KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF"

Transkripsi

1 KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF Bacillus sp. (Skripsi) Oleh ADI SETIAWAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

2 ABSTRAK KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TEHADAP BAKTERI GRAM POSITIF Bacillus sp. Oleh Adi Setiawan Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4- hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzat dari senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida dengan ligan asam 4-hidroksibenzoat dan asam 4- klorobenzoat, kemudian didapatkan serbuk putih dengan berat masing-masing 1,3105 gram (89,57%) dan 1,333 gram (8 7,90%). Hasil karakterisasi dengan spektrofotometer IR tedapat serapan C=O dari kedua senyawa hasil sintesis pada daerah 1617,18 cm -1 dan daerah 1640,11 cm -1 yang menunjukkan telah terbentuknya senyawa hasil sintesis. Hasil karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis didapatkan transisi elektron π π* dan n π* berturut-turut yaitu pada λ maks 232,00 nm dan 305,00 nm, serta 237,00 nm dan 282,00 nm. Karakterisasi dengan mikroelemental analyzer menunjukkan bahwa senyawa hasil telah murni. Pengujian aktivitas antibakteri pada metode difusi didapatkan senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan konsentrasi 300 ppm dan pada uji dilusi menunjukkan senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan kadar 0,75 mg dalam 15 ml media agar. Kata kunci : antibakteri, Bacillus sp., trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat, trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat.

3 ABSTRACT STUDY OF ANTIBACTERIAL ACTIVITY COMPOUNDS TRIPHENYLTIN(IV) 4-HYDROXYBENZOATE AND TRIPHENYLTIN(IV) 4-CHLOROBENZOATE ON BACTERIA GRAM POSITIVE Bacillus sp. By Adi Setiawan In this research the syntheses of triphenyltin(iv) 4-hydroxybenzoate and triphenyltin(iv) 4-chlorobenzoate compounds have been conducted by reacting triphenyltin(iv) hydroxide with ligands of 4-hydroxybenzoic acid and 4- chlorobenzoic acid, the products obtaineds were white powder with the weight of gram (89.57%) and gram (87.90%), respectively. The characterization with IR spectrometry showed functional group of C=O of the synthesized compounds in the area of cm -1 and cm -1 showing the formation of compounds synthesized. The characterization with UV-Vis spectrometry showed electron transition of π π* and n π* with λ max nm and nm for triphenyltin(iv) 4-hydroxybenzoate, and nm and nm for triphenyltin(iv) 4-chlorobenzoate. The results of microelemental analyzer showed that the compounds synthesized have high purity with the difference with the theory was less than 2%. The result of antibacterial activity test with diffusion method for triphenyltin(iv) 4-chlorobenzoic have the best antibacterial activity at concentration of 300 ppm, while the dilution test showed that the triphenyltin(iv) 4-chlorobenzoic have the best of antibacterial activity at 0.75 mg in 15 ml media. Keywords: antibacterial, Bacillus sp., triphenyltin(iv) 4-hydroxybenzoate, and triphenyltin(iv) 4-chlorobenzoate.

4 KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 4- KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF Bacillus sp. Oleh Adi Setiawan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuna Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

5

6

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Keputran, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, pada tanggal 11 Februari Penulis merupakan anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Bakhrun dan Ibu Sumartini. Pada Tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah di SD N 2 Keputran. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah di SMP N 1 Sukoharjo hingga tahun Kemudian, menyelesaikan pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) di SMA N 1 Sukoharjo pada tahun Pada tahun yang sama, penulis menjadi mahasiswa di S1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Selama menempuh pendidikan di kampus, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Sains Dasar Jurusan Fisika dan Biologi pada tahun 2015, asisten mata kuliah Kimia Dalam Kehidupan, dan Praktikum Kimia Anorganik 1 pada tahun Aktivitas organisasi penulis di mulai sejak terdaftar sebagai Kader Muda Himaki (KAMI) pada tahun 2012.

8 Penulis juga pernah menjadi Sekretaris Umum UKMF Rois FMIPA Unila pada tahun 2014/2015, Ketua DPM FMIPA Unila pada tahun 2015/2016, dan menjadi Wakil Ketua I MPM KBM Unila pada tahun Selain itu, prestasi yang pernah diraih oleh penulis diantaranya pernah menerima Pendanaan PKM-P (Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Penelitian) pada tahun 2015 dan Juara I Provinsi OSP (Olimpiade Sains Pertamina) Bidang Kimia pada tahun 2015.

9 Atas limpahan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk... Kedua orang tuaku, Bapak Bakhrun dan Ibu Sumartini, atas semua do a, cinta, dan kasih sayang. Segenap keluarga besar yang selalu mendo akan keberhasilanku. Prof. Sutopo Hadi, S.Si., M.Sc., Ph.D., dan Bapak Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unila, atas semua ilmu yang telah diberikan. Seluruh sahabat yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan bantuan untukku. Serta almamater tercinta, Universitas Lampung...

10 MOTTO Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18). Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orangorang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujurat: 15). Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (QS. Ash Shaff: 10-12).

11 Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anakanakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?. Dan Allah sekalikali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan (QS. Al Munafiqun : 9-11).

12 SANWACANA Assalamu alaykum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, nikmat, dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada program studi S1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung dengan judul skripsi Kajian Aktivitas Antibakteri Senyawa Trifeniltimah(IV) 4-hidroksibenzoat dan Trifeniltimah(IV) 4-klorobenzoat terhadap Bakteri Gram Positif Bacillus sp.. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau dalam menegakkan agama Allah, kita semua dapat merasakan indahnya Islam, semoga kita termasuk umat yang akan mendapatkan syafaatnya kelak, aamiin. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini selesai karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

13 1. Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat, dan karunianya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Kedua orang tercinta, Bapak Bakhrun dan Ibu Sumartini yang telah mendidik dan membesarkan penulis. Sungguh, hanya Allah-lah yang mampu membalas semua yang telah mereka berikan kepada penulis, dan semoga Allah senantiasa menjaga mereka sampai ke Jannah-Nya. 3. Bapak Prof. Sutopo Hadi, M.Sc.,Ph.D., selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan perhatian telah memberikan ilmu, arahan, semangat, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan beliau kepada penulis. 4. Ibu Prof. Dr. Tati Suhartati, M.S., selaku pembimbing II penulis, yang telah memberikan ilmu, arahan, dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan beliau kepada penulis. 5. Bapak Mulyono, Ph.D., selaku pembahas dalam penelitian penulis yang telah memberikan ilmu, arahan, dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah membalas semua kebaikan beliau kepada penulis 6. Bapak Prof. Dr. Yandri A.S, M.S., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat kepada penulis. 7. Bapak Dr. Rudy T.M. Situmeang, M.Sc., selaku Kepala Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik atas izinnya untuk menyelesaikan penelitian. 8. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku ketua jurusan kimia FMIPA Unila.

