BAB II JAMAN KUNO AWAL ( SAMPAI ± 200 SEB. M)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II JAMAN KUNO AWAL ( SAMPAI ± 200 SEB. M)"

Transkripsi

1 BAB II JAMAN KUNO AWAL ( SAMPAI ± 200 SEB. M) Di dalam Bab II yang menguraikan pemikiran filsafat Cina pada Jaman Kuno Awal ini mencakup pemikiran kefilsafatan: periode sebelum Confucius, tokoh-tokoh Confucianisme, taoisme, Moisme, Logisisme, Mazhab penujum, dan Legalisme. Bab ini sangat relevan untuk dipelajari sebelum mempelajari Bab III, yang menguraikan pemikiran filsafat Cina pada Jaman Kuno Akhir. Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu menilai pemikiran filsafat periode sebelum Confucius, tokoh-tokoh Confucianisme, taoisme, Moisme, Logisisme, Mazhab Penujum, dan Legalisme. A. Periode Sebelum Confucius Mitologi Cina mengacu kepada jangka waktu yang panjang di masa lampau. Didongengkan bahwa para penguasa yang pertama kali ada terdiri dan tiga kelompok, yakni : penguasa langit, penguasa bumi, dan penguasa berupa manusia, yang masing-masing berkuasa selama ratusan atau ribuan tahun. Kedudukan manusia dipandang penting, sehingga sejak kurun masa pertama ia dipertalikan dengan langit dan bumi, serta merupakan suatu ketritunggalan alam semesta yang diistilahkan dengan San-ts ai yang berarti tiga kekuasaan atau tiga kekuatan. Tulisan mengenai Cina paling dini berasal dan sebuah kata yang menjadi pusat pemerintahan raja-raja Shang (Creel, 1953: 10). Seperti halnya dikemukakan oleh Y.P. Mei (1988: 2) bahwa sejarah yang dapat dipercaya laporannya berawal pada dinasti Shang ( Seb. M.), ketika agama dan bukannya filsafat yang masih menguasai pikiran manusia. Para leluhur yang telah meninggal merupakan semacam penengah manusia dengan alam arwah. dan berbagai arwah tersebut dikuasai oleh Shang-ti, Penguasa tertinggi. Meskipun rakyat Shang memiliki kitabkitab namun sudah lenyap, yang ditinggalkan hanya inskripsi-inskripsi singkat yang tidak cukup untuk memperoleh pengetahuan mengenai filsafat mereka (Creel, 1953: 10). Rakyat Shang yang sebetulnya sudah berbudaya tinggi kemudian ditaklukkan suatu suku yang dipimpin oleh suatu kelompok yang dikenal dengan nama Chou, yang mendirikan dinasti Chou yang termasyhur. Ketika menggantikan

2 Shang, dinasti Chou ( Seb. M.) membawa serta kepercayaan akan T ien atau Alam Ketuhanan. Perpaduan pengertian Shang-ti dengan pengertian T ien menandakan suatu percampuran antara pengertian mengenai Tuhan berbentuk manusia dengan pengertian mengenai daya atau azas terdalam alam semesta. Raja Chou yang I bernama Wu Wang meninggal dunia karena sakit keras, maka tahta kerajaan diserahkan puteranya bernama Cheng Wang yang masih kecil belurn mampu memegang pemerintahan. Tan yang dikenal dengan nama Pangeran Chou diangkat sebagai patih dan wali dari raja muda itu. Pangeran Chou ini bersifat lunak bijaksana terhadap bangsa Cina dengan mengajarkan filsafat, dan dikemudian hari dikenal sebagai peletak dasar mazhab Confucianisme, hal ini tampak dalam ajaran-ajaran berikut ini. Ajaran mengenai pemerintahan yang baik adalah demi kepentingan rakyat dan bukan rakyat demi kepentingan pemerintah. Ajaran mengenai Keputusan Tuhan, bahwa Tuhan/Sorga memberi keputusan/amanat yang menyerahkan kekuasaan suatu negara kepada orang yang dianggap layak untuk memerintah suatu bangsa. Dengan ini dinasti Chou berhasil mendapat pengakuan rakyat Cina. Ajaran tentang hormat anak terhadap orang tua, isinya mengatakan bahwa kedurhakaan anak terhadap orang tua dianggap dosa yang lebih besar dari pada dosa membunuh, begitu pula orang tua yang tidak berlaku baik terhadap anaknya atau kakak terhadap adiknya, atau adik terhadap kakaknya dianggap dosa yang sangat besar (Lasiyo, 1983a: 4-6). Ketiga ajaran P. Chou tersebut banyak dianut pemikir berikutnya terutama Confucianisme. B. Confucianisme Kekacauan yang terjadi pada masa dinasti Chou merupakan masalah hangat yang dihadapi para pemikir di Jaman kuno. Untuk memulihkan ketertiban, Confucius mengajar dan memberikan teladan kepada para muridnya, serta membangkitkan kehidupan yang dilandasi sikap pemurah dan adil (Y.P. Mei, 1988: 3). Sebagai sistem kefilsafatan, Confucianisme berpulang kepada pribadi dan ajaran Confucius. Ajaran Confusius kemudian diperluas Mencius. Sebagai imbangan terhadap sayap idealistik yang dipimpin Mencius, timbulah sayap realistik yang dipimpin oleh Hsun Tzu. 1. Confucius ( Seb. M.) Confucius adalah nama seseorang yang dilatinkan, yang di Cina dikenal sebagai K ung Tzu atau Empu K ung. Ia lahir pada tahun 551 Seb. M. di negara Lu. Leluhurnya anggota wangsa bangsawan penguasa negara Sung. Karena

3 terjadi kekacauan politik, sebelum Confucius lahir keluarganya kehilangan kedudukan dan pindah ke negara Lu (Fung Yu Lan, 1964: 38). Confucius mengalami sukses besar sebagai guru, dan seluruh hidupnya diabadikan untuk memperbaiki kembali masyarakat Cina. Confucius bercita-cita mengadakan perombakan bidang politik dan kemasyarakatan. Karena tidak berhasil di mana-mana, ia kembali ke negara Lu dan meninggal pada tahun 479 Seb. M. Ajaran Confucius secara garis besar adalah sebagai berikut: ajaran perbaikan masyarakat, jen, yi, Tao, cheng-ming, chun tzu, li, chih, intelektual democracy, dan hao. Pada bagian berikut ini akan diuraikan secara ringkas. Untuk perbaikan masyarakat, Confucius mencoba memperbaikinya melalui pendidikan, yaitu usaha untuk membetulkan kebiasaan keliru dan salah. Jen sering diartikan sebagai kemanusiaan. Jen adalah perasaan hati dan realitas manusia dan keberadaannya di antara manusia-manusia. Ia ada dalam masyarakat, menyusup ke dalam peradaban, tempat manusia mengembangkan dirinya (Piere Do Dink, 1969: 111). Jen juga merupakan kesanggupan untuk mencapai lima hal, yakni: harga diri, rendah hati, taat, tekun, dan baik hati (Lasiyo, 1983: 14). Yi diartikan sebagai kelayakan. Di dalam melakukan suatu perbuatan yang balk hendaknya dilakukan karena perbuatan itu mernang benar-benar baik, bukan karena ingin mendapat imbalan. Yi merupakan pengarah tindakan manusia yang berasal dan dalam diri manusia. Tao yang pada mulanya berarti jalan kemudian artinya adalah cara berlaku seseorang. Tao oleh Confucius dibedakan menjadi dua. Pertama, Tao sebagai pola pemerintahan yang harus dilaksanakan pemerintah. Kedua, Tao untuk individu, berisi kode etik yang harus dilaksanakan setiap individu dalam tindakan. Agar tercipta pemerintahan yang baik, maka diajarkanlah pembetulan nama-nama atau cheng-ming, bahwa setiap individu harus menvesuaikan dirinya dengan kewajiban-kewajiban dalam masyarakat. Penguasa sebagai penguasa, menteri sebagai menteri, ayah sebagai ayah dan seterusnya. Manusia ideal yang diidamkan Confucius adalah chun tzü atau orang yang agung (gentlemen), seseorang dapat menjadi pemimpin bukan karena keturunan tetapi karena keagungan watak dan tingkah laku yang baik. Syarat untuk menjadi chun tzü dengan pendidikan li (etiket). Li pada mulanya berarti upacara korban dan arti yang terakhir adalah etiket atau sopan santun.

4 Pelaksanaan li harus meliputi sikap lahir maupun batin. Ajaran li dasarnya adalah chih (bijaksana). Chih merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan. Dari chih inilah timbulnya jen, yi, dan li (Lasiyo, 1983a: 25). Dalam intelectual democracy Confucius mengajarkan murid-muridnya untuk berpikir mandiri. Tidak mudah menerima pendapat orang lain, harus mengadakan analisa kritis. Confucius rela dikritik dan menerima murid bukan atas keturunan dan derajad seseorang. Mengenai ajaran Hao, bahwa yang terpenting dalam adat istiadat adalah bakti terhadap orang tua. Manusia pertama kali harus mencintai familinya terutama orang tuanya, baru kemudian mencintai orang lain. Walaupun Confucius tidak suka membicarakan hal-hal yang religius, tetapi menurutnya ajaran-ajarannya adalah ilham dari Tuhan (Tien) guna membimbing jalan kesempurnaan (Tao). Kenyataannya ia sangat berpengaruh dalam sejarah dunia terutama filsafatnya. 2. Mencius ( Seb. M.) Mencius hidup antara tahun 372 sd. 289 Seb. M. Ia lahir di negara Lu yang pada waktu itu sedang mengalami penderitaan karena tindakan kaum feodal. Sebagai penganut mazhab Confucianisme, Mencius belajar dari murid Confucius yang bernama Tzu-ssu. Sebagai seorang filsuf ajaran-ajarannya mendasarkan diri pada dua hal, yakni: yen dan dan yi. Untuk menopang teorinya mengenai kebaikan alami manusia, Mencius dengan gigih membela pendiriannya mengenai benih-benih dalam diri manusia yang terdiri empat macam kebaiikan pokok, yakni: yen, yi li, chih. Manusia menurut kodratnya adalah baik, dan setiap manusia mempunyai kemampuan untuk menjadi seperti Yao dan Shun, raja-raja bijaksana jarnan dahulu (Y.P. Mei, 1988: 7). Adapun manusia menjadi jahat disebabkan oleh lingkungan pendidikan dan pergaulan. Dalam bidang pendidikan, Mencius menganjurkan bahwa sekolah-sekolah harus didirikan dan pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan negara. Orang harus dididik mengenai hal-hal yang sesuai dengan kodratnya dan bakatnya. Di dalam bidang etika. Mencius mengajarkan bahwa dalam diri manusia terdapat kepribadian yang sangat baik. Oleh karena itu manusia hendaknya merealisasikan potensi itu sehingga memiliki kepribadian yang sempurna. Dalam bidang pemerintahan Ia mengajarkan, bahwa raja harus memperlakukan

5 rakyat dengan baik, sehingga rakyat akan setia kepada raja dan mau membela negara dan pemerintahannya. Fung Yu Lan (1964: 75) menulis bahwa menurut Mencius adalah wajar bahwa landasan ekonomi terpenting yang melandasi pemerintahan terletak pada pembagian tanah secara sama luas. Hal ini dikenal dengan sistem lahan sumur. Setiap bidang tanah dibagi sembilan. Delapan bagian di pinggir dikerjakan bersama untuk kepentingan keluarga, satu bagian di tengah dikerjakan bersama-sama untuk kepentingan negara. Mencius menonjol sebagai pembela hak-hak rakyat kebanyakan. Ia menyatakan: yang mempunyai kedudukan tertinggi ialah rakyat, berikutnya ialah para arwah pelindung tanah dan gandum dan yang terendah ialah penguasa. 3. Hsün Tzu ( Seb. M.) Tanggal hidup Hsün Tzu tidak diketahui secara pasti, tetapi mungkin terletak antara tahun 298 dengan tahun 238 Seb. M. Nama pribadinya adalah K uang, namun juga dikenal dengan nama Hsun Ch ing. Ia lahir di negara Chao di bagian selatan propinsi Hopei dan Shansi dewasa ini. Di kalangan kaum cendekiawan, buah pikiran Hsun Tzu merupakan antitesa terhadap pikiranpikiran Mencius. Sejumlah orang mengatakan bahwa Mencius mewakili sayap kiri ma.zhab tersebut, sedangkan Hsun Tzu mewakili sayap kanan (Fung Yu Lan, 1964: 143). Bagi Hsun Tzu, menurut kodratnya manusia adalah buruk. Apa pun yang baik yang terdapat dalam diri manusia merupakan akibat latihan yang diperolehnya (Creel, 1953: 120). Kebaikan yang ada pada manusia baru kemudian diperolehnya sebagai akibat teguran-teguran yang diberikan oleh gurunya yang bijaksana serta perintah-perintah yang diberikan oleh para raja bijaksana. Mengenai Supranatural, Hsün Tzu menolak keberadaannya. Alam ketuhanan sesungguhnya hanyalah alam yang berjalan secara teratur yang dapat diramalkan, yang sama sekali tidak berurusan dengan masalah-masalah yang menyangkut manusia. Hal inilah yang dapat dijadikan alasan mengapa manusia seharusnya menolong diri sendiri. Walaupun demikian ia tetap sependapat dengan Mencius, yang menganjurkan manusia mejadikan kesempurnaan atau kebijaksanaan sebagai tujuan hidupnya.

6 Tentang emosi, menurut Hsun Tzu tidak boleh dipadamkan. Emosi harus disalurkan kepada hal-hal yang bersifat kerokhanian bukan kejasmanian. Seandainya emosi disalurkan ke hal-hal yang kejasmanian maka manusia akan menuruti kodratnya yang jahat. Jika emosi disalurkan ke hal-hal yang bersifat kerokhanian manusia akan bahagia. C. Taoisme Menurut pandangan umum, istilah Tao berarti jalan. Menurut Confucius Tao berarti cara berlaku seseorang yang berisi kode etik individu dan pola pemerintahan. Menurut aliran Taoisme, Tao merupakan suatu pengertian metafisik yang di dalam dirinya mengandung segala hal ihwal yang ada di dunia ini bahkan hal-hal yang bertentangan pun dikandung dan diselaraskannya. Sebab-sebab timbulnya Taoisme dapat dirunut dari situasi kerajaan Chou yang semakin lama mengalami masa kehancuran dan menyebabkan berbagai penderitaan. Dalam keadaan yang demikian itu, orang-orang yang terpelajar dan yang merasa kecewa Kemudian menyendiri dan hidup sebagai biarawan. Selanjutnya mereka mendirikan aliran filsatat yang dikenal dengan Taoisme atau Tao Te Chia. Peletak dasar ajaran Taoisme adalah Yang Chu. Kemudian ajaran Taoisme Dipopulerkan oleh Lao Tze. Tokoh-tokoh yang lain dari Taoisme ini adalah Chuang Tze dan Lieh Tze. 1. Yang Chu ( Seb. M.) Yang Chu yang hidup antara tahun Seb. M. merupakan nama lain dari Taschu, Yang Tze atau Yang-Seng (Baskin, 1974: 115). Ia merupakan peletak dasar Taoisrne, yang ternyata dikemudian hari berkembang pesat dan menjadi saingan Confucianisme. Di dalam Taoisme, Yang Chu merupakan orang pertama yang mengajarkan hidup. Ajarannya dikenal bersifat egoisme dan hedonisme. Manusia hendaknya menghilangkan kesenangan yang bersifat material dan harus selalu mengusahakan kesucian tingkah laku dengan jalan membiarkan hidup ini rnengarah kepada kebebasan, tidak melakukan apa-apa terhadap barang sesuatu (Lasiyo, 1983b: 7). Yang Chu setiap manusia itu untuk dirinya sendiri. Sifat individualistisnya tampak dalam pernyataannya, bahwa seseorang tidak akan

7 mencabut sehelai rambut pun meskipun hal itu berfaedah bagi umat seluruh dunia (Baskin, 1974: 116). Ajaran yang paling terkenal adalah doktrin mengenai penerusan bakat alamiah dan perlindungan terhadap kehidupan. Setiap orang hendaknya mencegah dan mengurangi aktivitas berpesta pora. Orang hendaknya membiarkan hidup menurut kehendak alam, tidak perlu diatur. 2. Lao Tze (± Seb. M.) Kehidupan Lao Tze diliputi oleh misteri, apakah ia disamakan dengan Confucius atau apakah ia adalah guru yang alian dan seoráng wali menurut dokumen-dokumen di negara Ch u yang selamanya itu berbeda-beda (Baskin, 1974: 53). Menurut Y.P. Mel (1988: 8), Lao Tze hidup ± Seb. M. Lao Tze menulis buku Lao Tzi atau Tao Te Ching yang banyak berpengaruh pada kehidupan spiritual masyarakat Cina. Isi Tao Te Ching diambil dari dasar-dasar kepercayaan yang telah lama dimiliki oleh masyarakat Cina. Ada pandangan dan masyarakat Cina bahwa Lao Tze sebagai figur legendaris. Mengenai ajarannya, Lao Tze mengembangkan dasar-dasar kesederhanaan dan kesucian bagi umat manusia. Hal ini tampak dalam tiga ajarannya yang terkenal, yakni: Tao, te, dan wu-wei. Tao menurut Lao Tze adalah Jalan Tuhan atau Sabda Tuhan. Semua di dunia ini tergantung kepada Tang untuk dapat hidup. Segala-galanya terdiri dan terjadi dari Tao dan akan kembali kepadanya. Tao tidak kelihatan, tetapi dapat mengisi dan menyempurnakan segala makhluk dan benda (Seeger, 1951: 98). Diajarkan pula The Reversal of Tao, yang isinya seperti tercermin dalam alam semesta yaitu perubahan yang selalu terjadi dan ekstrem yang satu kepada ekstrem yang lain. Oleh karenanya untuk hidup berbagia manusia dianjurkan untuk tidak mencari yang ekstrem dan tidak berbuat berlebihan. Te (kebajikan) merupakan suatu kekuatan moral bagi orang yang memilikinya. Orang yang memiliki kebajikan akan menyinarkan wibawa bagi orang sekitarnya. Orang yang memiliki Te adalah orang yang berbahagia lahir dan batin (Lasiyo, 1983b: 13). Cara memperoleh te yaitu dengan jalan menyesuaikan diri dengan Tao atau wu-wei. Wu-wei yaitu tidak berbuat apa-apa, yang dimaksudkan ialah tidak hal-hal yang bertentangan dengan alam, orang harus hidup menurut

8 pembawaaan alam, dan orang harus bertindak wajar agar benprestasi maksimal. Kebajikan 1 adalah kelemahan yang dilambangkan dengan bayi, perempuan, dan air. 3. Chuang Tze ( Seb. M.) Nama lain Chuang Tze adalah Tschuang-tse, Chuang Chou atau Kuang-tze. Para sarjana dewasa ini menganggap bahwa Chuang Tze adalah seorang yang sangat pandai di kalangan filsuf Cina. Ia tidak hanya menekankan penyesuaian terhadap alam tetapi juga mempertinggi dan menjunjung tinggi adat istiadat dan adaptasi dengan alam sekitar. Chuang Tze mengajarkan bahwa kemewahan hidup itu tidak baik. Dalam hal ini ia sangat kuat menahan hawa nafsu terhadap materi dan kedudukan, serta teguh mempertahankan pendiriannya (Lasiyo, 1983b: 22). Manusia yang hidup tidak selaras dengan Iingkungannya dan tidak hidup menurut pembawaan alamiah akan menderita. Oleh karena itu untuk memperoleh kebahagiaan manusia harus hidup dengan wajar dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum alam. Menurut Chuang Tze Tao sebagai alam univerzsal menjelma pada Te atau alam individual yang ada di dalam benda-benda dan di dalam diri manusia. Tao dan Te merupakan dua hal yang dapat menjelma menjadi satu. 4. Lieh Tze ( Seb. M.) Nama lain Lieh Tze adalah Lieh Tzu, Lieh Yu k ao dan bahasa latinnya Licius. Menurut tradisi ia dianggap sebagai tokoh setengah legendaris dan bijaksana, yang hidup sejaman dengan Sokrates (Baskin. 1974: 109). Lieh Tze sebagai seorang tokoh Taoisme mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini karena Tao pula. kemudian akan kembali kepada Tao pula. Menurutnya kematian adalah penyatuan yang terakhir dan pada Sorga dan Bumi. D. Moisme Filsuf tersohor dan sebagai pendiri mazhab Moisme yang ajaran-ajarannya akan dikemukakan secara singkat di sisi adalah Mo Tzu. Di Cina kuno selama berabad-abad Moisme dan Confucianisme secara bersarna-sama dipandang sebagai dua mazhab filsafat yang menonjol.

9 1. Mo Tzu ( Seb. M.) Mo Tzu nama keluarganya ialah Mo dan nama pribadinya ialah Ti. Sejumlah sarjana mengatakan bahwa ia lahir di negara Sung, dan sarjanasarjana lain mengatakan Ia berasal dari negara Lu, negara seasal dengan Confucius. Masa hidupnya yang tepat tidak dapat dipastikan, mungkin hidup kira-kira antara tahun Seb. M. (Fung Yu Lan, 1964: 49). Pada mulanya Mo Tzu penganut Confucianisme, tetapi kemudian menolaknya karena di rasakan adanya kekosongan dalam ajaran Confucianisme, yaitu segi religius. Pokok-pokok ajaran Mo Tzu di antaranya tentang: universal love, pemerintahan, emosi, identification with the superior, dan demokrasi. Mengenai universal love atau kasih sayang yang universal, dikatakannya bersifat utilitaris, dapat membawa kepada perdamaian dunia dan kabahagiaan umat manusia. Kasih sayang universal ini menekankan azas kesamarataan, tidak ada perbedaan tingkat di dalam masyarakat, tidak membedakan yang satu dengan yang lain. Untuk mendorong supaya orang mengamalkan prinsip universal love, ia mengajukan sanksi keagamaan dan sanksi politik (Fung Yu Lan, 1964: 56). Ajaran Mo Tzu tentang pemerintahan menyatakan bahwa pemerintahan yang baik adalah demi kepentingan rakyat. Pemerintahan harus dipegang oleh orang-orang yang cakap, kalau perlu diserahkan kepada orang-orang yang bukan famili raja. Untuk memperbaiki keadaan masyarakat, hendaknya segala sesuatu itu dilakukan untuk menghasilkan kemanfaatan. Emosi harus ditekan, harus dibuang jauh-jauh. Bagi Mo Tzu yang dipentingkan adalah efektifitas tinggi agar dalam waktu yang singkat masyarakat dapat diperbaiki. Walaupun ia sebetulnya menekankan kebahagiaan jiwa untuk mencapai kebahagiaan yang bersifat material. Ajaran mengenai kemanunggalan dengan atasan dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan filsafat yang utilitaristis. Isinya bahwa orang harus mencontoh pada orang diatasnya, yang pada akhirnya muncul unsur religius yang di dalam ajaran Confucius tidak dibicarakan. Menurut Creel (1953: 65) sistem otoriter mengenai kemanunggalan dengan atasan ini mengakibatkan ajaran Mo Tzu kurang mempunyai daya tarik yang lama bagi bangsa Cina. Memang bagi Mo Tzu demokrasi sebetulnya tidak tepat, karena jika banyak pendapat akan sulit untuk mencapai musyawarah serta usaha mencapai perbaikan akan dihambat.

10 Ajaran-ajaran Mo Tzu kurang menarik simpati rakyat Cina di antaranya disebabkan oleh sikap otoriter Mo Tzu, ajaran tentang emosi yang ditindas, dan kebahagiaan hanya dipandang sebagai tujuan jangka pendek. E. LOGISISME Para pengamat mazhab logisisme mengambil sikap yang berlawanan dengan sikap suh tak acuh terhadap logika sebagai ajaran sistematik. Meskipun merupakan mazhab kecil tetapi terkenal karena perhatiannya atas masalahmasalah yang bersifat murni akali. Mazhab ini sering disebut Ming Chia atau para filsuf nama, karena amat mementingkan masalah nama. Para penganut logisisme ini ialah Hue Shih dan Kung-sun Lung. 1. Hui Shih ( Seb. M.) Hui Shih hidup kira-kira tahun 350 s.d. 260 Seb. M. Ia dilahirkan di negara Sung, yang terletak di daerah yang kini disebut propinsi Honan. Sayang banyak tulisannya telah hilang, yang dapat diketahui gagasannya hanya dapat disimpulkan dari sepuluh butir pendirian (Fung Yu Lan, 1964: 83). Pertama, Tidak ada sesuatu pun yang terdapat di luar yang - terbesar, dan ini disebut Ketunggalan Besar. Tidak ada sesuatu pun yang terdapat di dalam yang - terkecil, dan ini disebut Ketunggalan Kecil. Kedua pernyataan ini mengandung proposisi-proposisi analitik. Kedua, Sesuatu yang tidak mempunyai sifat tebal tidak dapat ditambah (dalam ketebalannya), meskipun besarnya mungkin meliputi seribu mil. Bahwa yang besar dan yang kecil hanya nisbi. Ketiga, Langit sama rendah dengan bumi; gunung sama tinggi dengan rawa-rawa. Hal ini menyatakan sifat nisbi. Keempat, Matahari pada tengah hari adalah matahari yang sedang menurun, makhluk yang dilahirkan adalah makhluk yang sedang mengalami kematian. Artinya menyatakan perubahan terus-menerus di dunia. Kelima, Persamaan yang banyak berbeda dan persamaan yang sedikit. ini disebut persamaan - dan - perbedaan - kecil. Segala barang sesuatu sama semuanya ditinjau dari satu segi, namun berbeda semuanya ditinjau dari segi yang lain. Ini disebut persamaan - dan - perbedaan - besar.

11 Keenam, Selatan tidak terbatas, meskipun ada batasnya. Kemungkinan berarti baik yang terbatas maupun yang tidak terbatas hanya bersifat nisbi. Ketujuh, Saya pergi ke negara Yueh hari ini dan tiba di sana kemarin. Menyatakan kenisbian waktu kini dan lampau. Kedelapan, Gelang-gelang yang bertautan dapat dipisahkan. Karena perusakan serta pembangunan bersifat nisbi, maka gelang-gelang bertautan dapat dipisahkan tanpa memisahnya. Kesembilan, Saya mengetahui pusat dunia. Pusat dunia ini terletak di utara Yen dan di selatan Yueh. Dunia tidak terbatas, maka pusatnya ada di mana-mana. Kesepuluh, Kasihilah segala barang sesuatu secara sama; Langit dan Bumi merupakan ketunggalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hui Shih bahwa segala sesuatu nisbi dan selalu berubah, tidak ada perbedaan dan pemisahan mutlak antara yang satu dengan yang lain. 2. Kung-sun Lung ( Seb. M.) Kung-sun Lung hidup kira-kira tahun 284 s.d. 259 Seb. M. Secara luas ía dikenal karena pendapat-pendapatnya yang sofistik. Diceritakan, ketika ia melewati daerah perbatasan, para pengawal perbatasan berkata: Kuda dilarang lewat. Kung-sun Lung menjawab: Kuda saya putih, dan kuda putih bukan kuda. Sambil berkata ia lewat dengan kudanya. Jika Hui Shih menggarisbawahi pendapat bahwa segala sesuatu dalam dunia ini kenyataannya bersifat nisbi serta dapat berubah, maka Kung-sun Lung menggarisbawahi pendapat bahwa nama-nama bersifat mutlak dan tetap (Fung Yu Lan, 1964: 87). Secara demikian sebetulnya sampai pada pengertian yang sama dengan idea-idea Platonisme atau universalia yang amat menarik dalam filsafat Barat. Menyimak ajaran-ajaran Hui Shih dan Kung-sun Lung tersebut di atas, perlu ditekankan bahwa logisisme hendaknya dipahamkan secara luas, karena yang dipermasalahkan menyangkut dialektika, sofisme, serta paradoksparadoks maupun logika.

12 F. Mazhab Penujum Dengan diwakili oleh Tsou Yen (± Seb. M.), mazhab Penujum meliputi para filsuf yang menyampaikan ajaran Yin-Yang dan mereka yang mengajarkan adanya lima macam unsur. Munculnya pertama kali ajaran Yin-Yang dalam Kitab Klasik mengenai Perubahan serta ajaran mengenai adanya lima macam unsur dalam Kitab Klasik rnengenai sejarah menandai adanya upayaupaya awal di kalangan bangsa Cina untuk mengembangkan sebuah metafisika dan sebuah kosmologi (Y.P. Mei, 1988: 11-12). Yin-Yang merupakan dua prinsip yang saling melengkapi. Ajaran ini berakar cukup dalam bagi penganut Taoisme maupun Confucianisme, walaupun sampai saat ini belum diketahul secara pasti siapakah yang mengajarkan pertama kalinya. Sejak kapan ajaran ini diperkenalkan juga belum diketahui pasti (Lasiyo, 1993: 36). Sebagai sesuatu pengertian, Yin-Yang terdiri dari dua buah unsur yang saling melengkapi yang semula mengacu kepada bagian yang kelam serta bagian yang cerah, sebuah lembah atau bukit. Kemudian mengacu kepada pasanganpasangan lain seperti betina-jantan, negatif-positif, dingin-panas, dan lemah-kuat. Kelima macam unsur tersebut di atas terdiri dan api, tanah, logam, air dan kayu. Dalam kedua buah ajaran ini unsur-unsur tersebut tidak dipahamkan sebagai satuan material yang lembam, tetapi sebagai kekuatan-kekuatan dinamis yang senantiasa berubah-ubah yang berkisar antara menghasilkan sesuatu dan mengatasi sesuatu. Ajaran Yin-Yang dan lima unsur sampai saat ini terkait erat dengan astrologi, alkimia dan peramalan nasib. Ajaran-ajaran mazhab penujum ini tidak semata-mata sebagai sistem yang berdiri sendiri, tetapi juga merembesi kehidupan dan alam pikiran Cina. G. Legalisme Legalisme adalah suatu aliran yang timbulnya dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang hukum dan pemerintahan. Mereka menawarkan kepandaiannya kepada para penguasa di berbagai daerah, menjadi penasehat pemerintah dan mengajarkan teknik-teknik pemerintahan serta hukum-hukum. Legalisme atau Fa Chia mengajarkan bahwa pemerintahan yang baik harus didasarkan kepada kitab undang-undang yang tetap, bukan kepada orang yang berilmu baik dalam bidang pemerintahan maupun moral (Lasiyo, 1993: 41).

13 Dengan mendasarkan diri pada pandangan bahwa menurut kodratnya manusia adalah buruk dan bahwa pemenintahan adalah penyalahgunaan kekuasaan, di Cina kuno legalisme membela sesuatu sistem pemikiran politik yang tidak berbeda dengan ajaran yang dikemukakan Niccolo Machiavelli. Para juru bicara utama ajaran ini adalah Wei Yang atau Pangeran Yang atau pangeran Shang dan Han Fei Tzu (Y.P. Mel, 1988: 12). 1. Wei Yang ( Seb. M.) Wei Yang merupakan tokoh legalisme di negara Wei, tetapi Ia sebagai perdana menteri di negara Chin. Sebelum perdana menteri dari negara Wei meninggal dunia telah menyarankan kepada rajanya untuk mengangkat Wei Yang sebagai penggantinya, atau kalau tidak Wei yang dibunuh saja sebab ia cakap dan berbahaya. Kenyataannya raja Wei tidak mengindahkan saran itu, dan terjadi penyesalan karena kerajaan Wei kemudian diserbu oleh negeri Chin. Pada saat negara Wei mau kalah, Wei Yang mengajak raja Wei berunding. Pada waktu raja Wei menuju ke tempat perundingan Ia dimasukkan ke dalam perangkap. Untuk perbaikan negara dan masyarakat Wei Yang melakukannya melalui berbagai tindakan. Di antara tindakan-tindakan itu misalnya: mengadakan penghapusan perbudakan, memperbaiki organisasi pemerintahan, membuat hukum-hukum, dan membuat penyeragaman bagi semua lapiran masyarakat. Sumbangannya terhadap legalisme amat jelas jika dilihat dari pendapatnya bahwa negara harus berdasarkan Fa atau hukum yang berada di atas segala-galanya. Selain itu negara juga harus berdasar pada shih atau kekuasaan yang mutlak dan pada shu atau teknik pemerintahan. Dengan ajaran ini Wei Yang dianggap sebagai peletak dasar legalisme. 2. Han Fei Tzu ( Seb. M.) Mengenai orangnya, ia bukan ahli pidato, karena ia tidak bisa lancar dalam bicara. OIeh karena itu dalam mengemukakan ide-idenya hanya secara tertulis. Sebenarnya Han Fei Tzu menulis ide-idenya untuk negara Han, tetapi raja negara Han tidak mau memperhatikan. Sebaliknya raja dari Chin sangat tertarik, dan keinginannya untuk bertemu Han Fei Tzu terkabul pada waktu Han Fei Tzu pergi ke negara Chin.

14 Han Fei Tzu mengajarkan bahwa kodrat manusia jahat dan egois. Raja dalam memimpin rakyatnya harus dengan egois pula. Raja harus menggunakan sistem pahala bagi orang yang berjasa dan memberikan hukuman bagi orang yang menyeleweng. Kebijaksanaan dan contoh hidup yang baik tidak ada gunanya, karena semua orang jahat dan tidak bisa diperbaiki. Para pembantu raja harus diawasi dengan ketat dan kekuasaan mutlak ada di tangan raja.raja Yao dan Shun yang memerintah dengan kebijaksanaan sudah tidak bisa ditiru lagi. Hal ini dikarenakan jaman yang sudah berbeda. Pada saat itu jumlah penduduk masih sedikit, sekarang jumlah itu semakin besar, hal inilah yang menyebabkan orang sulit diatur dengan baik kecuali dengan disiplin yang ketat dan hukum-hukum yang cermat serta diikuti hukuman-hukuman yang berat. Sebagai penutup keseluruhan Bab II ini perlu dikemukakan soal-soal tes sebagai berikut: 1. Jelaskan dan berikan evaluasi kritis Saudara tentang pemikiran kefilsafatan P. Chou pada periode Sebelum Confucius! 2. Jelaskan garis besar pemikiran kefilsafatan Confucius, Menciu, dan Hsün Tzu serta berikan evaluasi kritis Saudara! 3. Jelaskan garis besar pemikiran kefilsafatan Yang Chu, Lao Tzu, dan Chuang Tzu serta berikan evaluasi kritis Saudara! 4. Jelaskan pemikran kefilsafatan Mo Tzu dan berikan evaluasi kritis Saudara! 5. Jelaskan pemikiran kefilsafatan Hui Shih dan Kung-sun Lung serta berikan evaluasi kritis Saudara! 6. Jelaskan pemikiran kefilsafatan Yin-Yang dan berikan evaluasi kritis Saudara! 7. Jelaskan pernikiran kefilsafatan Wei yang dan Han Fei Tzu serta berikan evaluasi kritis Saudara! Kunci jawaban soal-soal tes tersebut secara berturut-turut dapat dicermati pada Bab II Sab A s.d. sub G Bahan Ajar ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat Cina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat Cina BAB I PENDAHULUAN Di dalam Bab I yang berupa pendahuluan ini mencakup tentang: latar belakang filsafat Cina, kekhasan filsafat Cina, kedudukan dan fungsi filsafat dalam peradaban Cina, dan asal-mula aliran-aliran

Lebih terperinci

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DALAM PEMIKIRAN KONFUSIUS. Oleh: Ririn Darini 1. Abstrak

PENDIDIKAN DALAM PEMIKIRAN KONFUSIUS. Oleh: Ririn Darini 1. Abstrak PENDIDIKAN DALAM PEMIKIRAN KONFUSIUS Oleh: Ririn Darini 1 Abstrak Konfusius adalah salah seorang pemikir besar dunia. Banyak hasil pemikirannya yang masih relevan sampai sekarang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

Filsafat China. 1. Jaman Klasik ( S.M.)

Filsafat China. 1. Jaman Klasik ( S.M.) Filsafat China Filsafat China adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satufilsafat dasar dari 3 filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia.filsafat

Lebih terperinci

MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2012 Revisi (Tgl) : 0 (10 Juni 2013) 1 / 12 PENGERTIAN

Lebih terperinci

ISTORIA VOLUME 7 NOMOR 2, APRIL 2010

ISTORIA VOLUME 7 NOMOR 2, APRIL 2010 A. Pendahuluan Konfusius 2 lahir pada tahun 551 SM di sebuah Negara kecil, Lu, yang terletak di daerah yang sekarang dikenal sebagai Propinsi Shantung di China bagian timur. Dalam sejarah China, Konfusius

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 5: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 5: 1 Bab 5: 1 BAB 5 TAMADUN CHINA Bab 5: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan sejarah dan budaya dalam tamadun China. Menjelaskan nilai-nilai murni dalam tamadun China

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Filsuf Prancis, Rene Descartes ( ) menegaskan cogito ergo sum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Filsuf Prancis, Rene Descartes ( ) menegaskan cogito ergo sum yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang cerdas karena dikaruniai kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang benar, yang sama sekali tidak dimiliki oleh makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SILA KEDUA DARI PANCASILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Nama : NARISWARI NIM : 11.02.7968 Kelompok : A Program Studi : Diploma 3 Jurusan : Manajemen Informatika Dosen : KALIS PURWANTA,

Lebih terperinci

"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan. "Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan." SOPAN SANTUN Nilai sopan santun sangat kurang dihargai. Banyak orang yang baik hatinya kurang memiliki tingkah laku yang baik. Banyak orang dihormati karena

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan pengertian nilai dengan nilai social. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA

LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

Oleh: Budhy Munawar-Rachman

Oleh: Budhy Munawar-Rachman Oleh: Budhy Munawar-Rachman PERSOALAN Timur dan Barat lebih berbentuk persaingan, konflik dan perang, daripada saling mengerti, bersahabat dan kerjasama. Barat: Kapitalisme, teknologi, imperialisme Timur:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota yang sangat heterogen dari segi penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga suku bangsa

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya 1.340 Suku 300 Etnik 1.211 Bahasa 17.504 pulau Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi Berfikir secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Kematian orang yang dikasihi membawa dukacita, penyesalan, keinginan untuk mendapat kesempatan yang kedua, dan sering kali berbagai pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lao Zi adalah salah satu filsuf yang berpengaruh di Cina. Lao Zi (dibaca Lao Zi) atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN A. Aktivitas Keagamaan di Kelenteng Hwie Ing Kiong Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Filsafat (Philosophia) : - Philo/Philos/Philein yang berarti cinta/pecinta/mencintai. - Sophia yang berarti kebijakan/kearifan/hikmah/hakekat

Lebih terperinci

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公

BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 BAB III. Pengertian Thian Kong (Tian Gong) 天公 天公 Secara umum, orang Tionghoa biasa menyebut Tuhan Yang Maha Esa sebagai Thian Kong (Tian Gong) atau Thi Kong, bahkan ada yang menyebutnya sebagai Siang Te

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan BAB II LANDASAN TEORI Eksistensi dari karya sastra di tengah masyarakat tidak lepas dari pengakuan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan karya sastra

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Modul ke: Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Filsafat dalam bahasa

Lebih terperinci

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Modul ke: 11 ETIK UMB Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER AFIYATI SSi., MT. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Materi 11 Etiket Pribadi ETIKA & ETIKET Pengertian ETIKA Dari segi etimologis, etika berasal dari

Lebih terperinci

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI TUGAS AKHIR YODI PERMANA 11.12.5667 PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs. Muhammad Idris P, M PENDAHULUAN Sebagai warga negara yang setia pada nusa dan bangsa,

Lebih terperinci

ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA

ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA Oleh : HM Syarif Tanudjaja, SH Seminar : Transformasi Teologi dan Reaktualisasi Etos Kerja Islam Sebagai Respon Terhadap Pergesaran Peta Geoekonomi, Geopolitik dan Geobudaya

Lebih terperinci

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

FEBRUARI 2016/SET C/MPU3123 SKEMA JAWAPAN. ARAHAN : Jawab semua soalan dalam Buku Jawapan yang disediakan.

FEBRUARI 2016/SET C/MPU3123 SKEMA JAWAPAN. ARAHAN : Jawab semua soalan dalam Buku Jawapan yang disediakan. BAHAGIAN A : SOALAN STRUKTUR SKEMA JAWAPAN ARAHAN : Jawab semua soalan dalam Buku Jawapan yang disediakan. 1. Nyatakan EMPAT (4) sumber Tamadun Islam. - Al- Quraan - As-Sunnah - Ijtihad - Tamadun dan budaya

Lebih terperinci

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya  hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus-- l:l 1 BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS PENDAHULUAN A. Penulis. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l 2. Empat orang yang bernama "Yakobus " disebutkan dalam Perjanjian Baru: a. Yakobus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: FILSAFAT TIMUR Fakultas PSIKOLOGI MASYHAR ZAINUDDIN, MA Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Pemikiran Filsafat Timur dalam hal ini adalah Filsafat

Lebih terperinci

BAB 4: ETIKA Confucianisme

BAB 4: ETIKA Confucianisme BAB 4: ETIKA Confucianisme Pengenalan Confucianisme bukanlah sejenis agama tetapi merupakan sistem kepercayaan dan falsafah budaya Cina kuno. Diperkembangkan daripada ajaran awal seorang ahli falsafah

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD 29. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Keutuhan Peribadi. Zahari Daud Ketua Penolong Pendaftar Bahagian Pengurusan Akademik

Keutuhan Peribadi. Zahari Daud Ketua Penolong Pendaftar Bahagian Pengurusan Akademik Keutuhan Peribadi Zahari Daud Ketua Penolong Pendaftar Bahagian Pengurusan Akademik Penghayatan Nilai dan Etika Nilai dan Etika dalam perkhidmatan awam adalah dasar utama yang akan melahirkan kecemerlangan,

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th

Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th Christian Ethics: Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts Rudi Zalukhu, M.Th Etika Perjanjian Lama Titik tolok etika Perjanjian Lama adalah anugerah Allah terhadap

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI I. AKAR FILSAFAT ------------------------------------------------- [1.1. Filsuf-filsuf pertama] Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 SM. Maksud pemikiran filsafat,

Lebih terperinci

Manusia dan Cinta Kasih

Manusia dan Cinta Kasih Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

Seni Berperang Sun Tzu

Seni Berperang Sun Tzu Seni Berperang Sun Tzu Penerbit PT Elex Media Komputindo THE ART OF WAR SUN TZU Translated from Chinese Language to English by: James Trapp First Published in 2015 by Amber Books Ltd 2011 Amber Books Ltd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN Oleh Nurcholish Madjid Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia yang menjadi lingkungannya. Tapi, hidup kita dan ling kungan abad modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah

Lebih terperinci

Pertobatan Sejati Suatu Syarat

Pertobatan Sejati Suatu Syarat Pertobatan Sejati Suatu Syarat Agama Menjamin Kebahagiaan Keluarga. Agama keluarga adalah satu kuasa yang ajaib. Tingkah laku suami terhadap istri dan istri terhadap suami akan membuat kehidupan rumah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA BAHAN TAYANG MODUL 8 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 Fakultas TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi SIPIL www.mercubuana.ac.id Kompetensi

Lebih terperinci

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun

Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun Pasang surut hubungan partai komunis dan partai nasionalis di cina tahun 1934-1949 UNIVERSITAS SEBELAS MARET OLEH : Ana Rochayani K 4404012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cina adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA Apakah negara-negara kota itu? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

Niat baik mendatangkan keberkahan, Tekad menimbulkan kekuatan

Niat baik mendatangkan keberkahan, Tekad menimbulkan kekuatan Niat baik mendatangkan keberkahan, Tekad menimbulkan kekuatan Correspondent/Studio: TZU CHI CENTER, Tower 2 Jl. Boulevard, Pantai Indah Kapuk JAKARTA UTARA 14470, INDONESIA Phone. +62 21 5055 8889 Fax.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07Fakultas EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Sistem Etika (1) Gunawan Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Pengertian Etika Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan

Lebih terperinci

KONSEP TEOLOGI DAN HUMANISME DALAM FILSAFAT CINA

KONSEP TEOLOGI DAN HUMANISME DALAM FILSAFAT CINA Ilmu Ushuluddin, Juli 2011, hlm. 167-177 ISSN 1412-5188 KONSEP TEOLOGI DAN HUMANISME DALAM FILSAFAT CINA Muhammad Taufik Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta E-Mail: muhammadtaufikmandailing@yahoo.com

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NAMA : AZKA FAZA AULIARAHMA NIM : 11.11.5215 KELOMPOK JURUSAN DOSEN : E : S1-TI : Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma Tugas Akhir Mata Kuliah

Lebih terperinci