BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest control group design (Fraenkel dan Wallen, 2008:269). Penggunaan desain ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan yang diukur dan sejauh mana besar pengaruh model yang diterapkan terhadap subjek penelitian. Dengan menggunakan desain ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ICARE, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran yang biasa digunakan (learning cycle 3E) di sekolah tersebut. Pengaruh model yang diterapkan terhadap kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan siswa diketahui dari perbandingan gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok Pre-test Perlakuan Pos-test Ekperimen O1 O2 X1 O1 O2 Kontrol O1 O2 X2 O1 O2 Keterangan: X1 : model pembelajaran ICARE X2 : model pembelajaran biasa (learning cycle 3E) O1 : tes kemampuan memahami O2 : tes kemampuan mengaplikasi dalam konteks dunia nyata Nori Agustini, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM KONTEKS DUNIA NYATA SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 36 B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA Negeri di kota Kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing orang dalam satu kelas. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan kelas XI IPA pada SMA tersebut, yang ditetapkan melalui teknik secara acak kelas. Teknik random yang dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan pada semua kelas, satu kelas terpilih dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas yang menerima perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ICARE dan satunya lagi menjadi kelas kontrol yang menerima pembelajaran menggunakan model pembelajaran biasa (learning cycle 3E). Tabel 3.2 Jadwal Penerapan Model dan Kehadiran Siswa Keterangan Kelas Eksperimen (28 Kelas Kontrol (29 Siswa) Siswa) Agustus 2015 Agustus Tes Awal Perlakuan Tes akhir C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah: 1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur sebatas mana tahapan model pembelajaran ICARE terlaksana dalam proses belajar mengajar. Pada lembar obeservasi ini terdapat kolom ya dan tidak, dimana observer bisa memberikan tanda checklist ( ) pada kolom tersebut sesuai dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, disamping itu juga terdapat kolom keterangan yang bisa diisi oleh observer dengan catatan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung.

3 37 2) Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada materi fluida statis dalam proses pembelajaran fisika. untuk mengetahui tingkat kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata digunakan instrumen berupa 42 soal pilihan ganda, 27 soal kemampuan memahami dan 15 soal kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Tes ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (pretest) dan di tahap akhir (posttest) pada proses pembelajaran secara keseluruhan. D. Teknik Analisis Instrumen Hasil penelitian yang bermutu ditentukan oleh baik tidaknya data, karena data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembuktian hipotesis. Sedangkan baik tidaknya data bergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen penelitian ini sudah memenuhi kriteria validitas isi menurut ahli dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 1) Uji Validitas Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas konstruk dengan Validitas konstruk ditentukan melalui hasil pertimbangan para ahli (Judgement experts). Judgement dilakukan dengan cara meminta para ahli untuk mengamati, mengoreksi dan memberikan pertimbangan atau saran supaya tes tersebut bisa menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur, kesesuaian soal dengan materi pelajaran, proses kognitif soal, kalimat soal yang digunakan, dan kunci jawaban. Lalu memberikan keputusan apakah instrumen tes akan digunakan langsung atau butuh perbaikan atau mungkin dirombak total. Instrumen tes pada penelitian ini di-judgement oleh 5 dosen ahli yang berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil judgement dapat diketahui bahwa instrumen tes kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan

4 38 dalam konteks dunia nyata dinyatakan valid. Penjabaran jumlah butir soal yang terdapat pada instrumen tes sebagai berikut: a) Validitas Konstruk untuk Instrumen Kemampuan Memahami Setelah dinilai oleh ahli, jumlah soal kemampuan memahami menjadi 36 soal pilihan ganda dengan rincian, untuk proses kognitif menginterpretasikan sebanyak 5 soal, mencontohkan 7 soal, menyimpulkan sebanyak 6 soal, membandingkan sebanyak 10 soal, menjelaskan sebanyak 8 soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan memahami pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan memahami setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3. Sub Konsep Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan memahami Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi kan (Interpreting) Mencontohkan (Exemplifying) Menyimpulkan (Inferring) Membandingkan (Comparing) Menjelaskan (Explaining) Tekanan Hidrostatis 3 6-1, 4, 5 2, 7, 8 Hukum Pascal 9 14, ,13 Gaya apung 17, 18, 21, dan H , 28, 29 19, 22, 26 24, 27 Archimedes 20, 23 Tegangan Permukaan 32, , Jumlah b) Validitas konstruk untuk Instrumen Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata. Setelah dinilai oleh para ahli jumlah soal kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata menjadi 20 butir soal pilihan ganda dengan rincian proses kognitif mengeksekusi 9 soal dan mengimplementasikan 1 soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan mengaplikasikan pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dapat dilihat pada Tabel 3.4

5 39 Tabel 3.4 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Sub Konsep Konteks Dunia Nyata Mengeksekusi Mengimplementasikan Tekanan Hidrostatis 1,3 2 Hukum Pascal 4,5 6,7 Gaya apung dan 9,13,14,15 8,10,11,12,16,17 hukum Archimedes Tegangan Permukaan 19, 18, 20 Jumlah 9 11 Selanjutnya instrumen tes diuji cobakan kepada siswa yang sudah sudah mendapatkan konsep fluida statis untuk mendapatkan reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 2) Uji Reliabilitas Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik testretest atau single test-double trial method dimana tester hanya menggunakan satu seri tes, pada responden yang sama dan percobaannya dilakukan dua kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien antara percobaan pertama dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2009:184) Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus korelasi Product Moment angka kasar dari Person (Arikunto, 2015:87). N XY ( X)( Y) r xy = (3.1) {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 ( Y) 2 } Keterangan : rxy X Y N = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = skor tes uji coba pertama = skor tes uji coba kedua = jumlah sampel 3.5. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel

6 40 3) Taraf Kesukaran Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Tes Besarnya nilai r Interpretasi 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy 0,80 Tinggi 0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2015:89) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2015: 222). Indeks kesukaran menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P singkatan dari proporsi, indeks kesukaran dapat dicari dengan persamaan (Arikunto, 2015: 223). P = B JS (3.2) Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interpretasi indeks kesukaran suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Besarnya Nilai P Interpretasi 0,00 < P 0,30 Soal Sukar 0,30 < P 0,70 Soal Sedang 0,70 < P 1,00 Soal Mudah (Arikunto, 2015: 225) 4) Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

7 41 (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2015:226). Angka yang menunjukan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Penelitian ini adalah penelitian kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh kelompok tes dibagi dua sama, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. indeks diskriminasi dapat dicari dengan rumus (Arikunto, 2015: 228) Keterangan : D = B A J A B B J B = P A P B (3.3) D BA BB JA JB PA PB = = = = = = = Indeks diskriminasi Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Banyaknya peserta tes kelompok atas Banyaknya peserta tes kelompok bawah Proporsi peserta kelompok atas yang mejawab benar Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Interpreatsi Indeks Diskriminasi Besarnya Nilai D Interpretasi 0,00 < D 0,20 Jelek (poor) 0,20 < D 0,40 Cukup (statistifactory) 0,40 < D 0,70 Baik (good) 0,70 < D 1,00 Baik sekali (excellent) D<0 (Negatif) Tidak baik, buang saja (Arikunto, 2015:232) a. Deskripsi Hasi Uji Coba Instrumen Tes Uji coba instrumen tes dilakukan di pada siswa kelas XI IPA di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Majalengka di Jawa Barat. Soal tes kemampuan memahami yang diuji cobakan berjumlah 36 butir soal, sedangkan soal tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata berjumlah 20 butir soal.

8 42 Rekapitulasi hasil uji coba tes kemampuan memahami dan tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata secara terperinci tertera pada lampiran C. Rekapitulasi hasil uji coba pertama tes kemampuan memahami disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan memahami No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.13 Jelek Dibuang Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.07 Jelek Dibuang Sedang 0.33 Cukup Dipakai Sedang 0.40 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.40 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.00 Jelek Dibuang Sedang 0.40 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sukar TB Dibuang Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Mudah 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.00 Jelek Dibuang Sedang 0.33 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang TB Dibuang Sedang 0.00 Jelek Dibuang Sedang 0.40 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sukar TB Dibuang Sukar TB Dibuang Sedang 0.47 Baik Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.40 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.33 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai

9 43 Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes kemampuan memahami seperti yang disajikan pada tabel 3.8 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proporsi indikator proses kognitif kemampuan memahami dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 27 butir soal yang dipakai dengan rincian proses kognitif menginterpretasikan sebanyak 5 butir soal, mencontohkan 5 butir soal, menyimpulkan 5 butir soal, membandingkan 6 butir soal, dan menjelaskan 6 butir soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan memahami setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Sub Konsep Tabel 3.9 Rekapitulasi Soal Per Proses Kognitif Kemampuan Memahami Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi kan (Interpreting) Mencontoh kan (Exemplifyi ng) Menyimpul kan (Inferring) Membanding kan (Comparing) Menjelaskan (Explaining) Tekanan Hidrostatis 2 4-1, 3 6, 7 Hukum Pascal , 14 Hukum Archimedes 17 23, 27 19, 22, 24 18, Tegangan Permukaan 35, , Jumlah Reliabilitias instrumen tes kemampuan memahami diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,755 dengan interpretasi tinggi. Sedangkan hasil uji coba instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata disajikan pada Tabel Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir Sedang 0.13 Jelek Dibuang Sedang 0.33 Cukup Dipakai Sukar 0.47 Baik Dipakai Sedang 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.33 Cukup Dipakai

10 44 No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir Sukar 0.47 Baik Dipakai Sedang 0.20 Jelek Dibuang Sukar 0.20 Jelek Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Mudah 0.00 Jelek Dibuang Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.07 Jelek Dibuang Sedang 0.33 Cukup Dipakai Sukar 0.33 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sukar 0.27 Cukup Dipakai Sedang 0.33 Cukup Dipakai Sukar 0.00 Jelek Dibuang Sukar 0.40 Cukup Dipakai Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata seperti yang disajikan pada tabel 3.9 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 15 butir soal yang dipakai denan rincian proses kognitif mengeksekusi 7 butir soal dan mengimplementasikan 7 butir soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan mengaplikasikan setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.11 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Sub Konsep Konteks Dunia Nyata Mengeksekusi Mengimplementasikan Tekanan Hidrostatis 8 5 Hukum Pascal 9, Gaya apung dan 26, 29, 30,31 25, 28, 32 hukum Archimedes Tegangan Permukaan - 37, 38, 41 Jumlah 7 8

11 45 Reliabilitas instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,74 dengan interpretasi tinggi. E. Teknik Analisis Data Penelitian Terdapat 4 jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: data kemampuan memahami, data kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, data observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. 1. Analisis Kemampuan memahami dan Kemampuan Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata Analisis data kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata menggunakan uji statistik, guna mengetahui peningkatan keduanya. Setelah instrumen diujikan melalui tes awal dan tes akhir maka yang dilakukan terlebih dahulu memberikan skor kepada jawaban siswa. Jawaban benar bernilai satu dan jawaban yang salah bernilai nol. Hal ini sesuai dengan cara pengolahan skor menurut Arikunto (2015:188) yaitu tanpa denda. S = R ( 3.4) S = Skor yang diperoleh (Raw Score) R = Jawaban yang betul a. Menentukan skor gain Untuk mengetahui peningktan kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, maka menggunakan perbandingan skor pretets dan posttest yang dikemukanan oleh Mark (2007:87) Gain = post pre ( 3.5) b. Menentukan karakteristik peningkatan individu Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan pada setiap siswa menurut Mark (2007:87) harus membandingkan skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

12 46 Keterangan : g Post Pre g = = gain yang dinormalisasi Post Pre 100 pre = skor tes akhir yang diperoleh setiap siswa = skor tes awal yang diperoleh setiap siswa 100 = skor maksimum ideal (3.6) c. Menentukan karateristik peningkatan rata-rata kelompok Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan rata-rata kelompok maka harus perbandingan skor rata-rata posttest dan skor rata-rata pretets yang dibagi oleh perbandingan skor maksimum dan skor rata-rata pretest (Mark, 2007: 87). Keterangan : g Post pre g = Post pre 100 pre = skor rata-rata gain yang dinormalisasi = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh seluruh siswa = skor rata-rata tes awal yang diperoleh seluruh siswa 100 = skor maksimum ideal (3.7) d. Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan menggunakan Tabel Uji hipotesis Tabel 3.12 Interpretasi skor rata-rata gain yang dinormalisasi Batasan Interpretasi g 0.7 Tinggi 0.7 > g 0.3 Sedang g < 0.30 Rendah (Hake, 1998:65) Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris, dengan menggunakan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris

13 47 mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2009: 241). Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus melakukan pengujian normalitas data dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Berikut tahapan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk. dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test (Test of Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut homogen. c. Pengujian Hipotesis dengan uji-t 1) Uji Statistik Parametrik Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Pengujian hipotesis pada data statistik parametrik dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,050 maka HA diterima. 2) Uji Statistik Non-parametrik Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji statistik nonparametrik yang digunakan jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,050 maka HA diterima

14 48 Berikut alur pengolahan uji hipotesis di bawah ini: Data Uji Normalitas Tidak Uji Mann- Whitney Uji Homogenitas Uji-t Ya Ya Tidak Uji-t Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis d. Pengukuran pengaruh (Effect Size) Jika didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara dua rata-rata kelas (eksperimen dan kontrol), maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan yang dilakukan. Untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian, maka digunakan perhitungan dengan menggunakan nilai effect size untuk jumlah sampel yang kecil, yaitu sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:16) dimana d = x 1 x 2 s pooled (3.8) s pooled = (n 1 1)s (n 2 1)s 2 2 n 1 + n 2 2 (3.9) Keterangan: d = ukuran besar pengaruh X 1 = mean rata-rata kelompok eksperimen X 2 = mean rata-rata kelompok kontrol

15 49 S 1 2 S 2 2 n 1 n 2 = varian kelompok eksperimen = varian kelompok kontrol = jumlah kelompok ekperimen = jumlah kelompok kontrol Setelah didapatkan nilai d, maka ukuran pengaruh (effect size) dari dua rata-rata yang berbeda, nilai d disesuaikan dengan kategori ukuran pengaruh sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:15). Tabel 3.13 Interpretasi Ukuran Pengaruh Batasan Interpretasi - d 0,20 Pengaruh kecil 0,2<d < 0,80 Pengaruh sedang 0,8 d Pengaruh besar (Nandy, 2012:15) e. Analisis Hubungan antara Kemampuan Memahami dengan Kemampuan Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata Untuk melihat hubungan antara kemampuan memahami dengan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata siswa yang mendapat perlakuan berupa penerapan model pembelajaran pembangkit ICARE, digunakan uji korelasi antara data skor rata-rata kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson product moment. Sedangkan jika data tidak normal dan tidak homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Rank Spearman. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. Interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.14 Tabel 3.14 Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy 0,80 Tinggi 0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2015:89)

16 50 f. Analisi Data Obeservasi Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran ICARE sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dapat dihitung dengan: %Keterlaksanaan Model = kegiatan yang teramati seluruh kegiatan 100% (3.10) Interpretasi keterlaksanaan model dapat diketahui dari tabel 3.15 F. Prosedur Penelitian Tabel 3.15 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Keterlaksanaan (%) Kriteria 0%-20% Sangat kurang 21%-40% Kurang 41%-60% Cukup 61%-80% Baik 81%-100% Sangat baik (Riduwan, 2012) Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Melakukan studi pendahuluan berupa wawancara dan skala sikap kepada guru dan siswa, studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai model ICARE, menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA dan materi pelajaran Fisika kelas X IPA SMA. b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan memahami, tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, lembar obeservasi, dan skala sikap. d. Mempersiapkan peralatan dan bahan demonstrasi dan praktikum siswa. e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap intrumen yang dibuat lalu melakukan revisi berdasarkan saran dan dosen ahli.

17 51 f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). g. Memperbaiki intrumen yang sudah divalidasi dan diuji coba. h. Menentukan populasi dan sampel penelitian. i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol 2. Tahapan Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap proses pembelajaran berlangsung yang meliputi: a. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata awal siswa pada kedua kelompok sampel penelitian. b. Melakukan proses pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran ICARE d. Memberikan posttest untuk mengathui kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada kedua kelompok sampel penelitian setelah diberikan perlakuan. e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung pada kelas eksperimen 3. Tahap Analisi Data Tahapan analisis data meliputi : a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian. c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian. d. Memberikan saran terhadap hambatan dan kekurangan selama pembelajaran

18 52 Berikut bagan alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini: Studi Pendahuluan Menyusun Proposal Mengembangkan Insturmen 1. Tes PK dan KM 2. Skala Sikap 3. Pedoman Observasi Menyusun Pembelajaran 1. RPP 2. LKS Perangkat Persiapan Validasi. Uji coba. Revisi Revisi Tes Awal Kelas Kontrol Perlakuan Kelas Eksprimen observasi Tes Akhir observasi Angket Pelaksanaan Analisis Data Analisis Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dan deskriptif. Penelitian eksperimen semu bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment design,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak awal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment, yaitu peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yaitu metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai penerapan levels of inquiry pada tingkat interactive demonstration,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen semu (quasi experiment), tujuan metode ini untuk memprediksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian serta teknik pengolahan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Metode ini dipilih karena harus dijalankan dengan menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Pre-Experiment yaitu metode penelitian yang hanya menggunakan satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Fokus permasalahan yang akan dikaji pada bab ini adalah metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode Penelitian adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji dan mencari jawaban atas permasalahan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu. B. DesainPenelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (010:109) bahwa penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan deskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design (eksperimen awal), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode preexperimental. Metode pre-experimental sering disebut sebagai penelitian semu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen pre-post test. Pada metode ini sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PP Negeri dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu kelas yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep akuntansi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk meningkatan kompetensi siswa, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk meningkatan kompetensi siswa, yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian efektivitas penggunaan media pembelajaran dengan metode problem based learning untuk meningkatkan kompetensi penerapan konsep dasar listrik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes 34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu Sekolah Menengah kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci