KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA
|
|
- Shinta Sri Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Program Magister Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA Oleh : Rhenny Ratnawati ( ) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Joni Hermana, MScES., PhD.
2 LATAR BELAKANG Eutrofikasi Pengolahan High Rate Algae Pond (HRAP) Peningkatan alga dan tumbuhan perairan Pengurangan biodiversiti akuatik Masalah bau dan penurunan nilai estetika Terganggunya ekosistem Biaya yang relatif rendah dan mencapai dua tujuan, yaitu secondary treatment dan produksi biomassa alga Laju pertumbuhan alga dan bakteri dengan memanfaatkan simbosis pada alga-bakteri
3 TUJUAN Mengkaji efek aerasi terhadap kinerja simbiosis algabakteri pada air boezem Morokrembangan. Mengkaji efektivitas penambahan unsur kalium dan co. substrat terhadap kinerja simbiosis alga-bakteri pada air boezem Morokrembangan. MANFAAT Memberikan kontribusi ilmiah tentang pengolahan air boezem dengan memanfaatkan kinerja alga-bakteri.
4 Sistem batch. RUANG LINGKUP Konsentrasi chlorophyll a pada biakan alga yang siap digunakan untuk penelitian mencapai 3,5 ± 0,5 mg/l. Sampel berupa air boezem Morokrembangan sebelah selatan (Kali Greges). Pengamatan dilakukan pada hari ke-0, 1, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 17, dan 20 dengan parameter yang diteliti adalah Chlorophyll a, COD, MLVSS, ph, temperatur, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/ DO). Range finding test (RFT) selama 7 hari. Perbandingan volume air boezem : biakan alga yang digunakan pada tahap RFT adalah 25% : 75%, 50% : 50%, dan 75% : 25%.
5 Lanjutan Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a)variasi penambahan unsur K pada air boezem sebesar 1% dan 3% dari total unsur K pada Bold s Basal Medium (BBM). b)variasi penggunaan dan tanpa penggunaan aerasi pada reaktor c)variasi penambahan co. substrat berupa gula pasir pada air boezem. Reaktor berupa toples kaca dengan volume sebesar ml Sistem pencahayaan menggunakan sinar matahari secara alami. Reaktor diletakkan pada tempat terbuka. Aerasi yang digunakan selama 24 jam (selama penelitian berlangsung). Kontrol berupa air boezem tanpa biakan alga. Penelitian utama dilakukan selama 20 hari.
6 KAJIAN PUSTAKA Dalam perairan terjadi simbiosis yang saling menguntungkan antara bakteri heterotrof dan alga yang bermanfaat dalam sistem penanganan limbah. Senyawa anorganik yang merupakan hasil perombakan bakteri heterotrof seperti CO 2, NH 3, N 2, dan nitrat dapat dimanfaatkan kembali oleh organisme lain terutama alga (Parwanayoni, 2008). Oksigen terlarut yang dihasilkan alga akan dimanfaatkan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian zat organik dalam limbah Simbiosis antara Alga dan Bakteri Heterotrof dalam High Rate Algae Pond (Sumber : Oswald, 1998 dalam Hamouri, 2008)
7 Penelitian dengan variabel: 1)Penambahan unsur K dalam bentuk KH 2 PO 4 dan K 2 HPO 4 sebesar 0%, 1% dan 3% dari total unsur K pada Bold s Basal Medium (BBM) 2) Perlakuan aerasi dan tanpa aerasi 3) Penambahan co.substrat dan tanpa co.substrat Ide Penelitian Rumusan Masalah TAHAPAN PENELITIAN Persiapan alat : a)reaktor proses berupa toples kaca, volume ml b)jerigen c) Aerator d)peralatan analisis parameter Studi Literatur Persiapan Alat&Bahan Persiapan bahan : a)air sampel dari boezem Morokrembangan(Kali Greges) b)biota uji yaitu biakan alga c) Unsur K d)co. substrat berupa gula Penelitian Pendahuluan: Range Finding Test rasio volume reaktor air boezem : biakan alga yaitu 25:75; 50:50; dan 75:25
8 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Air Boezem Morokrembangan (Kali Greges) No Parameter Nilai 1. ph 6,85 ± 0,29 2. Temperatur 28 ± 0 C 3. DO 1 ± 0,2 mg/l 4. COD 70 ± 14,14 mg/l 5. BOD 5 34 ± 5,66 mg/l 6. PV 27,66 ± 10,84 mg/l 7. NH 4 -N 31,75 ± 0,18 mg/l 8. PO 4 -P 1,65 ± 0,2 mg/l Rasio BOD 5 / COD air limbah menunjukkan prosentase jumlah bahan organik biodegradable dari jumlah bahan organik total yang berkandung di dalam air limbah tersebut (Alaerts dan Santika, 1984). BOD 5 / COD mempunyai nilai mendekati 0,5 yaitu 0,48 ± 0,006
9 Pembiakkan Alga Menurut Aslan dan Kapdan (2006), chlorophyll a alga yang digunakan untuk penelitian mempunyai konsentrasi awal sekitar 3,5 ± 0,5 mg/l. Dari hasil penelitian, konsentrasi chlorophyll a pada biakan alga ini mencapai 4,6 ± 0,7 mg/l dan dilakukan selama 14 hari Identifikasi alga Chlorella dan Scenedesmus (divisio Chlorophyta), Diatoma dan Cyclotella (Chrysophyta) serta jenis Anacytis (Cyanophyta). Kultur alga yang digunakan untuk mereduksi bahan organik dan nutrien pada air limbah adalah jenis Chlorella sp. (Aslan dan Kapdan, 2006; Lim, Chu, dan Phang, 2010) dan Scenedesmus (Kim et al., 2007; Godos et al., 2010).
10 Penelitian Pendahuluan Range Finding Test Tujuan menentukan perbandingan volume air boezem dengan biakan alga pada reaktor proses yang masih dapat ditoleransi keberadaannya oleh alga. Rentang perbandingan volume air boezem dengan biakan alga yang digunakan pada RFT yaitu 25%:75%, 50%:50%, 75%:25%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, nilai ph dan temperatur pada semua reaktor berada pada range pertumbuhan optimum mikroorganisme. Konsentrasi chlorophyll a rerata untuk reaktor dengan perbandingan air boezem :biakan alga 50:50 dan 75:25 mempunyai nilai kurang dari konsentrasi yang digunakan untuk penelitian yaitu sekitar 3,5 ± 0,5 mg/l (Aslan dan Kapdan, 2006) yaitu 3,06 ± 0,31 mg/l dan 1,47 ± 0,37 mg/l. Sedangkan mencapai nilai 5,58 ± 0,66 mg/l untuk reaktor dengan perbandingan air boezem:biakan alga 25:75. Keterangan : Hasil RFT pada hari ke-7 dengan perbandingan air boezem :biakan alga (a) 25:75 (b) 50:50 (c) 75:25
11
12 Chlorophyll a Kematian biota uji Penambahan unsur K kebutuhan makro nutrien yang dibutuhkan oleh alga tercukupi. Kalium berfungsi untuk proses metabolisme (Manahan, 2000). Uji statistik (two-way anova), variasi waktu dan penambahan unsur K signifikan terhadap konsentrasi chlorophyll a (p<0,05). Penurunan konsentrasi chlorophyll a adanya alga yang mati dan mengendap di dasar reaktor karena berkurangnya nutrien dalam media.
13 Chlorophyll a Gula dihasilkan dari proses fotosintesis bahan bakar dalam proses respirasi, yaitu proses pembentukan energi yang langsung dapat dipakai untuk proses hidup dan menghasilkan energi untuk tumbuh maupun berkembang biak. Uji statistik (regresi), variasi waktu signifikan terhadap konsentrasi chlorophyll a (p<0,05). Variasi penambahan co.substrat tidak signifikan (p>0,05). Kematian biota uji Penurunan konsentrasi chlorophyll a adanya alga yang mati dan mengendap di dasar reaktor karena berkurangnya nutrien dalam media.
14 Chlorophyll a Kematian biota uji Kalium tidak dapat disintesis menjadi senyawa organik oleh alga sehingga unsur ini tetap sebagai ion dalam tanaman. Kalium hanya berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Uji statistik (two-way anova), variasi waktu dan penambahan unsur K signifikan terhadap konsentrasi chlorophyll a (p<0,05). Penurunan konsentrasi chlorophyll a adanya alga yang mati dan mengendap di dasar reaktor karena berkurangnya nutrien dalam media.
15 Efisiensi Reduksi Konsentrasi COD 71,02±2,93% 59,45±3,21% 53,6±4,81% 33,75±2% Jika dibandingkan, semua reaktor uji mempunyai efisiensi reduksi yang lebih besar dibandingkan dengan reaktor kontrol (KTT). Uji statistik (two-way anova) variasi waktu dan penambahan unsur kalium pada reaktor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai efisiensi reduksi konsentrasi COD (p value<0,05). 57,8±4,81% 53,6±4,81% 33,75±2% 78,5±6,33% 64,11±5 57,8±4,81% 33,75±
16 Konsentrasi MLVSSJumlah padatan organik dalam mikroorganisme yang dilakukan dengan pengukuran jumlah padatan teruap. Siklus hidup mikroorganisme : a)fase adaptasi proses adaptasi dan aklimatisasi terhadap lingkungan baru. b)fase eksponensial mengalami pertumbuhan dengan cepat. c)fase stasioner laju pertumbuhan sama dengan laju kematian. Statistik (two-way anova), variasi waktu dan penambahan kaliumpengaruh yang signifikan terhadap nilai MLVSS (p value<0,05).
17 Nilai ph, Temperatur, dan DO ph rerata pada 0TT, 1TT, 3TT, 0GT, 1GT, 3GT, dan KTT berturut-turut adalah 7,46 ± 0,35; 7,25 ± 0,37; 7,20 ± 0,47; 7,47 ± 0,34 ; 7,26 ± 0,50 ; 7,24 ± 0,59; dan 7,5 ± 0,45. Menurut Baker dan Herson (1994), umumnya mikroorganisme tumbuh pada ph sekitar 6 sampai 8. T rerata pada 0TT, 1TT, 3TT, 0GT, 1GT, 3GT, dan KTT yaitu 29,83 ± 0,69 C; 29,62 ± 0,78 C; 29,57 ± 0,76 C; 29,80 ± 0,81 C; 29,59 ± 0,73 C; 29,39 ± 0,74 C; dan 29,39 ± 0,94 C. Fluktuasi temperatur terjadi berada pada kisaran temperatur mesofilik yaitu antara C. Nilai kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan mikroalga yaitu berkisar antara C (Soeder et al., 1985). Nilai DO rerata pada 0TT, 1TT, 3TT, 0GT, 1GT, 3GT, dan KTT adalah 4,1 ± 0,43 mg/l; 4,05 ± 0,36 mg/l; 4,2 ± 0,18 mg/l; 3,80 ± 1,32 mg/l; 3,69 ± 0,59 mg/l; 3,64 ± 1,5 mg/l dan 2,12 ± 0,72 mg/l. Dengan nilai konsentrasi DO tersebut, mikroorganisme aerobik yaitu kelompok mikroorganisme yang memerlukan O 2 dapat melangsungkan respirasi seluler.
18
19 Chlorophyll a Kalium merupakan unsur makro nutrien yang berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Uji statistik (two-way anova), variasi waktu dan penambahan kalium pengaruh yang signifikan chlorophyll a (p value<0,05). Peningkatan konsentrasi chlorophyll a faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan alga diantaranya kebutuhan nutrien yang cukup bagi pertumbuhan alga, faktor ph, temperatur, dan intensitas cahaya.
20 Chlorophyll a Gula dihasilkan dari proses fotosintesis bahan bakar dalam proses respirasi, yaitu proses pembentukan energi yang langsung dapat dipakai untuk proses hidup dan menghasilkan energi untuk tumbuh maupun berkembang biak. Uji statistik (regresi), variasi waktu pengaruh yang signifikan terhadap nilai konsentrasi chlorophyll a (p value<0,05). Variasi penambahan co. substrat pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai konsentrasi chlorophyll a (p value>0,05). Peningkatan konsentrasi chlorophyll a faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan alga diantaranya kebutuhan nutrien yang cukup bagi pertumbuhan alga, faktor ph, temperatur, dan intensitas cahaya.
21 Chlorophyll a Penambahan unsur K kebutuhan makro nutrien yang dibutuhkan oleh alga tercukupi. Kalium berfungsi untuk proses metabolisme (Manahan, 2000). Uji statistik (two-way anova), variasi waktu dan penambahan unsur kalium pada reaktor pengaruh yang signifikan terhadap nilai konsentrasi chlorophyll a (p value<0,05). Peningkatan konsentrasi chlorophyll a faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan alga diantaranya kebutuhan nutrien yang cukup bagi pertumbuhan alga, faktor ph, temperatur, dan intensitas cahaya.
22 Efisiensi Reduksi Konsentrasi COD 83,94±3,01% 70,63±3,93% 62,3±5,72% 65,5±6% 45,10±3,7% 62,3±5,72% Jika dibandingkan, semua reaktor uji (0TA, 1TA, 3TA, 0GA, 1GA, dan 3GA) mempunyai efisiensi reduksi yang lebih besar dibandingkan dengan reaktor kontrol (KTA). Uji statistik (two-way anova) variasi waktu dan penambahan unsur kalium pada reaktor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai efisiensi reduksi konsentrasi COD (p value<0,05). 88,4±2,93% 73,01±6,36% 65,5±6% 45,10±3,7% 45,10±3,7%
23 Konsentrasi MLVSS Statistik (two-way anova), variasi waktu dan kalium pengaruh yang signifikan terhadap MLVSS (p value>0,05). Statistik (regresi), variasi waktu dan penambah pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai k value>0,05). Statistik (two-way anova), variasi waktu dan pe kalium pengaruh yang signifikan terhadap ni MLVSS (p value<0,05).
24 Nilai ph, Temperatur, dan DO Menurut Baker dan Herson (1994), umumnya mikroorganisme tumbuh pada ph sekitar 6 sampai 8. Nilai ph rerata pada 0TA, 1TA, 3TA, 0GA, 1GA, 3GA, dan KTA yaitu 7,67 ± 0,47; 7,55 ± 0,42; 7,40 ± 0,42; 7,67 ± 0,47; 7,44 ± 0,46; 7,31 ± 0,46; dan 7,5 ± 0,52. Fluktuasi temperatur terjadi berada pada kisaran temperatur mesofilik yaitu antara C. Temperatur (T) rerata pada 0TA, 1TA, 3TA, 0GA, 1GA, 3GA, dan KTA berturutturut adalah 29,67 ± 0,75 C; 29,89 ± 0,71 C; 29,62 ± 0,75 C; 29,73 ± 0,58 C; 29,88 ± 0,69 C; 29,33 ± 1,00 C; dan 29,39 ± 0,94 C. Nilai konsentrasi DO rerata pada reaktor uji 0TA, 1TA, 3TA, 0GA, 1GA, 3GA, dan KTA masing-masing adalah 5,7 ± 0,09 mg/l; 5,82 ± 0,1 mg/l; dan 5,9 ± 0 mg/l; 5,9 ± 0,02 mg/l; 5,72 ± 0,09 mg/l; 6,01 ± 0,01 mg/l; dan 3 ± 0,59 mg/l. Mikroorganisme aerobik yaitu kelompok mikroorganisme yang memerlukan O 2 dapat melangsungkan respirasi seluler.
25 PERBANDINGAN PROSES AERASI DAN TANPA AERASI Chlorophyll a Aerasi proses transfer oksigen yang berlangsung secara fisik Mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik memerlukan oksigen. Sumber utama oksigen diperairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil proses fotosintesis (Salmin, 2005). Dalam kegelapan (malam hari) alga membutuhkan oksigen untuk respirasi dan organik untuk pertumbuhannya. Sehingga dengan adanya penggunaan aerasi akan meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air. Konsentrasi MLVSS
26 Efisiensi Reduksi Konsentrasi COD 88,4±2,93% 78,5±6,33% Adanya aerasi akan memperbesar energi penguraian (pemecahan) ikatan senyawa kompleks tersebut, sehingga proses penyisihan konsentrasi COD akan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan penyisihan COD tanpa penggunaan sistem aerasi. Uji statistik (regresi), variasi waktu pengaruh yang signifikan terhadap nilai efisiensi reduksi konsentrasi COD (p value<0,05). Sedangkan variasi penggunaan aerasi dan tanpa aerasi pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai efisiensi reduksi konsentrasi COD (p value>0,05).
27 KESIMPULAN Reaktor yang digunakan untuk mengkaji efektivitas kinerja simbiosis alga-bakteri dalam menguraikan polutan organik mempunyai efisiensi yang berbeda ketika dilakukan aerasi dan tanpa aerasi dengan hasil efisiensi reduksi konsentrasi COD mencapai 62,3 ± 5,72% menggunakan aerasi dan tanpa penggunaan aerasi efisiensinya sebesar 53,6 ± 4,81%. Penambahan unsur K dan co. substrat mempengaruhi efektivitas reduksi konsentrasi COD dalam hal tingkat efisiensi reduksi dan kecepatan waktu pencapaian kondisi optimum tersebut. Dalam hal ini efisiensi reduksi konsentrasi COD pada penambahan unsur K 3% dari total unsur K pada BBM dan co. substrat mempunyai nilai 9,9 ± 3,4% lebih bagus daripada tanpa penambahan unsur K dan tanpa co. substrat (88,4 ± 2,93% : 78,5 ± 6,33%) dengan pencapaian waktu lebih singkat daripada reaktor tanpa penambahan unsur K dan tanpa co. substrat yaitu pada hari ke-9.
28
EFEK PENAMBAHAN UNSUR KALIUM DAN AERASI TERHADAP KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK MEREDUKSI POLUTAN PADA AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA
EFEK PENAMBAHAN UNSUR KALIUM DAN AERASI TERHADAP KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK MEREDUKSI POLUTAN PADA AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA EFFECT POTASSIUM ADDED AND AERATION ON THE PERFORMANCE OF ALGAE-BACTERIA
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Nutrien dan Konsentrasi Bakteri Pada Prosduksi Alga Dalam Sistem Bioreaktor Proses Batch
TUGAS AKHIR RE091324 Ujian Tugas Akhir Pengaruh Konsentrasi Nutrien dan Konsentrasi Bakteri Pada Prosduksi Alga Dalam Sistem Bioreaktor Proses Batch Oleh: Minarti Oktafiani NRP. 3309 100 026 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciEFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH
TUGAS AKHIR RE091324 EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH ANSHAH SILMI AFIFAH NRP. 3309100075 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Joni Hermana,
Lebih terperinciEffect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate Algae Reactor (HRAR) for Organic Matter Removal of Domestic Urban Wastewater
PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN BAHAN ORGANIK LIMBAH DOMESTIK PERKOTAAN Effect of Aeration and Natural Light in Capability of High Rate
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN SPIRULINA SP. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR)
STUDI KEMAMPUAN SPIRULINA SP. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR) Zhahrina Ratih Zumarah 3308100062 Dosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto,
Lebih terperinciPENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN NITROGEN DAN FOSFAT PADA LIMBAH PERKOTAAN
SIDANG TUGAS AKHIR PENGARUH AERASI DAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KEMAMPUAN HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) DALAM PENURUNAN NITROGEN DAN FOSFAT PADA LIMBAH PERKOTAAN Oleh: AULIA ULFAH FARAHDIBA 3307 100
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciEfek Aerasi dan Konsentrasi Substrat pada Laju Pertumbuhan Alga Menggunakan Sistem Bioreaktor Proses Batch
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Efek Aerasi dan Konsentrasi Substrat pada Laju Pertumbuhan Alga Menggunakan Sistem Bioreaktor Proses Batch Anshah Silmi Afifah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto, ME., PhD
TUGAS AKHIR Studi Kemampuan Spirulina sp. Dalam Membantu Mikroorganisme Menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Boezem Dengan High Rate Alga Reactor (HRAR) Oleh: Gwendolyn Sharon Weley Dosen Pembimbing:
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciPERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK
PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciPengaruh Selenium dan Jumlah Scirpus grossus Untuk Efisiensi Pengolahan Lindi TPA Kab. Sidoarjo Menggunakan Variasi Komposisi Media
SIDANG TESIS Pengaruh Selenium dan Jumlah Scirpus grossus Untuk Efisiensi Pengolahan Lindi TPA Kab. Sidoarjo Menggunakan Variasi Komposisi Media Atik Widiyanti 3311201202 Dosen pembimbing Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciEfek Durasi Pencahayaan pada Sistem HRAR untuk Menurunkan Kandungan Minyak Solar dalam Air Limbah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-109 Efek Durasi Pencahayaan pada Sistem HRAR untuk Menurunkan Kandungan Minyak Solar dalam Air Limbah Dian Puspitasari, Agus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mikroalga Scenedesmus sp. sebagai bioremidiator limbah cair tapioka. Hal ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Scenedesmus sp. Sebagai Bioremidiator Limbah Cair Tapioka Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa ada pengaruh mikroalga Scenedesmus sp. sebagai bioremidiator
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Denpasar dengan kondisi awal lumpur berwarna hitam pekat dan sangat berbau. Air
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembibitan (Seeding) Lumpur Aktif Pembibitan (seeding) lumpur aktif dilakukan dengan mengambil sedimen lumpur dari tiga sumber (lokasi). Sumber lumpur pertama adalah IPAL Suwung Denpasar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu
Lebih terperinciPENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB
PENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB Winardi Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura, Pontianak Email: win@pplh-untan.or.id ABSTRAK Reaktor batch
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kepadatan 5 kijing, persentase penurunan total nitrogen air di akhir perlakuan sebesar 57%, sedangkan untuk kepadatan 10 kijing
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis
IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-98
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-98 Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Laju Pertumbuhan Alga dan Bakteri Heterotropik pada Sistem HRAR Wahyu Dian Septiani,
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1. Umum Pada Bab IV ini akan dijabarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang didapatkan. Secara garis besar penjelasan hasil penelitian
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pertumbuhan beberapa tanaman air Pertumbuhan adalah perubahan dimensi (panjang, berat, volume, jumlah, dan ukuran) dalam satuan waktu baik individu maupun komunitas.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa
TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan
17 TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen biotik dan abiotik yang saling berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Di dalam ekosistem
Lebih terperinciOXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER
OXIDATION DITCH ALGA REACTOR DALAM PEGOLAHAN ZAT ORGANIK LIMBAH GREY WATER Rafika Rahma Ardhiani Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia E-mail : rafikarahmaa@gmail.com
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KOEFISIEN BIODEGRADASI AIR LIMBAH DOMESTIK INFLUEN BOEZEM MOROKREMBANGAN DETERMINATION OF BIODEGRADATION COEFFICIENT OF INFLUENT
STUDI PENENTUAN KOEFISIEN BIODEGRADASI AIR LIMBAH DOMESTIK INFLUEN BOEZEM MOROKREMBANGAN DETERMINATION OF BIODEGRADATION COEFFICIENT OF DOMESTIC WASTEWATER IN MOROKREMBANGAN BOEZEM INFLUENT RATNA GUMILANG
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciPENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) Diperoleh penurunan kadar COD optimum pada variasi tumbuhan Tapak Kuda + Kompos 1 g/l. Nilai COD lebih cepat diuraikan dengan melibatkan sistem tumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinciProgram Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK
Efektivitas Eceng Gondok Terhadap Penurunan Kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Industri Kembang Gula Lunak Mega Masittha, Dra. Ani Iryani, M.Si dan Farida Nuraeni, M.Si. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai biomassa panen, kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik (LPS), waktu penggandaan (G), kandungan nutrisi,
Lebih terperinciPengolahan Limbah Cair Industri secara Aerobic dan Anoxic dengan Membrane Bioreaktor (MBR)
Pengolahan Limbah Cair Industri secara Aerobic dan Anoxic dengan Membrane Bioreaktor (MBR) Oleh : Beauty S.D. Dewanti 2309 201 013 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Tontowi Ismail MS Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran
Lebih terperinciSIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya
SIKLUS OKSIGEN Pengertian, Tahap, dan Peranannya Apa yang terbesit dalam pikiran anda bila mendengar kata oksigen? Seperti yang kita tahu, oksigen bagian dari hidup kita yang sangat kita butuhkan keberadaannya.
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS Oleh : Selly Meidiansari 3308.100.076 Dosen Pembimbing : Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, energi menjadi persoalan yang krusial di dunia, dimana peningkatan permintaan akan energi yang berbanding lurus dengan pertumbuhan populasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, aktivitas pengurangan amonium oleh bakteri nitrifikasi dan anamox diamati pada dua jenis sampel, yaitu air limbah industri dan lindi. A. Pengurangan amonium
Lebih terperinciINTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
PRESENTASI THESIS : INTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Oleh: DYAH SETYORINI 3307 201 002 JURUSAN
Lebih terperinciSTUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.
STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU. OLEH : Angga Christian Hananta 3306.100.047 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir. Joni Hermana,
Lebih terperinciAnalisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri
11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER
PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON
BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON 177 Di dalam proses pengolahan air limbah secara biologis, selain proses dengan biakan tersuspensi (suspended culture) dan proses dengan biakan melekat (attached culture),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-233 Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes) Dea Ghiovani Raissa dan Bieby
Lebih terperinciA. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air memberikan dampak bagi lingkungan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kerangka Teori Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan Limbah Cair Industri Tahu Bahan Organik C/N COD BOD Digester Anaerobik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi kontrol, kultivasi menggunakan aerasi (P1) dan kultivasi menggunakan karbondioksida
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SECARA AEROBIC DAN ANOXIC DENGAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SECARA AEROBIC DAN ANOXIC DENGAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR) Beauty S. D. Dewanti (239113) Pembimbing: Dr. Ir. Tontowi Ismail, MS dan Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng Laboratorium
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
. HASIL DAN PEMBAHASAN.. Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola distribusi vertikal oksigen terlarut, fluktuasi harian oksigen terlarut, produksi primer, rincian oksigen terlarut, produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi plankton sampai tingkat genus pada tambak udang Cibalong disajikankan pada Tabel 1. Hasil identifikasi komunitas plankton
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN Spirulina Sp. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR)
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 STUDI KEMAMPUAN Spirulina Sp. UNTUK MENURUNKAN KADAR NITROGEN DAN FOSFAT DALAM AIR BOEZEM PADA SISTEM HIGH RATE ALGAL REACTOR (HRAR) STUDY ON
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperincidari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri tapioka di Lampung menjadi penting berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Sekitar 64% penyerapan
Lebih terperinciBAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN
BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI : SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)
PENGOLAHAN AIR LIMBAH KANTIN SECARA BIOLOGI : SUATU KAJIAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN Bacillus sp. DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) WIDIA NUR ULFAH SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
85 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Karakteristik Limbah Pemeriksaan karakteristik limbah cair dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang terdapat dalam sampel dan menentukan pengaruhnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut
Lebih terperinciIma Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI TERHADAP KINERJA HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK
KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI TERHADAP KINERJA HIGH RATE ALGAE REACTOR (HRAR) UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK Ratna Gumilang 1 ) dan Joni Hermana 2) 1) Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN
PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN SAHABUDDIN PenelitiPada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Dipresentasikan pada Kuliah umum Praktik Lapang Terpadu mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efek Laju Pembebanan Gas CO 2 terhadap Laju Pertumbuhan Mikroalga Pada penelitian ini, laju pembebanan gas CO 2 dibuat bervariasi untuk mengetahui efek laju pembebanan gas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Nannochloropsis sp. Mikroalga merupakan mikroorganisme prokariotik atau eukariotik yang dapat berfotosintesis dan dapat tumbuh dengan cepat serta dapat hidup dalam kondisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Jumlah total bakteri pada berbagai perlakuan variasi konsorsium bakteri dan waktu inkubasi. 2. Nilai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kemampuan Isolat Chlorella sp. Sebagai Bioremidiator Limbah Cair Tahu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kemampuan Isolat Chlorella sp. Sebagai Bioremidiator Limbah Cair Tahu Hasil analisis data yang diperoleh sebelum dan sesudah pemberian isolat Chlorella sp. pada limbah cair
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 1.1. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan dua jenis air limbah greywater. Penelitian pertama menggunakan air limbah greywater yang diambil dari
Lebih terperinciPENGARUH ph DAN NUTRISI KALIUM TERHADAP PENYISIHAN PARAMETER TOTAL N DAN TOTAL P PADA REMEDIASI AIR RAWA PENING MENGGUNAKAN MIKROALGA
PENGARUH ph DAN NUTRISI KALIUM TERHADAP PENYISIHAN PARAMETER TOTAL N DAN TOTAL P PADA REMEDIASI AIR RAWA PENING MENGGUNAKAN MIKROALGA Irma Oktavia 1, Junaidi 1, Ganjar Samudro 2 Program Studi Teknik Lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kualitas air yakni unsur karbon (Benefield et al., 1982).
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Chaetoceros sp. adalah salah satu spesies diatom. Diatom (filum
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fitoplankton Chaetoceros sp. Chaetoceros sp. adalah salah satu spesies diatom. Diatom (filum Heterokontophyta, kelas Bacillariophyta) berbentuk uniseluler, walaupun demikian terdapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelangsungan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup (SR) Kelangsungan hidup merupakan suatu perbandingan antara jumlah organisme yang hidup diakhir penelitian dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)
BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM) 90 5.1 Klasifikasi Proses Film Mikrobiologis (Biofilm) Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm atau biofilter secara garis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisa Kualitas Air Seperti yang di jelaskan di bab bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran penuruan kadar yang terkandung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Tingkat Toksisitas Limbah Cair Industri Gula Tebu Tanpa Melalui Proses IPAL Terhadap Daphnia magna telah dilakukan. Hasil penelitian
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES) BRIAN PRAMUDITA 3310100032 DOSEN PEMBIMBING: BIEBY VOIJANT TANGAHU
Lebih terperinciEFEK AERASI TERHADAP DOMINASI MIKROBA DALAM SISTEM HIGH RATE ALGAE POND (HRAP) UNTUK PENGOLAHAN AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN
EFEK AERASI TERHADAP DOMINASI MIKROBA DALAM SISTEM HIGH RATE ALGAE POND (HRAP) UNTUK PENGOLAHAN AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN AERATION EFFECT ON THE DOMINANCE OF MIKROBES IN THE HIGH RATE ALGAE POND (HRAP)
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa
Lebih terperinci