14 9. Bapak Ibu dosen jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung atas seluruh ilmu dan bimbingan yang diberikan selama penulis menjalani perkuliahan. Semoga Allah S.W.T. melimpahkan berkah kepada Bapak dan Ibu semua. 10. Kakek dan nenekku tercinta, atas semua yang telah mereka selama ini, semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-nya kepada mereka 11. Kakak dan mbakku tercinta, Mas Mansur, Yuk Mar, Mas Andri, Mbak Erni, dan Mas Ifan atas semangat dan motivasinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Bibi, Paman, dan Keponakan-keponakanku yang luar biasa. 13. Saudari Jean Pitaloka, selaku partner penelitian penulis, yang telah banyak membantu penulis dalam suka dan duka sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah membalas semua kebaikannya. 14. Rekan-rekan kerja satu penelitian, Sukamto, Murni Fitria, Mbak Nopitasari, Mbak Melli Novita W., dan Mbak Hapin Afriyani yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan mereka. 15. Rekan-rekan kerja penelitian di Laboratorium Kimia Anorganik/fisik (Rifki, Nila, Iin, Indri, Ismi, Nova, Febri, Dela, Kartika, dll) dan Laboratorium Biokimia (Moly, Ma ul, Mbak Putri, dll) yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

15 16. Keluarga besar Kimia angkatan 2012 (Khoirul Anwar, Zubaidi, Rizal Rio S., M. Rijal Robbani, Rifki Khusnul K., Tri Marital, Sofian Sumilat R., Febi Rinaldo P. K, Tian Reno, Dery Vardella, Riandra Pratama U., Radius Uly A., Aditian Sulung P., Agus Ardiansyah), dll yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga ukhuwah ini akan selalu terjaga sampai nanti, aamiin. 17. Kang Ridho Nahrowi, Kak Ari Susanto, Kak Irkham Bariklana, Kak Ali Akbar H., Kak Ade Pamungkas, Kak Sammi Rizki, dan Alaudin Al Ayubi, atas kebersamaannya selama ini. 18. Bapak Subian Saidi, M.Si., selaku murobbi penulis yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dan motivasi kepada penulis selama ini. Semoga Allah membalas kebaikan beliau, dan semoga kita dipertemukan di surga-nya kelak, aamiin. 19. Rekan-rekan holaqoh cinta (Zubaidi, M. Iqbal Yuliansyah, Bang Purnomo Aji, Alaudin Al Ayubi, dll), semoga ukhuwah ini selalu terjaga sampai menuju Jannah-Nya. 20. Rekan-rekan Hafizh Qur an Unila, terutama Ust. Hasan Basri, Lc., M.A., Al Hafidz, beserta Uje, Surya, Mahfudin, Agum Aldino, Hamidin, dll. 21. Rekan-rekan presidium, pimpinan, dan pengurus Rois FMIPA Periode Anggota DPM FMIPA Unila tahun 2015/2016 (Didin, Wulan, Concon, Taskia, Rifki, Agung, Audi, Iqbal, dan Aldino). 23. Presidium MPM U KBM Unila 2016 (Opi Sumardi dan Mbak Lina Nur Hayati), serta presidium DPM dan anggota DPM U KBM Unila 2016.

16 24. Keluarga besar Kimia Almamater tercinta, Universitas Lampung. 26. Seluruh pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala bentuk bantuan dan dukungannya mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis supaya skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Wassalaamu alaykum wr.wb. Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis Adi Setiawan

17 ii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian C. Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senyawa Organologam... 6 B. Senyawa Organotimah Senyawa organotimah halida Senyawa organotimah hidroksida dan oksida Senyawa organotimah karboksilat... 9 C. Aplikasi Senyawa Organotimah D. Bakteri E. Bakteri Bacillus sp F. Antibakteri G. Uji Aktivitas Antibakteri Metode Dilusi Metode Difusi III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Alat dan Bahan C. Cara Kerja Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Uji aktivitas antibakteri a. Penyiapan media uji b. Uji bioaktiviatas dengan metode difusi agar c. Uji bioaktivitas dengan metode dilusi agar... 24

18 ii IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sintesis Sintesis senyawa difeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Sintesis Senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat B. Karakterisasi Menggunakan Spektrofotometer IR Asam 4-hidroksibenzoat Asam 4-klorobenzoat Senyawa trifeniltima(iv) hidroksida Senyawa trifeniltima(iv) 4-hidroksibenzoat Senyawa trifeniltima(iv) 4-klorobenzoat 33 C. Karakterisasi Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Senyawa trifeniltima(iv) hidroksida, trifeniltima(iv) 4-hidroksibenzoat, trifeniltima(iv) 4-klorobenzoat D. Analisis Unsur Menggunakan Microelemental Analyzer E. Uji Aktivitas Antibakteri Uji difusi Uji dilusi V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Perhitungan persentase berat senyawa hasil sintesis Perhitungan data mikroanalisis Hasil uji difusi

19 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Bilangan gelombang untuk gugus fungsi yang terdapat pada asam 4- hidroksibenzoat Bilangan gelombang untuk gugus fungsi yang terdapat pada asam 4- klorobenzoat Bilangan gelombang untuk gugus fungsi yang terdapat pada senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida Bilangan gelombang untuk gugus fungsi yang terdapat pada senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Bilangan gelombang untuk gugus fungsi yang terdapat pada senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Data spektrum UV-Vis untuk senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Hasil mikroanalisis unsur Ukuran zona hambat dari senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida terhadap bakteri Bacillus sp Ukuran zona hambat dari senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat terhadap bakteri Bacillus sp Ukuran zona hambat dari senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat terhadap bakteri Bacillus sp Data hasil uji aktivitas antibakteri beberapa senyawa turunan organotimah(iv) karboksilat terhadap bakteri Bacillus sp Hasil uji dilusi senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat... 46

20 iii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Gambar sel bakteri Bacillus sp Senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Spektrum asam 4-hidroksibenzoat Spektrum asam 4-klorobenzoat Spektrum trifeniltimah(iv) hidroksida Spektrum trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat Spektrum trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Spektrum UV senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida, trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat, dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat Uji dilusi senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat... 45

21 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kesehatan memungkinkan setiap manusia hidup produktif secara sosial dan ekonomis dengan kondisi yang sejahtera dari raga, jiwa, dan sosial. Pada kondisi saat ini tingkat kesehatan menghadapi tantangan yang sangat berat (Nurwidodo, 2006). Jenis penyakit yang masih paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang termasuk Indonesia yakni penyakit infeksi. Penyebab penyakit infeksi salah satunya adalah bakteri. Bakteri dapat dilihat hanya dengan bantuan mikroskop tidak dapat dilihat dengan mata telanjang ini dikarenakan bakteri merupakan mikroorganisme (Radji, 2011). Bacillus sp. merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi xylane dan karbohidrat (Cowan dan Steel, 1973). Bacillus sp. adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus sp. merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase.

