Stabilisasi Limbah Mengandung Cu dengan Campuran Semen Portland dan Bentonit
|
|
- Sukarno Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Stabilisasi Limbah Mengandung Cu dengan Campuran Semen Portland dan Bentonit 1 Komang Ritayani dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia yulinah_t@enviro.its.ac.id Abstrak Proses solidifikasi/stabilisasi (S/S merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah B-3, terutama limbah mengandung logam berat. Proses S/S pada umumnya menggunakan semen sebagai agen solidifikasi. Penambahan pozzolan alam dapat mengurangi penggunaan semen guna menekan biaya pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan lumpur berminyak ke dalam campuran semen dan bentonit terhadap mutu produk S/S limbah mengandung Cu. Limbah mengandung Cu dicampur dengan semen portland tipe 1 dan bentonit serta lumpur berminyak dalam cetakan kubus ukuran 5 x 5 x 5 cm. 50% semen dan 50% bentonit dicampur rata, selanjutnya ditambahkan lumpur berminyak dengan variasi komposisi semen dan bentonit : lumpur sebesar 85:15, 70:30, 55:45, 40:60. Selanjutnya dilakukan uji mutu hasil S/S dengan uji kuat tekan dan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP. Konsentrasi Cu dalam benda hasil S/S diukur dengan metode Atomic Absorption Spectroscopy (AAS. Hasil penelitian menunjukkan terjadi 2 kali penurunan nilai kuat tekan pada benda uji dibandingkan kontrol, saat penambahan 15% lumpur ke dalam campuran. Nilai kuat tekan benda kontrol sebesar 591 ton/m 2, sedangkan nilai kuat tekan benda uji mengandung 15% lumpur sebesar 323 ton/m 2. Kuat tekan minimum hasil S/S berdasarkan baku mutu sebesar ton/m 2. Penambahan lumpur berminyak ke dalam campuran semen dan bentonit tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil uji TCLP. Kata Kunci bentonit, lumpur berminyak, semen portland, solidifikasi, tembaga. B I. PENDAHULUAN anyak industri yang membuang limbahnya langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Limbah yang berasal dari industri sangat berbahaya, khususnya limbah yang mengandung logam berat, seperti krom, timbal, tembaga, kadmium, besi dan logam berat lainnya [1]. Logam berat banyak terdapat pada limbah industri, misalnya industri elektroplating, metalurgi, smelting, limbah lumpur minyak bumi dan tekstil [2]. Pencemaran lingkungan oleh minyak bumi dan turunannya merupakan masalah serius di seluruh dunia. Sejumlah besar hidrokarbon dibuang ke dalam air dan tanah akibat dari kebocoran pipa, kecelakaan transportasi, dan pecahnya tangki penyimpanan [3]. Menurut Paria dan Yuet [4], solidifikasi/stabilisasi (S/S limbah menggunakan semen merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah dengan tujuan mengurangi pencemaran lingkungan. Semen, kapur, silika terlarut merupakan bahan yang sering digunakan pada solidifikasi/stabilisasi limbah. Jenis pozzolan alam menurut Segui [5] antara lain tufa, pumice, debu vulkanis, diatomaceous earth, bentonit dan opaline shale. Keberadaan bentonit tersebar di pulau-pulau besar Indonesia, diantaranya Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton [6]. Namun, penggunaan tanah bentonit di Indonesia masih bernilai rendah. Bentonit dapat digunakan secara langsung untuk pelumas pengeboran minyak, peletisasi biji besi, pemurnian air buangan, bahan bangunan dan cetakan pelelehan biji mineral [7]. Berdasarkan penelitian Ezziane [8] penambahan pozzolan alam pada semen dapat meningkatkan kuat tekan mortar. Beberapa studi menunjukkan bahwa pozzolan alam banyak digunakan sebagai pengganti semen portland dalam berbagai aplikasi karena biayanya lebih murah, dapat mengurangi panas, dan meningkatkan ketahanan kimia [9]. Kebutuhan semen yang banyak dalam proses S/S akan membutuhkan biaya pengolahan yang lebih tinggi. Dengan demikian, perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan lumpur organik terhadap proses S/S limbah mengandung Cu. II. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian Limbah lumpur berminyak berasal dari proses pembersihan workshop PT Pamapersada Nusantara, site Tutupan, Kalimantan Selatan. Semen portland tipe 1 diproduksi oleh PT Semen Gresik. Tanah bentonit dikemas oleh PT Brataco. Limbah buatan didapatkan dengan melarutkan CuSO 4 dalam aquades. Alat yang diperlukan yaitu mixer/ alat pengaduk, rotary agitator model SO192, alat pengukur kuat tekan Toorse Universal Testing Machine Type RAT-200, dan spektrofotometer AAS Buck Scientific Model 2 VGP. B. Reaktor Penelitian Reaktor yang digunakan berupa cetakan kubus (specimen mold berukuran 5 x 5 x 5 cm. Cetakan diisi dengan campuran semen portland, tanah bentonit, limbah lumpur berminyak, serta limbah buatan dengan komposisi
2 2 masing-masing bahan yang bervariasi. Cetakan dan benda uji hasil proses S/S dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1. Cetakan benda uji Gambar 2. Benda S/S C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 60 hari dengan empat variasi komposisi dan tiga kali ulangan untuk setiap sampel (triplo. Pada awal penelitian, ditentukan kadar Cu pada limbah lumpur berminyak, semen, dan bentonit dimana diperoleh hasil masing-masing yaitu sebanyak 0,07 mg/l; 0,02 mg/l; 12,4 mg/l. Ditentukan komposisi lumpur yang ditambahkan pada campuran semen dan bentonit, yang dilanjutkan dengan proses S/S limbah lumpur berminyak untuk mendapatkan kandungan Cu dalam benda uji sebesar 00 mg/kg. Kadar air benda uji hasil proses S/S dipertahankan melalui proses curing selama 28 hari, dengan menyemprotkan air ke benda uji. Komposisi semen dan bentonit : lumpur, serta massa kristal CuSO 4 yang dimasukkan ke dalam campuran dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penambahan CuSO 4 pada campuran Komposisi Kandungan Cu Sampe l semen dan bentoni t lumpu r semen dan bentoni t lumpu r Massa CuSO 4 W , ,0112 1,1421 X , ,0223 1,13 Y , ,0334 1,1199 Z , ,0446 1,88 D. Analisis Parameter Analisis parameter dilakukan pada sampel benda uji maupun benda kontrol. Parameter yang diukur pada setiap sampel adalah nilai kuat tekan dan kandungan Cu dalam sampel melalui uji TCLP. Pengukuran nilai kuat tekan yang dimiliki sampel benda uji maupun benda kontrol dilakukan setelah 28 hari waktu curing. Uji TCLP dilakukan segera setelah dilakukan uji kuat tekan terhadap sampel. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur kandungan Cu pada sampel hasil proses S/S adalah metode AAS. A. Uji Kuat Tekan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuat tekan merupakan besarnya beban yang dapat diterima oleh suatu benda per satuan luas (Mulyono, Menurut keputusan kepala BAPEDAL No. 09 Tahun 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahaya dan Beracun, kuat tekan minimum yang diterima benda hasil solidifikasi adalah ton/m 2. Alat yang digunakan untuk uji kuat tekan adalah Universal Testing Machine. Sebelum dilakukan pengujian kuat tekan benda uji ditimbang terlebih dahulu dan diukur luas bidang tekannya. Nilai kuat tekan yang dimiliki benda kontrol sebesar 591 ton/m 2.Nilai kuat tekan benda uji disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai kuat tekan benda uji Sampel Standar Kuat Rata-rata Kuat Tekan Kuat tekan (ton/m 2 Tekan (ton/m 2 (ton/m W1 328 W W W3 320 X1 672 X X X3 648 Y1 200 Y Y Y3 196 Z1 152 Z Z Z3 128 Keterangan: W = Komposisi semen dan bentonit : lumpur 85:15 X = Komposisi semen dan bentonit : lumpur 70:30 Y = Komposisi semen dan bentonit : lumpur 55:45 Z = Komposisi semen dan bentonit : lumpur 40:60 Dilakukan proses pengolahan data dari rata-rata kuat tekan pada Tabel 2 untuk memastikan ada atau tidaknya data diluar perkiraan atau outlier. Penentuan data outlier berikut ini dilakukan dengan mencari rentang nilai yang diizinkan dapat dihitung menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Hasil perhitungan standar deviasi dan rentang data dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil perhitungan rentang nilai kuat tekan Standar deviasi Kuat Rata-rata masing-masing a^2 tekan kuat tekan data (a , , , ,78 total (b ,9 b/(n ,63 standar deviasi 231,235 batas atas 563,235 batas bawah 0,765
3 3 Rentang nilai kuat tekan yang diizinkan berkisar antara 0,765 ton/m 2 hingga 563,235 ton/m 2. Dengan demikian nilai kuat tekan sebesar 660 ton/m 2 yang dimiliki oleh sampel X dinyatakan sebagai data outlier atau di luar perkiraan sehingga tidak disertakan ke dalam analisis. Kurva trendline nilai kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 3. mengganggu proses hidrasi semen yang berdampak pada menurunnya nilai kuat tekan benda uji [4]. Penentuan pengaruh variasi komposisi lumpur terhadap nilai kuat tekan dilakukan dengan analisis statistik metode Anova. Hasil analisis pengaruh penambahan lumpur organik terhadap kuat tekan dapat dilihat pada Tabel 4. Melalui analisis statistik dengan metode Anova uji hipotesis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menentukan nilai F atau Signifikansi. Nilai F pada tabel diperoleh dari perhitungan melibatkan nilai mean square dan df. Mean square merupakan hasil dari sum of squares dibagi degan df (jumlah sampel. Selanjutnya nilai F hasil analisis Anova dapat dibandingkan dengan nilai F yang telah tercantum pada tabel distribusi. Apabila nilai F sampel hasil analisis lebih dari nilai F pada tabel distribusi maka kesimpulannya adalah tolak H 0/ pernyataan (tidak sesuai dengan hipotesis. Tabel 4. Hasil analisis hasil uji kuat tekan metode Anova Gambar 3. Trendline nilai kuat tekan benda uji Cenderung terjadi penurunan kuat tekan ketika penambahan lumpur ke dalam campuran semen dan bentonit semakin banyak. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Penambahan lumpur berpengaruh signifikan terhadap menurunnya nilai kuat tekan benda uji. Nilai kuat tekan tertinggi diterima benda uji W dengan komposisi semen bentonit : lumpur 85:15 yaitu berkisar antara 320 ton/m 2 hingga 328 ton/m 2 dengan rata-rata kuat tekan 323 ton/m 2. Sedangkan benda uji dengan kuat tekan terendah adalah sampel Z dengan komposisi semen bentonit : lumpur 40:60 yaitu berkisar antara 128 ton/m 2 hingga 152 ton/m 2 dengan rerata 141 ton/m 2. Semua benda hasil proses S/S dengan variasi komposisi campuran semen dan bentonit : lumpur telah memenuhi kuat tekan minimum yang diizinkan sebesar ton/m 2. Berdasarkan persamaan regresi yang berasal dari trendline dapat diperkirakan komposisi campuran yang menghasilkan nilai kuat tekan di bawah standar baku mutu kuat tekan. Misalkan nilai kuat tekan di bawah standar baku mutu yang dipilih adalah 9,9 ton/m 2. Persamaan regresi: y = -3,9x + 343,5; dimana y merupakan nilai kuat tekan (ton/m 2 dan x adalah komposisi bentonit (dalam persen. 9,9 = -3,9 x + 343,5 x = (343,5-9,9 : 3,9 x = 85,54 % Misalkan x = 85%, maka: y = -3,9 ( ,5 = 12 ton/m 2 (memenuhi baku mutu Dari perhitungan tersebut dapat diperkirakan komposisi lumpur optimum yang dapat ditambahkan ke dalam campuran adalah 85%. Hampir semua zat organik merupakan penghambat dalam proses setting semen. Zat organik menghambat proses setting semen dengan membentuk layer/ lapisan pelindung di sekitar butiran semen, sehingga menghambat pembentukan kalsium hidroksida []. Dengan demikian, adanya zat organik dalam lumpur berminyak, dapat Berdasarkan signifikansi, hasil uji statistik ini dilihat dari nilai α. Apabila nilai signifikansi (α kurang dari 0,05 maka kesimpulannya tolak H 0. Dalam hal ini H 0 adalah kuat tekan semua sampel sama. Dari hasil analisis diperoleh α sampel sebesar 0,00 (<0,05 sehingga kesimpulan tidak sesuai pernyataan. Hal ini dipertegas dengan hasil uji laboratorium yang menunjukkan adanya perbedaan nilai kuat tekan pada setiap sampel dengan komposisi campuran berbeda. Perbedaan nilai kuat tekan ini menunjukkan adanya pengaruh variasi komposisi terhadap uji yang dilakukan. Sebaliknya, jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka tidak terjadi pengaruh yang signifikan terhadap benda uji. B. Uji TCLP Uji TCLP dilakukan untuk mengetahui kandungan logam berat dalam benda hasil solidifikasi. Kadar Cu dalam sampel dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer AAS. Kadar Cu maksimum yang diizinkan ada pada cairan ekstraksi sampel menurut PP RI No. 85 Tahun1999 sebesar mg/l. Prosedur uji TCLP disesuaikan dengan US-EPA method Sampel diayak hingga lolos saringan mm. Dimasukkan 5 mg sampel ke dalam beaker glass, ditaambahkan 96,5 ml aquades dan diaduk selama 5 menit. Penambahan cairan ekstraksi sebanyak 20 kali berat padatan. Cairan ekstraksi dibuat dengan menambahkan CH 3COOH ke dalam aquades hingga ph 2,88 ± 0,05. Rotasi dan agitasi dengan kecepatan 300 rpm, dilakukan selama18 ±2 jam. Sampel
4 4 disaring melalui saringan borosilicate 0,8 µm selanjutnya filtrat dianalisis dengan metode AAS. Prinsip pengukuran Cu dengan metoda AAS ini adalah dengan membaca banyaknya sinar yang diserap oleh unsur Cu dalam keadaan bebas. Diperlukan pemanasan hingga suhu tertentu sehingga unsur berada dalam keadaan bebas. Lampu katoda untuk analisis Cu memiliki panjang gelombang 324,7 nm. Secara umum, diasumsikan bahwa mobilitas logam relatif rendah dalam suasana ph yang tinggi. Sebagai contoh adalah hujan asam yang dapat menurunkan stabilitas dari proses peluluhan bentuk limbah. Hasil uji TCLP disajikan pada Tabel 5. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin banyak kandungan lumpur dalam benda uji semakin tinggi pula kadar Cu dalam benda uji tersebut. Hal ini disebabkan adanya kandungan organik yang semakin banyak dalam benda S/S akan berdampak pada berkurangnya daya adsorpsi terhadap Cu. Pengaruh penambahan lumpur organik terhadap hasil uji TCLP dapat dilihat dengan analisis statistik metode Anova. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5. Kandungan Cu hasil uji TCLP Sampel Konsentrasi Cu (mg/l W1 0,15 W X Y Z Rata-rata Konsentrasi Cu (mg/l Baku Mutu (mg/l W2 0,15 0,15 W3 0,15 X1 0,17 X2 0,17 0,17 X3 0,17 Y1 0,18 Y2 0,18 0,18 Y3 0,18 Z1 0,19 Z2 0,19 0,19 Z3 0,19 Hasil uji TCLP menunjukkan konsentrasi Cu dalam cairan ekstraksi berkisar antara 0,15 mg/l sampai 0,19 mg/l. Kandungan Cu tertinggi dalam larutan sampel Z (40% campuran semen dan bentonit : 60% lumpur. Berdasarkan PP RI No. 85 tahun 1999 baku mutu TCLP zat pencemar dalam limbah untuk Cu sebesar mg/l. Dengan demikian, semua sampel yang telah diekstraksi masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Kurva trendline nilai TCLP disajikan pada Gambar 4. Tabel 6. Hasil analisis hasil uji TCLP metode Anova Penambahan lumpur tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil uji TCLP. Hal ini dikarenakan konsentrasi Cu hasil uji TCLP pada masingmasing sampel hampir sama (perbedaan konsentrasi Cu tidak signifikan. Tidak munculnya nilai F dan signifikansi pada tabel hasil analisis diakibatkan perbedaan nilai hasil uji TCLP yang sangat kecil. Selama proses S/S dalam penelitian ini terjadi pengikatan ion-ion logam berat pada bagian permukaan bentonit melalui mekanisme tukar ion. Pemanfaatan bentonit sebagai bahan penukar ion didasarkan pada sifat permukaan bentonit yang bermuatan negatif. Dengan demikian, kation-kation dapat terikat secara elektrostatis pada permukaan bentonit [11]. Sementara itu, semen portland berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran agregat dan mengisi rongga udara diantara butiran agregat tersebut. Proses S/S tersebut mengakibatkan peluluhan ion logam sangat kecil karena sebagian besar ion logam tertahan dalam benda hasil proses S/S. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penambahan lumpur berminyak berpengaruh signifikan terhadap nilai kuat tekan hasil solidifikasi limbah mengandung Cu. Namun tidak berpengaruh signifikan terhadap uji TCLP. Penambahan 15% lumpur ke dalam campuran mengakibatkan penurunan kuat tekan pada benda uji hingga 2 kali dibandingkan benda kontrol. Gambar 4. Trendline hasil uji TCLP benda uji UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
5 5 Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun Terima kasih kepada Ibu Masrullita atas bantuan dana yang diberikan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc. yang telah membimbing penulis selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA [1] Rahmah, R., dan Side S Kapasitas Adsorpsi Tanah Diatomeae (Diatomaceous Earth terhadap Ion Kromium (VI. Jurnal Chemical, Vo/. 12 Nomor 1, [2] Jamhari Reduksi Logam Berat Hg, Ag, dan Cr Limbah Laboratorium Menggunakan Metode Presipitasi dan Adsorpsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. [3] Mrayyan, J.R dan Battikhi, M.N Biodegradation of Total Organic Carbons in Jordanian Petroleum Sludge. Journal of Hazardous Materials, 120, [4] Paria, S., dan Yuet, K Stabilization of Organic and Inorganic Contaminants Using Portland Cement: A Literature Review. Environmental Reviews, 2006, Vol 14, P [5] Segui, P., Aubert, J.E., Husson, B., dan Measson, M Utilization of A Natural Pozzolan as The Main Component of Hydraulic Road Binder. Construction and Building Materials, 40 ( [6] Fisli, A., Sumardjo, dan Mujinem Isolasi dan Karakterisasi Montmorillonite dari Bentonit Sukabumi. Indonesian Journal of Materials Science. Vol., No. 1, [7] George, L., Gaines, J., dan Henry, C Adsorption Studies on Clay Minerals. II. A Formulation of the Thermodynamics of Exchange Adsorption. The Journal of Chemical Physics21, 714 (1953. [8] Ezziane, K., Bougara, A., Kadri, A., Khelafi, H., dan Kadri, E Compressive Strength of Mortar Containing Natural Pozzolan under Various Curing Temperature. Cement & Concrete Composites 29 ( [9] Ghricia, M., Kenai, S., dan Mansour, M.S Mechanical Properties and Durability of Mortar and Concrete Containing Natural Pozzolana and Limestone Blended Cements. Cement & Concrete Composites 29 ( [] Sora, I.N., Pelosato, R., Batto, D., dan Dotelli, G Chemistry and Microstructure of Cement Pastes Admixed with Organic Liquids. Europan Ceramic Soc. 22: [11] Li, J., Hu, J., Sheng, G., Zhao, G., dan Huang, Q Effect of ph, Ionic Strength, Foreign Ions and Temperature on The Adsorption of Cu(II from Aqueous Solution to GMZ Bentonite. Elsevier. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspect. Vol. 349,
Judul Tugas Akhir STABILISASI LIMBAH MENGANDUNG Cu DENGAN CAMPURAN SEMEN PORTLAND DAN BENTONIT
Judul Tugas Akhir STABILISASI LIMBAH MENGANDUNG Cu DENGAN CAMPURAN SEMEN PORTLAND DAN BENTONIT Oleh Komang Ritayani 3310100054 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M. App. Sc Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTABILISASI SOLIDIFIKASI LIMBAH MENGANDUNG KROM DAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN BENTONIT
STABILISASI SOLIDIFIKASI LIMBAH MENGANDUNG KROM DAN HIDROKARBON MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN BENTONIT Ayu Nindyapuspa 1, *), Masrullita 2) dan Yulinah Trihadiningrum 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciselanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun
Lebih terperinciPemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air
Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran
Lebih terperinciStudi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA)
Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA) Ryan Ardiansyah 1*, Moch. Luqman Ashari 2, Denny Dermawan 3 1 Program
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinci( Sumber : Data primer, 2005 )
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Limbah Katalis Pemeriksaan karakteristik limbah katalis meliputi sifat fisik dan kimia yang disajikan pada Tabel 4.1 dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciPENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh : Armeyn Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Penggunaan air untuk campuran
Lebih terperinciKETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG
KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG Ryan Renaldo Wijaya 1, Antoni 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK : Penggunaan bahan sisa pada beton sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perkembangan industri, semakin menimbulkan masalah. Karena limbah yang dihasilkan di sekitar lingkungan hidup menyebabkan timbulnya pencemaran udara, air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI
PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga
20 III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Obyek dalam penelitian ini adalah paving block dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciMinimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens
Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens Mardiyono 1, Ratno Agung Samsumaharto 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi 2 Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciOleh: ARUM KARTIKA SARI
Efek Suhu Kalsinasi pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben untuk Menurunkan Konsentrasi Seng (Zn 2+ ) pada Limbah Cair Industri Elektroplating Oleh: ARUM KARTIKA SARI 3307 100 043 Pembimbing:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciLIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN
LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN Srie Subekti Dosen,Program studi D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PEMBUATAN GLASSFIBRE REINFORCED CONCRETE
STUDI PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PEMBUATAN GLASSFIBRE REINFORCED CONCRETE Raden Janitra Hendra Praditia, Nyoman Suwartha Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan panas bumi dan Iain-lain. Pertumbuhan industri akan membawa dampak positif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri di Indonesia semakin pesat dalam bermacammacam bidang, mulai dari industri pertanian, industri tekstil, industri elektroplating dan galvanis,
Lebih terperincihasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya industri migas dalam bentuk ekspoitasi - produksi, pengolahan minyak dan gas bumi serta pemasaran hasil migas berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan kandungan bahan-bahan berbahaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu pengolahan sebelum dibuang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM
LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciGambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Limbah Laboratorium Limbah laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sisa analisis COD ( Chemical Oxygen Demand). Limbah sisa analisis COD
Lebih terperinciPENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI
PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI Puput Risdanareni 1, Triwulan 2 dan Januarti Jaya Ekaputri 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciPengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak
Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material
Lebih terperincihalus butir, berat volume, dan logam berat yang terkandung, di laboratorium BKT
BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Setelah melakukan pemeriksaan bahan susun berupa berat jenis, modulus halus butir, berat volume, dan logam berat yang terkandung,
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi beberapa tahun terakhir ini menyebabkan peningkatan jumlah limbah, baik itu limbah padat, cair maupun gas. Salah satunya adalah pencemaran
Lebih terperinciKAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum
KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus
Lebih terperinciSukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK
LUMPUR SIDOARJO BAKAR, FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN KAPUR (Ca(OH) 2 ) UNTUK CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG Boby Dean Pahlevi 1, Triwulan 2, Januarti
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate
14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi
Lebih terperinciTEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MUATAN LOKAL PASIR SIRING AGUNG DAN BATU PECAH MALUS Ely Mulyati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Musi Rawas (Jl. Pembangunan Komplek Perkantoran Pemkab
Lebih terperinciPenurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan
Lebih terperinciBAB III UJI MATERIAL
BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013
i ANALISIS KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DENGAN EKSTRAKSI PELARUT ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) MENGGUNAKAN ATOMIC ABSORPTION SPECTROFOTOMETRY (AAS) DI SUNGAI DONAN (CILACAP) PADA JARAK 2 KM SESUDAH PT. PERTAMINA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBeton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam
Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Arie hadiwinata, Triwulan dan Pujo Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN III. a. Bahan Penelitian 1). Semen Portland type I, digunakan sebagai bahan ikat hidrolis untuk pembuatan beton. Dibeli dari toko bangunan di pasaran kota Solo. 2). Agregat halus
Lebih terperinciANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN
ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN Siti Nurul Islamiyah, Toeti Koestiari Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email :islamiyahnurul503@gmail.com Abstrak. Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini telah banyak industri kimia yang berkembang, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Kebanyakan industriindustri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciKata kunci : zink, matriks semen, solidifikasi, TCLP, ekstraksi bertahap, kuat tekan
Solidifikasi Zink pada Limbah Bulu Ayam dengan Menggunakan Semen Portland Solidification of Zinc in Waste Chicken Feather by Portland Cement Rostyalina, M. Pranjoto Utomo Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA
Lebih terperinciSpesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS) ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN Widia Purwaningrum, Poedji Loekitowati Hariani, Khanizar
Lebih terperinciAnalisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam
The 6 th University Research Colloquium 2017 Analisa Kuat Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam Eksi Widyananto 1*, Nurmansyah Alami 2, Yulis Setyani 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil/Fakultas
Lebih terperinciA = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)
LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciPemanfaatan Mikrobakteri Terhadap Beton Mutu Tinggi dengan Tambahan Silica Fume
D19 Pemanfaatan Mikrobakteri Terhadap Beton Mutu Tinggi dengan Tambahan Silica Fume Azwar Annas, Januarti Jaya Ekaputri, dan Triwulan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian eksperimen yang berada pada skala laboratorium dengan tahapan-tahapan yang sesuai literatur, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus berkurang dikarenakan adanya sumber-sumber air yang tercemar.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Air merupakan bagian tervital dari kehidupan. Hampir seluruh aspek kehidupan melibatkan air dalam prosesnya. Keberadaan air di bumi pun sangat besar jumlahnya,
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN AGREGAT KASAR BATU
Lebih terperinciLAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)
LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciStabilisasi/Solidifikasi Tailing Tambang Emas Rakyat Kulon Progo Menggunakan Semen Portland dan Tanah Tras
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-248 Stabilisasi/Solidifikasi Tailing Tambang Emas Rakyat Kulon Progo Menggunakan Semen Portland dan Tanah Tras Thaniya Triagustine
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Penelitian ini merupakan penelitian tentang kemungkinan pemakaian limbah hasil pengolahan baja (slag) sebagai bahan subfistusi agregat kasar pada TB sebagai lapis
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman Yulizar Yusuf,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Analisis ketahanan..., Niken Swastika, FT UI, Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Standar Pengujian Prosedur pengujian yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan standar yang berlaku, yaitu American Society for Testing and Materials (ASTM). Standar pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014
JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN MATERIAL HALUS BUKIT PASOLO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON dipersiapkan dan disusun oleh PRATIWI DUMBI NIM: 5114 08 051 Jurnal ini telah disetujui
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray
Lebih terperinciVol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati*, Arman A* *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar (subgrade) secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tanah yang letaknya paling bawah pada suatu konstruksi jalan raya. Tanah dasar dapat berupa tanah
Lebih terperinciSTUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R
STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R Oleh : Arman. A. 1, Herix Sonata 1, Kartika Ananda 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perencanaan suatu konstruksi maka tanah menjadi komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan
Lebih terperinciPELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS
PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinci