EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN"

Transkripsi

1 EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN DONI GUSTION PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN Doni Gustion Artikel ini disusun berdasarkan tesis Doni Gustion untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing Padang, 25 September 2012

3 EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN Doni Gustion 1, Jalius Jama 2, Fahmi Rizal 3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang dgustion@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan context, input, process, product program praktik kerja industri di SMK Negeri 1 Palembayan. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Metodologi yang digunakan adalah metode kombinasi (Mixed Methods) dengan desain urutan pembuktian (Sequential Explanatory). Penelitian dilaksanakan di SMK negeri 1 Palembayan. Informan penelitian adalah ketua prakerin, bendahara prakerin, guru pembimbing, pembimbing industri dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, kuesioner/angket, dan wawancara. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa tingkat ketercapaian program prakerin pada variabel context program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 89.42% dengan kategori baik. Variabel input program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 84,51% dengan kategori baik. Variabel process program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 83,34% dengan kategori baik. Variabel product program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 86,88% dengan kategori baik. Abstract This study was aimed at describing the context, inputs, processes, and products, at internship program at SMK Negeri 1 Palembayan. This study was an evaluation research model of CIPP. The methodology used was a combination of method (Method Mix) by order of the design verification (Sequential Explanatory Notes). The experiment was conducted at SMK 1 Palembayan. Informants prakerin research were chairman of prakerin, treasurer prakerin, teachers, mentors and industry students. The technique of collecting data was observation, it was questionnaires, and interviews. Based on the analysis of the data found that the level of achievement of the program in the context of variable prakerin prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 89.42% with a good category. Input variables prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 84.51% with a good category. Prakerin process variables program in SMK Negeri 1 Palembayan 1

4 2 was 83.34% with a good category. Variable products prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 86.88% with a good category. Kata kunci: evaluasi, prakerin, CIPP Pendahuluan Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1) Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis. Kemudian Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional menjelaskan Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk jenis pekerjaan tertentu. SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang bertujuan: 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik

5 3 secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai di dunia usaha dan dunia industri, yang tujuan utamanya adalah menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme. Lulusan SMK yang dihasilkan harus memiliki kompetensi keahlian kejuruan sesuai dengan program keahlian masing-masing serta siap bersaing di dunia kerja. Mengacu pada tujuan pendidikan dan keadaan yang disebutkan di atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan melakukan inovasi atau reformasi, salah satunya melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara pendidikan di sekolah dan industri yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu tersebut (Saifudin: 2009). Wujud Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda adalah Praktik Kerja Industri. Praktik Kerja Industri diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang

6 4 profesional di bidangnya dan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional, dimana peserta didik yang melaksanakan Praktik Kerja Industri diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajarinya di industri. Wardiman Djoyonegoro (1999:75) menyatakan, tujuan Praktik Kerja Industri adalah : 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesioanl, tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan, 2) memperkokoh Link and Macth antara sekolah dengan dunia usaha/industri, 3) meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional, 4) memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, persoalan yang dihadapi oleh Sekolah Menengah Kejuruan sesuai hasil kajian yang dilakukan oleh Mardi Rasyid (2008:215) adalah industri yang menjadi mitra sekolah belum mampu ikut merencanakan kegiatan belajar peserta didik dalam membentuk profesionalisme siswa. Hal yang sama ditenggarai oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1996) bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, yaitu: 1) Keragaman tingkat kesiapan dan kemajuan SMK, 2) belum dimiliki struktur jabatan dan keahlian yang baku pada industri, 3) belum adanya alokasi biaya pengembangan sumber daya manusia di industri, 4) belum dimilikinya persepsi bahwa Praktik Kerja Industri dapat menguntungkan industri yang bersangkutan, 5) belum dimilikinya kesadaran oleh industri tentang peningkatan efisiensi, keefektivan dan kualitas.

7 5 Pendidikan Sistem Ganda Merupakan program nasional yang wajib dilaksanaknan oleh setiap SMK. Di Sumatera Barat terdapat 168 SMK yang terdiri dari 108 sekolah negeri dan 60 sekolah swasta (Dinas Pendidikan Sumbar: 2009). Dari jumlah SMK di Sumatera Barat tersebut semua sekolah melaksanakan Praktik Kerja Industri sesuai dengan program sekolah masing-masing. Salah satu SMK yang melaksanakan Praktik Kerja Industri tersebut adalah SMK Negeri 1 Palembayan. Dalam pelaksanaannya yang diawali persiapan meliputi pembentukan kepanitiaan, penyiapan semua perlengkapan administrasi, pendataan peserta, sosialisasi, pencarian tempat industri, pembekalan dan penunjukan guru pembimbing. Kemudian pelaksanaan di industri yang meliputi kegiatan mengantar peserta ke industri, monitoring oleh guru pembimbing, penjemputan peserta didik dari industri. Di akhir Praktik Kerja Industri peserta didik mendapat penilaian dari Industri dan sertifikat sebagai tanda telah memiliki pengalaman industri dan kesiapan kerja. SMK Negeri 1 Palembayan berdiri pada tahun 2004, pada awalnya hanya membuka 2 (dua) jurusan yaitu, 1) Teknik Otomotif sekarang bernama Teknik Kendaraan Ringan (TKR), 2) Teknik Audio Video, pada tahun ajaran 2009/2010 SMK Negeri 1 Palembayan menambah satu jurusan lagi yaitu Teknik Sepeda Motor (TSM), dan pada tahun ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Palembayan kembali membuka jurusan Teknik Multi Media (TMM). Prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan pertama kali dilaksanakan pada tahun Pada tahun 2011 kemaren SMK Negeri 1 Palembayan sudah melaksanakan prakerin sebanya 6

8 6 (enam) kali. Pada tahun 2006, 2007, 2008 prakerin dilaksanakan di kelas III semester V, sejak tahun 2009, 2010, 2011 prakerin dilaksanaka di kelas II semester IV. Dari observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan kepala sekolah, wakil bidang kurikulum, wakil bidang hubungan masyarakat dan beberapa orang siswa yang telah melaksanakan prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan dan banyak sekali masalah yang dihadapi antara lain, 1) sulitnya mencarikan tempat prakerin, hal ini disebabkan oleh banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Sumatera Barat atau bahkan luar propinsi bersaing untuk menempatkan siswa mereka di industri yang sesuai dengan standar prakerin, 2) materi pembekalan yang diberikan kepada siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus prakerin, 3) kurangnya monitoring terhadap siswa yang ada di industri, 4) tidak adanya monitoring bagi siswa yang berada di luar kota, sehingga komunikasi antara pihak industri dan sekolah jadi terputus, 5) sistem penilaian/evaluasi belum terlaksana dengan baik, 6) evaluasi program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah 1) Mendeskripsikan konteks (context) yang ada dalam program praktik kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari tujuan program, dan lingkungan tempat program prakerin, 2) Mendeskripsikan masukan (input) yang ada dalam program praktik kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari sarana prasarana pendukung, sumber dana prakerin dan relevansi prakerin degan kebutuhan siswa,

9 7 3) Mendiskripsikan proses (process) pelaksanaan praktik kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari persiapan, pelaksanaan, monitoring, penjemputan dan hambatan pelaksanaan program prakerin, 4) Mendeskripsikan hasil (product) yang telah dicapai dari program prakerin SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari nilai Prakerin siswa dan nilai ujian kompetensi. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP). Sukmadinata (2009:121) menyatakan penelitian evaluatif diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik. Dalam hal ini peneliti mengevaluasi program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan yang yang ditinjau dari Context, Input, Process, Product (CIPP). Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kombinasi (Mixed Metod) dengan desain Urutan Pembuktian (Sequential Explanatory). Sugiyono (2011:415) menyatakan metode penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada tahap awal dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan tahap ke dua menggunakan metode kualitatif. Metode kuantitatif berperan untuk memperoleh data kuantitatif yang terukur yang dapat bersifat deskriptif, komparatif asosiatif dan metode kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, memperluas, memperlemah dan menggugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal. Penelitian ini dilaksanakan

10 8 di SMK Negeri 1 Palembayan, kabupaten Agam. Informan penelitian ini adalah Ketua Prakerin, Bendahara Prakrin, Guru Pembimbing, Pembimbing Industri dan siswa SMK Negeri 1 Palembayan yang duduk di kelas XII semua program studi keahlian yang telah melaksanakan prakerin pada 1 Maret-15 Juni 2011 tahun pelajaran pada semester IV (empat) tahun ajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data evaluasi program Praktik Kerja Industri siswa SMK Negeri 1 Palembayan dikumpulkan dengan menggunakan data primer yaitu, 1) observasi, 2) Kuesioner/Angket, dan 3) wawancara. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi dokumentasi. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa arsi-arsip pelaksanaan program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Analisis data uji coba dilakukan dengan komputerisasi melalui program analisis SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17. Hasil uji coba selanjutnya dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir pernyataan dari masing-masing indikator dan variabel. Hasil dan Pembahasan 1. Konteks dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari tujuan program dan lingkungan program Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 10 butir pernyataan diperoleh skor total 2772 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 3100, maka tingkat ketercapaian sebesar 89,42% berada pada kategori baik.

11 9 Berdasarkan temuan di atas, ternyata temuan secara kualitatif berada pada kategori sangat baik. Artinya tujuan program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan dapat meningkatkan kompetensi produktif siswa, meningkatkan disiplin kerja siswa, meningkatkan kompetensi keahlian siswa, Siswa/i memperoleh pengalaman kompetensi produktif sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki, dan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa/i. Berkaitan dengan indikator lingkungan tempat program prakerin hasil wawancara peneliti dengan responden yang mengemukakan bahwa lingkungan industri prakerin sudah sesuai dengan kompetensi keahlian siswa dan dapat meningkatkan kompetensi produktif siswa. Artinya lingkungan tempat program prakerin sangat sesuai dengan kompetensi keahlian siswa/i, Industri Pasangan (IP) memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi, Pihak industri memberikan respon positif terhadap siswa prakerin, Industri Pasangan (IP) tempat prakerin sesuai dengan permohonan siswa/i, lingkungan tempat siswa/i prakerin dapat menerima siswa/i dengan baik. Dari hasil data kuantitatif dan kualitatif pada variabel context membuktikan bahwa tujuan program prakerin dan lingkungan tempat program prakerin dapat meningkatkan kompetensi keahlian siswa, sehingga para siswa siap untuk bekerja ke dunia industri setelah tamat nantinya. 2. Masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari sarana prasarana pendukung, sumber dana, dan relevansi pelaksanaan program dengan kebutuhan siswa

12 10 Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 16 butir pernyataan diperoleh skor total 4192 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 4960, maka tingkat ketercapaian sebesar 84,51% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Hal ini juga didukung dari pernyataan siswa kepada peneliti bahwa untuk indikator masukan dapat meningkatkan kompetensi produktif. Siswa juga mendapatkan hal yang tidak dipelajari di sekolah mereka dapatkan selama di industri sehingga menambah wawasan mereka tentang kompetensi keahlian. Depdiknas (2005:3) menyatakan klasifikasi industri antara lain: a) memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi, b) bidang usaha yang sesuai dengan kompetensi siswa. 3. Proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari persiapan, pelaksanaan, monitoring, penjemputan dan hambatan prakerin Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari 29 butir pernyataan diperoleh skor total 7493 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 8990, maka tingkat ketercapaian sebesar 83,34% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Hal ini didukung pernyataan ketua prakerin bahwa, Sebelum menerjunkan siswa kelapangan tim prakerin mengadakan pembekalan terlebih dahulu, pembekalan merupakan kegiatan yang wajib diikuti siswa sebelum

13 11 berangkat prakerin. Materi pembekalan adalah: 1) pengenalan dunia usaha dan industri, 2) tata tertib di dunia usaha dan industri yang berbeda antara tata tertib di sekolah, 3) cara pengisian jurnal yang berguna sebagai laporan bagi siswa saat guru pembimbing melaksanakan monitoring, 4) cara membuat laporan, agar siswa dapat melaporkan kegiatan selama prakerin. Wahyu Nurhajatmo (2008:222) menyatakan, sebelum siswa diterjunkan untunk melaksanakan praktik kerja industri maka kepada siswa perlu diberikan pembekalan. Adapun materi pembekalan adalah: 1) orientasi dunia usaha dan industri, 2) tugas dan kewajiban siswa prakerin di dunia usaha dan industri, 3) petunjuk pengisian buku prakerin seperti jurnal prakerin, pembuatan laporan dan sebagainya, 4) pembenahan sikap siswa selama berada di industri, dan 5) pelatihan mengenai budi pekerti. Adapun petugas petugas yang memberikan pembekalan terdiri atas guru sekolah dan instruktur dan intitusi pasangan, serta majelis sekolah. Menurut Depdikbud (2009) hal-hal yang menjadi focus pembekalan antara lain: 1) pelaksanaaan program prakerin yang dituangkan dalam jurnal yang mereka bawa, 2) tata tertib atau aturan yang berlaku di dunia kerja dimana mereka berada, 3) menjaga atau memelihara nama baik sekolah. Untuk menguatkan hasil temuan peneliti, data ini juga didukung oleh pernyataan instruktur dilapangan bahwa nilai diberikan berdasarkan kemampuan siswa masing-masing terutama sikap, disiplin, sopan santun selama prakerin berlangsung, dan diakhir prakerin diadakan uji kompetensi kepada siswa baik teori maupun praktik.

14 12 Data ini juga didukung pernyataan guru pembimbing bahwa saat melakukan monitoring guru menanyakan keadaan siswa, kesehatannya, dan apa saja pengalaman serta skil yang telah mereka dapatkan. Guru pembimbing pada saat monitoring belum menggunakan instrument monitoring. 4. Hasil yang telah dicapai dari program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan, ditinjau dari hasil prakerin dan hasil uji kompetensi Berdasarkan data komponen hasil diperoleh skor total 1077,40 dan dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 1240, maka tingkat ketercapaian sebesar 86,88% berada pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen hasil dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Djudju Sudjana (2008:56) menyatakan, evaluasi produk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian program selama pelaksanaan program dan pada akhir program yaitu berupa keluaran yang dihasilkan. Terkait dengan produk yang dihasilkan dalam hal ini tentunya nilai yang mereka dapatkan setelah program prakerin berakhir dan nilai uji kompetensi berdasarkan kemampuan dan skil dari masing-masing siswa. Menurut Dikmenjur (2005:9) evaluasi pelaksanaan praktik kerja industri dilakukan di industri, sebagai bukti bahwa telah terlaksananya evaluasi kompetensi prakerin siswa memperoleh sertifikasi dari industri. Sedangkan menurut Nokler dalam Tatang (2000:35) menyatakan instruktur memberikan

15 13 nilai terhadap hasil pekerjaan latihan dan berperan serta dalam penyelenggaraan ujian. Simpulan, implikasi dan saran 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian evaluasi dengan model Context (konteks), Input (masukan), Process (proses), Product (hasil) (CIPP) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Konteks Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan pada komponen konteks berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 89,42%. b. Masukan Pada komponen masukan pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 84,51%. c. Proses Pada komponen proses pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 83,34%. d. Hasil Pada komponen hasil pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 86,88%.

16 14 2. Implikasi Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka implikasi penelitian ini ditujukan kepada, a) Pemerintah Kabupaten Agam khususnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, b) Pihak Sekolah, c) Waka Humas & Industri dan Pokja Prakerin, d) Guru pembimbing, e) Industri, f) Siswa. 3. Rekomendasi Peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan yaitu, a) Perlu dilakukan pendataan industri yang sesuai dengan program studi dan kerja sama antara sekolah dengan industri, b) Perlu dilakukan pembekalan untuk guru pembimbing, c) Perlu dilengkapi instrumen kegiatan monitoring, d) Perlu diadakan magang kerja di industri bagi guru-guru produktif, e) Melengkapi sarana praktek di sekolah, dan f) Menanamkan kedisiplinan sejak kelas 1. Daftar Rujukan Depdiknas Panduan Praktik Kerja Industri. Jakarta: Dikmenjur. Dikmenjur Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Depdiknas. Djudju Sudjana Evaluasi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. remaja Rosdakarya. Mardi Rasyid Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda di Sumatera Barat. Forum Pendidikan, UNP No. 01 Tahun XXIII hal Saifuddin, Muhammad Ali Pengertian Pendidikan Sistem Ganda. Online

17 15 Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfa Beta. Sukmadinata Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaa Rosdakarya. Wahyu Nurhajatmo Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kujuruan, Jurusan Administrasi Negara. Tesis. FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Wardiman Djoyonegoro Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta. Jayakarta: Agus Offset. Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Doni Gustion dengan judul Evaluasi Program Praktik Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Palembayan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed. Ph.D dan Pembimbing II Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG FERA SUSANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM ( Studi Kasus: Pelaksanaan Prakerin SMK N 2 Payakumbuh)

EVALUASI PROGRAM ( Studi Kasus: Pelaksanaan Prakerin SMK N 2 Payakumbuh) EVALUASI PROGRAM ( Studi Kasus: Pelaksanaan Prakerin SMK N Payakumbuh) F. N. HALIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Juni 013 PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

Evaluasi Program Prakerin Pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMKN 2 Lubuk Basung

Evaluasi Program Prakerin Pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMKN 2 Lubuk Basung 65 Evaluasi Program Prakerin Pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan Di SMKN 2 Lubuk Basung Novi Hendri Adi* 1 1 Jln. Teuku Umar Lubuk Baja, Telp 0778 425 391 Fax 458394 Batam 29432 1 Program

Lebih terperinci

MUHARIKA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MUHARIKA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG EVALUASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI) MAHASISWA PRODI D4 PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNP MUHARIKA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH Aman Kurnia Prayogi 1, An Arizal 2, Totoh Andayono 2 Program Studi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK 194 EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK Ilham 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT 348 KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (Wahyu Hutria *, Indrati Kusumaningrum **, Iskandar G. Rani *** Email: ayuhutria@gmail.com ABSTRACT Base

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (Studi Situs SMK Muhammadiyah 2 Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan perdagangan bebas asean (asean free trade area/afta) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA SMK NEGERI 1 TAPUNG

EVALUASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA SMK NEGERI 1 TAPUNG EVALUASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA SMK NEGERI 1 TAPUNG Nasrul Amri Batubara SMK Negeri 1 Tapung, Jln. Pelajar Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kampar, Riau, Indonesia e-mail: smkn1tapung@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana fungsi pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu diantara kebutuhan pokok manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan perubahan pemahaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG KONTRIBUSI PENGUASAAN MATA DIKLAT PRODUKTIF DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEBERHASILAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA PROGRAM STUDI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK N 5 PADANG BUDIYANSAH PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat ditingkatkan melalui bidang pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk mewujudkan, mengembangkan

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK COKROAMINOTO PANDAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Diajukan kepada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN 190 SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN Afria Ulfa*,Juniman Silalahi**,An Arizal*** Email : Afria_ulfa@ymail.com ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengembangkan kamampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Lebih terperinci

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG 208 KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG Muhammad F. Rizqi 1, Inu H. Kusumah 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan untuk mencapai kualitas Sumber Daya Manusia perlu disiapkan peserta didik yang mau bekerja keras, memiliki kemampuan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk menyiapkan siswa untuk melanjutkan

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi, sehingga menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan bangsa Indonesia sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa diatur dalam Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Kemajuan pendidikan di suatu Negara selalu berkorelasi positif terhadap kemajuan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan memegang peranan penting dalam mengupayakan sumber

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP

DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP DEVELOPMENT OF INDUSTRY PRACTICE MODEL IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL BASED ENTREPRENEURSHIP Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Semarang State University, Indonesia Email: sonyoto@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan administrasi dan organisasi Prakerin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru di dalam kelas. Namun, operasionalnya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 37 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Suharto SMK SWADAYA TEMANGGUNG Email: Suharto111@rocketmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 3 PACITAN TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 3 PACITAN TAHUN 2013/2014 SKRIPSI PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 3 PACITAN TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal itu dikarenakan pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan tingkat menengah, diselenggarakan untuk menghasilkan tamatan calon tenaga kelas kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi telah memberikan dampak terhadap percepatan perubahan yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan, oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang menjadi tujuan nasional. Tujuan Nasional ini tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran DUDI terhadap implementasi pendidikan sistem ganda di SMKN 1 Salatiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di suatu daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, juga dapat menghasilkan SDM yang mampu menjadi ahli dan dapat bekerja dalam

Lebih terperinci

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1 Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1 KINERJA GURU DALAM PEMBALAJARAN KELAS XII PROGRAM STUDI KEAHLIAN ADMINISTRASI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN Penulis 1 : Reni Tiana Penulis 2 : Rosidah Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN

PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 a. Nama Sekolah : SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG b. Bidang Studi Keahlian : TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Otomotif merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yaitu bidang otomotif. Pada prinsipnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana fungsi Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Apalagi dengan program pemerintah yang mempercepat pencanangan era pasar bebas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Perubahan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. lain. Perubahan merupakan proses sosial dimana orang dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kehidupan manusia baik secara individu atau kelompok, merupakan fenomena sosial yang berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan

Lebih terperinci

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar 2 3 Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar Ayu Prastika Dewi 1, Elida 2, Wiwik Gusnita 2 Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BINTAN

HUBUNGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BINTAN 27 HUBUNGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BINTAN (Feni Keprila Prima *, An Arizal **, Armon S *** Email: fun.kepril@yahoo.com ABSTRACT This research is purposed to reveal

Lebih terperinci

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)37 RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG RELEVANCE OF THE APPLICATION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, SDM mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP MANFAAT PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI SMK N 1 LEMBAH GUMANTI

PERSEPSI SISWA TERHADAP MANFAAT PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI SMK N 1 LEMBAH GUMANTI PERSEPSI SISWA TERHADAP MANFAAT PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI SMK N 1 LEMBAH GUMANTI Fitria Syahroni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aimed at describing about student

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dasar. Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan

Lebih terperinci

FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH.

FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH. FORTECH 1 (1) 2016 FORTECH http://ejournal.upi.edu/index.php PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN The Effect of Workplace Internships

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) DI SMK NEGERI 1 WONOASRI KABUPATEN MADIUN TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) DI SMK NEGERI 1 WONOASRI KABUPATEN MADIUN TESIS EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN ) DI SMK NEGERI 1 WONOASRI KABUPATEN MADIUN TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Magister Kebijakan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 3 (1) (2014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel MODEL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PERMESINAN DI SMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang unsur penting untuk membentuk pola pikir, akhlak dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, disiplin, kreatif, produktif serta berkompeten di bidangnya masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia telah diarahkan pada tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam proses kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kemampuan, mengembangkan

Lebih terperinci

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions Persepsi (Wahyu Eko Martanto) 1 PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK N 2 KLATEN STUDENT PERCEPTION OF LEARNING IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTION ENGINEERING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan disegala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian Kata Pengantar Daftar Isi Tujuan Menengah Kejuruan Diagram pencapaian kompetensi kejuruan Kata Pengantar Daftar Isi Kata Pengantar ditandatangani Tujuan oleh Menengah Kejuruan kepala sekolah Diagram pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK 189 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK Akhmad F. Amar 1, Dadang Hidayat 2, Amay Suherman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci