nota keuangan Rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara akan di sampaikan presiden SBY dihadapan para anggota legislatif dalam sebuah sidang paripurna DPR RI di Senayan, Jakarta. Selain contoh parafrasa dalam bahasa Indonesia, penulis juga mendapatkan contoh parafrasa dalam bentuk bahasa Prancis untuk lebih menjelaskan dan mengghubungkannya dengan pembelajaran bahasa Prancis yand didapat dari : Texte original Ce médicament est commercialisé au Canada seulement. Texte paraphrasé La commercialisation de ce médicament s est effectuée au Canada seulement. Namun dalam kenyataannya sebagian besar mahasiswa belum memahami benar perbedaan antara pembuatan sebuah parafrasa dengan kutipan dan rangkuman. Menurut suatu sumber dalam situs internet Penulisan sebuah kutipan harus identik dengan yang asli, dengan segmen yang sempit dari sumber. Mereka harus sesuai dengan sumber dokumen kata demi kata dan harus mencantumkan identitas penulis asli. Sebuah parafrasa berbentuk sebuah petikan dari sumber 17

12 18 bahan ke dalam kata-kata Anda sendiri. Sebuah parafrasa meskipun menggunakan kata-kata sendiri juga harus dikaitkan dengan sumber yang asli. Materi sebuah parafrasa biasanya lebih singkat daripada petikan yang asli, mengambil segmen yang lebih luas dan menjadikannya lebih singkat, sedangkan sebuah rangkuman menempatkan ide utama ke dalam kata-kata Anda sendiri, hanya intinya saja. Sekali lagi, dengan mengacu pada sumber yang asli. Sebuah rangkuman lebih pendek dari pada sumber yang asli, melihat dari sumber yang luas dan menjadikannya lebih singkat. Untuk lebih mudahnya lagi, penulis mendapatkan mempunyai ciri-ciri parafrasa yang membedakannya dengan cara pengungkapan yang lain. Menurut Iskak & Yustinah (2007:166): Bentuk tuturan berbeda, makna tuturan sama, substansi tidak berubah dan bahasa atau cara menyampaikan berbeda. Ciri-ciri parafrasa ini mempermudah kita dalam membuat suatu parafrasa dan membedakannya dengan pengunkapan dalam tulisan yang lain. 2.2 Tenik Parafrasa Menggunakan Sinonim Yang Tepat Di bawah ini penulis sajikan teknik untuk membuat parafrasa dari sumber situs internet Menggunakan sinonim yang tepat mungkin teknik parafrasa yang paling umum. Satu hal yang harus kita perhatikan atau mungkin sudah adalah dimana kata-kata mempunyai konotasi yang spesifik. Maka dari itu, banyak kata-kata yang secara umum digunakan untuk menggambarkan atau mengacu 18

13 19 kepada hal-hal yang spesifik, dan pada saat kita mencoba untuk menggunakannya untuk menggantikan kata-kata yang lain, akan terasa tidak tepat. Begitu juga dalam bahasa Prancis, contoh lain dalam bahasa Prancis: petit, minuscule, miniature semua kata-kata ini pada dasarnya mempunyai arti yang sama. Contohnya dalam sebuah kalimat, Sonia habite une petite ville, mengganti petite dengan peewee itu terasa tidak pantas karena peewee mempunyai konotasi yang berhubungan dengan anak-anak. Dapat penulis simpulkan bahwa meskipun dalam pembuatan suatu parafrasa kita harus menggunakan kata-kata kita sendiri tetapi kita juga harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang sinonim atau penggunaan kata lain tanpa mangabaikan arti dari sinonim yang kita gunakan, dengan kata lain kita harus mengetahui juga arti dan penempatan kata yang akan kita gunakan Mengubah Jenis Kalimat Masih dalam sumber yang sama, berikut ini adalah penjabaran dalam tabel penggantian jenis kalimat yang termasuk kedalam teknik parafrasa dalam situs internet Mengubah jenis kalimat dalam bentuk yang asli dengan menggunakan kata peralihan (transisi) yang berbeda. Kata peralihan (transisi) dan kalimat jenis lain terdapat dalam table di bawah ini yang terdapat dalam situs internet 19

14 20 Tabel 2.1 Mengubah Jenis Kalimat KATA PENGHUBUNG SETARA KATA HUBUNG BERTINGKAT PERALIHAN KATA DEPAN Mais Bien que pourtant Le contraste Encore Pendant que Contrairement à Malgré alors Parce que Par conséquent À cause de pour À cause de Donc Puisque Autant.que À partir de et En outre En plus de En plus Plus loin aussi ou sinon Salah satu teknik dalam membuat parafrasa yaitu mengubah jenis kalimat dalam bentuk yang asli dengan menggunakan kata peralihan (Transisi) yang berbeda sehingga sebuah parafrasa yang baik dan benar dapat dihasilkan. 20

15 21 Teknik membuat parafrasa ini dapat dipermudah dengan mengacu pada tabel kata peralihan (Transisi) dan kalimat jenis lain yang terdapat dalam table tiga versi bahasa (Inggris, Prancis dan Indonesia) di atas Menyederhanakan Klausa ke dalam Sebuah Frase Masih dalam sumber yang sama tentang teknik parafrasa yaitu menyederhanakan klausa kedalam sebuah frase, dalam situs internet Mengubah klausa (yang merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki baik subjek maupun kata kerja) ke dalam sebuah frase (yang tidak mengandung keduanya) Mengubah Jenis Kata Teknik parafrasa yang selanjutnya yaitu mengubah jenis kata, dalam situs internet Mengubah sebuah kata dari kata benda ke dalam kata kerja, dari kata sifat ke dalam kata benda, dari kata kerja ke dalam kata benda, dari kata keterangan dalam kata sifat dan seterusnya. Selain itu, kita dapat mengubah bentuk dari jenis kata tersebut. Semua perubahan ini bisa melibatkan perubahan susunan kata kalimat tersebut.teknik pembuatan parafrasa di atas di paparkan secara rinci dan sangat mudah difahami. Dari sumber yang bebeda Dalam terdapat juga langkah-langkah yang efektif dalam membuat sebuah parafrasa, sebagai berikut: 21

16 22 1- Remplacer certains mots (noms, adjectifs, verbes, adverbes, etc.) par des synonymes Lorsqu'on paraphrase, il faut s'assurer de conserver le sens des propos de l auteur. On doit choisir des mots qui ont sensiblement la même signification que ceux utilisés par l auteur. On doit aussi sélectionner des mots avec lesquels on est familier. Si on n'est pas certain du sens d un mot, il faut le vérifier dans le dictionnaire. Attention : il ne faut pas remplacer chaque mot du passage original par un synonyme, mais simplement les mots les plus importants. 2- Modifier la structure des phrases Il faut changer l ordre des mots, c est-à-dire réécrire les phrases sous une nouvelle forme. Pour ce faire, on peut, entre autres, modifier les connecteurs logiques, tels que les conjonctions de coordination et les conjonctions de subordination. 3- Changer les parties du discours Les parties du discours sont les différentes catégories parmi lesquelles les mots de la langue sont répartis : noms, adjectifs, verbes, adverbes... Il s agit donc ici de remplacer un nom par un verbe, un adjectif par un nom, un verbe par un nom, etc. Ce changement va sans doute altérer l ordre des mots dans la phrase. 4- Effectuer tout autre changement jugé pertinent Tout changement qui permet d exprimer autrement les idées de l auteur peut être apporté à l extrait original. 5- Comparer la paraphrase à l extrait original De cette façon, on s'assurera non seulement qu'on n'a pas utilisé accidentellement les mêmes mots ou la même structure de phrase que l auteur, mais également que la paraphrase renferme bien les idées de l auteur. 6- Indiquer la source Bien qu on ne reprenne pas les mots exacts de l auteur, on reprend tout de même ses idées. Il est donc essentiel d indiquer la référence du texte qu'on a paraphrasé. Ne pas oublier d indiquer la page à laquelle on a pris l information. Secara garis besar dari kutipan diatas penulis menyimpulkan teknik pertama dalam membuat parafrasa adalah dengan mengganti kata-kata tertentu dengan sinonim kata tersebut tanpa merubah makna kata, Akan tetapi tidak seluruh kata yang terdapat dalam teks asli kita rubah dengan kat sinonimnya, hanya sebagian kata saja. Selain itu perubahan jenis kata 22

17 23 juga diperlukan dalam teknik membuat parafrasa. Setelah mengubah suatu tulisan ke dalam bentuk baru tanpa mengubah ide dari teks asli lalu teknik membandingkan dengan teks asli dan yang terakhir mencantumkan sumber dan nama penulis teks asli. seperti yang telah dijelaskan pada teknik parafrasa sebelumnya dari sumber yang berbeda. Dari kutipan-kutipan di atas, penulis dapat memaparkan secara jelas dan singkat tentang enam langkah membuat sebuah parafrasa sebagai berikut: 1) Kita harus membaca ulang teks asli sampai kita memahami penuh makna yang terdapat dalam teks tersebut. 2) Tanpa keluar dari makna atau isi dari sumber yang asli, tulislah parafrasa kita dalam sebuah catatan yang berbentuk kartu. 3) Mencatat kembali beberapa kata dengan kata-kata sendiri untuk mengingatkan kita nanti bagaimana sudut pandang kita menggunakan sumber ini. Di bagian atas kartu catatan, tulis kata kunci atau frase untuk menunjukkan subyek kita dengan kata-kata kita sendiri. 4) Periksa kembali tulisan dan samakan dengan yang asli untuk memastikan bahwa versi akurat menyatakan semua informasi penting yang terdapat didalamnya disajikan kembali dalam bentuk baru. 5) Gunakan tanda kutip untuk mengidentifikasi istilah-istilah atau katakata yang telah dipinjam tepat dari sumber atau yang terdapat dalam teks sumber yang asli. 23

18 24 6) Menuliskan sumber (termasuk halamannya) pada catatan sehingga kita dapat dengan mudah memutuskan untuk memasukkan materi ke dalam tulisan kita. Dari seluruh paparan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa manfaat dari pembuatan sebuah parafrasa adalah kita dapat menghindari pembuatan kutipan yang terlalu banyak dalam sebuah tulisan ayng kadang-kadang tidak begitu penting untuk dituliskan. Selain itu, kita dapat lebih mudah mengetahui dan menemukan intisari dari sebuah tulisan, karena parafrasa adalah sebuah penulisan yang menggunakan kata-kata kita sendiri selain itu parafrasa juga adalah salah satu cara untuk menggunakan teks kita sendiri tanpa menulis langsung tetapi memetik dari suatu sumber atau bahan. Di kaitkan dengan teori di atas, dalam buku Bahasa Indonesia untuk kelas X yang ditulis oleh Iskak & Yustinah (2007:166) juga terdapat langkah-langkah membuat parafrasa: 1) Membaca teks secara keseluruhan 2) Menentukan pokok-pokok pikiran dalam wacana 3) Mentukan tuturan apa yang hendak menjadi variasinya 4) Menyusun pokok pikiran tanpa mengubah arti 5) Menyempurnakan pokok pikiran dengan pikiran penjelas 6) Membentuk wacana sesuai keinginannya Berdasarkan teori-teori para ahli di atas, teknik pembuatan parafrasa harus sangat diperhatikan sehingga memperkaya kita dalam keterampilan menulis. Karena semakin sering kita membuat berbagai macam tuturan dalam berbagai bentuk, kita akan semakin terampil menulis, khususnya dalam menulis sebuah parafrasa. 24

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran BAB IV KESIMPULAN Gérondif banyak digunakan baik dalam bp lisan maupun tulis, sedangkan bi tidak memiliki bentuk ini, sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerjamahan. Permasalahan itu antara lain

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK : STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar terlebih dahulu harus memahami kaidah-kaidah tata bahasa, seperti membuat kalimat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan pengarang sebagai penghasil imajinasi dan kreativitas sastra secara individual dan pembaca

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi menurut Servilla dkk (1993) dalam Mahsun (2005:28) adalah Kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB ini memuat beberapa simpulan hasil penelitian mengenai analisis materi pembelajaran yang terdapat dalam media podcast LFWA berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing)

KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) www.rudifebriamansyah.webege.com KUTIPAN DAN PARAPRASI (Quoting and Paraphrasing) When you QUOTE, you are borrowing from another text by copying information

Lebih terperinci

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI OLEH: RADIK BABAROSA NIM. 105110301111005 PROGRAM STUDI BAHASA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs yang merupakan model

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs  yang merupakan model BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab lima ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pertanyaan pada rumusan masalah pada bab satu dan hasil penelitian pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga 1 BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan memaparkan latar belakang yang menjadi motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga menjelaskan batasan-batasan dan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian tentunya seorang peneliti membutuhkan metode untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis data, sehingga diperoleh hasil

Lebih terperinci

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM 0811130023 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS PROGRAM BAHASA

Lebih terperinci

GRAMMAIRE II. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. FARIDA AMALIA, M.Pd

GRAMMAIRE II. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. FARIDA AMALIA, M.Pd GRAMMAIRE II Silabus Deskripsi Mata Kuliah FARIDA AMALIA, M.Pd Program Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2010

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam sesuatu hal

BAB II KAJIAN TEORI. Kata penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam sesuatu hal 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Penguasaan Bahasa Prancis Penguasaan adalah proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan, pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut juga merambah di bidang linguistik yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis

BAB III KESIMPULAN. Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis BAB III KESIMPULAN Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis menggunakan teori semiotika menurut Danesi. Hewan-hewan yang ada dalam tiga dongeng ini disebut sebagai penanda (signifier).

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI

PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS  (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS WWW.BFMTV.COM (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untukmemenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini, peneliti membahas mengenai metode dan teknik yang digunakan untuk meneliti bahasa Argot yang terdapat pada novel Une Seconde Chance karya Patrick Cauvin.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk melakukan sebuah penelitian,

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL SKRIPSI OLEH: GAZI ADAM NIM. 105110300111010 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, prosedur penelitian terbagi menjadi empat tahap, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, prosedur penelitian terbagi menjadi empat tahap, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Secara umum, prosedur penelitian terbagi menjadi empat tahap, yaitu metode penelitian ; tahap kedua adalah pengumpulan data ; tahap yang ketiga adalah

Lebih terperinci

SILABUS GRAMMAIRE II PR114. Farida Amalia, M.Pd.

SILABUS GRAMMAIRE II PR114. Farida Amalia, M.Pd. No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS GRAMMAIRE II PR114 Farida Amalia, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 PR114 GRAMMAIRE II, S1,

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan

BAB III KESIMPULAN. yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan BAB III KESIMPULAN Titeuf merupakan komik berbahasa Prancis yang dikenal sebagai komik yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan para tokoh dalam percakapan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan peneliti. Metode penelitian merupakan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, Sugiyono (013:3) memaparkan bahwa metode penelitian pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah salah satu dasar yang ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam sebuah penelitian, menurut Sugiyono

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ Oleh Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Dante Darmawangsa, M.Pd. Publik (pembelajar) Mahasiswa

Lebih terperinci

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG SKRIPSI OLEH: CICILIA TRAPSIWI RESTI PALUPI NIM. 105110301111012 PROGRAM

Lebih terperinci

Silabus. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu. KD 1 Mencocokkan gambar dengan

Silabus. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu. KD 1 Mencocokkan gambar dengan Standar 1. Mendengarkan Nama Sekolah : SMA N 8 Purworejo Mata Pelajaran : Bahasa Prancis Kelas / Program : XI / IPS Semester : 1 ( satu ) Alokasi : 17 minggu X 2 Jam Pelajaran = 34 jam Silabus Materi Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari oleh peserta didik yang bersekolah di Indonesia selain bahasa Inggris. Tagliante (1994: 6) berpendapat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN No.: FPBS/FM-7.1/08 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : Grammaire IV : PR204 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum Dr. Yuliarti Mutiarsih, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM

KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM 0811130006 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu mencakup pembahasan mengenai definisi operasional, populasi, sampel,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Membaca : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam pengajaran bahasa terdapat empat keterampilan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA N 1 Sanden Kelas/ Semester : XI/1 Mata pelajaran : Bahasa Perancis Tema : La Famille Aspek/ Keterampilan : Expression Orale (Berbicara) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (2008:151)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (2008:151) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (008:151) Metodologi

Lebih terperinci

No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd.

No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd. No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Di dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan tahapan-tahapan kerja yang benar dan sesuai agar tercapainya tujuan dari penelitian tersebut. Tahapan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata pelajaran Tema Aspek/ Keterampilan Alokasi Waktu : SMA N 1 Sanden : XI/2 : Bahasa Perancis : La Famille : Expression Écrite (Menulis)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode, dalam ilmu pengetahuan, adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 1989:266),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 1989:266), BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional 3.1.1 Efektivitas Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 1989:266), efektivitas adalah akibat (hasil daya pengaruh dari sesuatu atau

Lebih terperinci

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun terdapat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun terdapat kesimpulan dan saran sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukannya penelitian mengenai analisis materi pembelajaran yang terdapat dalam buku Complete French Volume 1 terbitan tahun 2011 terdapat kesimpulan dan saran sebagai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 1 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Menurut Nawawi dalam Cahyani (2008:20), penggunaan metode yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

MODALITAS DALAM ROMAN LE TOUR DU MONDE EN 80 JOURS KARYA JULES VERNE SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

MODALITAS DALAM ROMAN LE TOUR DU MONDE EN 80 JOURS KARYA JULES VERNE SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta MODALITAS DALAM ROMAN LE TOUR DU MONDE EN 80 JOURS KARYA JULES VERNE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204

SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204 SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204 Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (2011:2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA

ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA SKRIPSI OLEH : OKY MUSTIKA SARI NIM. 105110307111001 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setia Rini, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setia Rini, 2014 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan proses penyusunan kegiatan penelitian yang dilakukan, diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas besar berupa karya ilmiah, seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan.

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. ii iii iv MOTTTO Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. Jangan biarkan kekurangan yang kau miliki mengalahkan dan menghentikan

Lebih terperinci

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI OLEH: LUISIANA INDRAWATI NIM. 105110300111013 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Tes Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali tes. Setelah hasil tes terkumpul, data tes tersebut diperiksa

Lebih terperinci

MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS

MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS Pengadilen Sembiring Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kosa kata dan sistem tata bahasa Prancis memiliki keunikan dan kesederhaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali bahasa yang dipelajari untuk mendukung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali bahasa yang dipelajari untuk mendukung berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali bahasa yang dipelajari untuk mendukung berbagai aspek kehidupan. Salah satunya

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI 0911130026 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM

SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS DAN KONFLIK BERPASANGAN TOKOH DALAM CERITA PENDEK LE TAILLEUR NOIR SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM. 0911130007 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

L ANALYSE CONTRASTIVE DE LA CONJONCTION CONCESSIVE EN FRANÇAIS ET EN INDONÉSIEN. Raulina Simbolon. Directrice de Mémoire Dr. Marice, M. Hum.

L ANALYSE CONTRASTIVE DE LA CONJONCTION CONCESSIVE EN FRANÇAIS ET EN INDONÉSIEN. Raulina Simbolon. Directrice de Mémoire Dr. Marice, M. Hum. L ANALYSE CONTRASTIVE DE LA CONJONCTION CONCESSIVE EN FRANÇAIS ET EN INDONÉSIEN Raulina Simbolon Directrice de Mémoire Dr. Marice, M. Hum Résumé Le but de cette recherche est de trouver les ressemblances

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN I. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Expression Ecrite III Kode Mata Kuliah : PRC 219 Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis Pengampu : Dian Swandayani, M.Hum. Jumlah SKS

Lebih terperinci

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia Menulis adalah merekonstruksi fakta, dan alat untuk merekonstruksi itu adalah bahasa. Kata atau pilihan kata menjadi sangat menentukan dalam hal mengungkapkan makna atau pengertian yang hendak kita nyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa. Melalui menulis siswa bisa mengekspresikan kekayaan ilmu, pikiran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd. SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103 Iis Sopiawati, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 DESKRIPSI MATA KULIAH PRODUCTION ÉCRITE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, peneliti membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal penting yang dibahas adalah metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbangsa guna mencapai sumber daya

Lebih terperinci