22 2 Bacillus sp. secara alami terdapat dimana-mana dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus sp menghasilkan enzim ekstra seluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa and Werukhamkul, 2007). Senyawa organologam merupakan senyawa yang setidaknya terdapat satu atom karbon dari gugus organik yang berikatan langsung dengan logam. Sebagai contoh suatu alkoksida seperti Ti(C 3 H 7 O) 4 bukan termasuk senyawa organologam, karena gugus organiknya terikat pada Ti melalui atom oksigen Sedangkan senyawa (C 6 H 5 )Ti(OC 3 H7) 3 adalah senyawa organologam karena terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti. Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik (Cotton dan Wilkinson, 2007). Senyawa organotimah adalah senyawa-senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen C-Sn. Sebagian besar senyawa organotimah dapat dianggap sebagi turunan dari RnSn(IV)X 4n (n = 1-4) dan diklasifikasikan sebagai mono-, di, tri- dan tetra- organotimah (IV), tergantung pada jumlah gugus alkil (R) atau aril (Ar) yang terikat. Anion yang terikat (X) biasanya adalah klorida, fluorida, oksida, hidroksida, suatu karboksilat atau suatu thiolat (Pellerito and Nagy, 2002). Senyawa organotimah karboksilat pada umumnya dapat disintesis melalui dua cara yaitu dari organotimah oksida atau organotimah hidroksidanya dengan asam

23 3 karboksilat, dan dari organotimah halidanya dengan garam karboksilat. Metode yang biasa digunakan untuk sintesis organotimah karboksilat adalah dengan menggunakan organotimah halida sebagai material awal. Organotimah halida direaksikan dengan garam karboksilat dalam pelarut yang sesuai, biasanya aseton atau karbon tetraklorida (Wilkinson, 1982). Ketertarikan terhadap senyawa organotimah(iv) tidak hanya karena sifat kimia dan strukturnya yang sangat menarik (Tiekink, 1991), tetapi juga karena penggunaannya yang terus meningkat diantaranya sebagai biosida pertanian (Pellerito and Nagy, 2002; Gielen, 2003), antifouling bagi cat kapal di lautan (Blunden and Hill, 1987), pengawet kayu (Blunden and Hill, 1991), antifungi (Bonire et al., 1998; Hadi et al., 2009), sebagai katalis (Blunden et al., 1987), antikanker (de Vos et al., 1998; Gielen, 2003; Hadi and Rilyanti, 2010; Hadi et al., 2012), dan penelitian terbaru menerangkan bahwa turunan senyawa organotimah(iv) karboksilat memiliki aktivitas sebagai inhibitor korosi (Rastogi et al., 2005; Singh et al., 2010; Rastogi et al., 2011). Senyawa organotimah(iv) diketahui memiliki aktivitas biologi yang kuat. Sebagian besar senyawa organotimah(iv) bersifat toksik walaupun pada konsentrasi rendah. Aktivitas biologi ini ditentukan oleh jumlah dan gugus organik yang terikat pada pusat atom Sn. Senyawa organotimah karboksilat diberikan perhatian khusus dikarenakan senyawa ini memiliki kemampuan biologi yang kuat dibandingkan senyawa organotimah lainnya (Mahmood et al., 2003; Pellerito and Nagy, 2002).

24 4 Senyawa organotimah memiliki rentang aplikasi yang luas dan merupakan salah satu bahan kimia organologam yang paling banyak digunakan. Senyawa organotimah(iv) menunjukkan aktivitas biologis yang signifikan (Kang et al., 2009; Wu et al., 2009; Alama et al., 2009; Affan et al., 2009). Senyawasenyawa tersebut telah diketahui sebagai antibakterial (Maiti et al., 1988; Gleeson et al., 2008), antijamur ( Hadi et al., 2008; Manav et al., 2000; Singh dan Kaushik, 2008), antitumor (Mohan et al., 1988; Ruan et al., 2011; Hadi et al, 2012; Hadi and Rilyanti, 2010), dan antiviral (Singh et al., 2000). B. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mensintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat. 2. Mengkarakterisasi senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, dan microelemental analyzer. 3. Menguji aktivitas antibakteri dari senyawa trifeniltimah(iv) 4- hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat terhadap bakteri gram positif Bacillus sp. dan membandingkan aktivitas antibakterinya dengan streptomisin sebagai kontrol positif. 4. Membandingkan aktivitas antibakteri dari kedua senyawa tersebut.

25 5 C. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang organologam, serta untuk mengetahui lebih banyak dari senyawa organologam yang dapat digunakan sebagai zat antibakteri.

26 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senyawa Organologam. Senyawa organologam merupakan senyawa yang setidaknya terdapat satu atom karbon dari gugus organik yang berikatan langsung dengan logam. Sebagai contoh suatu alkoksida seperti Ti(C 3 H 7 O) 4 bukan termasuk senyawa organologam, karena gugus organiknya terikat pada Ti melalui atom oksigen. Sedangkan senyawa (C 6 H 5 )Ti(OC 3 H 7 ) 3 adalah senyawa organologam karena terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti. Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik (Cotton dan Wilkinson, 2007). B. Senyawa Organotimah. Senyawa organotimah adalah senyawa-senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen C-Sn. Sebagian besar senyawa organotimah dapat dianggap sebagai turunan dari RnSn(IV)X 4-n (n = 1-4) dan diklasifikasikan sebagai mono-, di-, tri- dan tetra- organotimah(iv), tergantung pada jumlah gugus alkil (R) atau

27 7 aril (Ar) yang terikat. Anion yang terikat (X) biasanya adalah klorida, fluorida, oksida, hidroksida, suatu karboksilat atau suatu thiolat (Pellerito and Nagy, 2002). Ikatan Sn-X memiliki derajat ion tertentu bergantung pada anion (X) dan alkil (R). Sebagai contoh, titik leleh dari (CH 3 ) 3 SnX bervariasi untuk: fluorida (300ºC) > klorida (37ºC) > bromida (27ºC) > iodida (3,4ºC) (Tayer, 1988). Pemanfaatan senyawa organotimah diantaranya sebagai penstabil dalam produksi plastik, pestisida dalam pertanian, katalis, pelapis kaca, stabilizer poliviniklorida, antikanker dan antitumor (Gielen, 2003), antifouling agents pada cat (Blunden and Hill, 1991), antimikroba dan antifungi (Bonire et al., 1998). Kecenderungan terhidrolisis dari senyawa organotimah lebih lemah dibandingkan senyawa Si atau Ge yang terkait dan ikatan Sn-O dapat bereaksi dengan larutan asam. Senyawa organotimah tahan terhadap hidrolisis atau oksidasi pada kondisi normal walaupun dibakar menjadi SnO 2, CO 2 dan H 2 O. Kemudahan putusnya ikatan Sn-C oleh halogen atau reagen lainnya bervariasi berdasarkan gugus organiknya dan urutannya meningkat dengan urutan : Bu (paling stabil) < Pr < et < me < vinil < Ph < Bz < alil < CH 2 CN < CH 2 CO 2 R (paling tidak stabil). Penggabungan SnR 4 melalui gugus alkil tidak teramati sama sekali. Senyawasenyawa dengan rumus R 3 SnX atau R 2 Sn 2 X tergabung secara luas melalui jembatan X sehingga meningkatkan bilangan koordinasi Sn menjadi lima, enam atau bahkan tujuh. Dalam hal ini, F lebih efektif dibandingkan unsur-unsur halogen lainnya. Sebagai contoh Me 3 SnF memiliki struktur trigonal bipiramida, Me 2 SnF 2 memiliki struktur oktahedral sedangkan jembatan Cl yang lebih lemah memiliki struktur terdistorsi.

28 8 Kereaktifan dari senyawa organotimah(ii) tinggi seperti dialkil timah dan diaril timah sederhana mengalami polimerisasi yang cepat. Kondisi ini dapat ditemukan pada senyawa organotimah yang memilki kestabilan divalen kemungkinan besar pada senyawa organik, bentuk adduct dengan basa Lewis atau pasangan menyendiri Sn terkoordinasi. Pada asam Lewis yang sesuai perbedaan bilangan koordinasi dan geometri juga mungkin terjadi pada senyawa organotimah(ii) pada penggunaan orbital 5d, yaitu trigonal planar (hibridisasi sp 2 ), tetrahedral (sp 3 ), trigonal bipiramida (sp 3 d) dan oktahedral (sp 3 d 2 ) (Van der Weij, 1981). 1. Senyawa organotimah halida Senyawa organotimah halida dengan rumus umum RnSnX 4-n (n = 1-3; X = Cl, Br, I) pada umumnya merupakan padatan kristalin dan sangat reaktif. Organotimah halida ini dapat disintesis secara langsung melalui logam timah, Sn(II) atau Sn(IV) dengan alkil halida yang reaktif. Metode ini secara luas digunakan untuk pembuatan dialkiltimah dihalida. Sintesis langsung ini ditinjau ulang oleh Murphy dan Poller melalui persamaan reaksi : 2 EtI + Sn Et 2 Sn + I 2 Metode lain yang sering digunakan untuk pembuatan organotimah halida adalah reaksi disproporsionasi tetraalkiltimah dangan timah(iv) klorida. Caranya adalah dengan mengubah perbandingan material awal, seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut : 3 R 4 Sn + SnCl 4 4 R 3 SnCl R 4 Sn + SnCl 4 2 R 2 SnCl 4

29 9 Senyawa organotimah klorida digunakan sebagai kloridanya dengan memakai logam halida lain yang sesuai seperti ditunjukkanpada persamaan reaksi berikut : R 4 SnCl 4-n + (4-n) MX R 4 SnX 4-n + (4-n) MCl (X = F, Br atau I; M = K, Na, NH 4 ) (Wilkinson, 1982). 2. Senyawa organotimah hidroksida dan oksida. Produk kompleks yang diperoleh melalui hidrolisis dari trialkiltimah halida dan senyawa yang berikatan R 3 SnX, merupakan rute utama pada trialkiltimah oksida dan trialkiltimah hidroksida. Prinsip tahapan intermediet ditunjukkan pada reaksi di bawah ini : (Wilkinson, 1982). 3. Senyawa organotimah karboksilat. Senyawa organotimah karboksilat pada umumnya dapat disintesis melalui dua cara yaitu dari organotimah oksida atau organotimah hidroksidanya dengan asam karboksilat, dan dari organotimah halidanya dengan garam karboksilat. Metode yang biasa digunakan untuk sintesis organotimah karboksilat adalah

30 10 dengan menggunakan organotimah halida sebagai material awal. Organotimah halida direaksikan dengan garam karboksilat dalam pelarut yang sesuai, biasanya aseton atau karbon tetraklorida. Reaksinya adalah sebagai berikut : RnSnCl 4-n + (4-n) MOCOR RnSn(OCOR) 4-n + (4-n) MCl Reaksi esterifikasi dari asam karboksilat dengan organotimah oksida atau hidroksida dilakukan melalui dehidrasi azeotropik dari reaktan dalam toluena, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut : R 2 SnO + 2 R COOH R 2 Sn(OCOR ) 2 + H 2 O R 3 SnOH + R COOH R 3 SnOCOR + H 2 O (Wilkinson, 1982). C. Aplikasi Senyawa Organotimah. Senyawa organotimah memiliki aplikasi yang luas dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi senyawa organotimah dalam industri antara lain sebagai senyawa stabilizer polivinilklorida, pestisida nonsistematik, katalis antioksidan, antifouling agents dalam cat, stabilizer pada plastik dan karet sintetik, stabilizer untuk parfum dan berbagai macam peralatan yang berhubungan dengan medis dan gigi (Pellerito dan Nagy, 2002). Mono- dan diorganotimah digunakan secara luas sebagai stabilizer polivinilklorida untuk mengurangi degradasi polimer polivinilklorida. Empat tipe utama penstabil timah berdasarkan gugus alkilnya yaitu : oktil, butil, fenil dan metil. Oktiltimah diketahui memiliki kandungan timah paling sedikit dan tidak

31 11 efisien. Ligan-ligan utama yang digunakan untuk membedakan berbagai penstabil timah yaitu, asam tioglikolat ester dan asam karboksilat. Senyawa organotimah yang paling umum digunakan sebagai katalis dalam sintesis kimia yaitu katalis mono dan diorganotimah. Senyawa organotimah merupakan katalis yang bersifat homogen yang baik untuk pembuatan polisilikon, poliuretan dan untuk sintesis poliester. Senyawa organotimah ditemukan berikutnya antara lain sebagai biocide (senyawa yang mudah terdegradasi), sebagai pestisida yang pertama kali diperkenalkan di Jerman yaitu dari senyawa trifeniltimah asetat pada akhir 1950-an. Kegunaan yang utama dari agrokimia senyawa organotimah karena senyawa ini relatif memiliki fitotoksisitas (daya racun pada tanaman) yang rendah dan terdegradasi dengan cepat sehingga residunya tidak berbahaya terhadap lingkungan (Cotton dan Wilkinson, 2007). Senyawa organotimah(iv) telah diketahui memiliki aktivitas biologi yang kuat. Sebagian besar senyawa organotimah(iv) bersifat toksik walaupun pada konsentrasi rendah. Aktivitas biologi ini ditentukan oleh jumlah dan gugus organik yang terikat pada pusat atom Sn. Senyawa organotimah karboksilat diberikan perhatian khusus dikarenakan senyawa ini memiliki kemampuan biologi yang kuat dibandingkan senyawa organotimah lainnya (Mahmood et al., 2003; Pellerito dan Nagy, 2002). Senyawa organotimah memiliki rentang aplikasi yang luas dan merupakan salah satu bahan kimia organologam yang paling banyak digunakan. Senyawa organotimah(iv) menunjukkan aktifitas biologis yang signifikan (Kang et al.,

32 ; Wu et al., 2009). Senyawa-senyawa tersebut telah diketahui sebagai antibakterial (Maiti et al., 1988; Gleeson et al., 2008), antijamur ( Hadi et al., 2008; Manav et al., 2000; Singh dan Kaushik, 2008), antitumor (Mohan et al., 1988; Ruan et al., 2011; Hadi et al, 2012; Hadi and Rilyanti, 2010), dan antiviral (Singh et al., 2000). D. Bakteri. Mikroorganisme adalah oganisme berukuran sangat kecil atau mikroskopis, hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Dunia organisme terdiri dari lima kelompok organisme yaitu bakteri, protozoa, virus, alga, dan jamur mikroskopis (Pelezar dan Chan, 1986). Bakteri merupakan organisme hidup bersel tunggal, tidak memiliki klorofil, dan memiliki DNA dan RNA. Bakteri dapat melakukan metabolisme, tumbuh dan berkembang biak. Sebagian besar bakteri berukuran sangat kecil misalnya kokus bergaris tengah 1 sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Lapisan terluar bakteri terdiri dari dua komponen yakni dinding sel yang kaku dan membran sitoplasma atau membran plasma. Di dalamnya terdapat sitoplasma seperti ribosom, mesosom, granula, vakuola, dan inti sel. Sel bakteri dapat diliputi oleh lapisan berupa gel yang mudah lepas atau tersusun sebagai suatu simpai. Selain itu beberapa bakteri juga mempunyai struktur tumbuhan lain seperti filamen yang menonjol keluar dari permukaan sel yaitu flagella yang berfungsi sebagai alat penggerak dan fimbria sebagai alat untuk melekatkan diri (Gupte, 1990).

33 13 Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat sendiri. Sebagian besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi kehidupan mausia seperti bakteri pencernaan, Lactobacillus bulgaricus yang digunakan dalam pembuatan youghurt, dan lain-lain. Tetapi juga terdapat bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (bersifat patogen) seperti Escherihcia coli, Salmonella thypimurium (bakteri gram negatif) serta Staphylococcus aureus dan Bacillus sp (bakteri gram positif) yang menyebabkan keracunan pada makanan (Alaerts dan Santika, 1984). E. Bakteri Bacillus sp. Bacillus sp merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi xylane dan karbohidrat (Cowan dan Steel, 1973). Bacillus adalah salah satu genus bakteri yang berbentuk batang dan merupakan anggota dari divisi Firmicutes. Bacillus merupakan bakteri yang bersifat aerob obligat atau fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase. Bacillus secara alami terdapat dimana-mana dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa and Werukhamkul, 2007).

34 14 Gambar 1. Gambar sel bakteri Bacillus sp (Wikipedia, 2015). F. Antibakteri. Antibakteri merupakan zat yang dapat membasmi bakteri, khususnya bakteri yang merugikan bagi manusia (Vincent, 1987). Antibakteri digolongkan berdasarkan cara kerja, spektrum kerja, dan daya bunuh terhadap bakteri. Menurut Crueger (1984), antibakteri digolongkan berdasarkan pada susunan kimia dan sasaran kerjanya. Kelompok antibakteri dilihat dari cara kerjanya, yaitu: 1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri. Tekanan osmosis dalam sel mikroba lebih tinggi daripada di luar sel, sehingga kerusakan dinding sel mikroba akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar dari efek bakterisidal terhadap mikroba yang peka (Setyaningsih, 2004). Seperti golongan polypeptide, cephalosporin, penicillin, vankomisin, basitrasin, dan sikloserin (Jawetz et al., 2005).

35 15 2. Menghambat sintesis protein. Banyak jenis antibakteri, terutama golongan aminoglycoside, macrolide, chloramphenicol, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline, gentamycine, kanamycine (Todar, 2009). Menghambat sintesis asam nukleat seperti quinolon, pyrimethamin, rifampicin, sulfonamide, trimethoprim (Jawetz, et al., 2005). Antibakteri yang mempengaruhi sintesis asam nukleat dan protein mempunyai mekanisme kegiatan pada tempat yang berbeda, antara lain: a) Antibakteri mempengaruhi replikasi DNA, seperti bleomisin, phleomisin, mitomisin, edeine, dan porfiromisin. b) Antibakteri mempengaruhi transkripsi, seperti aktinomisin, ekonomisin, rifamisin, korisepin,dan streptolidigin. c) Antibakteri mempengaruhi pembentukan aminoacyl-trna, seperti borrelidin. d) Antibakteri mempengaruhi translasi, antara lain chloramphenicol, streptomisin, neomisin, kanamisin, karbomisin, crytromisin, linkomisin, fluidic acid,dan tetrasiklin (Suwandi, 1992). e) Menghambat fungsi membran sel seperti, kolistin, imidasol, triasol, polien, polimiycin, dan amfoterisin (Jawetz, et al., 2005). Membran sel sebagai barrier permeabilitas selektif, membawa fungsi transpor aktif kemudian mengontrol komposisi internal sel.

36 16 Jika fungsi integritas membran sitoplasma dirusak, makromolekul dan ion keluar dari sel, kemudian sel rusak atau sel bakteri mengalami lisis (Jawetz et al., 2005). G. Uji Aktivitas Antibakteri. Uji aktivitas antibakteri terdiri dari dua metode utama yaitu : 1. Metode difusi Pada metode ini, zat antibakteri akan berdifusi ke dalam media agar yang telah ditanami bakteri. Teknik metode ini secara umum adalah dengan menginokulasikan kuman secara merata diseluruh pemukaan media agar, kemudian sampel yang diuji ditempatkan diatas permukaan tersebut. Setelah inkubasi, selama jam pada suhu 37 o C, akan terbentuk zona hambat di sekeliling reservoir sampel. Pengamatan berdasarkan ada atau tidaknya zona hamabat pertumbuhan bakteri disekeliling cakram. Ada tiga macam teknik difusi, yaitu : cara parit, cara lubang atau sumuran, dan cara cakram. Pada metode parit, media agar yang ditanami bakteri dibuat parit yang kemudian diisi dengan larutan yang mengandung zat antibakteri dan diinkubasi selama jam pada suhu 37 o C. Kemudian dilihat ada atau tidaknya zona hambatan disekeliling parit (Balsam dan Sagarin, 1972; Jawetz et al., 1986). Cara lubang atau sumuran, pada media agar yang

37 17 ditanami bakteri dibuat lubang atau dengan meletakkan silinder besi tahan karat pada medium agar yang kemudian diisi dengan larutan yang mengandung zat antibakteri dan diinkubasikan selama jam pada suhu 37 o C, kemudian dilihat ada atau tidaknya zona hambatan disekeliling silinder (Balsam dan Sagarin, 1972; Jawetz etal., 1986). Cara cakram, pada media agar yang telah ditanami bakteri diletakkan diatas kertas cakram yang mengandung zat antibakteri dan diinkubasikan selama jam pada suhu 37 o C, kemudian dilihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling cakram. Cara lubang maupun cara cakram terdapat persamaan dimana larutan akan berdifusi secara tiga dimensi. Sedangkan pada cara parit, sampel hanya berdifusi secara dua dimensi (Jawetz et al., 1986). Faktor-faktor yang mempengaruhi metode difusi adalah ketebalan agar, komposisi dari media agar, konsentrasi inokulum, suhu, dan waktu inkubasi. Ketebalan lapisan agar yang sedikit saja bervariasi akan menghasilkan efek dan besar zona hambat yang jauh berbeda. Oleh karena itu, diperlukan ketebalan lapisan agar yang sama. Cawan petri yang digunakan harus benar-benar rata dan agar harus dituang pada posisi yang tepat. Media agar mempengaruhi besarnya zona hambatan dengan 3 cara, yaitu : mempengaruhi aktivitas suatu antibakteri, mempengaruhi kecepatan difusi suatu sampel antibakteri, dan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan bakteri.

38 18 Aktivitas dari antibakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti adanya kation dalam media, ph dari media, dan adanya bermacam-macam zat antagonis (pengganggu). Kecepatan difusi dari obat ditentukan oleh konsenstrasi agar, konsentrasi beberapa ion dalam media, dan perpanjangan pengikatan elektrostatik antar sampel dan group yang terionisasi di dalam media agar. Viskositas dari media juga mempengaruhi kecepatan difusi dan hal ini tergantung juga pada waktu inkubasi. Kapasitas nutrisi dari media agar sangat ditentukan oleh panjangnya fasa lag dan waktu pertumbuhan untuk bakteri yang diteliti. Konsentrasi inokulum yang besar akan memperkecil zona hambat, sebab masa kritis sel akan tercapai dengan cepat. Suhu harus sesuai dengan suhu optimal untuk pertumbuhan bakteri, yaitu pada 37 o C. Bila tidak sesuai maka akan mengakibatkan kecepatan pertumbuhan bakteri tidak sesuai sehingga jumlah bakteri yang diinginkan tidak akan tercapai. Suhu inkubasi yang rendah dapat memperbesar zona hambat karena akan memperlambat pertumbuhan bakteri atau dapat juga memperkecil zona hambat karena difusi sampel antibakteri berjalan lambat. Tetapi efek memperbesar zona hambatan lebih dominan. Lamanya waktu inkubasi harus merupakan waktu minimal yang diperlukan pertumbuhan normal dari bakteri percobaan. Perpanjangan waktu dapat menurunkan aktivitas dan dapat pula menimbulkan muatan resisten.

39 19 2. Metode Dilusi Metode ini digunakan untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sampel antibakteri terhadap bakteri uji. Metode dilusi ini dilakukan dengan mencampurkan zat antibakteri dengan media yang kemudian diinokulasikan dengan bakteri. Pengamatannnya dengan melihat ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri (Lorian, 1980). Berdasarkan media yang digunakan dalam percobaan, metode ini dibagi menjadi dua yaitu penipisan lempeng agar dan pengenceran tabung. Pada penipisan lempeng agar, zat antibakteri yang akan diuji dilarutkan lebih dahulu dalam air suling steril atau dalam pelarut steril lain yang sesuai. Kemudian dilakukan dengan pengenceran secara serial dengan kelipatan dua sampai kadar terkecil yang dikehendaki. Pada pengenceran tabung, zat antibakteri dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian diencerkan dengan kaldu berturut-turut pada tabung-tabung yang disusun dalam satu deret terkecil yang dikehendaki, dengan metode Kerby Bauwer yang dimodifikasi. Tiap tabung yang berisi 1 ml campuran dengan berbagai kadar tersebut diinokulasikan dengan suspensi kuman yang mengandung kira-kira 10 5 sampai 10 6 sel bakteri/ml. Kemudian diinkubasikan selama 18 sampai 24 jam pada suhu 37 o C. Sebagai kontrol gunakan paling sedikit satu tabung cair dengan inokulum bakteri tersebut. Kedua cara diatas biasanya digunakan dalam penentuan Kadar Hambat minimal (KHM) (Lorian, 1980; Case dan Johnson, 1984).

40 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik FMIPA Universitas Lampung. Analisis senyawa menggunakan spektrofotometer UV-Vis dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung dan analisis senyawa menggunakan spektrofotometer IR dilakukan di Universitas Islam Indonesia. Untuk analisis unsur, yakni dengan menggunakan microelemental analyzer dilakukan di School of Chemical and Food Technology, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan pengujian aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas ukur, cawan petri, gelas kimia, kertas saring Whatman No. 42, bulp, pipet gondok, satu set alat refluks,

41 21 hot plate stirrer, desikator, instrumentasi: spektrofotometer IR, spektrofotometer UV-Vis, dan microelement alanalyzer (untuk analisis unsur). Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam 4- klorobenzoat, asam 4-hidroksibenzoat, trifeniltimah(iv) hidroksida, NaOH, metanol p.a., akuades, akuabides, media agar NA (Nutrient Agar), DMSO, dan bakteri Bacillus sp. C. Cara Kerja. Prosedur umum untuk sintesis senyawa R 2 Sn(OOCR) 2 ataupun R 3 Sn(OOCR) dengan R baik alkil maupun fenil dilakukan berdasarkan prosedur yang telah dilakukan sebelumnya (Hadi et al., 2009; Hadi and Rilyanti, 2010; Hadi et al., 2012) yang merupakan adaptasi dari Szorcsik et al. (2002). Sedangkan prosedur uji antibakteri dilakukan berdasarkan prosedur yang telah dilakukan oleh Windiyani dan Nopitasari (2015). 1. Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat. Senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida [(C 6 H 5 ) 3 SnOH)] sebanyak 1,1001 gram direaksikan dengan asam 4-hidroksibenzoat [(C 6 H 5 (OH)COOH)] sebanyak 0,417 gram dengan perbandingan mol 1:1 dalam 30 ml pelarut metanol p.a. dan direfluks selama 4 jam dengan pemanasan pada suhu 60 o C. Setelah reaksi sempurna, metanol diuapkan dan dikeringkan di

42 22 dalam desikator sampai diperoleh kristal kering. Kristal hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer IR dan UV-Vis yang diukur pada panjang gelombang nm (Sudjadi,1985), dan dianalisis kandungan unsur C dan H dengan microelementer analyzer, serta diuji aktivitas antibakterinya terhadap Bacillus sp. 2. Sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat. Senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida [(C 6 H 5 ) 3 SnOH)] sebanyak 1,1001 gram direaksikan dengan asam 4-kloroksibenzoat [(C 6 H 5 (Cl)COOH)] sebanyak 0,4725 gram dengan perbandingan mol 1:1 dalam 30 ml pelarut metanol p.a. dan direfluks selama 4 jam dengan pemanasan pada suhu 60 o C. Setelah reaksi sempurna, metanol diuapkan dan dikeringkan di dalam desikator sampai diperoleh kristal kering. Kristal hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer IR dan UV-Vis yang diukur pada panjang gelombang nm (Sudjadi,1985), dan dianalisis kandungan unsur C dan H dengan microelementer analyzer, serta diuji aktifitas antibakterinya terhadap bakteri Bacillus sp. 3. Uji Aktivitas Antibakteri a. Penyiapan Media Uji. Penyiapan media uji dilakukan dengan pembuatan NA (Nutrient Agar). Sebanyak 2,8 gram NA dilarutkan dalam 100 ml aquades, kemudian

43 23 dipanaskan dan disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Sebanyak 15 ml media NA yang telah steril kemudian dituangkan ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi. Penuangan tersebut dilakukan dalam Laminar Air Flow. Kemudian media didinginkan sampai memadat, jika tidak terlihat adanya kontaminan/pengotor, maka media ini dapat digunakan untuk pengujian aktifitas antibakteri. b. Uji Bioaktivitas Dengan Metode Difusi Agar. Sebanyak 1 mata ose bakteri Bacillus sp. diencerkan dengan 1 ml air salin kemudian digunakan sebagai suspensi bakteri. Kemudian suspensi bakteri tersebut dituangkan kedalam media uji dan diratakan menggunakan sprider (batang berbentuk huruf L). Sebanyak 3 kertas cakram diletakkan pada permukaan agar. Pada kertas cakram pertama diberikan senyawa antara dan senyawa hasil sintesis dengan variasi konsentrasi 100, 150, 200; 250; dan 300 ppm. Senyawa antara yang digunakan yaitu trifeniltimah(iv) hidroksida, sedangkan senyawa hasil sintesis terdiri dari trifeniltimah(iv) 4- hidroksibenzoat dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat. Kertas cakram kedua diberikan kontrol negatif yaitu pelarut senyawa inhibitor. Kertas cakram terakhir diberi larutan kontrol positif (dalam percobaan ini menggunakan kontrol positif streptomisin).

44 24 Kemudian diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu C. Dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri setiap harinya. Senyawa yang memiliki konsentrasi penghambatan paling efektif akan kembali diuji dengan metode dilusi (Ismiyati, 2010). c. Uji Bioaktivitas Dengan Metode Dilusi Agar Dari hasil pengujian secara difusi didapatkan senyawa trifeniltimah(iv) 4- hidroksibenzoat atau trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat yang memiliki konsentrasi penghambatan paling efektif, kemudian senyawa tersebut dilarutkan dalam pelarut DMSO. Selanjutnya senyawa uji dicampurkan ke dalam 15 ml media agar dengan variasi volume 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 ml. Bakteri Bacillus sp. diletakkan tepat ditengah media NA yang telah tercampur dengan senyawa kimia uji. Kemudian diinkubasi pada suhu ºC selama 24 jam, dan setelahnya diamati untuk melihat zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri (Ismiyati, 2010).

45 47 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan. Berdasarkan hasil pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Pada sintesis senyawa trifeniltimah(iv) 4-hidroksibenzoat dan senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat didapatkan serbuk berwarna putih dengan rendemen masing-masing 89,57 % dan 87,90%. 2. Hasil analisis menggunakan microelemental analyzer menunjukkan selisih komposisi unsur C dan H pada senyawa hasil sintesis terhadap perhitungan teori sekitar 1-5 %, sehingga senyawa hasil sintesis dapat dikategorikan murni. 3. Pada uji difusi senyawa trifeniltimah(iv) hidroksida, trifeniltimah(iv) 4- hidroksibenzoat, dan trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat memiliki aktivitas antibakteri, dimana senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat memiliki aktivitas antibakteri terbaik. 4. Pada uji dilusi, senyawa trifeniltimah(iv) 4-klorobenzoat efektif menghambat pertumbuhan bakteri pada kadar 75 mg dalam 15 ml media agar.

46 48 B. Saran Adapun saran dalam penelitian ini yaitu: 1. Perlu dilakukan kajian aktivitas antibakteri lebih lanjut dengan menggunakan turunan senyawa organotimah(iv) dengan subtituen ligan lainnya. 2. Perlu dilakukan rekristalisasi terhadap senyawa hasil sintesis, agar kemurnian senyawa hasil yang diperoleh tinggi. 3. Perlu dilakukan uji titik leleh, untuk membuktikan apakah senyawa hasil yang diinginkan diperoleh atau tidak.

47 49 DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G. dan S. S. Santika Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Alama, A., B. Tasso, F. Novelli and F. Sparatore Organometallic compound in oncology: implications of novel organotins as antitumor agents. Drug Discov. Today, 14: Balsam, M. S. and E. Sagarin Cosmetics Science and Technology. 2 nd Edition. Blunden, S. J. and R. Hill In Surface Coating. Wilson, A.D., J.W Nicholson,. and H.J. Prosser. (Eds). Elsevier Applied Science Publisher, pp Blunden, S. J. and R. Hill Bis(tributyltin) Oxide as a Wood Preservative: It s Conversion to Tributyltin Carboxylates in Pinus sylvestris. Applied Organometallic Chemistry, 4: Blunden, S. J., P. A. Cusack, R. Hill in The Industrial Uses of Tin Chemicals. The Royal Society of Chemistry. London. Bonire, J. J., G. A. Ayoko, P. F. Olurinola, J. O. Ehinmidu, N. S. N. Jalil, and A. A. Omachi Synthesis and Antifungal Activity of Some Organotin(IV) Carboxylates. Metal-Based Drugs. 5 (4): Case, C. L. And Johnson, T. R Laboratory Experiments in Microbiology. Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. New York. Cotton, F. A. dan G. Wilkinson Kimia Anorganik Dasar. Alih bahasa S. Suharto. Penerbit UI Press. Jakarta. Caprette, D.R Using a Caunting Chamber. Lab Guides. Rice University.

48 50 Cowan, J and W. Steel Manual and for the Identification of Medical Bacteria. 3 rd Edition. Cambridge University Press. New York. pp Crueger, W. And Crueger, A Biotechnology, A Text Book of Industrial Microbiology. Stnaeur Associates, Inc. Sunderland. de Vost, D., R. Willem, M. Gielen, K. E. Van Wingerden, and K. Nooter The Development of Novel Organotin Anti-Tumor Drugs: Structure and Activity. Metal-Based Drugs. 5 (4): Djide, P dan Sartini Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Lephas. Makassar. Gupte, S Mikrobilogi Dasar. Terjemahan E. Suryawidjaja : The Short Textbook of Medical Microbiology. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Hadi, S., B. Irawan and Efri The Antifungal Activity Test Of Some Organotin(IV) Carboxylates. J. Appl. Sciences. Res. 4 (11): Hadi, S., M. Rilyanti, Nurhasanah, Comparative Study on the Antifungal Activity of Some Di- and Tributylin(IV) Caroxylate Compounds. Modern Applied Science. 3 (2): Hadi, S. and M. Rilyanti Synthesis and In Vitro Anticancer Activity of some Organotin(IV) Benzoate Compounds. Oriental Journal of Chemistry. Vol. 26 (3), pp Husna, M Mycorrhiza Application to Support Grow of Teak in Muna. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Fakultas Pertanian Unhalu. Indriani,Y. H Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Ismiyati, D Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan Fenol Dari Kayu Akar Shorea leprosula Miq Serta Uji Bioaktivitas Terhadap Bakteri Escherichia coli. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Jawetz, E. and M. Adelberg Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Edisi ke-xvi. Diterjemahkan oleh dr. G. Bonang. EGC Press. Jakarta. Hal Jawetz, E. and M. Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi Ke-3. Alih Bahasa : Huriwati Hartanto dkk. Penerbit Buku Kedokteran ECG.Jakarta.

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang membagi secara terus-menerus (proliferasi) tanpa kontrol dan mempunyai kemampuan untuk menyebar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan

I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korosi merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh reaksi logam dengan lingkungan yang terjadi secara elektrokimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan jantung (American Cancer Society, 2010). Jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung. Analisis senyawa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam merupakan senyawa yang memiliki minimal satu atom

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam merupakan senyawa yang memiliki minimal satu atom 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senyawa Organologam Senyawa organologam merupakan senyawa yang memiliki minimal satu atom karbon dari gugus organik yang berikatan langsung dengan logam pusat. Istilah organologam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C.

I. PENDAHULUAN. Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa organotimah adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C. Sebagaian besar senyawa organotimah dapat dianggap sebagai turunan dari RnSn(IV)X4-n

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Sintesis dan Karakterisasi Dua Senyawa Organotimah(IV) 3-Hidroksibenzoat

Studi Perbandingan Sintesis dan Karakterisasi Dua Senyawa Organotimah(IV) 3-Hidroksibenzoat A L K I M I A V o l. 1 N o. 1 2 0 1 7 26 Studi Perbandingan Sintesis dan Karakterisasi Dua Senyawa Organotimah(IV) 3-Hidroksibenzoat Sutopo Hadi 1 dan Hapin Afriyani 2* 1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung. Analisis senyawa menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karbon, silikon, germanium, dan timbal. Timah menunjukkan kesamaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karbon, silikon, germanium, dan timbal. Timah menunjukkan kesamaan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Timah (Sn) Timah merupakan unsur golongan IVA (grup 14) dalam tabel periodik, bersama dengan karbon, silikon, germanium, dan timbal. Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik. Analisis senyawa menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam adalah senyawa yang terdiri dari atom logam yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senyawa organologam adalah senyawa yang terdiri dari atom logam yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senyawa Organologam Senyawa organologam adalah senyawa yang terdiri dari atom logam yang berikatan dengan sedikitnya satu atom karbon dari gugus organik. Istilah organologam biasanya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sintesis Senyawa Difeniltimah(IV) oksida Hasil sintesis senyawa difeniltimah(iv) oksida [(C 6 H 5 ) 2 SnO] menggunakan senyawa awal difeniltimah(iv) diklorida [(C 6 H 5 )

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI 114 LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI Kultur murni E. coli / Staph. aureus dalam miring yang telah diremajakan selama 3 hari berturut-turut diinokulasikan 1 ose 2 ml MHB steril Inkubasi

Lebih terperinci

SINTESIS, KARAKTERISASI, SERTA UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 2-NITROBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 2-KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI

SINTESIS, KARAKTERISASI, SERTA UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 2-NITROBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 2-KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI SINTESIS, KARAKTERISASI, SERTA UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA TRIFENILTIMAH(IV) 2-NITROBENZOAT DAN TRIFENILTIMAH(IV) 2-KLOROBENZOAT TERHADAP BAKTERI Bacillus subtilis ITBCCB148 (Skripsi) Oleh JEAN PITALOKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa antibakteri ialah senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme dan dalam konsentrasi kecil mampu menghambat bahkan membunuh suatu mikroorganisme (Jawetz

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Senyawa Organologam. Senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal terdapat satu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Senyawa Organologam. Senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal terdapat satu 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Senyawa Organologam Senyawa organologam merupakan senyawa dimana minimal terdapat satu atom karbon dari gugus organik yang berikatan langsung dengan logam pusat. Istilah organologam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Problem resistensi bakteri terhadap antibakteri mula-mula ditemukan pada tahun 1980-an dengan ditemukannya kasus multipel resisten pada strain bakteri Streptococcus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. Salah satu bahan tambang yang banyak fungsinya yaitu batu bara, misalnya untuk produksi besi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014 bertempat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulata L.) dalam bentuk sediaan obat kumur terhadap bakteri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6 LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Lebih terperinci

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Mengapa antibiotik perlu ditentukan kadar atau potensinya? Efek penggunaan antimikroba yang meningkat, sehingga

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TRIFENILTIMAH(IV) HIDROKSIBENZOAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA LUNAK DALAM MEDIUM NATRIUM KLORIDA (Tesis) Oleh Hapin Afriyani PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi

Lebih terperinci

OPTIMASI KONSENTRASI KITOSAN MOLEKUL TINGGI DALAM SABUN TRANSPARAN ANTIBAKTERI SKRIPSI NURUL IMAYUNI

OPTIMASI KONSENTRASI KITOSAN MOLEKUL TINGGI DALAM SABUN TRANSPARAN ANTIBAKTERI SKRIPSI NURUL IMAYUNI OPTIMASI KONSENTRASI KITOSAN MOLEKUL TINGGI DALAM SABUN TRANSPARAN ANTIBAKTERI SKRIPSI NURUL IMAYUNI 100802028 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak

Lebih terperinci

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L. Less) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli patogen SECARA IN VITRO Oleh: Ilma Bayu Septiana 1), Euis Erlin 2), Taupik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : NAMA : NUR MUH. ABDILLAH S. NIM : Q1A1 15 213 KELAS : TPG C JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Dewasa ini berbagai jenis antimikroba telah tersedia untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Zat anti

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTOGRAFINYA SKRIPSI Oleh: ROHMAN SHIDIQ K 100

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah 1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh mikroba 2.

I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah 1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh mikroba 2. I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah 1. untuk mengetahui potensi suatu antibiotika yang digunakan untuk membunuh mikroba 2. untuk mengetahui cara-cara pengukuran dalam penentuan potensi

Lebih terperinci

SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA N -(4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA N -(4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA N -(4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS IVANA VALERIA 2443012065 PROGRAM STUDI S1 FAKUTLAS FARMASI UIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PEDAHULUA A. Latar Belakang Senyawa kovalen koordinasi terbentuk antara ion logam yang memiliki orbital d yang belum terisi penuh (umumnya ion logam transisi) dengan ligan yang memiliki pasangan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi adalah proses paparan oleh mikroorganisme yang berproliferasi dalam tubuh sehingga menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 2005). Penyebab terjadinya infeksi

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus secara in vitro merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis senyawa analog calkon dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Sintesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau stannum (Sn) merupakan logam berwarna putih keperakan yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau stannum (Sn) merupakan logam berwarna putih keperakan yang dapat 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Timah Timah atau stannum (Sn) merupakan logam berwarna putih keperakan yang dapat ditempa dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM (PSOBA) DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

Analisis Hayati PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIKA SECARA MIKROBIOLOGI. Oleh : Dr. Harmita

Analisis Hayati PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIKA SECARA MIKROBIOLOGI. Oleh : Dr. Harmita Analisis Hayati PENETAPAN POTENI ANTIBIOTIKA ECARA MIKROBIOLOGI Oleh : Dr. Harmita Pendahuluan Aktivitas (potensi antibiotika dapat ditunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatan terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : NAMA : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C1 14 155 KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Titanium Dioksida (TiO 2 ) Titanium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan IV B, berbentuk padat yang berwarna putih keperakan. Titanium murni dapat larut dalam larutan

Lebih terperinci

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk Firman Jaya 2 Diartikan sebagai penambahan jumlah sel Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk 3 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senyawa kompleks merupakan senyawa yang memiliki warna yang khas yang diakibatkan oleh adanya unsur yang dari golongan transisi yang biasanya berperperan sebagai atom pusat

Lebih terperinci

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Februari-Agustus 2007, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian, kesehatan, dan industri. Umumnya pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

AKTIVITAS IN VITRO DAN STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT TERHADAP SEL KANKER LEUKEMIA, L-1210

AKTIVITAS IN VITRO DAN STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT TERHADAP SEL KANKER LEUKEMIA, L-1210 J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 23-28 ISSN 1978-1873 AKTIVITAS IN VITRO DAN STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) 4-HIDROKSIBENZOAT TERHADAP SEL KANKER LEUKEMIA, L-1210 Elianasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

Alat dan Bahan : Cara Kerja : No : 09 Judul : Uji kualitatif dan kuantitatif Bakteri Coli (Coliform) Tujuan : - Untuk menentukan kehadiran bakteri coliform dalam sampel air - Untuk memperkirakan jumlah bakteri coliform dalam sampel

Lebih terperinci

IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI

IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI Oleh Angga Pradana NIM 061810301045 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau Stannum (Sn) memiliki nomor atom 50 dan massa atom relatif 118,71

II. TINJAUAN PUSTAKA. Timah atau Stannum (Sn) memiliki nomor atom 50 dan massa atom relatif 118,71 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Timah Timah atau Stannum (Sn) memiliki nomor atom 50 dan massa atom relatif 118,71 sma. Pada tabel periodik, timah termasuk golongan IVA dan periode 5 bersamasama dengan karbon,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan metode eksperimen karena terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul Daya Kerja Antimikroba dan Oligodinamik yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Adit

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul Daya Kerja Antimikroba dan Oligodinamik yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Adit LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI (DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : II (Dua) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS) AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS) Nurhidayati Febriana, Fajar Prasetya, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya 1 BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1. Subjek Penelitian Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya hambat Streptococcus mutans secara in vitro maka dilakukan penelitian pada plate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci