Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak"

Transkripsi

1 PAPER Bioremediasi Limbah Cair PT Petrokimia Gresik dengan Bakteri Indigenus Mohammad Muhibbul Ibad ( ) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 Abstrak Teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan secara biologis adalah dengan metode bioremediasi. Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemulihan kondisi lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis mikroba untuk mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa pencemar. Selama ini limbah cair PT Petrokimia Gresik bersifat asam, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mencari bakteri indigenous dari limbah cair PT Petrokimia Gresik yang berpotensi dalam menaikkan ph dan mengetahui kemampuan bakteri indegenus tersebut dalam menetralkan ph baik secara individu maupun konsorsium dalam kondisi aerasi maupun non aerasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat bakteri indigenous pada limbah cair PT Petrokimia Gresik yang berpotensi dalam menaikkan ph yaitu: isolat bakteri X1 (pemfiksasi Nitrogen), isolat bakteri X2 (pelarut fosfat), isolat bakteri X3 dan X4 (menaikkan ph). Aktivitas bakteri tersebut menunjukkan dapat menaikkan ph lebih efektif dalam kondisi aerasi dari pada dalam kondisi non aerasi. Isolat yang terdeteksi unggul dari ke-4 isolat yang diperoleh adalah isolat X2 yang mampu meningkatkan ph dari 3,38 menjadi 7,01 setelah 12 jam masa inkubasi pada kondisi aerasi. Kemampuan tersebut stabil hingga 72 jam masa inkubasi. Sedangkan kemampuan X2 pada kondisi non aerasi hanya mampu meningkatkan nilai ph hingga 5,50 setelah 72 jam masa inkubasi. Kata Kunci: Bakteri Indigenous, Bioremediasi, Limbah Cair, Aerasi, dan ph. Abstract The waste processing technology that friendly used though biological approchment is by using bioremediation method. Bioremediation can be defined as an effort for environmental recovery by the usage of biological activity of microbe in term to degrade on decrease the pollutant toxicity. Liquid waste of Petrokimia Gresik Company are acid, there fore the aims of this experiment was to obtain several indigenous bacteria that could potentially raise and neutralizing the ph whether individually or consortium with aeration and non aeration condition. The result of this experiment show that there are bacterium indigenous on liquid waste Petrokimia Gresik Company potentially in raising the ph as follows: Isolates bacteria X1 (Nitrifying Bacteria), isolates bacteria X2 ( phosphate solubilizing bacteria ), and isolates bacteria X3 and X4 ( raise the ph ). The bacteria activity shows that those bacteria can raise the ph better in aeration condition compared in non aeration condition. X2 isolate were detected to be the most promising bacteria that can raise the ph from 3,38 to 7,01 after 12 hours of incubation in aeration condition. Those ability were stabil until 72 hours of incubation. On the other hand the X2 isolate wase able to raise the ph only up to 5,5 after 72 hours incubation. Keywords: Indigenous Bacteria, Bioremediation, waste liquid, Aeration, and ph. PENDAHULUAN Kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini senantiasa menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pencemaran ini dapat berupa pengeluaran bahan buangan cair, padat, gas, suara dan panas yang berlangsung selama proses produksi. Dari kelima jenis limbah industri tersebut, limbah cair merupakan jenis limbah yang perlu mendapat perhatian, karena volume yang sangat besar dan kuantitas polutannya yang beragam sehingga sangat berpotensi dalam membahayakan lingkungan perairan bila dibuang ke badan perairan tanpa perlakuan pengolahan 1.

2 Disisi lain pembangunan sektor industri Indonesia saat ini dituntut untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan memperhatikan keberlanjutannya atau yang dikenal dengan istilah industri hijau (green industry). Gerakan green industry merupakan industri yang berwawasan lingkungan, menselaraskan pembangunan dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan 3. Sejalan dengan kriteria yang ada mengenai pengembangan konsep industri hijau, kualitas air menjadi isu penting yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya air. Dengan bertambahnya kepadatan penduduk serta industri yang semakin berkembang, menyebabkan penurunan kualitas air yang selanjutnya akan menurunkan ketersediaan air yang layak. Untuk memenuhi kesenjangan antara persediaan dan kebutuhan tersebut, diperlukan upaya dalam pencegahan pencemaran air. Industri pupuk termasuk dalam jenis industri yang dapat memberi kontribusi dalam pencemaran air. Limbah cair industri pupuk berasal dari unit amonia, unit urea dan unit utilitas. Limbah tersebut mengandung senyawa nitrogen dalam bentuk garam amonium, amonia bebas, nitrit, nitrat, asam fosfat dan senyawa-senyawa organik lainnya 3. Amonia dalam keadaan tidak terdisosiasi akan lebih berbahaya untuk biota perairan, juga dapat menimbulkan eutrofikasi. Daya racun amonia sangat berhubungan dengan ph dan gas CO 2 bebas. Peningkatan ph dan CO 2 di perairan akan meningkatkan daya racun amonia 4. Eutrofikasi merupakan suatu ledakan pertumbuhan dari tanaman air maupun alga akibat masuknya nutrien berupa nitrogen dan fosfat dalam jumlah berlebihan ke dalam badan perairan 5. Beberapa dampak negatif akibat eutrofikasi antara lain munculnya bau dan rasa, penurunan kadar oksigen terlarut pada malam hari, penetrasi cahaya dalam air berkurang, kematian ikan dan efek keracunan terhadap hewan dan manusia 3. PT Petrokimia Gresik adalah perusahaan pupuk nasional yang memproduksi berbagai jenis pupuk anorganik seperti ZA, UREA, dan NPK. Dalam proses produksinya dibutuhkan berbagai bahan kimia serta material pertambangan seperti asam amonia, asam fosfat, dan asam sulfat yang memiliki resiko tinggi pada pencemaran lingkungan hidup. Saat ini pengolahan limbah cair PT Petrokimia Gresik menggunakan 2 (dua) tahapan pengolahan. Tahapan pertama yaitu dengan cara penambahan CaCO3 pada limbah yang akan dialirkan menuju kolam pengolahan dan pada tahapan kedua dengan cara melakukan penambahan NaOH cair pada outlet kolam equalizer. Penambahan CaCO3 dan NaOH tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai ph limbah selama proses pengolahan agar tingkat keasamannya tidak tinggi dan meningkatkan nilai ph limbah mendekati ph netral sesuai dengan ketentuan baku mutu limbah cair untuk industri pupuk urea (ph 6-9). Pengolahan tersebut dilakukan agar lingkungan yang akan dilalui limbah tidak tercemar, seperti ekosistem mangroove di sekitar lokasi pengaliran akhir limbah 6. Namun, metode tersebut kurang efisien karena menghasilkan secondary pollutant berupa endapan sendimen pada kolam, dan diperlukan biaya untuk mengangkat endapan tersebut dalam interval waktu tertentu. Masalah utama dalam limbah cair PT Petrkomia Gresik adalah nilai fluktuatif ph yang relatif rendah (kisaran ph 4). Kondisi tersebut berdampak negatif pada biota pada badan perairan penerima limbah cair tersebut. Dampak nyata dari limbah tersebut terlihat dari vegetasi mangrove yang ada di pesisir lokasi limbah tersebut dibuang. PT Petrokimia Gresik secara berkala melakukan revegetasi pada lahan tersebut. Menurut data statistik, setiap melakukan revegetasi hanya sekitar 38% mangrove yang dapat tumbuh 6. Padahal, secara ekologis mangrove dapat menjadi penahan abrasi, gelombang angin kencang, pengendali intrusi air laut dan tempat habitat berbagai jenis fauna 7. Selain itu, nilai ph yang rendah memiliki sifat korosifitas yang tinggi. Selanjutnya PT Petrokimia Gresik ingin menggunakan teknik bioremediasi dengan bakteri indigenous. Teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan secara biologis dengan metode bioremediasi. Bioremediasi ini merupakan salah satu aplikasi dari Green Industry. Bioremediasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemulihan kondisi lingkungan dengan menggunakan aktivitas biologis mikroba untuk mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas dari berbagai senyawa pencemar 8. Secara umum, tujuan bioremediasi adalah menstimulasi pertumbuhan mikroba, baik indigenous maupun non-indigenous dan menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk meningkatkan intensitas kontak langsung antara mikroba dengan senyawa kontaminan di lingkungan baik yang terlarut maupun yang terikat

3 oleh partikel untuk mengalami biotransformasi, biodegradasi, hingga biomineralisasi 8. Dengan kondisi tersebut diatas maka penelitian ini merupakan studi awal untuk menerapkan teknik bioremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri indigenous limbah cair PT Petrokimia Gresik dan menguji potensinya dalam menetralkan keasaman ph limbah cair tersebut (ph ±7). METODE PENELITIAN Alat, Bahan, dan Prosedur kerja Pengambilan Limbah Cair Limbah cair PT Petrokimia gresik adalah sumber inokulum bakteri indigenous. Limbah cair diambil menggunakan botol jurigen 5 liter dengan cara menenggelamkan botol kedalam penampungan limbah. Setelah penuh botol ditutup dengan penutup dalam posisi botol tenggelam di penampungan limbah cair. Isolasi dan Purifikasi Bakteri Indigenous Limbah Cair Sebelum mengisolasi bakteri, semua alat dan media harus disterilkan terlebih dahulu dengan autoklaf pada suhu 121º C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Bakteri indigenous dari limbah cair diisolasi dengan dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Limbah cair PT Petrokimia Gresik sebelum diisolasi dilakukan pengenceran 10-1 sampai dengan 10-6 terlebih dahulu dengan metode pengenceran bertingkat. Pertama-tama air limbah diambil dengan pipet mikro 1 ml kemudian diteteskan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril pegenceran ini disebut pengenceran Kemudian dihomogenkan dengan vorteks mixer. Setelah itu diambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-1 dengan pipet mikro, diteteskan pada tabung kedua yang berisi 9 ml aquades steril, pengenceran yang kedua ini disebut pengenceran Pengenceran ini dilakukan sampai mendapat pengenceran Isolasi dilakukan dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA) dengan ph 3 terlebih dahulu untuk mendapatkan semua bakteri indigenous yang tahan asam. Isolasi dimulai dengan mengambil 1 ml hasil pengenceran kemudian diteteskan dengan metode pour plate pada media NA ph 3, dan diinkubasi selama kurang lebih 48 jam sampai tumbuh koloni bakteri. Karena tingkat keasaman yang sangat rendah, ada kemungkinan bakteri yang muncul sedikit. Namun, bakteri tersebut diasumsikan bakteri yang tahan terhadap kondisi asam. Koloni yang sudah tumbuh pada media NA ph 3 dimurnikan (purifikasi) dengan metode streak plate pada media NA, setelah 48 jam koloni bakteri yang tumbuh kemudian di uji pada media Jensen s Nitrogen Free Broth (JNFB) dengan menggunakan jarum ose untuk mendapatkan bakteri penambat Nitrogen dan pada media Pikovskaya untuk mendapatkan bakteri pelarut Fosfat, serta pada Media Nutrient Broth ph 3 yang telah dimodifikasi untuk mendapatkan bakteri yang dapat menaikkan nilai ph. Setelah itu dilakukan pengamatan mikroskopis sel dan koloni. Dari hasil isolasi dan purifikasi, keempat isolat yang didapatkan dikultur dengan cara diinokulasikan pada media Nutrient Broth ph 3 yang dimodifikasi sebanyak 30 ml pada Enlenmeyer 100 ml. Setelah diinkubasi selama 3 hari kemudian dipindah pada media Nutrient Broth ph 3 yang dimodifikasi sebanyak 250 ml pada Enlenmeyer 500 ml. Setelah diinkubasi selama 3 hari kemudian dipindah pada media Nutrient Broth ph 3 yang dimodifikasi sebanyak 1000 ml pada Enlenmeyer 2000 ml. Selama proses inkubasi Enlenmeyer diletakkan pada orbital shaker. Pembuatan Konsorsium Penelitian ini selain menggunakan mikroba indigenous juga di ujicobakan dalam bentuk konsorsium. Mikroorganisme diperlakukan dalam bentuk konsorsium. Konsorsium mikroba dipilih karena suatu konsorsium mikroba lebih tahan terhadap guncangan lingkungan, dan dapat lebih bersaing dan bertahan di lingkungan dibandingkan dengan mikroorganisme tunggal. Konsorsium mikroba mampu menangani berbagai macam limbah kompleks 9. Sebelum dicampur menjadi konsorsium bakteri, terlebih dahulu masing-masing isolat dilakukan uji antagonis dengan dua metode, yaitu pertama menggunakan metode bioassay menggunakan media NA ph 3. Prosesnya dimulai dengan cara mengambil Paper disk yang sudah disterilkan dengan autoklaf, kemudian dicelupkan pada kultur bakteri pada media NB selama ± 1 menit menggunakan pinset setelah itu ditiriskan

4 kemudian diletakkan pada media NA ph 3 yang ada dicawan petri, dan dibuat tiga kali ulangan. Metode yang kedua yaitu menggunakan metode streak plate. Pengamatan dimulai setelah 48 jam dengan melihat zona hambat pada tiap koloni bakteri. Jika zona hambat tiap-tiap bakteri mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri lain maka tidak dijadikan ke dalam konsorsium karena tidak bisa hidup dalam satu tempat atau media secara bersamaan. Sedangkan jika zona hambat yang tumbuh tidak mempengaruhi bakteri lain maka diasumsikan bahwa bakteri tersebut tidak patogen dengan bakteri lain dan bisa hidup secara bersamaan dalam satu tempat atau media. Setelah dilakukan uji antagonis dan didapatkan hasil bahwa tiap bakteri bisa hidup secara dalam satu media. Maka, dilakukan pembuatan konsorsium dengan cara mengambil 30 ml pada tiap kultur bakteri kemudian diinokulasikan pada media Nutrient Broth ph 3. Proses Aplikasi Bioremediasi Tiga isolat tunggal bakteri yang berpotensi sebagai bioremediator diberi nama dengan label X1, X2, X3, dan X4. Sediakan 36 Erlenmeyer dengan ukuran 1 liter, serta diberi label sesuai dengan perlakuan pada Tabel 1. Semua Erlenmeyer diisi dengan limbah cair PT Petrokimia Gresik sebanyak 675 ml, kemudian isolat tunggal dan konsorsium dimasukkan 10% dari volume Erlenmeyer. Pada 18 Erlenmeyer ditutup dengan karet tanpa aerasi, sedangkan 18 Erlenmeyer lain ditutup dengan karet yang dimodifikasi untuk saluran aerasi. Setelah semua proses selesai dilakukan pengamatan derajat keasaman (ph) tiap 12 jam selama tiga hari. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas aerasi dan non aerasi terhadap mikroba indigenous secara individu dalam menaikan/menetralkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik, yang dibandingkan dengan mikroba konsorsium. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 6 (enam) perlakuan yang diulang 3 (tiga) kali dengan susunan sebagai berikut: a. Air limbah + Mikroba indegenous X1 b. Air limbah + Mikroba indegenous X2 c. Air limbah + Mikroba indegenous X3 d. Air limbah + Mikroba indegenous X4 e. Air limbah + Konsorsium Mikroba indegenous f. Air limbah (kontrol) Analisa Data Data penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova untuk mengetahui efektivitas bakteri dalam menaikkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik baik secara aerasi dan non aerasi. Jika terdapat perbedaan nyata antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Tukey. HASIL DAN DISKUSI Limbah cair PT Petrokimia Gresik yang bersifat asam memungkinkan bakteri teradaptasi dengan lingkungan tersebut. Kondisi asam merupakan lingkungan ekstrim bagi bakteri, sehingga bakteri yang berhasil beradaptasi dan tumbuh di lingkungan tersebut hanya bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah tingkat keasaman menjadi sesuai dengan kebutuhan bakteri tersebut, dan menjadikan senyawa dalam lingkungan tersebut menjadi sumber energi 8. Dalam penelitian ini, isolasi bakteri dari limbah cair PT Petrokimia Gresik dibagi dalam tiga kriteria, sesuai dengan fungsinya dalam mendegradasi senyawa limbah cair, yaitu; isolasi bakteri pemfiksasi Nitrogen (diuji menggunakan medium Jensen s Nitrogen Free Broth semi solid), isolasi bakteri pelarut fosfat (diuji menggunakan medium pikovskaya), dan isolasi bakteri yang dapat meningkatkan nilai ph menggunakan medium Nutrien Broth ph 3. Hasil isolasi, purifikasi serta uji fungi bakteri indigenous limbah cair PT Petrokimia Gresik diperoleh 4 (empat) bakteri tunggul yang berpotesi sebagai agen bioremediasi, yaitu: a. Bakteri pemfiksasi Nitrogen dengan kode X1, ditandai terbentuknya cincin berwarna putih keruh saat ditumbuhkan pada media Jensen s Nitrogen Free Broth. b. Bakteri pelarut fosfat dengan kode X2, ditandai terbentuknya zona bening yang pada saat isolat bakteri ditumbuhkan pada media Pikovskaya. c. Bakteri yang mampu meningkatkan nilai ph dengan kode X3 dan X4, ditandai ketika ditumbuhkan pada media Nutrient Broth ph 3 dengan meningkatnya ph media tersebut menjadi netral kisaran 6,5 sampai dengan 7.

5 Dimana bakteri X1 (bakteri penambat nitrogen) merupakan bakteri indigenous yang diperoleh dari hasil isolasi limbah cair yang diambil dari Pabrik I PT Petrokimia Gresik. Sedangkan bakteri X2 (bakteri pelarut fosfat), X3 dan X4 (bakteri yang mampu meningkatkan nilai ph) merupakan bakteri indigenous yang didapatkan dari hasil isolasi limbah cair yang diambil dari aliran limbah cair PT Petrokimia Gresik yang menuju ke dalam kolam equalizer (diluar kolam equalizer). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai ph selama masa inkubasi (Gambar 1 dan Gambar 2). Baik yang menggunakan metode aerasi maupun yang menggunakan metode non aerasi. Gambar 1. Grafik rata-rata nilai ph limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam kondisi aerasi. Tabel 1. Data pengamatan ph dalam kondisi aerasi Perlakuan X1 3,38 5,23 d 7,34 a 7,84 a 7,88 bc 7,97 b 7,98 b X2 3,38 7,01 a 7,83 a 8,05 a 8,15 a 8,18 ab 8,20 a X3 3,38 5,88 bc 6,95 a 7,60 a 8,06 ab 8,15 ab 8,17 ab X4 3,38 6,36 b 7,42 a 7,55 a 7,87 c 8,17 ab 8,21 a Konsorsium 3,38 5,48c d 7,56 a 8,11 a 8,13 a 8,22 a 8,23 a Kontrol 3,38 3,39 e 3,39 b 3,39 b 3,40 d 3,40 c 3,41 c Keterangan: notasi bilangan pada tabel ditulis berdasarkan hasil uji tukey. Berdasarkan hasil pengamatan ph dalam kondisi aerasi (Gambar 1), menunjukkan bahwa pada titik awal pengamatan ph untuk semua perlakuan adalah sama yaitu 3,38. Pada 12 jam pertama nilai ph mengalami perbedaan, hal ini menunjukkan perbedaan kemampuan isolat bakteri dalam menaikkan nilai ph. Perbedaan paling menonjol adalah isolat bakteri X2 (bakteri pelarut fosfat) yang mampu menaikkan dari ph awal 3,38 menjadi ph 7,01 dalam 12 jam. Setelah diuji dengan Anova (Tabel 1) menunjukkan bahwa pada 12 jam pertama kemampuan isolat bakteri X2 dalam menaikkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik berbeda secara nyata terhadap isolat bakteri lain. Setelah masa inkubasi 24 jam isolat bakteri X2 juga masih menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam menaikkan ph yaitu dari ph 7,01 menjadi 7,83. Tetapi berdasarkan hasil uji Anova, ternyata kemampuan semua isolat bakteri tidak berbeda nyata dalam menaikkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik. Demikian pula setelah masa inkubasi 36 jam kemampuan semua isolat juga sama berdasarkan Anova (Tabel 1) dalam menaikkan ph. Dari hasil ini (Tabel 1) terlihat bahwa pada 0, 12, 24, dan 36 jam, semua isolat bakteri menunjukkan awal kenaikan ph yang berbeda pada saat 12 jam masa pertumbuhan. Dimana isolat bakteri X2 menunjukkan kemampuan yang tertinggi. Namun, ketika sudah mencapai 24 dan 36 jam masa inkubasi, kemampuan semua isolat bakteri menunjukkan kemampuan yang relatif sama dalam menaikkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik. Selanjutnya, pada 48 jam masa inkubasi isolat bakteri X1 dan X4 mempunyai nilai yang rendah dalam menaikkan ph dan berbeda nyata terhadap isolat bakteri lain. Kemudian pada 60 jam dan 72 jam masa inkubasi berikutnya kemampuan semua isolat bakteri X2, X3, X4, dan konsorsium berbeda nyata dalam menaikkan ph. Walaupun nilai ph yang dicapai semuanya sama, yaitu rata-rata ph 8. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa isolat bakteri X2 mempunyai kemampuan yang lebih cepat dalam menaikkan ph dibuktikan dengan nilai ph yang tinggi dari 12 jam masa inkubasi hingga 72 jam masa inkubasi. Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan bakteri indigenous dalam menaikkan ph dalam kondisi non-aerasi ditunjukkan oleh Gambar 2 dan Tabel 2. Secara umum pada kondisi nun aerasi kemampuan semua isolat bakteri menunjukkan pola yang sama dalam menaikkan ph limbah cari PT Petrokimia Gresik.

6 Gambar 2. Grafik rata-rata nilai ph limbah cair PT Petrokimia Gresik dalam kondisi non aerasi. Tabel 1. Data pengamatan ph dalam kondisi non aerasi Perlakuan X1 3,38 3,44 ab 3,53 c 3,63 b 3,92 bc 3,99 bc 4,06 bc X2 3,38 3,81 a 4,13 a 4,24 a 5,38 a 5,43 a 5,50 a X3 3,38 3,40 ab 3,43 c 3,49 b 3,76 bc 3,89 bc 4,37 bc X4 3,38 3,45 ab 3,57 c 3,78 b 4,41 ab 4,49 ab 4,62 ab Konsorsium 3,38 3,49 ab 3,86 b 4,23 a 5,34 a 5,46 a 5,58 a Kontrol 3,38 3,38 b 3,39 c 3,39 b 3,39 c 3,39 c 3,39 c Keterangan: notasi bilangan pada tabel ditulis berdasarkan hasil uji tukey. Namun berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 di atas, terlihat bahwa perlakuan aerasi memberikan perubahan kenaikkan ph yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan non aerasi. Dalam kondisi aerasi semua isolat bakteri indigenous mampu menaikkan nilai ph hingga 8,23. Sedangkan dalam kondisi non aerasi hanya menaikkan nilai ph sebesar 5,58 yang masih tergolong asam. Kondisi ini terjadi diduga karena isolat bakteri tersebut bersifat aerob dan fakultatif anaerob, sehingga ketersediaan oksigen yang mencukupi pada media pertumbuhan akan menentukan pertumbuhan dan aktivitas metabolisme bakteri tersebut. Peningkatan ph dalam penelitian ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: bakteri bisa menghasilkan senyawa yang bersifat basa, bakteri menghasilkan senyawa yang bersifat netral, serta bakteri tersebut dapat menggunakan atau mengubah senyawa yang dapat menyebabkan asam 10. Pada bakteri X1 diduga dapat mengubah seperti senyawa N 2 dan NH 4 menjadi NH 4OH yang bersifat basa (Kim And Gadd, 2008), karena dari hasil uji fungsi membuktikan bahwa bakteri ini merupakan bakteri penambat N serta menggunakanannya. Dari hasil uji fungsi menggunakan media Pikovskaya bakteri X2 terbukti melarutkan fosfat yang mana bakteri tersebut akan mengubah KH 2PO 4 menjadi H 2PO 4 yang dapat digunakan oleh organisme lain dalam proses metabolismenya 11. Selain itu isolat ini juga ketika dilakukan uji fungsi pada media JNFB (bakteri penambat N) yang menyebutkan bahwa isolat tersebut juga mempunyai fungsi yang sama dengan isolat X1 tetapi pada saat uji fungsi dengan media tersebut isolat X1 lebih unggul dalam menambat N. Sedangkan pada isolat X3 dan X4 diduga merupakan bakteri pereduksi sulfat dimana bakteri ini merubah sulfat yang bersifat asam menjadi H 2S, dimana hal ini juga akan mengurangi kondisi asam pada limbah cair. Dari hasil uji kemampuan tiap isolat terdapat perbedaan dalam menaikkan ph hal ini bisa disebabkan oleh faktor lingkungan yang mendukung untuk bakteri tersebut dalam melakukan metabolismenya 11. Menurut judoamijoyo 12 asam organik yang dihasilkan oleh bakteri pelarut fosfat dapat digunakan mikroorganisme untuk biosintesis, bila bahan organik digunakan untuk pertumbuhan bakteri maka ph cenderung meningkat karena bahan tersebut akan terdeaminasi. Deaminasi 13 adalah proses mengkatalisasi pemindahan gugus amino (NH 2) dari asam amino dan molekul lainnya yang mengandung NH. Selain itu, proses deaminasi menetralisasikan amin yang menghambat pertumbuhan. Bila mikroba mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan (limbah), sehingga menyebabkan peningkatan ph. Hasil penelitian austin (1988) 14 menyatakan bahwa terdapat bakteri yang bisa mendegradasi dan menggunakan asam organik dalam proses metabolisme yaitu Pseudomonas dan Bacillus yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim tunggal maupun beberapa enzim untuk degradasi asam organik. Hasil penelitian tersebut memperoleh

7 bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi protein. Protein adalah polipeptida dengan struktur tertentu, suatu hetero-polimer dari asam amino. Enzim protease (poli-peptidase, oligopeptidase, dipeptidase) merombak protein menjadi peptida yang lebih sederhana atau asam amino. Selanjutnya asam amino mengalami transaminasi, deaminasi, dekarboksilasi, atau dehidrogenasi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Secara umum pemecahan bahan organik diperlukan untuk pembentukan energi dan biosintesis sebab dapat menyediakan karbon untuk berbagai senyawa penting dalam sel. Pada mayoritas bakteri, asam glutamat adalah asam amino kunci yang dibentuk dari sumber amonia dan karbon. Banyak pula bakteri yang dapat mereaksikan amonia dengan asam fumarat membentuk aspartat. Sebagai pembanding Susanto (2011) 15, mengisolasi bakteri indigenous dari limbah cair nanas. Bakteri tersebut dilaporkan dapat menaikkan nilai ph. Proses ini secara prinsip merupakan proses aerobik di mana senyawa organik dioksidasi menjadi CO 2, H 2O, NH 4 dan biomasa baru. Aktivitas bakteri asam memungkinkan terjadi kenaikan ph karena NH 4 + akan berikatan dengan air sehingga terbentuk NH 4OH yang bersifat basa. Secara umum, hasil penelitian ini membuktikan bahwa teknik biormediasi mampu menaikkan ph. Dengan demikian, penggunaan kapur (CaCO 3) yang secara komersial dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik (±50 ton per hari) dapat ditekan dengan substitusi metode bioremediasi ini, bahkan tidak digunakan sama sekali. Selain itu, keuntungan menerapkan teknologi bioremediasi antara lain; tidak adanya Secondary pollutant (produk samping yang timbul), dapat mengolah zat kimia organik yang sangat beracun, dan dapat mengolah zat kimia yang hampir tidak dapat diolah menggunakan cara konvensional karena mengandung gugus ikatan siklik dan aromatik yang kuat. Disamping itu pengembangan teknik bioremediasi selaras dengan definisi industri hijau sehingga dalam impelementasinya dapat berjalan secara sinergis. Hasil penelitian teknik bioremediasi limbah cair PT Petrokimia Gresik dengan bakteri indigenous pada sistem pengolahan air limbah dengan penambahan bakteri indigenus dengan dosis 10% serta pemberian aerasi memberikan hasil yang efektif dan cepat mengolah air limbah. Pengolahan air limbah dengan metode tersebut berpotensi diaplikasikan dalam skala lapangan, dengan didukung oleh riset yang berkelanjutan sehingga didapatkan metode yang optimal. Oleh karena itu, pengolahan air limbah dengan metode tersebut layak diimplementasikan khususnya di disposal area equalizer PT Petrokimia Gresik dalam menuju Green Industry. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Terdapat bakteri indigenous pada limbah cair PT Petrokimia Gresik yang berpotensi dalam menaikkan ph yaitu: isolat bakteri X1 (pemfiksasi Nitrogen), isolat bakteri X2 (pelarut fosfat), isolat bakteri X3 dan X4 (menaikkan ph). 2. Bakteri yang paling unggul dalam menaikkan ph adalah bakteri X2 (pelarut fosfat), yang stabil dari 12 jam sampai dengan 72 jam masa inkubasi serta kemampuan tersebut terbukti lebih unggul dengan metode aerasi dibandingkan dengan metode non aerasi dalam menaikkan ph limbah cair PT Petrokimia Gresik. Pada kondisi aerasi bakteri X2 mampu menaikkan ph awal 3,38 hingga menjadi ph akhir 8,20. Sedangkan pada kondisi non aerasi hanya mencapai 5,50. DAFTAR PUSTAKA [1] Middlebrooks, E.J Industrial Pollution Control. volume I : Agroindustries Jhon Willey & Sons. New York. [2] Sucofindo Menteri perindustrian: Green Industry Tidak Mustahil Dilakukan. Diakses pada 07 september [3] Talahatu, A Analisa Finansial Unit Pengolahan Limbah Cair PT Pupuk Kujang Dengan mikroalga Chlorella. Departemen Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. [4] Pescod, M Investigation of Rational Effluent and Steam Standard for Tropical Countries. AIT. Bangkok. [5] Masson, C, F Biology of Fresh Water Pollution. Longman. New York. [6] PT. Petrokimia Gresik Data Perusahaan. Gresik.

8 [7] Huda, N Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur bi. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. [8] Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap, P.V. and Clark, D.P Brock Biology of Microorganisms, 12th edition, Pearson Benjamin-Cummings, San Francisco. [9] The Environmental Company Wastewater Treatment Solutions. Diakses pada 19 Oktober [10] Fahrurrazi, Muhammad Ihwan A Preliminary Study of Using The Bioremediation Technique for The Liquid Waste of PT Petrokimia Gresik. Biomanagement Program. Institut Teknologi Bandung. [11] Kim, Byung Hong And Gadd, Geoffrey Michael Bacteria Physiology and Metabolism. Cambridge University Press. New York. [12] Judoamidjojo M, Darwis AA, dan Sa id EG Teknologi Fermentasi. PAU Bioteknologi. IPB. Rajawali Pers. Jakarta. [13] Prescott, Harley Laboratory Exercises in Micrrobiology. The McGraw-Hill Companies. New York. [14] Austin, B Methods in Aquatic Bacteriology. John Willey & Sons.Thomsosn Press (India) Ltd. New Delhi. [15] Susanto, Agus Potensi Penetralan ph Limbah Cair Nanas dengan Bioremediasi Oleh Bakteri Indigenous. Universitas Muhammadiyah Lampung.

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS

BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS TUGAS AKHIR - SB091358 BIOREMEDIASI LIMBAH CAIR PT PETROKIMIA GRESIK DENGAN BAKTERI INDIGENOUS JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2013

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lebih terperinci

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)  HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri 11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah

Lebih terperinci

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik MODUL 5 Bioremediasi Polutan Organik POKOK BAHASAN : Bioremediasi limbah cair organik dengan tanaman air dan bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami dan mampu merancang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014. 14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Uji potensi mikroba pelarut fosfat dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tahap Laboratorium 1. Uji Kemampuan Isolat a. Tempat dan Waktu Penelitian Uji kemampuan 40 isolat bakteri dilaksanakan di laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium 11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. 10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Populasi Bakteri Penambat N 2 Populasi Azotobacter pada perakaran tebu transgenik IPB 1 menunjukkan jumlah populasi tertinggi pada perakaran IPB1-51 sebesar 87,8 x 10 4 CFU/gram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI RESPIRASI BAKTERI LAPORAN Disusun untukntuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Utami Sri Hastuti M.Pd dan Dr. Endang Suarsini, M.Pd Disusun oleh: Kelompok 1/ Kelas A

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air memberikan dampak bagi lingkungan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan,

I. PENDAHULUAN. Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pencemaran masalah lingkungan terutama perairan sekarang lebih diperhatikan, terutama setelah berkembangnya kawasan industri baik dari sektor pertanian maupun

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif (Kusumanto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

Teknik Isolasi Bakteri

Teknik Isolasi Bakteri MODUL 3 Teknik Isolasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Pengenceran Suspensi Bakteri dari Sumber Isolat/Lingkungan 2. Teknik Isolasi Bakteri (Solid and Liquid Medium) TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami persiapan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : NAMA : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C1 14 155 KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI : SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI : SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI : SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) WIDIA NUR ULFAH SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air. Bahan pencemar air yang seringkali menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak

Lebih terperinci

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Isolasi dan Perbaikan Kultur 3/3/2016 Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Rancang Media 1. Buat kisaran medium dengan nutrien pembatas berbeda (misal C, N, P atau O). 2. Untuk tiap tipe nutrien

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015. Pengambilan sampel tanah dikawasan hutan Mangrove Desa Srimulyo Kecamatan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Y ij = µ + B i + ε ij

Y ij = µ + B i + ε ij METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari BAB IH METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA-UNRI. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2007 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Uji Kontak Bakteri A.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air limbah dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai bahan baku utama dari perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat. kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat. kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak bumi akibat kecerobohan manusia telah mengalami peningkatan dan mengganggu kehidupan organisme di

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA بسم هللا الرحمن الرحيم TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA Tugas Pengolahan Limbah dan Sampah David Aprilansyah Kurniawaty (1205015060) Siti Khodijah Fahrizal Teknik Pengolahan Limbah Cair

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian

3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian 10 tersebut memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbon dan energi (Muslimin 1995; Suprihadi 1999). Selain itu keaktifan mikrob pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di Laboratorium Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Jumlah total bakteri pada berbagai perlakuan variasi konsorsium bakteri dan waktu inkubasi. 2. Nilai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph Salah satu karakteristik limbah cair tapioka diantaranya adalah memiliki nilai ph yang kecil atau rendah. ph limbah tapioka

Lebih terperinci

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN TUJUAN 1. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam proses pengubahan senyawa nitrogen organik menjadi ammonia (amonifikasi). 2. Mendemonstrasikan peran mikroba dalam biokonversi

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Mei 2008. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang skrining dan uji aktivitas enzim protease bakteri hasil isolasi dari limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pacar Keling Surabaya menghasilkan data-data sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA Program Magister Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam sistem biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi dan mampu meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

Teknik Isolasi Mikroorganisme

Teknik Isolasi Mikroorganisme Teknik Isolasi Mikroorganisme Noorkomala Sari loocev@gmail.com Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya 23 Desember 2009 1. Pendahuluan Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rustama et al. (1998), limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian eksplorasi keberadaan mikroba pelarut fosfat dilaksanakan di ekowisata Mangrove kelurahan Wonorejo, kecamatan Rungkut, kota Surabaya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah dan Klasifikasinya Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

Lebih terperinci