PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG:"

Transkripsi

1 PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG: Theresia Meirisye Lusiana, Siswantari Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Abstrak Tulisan ini membahas tentang penyebaran agama katolik pada masyarakat Cina Benteng sejak gereja Tangerang resmi menjadi suatu paroki di tahun 1952 hingga tahun Penulis meneliti tentang strategi budaya dan pendidikan yang dilakukan oleh gereja Santa Maria kepada masyarakat Cina Benteng yang sebelumnya telah memeluk agama tradisional yang berhubungan erat dengan adat istiadatnya hingga akhirnya mereka mau mengenal dan menerima Katolik dalam hidup mereka. Penulis juga meneliti perubahan, yang berhubungan dengan adat istiadat Cina Benteng, yang telah memeluk agama Katolik. Kata kunci: Katolik; strategi; Cina Benteng Abstract This writing is about spreaded the Catholic religion in Cina Benteng society since the church in Tangerang officially became a parish in 1952 until The purpose of this writing is to explain the culture and education strategies that Saint Mary church did to Cina Benteng society who previously had traditional religion that closely related to their custom, until they willing to know about Catholic religion and accept Catholicism in their lives. The writer also explain the changes, which is related to Cina Benteng society customs, who has embraced Catholicism. Keyword: Chatolic; strategy; Cina Benteng Pendahuluan Agama Katolik, berdasarkan penelitian terakhir, telah ada di Indonesia sejak abad ke VII, tepatnya di Sumatra Utara. Pada masa ini Katolik tidak dibawa oleh para penjajah melainkan dibawa langsung oleh para misionaris India Selatan yang hendak ke Cina. Agama Katolik pada masa ini tidak banyak berkembang dan baru mulai terlihat penyebarannya saat orang-orang Portugis mulai berdatangan ke Nusantara. Katolik yang berjaya di masa pendudukan Portugis harus kembali menelan pil pahit saat VOC mulai menguasai Indonesia. Pada masa VOC hanya gereja Kristen reformasi yang bisa berkembang dengan bebas. Misionaris Katolik harus berjalan dalam diam. Para misionaris pun banyak yang ditangkap dan ditawan bahkan hingga ada yang mati dalam masa interniran. Agama Katolik mulai bisa kembali bernapas ketika VOC bubar dan kebebasan beragama didengungkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Politik etis yang dijalankan pun membantu misionaris Katolik mengembangkan sayapnya. Melalui pendidikan dan juga kesehatan, Katolik perlahan mengambil hati banyak orang di Nusantara. Pada saat Jepang datang di Indonesia, saat itu juga Gereja Katolik kembali harus menghadapi kenyataan pahit, banyak dari para misionaris yang ditawan dan dipekerjakan dengan berat oleh Jepang. Jepang menganggap para misionaris dari barat merupakan mata-mata Belanda. Pelayanan gerejawi di berbagai tempat pun terputus karena sulit untuk melakukan

2 pelayanan dalam situasi seperti itu, dan hal ini juga terjadi pada Gereja Santa Maria di Tangerang. Selama Jepang berkuasa bisa dikatakan tidak ada pelayanan untuk umat di Tangerang. Berdasarkan catatan metamorfosa Gereja Santa Maria, daerah Tangerang baru kembali mendapat pelayanan pastoral pada tahun Gereja Santa Maria berada di pusat Kota Tangerang yang disekitarnya merupakan kawasan pemukiman masyarakat Cina Benteng, sehingga adalah hal yang wajar jika misionaris Katolik ditujukan kepada masyarakat Cina Benteng. Lamanya mereka menetap di daerah Tangerang membuat masyarakat Cina Benteng ini menjadi bagian dari masyarakat asli Tangerang. Perkawinan campur antara pribumi dengan orang Cina pada awalnya yang membuat adanya Cina peranakan di Tangerang yang kemudian dikenal sebagai Cina Benteng. Asal usul Tangerang sebagai kota Benteng bisa dikatakan sebagai alasan disebutnya Cina peranakan di Tangerang sebagai Cina Benteng. Banyaknya Cina peranakan yang hidup di daerah sekitar Benteng VOC yang berdiri di pinggiran kali Cisadane akhirnya membuat mereka terkenal dengan sebutan Cina Benteng. Masyarakat Cina Benteng secara fisik berbeda dengan orang Cina pada umumnya yang berkulit putih. Perkawinan campur dengan pribumi membuat kulit mereka cenderung lebih gelap dan dalam kehidupan sehari-hari pun kebudayaan mereka telah tercampur dengan kebudayaan setempat. Masyarakat Cina Benteng sebagai target misionaris Katolik memiliki suatu keunikan, yaitu mereka telah menganut agama tradisional secara turun temurun dan terikat erat dengan adat istiadat yang cukup kompleks. Kepercayaan yang mereka miliki juga berhubungan erat dengan adat istiadat dan kebudaayan mereka sebagai orang Cina Benteng. Mereka memiliki anggapan jika mereka memeluk agama selain agama yang dikenal secara turun temurun tersebut maka agama yang baru akan membuat mereka kehilangan identitas mereka sebagai seorang Cina Benteng. Menurut masyarakat Cina Benteng pada umumnya, terutama pada Cina Benteng golongan tua, agama-agama lain, baik Islam, Kristen, atau pun Katolik, akan membuat mereka harus melepaskan tradisi yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Pemikiran mereka yang masih cukup kolot itu lah yang menjadi suatu tantangan bagi misionaris Katolik. Butuh pendekatan secara khusus untuk bisa menarik mereka ke dalam agama Katolik. Tinjauan Literatur Gereja Katolik dan Cina Benteng di Tangerang sebelumnya pernah ditulis oleh seorang Pastur yang pernah berkarya di Gereja Santa Maria Tangerang, yaitu Pastur Sumantri. Tulisannya merupakan suatu rangkaian pembahasan tentang kehidupan umat Gereja Santa Maria sebagai gereja kaum buruh. Gereja Santa Maria yang terletak di kota Tangerang yang juga adalah kota industri membuat gereja ini memiliki banyak umat dari kalangan buruh yang datang dari berbagai daerah ke Tangerang sebagai umat pindahan. Banyak berdirinya pabrik-pabrik di Tangerang membuat jumlah buruh di Tangerang semakin meningkat, begitu juga dengan umat Katolik di Gereja Santa Maria. Buruh-buruh itu yang sebelumnya adalah umat Katolik di daerah lain kini menetap di daerah pelayanan Gereja Santa Maria Tangerang. Selain Pastur Sumantri, tim dari Gereja Santa Maria hingga kini juga sudah dua kali membuat buku sejarah gereja. Buku pertama adalah buku metamorfosa Gereja Santa Maria hingga berumur 58 tahun, buku yang kedua adalah buku peziarahan umat Cisadane yang dibuat dalam rangka ulang tahun gereja yang ke 65 tahun. Buku metamorfosa tidak membahas begitu banyak tentang umat Cina Benteng di Tangerang, namun dalam buku itu cukup banyak fakta sejarah seputar berdirinya Gereja Santa Maria. Buku ini pun kemudian dijadikan referensi dalam pembuatan buku sejarah gereja yang kedua. Buku kedua memuat sejarah gereja lebih terperinci, namun tetap tidak membahas penyebaran agama Katolik pada masyarakat Cina Benteng secara khusus. Buku-buku lain yang ditemukan penulis lebih banyak membahas Gereja Katolik secara garis besarnya. Sejarah lokal dalam penyebaran agama Katolik di daerah tertentu belum banyak ditulis, terutama di daerah Tangerang. Berdasarkan literatur yang ada namun terbatas, penulis berusaha untuk menyusun tulisan yang komprehensif tentang penyebaran agama Katolik pada masyarakat Cina Benteng di Tangerang. Tujuan Penelitian Masyarakat Cina Benteng sebagai salah satu etnis terbesar dalam kota Tangerang pada saat itu menjadi salah satu target misionaris agama Katolik pada awal pembentukan Paroki Santa Maria di Tangerang. Mengetahui hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana strategi misionaris Katolik dalam melakukan penyebaran agama Katolik kepada masyarakat Cina Benteng yang sebelumnya telah memiliki kepercayaannya sendiri dan juga sangat terikat dengan kebudayaannya. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menambah historiografi tentang penyebaran agama Katolik di Indonesia, khususnya di Tangerang dan juga melengkapi historiografi tentang etnis Cina yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah yang merupakan suatu langkah ilmiah dengan tujuan untuk merekonstruksi peristiwa

3 sejarah secara sistematis dan rekonstruksi sejarah ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang ada. Metode ini diawali dengan mengumpulkan sumbersumber yang mendukung penelitian (heuristik). Oleh karena kajian yang diteliti merupakan suatu gabungan dari sejarah keagamaan dan juga sejarah etnis maka pada tahap ini dialami sedikit kesulitan dalam menemukan sumber-sumber tertulis yang secara langsung membahas tentang kedua hal ini. Penulis berusaha mencari sumber yang berhubungan dengan salah satu objek kajian kemudian mencoba menganalisa dan memahami objek penelitian tersebut secara objektif. Sumber lisan dari hasil serangkaian wawancara dengan masyarakat bersangkutan yang hidup dalam kurun waktu penelitian yaitu sekitar tahun 50-an hingga Selain dengan saksi sejaman, penulis juga melakukan wawancara dengan narasumber ahli tentang Cina Benteng yaitu Ibu Monalohanda yang kebetulan juga adalah seorang keturunan Cina Benteng, dan dengan Pastor yang masih bisa ditemui sehubungan dengan penelitian, salah satunya adalah Pastor Sumantri yang sempat berkarya di Gereja Santa Maria dan menulis sebuah buku tentang umat Cina Benteng di Gereja ini. Sumber-sumber yang telah ditemukan adalah beberapa buku tentang keadaan Tangerang pada kurun waktu yang bersangkutan, tentang etnis Cina yang ada di Tangerang, sejarah Gereja Santa Maria, buku hasil karya seorang Pastor yang pernah bertugas di Gereja Santa Maria, juga buku-buku seputar misionaris Katolik dan sumber-sumber berupa surat baptis yang tersimpan di gereja Santa Maria. Sumber-sumber yang telah diperoleh itu selanjutnya melalui proses kritik sejarah. Kritik menjadi hal yang penting dalam menyaring dan memilah sumber yang telah diperoleh agar terlihat kredibilitasnya sebagai sumber sehingga penulisan ini menghasilkan suatu karya yang ilmiah. Pada tahap ini penulis melakukan perbandingan antara sumber yang satu dengan sumber lainnya karena terkadang ditemukan berbagai versi penceritaan tentang objek yang akan diteliti oleh penulis. Hal ini dilakukan bagi sumber tertulis dan lisan, agar sumber yang ada bisa semendekati mungkin dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Setelah menyaring bahan dan data yang diperoleh untuk mendukung penulisan, selanjutnya diberikan penafsiran terhadap fakta yang ditemukan dalam sumber-sumber sejarah tersebut. Tahap akhir dalam penelitian ini adalah historiografi atau penulisan sejarah. Fakta-fakta sejarah yang telah ditemukan kemudian diseleksi, disusun, dan ditempatkan dalam suatu urutan kronologis yang sistematis sehingga menjadi suatu penulisan yang ilmiah dan sistematis tentang penyebaran agama Katolik dalam masyarakat Cina Benteng pada tahun Hasil Penelitian Selama kurun waktu penelitian yaitu 1952 hingga 1985 telah diketahui bahwa ada sebanyak 521 masyarakat Cina Benteng yang dibaptis secara Katolik. Pendekatan budaya yang biasa disebut inkulturasi dalam agama Katolik, juga adanya sekolah Strada, berhasil membuat banyak masyarakat Cina Benteng tertarik untuk mengenal agama Katolik dan akhirnya mereka pun memiliki keinginan untuk dibaptis secara Katolik. Gereja Katolik yang bisa menerima berbagai adat istiadat masyarakat Cina Benteng membuat mereka tidak takut untuk berpindah agama menjadi Katolik, karena mereka tahu bahwa gereja Katolik tidak melarang mereka untuk tetap menghormati leluhur dan menjalankan adat istiadat yang telah melekat pada diri mereka. Katolik juga membuat mereka bisa lebih memahami berbagai tradisi tersebut, tradisi yang sebelumnya hanyalah ritual-ritual yang mereka anggap wajib, kini dipahami secara berbeda oleh Cina Benteng Katolik. Tradisi penghormatan kepada leluhur misalnya, kini mereka paham bahwa saat menjalankan tradisi tersebut bukan berarti mereka menyembah leluhur-leluhur yang telah meninggal, tapi mereka berdoa kepada Tuhan Yesus untuk kebahagiaan leluhur mereka di surga dan juga untuk diri mereka sendiri. Selain pendekatan budaya, sekolah Strada sebagai sekolah terbaik di Tangerang pada masa itu juga memberikan andil terhadap banyaknya Cina Benteng yang menjadi Katolik. Pelajaran agama di sekolah serta kehidupan sehari-hari di sekolah yang sangat Katolik membuat banyak anak Cina Benteng yang bersekolah disana tertarik untuk mengenal Katolik lebih jauh lagi. Peran Tan Soe Ie, seorang pastor yang juga merupakan seorang Cina, tak bisa dipungkiri juga berhasil menambah daya tarik agama Katolik bagi masyarakat Cina Benteng di Tangerang. Pada masa pelayanannya diketahui lebih dari 100 orang Cina Benteng yang dibaptis. Masyarakat yang hidup pada masa bakti Pastor Tan pun mengakui bahwa ia memang memiliki peran besar terhadap banyaknya orang Cina Benteng yang akhirnya memilih dibaptis secara Katolik. Pembahasan Pastor Van der Werf, ahli dalam masalah Cina, diutus oleh Mgr. Willekens untuk menangani dan merintis gereja di Tangerang. Van der Werf juga dibantu oleh van Leengoed, utusan Willekens, seorang Pastor tentara. Pada tahun 1948 di Tangerang memang penduduknya mayoritas Cina Benteng dan juga cukup banyak anggota militer yang menetap di Tangerang saat itu. Sejak baptisan pertama di Gereja Santa Maria Tangerang tercatat pada tanggal 23 Mei tahun 1948, masa perintisan Gereja Santa Maria pun dimulai. Tidak mudah untuk mendekati masyarakat Cina Benteng, sehingga pada awalnya misionaris Katolik lebih

4 ditujukan kepada para tentara dan juga orang-orang Eropa lain yang berada di Tangerang. Tahun 1952 baru lah Gereja Tangerang diresmikan sebagai Paroki oleh Uskup Willekens dengan nama Gereja Hati Santa Perawan Maria tak Bernoda. Sebuah proses yang panjang bagi misionaris Katolik di Tangerang untuk bisa menarik masyarakat Cina Benteng mau mengenal dan dibaptis dalam Katolik. Hingga tahun 1972 tercatat sudah ada 792 orang, 60 orang diantaranya adalah Cina Benteng, dibaptis dan masuk sebagai anggota gereja Katolik. Pada kurun waktu itu penulis melihat bahwa baptisan baru dari masyarakat Cina Benteng yang berjumlah 60 orang itu kebanyakan merupakan baptisan dewasa, bahkan ada juga yang sudah berusia cukup lanjut, seperti misalnya Zakharia Lim Youw Tek, dalam buku baptis dituliskan bahwa ia dilahirkan di Tangerang pada tanggal 17 Februari 1899 dan dibaptis di Gereja Santa Maria pada tanggal 17 Februari 1974 oleh N. Brantjes, SJ. Baptisan Cina Benteng pertama di Gereja Santa Maria juga merupakan baptisan dewasa, yaitu Agnes Lie Bie Jong, lahir di Tangerang, 30 Agustus 1932 dan dibaptis pada 23 Desember 1953 oleh van der Werf, SJ. Motif masyarakat Cina Benteng dewasa yang berhasil dijaring oleh misionaris Katolik dalam kurun waktu hingga 1975 memang tidak bisa diketahui secara pasti karena para pelaku sejarah tersebut telah meninggal dan tidak ada peninggalan mereka yang menjelaskan bagaimana misionaris Katolik berhasil membawa 60 orang Cina Benteng untuk dibaptis. Berdasarkan informasi yang masih bisa ditemukan oleh penulis, berdirinya sekolah Strada bersamaan dengan diresmikannya Gereja Santa Maria diresmikan sebagai Paroki sepertinya merupakan faktor pendukung masyarakat Cina Benteng dewasa tersebut akhirnya dibaptis. Sekolah pada saat itu tidak banyak seperti sekarang ini, dan Strada adalah sekolah terbaik yang ada di Tangerang saat itu hingga banyak masyarakat Cina Benteng yang menyekolahkan anak-anaknya disana. Sekolah Strada sebagai sekolah yang dikelola oleh pastor-pastor Jesuit merupakan sekolah yang disiplin dan dalam kesehariannya pun pendidikan secara Katolik diberikan kepada para siswa. Sekolah Strada di Tangerang saat itu berdiri dalam komplek yang sama dengan bangunan Gereja Santa Maria. Aktivitas di sekolah dan juga dengan melihat aktivitas di Gereja menjadi dorongan tersendiri bagi siswa Cina Benteng untuk mengenal Katolik lebih jauh lagi. Agama tradisional yang hanya mereka anut secara turun temurun tanpa benar-benar mereka pahami membuat mereka yang mengenal agama Katolik di sekolah lebih memahami Katolik dibanding dengan agama tradisional yang mereka anut sebelumnya. Roh ilahi pun turut bekerja dalam misionaris Katolik terhadap masyarakat Cina Benteng. Walaupun sulit, gereja Katolik sudah berhasil mengkatolikkan 60 orang Cina Benteng hingga tahun Katolik diterima dengan cukup baik oleh sebagian masyarakat Cina Benteng golongan muda yang lebih terbuka terhadap agama ini karena mereka bisa dikatakan lebih mengenal agama ini dibanding mengenal agama Budha yang sebelumnya mereka anut. Kebanyakan bagi masyarakat Cina Benteng, agama Budha yang sebelumnya mereka anut hanyalah sebuah judul yang sebenarnya tidak mereka pahami secara keseluruhan. Namun ada juga yang sebelumnya cukup aktif dalam kegiatan di wihara, ketika masuk Strada dan mengenal Katolik lebih jauh, ternyata mereka mendapat panggilan Ilahi sehingga mereka lebih bisa mengimani Katolik. Sekolah Strada memang berpengaruh besar dalam misionaris Katolik di Tangerang. Misionaris Katolik dalam masyarakat Cina Benteng di Tangerang bisa dikatakan mencapai puncaknya saat Tan Soe Ie bertugas di Gereja Santa Maria. Tan Soe Ie sebagai pastor keturunan Cina dengan segala sikapnya yang disebut-sebut sangat membuat orang tertarik, mampu membuat banyak masyarakat Cina Benteng juga tertarik bukan hanya kepada pasturnya, tapi juga kepada agama Katolik itu sendiri. Tan Soe Ie merupakan teladan yang baik di mata masyarakat Cina Benteng sehingga banyak dari mereka mau mengikuti jejak Tan Soe Ie sebagai penganut Katolik. Tan Soe Ie juga adalah bukti bahwa seorang Cina walaupun telah berpindah keyakinan menjadi seorang Katolik tetap masih bisa memiliki identitasnya sebagai seorang Cina yang tetap menghormati berbagai tradisi dalam kehidupannya. Misionaris Katolik bagi masyarakat Cina Benteng golongan tua tidak diterima semudah oleh Cina Benteng golongan muda. Cina Benteng golongan tua bersikap lebih tertutup terhadap agama baru. Mereka menyamaratakan Katolik dengan Kristen dalam hal penerimaan kebudayaan mereka, sehingga banyak dari masyarakat Cina Benteng golongan tua yang enggan untuk menerima Katolik dalam kehidupan mereka. Mereka beranggapan bahwa Katolik dan Kristen sama-sama tidak bisa menerima tradisi mereka, dan hal ini menjadi suatu ganjalan bagi mereka untuk bisa menerima Katolik. Butuh waktu agak lama baru bisa membuat Cina Benteng golongan tua ini mau menerima Katolik dan mengerti bahwa Katolik tidak membuat mereka harus melepaskan berbagai adat istiadat yang telah terikat secara turun temurun dalam keluarga Cina Benteng. Kesimpulan Penerimaan Misionaris Katolik dalam masyarakat Cina Benteng tidak bukan adalah karena Katolik pun juga bisa menerima kebudayaan beserta segala tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Cina

5 Benteng tanpa merendahkannya dan menganggap bahwa yang dilakukan selama ini oleh masyarakat Cina Benteng adalah salah. Strategi budaya yang digunakan oleh misionaris Katolik terhadap masyarakat Cina Benteng cukup berhasil. Katolik walaupun pada awal perkembangan misionarisnya di Indonesia dan berbagai Negara lain agak sulit menerima kebudayaan Cina, namun mereka belajar bahwa sejak dahulu pun Tuhan Yesus telah mencontohkan kepada mereka untuk bisa menghormati dan menghargai berbagai kebudayaan yang ada dan menggunakannya sebagai jalan untuk menyebarkan Injil. Hal ini lah yang membuat masyarakat Cina Benteng yakin untuk memeluk agama Katolik. Selain kedamaian bagi diri sendiri, lewat Katolik ini mereka juga tidak perlu menjauhkan diri dari keluarga dan leluhurnya. Berbagai tradisi yang ada dalam masyarakat Cina Benteng yang berhubungan dengan penghormatan kepada leluhur yang telah melekat erat dalam kehidupan mereka, dan telah dianggap sebagai identitas kecinaan mereka, tidak perlu mereka tanggalkan kendati mereka telah memeluk agama Katolik. Strategi pendidikan dengan adanya sekolah Strada juga memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap penyebaran agama Katolik pada masyarakat Cina Benteng. Banyak dari masyarakat Cina Benteng yang mengakui bahwa karena bersekolah di Strada lah mereka memiliki ketertarikan untuk mengenal Katolik lebih jauh. Katolik menyadari bahwa banyak nilai baik yang bisa diambil dari kebudayaan masyarakat Cina Benteng di Tangerang. Nilai-nilai yang baik ini diharapkan bisa diintegrasikan ke dalam kehidupan kristiani dengan cara menyehatkan dan menyempurnakannya. Tuhan Yesus dalam hal ini digunakan sebagai batu uji untuk membersihkan kebudayaan tersebut dari unsur-unsur penyembahan berhala dan tahayul sehingga melalui kebudayaan mereka sendiri, masyarakat Cina Benteng bisa benarbenar bangkit bersama Kristus menjadi ciptaan baru. Menjadi ciptaan yang baru berarti juga bahwa motivasi mereka dalam melakukan adat juga harus diperbaharui, yaitu tidak lagi karena ketakutan karena roh-roh halus, penyembahan berhala atau tahayul, melainkan karena dilandasi oleh kasih kepada sesama dan kepada Tuhan. Saran Penelitian sejarah tingkat lokal memang bukanlah hal yang mudah karena terbatasnya sumbersumber yang ada, namun jika kita tidak berani untuk memulainya maka jangan heran jika nanti sejarah lokal akan hilang ditelan jaman. Penulis mengharapkan kelak akan lebih banyak lagi penulis yang membahas tentang sejarah seputar daerah mereka sendiri karena setiap daerah pasti memiliki suatu peristiwa unik yang akan berharga untuk diteliti lebih jauh dan membuat kita semakin mengenal lingkungan tempat kita tinggal, tumbuh, dan berkembang. Daftar Acuan ARSIP Buku I Permandian Gereja Santa Maria Buku II Permandian Gereja Santa Maria Buku III Permandian Gereja Santa Maria BUKU Bank, Jan. Katolik di Masa Revolusi Indonesia. Jakarta: Grasindo, Boelaars, Huub J.W.M. Indonesianisasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta: Kanisius, Cshie, G. Van. Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-Agama Lain. Jakarta: Obor, Dawis, Aimee, Ph. D. Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Halim, Wahidin. Ziarah Budaya Kota Tangerang: Menuju Masyarakat Berperadaban Akhlakul Karimah. Tangerang: Pemerintah Kota Tangerang, P, Y. Sumantri H, SJ., Gereja Kaum Buruh dan Cina Benteng. Tangerang: Gereja Santa Maria, Tan, Mely G. Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Tim Penyusun. Benteng Heritage: The Pearl of Tangerang. Tangerang: Museum Benteng Heritage, Tim Penyusun. Peziarahan Umat Cisadane. Tangerang: Gereja Santa Maria, Tim Penyusun. Sejarah Gereja Katolik Indonesia jilid 3: Wilayah-Wilayah Keuskupan dan Majelis Agung Waligereja Indonesia. Jakarta: KWI, TT. Viktor Stepanus, et al. Metamorfosa 58 Tahun Gereja Pinggir. Tangerang: Gereja Santa Maria, 2006.

6 Lampiran 1. Gereja Santa Maria Tangerang, Pastur Tan Soe Ie SJ Sumber: Majalah Hidup, Sumber: Tim Penyusun, Peziarahan Umat Cisadane (Tangerang: Gereja Santa Maria, 2013), hal Perkawinan seorang Cina Benteng Katolik yang masih menggunakan tradisi Cio Tauw Sumber: Koleksi Pribadi

7 3. Agnes Lie Bie Jong, Baptisan Cina Benteng Pertama. Sumber: Buku Permandian I Gereja Santa Maria 4. Baptisan baru Cina Benteng Sumber: Y. Sumantri HP SJ, Gereja Kaum Buruh dan Cina Benteng (Tangerang, 1997), hal. 62.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. Orang-orang Tionghoa asli sudah datang ke pulau Jawa jauh sebelum kedatangan orang Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai utara provinsi Jawa Tengah. Karesidenan Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar dan sering menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan. Hidup berdampingan secara damai antara warga negara yang beragam tersebut penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 1, mendapat pengaruh yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 1, mendapat pengaruh yang cukup besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 1, mendapat pengaruh yang cukup besar dari kebudayaan yang dimiliki oleh warga jemaatnya. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan

Lebih terperinci

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat ibadah bagi umat Kristiani. Dalam penyebarannya, gereja Katolik selalu mengikuti penyebaran agama Katolik di suatu daerah. Pada awalnya, agama

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam etnis suku dan bangsa. Keanekaragaman ini membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang kaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hal yang dapat membangun bangsa dan menjadikan bangsa besar. Hal itu menekankan pendidikan sebagai prioritas untuk diperhatikan, anak bangsa yang akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul 153 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1966-1998) kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah sesuatu yang sangat sakral. Kesakralan itu berada dalam proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan menjalaninya

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keragaman budaya yang dapat dijadikan salah satu wisata budaya yang menarik. Dimana setiap budaya memiliki ciri khas dan keunikannya masingmasing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, di berbagai tempat di dunia, terkhusus di Indonesia, terjadi perubahan yang cukup mencolok dalam partisipasi jemaat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara majemuk termasuk Indonesia mempunyai kelompok minoritas dalam wilayah nasionalnya. Kelompok minoritas diartikan sebagai kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Permasalahan Keberadaan gereja tidak bisa dilepaskan dari tugas dan tanggung jawab pelayanan kepada jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, masyarakat Tionghoa memiliki keunikan adat dan tradisi. Walaupun masyarakat Tionghoa sudah menetap lama di seluruh wilayah

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Wilayahnya meliputi dataran tinggi Karo, Deli Serdang bagian hulu, Langkat bagian hulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG

PERANAN PERKEBUNAN KARET JALUPANG TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perkebunan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian regional secara keseluruhan. Sistem perkebunan masuk ke Indonesia pada akhir Abad

Lebih terperinci

UKDW BAB I. PENDAHULUAN

UKDW BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada jaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa Gereja berada di tengah-tengah konteks yang kian berubah dan sungguh dinamis. Hal tersebut tampak jelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Salatiga. Pertimbangan lokasi penelitian adalah : 1. Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur ada di Salatiga. 2. Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan

BAB I PENDAHULUAN. ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama merupakan kepercayaan yang di anut oleh manusia yang menjadi ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya tergantung pada keunggulan teknologi, sarana dan prasarana, melainkan juga tergantung pada kualitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Prinsip dasar bahwa untuk beriman kita membutuhkan semacam jemaat dalam bentuk atau wujud manapun juga. Kenyataan dasar dari ilmu-ilmu sosial ialah bahwa suatu ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik Masuk dan berkembangnya Agama Katolik di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu.

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.

BAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya. BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan Orang Kristen memiliki tugas dan panggilan pelayanan dalam hidupnya di dunia. Tugas dan panggilan pelayanannya yaitu untuk memberitakan Firman Allah kepada dunia ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan

Lebih terperinci