ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VOLUME IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT ASTARI DIAH AYUWANGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VOLUME IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT ASTARI DIAH AYUWANGI"

Transkripsi

1 i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VOLUME IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT ASTARI DIAH AYUWANGI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 ii

3 iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Astari Diah Ayuwangi NIM H

4 RINGKASAN ASTARI DIAH AYUWANGI. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut. Dibimbing oleh WIDYASTUTIK. Selama periode tahun volume impor Indonesia didominasi impor bahan baku/penolong dari negara-negara ASEAN+6 yang diangkut melalui moda transportasi laut. Akan tetapi, transportasi laut Indonesia dalam perdagangan internasional tidak efisien karena infrastruktur dan jasa logistik di pelabuhan yang kurang mendukung yang pada akhirnya memengaruhi waktu dan biaya untuk melakukan impor. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui moda transportasi laut. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel ekonomi seperti GDP per kapita ASEAN+6, GDP per kapita Indonesia, jarak ekonomi, dan nilai tukar riil, serta variabel non-ekonomi seperti kualitas pelabuhan, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan Indonesia. Hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan gravity model menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan berpengaruh positif adalah GDP per kapita Indonesia dan kualitas pelabuhan Indonesia, sedangkan variabel jarak ekonomi, nilai tukar riil, stabilitas politik dan efiktivitas pemerintahan Indonesia secara signifikan berpengaruh negatif. Kata kunci: impor, moda transportasi laut, gravity model

5 iv ABSTRAK ASTARI DIAH AYUWANGI. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut. Dibimbing oleh WIDYASTUTIK. Selama periode tahun volume impor Indonesia didominasi impor bahan baku/penolong dari negara-negara ASEAN+6 yang diangkut melalui moda transportasi laut. Akan tetapi, transportasi laut Indonesia dalam perdagangan internasional tidak efisien karena infrastruktur dan jasa logistik di pelabuhan yang kurang mendukung yang pada akhirnya memengaruhi waktu dan biaya untuk melakukan impor. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui moda transportasi laut. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel ekonomi seperti GDP per kapita ASEAN+6, GDP per kapita Indonesia, jarak ekonomi, dan nilai tukar riil, serta variabel non-ekonomi seperti kualitas pelabuhan, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan Indonesia. Hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan gravity model menunjukkan bahwa variabel yang secara signifikan berpengaruh positif adalah GDP per kapita Indonesia dan kualitas pelabuhan Indonesia, sedangkan variabel jarak ekonomi, nilai tukar riil, stabilitas politik dan efiktivitas pemerintahan Indonesia secara signifikan berpengaruh negatif. Kata kunci: impor, moda transportasi laut, gravity model ABSTRACT ASTARI DIAH AYUWANGI. Analyze the Factors that Influences Volumes of the Indonesian Import by Sea Transport Mode from the ASEAN+6. Supervised by WIDYASTUTIK. During period of , volumes of the Indonesian import were dominated by the raws material/goods from the ASEAN+6 countries carried through sea transport mode. However, Indonesia s sea transport mode in the international trade were inefficient due to poor port infrastructure and logistics service thus it affect the time and cost to import. This research analyze the factors that influences volumes of the Indonesian import by sea transport mode from the ASEAN+6. The variables used in this research are GDP per capita of ASEAN+6, Indonesia s GDP per capita, economic distance, real exchange rate, also noneconomic variables such as Indonesia s quality of port, political stability and government effectiveness. The gravity model used in this research shows that the variables of Indonesia s GDP per capita and Indonesia s quality of port are significantly having positive influence, while the variables of economic distance, real exchange rate, political stability and government effectiveness are significantly having negative influence. Keywords: import, sea transport mode, gravity model

6 v ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VOLUME IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT ASTARI DIAH AYUWANGI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

7 vi

8 vii Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut Nama : Astari Diah Ayuwangi NIM : H Disetujui oleh Widyastutik, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 viii PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah perdagangan, dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut. Terima kasih penulis ucapkan kepada Widyastutik, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik terhadap penelitian ini, serta Dr. Alla Asmara selaku penguji utama dan Dewi Ulfah Wardani, M.Si selaku penguji Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan berupa saran dan kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Di samping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada staf Badan Pusat Statistik yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat Ilmu Ekonomi 46 dan teman satu bimbingan (Ade, Nanda) yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi. Tidak lupa terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Astari Diah Ayuwangi

10 ix DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Kerangka Pemikiran 10 Hipotesis Penelitian 12 METODE PENELITIAN 12 Jenis dan Sumber Data 12 Metode Analisis dan Pengolahan Data 13 GAMBARAN UMUM 19 Perkembangan Impor Indonesia dari ASEAN+6 19 Gross Domestic Product (GDP) 24 GDP per Kapita 25 Perkembangan Kualitas Pelabuhan ASEAN+6 26 Perkembangan Stabilitas Politik ASEAN+6 27 Perkembangan Efektivitas Pemerintahan ASEAN+6 27 HASIL DAN PEMBAHASAN 28 Hasil Estimasi Model Data Panel 28 Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 29 SIMPULAN DAN SARAN 33 Simpulan 33 Saran 34

11 x DAFTAR ISI (lanjutan) DAFTAR PUSTAKA 35 LAMPIRAN 37 RIWAYAT HIDUP 41

12 xi DAFTAR TABEL 1 Volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi udara (ton) 3 2 Volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut (ton) 3 3 Jenis dan sumber data dalam penelitian 13 4 Perkembangan impor migas dan non-migas Indonesia tahun Volume impor komoditi menurut negara asal (ASEAN+6) dan golongan barang utama (ton) 22 6 Gross domestic product negara-negara ASEAN+6 tahun (juta US$) 24 7 Kualitas pelabuhan negara-negara ASEAN+6 tahun Stabilitas politik negara-negara ASEAN+6 tahun Efektivitas pemerintahan negara-negara ASEAN+6 tahun Hasil estimasi model data panel dengan pendekatan FEM 30 DAFTAR GAMBAR 1 Kurva perdagangan internasional 7 2 Kerangka pemikiran 11 3 Persentase impor-non-migas Indonesia dari negara-negara ASEAN Persentase impor Indonesia menurut golongan barang 21 5 GDP per kapita negara-negara ASEAN+6 tahun DAFTAR LAMPIRAN 1 Statistik deskriptif variabel yang digunakan 38 2 Korelasi antar variabel 38 3 Hasil uji normalitas 39 4 Hasil uji Chow 39 5 Cross section effect 39 6 Hasil estimasi 40

13 xii

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting sehingga setiap negara terlibat didalamnya, baik perdagangan antar regional maupun antar negara. Perdagangan internasional merupakan transaksi dagang antara subjek ekonomi satu negara dan subjek ekonomi negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Subjek ekonomi ini melibatkan penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan swasta, perusahaan negara, dan pemerintah. Perdagangan internasional menyebabkan perekonomian akan saling terjalin dan tercipta hubungan ekonomi yang saling memengaruhi satu sama lain sehingga lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar negara. Kegiatan perdagangan internasional terdiri dari ekspor dan impor. Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya, sedangkan impor merupakan barang dan jasa dari suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut. Ekspor berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan ekspor merupakan sumber devisa suatu negara, dimana devisa dibutuhkan untuk membayar impor, membayar utang luar negeri dan bunganya, serta menjaga stabilitas nilai tukar. Impor pun memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi permintaan dalam negeri atas barang-barang yang pasokannya tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Barang-barang yang diimpor biasanya merupakan barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal yang dapat digunakan untuk proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi ekspor. Alasan utama suatu negara melakukan perdagangan internasional karena setiap negara berbeda satu sama lain dan untuk mencapai skala ekonomi. Setiap negara berbeda satu sama lain dalam hal seperti, sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi. Di samping itu, setiap negara berbeda dalam hal kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi. Selanjutnya, pencapaian skala ekonomi dapat terjadi karena penghematan biaya rata-rata produksi melalui spesialisasi. Setiap negara yang melakukan perdagangan bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan manfaat dari perdagangan tersebut. Manfaat dari perdagangan internasional adalah menjalin persahabatan antar negara, memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, dan memperluas pasar. Di samping itu, perdagangan internasional memberikan manfaat dalam transfer teknologi modern sehingga memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan manajemen yang lebih modern. Perdagangan internasional mendorong terjadinya globalisasi ekonomi yang menciptakan hubungan keterkaitan antar negara-negara di dunia. Globalisasi ekonomi merupakan kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas teritorial antara suatu negara dan negara lainnya. Terjadinya globalisasi menyebabkan tidak satu negara pun dapat hidup sendiri. Era globalisasi mengakibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, barang serta jasa dapat dengan mudah melewati batas negara. Di samping itu, globalisasi membuat

15 2 pasar antar negara menjadi semakin luas. Konsekuensi dari globalisasi adalah perdagangan internasional bukan hanya bagian kecil dari ekonomi nasional suatu negara, melainkan ekonomi nasional merupakan bagian kecil dari ekonomi internasional. Oleh sebab itu, dalam menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia, proses integrasi ekonomi penting dilakukan oleh masingmasing kawasan untuk bisa bersaing dengan kawasan lainnya. Memasuki awal abad ke-21, kerjasama antara negara-negara di kawasan ASEAN telah memasuki babak baru, khususnya dalam bidang ekonomi. Integrasi ekonomi yang diawali dalam bentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992, dan Comprehensive Economic Partnership in East Asia (CEPEA) pada tahun Kesepakatan CEPEA ini melibatkan negara-negara di kawasan ASEAN, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, New Zealand, dan Cina yang tergabung dalam ASEAN+6. Kesepakatan CEPEA berdampak pada peningkatan volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6. Bahkan, volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut dan moda transportasi udara selama periode tahun mencapai persen dari total impor Indonesia (Badan Pusat Statistik 2012). Hal yang menarik dalam perdagangan impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 adalah dominasi jasa pengangkutan perdagangan melalui moda transportasi laut dibandingkan dengan moda transportasi udara. Hummels (2007) menunjukkan bahwa sebagian besar pengangkutan barang dilakukan melalui moda transportasi laut, dimana selama periode tahun volume barang yang diperdagangkan melalui moda transportasi laut tumbuh sebesar 4.4 persen per tahun. Menurut survei United Nations Conference on Trade and Development (2012), kontribusi moda transportasi dalam perdagangan internasional yang terbesar adalah transportasi laut sebesar 77 persen, disusul oleh transportasi darat sebesar 16 persen, perpipaan sebesar 6.7 persen, dan transportasi udara sebesar 0.3 persen. Kontribusi moda transportasi laut yang besar tersebut menunjukkan peran penting moda transportasi laut dalam mendukung kelancaran perdagangan internasional yang dilakukan setiap negara. Hal ini disebabkan moda transportasi laut memiliki keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, yaitu biaya per satuan lebih murah, infrastruktur laut, selat dan samudera telah tersedia, serta volume angkutan yang sangat besar (Panggabean 2013). Indonesia mengimpor barang dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut dan udara, dimana volume impor Indonesia dari negara negara ASEAN+6 pada tahun 2011 mencapai 218,363 ton melalui moda transportasi udara dan 75,335,012 ton melalui moda transportasi laut (Badan Pusat Statistik 2012). Sebagai perbandingan disajikan Tabel 1 yang menunjukkan volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi udara dan Tabel 2 yang menunjukkan volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut.

16 3 Tabel 1 Volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi udara (ton) Negara Volume impor Malaysia 2,063 2,675 5,011 13,130 6,995 Filipina , ,339 Singapura 8,328 60,564 45,383 56,124 54,627 Thailand 39,280 40,143 40,531 84,114 68,374 Australia 2,765 1,580 1,261 12,108 9,216 India 1,662 2,569 3,155 9,263 4,347 Jepang 6,448 13,833 8,688 12,603 17,097 Korea, Rep. 1,777 10,095 10,729 13,126 12,148 New Zealand Cina 7,631 21,355 19,901 33,568 42,065 Total 70, , , , ,363 Sumber: Badan Pusat Statistik 2012, diolah Tabel 1 memperlihatkan bahwa volume impor Indonesia melalui moda transportasi udara dari negara-negara ASEAN+6 mengalami peningkatan yang pada tahun 2008 dan Akan tetapi, selama periode tahun penurunan volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi udara terbesar terjadi pada tahun Tabel 2 Volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut (ton) Negara Volume Impor Malaysia 9,915,590 9,564,553 8,812,206 11,195,611 9,810,209 Filipina 362, , , , ,973 Singapura 12,063,213 15,913,145 14,427,465 17,635,781 19,163,497 Thailand 4,910,278 4,739,305 4,200,162 4,922,385 7,191,885 Australia 6,333,280 5,892,586 6,836,352 7,511,379 8,147,045 India 2,182,033 3,013,893 2,247,268 3,146,222 4,897,524 Jepang 2,366,439 3,855,879 2,629,980 3,964,253 4,104,019 Korea, Rep. 3,074,770 4,138,122 3,496,208 5,302,234 9,062,041 New 493, , , , ,475 Zealand Cina 9,207,384 9,873,619 8,024,250 10,520,808 12,105,344 Total 50,909,246 57,956,124 51,607,554 65,092,821 75,335,012 Sumber: Badan Pusat Statistik 2012, diolah

17 4 Tabel 2 memperlihatkan bahwa selama periode tahun volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut memiliki trend yang positif. Penurunan volume impor Indonesia dari negaranegara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut terjadi pada tahun Kondisi ini tidak terlepas dari adanya krisis finansial global yang bermula dari krisis subprime mortage di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2007 sampai 2008 yang berimbas pada perekonomian dunia, termasuk ASEAN+6. Selain itu, berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, terlihat bahwa volume perdagangan Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 sangat didominasi melalui moda transportasi laut. Bahkan, selama periode tahun volume impor Indonesia dari negaranegara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut mencapai 370 kali lipat volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi udara (Badan Pusat Statistik 2012). Hal ini menunjukkan pentingnya moda transportasi laut dalam perdagangan impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6. Oleh sebab itu, relevan untuk dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Volume Impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui Moda Transportasi Laut mengingat posisi Indonesia yang berada pada lintasan dua samudera yang terletak pada jalur perdagangan dunia. Faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dengan ASEAN+6 melalui moda transportasi laut dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan menggunakan variabel ekonomi dan variabel non-ekonomi. Perumusan Masalah Perekonomian dunia semakin berkembang sejak akhir abad ke-20. Hal ini ditunjukkan dengan semakin terbuka dan cepatnya aliran barang dan jasa antar negara serta investasi yang berdampak pada pertumbuhan perdagangan internasional yang semakin meningkat. Menurut Salvatore (1997), perdagangan internasional dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ekonomi. Perdagangan internasional, baik ekspor maupun impor memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia. Ekspor berperan penting dalam perekonomian suatu negara karena merupakan sumber devisa suatu negara. Akan tetapi, impor pun memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi permintaan dalam negeri atas barang-barang yang pasokannya tidak diproduksi di dalam negeri atau tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Di samping itu, impor penting untuk dilakukan apabila harga bahan baku di dalam negeri mahal karena hal ini akan berdampak pada tidak kompetitifnya produk suatu di pasar internasional sehingga daya saing produk ekspor negara tersebut rendah. Oleh sebab itu, impor tidak kalah penting dibandingkan dengan ekspor karena impor pun dapat merangsang perekonomian apabila didukung dengan kebijakan yang tepat dan sesuai. Menurut golongan penggunaan barang, impor Indonesia pada periode Januari-Desember 2011 didominasi bahan baku/penolong sebesar persen dari total impor Indonesia dan barang modal sebesar persen (Badan Pusat Statistik 2012). Bahan baku/penolong dan barang modal yang diimpor ini pada akhirnya akan digunakan untuk proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi ekspor. Selama periode tahun , volume impor Indonesia didominasi dari negara-negara ASEAN+6, dimana sebesar persen dari

18 5 volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 diangkut melalui moda transportasi laut (Badan Pusat Statistik 2012). Hal ini disebabkan Indonesia dan negara-negara ASEAN+6 merupakan mitra dagang dalam perdagangan internasional. Besarnya volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 ini tidak terlepas dari kesepakatan CEPEA yang terbentuk pada tanggal 15 Januari 2007 di Cebu. Akan tetapi, hasil penelitian The Asia Foundation dan LPEM UI (2008) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki masalah transportasi laut yang tidak efisien dengan rata-rata biaya transportasi laut yang mencapai US$ 0.54 per kg per kilometer, padahal moda transportasi laut ini merupakan pendukung utama perdagangan internasional. Tingginya biaya transportasi laut ini disebabkan infrastruktur dan jasa logistik di pelabuhan yang kurang mendukung sehingga biaya logistik di Indonesia dari kawasan industri ke pelabuhan pun tinggi. Dari kinerja logistik 155 negara, Indonesia berada pada peringkat 59 pada tahun 2011, sementara peringkat infrastruktur Indonesia memburuk dibandingkan dua tahun sebelumnya (Saleh 2012). Menurut World Economic Forum (2012), kualitas infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-76 jauh tertinggal dari negaranegara ASEAN+6 lainnya, terutama Singapura yang berada pada peringkat ke-2. Di samping itu, walaupun kesepakatan-kesepakatan yang ditandatangani dalam suatu integrasi ekonomi telah mengurangi bahkan menghapuskan hambatan tarif dan non-tarif, namun tidak semua negara di dunia mengalami pertumbuhan dan manfaat yang sama dari perdagangan. Hal ini disebabkan, kualitas infrastruktur pelabuhan, stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan diduga dapat memengaruhi pola perdagangan suatu negara. Kualitas infrastruktur pelabuhan akan memengaruhi waktu untuk impor yang pada akhirnya akan memengaruhi biaya untuk impor. Sementara itu, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan akan memengaruhi biaya informasi dan biaya penegakan hukum serta peraturan untuk melakukan impor. Dengan demikian, diperlukan analisis mengenai variabel-variabel yang menjadi penentu utama dan signifikan berpengaruh terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut mengingat posisi Indonesia yang berada diantara dua samudera yang terletak pada jalur perdagangan dunia. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan yang lebih sesuai dan tepat untuk faktor-faktor yang signifikan terhadap volume impor melalui moda transportasi laut untuk mendorong perekonomian. Analisis yang dilakukan melibatkan variabel ekonomi dan variabel non-ekonomi. Berdasarkan uraian penjabaran tersebut, perumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut.

19 6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah dan lembaga atau pihak terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan untuk perumusan kebijakan dalam perdagangan internasional sehingga diperoleh manfaat dari perdagangan internasional, khususnya impor. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai permasalahan perdagangan internasional, khususnya impor Indonesia melalui jasa pengangkutan laut. Ruang Lingkup Penelitian Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 yang diwakili oleh Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, New Zealand, dan Cina selama periode tahun Penelitian ini hanya membahas mengenai impor yang menunjukkan perdagangan bilateral Indonesia (negara pengimpor) dari negara-negara ASEAN+6 (negara pengekspor) melalui moda transportasi laut. Vietnam, Laos, Myanmar, Brunei Darussalam, dan Kamboja tidak dimasukkan dalam penelitian karena persentase volume perdagangan dengan negara-negara tersebut kecil dan tidak tersedia data yang lengkap. TINJAUAN PUSTAKA Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai transaksi dagang barang dan jasa antara subjek ekonomi satu negara dengan subjek ekonomi negara lain. Subjek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri ataupun perusahaan negara. Perdagangan internasional terjadi akibat adanya perbedaan potensi sumber daya alam, sumber daya modal, sumber daya manusia dan kemajuan teknologi antar negara (Halwani 2005). Secara umum, perdagangan internasional terdiri dari kegiatan ekspor dan impor. Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain, sebaliknya impor merupakan barang dan jasa yang masuk ke suatu negara. Negara yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negerinya dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut ke negara lain. Akan tetapi, negara yang tidak mampu memproduksi sendiri dapat mengimpor dari negara lain. Menurut Tambunan (2001), faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan internasional dapat dilihat dari teori penawaran dan permintaan. Dari teori penawaran dan permintaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perdagangan

20 7 internasional dapat terjadi karena adanya kelebihan produksi suatu negara dengan kelebihan permintaan negara lain. Secara teoritis, suatu negara misal negara 1 akan mengekspor komoditi X ke negara lain, misal negara 2 apabila harga domestik negara 1 sebelum terjadinya perdagangan internasional relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan harga domestik negara 2 (Gambar 1). Struktur harga yang terjadi di negara 1 lebih rendah karena produksi domestiknya lebih besar dibandingkan dengan konsumsi domestiknya sehingga terjadi excess supply di negara 1. Di sisi lain, di negara 2 terjadi excess demand karena konsumsi domestiknya lebih besar dibandingkan dengan produksi domestiknya sehingga harga di negara 2 lebih tinggi. Dengan demikian, negara 1 memiliki kesempatan untuk menjual kelebihan produksinya ke negara lain, sementara negara 2 berkeinginan untuk membeli komoditi X dari negara lain yang relatif lebih murah. Jika terjadi komunikasi antara negara 1 dan negara 2, maka akan terjadi perdagangan antar keduanya dengan harga yang sama di kedua negara. P x P x P x P 3 P 2 P 1 Ekspor B A E D x S x 0 X Negara 1 S E D 0 X S x A B E Impor D x 0 X Negara 2 Gambar 1 Kurva perdagangan internasional Sumber: Salvatore (1997) Gambar 1 memperlihatkan bahwa sebelum terjadi perdagangan internasional harga di negara 1 adalah sebesar P 1, sedangkan harga di negara 2 adalah sebesar P 3. Penawaran di pasar internasional terjadi jika harga internasional lebih tinggi dibandingkan dengan P 1, sedangkan permintaan di pasar internasional terjadi jika harga internasional lebih rendah dibandingkan dengan P 3. Dengan adanya perdagangan internasional, maka negara 1 akan mengekspor komoditi X sebesar BE, sedangkan negara 2 akan mengimpor komoditi X sebesar B E pada tingkat harga internasional (P 2 ). Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengestimasi berapa besar barang yang keluar dan masuk di suatu wilayah adalah gravity model. Pendekatan gravity model digunakan untuk menganalisis perdagangan bilateral suatu negara dengan negara lain. Model umum perdagangan dalam penelitian ini dibentuk oleh variabel-variabel GDP per kapita riil negara pengekspor (ASEAN+6) maupun pengimpor (Indonesia), jarak ekonomi, dan nilai tukar riil. Di samping itu, terdapat pula variabel non-ekonomi yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian, termasuk perdagangan suatu negara seperti, kualitas pelabuhan, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan negara pengimpor.

21 8 Analisis gravity model pertama kali dikembangkan oleh Tinbergen dan Poyhonen untuk menjelaskan aliran perdagangan bilateral oleh mitra dagang pada Gross National Product (GNP) dan jarak geografis antar negara. Model ini disebut gravity model karena menggunakan perumusan yang sama dengan model gravitasi Newton, dimana interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing. Areethamsirikul (2006) meneliti perdagangan intra-asean menggunakan gravity model dengan memasukkan variabel ekonomi yang mencakup GDP dan GDP per kapita. Selain menggunakan variabel ekonomi, penelitian ini menggunakan variabel non-ekonomi. Variabel non-ekonomi dalam gravity model biasanya bersifat saling mengisi dan melengkapi, dan pada umumnya mencerminkan indikator sosial-politik. Hal inilah yang membedakan gravity model dengan model-model ekonomi lainnya. GDP per kapita negara pengekspor maupun pengimpor umumnya memiliki pengaruh positif terhadap permintaan impor suatu negara. Menurut Fitzsimons et al. (1999), peningkatan GDP per kapita negara pengekspor akan menyebabkan peningkatan kemampuan produksi negara tersebut, sedangkan peningkatan GDP per kapita negara pengimpor akan meningkatkan konsumsi negara tesebut sehingga permintaan untuk impor pun mengalami meningkat. Selain GDP per kapita, jarak merupakan faktor geografis yang menjadi variabel utama dalam gravity model untuk aliran perdagangan. Jarak memberikan pengaruh dalam masalah biaya transportasi dalam perdagangan. Jarak yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jarak ekonomi. Menurut Siahaan (2008), variabel jarak ekonomi dapat berpengaruh negatif dan positif. Apabila jarak berpengaruh negatif maka faktor jarak geografis menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan GDP dalam memengaruhi perdagangan. Hal ini disebabkan jarak dapat meningkatkan biaya transaksi pertukaran barang dan jasa internasional. Namun, jarak ekonomi dapat berpengaruh positif karena faktor GDP menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan dengan jarak geografis. Di samping itu, dalam penelitian Manik (2012), jarak ekonomi secara signifikan berpengaruh positif terhadap impor disebabkan adanya komisi perdagangan dari suatu transaksi. Adanya komisi transaksi yang diberikan kepada perantara (broker) akan memengaruhi transaksi perdagangan internasional. Hal ini disebabkan, semakin tinggi nilai perdagangannya, maka semakin tinggi juga komisi transaksi yang diterima oleh perantara. Variabel lain yang berpengaruh terhadap perdagangan adalah nilai tukar. Nilai tukar merupakan tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Menurut Mankiw (2000), nilai tukar riil diperoleh dengan mengalikan nilai tukar nominal dan rasio tingkat harga. Oleh sebab itu, nilai tukar riil dapat menunjukkan harga relatif barang di kedua negara. Jika nilai tukar negara pengekspor terhadap negara pengimpor mengalami peningkatan (depresiasi), maka hal ini akan meningkatkan ekspor negara pengekspor tersebut ke negara pengimpor. Sedangkan, jika nilai tukar negara pengimpor terhadap negara pengekspor mengalami depresiasi, maka hal ini akan menurunkan insentif untuk melakukan impor karena harga produk negara pengimpor tersebut lebih kompetitif. Selain variabel-variabel ekonomi di atas, terdapat pula variabel nonekonomi yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian suatu negara seperti,

22 9 variabel kualitas pelabuhan, stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan di negara pengimpor. Kualitas pelabuhan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kelancaran pengangkutan barang dan jasa yang akan diperdagangkan. Kualitas pelabuhan disini berhubungan dengan pembangunan infrastuktur pelabuhan untuk memungkinkan volume perdagangan yang lebih besar. Kualitas pelabuhan mencakup pengembangan pergudangan, transportasi, pengiriman, penyediaan utilitas dasar, infrastruktur teknologi informasi, dan mengatur badanbadan administratif terkait dan sistem. Menurut Wilson et al. (2003) perbaikan kualitas pelabuhan secara signifikan berpengaruh positif terhadap perdagangan, baik ekspor maupun impor. Menurut Barro (1991) dalam Grindle (2007), ketidakstabilan politik dapat menurunkan investasi-investasi produktif di suatu negara yang dapat berdampak terhadap penurunan produksi yang dihasilkan suatu negara. Oleh sebab itu, diperlukan situasi politik yang stabil untuk menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan aman sehingga akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan akses untuk kesempatan berusaha bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang produktif sehingga produksi dapat ditingkatkan (Tarmidi 2009). Peningkatan produksi ini dapat berimplikasi tehadap penurunan impor dan peningkatan ekspor suatu negara. Variabel efektivitas pemerintahan berhubungan erat dengan tata kelola pemerintah yang baik dan efektif seringkali disebut good governance. Dimensidimensi dari good governance sangat luas, yakni menyangkut kepercayaan publik terhadap kompetensi pemerintah dalam mengelola pemerintahan, efisiensi birokrasi, pembuatan kebijakan, pencapaian stabilitas keamanan, penegakan hukum, serta pengelolaan sumber daya ekonomi secara efektif, transparansi dan akuntabel. Menurut Brunetti et al. (1997), efektivitas dan kredibilitas pemerintah berkontribusi positif terhadap perekonomian. Pengelolaan pemerintahan yang efektif dan berkompetensi dapat mendorong perekonomian secara optimal karena dapat berimbas pada terciptanya iklim yang kondusif bagi investasi-investasi produktif sehingga produksi suatu negara dapat meningkat sehingga impor dapat dikurangi dan ekspor dapat ditingkatkan. Retnowati (2007) dalam penelitiannya menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan intra-industri antara negara-negara ASEAN-5 pada periode Dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel GDP per kapita dua negara, perbedaan GDP antar negara, fluktuasi nilai tukar, dan nilai tukar berpengaruh secara signifikan. Sedangkan, jarak antar negara dan perbedaan GDP per kapita tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Walsh (2007) dalam penelitiannya menggunakan gravity model untuk menganalisis perdagangan impor sektor jasa yang meliputi total service imports, travel service, transport services,government service, dan commercial services di negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel GDP per kapita negara pengekspor dan pengimpor serta bahasa adalah variabel yang paling berpengaruh dalam perdagangan impor antar negara. Pada penelitian ini juga, jarak ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap aliran perdagangan. Zahidi (2012) dalam penelitiannya menggunakan gravity model untuk menganalisis dampak trade facilitation terhadap perdagangan di kawasan

23 10 ASEAN+3. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel efisiensi prosedur kepabeanan, GDP per kapita riil negara pengekspor dan pengimpor, nilai tukar riil memberikan dampak baik terhadap arus perdagangan impor, baik pada sektor pertanian barang mentah maupun sektor manufaktur. Sedangkan, jarak ekonomi berdampak negatif terhadap arus perdagangan di negara-negara kawasan ASEAN+3. Rogers (2000) dalam penelitiannya menggunakan analisis kointegrasi dan Error Correction Model (ECM) untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan, khususnya impor di Fiji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah permintaan domestik, GDP, dan nilai tukar riil. Kerangka Pemikiran Impor memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi permintaan dalam negeri atas barang-barang yang pasokannya tidak diproduksi di dalam negeri atau tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Di samping itu, impor penting untuk dilakukan apabila harga bahan baku di dalam negeri mahal karena hal ini akan berdampak pada tidak kompetitifnya produk ekspor suatu negara di pasar internasional sehingga daya saing produk negara tersebut rendah. Oleh sebab itu, impor tidak kalah penting dibandingkan dengan ekspor karena impor pun dapat merangsang perekonomian apabila didukung dengan kebijakan yang tepat dan sesuai. Impor Indonesia pada periode Januari-Desember 2011 didominasi bahan baku/penolong sebesar persen dari total impor Indonesia dan barang modal sebesar persen (Badan Pusat Statistik 2012). Bahan baku/penolong dan barang modal yang diimpor ini pada akhirnya akan digunakan untuk proses industri dalam negeri dan industri yang berorientasi ekspor. Kesepakatan CEPEA yang ditandatangani pada Januari 2007 berimplikasi pada volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6. Selama periode tahun volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 sangat besar. Bahkan, volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut dan udara selama periode tahun mencapai persen dari total impor Indonesia (Badan Pusat Statistik 2012). Di samping itu, volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 di dominasi melalui moda transportasi laut. Hal tersebut menunjukkan bahwa moda transportasi laut menjadi moda transportasi andalan dalam perdagangan antara Indonesia dengan negaranegara ASEAN+6. Akan tetapi, Indonesia memiliki masalah transportasi laut yang tidak efisien, padahal transportasi laut merupakan pendukung utama perdagangan Indonesia. Tingginya biaya transportasi laut ini disebabkan infrastruktur dan jasa logistik di pelabuhan yang kurang mendukung sehingga biaya logistik di Indonesia dari kawasan industri ke pelabuhan pun tinggi. Di samping itu, walaupun kesepakatan-kesepakatan yang ditandatangani dalam suatu integrasi ekonomi telah mengurangi bahkan menghapuskan hambatan tarif dan non-tarif, namun tidak semua negara di dunia mengalami pertumbuhan dan manfaat yang sama dari perdagangan. Hal ini disebabkan, kualitas infrastruktur pelabuhan,

24 11 stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan diduga dapat memengaruhi pola perdagangan suatu negara. Kualitas infrastruktur pelabuhan akan memengaruhi waktu untuk impor yang pada akhirnya akan memengaruhi biaya untuk impor. Sementara itu, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan akan memengaruhi biaya informasi dan biaya penegakan hukum serta peraturan untuk melakukan impor. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2. Adanya barang yang tidak diproduksi di dalam negeri karena keterbatasan sumber daya mendorong terjadinya impor. Harga bahan baku yang lebih mahal di dalam negeri mendorong terjadinya impor agar harga produk ekspor negara tersebut daya saingnya meningkat di pasar internasional. Besarnya volume impor Indonesia dari ASEAN+6 selama periode tahun Dominasi moda transportasi laut dalam perdagangan impor Indonesia dari ASEAN+6 dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Transportasi laut Indonesia tidak efisien karena kondisi infrastruktur pelabuhan dan jasa logistik yang tidak mendukung sehingga memengaruhi waktu untuk impor yang pada akhirnya memengaruhi biaya untuk impor. Faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui moda transportasi laut Variabel ekonomi: GDP per kapita riil, jarak ekonomi, dan nilai tukar riil. Variabel non-ekonomi: Kualitas pelabuhan, stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan. Rekomendasi Kebijakan Gambar 2 Kerangka pemikiran

25 12 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut. Hal ini perlu dilakukan untuk merumuskan kebijakan yang lebih sesuai dan tepat atas faktor-faktor yang signifikan terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 melalui moda transportasi laut mengingat posisi Indonesia yang berada pada lintasan dua samudera yang terletak pada jalur perdagangan internasional sehingga moda transportasi laut merupakan pendukung utama perdagangan internasional Indonesia dengan negara-negara ASEAN+6. Berdasarkan studi literatur maka diduga variabel-variabel yang memengaruhi volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6 adalah GDP per kapita riil baik negara pengekspor maupun pengimpor, jarak ekonomi, nilai tukar riil, kualitas pelabuhan, stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan negara pengimpor. Hipotesis Dari tinjauan pustaka, dapat ditarik hipotesis faktor-faktor yang memengaruhi volume perdagangan suatu negara dari negara lain dan pengaruhnya adalah sebagai berikut: 1. GDP per kapita riil negara pengekspor (ASEAN+6) diduga berpengaruh positif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN GDP per kapita riil negara pengimpor (Indonesia) diduga berpengaruh positif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN Jarak ekonomi diduga berpengaruh negatif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN Kualitas pelabuhan negara pengimpor diduga berpengaruh positif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN Nilai tukar riil negara pengimpor terhadap negara pengekspor diduga berpengaruh negatif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN Stabilitas politik negara pengimpor diduga berpengaruh negatif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN Efektivitas pemerintahan negara pengimpor diduga berpengaruh negatif terhadap volume impor Indonesia dari negara-negara ASEAN+6. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data volume impor, GDP per kapita riil, jarak ekonomi, nilai tukar, kualitas pelabuhan, stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan dalam bentuk data panel yang berasal dari beberapa sumber, yakni Badan Pusat Statistik (BPS),

26 13 World Bank, Centre d Etudes Prospectives et d Informations Internationales (CEPII). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang menggabungkan antara time series serta crosss section negara-negara ASEAN+6, dimana terdiri dari Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, New Zealand, dan Cina. Jenis dan sumber data untuk bahan kajian secara ringkas disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Jenis dan sumber data dalam penelitian Data Impor GDP per kapita riil Jarak Nilai tukar Kualitas pelabuhan Stabilitas politik Efektivitas pemerintahan Sumber Badan Pusat Statistik World Bank CEPII World Bank World Bank World Bank World Bank Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif. Analisis regresi data panel dengan gravity model digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi volume impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui moda transportasi laut. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan E-Views 6. Spesifikasi Model Dalam ukuran ekonomi, gravity model menduga perdagangan berdasarkan jarak antarnegara dan interaksi antar negara. Model ini pertama kali diterapkan oleh Tinbergen untuk meneliti aliran perdagangan internasional. Dalam penelitian ini akan digunakan gravity model yang dimodifikasi, dimana volume impor negara i (Indonesia) dari negara j (ASEAN+6) diterangkan oleh GDP per kapita riil baik negara pengekspor maupun pengimpor, jarak ekonomi, nilai tukar riil, kualitas pelabuhan, stabilitas politik, dan efektivitas pemerintahan negara pengimpor. Persamaan gravity model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dimana: M ijt = α 0 + β 1 GDPPC jt + β 2 GDPPCIND it + β 3 JREK ijt + β 4 XRATE ijt + β 5 QOPIND it + β 6 POLSTABIND it + β 7 GOVEFFIND it + ԑ ijt

27 14 α 0 β 1 - β 7 M ijt GDPPC jt GDPPCIND it JREK ijt XRATE ijt QOPIND it POLSTABIND it GOVEFFIND it ԑ = intersep = koefisien variabel-variabel independen = volume impor Indonesia dari ASEAN+6 melalui moda transportasi laut (kg) = GDP per kapita riil negara-negara ASEAN+6 (US$) = GDP per kapita riil Indonesia (US$) = jarak ekonomi Indonesia dengan ASEAN+6 = nilai tukar riil Indonesia terhadap ASEAN+6 (Rp/Local Currency Unit) = kualitas pelabuhan Indonesia = stabilitas politik Indonesia = efektivitas pemerintahan Indonesia = error Model yang dirumuskan menggunakan beberapa variabel yang merupakan hasil kalkulasi dari beberapa data. Penjelasan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jarak Ekonomi (JREK) Penggunaan jarak ekonomi dalam perumusan model disebabkan jarak geografis antar negara tidak berubah atau konstan. Oleh sebab itu, kondisi ini tidak dapat digunakan dalam melihat faktor jarak terhadap aliran perdagangan, baik ekspor maupun impor jika hanya menggunakan jarak geografis saja, akan tetapi dapat dilihat dari share GDP yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara. Menurut Li et al. (2008) variabel jarak ekonomi dibentuk dari persamaan berikut: JREK Indonesia,j = jarak geografis * 2. Nilai Tukar Riil (XRATE) Nilai tukar merupakan tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Nilai tukar riil diperoleh dengan mengalikan nilai tukar nominal (NER) dan rasio tingkat harga, dimana tingkat harga disini merupakan tingkat harga di dalam negeri dengan tingkat harga di luar negeri. Oleh sebab itu, nilai tukar riil dapat menunjukkan harga relatif barang di kedua negara yang dapat dirumuskan sebagai berikut: XRATE = NER * rasio tingkat harga Interpretasi hasil estimasi dilakukan dengan menggunakan elastisitas. Elastisitas menunjukkan kepekaan atau respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang memengaruhinya. Secara matematis, elastisitas dituliskan sebagai berikut: Elastisitas = *

28 15 Analisis Data Panel Data panel menggunakan kombinasi data cross section dan time series. Implikasi yang diperoleh dari kombinasi tersebut adalah model data panel lebih efisien karena jumlah observasi lebih banyak. Di samping itu, penggunaan model data panel dapat mengurangi efek bias. Terdapat beberapa keunggulan dari data panel, yaitu mampu mengontrol heterogenitas individu, memberikan lebih banyak informasi dan variasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan degree of freedom sehingga lebih efisien, lebih baik untuk study of dynamic adjustments, mampu mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diperoleh dari data cross section dan time series murni, dan dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks. Dalam analisis data panel terdapat tiga macam pendekatan, yaitu Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). 1. Metode Pooled Least Square Metode PLS merupakan pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan data panel. Pendekatan ini biasa diterapkan dalam bentuk gabungan dari seluruh data (pooled) seperti persamaan berikut ini: Y it = α + βx it + ԑ it dimana: Y it = variabel endogen X it = variabel eksogen α = intersep β = slope i = individu ke-i; t = periode waktu ke-t ԑ = error Pada metode PLS, asumsi yang digunakan menjadi terbatas karena asumsi intersep dan koefisien dari setiap variabel sama untuk setiap individu yang di observasi. Oleh sebab itu, penggunaannya kurang sesuai untuk panel data. 2. Fixed Effect Model FEM digunakan ketika efek individu dan variabel penjelas memiliki korelasi dengan variabel X it atau memiliki pola yang sifatnya tidak acak. FEM adalah model yang diperoleh dengan mempertimbangkan bahwa peubah-peubah yang dihilangkan dapat mengakibatkan perubahan dalam intersep-intersep cross section dan time series. Secara umum pendekatan FEM dapat dituliskan sebagai berikut: Y it = Σα i D i + βx it + ԑ it dimana: Y it = variabel endogen X it = variabel eksogen α = intersep β = slope D = variabel dummy i = individu ke-i; t = periode waktu ke-t ԑ = error

29 16 Efek yang ditimbulkan oleh pendekatan ini adalah dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari variabel yang akan diestimasi. Estimasi FEM dapat dilakukan dengan tanpa pembobot atau dengan pembobot yang disebut General Least Square (GLS). Menurut Gujarati (2006), pembobotan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section. 3. Random Effect Model REM sering disebut error component model karena dalam model ini variabel yang berbeda antar individu dan antar waktu dimasukkan ke dalam error. Bentuk REM dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut: Y it = α + ΣβX it + ԑ it ԑ it = u i + v t + w it dimana: u i ~ N(0, ) = komponen cross section error u i ~ N(0, ) = komponen time series error u i ~ N(0, ) = komponen error kombinasi Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula error kombinasinya. Pemilihan Model dalam Pengolahan Data Panel Dalam pemilihan model yang akan digunakan dalam sebuah penelitian perlu dilakukan pertimbangan statistik agar memperoleh dugaan yang efisien. Pemilihan metode estimasi untuk menentukan model pendekatan terbaik dalam pengolahan data panel dapat dilakukan melalui Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji LM. 1. Uji Chow Uji Chow atau Uji F-statistic adalah pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan menggunakan model PLS atau FEM. Dalam pengujian ini dilakukan hipotesis sebagai berikut: H 0 : PLS H 1 : FEM Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan nilai F-statistic. Jika nilai F-statistic lebih dari F-Tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesis nol sehingga model yang digunakan adalah FEM, begitu pula sebaliknya. Nilai F-statistic didapat dari persamaan berikut: F-statistic = ~ F α (N-1, NT-N-K) dimana:

30 17 RRSS = Residual Sum Square hasil pendugaan model PLS URSS = Residual Sum Square hasil pendugaan FEM N = jumlah data cross section T = jumlah data time series K = jumlah variabel penjelas 2. Uji Hausman Uji Hausman adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih untuk menggunakan FEM atau REM. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : Random Effect Model H 1 : Fixed Effect Model Sebagai dasar penolakan H 0 maka digunakan statistik Hausman dan membandingkannya dengan nilai Chi Square. Berikut ini merupakan persamaan dari statistik Hausman: M = (β b) (M 0 M 1 ) -1 ~ X 2 (k) dimana: β = vektor untuk statistik variabel random effect b = vektor statistik variabel fixed effect M 0 = matriks kovarian untuk dugaan FEM M 1 = matriks kovarian untuk dugaan REM X 2 = Chi Square k = derajat bebas Jika nilai M hasil pengujian lebih dari X 2 -Tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesis nol sehingga model yang digunakan adalah FEM, dan begitu pula sebaliknya. 3. Uji LM (Breusch-Pagan) Uji LM adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih model PLS atau REM. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : PLS H 1 : REM Dasar penolakan hipotesis nol adalah dengan membandingkan nilai statistik LM dengan nilai Chi Square. Jika nilai statistik LM lebih dari X 2 - Tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesis nol sehingga model yang digunakan adalah REM, begitu pula sebaliknya. Pengujian Asumsi Klasik Uji ekonometrika dilakukan untuk memastikan model estimasi regresi linear yang dihasilkan bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian terhadap pelanggaran asumsi-asumsi klasik seperti, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas diperlukan untuk menghasilkan model yang efisien dan konsisten.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan meliputi perancangan penelitian, perumusan masalah, pengumpulan data pada berbagai instansi terkait, pemrosesan data, analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

Naskah diterima: 19 September 2012 Disetujui diterbitkan: 22 November Abstrak

Naskah diterima: 19 September 2012 Disetujui diterbitkan: 22 November Abstrak PENGARUH VARIABEL EKONOMI DAN NON EKONOMI TERHADAP IMPOR INDONESIA DARI ASEAN+6 MELALUI MODA TRANSPORTASI LAUT The Impact of Economic and Non Economic Variables on Indonesia Import from ASEAN+6 Through

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2005-2009 yang berasal dari World Integrated Trade Solutions (WITS), United

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor. digilib.uns.ac.id 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan suatu kajian masalah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder yang merupakan panel data dengan periode waktu 9 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2009. Data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Negara ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN ANALISIS

V. HASIL DAN ANALISIS 53 V. HASIL DAN ANALISIS 5.1. Analisis Regresi Data Panel Statis Tabel 8 menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel statis pada persamaan (1). Koefisien estimasi yang disajikan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap hubungan kerjasama antar negara. Hal ini disebabkan oleh sumber daya dan faktor produksi Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan

2.2. Definisi Produk Makanan dan Minuman Olahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Ekspor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan ekspor-impor

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menganalisis data sekunder dalam menguji hipotesis yang dipaparkan. Ada dua ruang lingkup yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H

PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H14050818 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi terbuka atau ekonomi internasional yang meliputi lima negara yang tergabung dalam Association

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN PERHIASAN INDONESIA DI NEGARA TUJUAN EKSPOR NANDHA RIZKI AWALIA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder dari sebelas kota besar di wilayah Kanto. Lokasi ini dipilih karena Kanto terletak

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data deret waktu mulai dari tahun 2001-2010. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM INDONESIA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM INDONESIA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA TAHUN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET ALAM INDONESIA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA TAHUN 2000-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci