KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK"

Transkripsi

1 KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK (Studi Kasus Karya Usaha Mandiri Cabang Nanggung, Bogor) Oleh IKA ANGGIE WIASTI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK (Studi Kasus Karya Usaha Mandiri Cabang Nanggung, Bogor) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh IKA ANGGIE WIASTI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK (Studi Kasus Karya Usaha Mandiri Cabang Nanggung, Bogor) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh IKA ANGGIE WIASTI H Menyetujui, Bogor, Agustus 2008 Ir. Budi Purwanto, ME Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar. MSc. Ketua Departemen Manajemen Tanggal Ujian : 22 Juli 2008 Tanggal Lulus :

4 ABSTRAK Ika Anggie Wiasti. H Keandalan Prosedur dan Efektivitas Penyaluran Kredit Pada Wanita Pedesaan Melalui Pendekatan Berkelompok (Studi Kasus Karya Usaha Mandiri Cabang Nanggung, Bogor). Di bawah bimbingan Budi Purwanto. Salah satu Lembaga Keuangan Mikro di Kabupaten Bogor yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat miskin adalah Karya Usaha Mandiri (KUM). KUM merupakan replikator Grameen Bank pertama di Indonesia. Asas pinjaman KUM diantaranya tidak memerlukan jaminan dan penjamin, setiap pinjaman dikenakan biaya administrasi, dan apabila peminjam meninggal dunia, ahli waris dibebaskan dari kewajiban membayar sisa angsuran. Kredit disalurkan melalui pendekatan kelompok, walaupun untuk kepentingan perorangan. Mendasari hal tersebut, pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengkaji pengaruh pinjaman KUM kepada masyarakat ekonomi lemah khususnya perempuan, sehingga KUM dapat mencapai tujuannya, yaitu menyalurkan kredit untuk modal usaha, sehingga nantinya masyarakat golongan miskin diharapkan mampu berdiri sendiri mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraannya. Penelitian bertujuan (1) Mengetahui keandalan prosedur pemberian kredit berkelompok, (2) Mengetahui keefektivan kredit KUM dalam perkembangan usaha nasabah, dan (3) Mengetahui pengaruh pinjaman kredit terhadap kesejahteraan rumah tangga nasabah. Data yang dibutuhkan adalah data primer (diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara menggunakan kuesioner dengan nasabah KUM) serta data sekunder. Proses pemilihan sampel menggunakan two-steps sampling procedures yaitu prosedur sampling dua tahap. Tahap pertama, pengambilan contoh dilakukan dengan judgement sampling. Tahap kedua purposive sampling, yaitu pemilihan 40 orang responden dari cabang Nanggung. Skala Likert digunakan dalam pengukuran, kemudian data diolah menggunakan alat analisis regresi linear berganda dan analisis deskriptif. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 15. Keandalan pemberian kredit melalui kelompok kepada wanita dapat diandalkan. Wanita dalam hal ini lebih bertanggungjawab selama menjadi nasabah KUM, walaupun tidak terlepas dari peran dan dukungan suami. Wanita yang berusia tahun dan berpendidikan tamat SD lebih teratur dalam mengembalikan angsuran dan lebih bertanggung jawab selama menjadi nasabah. Adanya kredit berpengaruh terhadap perkembangan usaha dan kesejahteraan usaha nasabah, tetapi wanita lebih berperan dalam peningkatan kesejahteraan rumah tangga, sedangkan pengaruh suami dalam usaha wanita mempengaruhi perkembangan usaha nasabah. Dalam hal perkembangan usaha, akumulasi dari pinjaman yang telah diperoleh mempengaruhi produksi, pemasaran, dan perubahan pendapatan nasabah. Frekuensi nasabah selama memperoleh kredit mempengaruhi pemasaran, dan jangka waktu nasabah dalam mengembalikan kredit mempengaruhi produksi usaha nasabah. Sedangkan pada kesejahteraan rumah tangga, wanita berpengaruh terhadap kesehatan, perumahan serta akses terhadap teknologi dan informasi. Jangka waktu pengembalian kredit oleh nasabah berpengaruh terhadap perumahan, dan akumulasi kredit yang diperoleh berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga nasabah.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 April 1985, sebagai putri pertama dari dua bersaudara, pasangan Winarno S.S dan Sri Astuti. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Babadan 1 Wlingi, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Wlingi Kabupaten Blitar, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung. Tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 1 Kedungwaru Tulungagung dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur USMI pada program studi Teknologi Pangan dan Gizi. Tahun ketiga penulis pindah departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi mahasiswa, pada tahun ketiga penulis bergabung dalam Centre Of M@nagement (COM@) periode sebagai staf direktorat Administrasi, Keuangan, dan Kesekretariatan, serta HMI Komisariat FEM. Kemudian pada periode penulis bergabung kembali dalam COM@ sebagai staf direktorat Information and Technology.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Efektivitas Penyaluran Kredit pada Wanita Pedesaan Melalui Pendekatan Berkelompok (Studi Kasus KUM Cabang Nanggung, Bogor). Dasar pertimbangan yang digunakan memilih judul tersebut karena penulis melihat bahwa kredit selama ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai jaminan. KUM sebagai salah satu LKM memberikan kredit tanpa agunan melalui pendekatan berkelompok kepada masyarakat miskin. Untuk itu penulis ingin mengetahui efektivitas kredit yang diberikan KUM serta keandalan dari adanya kelompok melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada nasabah. Atas terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir. Budi Purwanto, ME yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan ilmu dalam penyempurnaan skripsi ini. 2. Beatrice Mantoroadi SE, Ak. MM dan Farida Ratna Dewi SE, MM yang telah berkenan menjadi penguji dan memberikan banyak masukan dalam skripsi. 3. Dr. Ir Sedarnawati Yasni M.Agr atas informasi, bimbingan dan bantuan pencarian tempat penelitian. 4. Dr. Mat Syukur atas informasi dan kesediannya menghubungkan penulis dengan Karya Usaha Mandiri. 5. Murtadho, SH. MM sebagai pembimbing di KUM atas kesediaannya melakukan wawancara, dan memberikan informasi selama penelitian. 6. Bapak, Ibu, dan Fandy Natahiwidha atas semua doa, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasan yang tak tergantikan oleh apapun. 7. Bapak-bapak di KUM atas kesedian, keramahan, bantuan, dan informasi kepada penulis selama pencarian data di lapangan dalam penelitian. 8. Berbagai pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi.

7 Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang memerlukan. Bogor, Juli 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit Pengertian Kredit Tujuan dan Fungsi Kredit Jenis-jenis Kredit Penilaian Kredit Prosedur Umum Perkreditan Efektivitas Kredit Kredit UMKM Kredit ke Perempuan Perempuan Sebagai Penerima Kredit Perempuan dan Kesejahteraan Rumah Tangga Grameen Bank Falsafah Grameen Bank Prinsip-prinsip Grameen Bank Replikasi Grameen Bank di Malaysia Replikasi Grameen Bank di Indonesia Penyaluran Kredit Berkelompok III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan Sampel Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Regresi Linear Berganda Uji F dan Uji t... 30

9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Kondisi Umum Wilayah Penelitian Karya Usaha Mandiri Prinsip KUM Penyesuaian Operasional KUM Unit pelaksana KUM Wilayah Operasional KUM Perkembangan Jumlah Pinjaman / Kredit Peranan Wanita Proses Penyaluran Kredit Berkelompok Survey Lokasi Pertemuan Umum (PU) Uji Kelayakan (UK) Kumpulan Latihan Wajib Kumpulan (LWK) Uji Pengesahan Kumpulan (UPK) Rembug Pusat Kelancaran Kredit Perkembangan Usaha Nasabah Produksi Pemasaran Perubahan Keuntungan Kesejahteraan Rumah Tangga Pendidikan Kesehatan Perumahan Konsumsi Rumah Tangga Akses Terhadap Teknologi dan Informasi V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 90

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Rekapitulasi penduduk miskin wilayah penelitian tahun 2006 ( Pengaruh suami terhadap peranan wanita dalam usaha Frekuensi menerima pinjaman dan akumulasi pinjaman yang telah diperoleh nasabah Tabungan wajib mingguan sesuai jumlah pinjaman Pengaruh umur, pendidikan, jenis usaha, dan pendapatan responden per minggu terhadap kelancaran kredit Faktor yang mempengaruhi produksi nasabah Hasil uji F produksi usaha nasabah Variabel yang mempengaruhi pemasaran usaha nasabah Hasil uji F pemasaran usaha nasabah Variabel yang mempengaruhi perubahan keuntungan nasabah Hasil uji F akumulasi pinjaman nasabah Variabel yang mempengaruhi pendidikan anak nasabah Hasil uji F pendidikan anak nasabah Variabel yang mempengaruhi perubahan kesehatan nasabah Hasil uji F perubahan kesehatan nasabah Variabel yang mempengaruhi perumahan nasabah Hasil uji F perumahan nasabah Variabel yang mempengaruhi perubahan konsumsi RT nasabah Hasil uji F perubahan konsumsi RT nasabah Variabel yang mempengaruhi akses terhadap teknologi dan informasi nasabah Hasil uji F akses terhadap teknologi dan informasi nasabah.. 85

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Siklus perkreditan Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi Karya Usaha Mandiri Perkembangan jumlah pinjamjaman KUM tahun Jumlah penyaluran pinjaman menurut sektor usaha Usia responden Tingkat pendidikan responden Jenis usaha responden Omset per minggu responden Keterlibatan suami terhadap usaha responden Tahap Pelaksanaan dan Keanggotaan KUM Kesulitan responden dalam penentuan kelompok Kepedulian responden terhadap sesama anggota dalam kelompok Keutuhan kelompok responden Responden yang pernah menjadi ketua kelompok Kehadiran responden dalam minggon Perkembangan dan komposisi anggota KUM tahun Perkembangan anggota KUM ( ) Penyaluran Kredit KUM dengan Sistem Kemampuan Responden dalam Membayar Angsuran Perkembangan tabungan kumpulan dan tabungan sukarela ( ) Perubahan produksi setelah memperoleh kredit Perubahan pemasaran usaha responden setelah memperoleh kredit Perubahan keuntungan responden setelah menerima kredit Kondisi pendidikan anak nasabah selama memperoleh kredit Perubahan kondisi kesehatan responden setelah menerima kredit Perubahan kondisi rumah nasabah setelah memperoleh kredit Sebaran jawaban responden terhadap variabel konsumsi rumah tangga Sebaran jawaban responden mengenai variabel akses terhadap teknologi dan informasi

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Pelaksanaan program GB di Bangladesh Pembagian proporsional responden berdasarkan jumlah nasabah Lembar kuesioner Jumlah jenis sarana kesehatan di wilayah kabupaten Bogor tahun Sarana perumahan di wilayah kabupaten Bogor tahun Hasil analisis regresi linear berganda

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2006 penduduk Indonesia yang tergolong miskin sebanyak 39,3 juta orang, hal ini berarti 17,75% dari penduduk Indonesia berada dalam garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Menurut BPS pada tahun 2006 garis kemiskinan penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp per kapita per bulan, garis kemiskinan perdesaan sebesar Rp per kapita per bulan (BPS, 2007). Mereka dikategorikan miskin jika memiliki pendapatan di bawah Rp per bulan. Mereka yang masuk dalam golongan miskin ini mayoritas mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses dalam pelayanan pendidikan, kesehatan, perumahan, maupun dalam hal ekonomi. Untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan, diperlukan adanya peluang dalam bidang ekonomi maupun investasi, selain itu juga diperlukan pelayanan bagi mereka dalam bidang kesehatan dan pendidikan. World Development Report 2000/2001 : Attacking Poverty menawarkan suatu strategi untuk memerangi kemiskinan melalui tiga cara, yaitu meningkatkan peluang, memfasilitasi pemberdayaan, dan meningkatkan ketahanan bagi kaum miskin. Untuk mengurangi kemiskinan di wilayah kabupaten Bogor, terdapat beberapa lembaga keuangan yang berfungsi membantu kaum miskin, yaitu dengan menambah modal untuk menjalankan usaha agar tetap bisa bertahan hidup. Salah satu bentuk lembaga keuangan yang ada yaitu Yayasan Pengembangan Karya Usaha Mandiri (YP-KUM atau biasanya disebut dengan KUM) yang telah berdiri sejak tahun KUM sebagai replikator grameen bank pertama di Indonesia adalah sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan, konsultasi, dan pengembangan pembiayaan mikro yang ditujukan khusus bagi rumah tangga miskin di pedesaan (Thoha, 2000). Grameen Bank (GB) pertama kali terbentuk di Bangladesh. Disini GB menyediakan kredit kecil kepada masyarakat paling miskin, terutama wanita

14 dengan alasan bahwa umumnya wanita lebih serius, bertanggung jawab, dan melihat ke depan dengan strategi lebih terencana untuk memperbaiki kondisi kehidupan keluarganya, sementara pria tidak peduli mengenai hal-hal seperti itu ( Model pembangunan yang diadopsi dari Bangladesh ini bergerak melalui suatu model sistem keuangan pedesaan yang efektif dalam penyaluran dan pengembalian kredit (kredit mikro). GB memberikan kredit mikro tanpa jaminan kepada orang yang benar-benar miskin (utamanya perempuan) untuk tujuan pengembangan taraf perekonomian dengan cara mereka sendiri. Kredit ini diberikan kepada nasabah secara perorangan melalui berkelompok (satu kelompok terdiri dari lima orang yang memiliki karakteristik sosial ekonomi hampir sama, pendidikan, umur, dan lokasi tempat tinggal yang berdekatan). Hal ini berbeda dengan lembaga keuangan lain yang memberikan kredit secara perorangan. Kredit yang telah diperoleh biasanya digunakan oleh nasabah untuk mengembangkan usaha mikro seperti berdagang kecil-kecilan, usaha tani, dan lain sebagainya. Dengan diperolehnya pinjaman, diharapkan dari segi tingkat kesejahteraan akan meningkat. Adapun indikator yang digunakan untuk melihat adanya peningkatan kesejahteraan rumah tangga diantaranya adalah kesehatan, pendidikan, perumahan, konsumsi pengeluaran rumah tangga (BPS Provinsi Jawa Barat, 2006). Selain indikator di atas, akses terhadap teknologi komunikasi dan informasi juga merupakan indikator yang digunakan oleh BPS pada Survei Sosial Ekonomi Nasional Berdasarkan hal tersebut, maka pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengkaji pengaruh pinjaman KUM kepada masyarakat ekonomi lemah khususnya perempuan, sehingga dengan program tersebut KUM dapat mencapai tujuannya, yaitu menyalurkan kredit untuk modal /menambah modal usaha, sehingga masyarakat golongan miskin diharapkan mampu berdiri sendiri untuk mengembangkan usahanya (KUM, 2007) Perumusan Masalah Partisipasi perempuan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya pengembangan usaha mikro yang

15 dilakukan oleh perempuan menjadi penting, karena perempuan berhadapan dengan kendala-kendala tertentu yang dikenal dengan istilah tripple burden of women, yaitu ketika mereka diminta menjalankan fungsi reproduksi, produksi, sekaligus fungsi sosial di masyarakat pada saat yang bersamaan (Hastuti et al., 2003). Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas. Sebagian besar perempuan masih berkiprah di sektor informal atau pekerjaan yang tidak memerlukan kualitas pengetahuan dan keterampilan spesifik. Pekerjaan-pekerjaan ini biasanya kurang memberikan jaminan perlindungan secara hukum dan jaminan kesejahteraan yang memadai, serta kondisi kerja yang memprihatinkan dan pendapatan yang rendah. Pinjaman KUM diberikan kepada masyarakat ekonomi miskin di Kabupaten Bogor (utamanya perempuan) untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kebanyakan dari mereka melakukan usaha dikarenakan upah/gaji dari suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga seharihari. Asas pinjaman KUM adalah: (1) tidak memerlukan jaminan dan penjamin; (2) setiap peminjam dikenakan biaya administrasi pinjaman; (3) apabila peminjam meninggal dunia, ahli waris dibebaskan dari kewajiban membayar sisa angsuran (KUM, 2007). Kredit disalurkan melalui pendekatan kelompok, walaupun untuk keperluan perorangan. Dengan adanya pinjaman yang diharapkan mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat miskin sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekundernya. Perempuan disamping sebagai ibu rumah tangga dan istri, mereka juga berperan dalam membantu mencari nafkah tambahan bagi keluarga, disamping suami yang juga mencari nafkah utama. Perempuan yang mendapatkan pinjaman dari KUM bisa membuka usaha di sekitar rumahnya, dengan demikian pekerjaan rumah tetap bisa dikerjakan dan sekaligus memperoleh penghasilan tambahan. Pinjaman tersebut diberikan melalui pendekatan berkelompok, walaupun penggunaannya untuk kepentingan pribadi masing-masing anggota. Untuk dapat mengetahui pengaruh dari pinjaman KUM maka diharapkan dari penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan seperti :

16 1. Bagaimana keandalan pemberian kredit oleh KUM mengingat kredit yang diberikan tidak secara langsung kepada nasabah perorangan melainkan melalui kelompok? 2. Bagaimana keefektivan kredit yang diberikan oleh KUM dalam perkembangan usaha nasabah? 3. Bagaimana pengaruh kredit yang diberikan oleh KUM pada akhirnya mampu meningkatkan kondisi ekonomi rumah tangga nasabah? 1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian disusun sebagai berikut : 1. Mengetahui keandalan prosedur pemberian kredit berkelompok. 2. Mengetahui keefektivan kredit KUM dalam perkembangan usaha nasabah. 3. Mengetahui pengaruh kredit terhadap kesejahteraan rumah tangga nasabah Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait, seperti : 1. Yayasan Pengembangan Karya Usaha Mandiri Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada KUM untuk mengetahui pengaruh dari adanya kelompok dan keefektivan kredit yang disalurkan kepada nasabah KUM. Sehingga efektif dalam melaksanakan program peminjaman kredit kepada masyarakat kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan dengan pemberdayaan usaha mikro yang mandiri dan berkelanjutan. 2. Umum a. Mengetahui kelebihan pemberian kredit secara berkelompok dibandingkan kredit kepada perorangan (seperti pemberian kredit yang pada umumnya digunakan oleh lembaga keuangan yang ada). b. Mengetahui dampak adanya pinjaman kredit dalam meningkatkan perkembangan usaha maupun kesejahteraan rumah tangga bagi peminjam kredit yang pada akhirnya mampu menumbuhkan minat masyarakat kecil lainnya untuk mulai mengembangkan usaha.

17 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberi kredit (disebut kreditur) percaya bahwa penerima kredit (disebut debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan berupa uang, barang, atau jasa (Suyatno et al, 1991). Sedangkan menurut UU No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 (Dendawijaya, 2001), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kasmir (2004), mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan, keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali. 2. Kesepakatan, suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka waktu, masa pengembalian kredit yang telah disepakati bersama. 4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet dalam pemberian kredit.

18 5. Balas jasa, keuntungan atas pemberian suatu kredit atau pembiayaan yang dikenal sebagai bunga untuk bank konvensional atau bagi hasil untuk bank syariah Tujuan dan Fungsi Kredit Syukur et al (1993) menyatakan bahwa akses pada kredit adalah satu hak dasar manusia yang sangat fundamental. Akses kredit akan berdampak bagi seseorang sehingga dapat meningkatkan pendapatannya (terutama masyarakat berpendapatan rendah), maka kebutuhan dasar lainnya dapat dijangkau (kebutuhan papan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dsb). Kredit sangat bermanfaat dalam menciptakan peluang kerja dan berusaha di pedesaan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan/upaya mengurangi kesulitan hidup masyarakat yang termasuk dalam kelompok miskin (Mubyarto dalam Pardosi, 1998). Adapun tujuan dari lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah adalah untuk: 1. Mencari keuntungan, pemberian kredit merupakan upaya untuk memperoleh hasil dalam bentuk bunga yang diterima oleh lembaga keuangan sebagai balas jasa dan profisi kredit yang dibebankan kepada nasabah, dengan harapan nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan nasabah ini penting untuk kelangsungan hidup lembaga keuangan dan kemajuan usaha nasabah. 2. Membantu usaha nasabah, yaitu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana modal kerja, sehingga debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak lembaga keuangan, maka semakin banyak pengusaha yang dapat berkembang, sehingga mendukung pembangunan di berbagai sektor yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor pajak.

19 4. Membantu masyarakat, semakin berkembang sektor riil yang diusahakan oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah, akan menciptakan kesempatan kerja sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Keberhasilan program kredit mikro sangat bergantung pada LKM yang diberi kepercayaan mengelola dana kredit mikro. Tujuan kredit mikro adalah sebagai berikut: 1. Mendorong proses pembelajaran masyarakat miskin dalam menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, maupun kegiatan produktif lainnya 2. Meningkatkan jangkauan pelayanan terhadap masyarakat miskin yang tidak memiliki penghasilan dan atau relatif berpendapatan sangat rendah 3. Membuka akses bagi pengusaha kecil yang selama ini tidak mendapat akses pelayanan lembaga keuangan formal yang sudah ada, sebagai upaya penciptaan peluang kerja bagi masyarakat miskin setempat 4. Mengurangi kesenjangan (gap) antara sisi penawaran (supply side) yang terbatas dengan sisi permintaan (demand side) yang masih belum dapat dilayani secara keseluruhan khususnya lembaga keuangan formal Jenis-jenis Kredit Kredit dilihat dari tujuannya terdiri dari: 1. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperoleh / membeli barang-barang dan kebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif. 2. Kredit produksi, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi. 3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan membeli barang-barang untuk dijual kembali. (Suyatno et al, 1991).

20 Sedangkan menurut penggunannya, kredit dapat dibagi menjadi: 1. Kredit eksploitasi, adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar. 2. Kredit investasi, adalah kredit berjangka waktu menengah atau panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal. Diantaranya untuk pembelian barang-barang modal serta jasa yang memerlukan rehabilitasi atau modernisasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada atau pendirian proyek baru, pembangunan pabrik, pembelian mesin yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Ketentuan pokok mengenai kredit investasi selalu disesuaikan dengan program pemerintah untuk mendorong kegiatan usaha dengan kesempatan kerja yang besar (Suyatno et al, 1991). Berdasarkan jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Kredit jangka pendek (berjangka waktu maksimum satu tahun) 2. Kredit jangka menengah (berjangka waktu 1-3 tahun), dan 3. Kredit jangka panjang (berjangka waktu lebih dari tiga tahun). Menurut jaminannya, kredit dibedakan menjadi dua, yaitu kredit yang menggunakan jaminan dan kredit yang tidak mempergunakan jaminan. Dan dari segi sektor usaha ada beberapa jenis kredit yaitu kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan, kredit profesi, kredit perumahan, dan sektor-sektor usaha lainnya Penilaian Kredit Selain unsur-unsur pemberian kredit, terdapat beberapa prinsip pemberian kredit. Dalam pemberian kredit, lembaga keuangan harus memperhatikan prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka lembaga keuangan harus merasa

21 yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Hal ini diperoleh dari hasil penilaian sebelum kredit disalurkan. Penilaian kredit oleh lembaga keuangan dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabah. Adapun prinsip penilaian dilakukan dengan analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Character. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada lembaga keuangan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. 2. Capacity. Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. 3. Capital Biasanya lembaga keuangan tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. 4. Collateral Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya. 5. Condition. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu ditangguhkan, disamping melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang. Upaya yang menyediakan modal seringkali kurang dapat menjangkau lebih banyak penerima karena beberapa usaha mikro

22 mengalami kendala tidak mampu menyediakan jaminan atau agunan. Masalah yang dihadapi pelaksana upaya bila pinjaman tetap diberikan dengan tanpa agunan ternyata pada umumnya kesadaran peminjam (penerima upaya) untuk membayar angsuran rendah, terutama untuk pinjaman yang relatif lebih besar (Hastuti et al., 2003) Prosedur Umum Perkreditan Bagi penduduk miskin yang melakukan usaha produktif, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dapat memberikan pelayanan finansial secara ideal adalah LKM yang memiliki ciri-ciri : 1. Prosedur mendapatkan kredit sederhana 2. Persyaratan mudah dipenuhi 3. Biaya perolehan kredit mudah 4. Pemberian kredit tepat Pengajuan kredit kepada lembaga keuangan pada umumnya melalui beberapa prosedur atau tahapan. Hal ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. 6 Pengawasan kredit 5 Pencairan kredit 7a Pelunasan kredit 7b Tambahan kredit 7c Kredit Bermasalah 1 Permohonan kredit 2 Analisis Kredit Pengumpulan data dan 4 Perjanjian kredit (kesepakatan bunga, biaya administrasi, agunan) 3 Persetujuan kredit Gambar 1. Siklus Perkreditan (Dendawijaya, 2001)

23 Adapun variabel pinjaman kredit yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Tingkat seringnya (frekuensi) nasabah memperoleh kredit 2. Jangka waktu pengembalian kredit oleh nasabah 3. Akumulasi pinjaman yang telah diperoleh oleh nasabah Efektivitas Kredit Suatu model pemberdayaan dikatakan efektif jika model tersebut memiliki sejumlah prinsip dan mekanisme kerja yang solid, yang memungkinkan model tersebut bekerja dengan baik sehingga dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya (Thoha, 2000). Menurut Rosalia (2004), efektivitas secara umum diartikan sebagai pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan tugas sesuai dengan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas kredit adalah kegiatan penyediaan/penyaluran uang atau tagihan yang dilaksanakan dengan tepat serta mencapai sasaran yang telah ditentukan. Rifiani dalam Dewi (2001) menyatakan bahwa lembaga perkreditan mempunyai tujuan untuk memperbesar peluang berusaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penerima kredit, memberikan kemampuan untuk mengintegrasikan diri dengan proses perubahan ekonomi yang ditandai oleh peningkatan proses komersialisasi dan moterisasi. Perluasan usaha dapat dilihat dari: 1. Jumlah dan satuan usaha. Diukur dari tambahan unit usaha dan jenis/ragam usaha yang ada atau yang dapat dibentuk sejak menerima kredit 2. Perkembangan usaha. Dilihat dari kemampuan untuk mengembangkan suatu satuan usaha pada kondisi lebih baik akibat adanya kredit. Hal tersebut meliputi aspek: a. Produksi, ukurannya adalah peningkatan volume produksi/omset perdagangan. b. Aspek pemasaran, berkaitan dengan usaha memperluas pangsa pasar dan tata niaga pemasaran

24 c. Aspek manajemen, kemampuan mengelola usaha menyangkut dari penyediaan barang, pembelian bahan sampai ke penjualan barang yang dinilai secara kualitatif. d. Aspek keuangan, menyangkut kebutuhan modal usaha, peningkatan pendapatan dan keuntungan usaha. Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk modal atau tambahan modal usaha dikatakan efektif apabila prosedur pembiayaan tergolong mudah, pembiayaan yang diberikan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha nasabah. Analisis keefektifan pembiayaan ini dilakukan untuk menilai sejauh mana kinerja pembiayaan yang telah dilakukan oleh Karya Usaha Mandiri Kredit UMKM Salah satu hambatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang adalah keterbatasan sumberdaya finansial (Hastuti et al, 2003). Dampak yang diterima akibat keterbatasan tersebut adalah sektor UMKM ini tidak tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan formal (bank). Hal ini dikarenakan lembaga keuangan formal lebih mendukung pengusaha besar dibandingkan pengusaha kecil. Berdasarkan empat bentuk usaha yang ada di Indonesia, yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar, bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat miskin adalah usaha mikro dan usaha kecil. Hal ini dikarenakan bentuk usaha ini tidak membutuhkan terlalu banyak modal dan ketrampilan. Pengelola kredit mikro (jasa pembiayaan) merupakan salah satu pendekatan dalam pemberdayaan ekonomi (UMKM), dimana dalam pelaksanaannya harus diposisikan sebagai suatu proses pembelajaran masyarakat (terutama masyarakat miskin). Proses pembelajaran dilihat dari dua sudut pandang, yaitu: 1. Masyarakat diajak untuk mengenal dan belajar tentang prinsip-prinsip pengelolaan dana kredit mikro, sehingga pinjaman tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan produktif dalam meningkatkan pendapatan keluarga miskin (langsung atau tidak langsung)

25 2. Penerapan prinsip-prinsip pengelolaan kredit mikro tidak boleh menutup peluang atau kesempatan bagi masyarakat miskin dalam mengakses dana BLM dengan berbagai persyaratan dan kriteria yang tidak mungkin dipenuhi oleh masyarakat miskin. Usaha Mikro sebagaimana menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp Adapun ciri-ciri usaha mikro antara lain : 1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti; 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; 4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; 5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; 6. Umumnya belum memiliki akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Beberapa bentuk usaha mikro yaitu usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya, industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu dan rotan, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar, peternakan ayam, itik dan perikanan, usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi). Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi

26 intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain : 1. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang 2. Tidak sensitif terhadap suku bunga 3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter 4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri. Usaha mikro memiliki kontribusi yang besar bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Beberapa manfaat usaha mikro yang berhasil diidentifikasi langsung baik dari pelaku usaha mikro maupun dari lembaga yang menangani usaha mikro adalah sebagai berikut: (Hastuti et al., 2003) 1. Usaha mikro dianggap dapat meredakan gejolak sosial, karena jenis usaha ini mudah dimasuki oleh masyarakat kecil. Terutama sejak krisis dan banyak pabrik yang menutup usahanya atau mengurangi karyawannya, usaha mikro menjadi alternatif pilihan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. 2. Menjadi katup pengaman kebutuhan rumah tangga dan alternatif usaha. Ketika mata pencaharian lain mengalami pasang surut atau kebutuhan keluarga meningkat, usaha mikro yang relatif mudah dimasuki dapat menjadi alternatif usaha sehingga kebutuhan rumah tangga tetap dapat terpenuhi. Seperti di Kabupaten Bantul, usaha mikro menjadi harapan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena hasil pertanian sulit diharapkan. 3. Meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat, khususnya rumah tangga pelaku usaha mikro. Dampak usaha mikro ini diindikasikan dengan semakin membaiknya kondisi fisik rumah para pengusaha mikro/kecil, serta bertambahnya kepemilikan kendaraan. Selain itu pendapatan usaha

27 mikro juga digunakan untuk menyekolahkan anak, berobat, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Perkembangan usaha mikro dan kecil mendapat perhatian yang cukup besar mengingat perannya yang strategis, yakni : 1. Jumlahnya besar dalam setiap sektor dan mempunyai potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja 2. Efisien dalam penciptaan kesempatan kerja, setiap penambahan modal memberikan tambahan kesempatan kerja yang cukup besar 3. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan bahan/sumber daya lokal dan hasil produknya relatif terjangkau masyarakat luas Kredit ke Perempuan Perempuan sebagai Penerima Kredit Secara nyata tidak ada pembedaan atau pembatasan kesempatan berusaha antara laki-laki dan perempuan, baik untuk usaha mikro maupun usaha kecil. Namun perempuan cenderung memasuki jenis usaha perdagangan dan industri pengolahan makanan. Hal ini karena jenis usaha ini tidak memerlukan keahlian khusus dan umumnya dilakukan di rumah, sehingga perempuan terutama ibu rumah tangga dapat melakukan usaha, sekaligus melaksanakan tugas sebagai ibu rumah tangga (Hastuti et al., 2003). Sayogyo dalam Ayou (2005) menyatakan bahwa sewajarnyalah jika perempuan khususnya dari lapisan rumah tangga miskin masuk ke dalam bidang ketenagakerjaan. Hal ini terjadi karena peningkatan dan kepadatan penduduk yang cepat serta masuknya perekonomian uang dan teknologi ke pedesaan. Dalam hal ini perempuan desa diakui status sosialnya sebagai istri dan ibu rumah tangga, serta diakui pula sebagai pencari nafkah. Dengan demikian perempuan mempunyai dua posisi atau status dalam kegiatan bekerja yaitu dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Menurut Suadirman (2001), perempuan dari golongan sosial ekonomi menengah lebih memiliki kepercayaan daripada perempuan

28 dari golongan ekonomi rendah. Kondisi pendapatan yang cukup, menjamin kelangsungan hidup dan hal ini menciptakan kemandirian dalam perempuan. Besarnya pendapatan akan mempengaruhi tingkat partisipasi responden karena berhubungan dengan kemampuan/daya beli faktor produksi yang dipakai dalam pengelolaan usahanya Perempuan dan Kesejahteraan Rumah Tangga Kegiatan usaha mikro dan usaha kecil tidak lepas dari peran kaum perempuan. Usaha mikro banyak diminati oleh perempuan dengan pertimbangan bahwa usaha ini dapat menopang kehidupan rumah tangga dan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri (Sumampouw dalam Hastuti et al., 2003). Kiprah perempuan dalam perekonomian keluarga dan nasional menjadi salah satu bagian penting dalam pembangunan secara keseluruhan. Seiring dengan bertambahnya pendapatan perempuan atau akses perempuan terhadap sumber-sumber daya ekonomi melalui usaha ini, maka kemampuan dan kesempatan mereka bernegosiasi dalam rumah tanggapun meningkat. Posisi tawar mereka berubah dan pendapat mereka mulai diperhitungkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Mengingat porsi perempuan dalam usaha mikro cukup menonjol, maka peningkatan ekonomi perempuan dilakukan antara lain melalui upaya berupa program, atau kegiatan penguatan usaha mikro (Hastuti et al., 2003). Dampak usaha mikro, terutama yang ditekuni oleh perempuan, telah meningkatkan ekonomi perempuan khususnya dan ekonomi keluarga pada umumnya. Bahkan beberapa kasus usaha ekonomi perempuan yang awalnya merupakan usaha sampingan, kini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Dampak lainnya adalah menciptakan lapangan kerja bagi rumah tangga di sekitar usaha mikro, terutama tenaga kerja perempuan (Hastuti et al., 2003). Menurut Sawidak dalam Appriliani (1996), kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima, namun tingkatan dari

29 kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relatif, karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut. Kesejahteraan dari individu atau keluarga dikatakan tercapai apabila terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar (basic need) adalah kebutuhan yang digunakan bagi kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan akan pelayanan sosial tertentu, seperti air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan (Pitomo dalam Appriliani, 1996). Adapun indikator kesejahteraan rumah tangga diantaranya adalah kesehatan, pendidikan, angkatan kerja, perumahan, konsumsi pengeluaran rumah tangga (BPS Provinsi Jawa Barat, 2006). Selain indikator diatas, akses terhadap teknologi komunikasi dan informasi juga merupakan indikator yang digunakan oleh BPS pada Survei Sosial Ekonomi Nasional Grameen Bank (GB) Istilah grameen berasal dari bahasa Bengali yang berarti desa (Yunus, 2007), jadi GB dapat diartikan sebagai bank desa, tetapi sebenarnya bank itu bukanlah bank pedesaan atau rural bank, melainkan bank untuk orang-orang termiskin yang tinggal di daerah pedesaan. Grameen Bank adalah sebuah bank di Bangladesh yang melaksanakan pemberian kredit kepada golongan termiskin dalam masyarakat yang tidak mempunyai jaminan kebendaan atau jaminan orang. Profesor Muhammad Yunus mendirikan GB dikarenakan pada umumnya perbankan yang ada hanya diperuntukkan untuk golongan masyarakat yang mampu. Perbankan tidak bersedia melayani kebutuhan kredit masyarakat kecil atau orang-orang miskin karena : a. Orang-orang miskin tidak mempunyai barang-barang atau kekayaaan yang dapat dijadikan agunan pinjaman. b. Mereka tidak dapat mengisi formulir-formulir yang rumit karena sebagian besar dari mereka tidak dapat membaca dan menulis. c. Perbankan tidak suka melayani kebutuhan kredit yang kecil-kecil yang banyak jumlahnya sehingga memerlukan banyak pekerjaan dan mengandung resiko tinggi.

30 d. Perbankan takut bunga pinjaman yang diterima tidak dapat menutup biaya pelayanan pinjaman kecil yang banyak jumlahnya tersebut (Thoha, 2000) Falsafah Grameen Bank Grameen Bank (GB) adalah suatu konsep kredit yang dirancang untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat miskin di pedesaan. Model pendekatan yang digunakan adalah bottom up planning, sedangkan filosofi konsep ini adalah suatu pemahaman bahwa masyarakat mampu merencanakan dan menyelenggarakan proyek investasi yang produktif dengan bertumpu pada kondisi dan kemampuan sendiri. GB bersifat sebagai stimulator dalam mengungkapkan dan mengembangkan kreativitas dan semangat berusaha masyarakat miskin. Sementara itu bantuan dana (kredit) dan konsultasi teknik yang diberikan lebih bermakna sebagai motor pendorong kegiatan ekonomi yang telah mereka pilih (Thoha, 2000) Prinsip-prinsip Grameen Bank Program perkreditan GB memiliki beberapa karakteristik (Suharto dalam Thoha, 2000) yaitu : 1. Tidak didasarkan atas kedermawanan, sehingga mampu keluar dari kemiskinan 2. Tidak mengarahkan penggunaan kredit yang diberikan karena diyakini bahwa orang miskin memiliki ketrampilan tertentu yang memungkinkan mereka tetap bertahan hidup. Sementara itu program perkreditan GB di negara asalnya (Bangladesh) seperti yang tertera pada Lampiran Replikasi Grameen Bank di Malaysia Replikasi model GB di Malaysia telah dilakukan sejak tahun 1986 melalui suatu proyek ikhtiar, yang dibantu dalam operasi, riset, dan biaya perjalannya oleh APDC (lembaga regional yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembangunan di negara-negara Asia dan Pasifik) dan Pemerintah Kerajaan Negeri

31 Selangor, hibah dari Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YPEIM), dan tenaga ahli kaji tindak dari Universitas Sains Malaysia. Mekanisme kerja Proyek Ikhtiar pada prinsipnya sama dengan GB, yaitu: (Thoha, 2000) 1. Petugas bank mendatangi desa-desa, dan menilai kelayakan pemohon kredit 2. Peminjam potensial membentuk kelompok, terdiri dari lima orang, bertetangga, umur sebaya dan kondisi sosialnya sama 3. Dipilih ketua dan sekretaris untuk jangka waktu satu tahun. Rapat kelompok minimal satu kali per minggu 4. Pembentukan pusat kelompok yang terdiri dari 4-6 kelompok. Tiap pusat kelompok ada ketua dan wakil ketua. Pertemuan diadakan satu kali seminggu 5. Sebelum menjadi anggota pusat kelompok, dan menerima pinjaman, kelompok yang terbentuk harus mengikuti latihan mengenai falsafah dan prinsip operasional GB 6. Setelah lulus latihan, dua orang dalam kelompok menerima pinjaman, kemudian mengangsur secara mingguan. Setelah mengangsur 6 kali secara teratur, dua anggota lainnya baru diberi pinjaman. Ketua kumpulan menerima pinjaman setelah 12 minggu 7. Setiap peminjam dikenakan tabungan 5% dari jumlah pinjaman sebagai tabungan kumpulan. Penggunaan harus desetujui anggota yang lain. Tiap peminjam menabung 1 ringgit (Rp 760,-) per minggu 8. Pinjaman dikenakan tanpa jaminan dan tidak dikenakan bunga. Biaya administrasi 75 ringgit untuk sewa kantor dan gaji karyawan 9. Pinjaman harus dimanfaatkan paling lambat 7 hari setelah diterima, dibayar 50 kali angsuran, setelah melewati tenggang waktu 2 minggu 10. Bila anggota tidak bisa membayar karena sakit atau hal lain, anggota kumpulan dan pusat bertanggung jawab membayar. Bila

32 peminjam meninggal dibayar ahli waris atau dihapus apabila ahli waris tidak mampu 11. Semua transaksi dilakukan waktu pertemuan kelompok pusat 12. Bila peminjam pertama sebesar 500 ringgit (Rp ,-) sudah dilunasi maka pinjaman ke dua dapat diberikan, dan seterusnya Proyek ikhtiar berakhir pada bulan Juni 1998 dan dilembagakan dalam bentuk Trust dengan nama Amanah Ikhtiar Malaysia (AIM). Tahun 1990 jumlah anggota meningkat menjadi orang (91% wanita). Dana diperoleh dari pinjaman pemerintah tanpa bunga. Dengan keberhasilan ini AIM telah mengembangkan kegiatannya ke negara bagian termiskin di Malaysia Replikasi Grameen Bank di Indonesia Diawali dari kaji tindak GB di Karya Usaha Mandiri saat ini telah terdapat beberapa replikator GB di Indonesia. Pihak perbankan mempunyai potensi besar untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan kelompok masyarakat. Sebagai contoh Citi Bank melalui Grameen Trust dan program Citibank Peka (Peduli dan Berkarya) telah menyalurkan dana dari Citigroup Foundation untuk mendukung lembaga kredit mikro di Indonesia diantaranya ( Bangun Karya Central Java Project (BKCJP) adalah lembaga pengabdian masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang melakukan pengelolaan bantuan kredit modal bagi 885 keluarga miskin di Karanganyar Jawa Tengah dengan pinjaman ratarata sebesar Rp 200 ribu 250 ribu., Yayasan Pokmas Mandiri (YPM) di Medan yang telah menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk melayani kredit modal kepada 785 keluarga miskin di Galang Propinsi Sumatera Utara, Yayasan Paluma yang telah memberikan kredit kepada 44 orang dengan pinjaman rata-rata sebesar Rp 500 ribu sejak yayasan tersebut menerima dana bantuan dari Citibank Peka pada Maret 2001, Yayasan Dharma Bakti Parasahabat (YDBP) yang menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk kegiatan pemberian kredit modal kepada keluarga miskin di Sukatani, Bekasi dan

33 1.500 keluarga di Pedes, Karawang, Propinsi Jawa Barat (namun pada tahun 2007 YDBP mengalami kerugian dikarenakan tingkat pengembalian dari nasabah yang rendah), Yayasan Mitra Usaha (YMU) yang menyalurkan dana dari Grameen Trust yang digunakan untuk bantuan kredit modal kepada 640 peminjam di desa Taruma Jaya Propinsi Jawa Barat, dan Yayasan Siti Khadijah (YSK) di Jakarta menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk kredit modal kepada 750 keluarga yang memerlukan di Mijen Semarang. Peminjam pada umumnya adalah wanita yang berusaha kecil-kecilan seperti usaha makanan, kain, obat-obatan tradisional, warung, katering, dan menjahit Penyaluran Kredit Berkelompok Pemberian kredit kepada debitur usaha mikro secara kelompok diperkenalkan di Indonesia oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan GTZ dalam Program PHBK (Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) pada periode antara tahun 1989 sampai sekitar tahun Program ini bertujuan untuk mengembangkan hubungan antara perbankan dan kelompok usaha mikro melalui pemberian bantuan teknis kepada bank dan pendamping (LPSM) serta instansi pemerintah yang mengembangkan usaha mikro di semua sektor kegiatan ekonomi, dengan pendekatan kelompok. Menurut penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu penelitian Studi Tunggakan Kredit untuk Memperbaiki Kualitas Portfolio PHBK oleh Bank Indonesia pada tahun 2000 di dalam buku Laporan Penelitian Evaluasi Konsep PHBK oleh Bank Indonesia tahun 2002, diperoleh informasi bahwa tunggakan yang terjadi pada kredit kelompok disebabkan antara lain hal-hal sebagai berikut (Saptono dan Widiyatmanta, 2006): 1. Adanya variasi kondisi kelompok yang dibentuk/dibiayai bank yang pada umumnya tidak sesuai dengan konsep kelompok menurut PHBK, misalnya tidak ada kelengkapan organisasi atau kelengkapan organisasi kelompok tidak berfungsi (misalnya tidak ada pertemuan anggota secara reguler, tidak ada pembagian tugas antar pengurus atau anggota, tanggung renteng

KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK

KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK KEANDALAN PROSEDUR DAN EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT PADA WANITA PEDESAAN MELALUI PENDEKATAN BERKELOMPOK (Studi Kasus Karya Usaha Mandiri Cabang Nanggung, Bogor) Oleh IKA ANGGIE WIASTI H24103901 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Usaha Mikro Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit dan Pengertiannya Kata kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya kepercayaan atau credo berarti saya percaya (Shintawati, 2010; Triandaru dan Budisantoso, 2009;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan pendapatan dalam suatu kegiatan usaha yang telah dilakukan dalam periode tertentu sangat penting bagi setiap pengusaha atau perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah gender yang jarang terangkat keberadaannya, namun dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup menjanjikan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tumpuan perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI

PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI (Penelitian Kualitatif di Koperasi Mitra Bahari) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditasnya yang cukup dan berusaha mencapai rehabilitasi yang wajar serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditasnya yang cukup dan berusaha mencapai rehabilitasi yang wajar serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Pengalokasian dana kepada masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara melakukakn berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP

V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP 65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi UMKM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI PEMBIAYAAN MURABAHAH UMK (USAHA MIKRO KECIL) Kospin Jasa Syariah merupakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi mayarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan bank sebagai lembaga keuangan dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi semakin meningkat kebutuhannya. Semua sektor kegiatan yang meliputi industri,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada pertengahan bulan Juli 1997 Indonesia mengalami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, menyebabkan banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan seperti menerima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan yang ada di masyarakat sangat beraneka ragam. selain kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan akan perumahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas utama dalam pembangunan negara Indonesia yakni peningkatan kesejahteraan rakyat melalui mengembangkan perekonomian rakyat yang didukung pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang berisikan dua elemen esensial yakni unsur Pemerintah (public) dan unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun ketahun berkembang pesat, hal ini dikarenakan UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Emplek-emplek menir ketepu, wong lanang goleke kayu wong wadon sing adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki carilah kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan harga yang terjangkau dan memenuhi permintaan para

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan harga yang terjangkau dan memenuhi permintaan para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnis semakin ramai dibicarakan baik dipasar nasional maupun internasional. Perusahaan saling bersaing mengembangkan produknya, berlombalomba menawarkan harga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan masa sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya bank baru di Indonesia, sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN benar. 1 Dalam melakukan kelayakan pembiayaan, bank syariah diwajibkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Prinsip 5C pada Produk Ijarah di BPRS PNM Binama Semarang Sebelum suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertindak sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan dengan menyediakan mekanisme transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian terbesar dalam perekonomian Indonesia, indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci