RENJA RENCANA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENJA RENCANA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN"

Transkripsi

1 RENJA RENCANA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN 2017

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Pengertian sistem perencanan pembangunan nasional sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan oleh unsur penyelenggara Negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tersebut sistem perencanaan nasional di bagi dalam 3 ( tiga) jangka waktu yaitu : (1) perencanaan jangka panjang, (2) perencanaan jangka menengah dan (3) perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun , sementara perencanaan jangka menengah pemerintah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Perencanaan jangka menengah di tingkat kementerian keuangan telah dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun , sementara di tingkat unit eselon I Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor 61/PK/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun Perencanaan pembangunan jangka pendek dalam bentuk Rencana Kerja (Renja) disusun melalui pembahasan tiga pihak yang terdiri dari : (1) Kementerian/Lembaga, (2) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan (3) Direktorat Jenderal Anggaran. Dalam penyusunan Renja Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 memperhatikan pada kegiatan prioritas nasional yang telah Page i

6

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI Iii DAFTAR GAMBAR iv BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 14 Visi dan Misi 14 Tugas dan Fungsi. 15 Struktur Organisasi.. 16 Identifikasi Pemangku Kepentingan 17 BAB III KEBIJAKAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUN Kegiatan prioritas nasional Tahun 2017 Ditjen Perimbangan Keuangan 20 Perubahan Struktur Organisasi 22 BAB IV CAPAIAN KINERJA TAHUN Matrik Rencana Kerja (Renja) DJPK 2016 setelah adanya reorganisasi 32 Pencapaian Target Indikator Kinerja Tahun BAB V RENCANA KERJA DAN ANGGARAN RENCANA KERJA DAN PAGU TAHUN BAB VI PENUTUP Lampiran I : Kebijakan HKPD Tahun Lampiran II : Timeframe kegiatan utama (kegiatan prioritas dan unggulan 2017) 65 Lampiran III : Sasaran Kinerja Page iii

8 DAFTAR GAMBAR : Gambar 1 : Kegiatan Prioritas Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sesuai Renstra Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Gambar 2 : Sruktur Organisasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 3. Gambar 3 : Identifikasi Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Gambar 4 : Struktur Organisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/ Gambar 5 : Tugas dan Fungsi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/ Gambar 6 : Peta Strategi DJPK Tahun Gambar 7 : Rencana Kerja dan Anggaran sesudah Reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/ Gambar 8 : Matrik Renja sesudah Reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/ Gambar 9 : Capaian Kinerja Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar Gambar 10 : Capaian Kinerja Rasio PDRD terhadap PDRB Gambar 11 : Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Gambar 12 : Capaian Kinerja Realisasi capaian IKU Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Gambar 13 : Capaian Kinerja Persentase kerjasama penyelenggaraan In-House Training dengan Pemerintah Gambar 14 : Capaian Kinerja Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan (SIKD) yang terintegrasi Gambar 15 : Capaian Kinerja Realisasi capaian IKU Persentase Pejabat yang Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Gambar 16 : Capaian Kinerja Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Gambar 17 : Realisasi Penyerapan Anggaran sampai dengan 30 September Gambar 18 : Matrik Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 berdasarkan pagu indikatif Gambar 19 : Pagu Indikatif Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 per Jenis Belanja Gambar 20 : Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 per Jenis Belanja Gambar 21 : Matrik Rencana Kerja dan Anggaran atas pagu anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 Gambar 22 : Matrik Rencana Kerja dan Anggaran atas pagu alokasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun Gambar 23 : Kegiatan Prioritas DJPK Tahun Gambar 24 : Matrik Kegiatan Prioritas DJPK Tahun 2017 sesudah reorganisasi dan penyesuaian struktur ADIK Gambar 25: Komponen Kegiatan Prioritas DJPK Tahun Page iv

9 BAB I PENDAHULUAN Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa dan tantangan pembangunan yang akan dihadapi, visi pembangunan nasional tahun adalah : Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan Negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas pembangunan nasional (Nawa Cita) yang terdiri dari : 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Page 1

10 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Nawa Cita yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Nawa Cita ke-3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Implementasi arah kebijakan dan strategi yang dilaksanakan adalah melalui kegiatan prioritas yaitu: 1. Kegiatan Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa pada Direktorat Dana Perimbangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 sesuai tugas dan fungsinya kemudian dilaksanakan oleh Direktorat Dana Perimbangan dan Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan). 2. Kegiatan Perumusan Kebijakan, Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Pendanaan dan Ekonomi, Penyusunan Laporan Keuangan Transfer ke, Page 2

11 serta Pengembangan Sistem Informasi Keuangan pada Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 sesuai tugas dan fungsinya kemudian dilaksanakan oleh Direktorat Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan ), dan 3. Kegiatan Perumusan Kebijakan, dan Pembinaan Di Bidang Pajak dan Retribusi pada Direktorat Pajak dan Restribusi, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 sesuai tugas dan fungsinya kemudian dilaksanakan oleh Direktorat Pendapatan dan Kapasitas Keuangan ). Nawa Cita ke-7 : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik, dengan tujuan Penguatan Kapasitas Fiskal Negara: Implementasi arah kebijakan dan strategi akan dilaksanakan melalui kegiatan Prioritas yaitu: 1. Perumusan Kebijakan, Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Pendanaan dan Ekonomi, Penyusunan Laporan Keuangan Transfer ke, serta Pengembangan Sistem Informasi Keuangan pada Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 sesuai tugas dan fungsinya kemudian dilaksanakan oleh Direktorat Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan dan Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan), dan 2. Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Pengelolaan Transfer Ke dan Dana Desa pada Direktorat Dana Perimbangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 sesuai tugas dan fungsinya kemudian dilaksanakan oleh Direktorat Dana Perimbangan dan Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan). Page 3

12 Untuk mendukung pencapaian Nawa Cita terutama pada Nawa Cita-3 dan Nawa Cita ke-7, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan pada tahun mempunyai program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan, dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 menjadi tugas dan fungsi dari Direktorat Dana Perimbangan dan Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan) dengan arah kebijakan sebagai berikut: a. Mengembangkan sistem transfer yang meminimumkan ketimpangan fiskal horizontal dan vertikal serta memperbaiki kualitas pelayanan. b. Meningkatkan kualitas belanja daerah. c. Harmonisasi Belanja Pusat dan agat Belanja Menjadi Efektif dan Efisien. d. Mengembangkan Keleluasaan Belanja yang Bertanggung jawab untuk Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Publik Dasar. Implementasi arah kebijakan tersebut adalah: a. Menyelesaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Hubungan Keuangan Pusat dan (HKPD) sebagai revisi Undang-Undang (UU) No. 33 tahun b. Merumuskan kembali Dana Bagi Hasil (DBH) dengan fokus mengurangi ketimpangan fiskal vertikal. c. Merumuskan kembali Dana Alokasi Umum (DAU) dengan fokus mengurangi ketimpangan fiskal horizontal. d. Merumuskan kembali Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan fokus mendanai urusan daerah yang menjadi prioritas nasional dalam rangka mendorong pencapaian pelayanan dasar sesuai dengan standar nasional. Page 4

13 e. Merumuskan kembali Dana Insentif (DID) sebagai instrumen bagi daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan di daerah. f. Pengalihan secara bertahap kegiatan yang sudah menjadi kewenangan daerah dari K/L yang berasal dari kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan menjadi Dana Alokasi Khusus g. Menyusun pedoman pengelolaan dana transfer. h. Mempercepat penyampaian informasi alokasi dana transfer. i. Memperbaiki pertimbangan dalam penentuan alokasi dana desa yang bersumber dari APBN. j. Menentukan indikator layanan publik dasar yang dapat digunakan dalam pengalokasian DAK. k. Menerapkan Medium Term Expenditure Framework (MTEF) dalam Alokasi Belanja. l. Dana penyesuaian existing/transfer lainnya. (DAK Non Fisik : Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tunjangan Penghasilan Guru (TPG), Tambahan Penghasilan (Tamsil), Proyek Pemerintah dan Desentralisasi (P2D2). m. Akuntansi dan pelaporan transfer ke daerah (sebagai penyedia data). n. Menyusun alokasi anggaran, memantau penyaluran penggunaan dan mengevaluasi dana desa. o. Penyusunan Road Map DAK Tahun 2017 s.d Perumusan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi di Bidang Pendanaan dan Ekonomi, Penyusunan Laporan Keuangan Transfer ke serta Pengembangan Sistem Informasi Keuangan (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 menjadi tugas dan fungsi dari Direktorat Evaluasi Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan ), dengan arah kebijakan sebagai berikut: Page 5

14 a. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi guna menghasilkan masukan dan rekomendasi kebijakan yang lebih baik, bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. b. Mewujudkan Sistem Informasi Keuangan (SIKD) Nasional yang mampu menyajikan Informasi Keuangan (IKD) yang dalam jaringan-waktu riil (online-real time) dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Pusat, melalui: Satu pintu SIKD. Penyajian IKD secara cepat dan komprehensif. Pengintegrasian Informasi Keuangan (IKD) dengan Informasi Keuangan Pusat (IKP) meliputi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan Government Finance Statistics (GFS). Perluasan Kegunaan. Implementasi arah kebijakan tersebut adalah: a. Menyusun pemeringkatan kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah sebagai bentuk penilaian kinerja keuangan daerah yang terintegrasi dengan mekanisme pemberian insentif. b. Meningkatkan efektifitas monitoring dan evaluasi dana transfer yang bersifat spesifik. c. Menyiapkan sistem yang dapat menerima keragaman sistem pengelolaan informasi keuangan di daerah. d. Mempersiapkan program pengembangan aparatur pengelola dana desa untuk mendukung efektifitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dana desa. e. Peningkatan pemanfaatan SIKD. f. Meningkatkan efektivitas monitoring dan evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Page 6

15 g. Menyusun Rekomendasi Menteri Keuangan tentang Keseimbangan Pendanaan di dalam rangka Perencanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. h. Menyusun kajian pendanaan APBN dalam rangka pendanaan kawasan tertentu. i. Melakukan evaluasi dan harmonisasi pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan desentralisasi. 3. Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pajak dan Retribusi (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 menjadi tugas dan fungsi dari Direktorat Pendapatan dan Kapasitas Keuangan ), dengan arah kebijakan sebagi berikut : a. Mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak dan Retribusi. b. Mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan keuangan daerah. Implementasi arah kebijakan yang telah ditetapkan akan dicapai melalui strategi yang meliputi: 1. Perumusan kebijakan yang melibatkan para stakeholder, terutama pemerintah daerah, dan dapat mengakomodasi keberagaman karakteristik daerah-daerah di Indonesia. Kebijakan yang dirumuskan dengan melibatkan daerah akan membuat kebijakan tersebut berpihak bagi tergalinya potensi daerah secara optimal sesuai karakteristik masing-masing sehingga penguatan daerah akan lebih mudah diwujudkan. Perbaikan perumusan diperlukan mengingat Rasio Pajak terutama pada kabupaten/kota yang masih kecil dari Rasio Pajak Pusat perlu dioptimalkan melalui : a. Peningkatan kualitas pelayanan evaluasi Raperda/Perda PDRD. Page 7

16 b. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan perda terkait pendapatan asli daerah. c. Meningkatkan administrasi PDRD yang modern, cepat dan mudah. d. Meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk melakukan pembayaran pajak daerah. e. Pengembangan potensi dan kapasitas pendapatan daerah yang efektif dan efisien. f. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan PDRD. g. Penerapan sanksi terhadap daerah yang tidak melaksanakan pemungutan PDRD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2. Peningkatan kapasitas pengelola keuangan daerah sehingga diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang mampu mengelola keuangan daerah dengan baik sehingga dapat mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi. Adapun strategi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dalam mengimplementasikan arah kebijakan tersebut adalah: a. Mengharmonisasikan Pajak Pusat dengan Pajak dan Retribusi. b. Mengoptimalkan local taxing power melalui bimbingan teknis dan pendampingan pemungutan PDRD. c. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah. 4. Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas (sesudah reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 menjadi tugas dan fungsi dari Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan), dengan arah kebijakan sebagi berikut : a. Mengharmonisasikan belanja pusat dan daerah agar belanja daerah menjadi efektif dan efisien. Page 8

17 b. Meningkatkan kualitas belanja daerah dan mengembangkan keleluasaan belanja daerah yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik dasar. c. Menyediakan akses yang sangat luas terhadap sumber pembiayaan pinjaman yang menarik bagi pemerintah daerah untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan publik. d. Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas yang menyentuh seluruh tingkat pengelola keuangan daerah, yaitu mulai dari tingkat teknis sampai dengan tingkat pengambil kebijakan strategis. e. Melakukan penajaman substansi dalam penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah. f. Melakukan pembinaan intensif bagi daerah berkapasitas rendah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangannya. g. Melakukan penajaman indikator pemberian hibah berbasis output. Adapun strategi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dalam mengimplementasikan arah kebijakan tersebut adalah: a. Mengembangkan Dana Pembangunan Infrastruktur (Regional Infrastructure Development Fund (RIDF). b. Mengembangkan Obligasi (Municipal Bond). c. Mengembangkan instrumen pembiayaan daerah lainnya. d. Melakukan penguatan kelembagaan yang bersinergi. e. Mengembangkan hibah berbasis output. f. Melakukan penguatan database pengajar yang memiliki sertifikat pelatihan pengelolaan keuangan daerah. g. Melaksanakan pelatihan yang bersinergi dengan donor dan badan diklat pemda. Page 9

18 h. Mendorong pelaksanaan cost sharing APBN-APBD secara bertahap untuk melaksanakan pelatihan pengelolaan keuangan daerah bagi aparat pemerintah daerah. i. Menciptakan kemandirian daerah dalam menyelenggarakan peningkatan kapasitas pengelola keuangan daerah. j. Melakukan penajaman kurikulum, Satuan Acara Pembelajaran (SAP), dan modul yang sesuai kebutuhan. k. Memberikan penguatan peran Tim Kendali Mutu (QualityAssurance) dalam pelaksanaan pelatihan pengelola keuangan daerah. l. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan peningkatan kapasitas pengelola keuangan daerah yang baru (new reform capacity building). m.melakukan penajaman esensi pelaksanaan peningkatan kapasitas pengelola keuangan daerah dalam peningkatan karier. n. Mendorong peningkatan kualitas laporan keuangan daerah. o. Mendorong peningkatan kualitas belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD). p. Mendorong peningkatan kualitas penyelenggaraan layanan publik bagi daerah dengan struktur demografi serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah. q. Melakukan penajaman bagi cluster daerah miskin. r. Pengendalian Sisa Lebih Pelaksanaan Anggaran (Silpa) di. s. Dana otsus dan dana keistimewaan Istimewa Yogyakarta (DIY). t. Mengembangkan hibah berbasis output. u. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan daerah melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan dan Pelaksanaan In House Training. Page 10

19 5. Dukungan manajemen, pengelolaan organisasi, sumber daya manusia, dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, dengan arah kebijakan: a. Melakukan penajaman visi dan misi organisasi. b. Mewujudkan struktur organisasi yang mendukung penguatan fungsi-fungsi HKPD. c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses kerja sesuai dengan dinamika lingkungan dan kebutuhan pemangku kepentingan. d. Mengembangkan strategi pengelolaan SDM Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan yang mendukung pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. e. Menyusun alternatif pengembangan karier pegawai berdasarkan kompetensi dan potensi individu. f. Melakukan pembinaan SDM potensial untuk mempersiapkan calon pemimpin masa depan, dan g. Melakukan penyempurnaan infrastruktur pengelolaan SDM Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan untuk mendukung peningkatan kualitas SDM. Adapun strategi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dalam mengimplementasikan arah kebijakan tersebut adalah: a. Menyusun visi dan misi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan baru yang lebih sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsi organisasi serta kondisi ideal yang akan dicapai di masa mendatang; b. Menyusun struktur organisasi yang mendukung siklus perubahan kebijakan yang terkait dengan HKPD dan perubahan beban kerja; c. Melakukan penyesuaian beban kerja organisasi yang baru; d. Pemenuhan standar kompetensi jabatan; Page 11

20 e. Memperkuat posisi dan peran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; f. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pemangku kepentingan; g. Mendukung implementasi kebijakan HKPD; h. Memperkuat interaksi dengan para pemangku kepentingan eksternal; i. Mewujudkan organisasi modern yang berteknologi tinggi; j. Menyusun visi pengelolaan SDM; k. Menyusun rencana strategis pengelolaan SDM; l. Memetakan kompetensi dan potensi pegawai; m. Menyusun kamus kompetensi teknis dan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ); n. Membuat analisis kesenjangan kompetensi; o. Menyusun pola pengembangan pegawai; p. Menyusun pola karier pegawai; q. Membentuk manajemen talenta di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; r. Mengintegrasikan pola karier dan diklat dengan sistem manajemen SDM yang lain; dan s. Menyempurnakan Sistem Informasi Kepegawaiam (SIMPEG). Peran Strategis Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dalam rangka pencapaian visi pembangunan nasional jangka menengah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotongroyong) dapat digambarkan sebagai berikut : Page 12

21 Gambar 1 Kegiatan Prioritas Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sesuai Renstra Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Page 13

22 BAB II ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN VISI DAN MISI Visi dan misi baru Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebagaimana telah ditetapkan dalam Cetak Biru Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah sebagai berikut: Visi Baru: "Menjadi Pengelola Hubungan Fiskal Pusat Dan Berkelas Dunia Yang Adil Dan Transparan"; Misi Baru: Mewujudkan perumusan kebijakan hubungan keuangan pusat dan daerah yang transparan dan akuntabel. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan hubungan keuangan pusat dan daerah yang efektif. Menyelenggarakan sistem informasi keuangan daerah yang akurat, transparan, dan tepat waktu. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah. Aspek strategis dari visi baru Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tercermin pada perubahan frase "Perimbangan Keuangan" menjadi "Hubungan Fiskal Pusat dan ". Perubahan frase tersebut mempunyai makna yang lebih luas, terutama mengingat perimbangan keuangan" pada dasarnya hanyalah merupakan salah satu elemen atau instrumen di dalam "hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah". Page 14

23 Dengan demikian, perubahan ini memberikan perluasan makna, lingkup, serta arah kebijakan desentralisasi fiskal ke depan menuju hubungan keuangan pusat dan daerah yang lebih baik. Melalui mekanisme hubungan keuangan yang lebih baik tersebut diharapkan akan tercipta kemudahan-kemudahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerah, terutama dalam "penyediaan dan pemenuhan pelayanan publik" yang prima dan atau lebih berkualitas, yang pada gilirannya akan berimbas kepada kondisi perekonomian yang lebih baik, dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Dengan visi yang baru tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai unit pengelola dan pelaksana kebijakan desentralisasi fiskal bertekad untuk menjadikan pelaksanaan dan pengelolaan desentralisasi fiskal di Indonesia sebagai praktik pengelolaan hubungan fiskal pusat dan daerah yang "berkelas dunia" yang akan menjadi contoh atau "role model" bagi negara-negara lain dalam penerapan kebijakan desentralisasi fiskal. Cita-cita ini diharapkan akan menjadi fokus tujuan perubahan dan menginspirasi semua pihak untuk mendukung transformasi yang diharapkan. Integritas dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan kebijakan juga harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan dengan menekankan pada pengelolaan kebijakan yang adil dan transparan. TUGAS DAN FUNGSI Pembentukan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan di lingkungan Kementerian Keuangan tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tanggal 14 April Page 15

24 Selanjutnya, tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyelenggarakan 5 (lima) fungsi sebagai berikut: 1. Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan. 2. Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pendapatan asli daerah serta peningkatan kapasitas keuangan daerah. 3. Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan stadardisasi teknis di bidang pembiayaan dan transfer non dana perimbangan. 4. Melaksanakan evaluasi pengelolaan keuangan daerah, pengembangan pendanaan perkotaan, perdesaan, dan kawasan, serta penyelenggaraan teknologi informasi dan penyajian informasi keuangan daerah. 5. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan, pembinaan, serta pemberian dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, struktur organisasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah sebagai berikut: Page 16

25 Gambar 2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Identifikasi Pemangku Kepentingan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan proses identifikasi pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rangka menentukan rencana strategis serta meningkatkan kinerja organisasi. Para pemangku kepentingan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dimaksud adalah: 1. Menteri dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu). Memberikan arahan dan dukungan terkait kebijakan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Page 17

26 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan (DPD). DPR dan DPD sebagai lembaga politik memiliki peran yang sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan legitimasi politik. 3. Pemerintah dan DPRD (Pemda). Memberi masukan dan evaluasi atas kebijakan dan pelayanan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 4. Kementerian/Lembaga (K/L). Pertama adalah K/L yang terkait dengan penyusunan kebijakan di bidang desentralisasi meliputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri, Kedua adalah K/L yang terkait dengan penyusunan formulasi alokasi dana transfer ke daerah, antara lain formulasi DAU, DBH, DID, Dana Otonomi Khusus Papua dan Aceh serta DAK, antara lain Badan Pusat Statistik, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri. Keterlibatan kementerian/lembaga ini terkait dengan ketersediaan data dasar yang dijadikan sebagai variabel atau kriteria alokasi dana transfer ke daerah. 5. Unit Eselon I Lingkup Kementerian Keuangan. Beberapa Unit Eselon I di antaranya Badan Kebijakan Fiskal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam memberikan dukungan serta membantu keberhasilan pendanaan anggaran daerah yang berasal dari APBN dalam kerangka implementasi otonomi daerah. Selain itu, unit eselon I yang terkait dengan fungsi koordinasi dan pelaksanaan dukungan manajemen adalah Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pengelolaan Resiko (DJPPR). Page 18

27 6. Akademisi/Lembaga Pendidikan. Peran akademisi dalam memberikan masukan terkait kebijakan desentralisasi fiskal dari sisi kajian ilmiah. Hal ini membantu dalam memperkuat kualitas decision-making. 7. Eksternal d an Internal Auditor. Memberikan kontribusi yang penting dalam menentukan langkah strategis Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 8. Lembaga Internasional/Kerjasama Bilateral dan Multilateral (development partners). Development partners memiliki kontribusi dalam memberikan pendanaan di luar APBN dalam mendukung pelaksanaan kebijakan desentralisasi. Masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat/Media. 9. Masyarakat dan media memberikan feedback kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan atas kebijakan dan pelayanan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Gambar 3 Identifikasi Pemangku Kepentingan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Page 19

28 BAB III KEBIJAKAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUN 2017 Beberapa hal khusus yang menjadi perhatian dalam penyusunan Renja Ditjen Perimbangan tahun 2017 antara lain : Nawacita terutama Nawa Cita 3 dan Nawa Cita 7, RPJMN , Renstra Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perimbangan , Kegiatan prioritas nasional yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 serta Perubahan struktur organisasi termasuk perubahan Tugas dan Fungsi Ditjen Perimbangan Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 234/MK.1/ Kegiatan prioritas nasional Tahun 2017 Ditjen Perimbangan Keuangan Kegiatan Prioritas Nasional adalah kegiatan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor : 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Sesuai dengan Program follow function yang merupakan kebijakan pelaksanaan anggaran tahun anggaran 2017, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan memiliki 2 (dua) Program Prioritas, terdiri dari (1) Program Reformasi Fiskal dan (2) Program Desa dan Kawasan Perdesaan dengan rincian kegiatan prioritas sebagai berikut : 1) Peningkatan porsi dana desa dan transfer ke daerah pada Direktorat Dana Perimbangan setelah reorganisasi dilaksanakan oleh Direktorat Dana Perimbangan dan Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan melalui aktivitasnya : a. Penyusunan Perpres tentang DAU. b. Penyusunan peraturan ttg transfer ke daerah. c. Penyusunan peraturan tentang teknis pengalokasian DAK berdasarkan kebutuhan. Page 20

29 d. Penyusunan Lampiran Peraturan tentang DBH Pajak dan Cukai Hasil Tembakau. e. Penyusunan laporan Bimtek Transfer dan Dana Desa. f. Penyusunan Laporan FGD Mekanisme Pengalokasian dan Penyaluran Transfer ke dan Dana desa. g. Penyusunan laporan sosialisasi DAK. 2) Penetapan kriteria, formulasi perhitungan, serta persyaratan/ prioritas penerimaan pada Direktorat Dana Perimbangan melalui aktivitasnya Penyusunan Rekomendasi atas Pengelolaan DAK di. 3) Harmonisasi Peraturan pada Direktorat Dana Perimbangan melalui aktivitasnya Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Hubungan Keuangan Pusat dan. 4) Perbaikan mekanisme penyaluran dana pada Direktorat Dana Perimbangan melalui aktivitasnya Penyusunan Rekomendasi atas Kajian Reformulasi Dana Alokasi Umum (DAU). 5) Penerapan reward dan punishment pada Direktorat Pengelolaan Transfer Non Dana Perimbangan melalui aktivitasnya Penyusunan Peraturan tentang Dana Insentif (DID), Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG). 6) Peningkatan Kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola dana pada Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Keuangan dengan aktivitasnya : a) Bimtek Optimalisasi Pengelolaan Pajak untuk Meningkatkan Fiskal. b) Bimtek Ketentuan Umum Pemungutan Pajak. c) Bimtek Penilaian PBB P2. d) Diagnostik organisasi, SDM dan Teknologi Pemerintah. e) Penyusunan modul aplikasi PDRD. Page 21

30 f) Coaching of coaches aplikasi untuk Internal. g) Bimtek Modernisasi Administrasi Pajak. h) Coching of Coaches Aplikasi PDRD untuk Pemda. i) Dukungan IHT Aplikasi PDRD oleh Pemda. 7) Distribusi, Supervise, Pemantauan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) agar berjalan secara efektif dan efisien pada Direktorat Pembiayaan, Transfer Non Dana Perimbangan, melalui aktivitasnya : a) Penyusunan Laporan Sosialisasi dan monitoring Dana Desa. b) Penataan Dokumen Anggaran Transfer ke dan Dana Desa. c) Penyusunan Peraturan tentang Dana Desa. 2. Perubahan Struktur Organisasi Berdasarkan PMK Nomor : 234/MK.01/2016 tentang Susunan dan Organisasi Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan mengalami perubahan yang cukup besar meliputi : a. Perubahan numenklater pada tingkatan unit eselon II. b. Perpindahan tugas dan fungsi antar unit eselon II. c. Perpindahan tugas dan fungsi dalam satu unit eselon II. d. Penambahan tugas dan fungsi baru yang tidak ada pada unit organisasi lama. Beberapa gambaran atas berubahan organisasi tersebut adalah sebagai berikut : Berdasarkan struktur Organisasi SEBELUM (PMK No. 206/MK.01/2014) SETELAH (PMK No. 234/MK.01/2015) DIREKTORAT / SUBDIT DIREKTORAT / SUBDIT Sekretariat DJPK Sekretariat DJPK 1 Kabag Perencanaan Dan Keuangan 1 2 Kabag Organisasi Dan Kepegawaian 2 3 Kabag Umum Dan Kehumasan 3 4 Kabag Kontrol Intern 4 Bag. Perencanaan dan Keuangan Bag SDM Bag. Umum Kehumasan & Bantuan Hukum Bag. Organisasi & Kepatuhan Internal Page 22

31 Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Dana Perimbangan 1 Subdit DBH Pajak 1 Subdit DBH 2 Subdit DBH Sumber Daya Alam 2 Subdit DAU 3 Subdit Dana Alokasi Umum 3 Subdit DAK Fisik 1 4 Subdit Dana Alokasi Khusus 4 Subdit DAK Fisik 2 5 Subdit Pelaksanaan Transfer I 5 6 Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Subdit Pelaksanaan Transfer II Subdit DAK Non Fisik Subdit Perumusan Kebijakan Dana Perimbangan 1 Direktorat Pajak dan Retribusi Subdit Evaluasi Dana Desentralisasi Dan Perekonomian 3 Subdit Evaluasi Dana Dekonsentrasi Dan Tugas Perbantuan Subdit Akuntansi Dan Pelaporan Transfer Ke 4 Subdit Data Keuangan 5 Subdit Informasi Dan Dukungan Teknis Direktorat Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Subdit Data Keuangan Subdit Data Non Keuangan 5 Subdit Teknologi Informasi Subdit PDRD I 1 2 Subdit PDRD II 2 3 Subdit PDRD III 3 4 Kasubdit PDRD IV Subdit Sinkronisasi Dan Dukungan Teknis PDRD 4 Subdit Sinkronisasi PDRD Subdit Pemantauan dan Evaluasi PAD Subdit Pengembangan Potensi PAD Subdit Bimbingan Teknis dan Keuangan Sudbit Perumusan Kebijakan PAD 5 Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas 3 Subdit Evaluasi Keuangan Subdit Pengembangan Pendanaan Perkotaan dan Kawasan Direktorat Pendapatan Dan Kapasitas Keuangan 5 Direktorat Pembiayaan & Transfer Non DAPER 1 Subdit Pinjaman 1 Subdit Hibah Dana Darurat dan DID 2 Subdit Hibah 2 Subdit dana desa otsus dan DIY 3 Subdit Pembiayaan Penataan Subdit Investasi Dan Kapasitas Keuangan Subdit Penatausahaan Pembiayaan 3 Subdit Pelaksanaan Transfer 4 Subdit APTD Subdit Perumusan Kebijakan Non DAPER Gambar 4 struktur Organisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 Page 23

32 Berdasarkan Tugas dan fungsi SEKRETARIAT 1 Bagian Perencanaan dan Keuangan Subbagian Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Menyiapkan bahan penyusunan renstra, renja tahunan, dokumen perencanaan lainnya, RKA, dan dokumen pendukung penyusunan anggaran DJPK Subbagian Perbendaharaan Menyiapkan urusan perbendaharaan DJPK dan penerbitan SPM kepada KPPN Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Menyiapkan bahan akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan, penyusunan statistik, laporan akuntabilitas kinerja, dan laporan penataan tugas DJPK Subbagian Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Melakukan koordinasi harmonisasi kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penyusunan keputusan dan/atau peraturan perundang-undangan HKPD serta penyediaan dan penyajian data dan substansi bahan dalam rangka pelaksanaan tugas atau kegiatan DJPK Subbagian Pengembangan SDM Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan penyaringan SDM dalam rangka pendidikan, pelatihan, pengembangan kompetensi SDM, dan ujian jabatan Subbagian Mutasi dan Informasi SDM Menyiapkan bahan penyusunan informasi, pengangkatan, kepangkatan, pemberhentian, pensiun, mutasi, penyiapan bahan statistik dan administrasi umum SDM, serta mengelola informasi manajemen SDM Subbagian Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Keuangan Pusat dan Membina jabatan fungsional Analis Keuangan Pusat dan, penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan analis keuangan pusat dan daerah, koordinasi, serta evaluasi dan monitoring jabatan fungsional Analis Keuangan Pusat dan 2 Bagian Sumber Daya Manusia 3 Subbagian Tata Usaha Subbagian Rumah Tangga dan Protokoler Bagian Umum, Kehumasan, dan Bantuan Hukum 4 Bagian Organisasi dan Kepatuhan Internal Subbagian Perlengkapan Melakukan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, ekspedisi dan penggandaan, manajemen perpustakaan, serta melaksanakan fungsi tata usaha dan rumah tangga Setditjen Melakukan pelaksanaan urusan protokoler, kerumahtanggaan, akomodasi, pengangkutan, pemeliharaan inventaris kantor, pemeliharaan rumah dan kendaraan dinas, perjalanan dinas, serta urusan gaji dan kesejahteraan pegawai Melakukan urusan pengadaan sarana dan prasarana, inventarisasi, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan, penyiapan penghapusan BMN, serta melaksanakan fungsi unit layanan pengadaan Subbagian Kehumasan, Bantuan Hukum, dan Kerjasama Antar Lembaga Melakukan urusan hubungan media, layanan informasi, publikasi, dokumentasi, pengolahan data hubungan masyarakat dan informasi website DJPK, koordinasi dan fasilitasi pertimbangan dan bantuan hukum, penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi serta pemantauan pelaksanaan kegiatan kerjasama DJPK dengan lembaga lain Subbagian Organisasi dan Tata Laksana Mengelola organisasi, penyusunan jabatan fungsional, penyusunan dan pengembangan prosedur dan metode kerja, serta ketatalaksanaan Page 24

33 Subbagian Kepatuhan Internal I Subbagian Kepatuhan Internal II Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian internal, penyusunan laporan kepatuhan internal, penyusunan rekomendasi, pengelolaan pengaduan, koordinasi pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan serta melakukan pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai, serta tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan penerapan pengelolaan risiko, pengembangan budaya kepatuhan dan sadar risiko, dan pengembangan program pencegahan fraud serta evaluasi terhadap pengelolaan risiko terkait dengan pelaksanaan tugas Dit Daper dan Dit Pembiayaan dan Transfer Non Daper Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian internal, penyusunan laporan kepatuhan internal, penyusunan rekomendasi, pengelolaan pengaduan, koordinasi pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan serta melakukan pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai, serta tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan penerapan pengelolaan risiko, pengembangan budaya kepatuhan dan sadar risiko, dan pengembangan program pencegahan fraud serta evaluasi terhadap pengelolaan risiko terkait dengan pelaksanaan tugas Sekretariat, Dit Pendapatan dan Kapasitas Keuangan, dan Dit EPIKD Subbagian Pengelolaan Kinerja Melakukan penyiapan rumusan dan penerapan kebijakan pengelolaan kinerja, menyusun konsep Kontrak Kinerja, manual IKU, dan matriks cascading, menyusun laporan capaian kinerja, mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian kinerja, mereviu hasil perhitungan Nilai Kinerja Organisasi, serta bimbingan teknis pengelolaan kinerja organisasi Page 25

34 DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN 1 Subdit Dana Bagi Hasil 2 Subdit Dana Alokasi Umum 3 Subdit Dana Alokasi Khusus Fisik I 4 Seksi Data DBH Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi DBH Seksi Perencanaan DBH Menyusun rencana alokasi DBH dan koordinasi dengan K/L Seksi Alokasi DBH Menyusun rincian rencana alokasi DBH Seksi Pemantauan dan Evaluasi DBH Melakukan monev pelaksanaan alokasi DBH Seksi Data DAU Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi DAU Seksi Perencanaan DAU Menyusun rencana alokasi DAU dan koordinasi dengan K/L Seksi Alokasi DAU Seksi Pemantauan dan Evaluasi DAU Menyusun rincian rencana alokasi DAU Seksi Data DAK Fisik I Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi DAK Fisik I Menyusun rencana alokasi DAK Fisik I dan koordinasi dengan K/L Menyusun rincian rencana alokasi DAK Fisik I Melakukan monev dan bimbingan teknis pelaksanaan alokasi DAK Fisik I Seksi Perencanaan DAK Fisik I Seksi Alokasi DAK Fisik I Seksi Pemantauan dan Evaluasi DAK Fisik I Seksi Data DAK Fisik II Subdit Dana Alokasi Khusus Fisik II 5 Seksi Perencanaan DAK Fisik II 6 Menyusun rincian rencana alokasi DAK Fisik II Seksi Pemantauan dan Evaluasi DAK Fisik II Melakukan monev dan bimbingan teknis pelaksanaan alokasi DAK Fisik II Seksi Perencanaan DAK Non Fisik Seksi Alokasi DAK Non Fisik Seksi Pemantauan dan Evaluasi DAK Non Fisik Seksi Perumusan Kebijakan DBH Subdit Perumusan Kebijakan Dana Perimbangan Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi DAK Fisik II Menyusun rencana alokasi DAK Fisik II dan koordinasi dengan K/L Seksi Alokasi DAK Fisik II Seksi Data DAK Non Fisik Subdit Dana Alokasi Khusus Non Fisik Melakukan monev pelaksanaan alokasi DAU Seksi Perumusan Kebijakan DAU Seksi Perumusan Kebijakan DAK Subbagian Tata Usaha Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi DAK Non Fisik Menyusun rencana alokasi DAK Non Fisik dan koordinasi dengan K/L Menyusun rincian rencana alokasi DAK Non Fisik Melakukan monev dan bimbingan teknis pelaksanaan alokasi DAK Non Fisik Menyiapkan bahan perumusan rancangan peraturan di bidang DBH Menyiapkan bahan perumusan rancangan peraturan di bidang DAU Menyiapkan bahan perumusan rancangan peraturan di bidang DAK Melakukan tata usaha dan rumah tangga direktorat Page 26

35 DIREKTORAT PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH. 1 Seksi Sinkronisasi Raperda PDRD Provinsi dan Kota Subdit Sinkronisasi Raperda PDRD 2 Subdit Pemantauan dan Evaluasi Pendapatan Asli 3 Seksi Sinkronisasi Raperda PDRD Kabupaten I Seksi Sinkronisasi Raperda PDRD Kabupaten I Melakukan sinkronisasi Raperda PDRD, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta bimbingan teknis terkait Raperda Kabupaten wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Seksi Penyusunan Hasil Sinkronisasi PDRD Menyusun hasil sinkronisasi Raperda PDRD Seksi Pemantauan dan Evaluasi Pendapatan Asli Provinsi dan Kota Menyiapkan bahan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis terkait pemungutan dan administrasi PAD Provinsi dan Kota Seksi Pemantauan dan Evaluasi Pendapatan Asli Kabupaten I Menyiapkan bahan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis terkait terkait pemungutan dan administrasi PAD Kabupaten wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Seksi Pemantauan dan Evaluasi Pendapatan Asli Kabupaten II Menyiapkan bahan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta bimbingan teknis terkait terkait pemungutan dan administrasi PAD Kabupaten wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Seksi Penyusunan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pendapatan Asli Melakukan penyusunan rekomendasi hasil pemantauan dan evaluasi atas kepatuhan terhadap peraturan Seksi Pengembangan Potensi Pendapatan Asli Provinsi dan Kota Subdit Pengembangan Potensi Pendapatan Asli 4 Seksi Pengembangan Potensi Pendapatan Asli Kabupaten I SeksiPengembangan Potensi Pendapatan Asli Kabupaten II Seksi Perencanaan Bimbingan Teknis Keuangan Subdit Bimbingan Teknis Keuangan Melakukan sinkronisasi Raperda PDRD, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta bimbingan teknis terkait Raperda Provinsi dan Kota Melakukan sinkronisasi Raperda PDRD, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta bimbingan teknis terkait Raperda Kabupaten wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Seksi Pelaksanaan Bimbingan Teknis Keuangan I Seksi Pelaksanaan Bimbingan Teknis Keuangan II Seksi Evaluasi dan Pelaporan Bimbingan Teknis Keuangan Menyiapkan bahan teknik penghitungan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemungutan serta bimbingan teknis terkait PAD Provinsi dan Kota Menyiapkan bahan teknik penghitungan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemungutan serta bimbingan teknis terkait PAD Kabupaten wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Menyiapkan bahan teknik penghitungan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemungutan serta bimbingan teknis terkait PAD Kabupaten wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, koordinasi dan fasilitasi penyiapan bahan dan pengembangan materi bimbingan teknis keuangan daerah Melakukan koordinasi dan fasilitasi bimbingan teknis keuangan daerah wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Melakukan koordinasi dan fasilitasi bimbingan teknis keuangan daerah wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan bimbingan teknis keuangan daerah Page 27

36 DIREKTORAT PEMBIAYAAN & TRANSFER NON DAPER Seksi Data dan Perencanaan Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif 1 2 Subdit Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif Subdit Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Seksi Alokasi Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif Seksi Pemantauan dan Evaluasi Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif Seksi Perencanaan Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Menyusun rencana alokasi Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY dan koordinasi dengan K/L Seksi Alokasi Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Seksi Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Subdit Pelaksanan Transfer Subdit Akuntansi dan Pelaporan Transfer ke Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif Mengelola data dalam rangka perencanaan alokasi Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Seksi Pelaksanaan Transfer II 4 Melakukan penyusunan rincian rencana Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif Seksi Data Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Seksi Pelaksanaan Transfer I 3 Melakukan pengelolaan data, penyusunan rencana Hibah, Dana Darurat, dan Dana Insentif serta koordinasi dengan K/L Menyusun rincian rencana alokasi Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Melakukan monev dan bimbingan teknis pelaksanaan Dana Desa, Otonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DIY Melakukan koordinasi dan fasilitasi penyiapan DIPA transfer ke daerah, penyiapan penerbitan SKPRTD, SPP dan SPM transfer ke daerah, penyiapan standarisasi persyaratan penyaluran transfer ke daerah, pelaksanan bimbingan teknis penyaluran transfer ke daerah, penyusunan laporan realisasi transfer ke daerah, penugasan oleh Dirjen PK Melakukan koordinasi dan fasilitasi penyiapan DIPA transfer ke daerah, penyiapan penerbitan SKPRTD, SPP dan SPM transfer ke daerah, penyiapan standarisasi persyaratan penyaluran transfer ke daerah, pelaksanan bimbingan teknis penyaluran transfer ke daerah, penyusunan laporan realisasi transfer ke daerah, penugasan oleh Dirjen PK Seksi Pelaksanaan Transfer III Melakukan koordinasi dan fasilitasi penyiapan DIPA transfer ke daerah, penyiapan penerbitan SKPRTD, SPP dan SPM transfer ke daerah, penyiapan standarisasi persyaratan penyaluran transfer ke daerah, pelaksanan bimbingan teknis penyaluran transfer ke daerah, penyusunan laporan realisasi transfer ke daerah, penugasan oleh Dirjen PK Seksi Pelaksanaan Transfer IV Melakukan koordinasi dan fasilitasi penyiapan DIPA transfer ke daerah, penyiapan penerbitan SKPRTD, SPP dan SPM transfer ke daerah, penyiapan standarisasi persyaratan penyaluran transfer ke daerah, pelaksanan bimbingan teknis penyaluran transfer ke daerah, penyusunan laporan realisasi transfer ke daerah, penugasan oleh Dirjen PK Seksi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DBH dan DAU Menyiapkan bahan penatausahaan akuntansi, verifikasi dan analisa laporan keuangan, dan penyusunan laporan keuangan anggaran transfer DBH dan DAU Seksi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DAK Menyiapkan bahan penatausahaan akuntansi, verifikasi dan analisa laporan keuangan, dan penyusunan laporan keuangan anggaran transfer DAK Seksi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembiayaan, Hibah, Dana Desa, Otsus dan Insentif Menyiapkan bahan penatausahaan akuntansi, verifikasi dan analisa laporan keuangan, dan penyusunan laporan keuangan anggaran transfer Pembiayaan, Hibah, Dana Desa, Otsus dan Insentif Page 28

37 5 Subdit Perumusan Kebijakan Non Dana Perimbangan Seksi Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Transfer ke Menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan anggaran transfer dana perimbangan, dana desa, dana keistimewaan, dana transfer lainnya, dan hibah, Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan CALK serta pengawasan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawas fungsional Seksi Perumusan Kebijakan Pembiayaan, Hibah, dan Dana Darurat Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan rekomendasi di bidang pembiayan dan perumusan rancangan peraturan di bidang Pembiayaan, Hibah, dan Dana Darurat Seksi Perumusan Kebijakan Dana Desa, Otonomi Khusus dan Insentif Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan rekomendasi di bidang pembiayan dan perumusan rancangan peraturan di bidang Dana Desa, Otonomi Khusus dan Insentif Seksi Perumusan Kebijakan Pelaksanaan Transfer Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan rekomendasi di bidang pembiayan dan perumusan rancangan peraturan di bidang pelaksanaan transfer ke daerah Subbagian Tata Usaha Melakukan tata usaha dan rumah tangga direktorat Page 29

38 DIREKTORAT EVALUASI PENGELOLAAN DAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH 1 Subdit Evaluasi Keuangan 2 Subdit Pengembangan Pendanaan Perkotaan dan Kawasan Seksi Evaluasi Pendapatan dan Belanja Melakukan evaluasi, penyiapan bahan rekomendasi dan bimbingan teknis terkait pendapatan dan belanja daerah dalam rangka penilaian kinerja keuangan daerah Seksi Evaluasi Pembiayaan dan Perekonomian Melakukan evaluasi, penyiapan bahan rekomendasi dan bimbingan teknis terkait pembiayaan dan perekonomian daerah dalam rangka penilaian kinerja keuangan daerah Evaluasi Dana Dekonsentrasi Melakukan evaluasi, penyiapan bahan rekomendasi dan bimbingan teknis terkait dana dekonsentrasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendanaan Evaluasi Dana Tugas Pembantuan Melakukan evaluasi, penyiapan bahan rekomendasi dan bimbingan teknis terkait dana tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendanaan Seksi Pengembangan Pendanaan Perkotaan dan Otonom Baru Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, standarisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi pengembangan pendanaan perkotaan dan DOB Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Perumahan dan Pemukiman Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, standarisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi pengembangan pendanaan kawasan perumahan dan pemukiman Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Ekonomi Khusus dan Perbatasan Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Tertinggal dan Perdesaan 3 Subdit Data Keuangan Subbagian Tata Usaha Melakukan tata usaha dan rumah tangga direktorat Seksi Pengumpulan Data Menyiapkan perumusan kebijakan, standarisasi, bimbingan teknis, dan pengumpulan data keuangan daerah Seksi Verifikasi Data I Melakukan verifikasi data keuangan daerah, penugasan oleh Dirjen PK Seksi Verifikasi Data II Seksi Pelaporan 4 Subdit Data Non Keuangan Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, standarisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi pengembangan pendanaan kawasan ekonomi khusus dan perbatasan Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, standarisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi pengembangan pendanaan kawasan daerah tertinggal, perdesaan, dan rawan bencana Melakukan verifikasi data keuangan daerah, penugasan oleh Dirjen PK Menyusun laporan data keuangan daerah untuk penyajian informasi keuangan daerah Seksi Pengumpulan Data Menyiapkan perumusan kebijakan, standarisasi, bimbingan teknis, dan pengumpulan data non keuangan daerah Seksi Verifikasi Data Melakukan verifikasi data non keuangan daerah Seksi Pelaporan Menyusun laporan data non keuangan daerah Page 30

39 5 Seksi Pengembangan Aplikasi dan Program I Seksi Pengembangan Aplikasi dan Program II Subdit Teknologi Informasi Melakukan penyiapan bahan perumusan rencana strategis teknologi informasi, perencanaan, pembangunan, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasi sistem aplikasi, pemeliharaan, pendokumentasian dan pemberian bimbingan teknis sistem aplikasi, penugasan oleh Dirjen PK Melakukan penyiapan bahan perumusan rencana strategis teknologi informasi, perencanaan, pembangunan, pengembangan, implementasi, pemantauan dan evaluasi sistem aplikasi, pemeliharaan, pendokumentasian dan pemberian bimbingan teknis sistem aplikasi, penugasan oleh Dirjen PK Seksi Pengelolaan Basis Data Melakukan penyiapan bahan analisa kebutuhan pengelolaan basis data, perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengamanan Pusat Data, pengelolaan kinerja basis data dan Disaster Recovery Center, pengumpulan data dari masing-masing unit dan pelaksanaan pertukaran data elektronik serta pengelolaan kamus data Seksi Dukungan Teknis Melakukan penyiapan bahan analisa kebutuhan perencanaan pembangunan, pengelolaan, pemeliharaan, implementasi, penguatan dan peningkatan kualitas software, infrastruktur hardware, jaringan, dan komunikasi data Gambar 5 Tugas dan Fungsi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 Page 31

40 BAB IV CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Matrik Rencana Kerja (Renja) DJPK setelah adanya reorganisasi Gambar 6 Peta Strategi DJPK Tahun 2016 Dalam strategi menuju visi organisasi Menjadi Pengelola Hubungan Fiskal Pusat dan berkelas Dunia yang Adil dan Transparan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menjabarkannya dalam peta strategi tahun 2016 dan rencana kerja (Renja) tahun 2016 disesuaikan dengan perubahan organisasi yang terjadi berdasarkan PMK Nomor 234/MK.1/2015, Berikut adalah matriks rencana kerja Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tahun 2016 yang memuat target dan indikator yang diharapkan dapat dicapai pada akhir tahun adalah sebagai berikut : Page 32

41 RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER TAHUN ANGGARAN 2016 KEMEN/LEMB UNIT ORG : (015) KEMENTERIAN KEUANGAN : (06) DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KODE PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT (1) (2) Program: Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan VOL/SAT (3) Outcomes/Sasaran Program : Hubungan Keuangan Pusat dan yang Adil dan Transparan (6) Indikator Kinerja Kegiatan : Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar Kebijakan Transfer ke dan Dana 6 Peraturan Desa Layanan Transfer ke dan Dana 28 Layanan Desa Kebijakan Dana Perimbangan 7 peraturan Layanan Dana Perimbangan 7 Layanan Perumusan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan Indikator Kinerja Kegiatan : Ketersediaan data APBD Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan Persentase penyelesaian kajian di bidang pendanaan di daerah secara tepat waktu Layanan Sistem Informasi Keuangan Laporan Keuangan TKDD Layanan Ev.Pendanaan & Perek.Drh Kebij.Pengel.dan SIKD Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan 1689 JUMLAH Indikator Kinerja Utama Program: Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Rasio PDRD terhadap PDRB Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Layanan Dana Perimbangan 1687 ALOKASI ANGGARAN TA INISIATIF BASELINE BARU (4) (5) 10 Layanan 5 Laporan 17 Layanan 5 Rekomen Indikator Kinerja Kegiatan : Rasio PDRD terhadap PDRB Persentase Kerjasama Penyelenggaraan IHT dengan Pemerintah Page 33

42 RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER TAHUN ANGGARAN 2016 KEMEN/LEMB UNIT ORG KODE (1) : (015) KEMENTERIAN KEUANGAN : (06) DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT (2) Kebijakan di Bidang PDRD Layanan di Bidang PDRD Kebijakan Pendapatan dan Kapasitas KD Layanan Evaluasi PAD Layanan Bimtek Keuangan VOL/SAT (3) 3 Peraturan 9 Layanan 3 Peraturan 9 Layanan 6 Layanan Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan ALOKASI ANGGARAN TA INISIATIF BARU (4) (5) BASELINE JUMLAH (6) Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase ketepatan waktu pemberian persetujuan atas pelampauan deficit APBD yg dibiayai dari pinjaman Persentase tingkat efektifitasn hibah Persentase penyaluran DD yg berbasis penyerapan Kebijakan di Bidang PKKD Layanan Pembiayaan dan Kapasitas Layanan ToT Pengelolaan Keu. Kebijakan Pembiay. Non Daper Layanan Pembiayaan TKDD 4 Peraturan 14 Layanan 3 Layanan 8 Peraturan 47 Layanan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perimbangan Keuangan Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase Pegawai yang memenuhi jamlat Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Rasio Penyelesaian sarana dan prasarana Dukungan Manajerial Layanan Kesekretariatan Kebijakan Penguatan Kelembagaan P2D2 Layanan Perkantora 4 Layanan 5 Layanan 5 Layanan 12 Bulan Gambar 7 Rencana Kerja dan Anggaran sesudah Reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 Page 34

43 Page 35

44 Page 36

45 Page 37

46 Gambar 8 Matrik Renja sesudah Reorganisasi berdasarkan PMK No. 234/MK.01/2015 Page 38

47 Selanjutnya uraian target pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tahun 2016 akan dijabarkan sebagai berikut: PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Indeks Pemerataan fiskal antar daerah menggunakan perhitungan Indeks Williamson (IW) Indeks pemerataan antar daerah seluruh Indonesia diperoleh dari hasil rata-rata tertimbang IW provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. Indeks Williamson merupakan koefisien sebaran (coefficient of variation) dari ratarata sebaran berdasarkan pendapatan perkapita dengan memperhatikan proporsi penduduk suatu daerah terhadap jumlah penduduk nasional. Pendapatan perkapita = (PAD + DBH + DAU) / Jumlah Penduduk. Apabila indeks semakin mendekati 0 berarti bahwa tingkat pemerataan fiskal antar daerah semakin baik. Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Perumusan Pembinaan dan pengelolaan Dana Perimbangan Indikator Target Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar 0,725 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y ,725 Gambar 9 Capaian Kinerja Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar Kendala : 1. UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daearah mengamanatkan adanya pengalihan sebagian kewenangan dari yang semula kewenangan Pemerintah Kab./Kota menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. 2. Perubahan DAU Nasional dalam APBN TA Perubahan variabel data penghitungan DAU. Page 39

48 Tindakan yang dilakukan : Melakukan koordinasi dengan stakeholder (Pemda, Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, dan pihak-pihak terkait) dalam memperoleh data penghitungan DAU yang valid. Rekomendasi agar capaian IKU dapat tercapai adalah : Meningkatkan koordinasi dengan stakeholder (Pemda, Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, dan pihak-pihak terkait) dalam memperoleh data penghitungan DAU yang valid Rasio PDRD terhadap PDRB Dengan menggunakan angka proyeksi PDRD dibagi dengan trend PDRB dari 542 provinsi kab/kota yang telah didapatkan, ditemukan angka proyeksi sebesar 2,047 dengan rincian : (proyeksi PDRD) (trend PDRB) = 2,047 Tindakan yang telah dilakukan agar tercapai target : Dit. PKKD telah melakukan bimtek sebagai berikut: 1 Bimtek optimalisasi pengelolaan Pajak untuk meningkatkan PAD 2 Bimtek BPHTB dan PBB P2 3 Bimtek pemungutan Pajak Kegiatan Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Indikator Rasio PDRD terhadap PDRB Target 2,047 Q1 0 Capaian Kinerja Tahun 2016 Q2 Q3 2,047 2,047 Prognosis Y 2,047 Gambar 10 Capaian Kinerja Rasio PDRD terhadap PDRB Page 40

49 Rekomendasi : Optimalisasi Pemungutan Pajak melalui : 1. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi kepada daerah untuk meningkatkan kualitas Perda sebagai dasar pemungutan 2. Mengurangi pemungutan yang bermasalah melalui Monitoring dan evaluasi Perda2 pemungutan 3. Peningkatan Kapasitas SDM dalam menganalisa potensi, melakukan penilaian,pemeriksaan dan penagihan pajak Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Merupakan nilai kepuasan pelanggan atas layanan unggulan Kemenkeu terhadap pihak eksternal. Data capaian untuk unit Eselon I diperoleh dari survei independen yang dikoordinasikan oleh Biro Humas. Lingkup survei adalah customers atas seluruh pelayanan Kementerian Keuangan kepada pihak eksternal. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Indikator Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Target 4,3 Q1 0 Capaian Kinerja Tahun 2016 Q2 Q3 0 0 Prognosis Y 4,3 Gambar 11 Capaian Kinerja Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kendala : Survey akan dikoordinasikan oleh Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Tindakan yang telah dilaksanakan : Memberikan pelayanan publik sesuai SOP yang ada untuk kepuasan layanan bagi pengguna dan berkoordinasi dengan pelaksana survey. Page 41

50 Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Sesuai target yang ditetapkan pada Triwulan II Tahun 2016, DJPK telah menyusun Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sesuai dengan target yang ditetapkan dengan rincian sebagai berikut : Peraturan Pemerintah : 1. PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa. 2. Peraturan Menteri Keuangan a. PMK Nomor 4/PMK.07/2016 tanggal 25 Januari 2016 tentang Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran 2011, Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014 Yang Dialokasikan Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran b. PMK Nomor 22/PMK.07/2016 tanggal 19 Februari 2016 tentang Penyaluran Dana Bantuan Operasional Kesehatan dan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana Tahun Anggaran c. PMK Nomor 28/PMK.07/2016 tanggal 19 Februari 2016 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau. d. PMK Nomor 37/PMK.07/2016 tanggal 11 Maret 2016 tentang Peta Kapasitas Fiskal. e. PMK Nomor 47/PMK.07/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Rincian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran f. PMK Nomor 48/PMK.07/2016 tanggal 29 Maret 2016 Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa. Page 42

51 g. PMK Nomor 49/PMK.07/2016 tanggal 29 Maret 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa. 3. Peraturan Dirjen PK a. Perdirjen PK Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 23 Mei 2016 tentang Tatacara Pemotongan atas Lebih Bayar DBH TA b. Perdirjen PK Nomor 5 Tahun 2016 tanggal 15 Juni 2016 tentang Tatacara Pemotongan atas Lebih Bayar DBH TA Keputusan Dirjen PK a. Kepdirjen Nomor KEP-8/PK/2016 tentang Penetapan Peserta Proyek Pemerintah dan Desentralisasi Tahun 2016 pada tanggal 12 April Beberapa produk hukum/ peraturan saat ini masih dalam proses penyusunan untuk dapat selesai sesuai target yang ditetapkan Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Semua kegiatan dilingkungan DJPK Indikator Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Target 100 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y Gambar 12 Capaian Kinerja Realisasi capaian IKU Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Tindakan yang telah dilaksanakan agar IKU tercapai : 1. Melakukan Koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM terkait Revisi PP; 2. Mempercepat proses penyelesaian Produk Kebijakan yang masih dalam penyusunan. 3. Telah dilaksanakan koordinasi dengan unit terkait (Direktorat EPIKD dan BKF) terkait pembahasan pokok-pokok kebijakan yang akan diatur dalam RPMK tentang Page 43

52 Batas Maksimal Kumulatif Defisit APBD, Batas Maksimal Defisit APBD, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman TA Proses finalisasi draft RPMK tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit APBD, Batas Maksimal Defisit APBD, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman TA Proses finalisasi RPMK tentang Tata Cara Penyelesaian Tunggakan Pinjaman Pemerintah kepada Pemerintah Pusat melalui Pemotongan DAU dan/atau DBH. Rekomendasi : 1. Melakukan review secara berkala atas kebutuhan penyesuaian Batas Maksimal Kumulatif Defisit APBD, Batas Maksimal Defisit APBD, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman TA Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan Kementerian Hukum dan HAM terkait Revisi PP. 3. Mempercepat proses penyelesaian Produk Kebijakan yang masih dalam penyusunan. Persentase kerjasama penyelenggaraan In-House Training dengan Pemerintah In-House Training Pengelolaan Keuangan diadakan yang 9 (sembilan) daerah berupa basic dan intermediate training dan 55 (lima puluh lima) daerah berupa executive training. Tindakan yang telah dilakukan : 1. Workshop dengan mengundang BKD dan Badan Diklat. 2. Menginformasikan IHT kepada Pemda melalui pengiriman booklet, paparan singkat dalam kegiatan DJPK yang mengundang Pemda, dan pembagian booklet pada undangan yang hadir. Page 44

53 3. Menyusun draft juknis pelaksanaan kerja sama IHT untuk memberikan panduan dalam melakukan IHT. Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Indikator Perumusan Kebijakan, dan Pembinaan di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas Persentase kerjasama penyelenggaraan In-House Training dengan Pemerintah Target 50 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y - 23,7 33,7 50 Gambar 13 Capaian Kinerja Persentase kerjasama penyelenggaraan In-House Training dengan Pemerintah Rekomendasi : 1. Melakukan bimtek di tiap provinsi dengan mengundang Kab./Kota dengan dukungan APBN. 2. IHT level eksekutif dengan peserta Kepala / Wakil Kepala / Sekda, dan narasumber Menkeu / Wamenkeu / Eselon I dan Eseleon II terkait. 3. Berkoordinasi dengan unit-unit lain di DJPK untuk menginformasikan kerja sama IHT dalam kegiatan Sosialisasi, Bimtek, FGD, dsb. yang melibatkan Pemda. 4. Mewajibkan Pemda untuk mengalokasikan APBD untuk peningkatan kapasitas secara mandiri, misalnya dari DID. 5. Inventarisasi Rencana Kerjasama Centre dengan Pemerintah ; 6. Inventarisasi Lembaga-Lembaga Penyelenggara Pelatihan lainnya dengan Pemerintah ; 7. Mendorong lembaga penyelenggara dengan DJPK untuk menggunakan modul,bahan bimtek, kurikulum dan evaluasi yang telah disiapkan oleh DJPK 8. Cost-Sharing dengan pemerintah daerah berupa akomodasi, transportasi dan honor narasumber. Page 45

54 Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan (SIKD) yang terintegrasi Kondisi saat ini masih terdapat beberapa Pemda yang masih mengalami kendala dalam penyampaian data ke SIKD menggunakan agen SINERGI dan SIMPATIK. (Penyampaian data ke SIKD dapat melalui mekanisme webservice via SINERGI, upload XML, dan input data). Implikasi : Pemda membutuhkan resource (waktu dan SDM) yang lebih banyak untuk menyampaikan data bulanan sehingga dikhawatirkan terjadi keterlambatan penyampaian data. Kondisi ini terjadi karena : 1. Banyaknya variasi pada sistem dan perangkat milik Pemda (OS, database, browser) 2. Sumber daya manusia (SDM) Pemda yang menangani IT masih belum memadai 3. Belum adanya tim (dedicated person) untuk SIKD di Pemda Tindakan yang telah dilakukan : Sampai dengan akhir triwulan II 2016, seluruh Pemda telah terkoneksi dengan SIKD. Sampai dengan akhir Triwulan II tahun 2016 kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Piloting SIKD di 14 Pemda; 2. Bimbingan Teknis mengundang 542 Pemda (dihadiri sekitar 400 Pemda) 3. Pelatihan kepada Pemerintah terkait Teknis Aplikasi SIKD (Sesuai Permintaan Pemerintah ); Page 46

55 4. Evaluasi terhadap SIKD Core, SINERGi, dan SIMPATIK bersama pengembanga Aplikasi; 5. Pengembangan SINERGI v dan SIMPATIK v 2,0; 6. Penetapan RPMK Penyelenggaraan SIKD (PMK Nomor 74/PMK.07/2016); 7. Pengembangan Dashboard SIKD sesuai arahan Pimpinan. Rekomendasi : 1. Melakukan koordinasi berkesinambungan dengan Pemda 2. Melakukan koordinasi dengan K/L terkait 3. Melakukan koordinasi dengan pengembang aplikasi pengelolaan keuangan daerah Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Indikator Perumusan Kebijakan, Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Pendanaan dan ekonomi daerah, Penyusunan laporan keuangan transfer ke daerah serta pengembangan SIKD Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan (SIKD) yang terintegrasi Target 100 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y Gambar 14 Capaian Kinerja Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan (SIKD) yang terintegrasi Persentase Pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan Jumlah pejabat di lingkungan DJPK yang sudah memenuhi SKJ-nya adalah sebanyak 117 pejabat dari total 124 pejabat atau sebesar 94,35. Perlu dilakukan kembali Assessment kepada para pejabat di lingkungan DJPK yang belum memenuhi SKJ-nya. Dari assesment yang telah dilakukan, rincian level pejabat yang belum memenuhi standar kompetensi jabatan adalah sebagai berikut: 1. 3 orang dari level Eselon III; Page 47

56 2. 4 orang dari level Eselon IV. Beberapa pejabat telah melakukan reassessment, namun hingga akhir semester I belum dapat diketahui hasilnya. Tindakan yang telah dilakukan : Pada TW II, DJPK telah mengirim pejabat-pejabatnya yang belum memenuhi SKJ-nya untuk mengikuti Assessment, namun hasil Assessment tersebut belum diterima oleh DJPK. Rekomendasi : Pelaksanaan assessment Pejabat DJPK setelah pelaksanaan Reorganisasi (menunggu kamus kompetensi untuk jabatan pada organisasi baru). Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Indikator Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis lainnya Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Persentase pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan Target 95 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y - 94,35 94,35 94,35 Gambar 15 Capaian Kinerja Realisasi capaian IKU Persentase Pejabat yang Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Secara umum hingga Semester I, persentase penyerapan anggaran dan output belanja sudah melebihi target yang ditetapkan. Merujuk pada formulasi yang ada, angka capaian yang diperoleh oleh DJPK pada kualitas pelaksanaan anggaran adalah sebesar 26,07 dari target 25 yang ditetapkan. Sesuai formulasi, angka ini terdiri dari komponen realsiasi anggaran, output, dan efisiensi. Namun, angka efisiensi baru dapat diperhitungkan pada akhir tahun, sehingga pada Semester I ini yang diperhitungkan hanya komponen output dan efisiensi. Angka realisasi anggaran s.d. Semester I adalah 19,83 Angka realisasi output s.d. Semester I adalah 28,67. Page 48

57 Realisasi Anggaran dan Output Belanja Direktorat Daper sebesar 43,19 Realisasi Anggaran dan Output Belanja Direktorat EPIKD sebesar 22,13 Realisasi Anggaran dan Output Belanja Direktorat PDRD sebesar 28,82 Realisasi Anggaran dan Output Belanja Direktorat PKD sebesar 13,75 Realisasi Anggaran dan Output Belanja Sekretariat sebesar 18,25 Kendala : Jika dilihat, komponen penyerapan anggaran Triwulan II Tahun 2016 tidak maksimal dikarenakan adanya perubahan struktur dan organisasi DJPK sesuai dengan PMK No. 234/PMK. 01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Tindakan yang telah dilaksanakan : 1. Rapat koordinasi di lingkungan DJPK untuk mempercepat penyerapan anggaan dan output belanja. 2. Melakukan revisi DIPA sesuai dengan nomenklatur organisasi PMK 234/PMK 01/2015. Capaian Kinerja Tahun 2016 Kegiatan Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis lainnya Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Indikator Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Target 95 Q1 Q2 Q3 Prognosis Y - 26,07-95 Gambar 16 Capaian Kinerja Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Rekomendasi agar dapat tercapai target : Berkoordinasi secara berkala dengan pegawai yang terkait langsung menangani Belanja Barang dan Belanja Modal pada seluruh unit eselon II di DJPK terkait Kualitas Pelaksanaan Anggaran. Data realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 4 Agustus 2016 adalah sebagai berikut : Page 49

58 JENIS BELANJA REALISASI PAGU Rp Belanja Pegawai ,76 Belanja Barang ,79 Belanja Barang dan Modal , ,39 Total Belanja Gambar 17 Realisasi Penyerapan Anggaran sampai dengan 30 September 2015 Page 50

59 BAB V RENCANA KERJA DAN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA DAN PAGU ANGGARAN INDIKATIF 2017 Alokasi Pagu Indikatif Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tahun 2017 adalah sebesar Rp (Seratus lima puluh miliar seratus enam belas juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah). Dengan Pagu Indikatif tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi yang terinci ke dalam beberapa Output. Adapun Pagu Indikatif tahun 2017, indikator kegiatan, target yang harus dicapai beserta jumlah volume output untuk masing-masing unit eselon II Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah sebagai berikut: PAGU INDIKATIF DJPK TAHUN ANGGARAN 2017 (Dalam Juta Rupiah) MENJADI (SESUAI KEBUTUHAN TOTAL PAGU SELURUH KEGIATAN) Pagu 2017 Kode Program/ Kegiatan Output/Indikator Output Target Satuan (1) (2) (3) (4) (5) Operasi onal (6) Program: Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Rasio PDRD terhadap PDRB 0,725 Indeks ,6 4,3 Indeks Sasaran Program : Hubungan Keuangan Pusat dan yang Adil dan Transparan 1687 Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Layanan Dana Perimbangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kebijakan Dana Perimbangan Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar 2 Jumlah (7) (8) , , , ,4 Rasio ,725 Non-Ops Indeks Page 51

60 Presentase Penyelesaian Perumusan HKPD yang Berkualitas 002. Layanan Dana Perimbangan Persentase Penyampaian Laporan Realisasi Dana Perimbangan tepat Waktu Persentase Alokasi Infrastruktur terhadap Total Alokasi DAK ,5 75 Jumlah Dit. Daper 1688 Perumusan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan Kebijakan Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan Persentase jumlah daerah yang terkena sanksi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan daerah Persentase daerah yang memiliki APBD sehat 002. Layanan Pemantauan dan Evaluasi Keuangan Persentase penyelesaian kajian di bidang pendanaan di daerah secara tepat waktu Ketersediaan data APBD Layanan Sistem Informasi Keuangan Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan Persentase Pengembangan Aplikasi Internal Tepat Waktu 4, Jumlah Dit.EPIKD 1689 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Kebijakan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Rasio PDRD terhadap PDRB Layanan Evaluasi Pendapatan Asli Persentase Ketepatan Jumlah Penyetoran Pajak Rokok Rasio 002. Persentase ketepatan Waktu Penyelesaian Rekomendasi atas Evaluasi Raperda PDRD 003. Layanan Bimtek Keuangan , , , ,0 650,0 650, , , , , , ,2, , , , , , ,4 Page 52

61 Persentase Kerjasama Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Keuangan dengan Pemerintah Persentase Ketersediaan Fasilitas Dukungan DJPK pada Penyelenggaraan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Keuangan Jumlah Dit.PKKD 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan Kebijakan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Persentase Penyaluran hibah ke daerah terhadap permintaan Penyaluran Layanan Pembiayaan dan Transfer ke dan Dana Desa Persentase Penyaluran Dana Desa yang Berbasis pada Kinerja Penyerapan Persentase Kumulatif Defisit APBD yang dibiayai dari Pinjaman yang terkendali ,3 Jumlah Dit.PTNDP 1691 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perimbangan Keuangan 001 Dukungan Manajerial Persentase Pegawai yang memenuhi jamlat Persentase Pelaksanaan Jabatan Fungsional AKPD 002 Layanan Internal Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 994 Layanan Perkantoran Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran , ,7 902,1 902, , , , , , , , , , ,6 Jumlah Sekretariat DJPK , , ,6 Jumlah Total , , ,0 Gambar 18 Matrik Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 berdasarkan pagu indikatif Page 53

62 Jika dikelompokkan kedalam jenis belanja operasional dan non operasional maka Pagu Indikatif Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tahun 2017 adalah sebagai berikut: Operasional JENIS BELANJA Non Operasional JUMLAH Gambar 19 Pagu Indikatif Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 per Jenis Belanja Dalam perjalanannya, pagu indikatif Ditjen Perimbangan Keuangan untuk tahun anggaran 2017 mengalami perubahan dengan adanya kebijakan pemotongan Pagu Indikatif sebesar Rp ,- (Tujuh miliar dua ratus delapan puluh tiga juta tiga ratus dua puluh tujuh ribu rupiah) menjadi pagu anggaran sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor S-420/MK.1/2016 tanggal 16 Agustus 2016 dari semula Rp ,- (Seratus lima puluh miliar seratus enam belas juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah) menjadi Rp ,- (Seratus empat puluh dua miliar delapan ratus tiga puluh tiga juta enam ratus lima puluh dua ribu rupiah), dengan komposisi sebagai berikut : Operasional JENIS BELANJA Non Operasional JUMLAH Gambar 20 Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 per Jenis Belanja Page 54

63 Dengan adanya perubahan pagu pada pagu indikatif dan pagu anggaran dari sebesar Rp150,1M menjadi pagu anggaran sebesar Rp142,8M serta penyesuaian terhadap arsitektur data dan informasi kinerja (ADIK) 2017, kertas kerja Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menjadi sebagai berikut : PAGU ANGGARAN DJPK TAHUN ANGGARAN 2017 (Dalam Juta Rupiah) MENJADI (SESUAI KEBUTUHAN TOTAL PAGU SELURUH KEGIATAN) Pagu 2017 Kode Program/ Kegiatan Output/Indikator Output Target Satuan (1) (2) (3) (4) (5) Operasi onal (6) Program: Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Rasio PDRD terhadap PDRB 0,725 Indeks ,8 4,3 Indeks 1687 Sasaran Program : Hubungan Keuangan Pusat dan yang Adil dan Transparan Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Layanan Dana Perimbangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Kebijakan Dana Perimbangan (10) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DBH (2) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DAU (1) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DAK (5) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang Transfer ke (2) Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar Presentase Penyelesaian Perumusan HKPD yang Berkualitas 002. Layanan Dana Perimbangan - (16) Persentase Penyampaian Laporan Realisasi Dana Perimbangan tepat Waktu Jumlah (7) (8) , ,6 Rasio 001. Persentase Alokasi Infrastruktur terhadap Total Alokasi DAK 2 Non-Ops 4.921,1 809,9 564, ,2 916,9 0,725 Indeks ,9 95, ,9 Page 55

64 Jumlah Dit. Daper (26) 1688 Perumusan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan Kebijakan Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan (16) Persentase jumlah daerah yang terkena sanksi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan daerah Persentase daerah yang memiliki APBD sehat 002. Layanan Pemantauan dan Evaluasi Keuangan (3) Persentase penyelesaian kajian di bidang pendanaan di daerah secara tepat waktu Ketersediaan data APBD Layanan Sistem Informasi Keuangan (10) Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan Persentase Pengembangan Aplikasi Internal Tepat Waktu 4, Jumlah Dit.EPIKD (29) 1689 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Kebijakan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan (3) Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Rasio PDRD terhadap PDRB Layanan Evaluasi Pendapatan Asli (9) Persentase Ketepatan Jumlah Penyetoran Pajak Rokok Rasio 002. Persentase ketepatan Waktu Penyelesaian Rekomendasi atas Evaluasi Raperda PDRD 003. Layanan Bimtek Keuangan (6) Persentase Kerjasama Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Keuangan dengan Pemerintah Persentase Ketersediaan Fasilitas Dukungan DJPK pada Penyelenggaraan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Keuangan , , , ,4 364,7 364, , , , , , , , , , ,0 Page 56

65 Jumlah Dit.PKKD (18) 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan Kebijakan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan (8) Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Persentase Penyaluran hibah ke daerah terhadap permintaan Penyaluran Layanan Pembiayaan dan Transfer ke dan Dana Desa (37) Persentase Penyaluran Dana Desa yang Berbasis pada Kinerja Penyerapan Persentase Kumulatif Defisit APBD yang dibiayai dari Pinjaman yang terkendali ,3 Jumlah Dit.PTNDP (45) 1691 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perimbangan Keuangan Dukungan Manajemen Es.I (17) Layanan Layanan Perencanaan dan Keuangan Layanan Layanan Pengembangan SDM Layanan Layanan Administrasi, Manajemen, dan Kehumasan Layanan Layanan Pengelolaan Organisasi Persentase Pegawai yang memenuhi jamlat Persentase Pelaksanaan Jabatan Fungsional AKPD 951 Layanan Internal -(3) Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 994 Layanan Perkantoran (12) Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Jumlah Sekretariat DJPK (32) , , ,6 Jumlah Total (150) , , ,6 Gambar 21 Matrik Rencana Kerja dan Anggaran atas pagu anggaran Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 Dalam perjalanan berikutnya, berdasarkan surat Menteri Keuangan Nomor : S535/MK.1/2016 tanggal : 21 Oktober 2016, pagu anggaran Ditjen Perimbangan Page 57

66 Keuangan Tahun Anggaran 2017 mengalami pemutakhiran/pengurangan pagu sebesar Rp.10,7M sehingga pagu alokasi dari semula Rp.142,8M menjadi sebesar Rp. 132,0M dengan rincian sebagai berikut : PAGU ALOKASI DJPK TAHUN ANGGARAN 2017 (Dalam Juta Rupiah) MENJADI (SESUAI KEBUTUHAN TOTAL PAGU SELURUH KEGIATAN) Pagu 2017 Kode Program/ Kegiatan Output/Indikator Output Target Satuan (1) (2) (3) (4) (5) Operasi onal (6) Program: Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar Rasio PDRD terhadap PDRB 0,725 Indeks ,1 4,3 Indeks 1687 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sasaran Program : Hubungan Keuangan Pusat dan yang Adil dan Transparan Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Layanan Dana Perimbangan Kebijakan Dana Perimbangan (8) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DBH Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DAU (1) Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang DAK Kebijakan Kebijakan Dana Perimbangan di Bidang Transfer ke Indeks Pemerataan Kemampuan Keuangan antar Presentase Penyelesaian Perumusan HKPD yang Berkualitas 002. Layanan Dana Perimbangan - (18) Persentase Penyampaian Laporan Realisasi Dana Perimbangan tepat Waktu 2 Non-Ops Jumlah (7) (8) , ,3 Rasio 001. Persentase Alokasi Infrastruktur terhadap Total Alokasi DAK Jumlah Dit. Daper (26) 2.633,7 584,5 514,0 640,6 894,6 0,725 Indeks , , , , ,0 Page 58

67 1688 Perumusan Kebijakan, Pemantauan, dan Evaluasi Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan 001. Kebijakan Pengelolaan dan Sistem Informasi Keuangan (16) Persentase jumlah daerah yang terkena sanksi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan daerah Persentase daerah yang memiliki APBD sehat 002. Layanan Pemantauan dan Evaluasi Keuangan (3) Persentase penyelesaian kajian di bidang pendanaan di daerah secara tepat waktu Ketersediaan data APBD Layanan Sistem Informasi Keuangan (10) Persentase Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Keuangan Persentase Pengembangan Aplikasi Internal Tepat Waktu 4, Jumlah Dit.EPIKD (29) 1689 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Kebijakan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan (3) Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Rasio PDRD terhadap PDRB Layanan Evaluasi Pendapatan Asli (9) Persentase Ketepatan Jumlah Penyetoran Pajak Rokok Rasio 002. Persentase ketepatan Waktu Penyelesaian Rekomendasi atas Evaluasi Raperda PDRD 003. Layanan Bimtek Keuangan (6) Persentase Kerjasama Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Keuangan dengan Pemerintah Persentase Ketersediaan Fasilitas Dukungan DJPK pada Penyelenggaraan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Keuangan Jumlah Dit.PKKD (18) , ,6 348,3 348, , , , , , , , , , , , ,2 Page 59

68 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan 001. Kebijakan Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan (8) Persentase Penyelesaian Perumusan Kebijakan HKPD yang Berkualitas Persentase Penyaluran hibah ke daerah terhadap permintaan Penyaluran Layanan Pembiayaan dan Transfer ke dan Dana Desa (37) Persentase Penyaluran Dana Desa yang Berbasis pada Kinerja Penyerapan Persentase Kumulatif Defisit APBD yang dibiayai dari Pinjaman yang terkendali ,3 Jumlah Dit.PTNDP (45) 1691 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perimbangan Keuangan Dukungan Manajemen Es.I (17) Layanan Layanan Perencanaan dan Keuangan (7) Layanan Layanan Pengembangan SDM (4) Layanan Layanan Administrasi, Manajemen, dan Kehumasan Layanan Layanan Pengelolaan Organisasi Persentase Pegawai yang memenuhi jamlat Persentase Pelaksanaan Jabatan Fungsional AKPD 951 Layanan Internal -(3) Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 994 Layanan Perkantoran (12) Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,1 Jumlah Sekretariat DJPK (32) , , ,4 Jumlah Total (150) , , ,3 Gambar 22 Matrik Rencana Kerja dan Anggaran atas pagu alokasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 Pada tahun anggaran 2017, sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 terdapat kegiatan yang menjadi prioritas nasional yang didukung oleh Ditjen Perimbangan Keuangan sebagai berikut : Page 60

69 Kode Program/Kegiatan Program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan 1687 Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa Sasaran Program / Sasaran Kegiatan 3 Indikator Kinerja Program / Indikator Kinerja Kegiatan 4 Alokasi Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Reformasi Fiskal ,7 Meningkatnya anggaran Dana Desa mengacu pada peta jalan (road map) Dana Desa sesuai peraturan perundangundangan Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Peningkatan porsi dana desa dan transfer untuk belanja produktif Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Peningkatan porsi dana desa dan transfer untuk belanja produktif Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Penetapan kriteria, formulasi perhitungan, serta persyaratan/ prioritas penerimaan Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Penetapan kriteria, formulasi perhitungan, serta persyaratan/ prioritas penerimaan 8.901,2 Meningkatnya implementasi penggunaan kriteria kegiatan yang menurut urusan dan kewenangan sudah merupakan urusan dan kewenangan daerah Persentase alokasi DAK Infrastruktur Transportasi, Sarana Prasarana Pelayanan Dasar, dan Kedaultan Pangan terhadap Seluruh Alokasi DAK 1.647,0 Page 61

70 Meningkatnya progress pembahasan RUU ttg Hubungan Keuangan Pusat dan (RUU HKPD) Persentase Penyelesaian Perumusan kebijakan HKPD yang berkualitas Meningkatnya kemampuan aparatur Negara yang memahami aspek-aspek keuangan daerah Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Harmonisasi Peraturan Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Perbaikan mekanisme penyaluran dana Reformasi Fiskal Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Perbaikan mekanisme penyaluran dana Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Penerapan reward dan punishment bagi daerah Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Peningkatan kapasitas SDM pengelola dana Reformasi Fiskal Persentase alokasi kinerja terhadap total alokasi dana insentif daerah Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas Harmonisasi Peraturan 347,6 Meningkatnya akurasi dalam penyediaan data yang akan dipergunakan dalam formulasi penghitungan Dana Insentif 1689 Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa 535,1 Meningkatnya perbaikan mekanisme penyaluran dana desa dan transfer ke daerah Indeks Pemerataan Antar daerah (Indeks Williamson) Reformasi Fiskal Reformasi Fiskal 773,0 Penerapan reward dan punishment bagi daerah Reformasi Fiskal Reformasi Fiskal Page 62

71 Persentase kerjasama penyelenggar aan pelaksanaan Bimbingan Teknis oleh Pemerintah 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan dan Transfer Non Dana Perimbangan JUMLAH TOTAL JUMLAH PRIORITAS NASIONAL REFORMASI FISKAL JUMLAH PRIORITAS NASIONAL DESA DAN KAWASAN PERDESAAN Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Transfer ke dan Dana Desa Peningkatan kapasitas SDM pengelola dana Desa dan Kawasan Perdesaan Pengawalan Implementasi UU Desa secara Sistematis, Konsisten, dan Berkelanjutan Pengawalan Implementasi UU Desa secara Sistematis, Konsisten, dan Berkelanjutan Distribusi, Supervisi, Pemantauan DD dan ADD agar Berjalan Secara Efektif dan Efisien ,8 Perumusan dan Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa yang Berkualitas dan Optimal Persentase penyaluran Dana Desa yang berbasis pada Kinerja Penyerapan Reformasi Fiskal Desa dan Kawasan Perdesaan , , ,8 Distribusi, Supervisi, Pemantauan DD dan ADD agar Berjalan Secara Efektif dan Efisien ,9 Gambar 23 Kegiatan Prioritas DJPK Tahun 2017 Dalam perkembangannya, penetapan output pada kegiatan prioritas sebagaimana dirinci dalam RKP tahun 2017 menjadi tidak sesuai lagi dengan struktur organisasi Ditjen Perimbangan Keuangan pasca terjadinya reorganisasi dan penerapan Arsitektur Data dan Informasi Kinerja, sehingga kemudian dilakukan pemetaan ulang terhadap output kegiatan prioritas sebagai berikut : Semula : Page 63

72 SESUAI SURAT BERSAMA MENKEU DAN MEN.PPN/BAPPENAS KEGIATAN OUTPUT 1687 Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Perumusan dan Pengelolaan Transfer ke Pengelolaan Transfer ke dan dan Dana Desa yang Berkualitas dan Dana Desa Optimal (Dit.Daper) Meningkatnya anggaran Dana Desa mengacu pada peta jalan (road map) Dana Desa sesuai peraturan perundang-undangan KODE Meningkatnya implementasi penggunaan kriteria kegiatan yang menurut urusan dan kewenangan sudah merupakan urusan dan kewenangan daerah 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas (Dit.PKD) PAGU PN PDKP ,2 RF 1.647,0 RF Meningkatnya progress pembahasan RUU ttg Hubungan Keuangan Pusat dan (RUU HKPD) Meningkatnya perbaikan mekanisme penyaluran dana desa dan transfer ke daerah 535,1 RF Meningkatnya akurasi dalam penyediaan data yang akan dipergunakan dalam formulasi penghitungan Dana Insentif 773,0 RF Meningkatnya kemampuan aparatur Negara yang memahami aspek-aspek keuangan daerah 347,6 RF ,8 RF Keterangan : PDKP : Kegiatan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan RF : Kegiatan Reformasi Fiskal Gambar 24 Matrik Kegiatan Prioritas DJPK Tahun 2017 sebelum reorganisasi Page 64

73 Setelah disesuaikan dengan struktur organisasi baru Ditjen Perimbangan Keuangan dan penerapan ADIK menjadi sebagai berikut : RKA-K/L 2017 DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEGIATAN OUTPUT 1690 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Layanan Pembiayaan dan Transfer ke Pembiayaan dan Transfer Non Dana dan Dana Desa Perimbangan (Dit.PTNDP) KODE PAGU PN ,9 PDKP 1687 Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Kebijakan Dana Perimbangan Layanan Dana Perimbangan (Dit.Daper) 1689 Perumusan Kebijakan dan Pembinaan Pendapatan dan Kapasitas Keuangan (Dit.PKKD) 3.744,4 RF Layanan Dana Perimbangan 8.294,6 RF Layanan Evaluasi Pendapatan Asli 1.557,4 RF Layanan Bimtek Keuangan ,4 RF Gambar 24 Matrik Kegiatan Prioritas DJPK Tahun 2017 sesudah reorganisasi dan penyesuaian struktur ADIK Apabila dilihat dari komponen kegiatan prioritas, dapat terlihat sebagai berikut : KOMPONEN KEGIATAN PRIORITAS Kode Program/Kegiatan Alokasi Kegiatan Prioritas Komponen Kegiatan Perumusan Kebijakan, Pembinaan, dan Layanan Dana Perimbangan ,2 REFORMASI FISKAL ,0 Peningkatan porsi dana desa dan transfer untuk belanja produktif 1. Penyusunan Lampiran Peraturan ttg DBH Pajak dan Cukai Hasil Tembakau (210,6) 2. Penyusunan Perpres ttg DAU (405,0) 3. Penyusunan Peraturan ttg Teknis Pengalokasian DAK berdasarkan Kebutuhan Page 65

74 1.647,0 Penetapan kriteria, formulasi perhitungan, serta persyaratan/ prioritas penerimaan 535,1 Harmonisasi Peraturan 1. RUU ttg HKPD (535,1) Perbaikan mekanisme penyaluran dana Penerapan reward dan punishment bagi daerah 1. Penyusunan Rekomendasi atas Kajian Reformulasi DAU (347,6) 1. Penyusunan Peraturan ttg DID, TPG dan Tamsil Guru (773,0) 347,6 773, Perumusan Kebijakan dan Pembinaan di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas REFORMASI FISKAL ,8 Peningkatan kapasitas SDM pengelola dana , Perumusan Kebijakan dan Pembinaan dan Transfer Non Dana Perimbangan , ,9 JUMLAH (1.720,7) 4. Penyusunan Peraturan ttg Transfer ke (100,0) 5. Penyusunan Laporan Sosialisasi DAK (5.100,0) 6. Penyusunan Laporan FGD Mekanisme Pengalokasian dan Penyaluran Transfer ke dan Dana Desa (600,0) 7. Penyusunan Laporan Bimtek Transfer dan Dana Desa (600,0) 1. Penyusunan Rekomendasi atas Pengelolaan DAK di (1.647,0) 1. Bimtek Optimalisasi pajak daerah untuk Meningkatkan fiskal daerah (519,1) 2. Bimtek ketentuan umum pemungutan pajak (519,1) 3. Bimtek Penilaian PBB P2 (519,1) 4. Diagnostik organisasi, SDM dan Teknologi Pemerintah (1.557,4) 5. Penyusunan modul aplikasi PDRD (290,7) 6. CoC aplikasi untuk internal (439,4) 7. Bimtek Modernisasi Administrasi Pajak (1.218,3) 8. CoC Aplikasi PDRD untuk Pemda (3.824) 9. Dukungan IHT Aplikasi PDRD oleh Pemda (3.961,6) DESA DAN KAWASAN PERDESAAAN Distribusi, Supervisi, Pemantauan DD dan ADD agar Berjalan Secara Efektif dan Efisien 1. Sosialisasi Dana Desa (31.615,0) 2. Penataan Dokumen Transfer ke dan Dana Desa (700,0) 3. Penyusunan Peraturan ttg Dana Desa (164,9) ,7 JUMLAH TOTAL ,8 JUMLAH PRIORITAS NASIONAL REFORMASI FISKAL ,9 JUMLAH PRIORITAS NASIONAL DESA DAN KAWASAN PERDESAAN Gambar 25 Komponen Kegiatan Prioritas DJPK Tahun 2017 Page 66

75 BAB VI PENUTUP Dokumen Rencana Kerja Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Tahun 2017 ini merupakan dokumen perencanaan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan untuk tahun anggaran Kegiatan yang dituangkan dalam Renja ini telah menyesuaikan dengan program Nawa Cita yang merupakan janji dari presiden terpilih, RPJMN , Renstra Kementerian Keuangan Tahun , Renstra Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan serta Cetak Biru Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan yang diharapkan dapat mewujudkan kebijakan hubungan keuangan pusat dan daerah yang adil dan transparan. Page 67

76 Lampiran I : Kebijakan HKPD Tahun 2016 Target NO Realisasi RANCANGAN PERATURAN TW Bulan Status Ket 1 RPMK Tentang Kurang Bayar Dana Bagi Hasil PBB TA 2011, TA 2013 dan TA 2014 yang Dialokasikan dalam APBN TA 2016 I Feb-16 PMK No. 4/PMK.07/ Jan-16 2 RPMK tentang Penyaluran dan Pelaporan BOK dan BOK dan BOKB I Feb-16 PMK No.22/PMK.07/ Feb-16 3 RPMK tentang Penggunaan, Pemantauan, Dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau I Feb-16 PMK No. 28/PMK.07/ Feb-16 I Mar 16 PMK No. 37/PMK.07/ Mar-16 I Mar-16 PP No. 8 Tahun Mar RPMK tentang Peta Kapasitas Fiskal RPP tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN 6 RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 115/PMK.07/2013 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok I Mar-16 PMK 41 Tahun Mar-16 7 RPMK tentang Rincian DBH CHT TA 2016 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota I Mar-16 PMK No.47/PMK.07/ Mar-16 8 RPMK tentang Pengelolaan Transfer ke dan Dana Desa I Mar-16 PMK No.48/PMK.07/ Mar-16 9 RPMK Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa I Mar-16 PMK No.49/PMK.07/ Mar-16 IV Des-16 PMK No.17/PMK.07/ Feb-2016 IV Des-16 PMK No.51/PMK.07/ Mar-2016 RPMK tentang Pencabutan atas PMK Nomor 11/PMK.07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan 10 Sanksi terhadap Pelanggaran Ketentuan di 11 Bidang PDRD RPMK tentang Penyelesaian Pengembalian atas Kelebihan Pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Penyelesaian Permohonan Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 12 RPERDIRJEN PK tentang Tatacara Pemotongan atas Lebih Bayar DBH TA 2016 II Jun-16 Perdirjen PK No 4/ 2016 Perdirjen PK No 5 / Mei Juni RPERPRES tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) TA 2016 III Agt RPMK tentang Batas Maksimal Kumulatif Defisit APBD, Batas Maksimal Defisit APBD, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman TA 2017 III Agt RPMK tentang Pemantauan dan Evaluasi Dana Transfer yang Penggunaannya Sudah Ditentukan III Sep-16 (dalam konfirmasi) 12 Juli RPMK tentang Tatacara Penyusunan Penyampaian, Verifikasi, dan Penilaian Proposal DAK Fisik III Sep-16 Page 68

77 Realisasi Target NO RANCANGAN PERATURAN TW Bulan Status Ket 17 RKEPDIRJEN ttg Proporsi dan Estimasi Penerimaan Pajak Rokok untuk masing-masing Provinsi TA 2017 IV Nov RPERPRES ttg Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 IV Nov RPMK tentang Perubahan Rincian Dana bagi Hasil SDA Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota TA 2016 IV Des RPMK tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar DBH SDA menurut Prov./Kab./Kota TA 2015 IV Des IV Des IV Des IV Des IV Des RPMK tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar 21 DBH Pajak TA RUU Hubungan Keuangan Pusat dan Harmonisasi Revisi PP 91 Jenis Pajak yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak RPMK tentang Perubahan PMK No. 47/PMK.07/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Tunggakan Pinjaman Pemerintah kepada Pemerintah melalui Sanksi Pemotongan DAU dan/atau DBH 25 RPMK tentang Perubahan Pemeringkatan Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan IV Des RPMK tentang Rincian Alokasi dan Pedoman Umum Dana Proyek Pemerintah dan Desentralisasi IV Des RPMK Penyelenggaraan SIKD IV Des IV Des IV Des IV Des RPMK tentang Perubahan Rincian Dana bagi Hasil Pajak Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota TA 2016 RKMK ttg Peringkat Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan untuk Seluruh Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun 2016 RPMK tentang Penyampaian Informasi Keuangan Page 69

78 Lampiran II : Timeframe kegiatan utama (kegiatan prioritas dan unggulan 2017) Page 70

79 Page 71

80 Page 72

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182

BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182 - 53 - BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 182 Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah. LAMPIRAN VI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN 2016 K E M E N T E R I A N K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A

RENCANA KERJA (RENJA) DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN TAHUN 2016 K E M E N T E R I A N K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A K E M E N T E R I A N K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R I M B A N G A N K E U A N G A N Diacu dan Dipedomani Pemerintah Pusat RPJPN RENSTRA K/L

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.6-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Reformasi dan demokratisasi dilakukan sebagai wujud kemauan politik pemerintah khususnya untuk mengawal pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999 yang sekaligus menandai perubahan paradigma pembangunan

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-15.6-/AG/214 DS 12-392-713-178 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun 213 tentang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2010 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan -1- Lampiran II.1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2018 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Boediarso Teguh Widodo. Laporan Kinerja 2017

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2018 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Boediarso Teguh Widodo. Laporan Kinerja 2017 i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan penjelasan secara ringkas dan lengkap ikhtisar capaian kinerja sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja yang telah ditetapkan. Sebagai tindak lanjut atas amanat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.6-/216 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-.06-0/2013 DS 0367-9073-0044-7104 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan. LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan.

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-15.6-/217 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah DPPKAD Kab. Karawang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Revisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015

Revisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011 Hotel Bidakara,

Lebih terperinci

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor PER- 01 /PK/2009 Tentang Mekanisme Aliran Data di Lingkungan DJPK TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK No. SUMBER DATA KOMPONEN DATA Bentuk Data

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam Pendahuluan Sejalan dengan semakin meningkatnya dana yang ditransfer ke Daerah, maka kebijakan terkait dengan anggaran dan penggunaannya akan lebih

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah secara efektif

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1 BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 -

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - Lampiran II.3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 433/PM.1/2007 tentang Uraian Jabatan di Lingkungan Direktorat Dana Perimbangan MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 20152010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 20152010 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 20152010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci