BATANG GANDA DENGAN KLOS
|
|
- Benny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BATANG GANDA DENGAN KLOS A.TUJUAN PERKULIAHAN. TUJUAN UMUM PERKULIAHAN (TUP) Setelah mempelajari materi tentang batang ganda dengan klos, secara umum anda diharapkan : Mampu menjelaskan pengertian batang majemuk, batang ganda dan batang tersusun Mampu menghitungan batang ganda dengan klos Mampu menggambar hasil perhitungan batang ganda dengan klos. TUJUAN KHUSUS PERKULIAHAN (TKP) Setelah mempelajari materi tentang batang ganda dengan klos, secara khusus anda diharapkan :. dapat menjelaskan kembali pengertian batang majemuk. dapat menjelaskan kembali pengertian batang ganda. dapat menjelaskan kembali pengertian batang tersusun 4. dapat menjelaskan kembali pengertian sumbu bahan 5. dapat menjelaskan kembali pengertian sumbu bebas bahan 6. dapat menentukan alat penghubung berdasarkan jarak a 7. dapat menjelaskan fungsi batang ganda dengan klos 8. dapat menghitung angka kelangsingan 9. dapat menggunakan syarat-syarat kelangsingan untuk perhitungan klos 0. dapat menghitung ukuran klos. dapat menggambar hasil perhitungan klos. PRASARAT Untuk mempermudah pencapaian tujuan perkuliahan di atas, paling sedikit anda dituntut : sudah mengetahui materi Konstruksi Kayu I sudah menguasai garis pengaruh dan cara castigliano
2 B. KONSTRUKSI BATANG MAJEMUK Suatu kenyataan yang harus diterima pada penggunaan kayu sebagai bahan struktur adalah terbatasnya ukuran penampang dan panjang kayu yang tersedia, karena kayu merupakan produk alam. Keterbatasan tersebut menyebabkan untuk suatu struktur yang mempunyai bentang yang cukup besar dengan pembebanan berat, ukuran penampang kayu yang diperlukan sebagai batang tunggal tidak tersedia lagi. Beberapa contoh untuk mengatasi keterbatasan tersebut diatas antara lain sebagai berikut : Pertama, pemilihan sistem struktur; misalnya digunakan struktur rangka-batang di mana gaya-gaya yang bekerja pada elemen-elemen struktur bisa dianggap sebagai gaya-gaya normal tarik atau tekan saja. Kedua, memperbesar ukuran penampang; dengan jalan dibuat konstruksi balok kayu lapis (Glued Laminated Beam), yaitu balok kayu yang tersusun dari kayu-kayu lapis yang dipersatukan oleh perekat. Penentuan dimensi kayu dengan cara ini lebih leluasa. Sehubungan dengan masalah diatas, penanggulangan dapat juga dilaksanakan berdasarkan pemikiran sederhana, sebagai berikut : - Bagaimana keletakan (susunan) batang-batang tersebut? - Bagaimana merangkai (menghubungkan) batang-batang tersebut agar secara keseluruhan dapat bekerja sebagai suatu kesatuan? Istilah yang dipergunakan dalam buku ini, batang yang terdiri atas lebih dari satu batang tunggal disebut sebagai batang majemuk. Berdasarkan susunan dan cara merangkai bagian-bagiannya dibedakan sebagai berikut : Batang berganda (spaced clolumns/beams) Bagian-bagian batang disusun dengan berjarak satu sama lain dan dirangkai setempat-setempat.
3 (a) (b) (c) Sebagai alat penyambung dapat digunakan: - paku atau bout - perekat (jarang digunakan karena pelaksanaanya sulit) Batang berganda lebih umum dipergunakan sebagai kolom (gaya normal dominan) Batang tersusun (Built up Columns/Beams) Bagian-bagian batang disusun rapat satu sama lain dan dihubungkan pada sepanjang batangnya. a. Kolom (a) (b)
4 b. Balok (a) (b) Box Section : I Section : (a) (b) (a) (b)
5 T Section : (a) (b) C. BATANG BERGANDA (SPACE COLUMN/BEAMS) Batang Berganda terdiri atas beberapa batang tunggal yang dihubungkan satu sama lain pada beberapa tempat. Bentuk penampang : h h b a b a b b a b a b h d h (a) (b) (c) Pengertian sumbu : a. Sumbu utama adalah sumbu x dan y b. Sumbu bahan adalah sumbu yang memotong semua penampang kayu; yakni sumbu x-x pada gambar a dan gambar b
6 c. Sumbu bebas bahan adalah : - Sumbu yang tidak memotong semua penampang kayu, misalnya sumbu y-y pada gambar a dan sumbu x-x pada gambar c - Sumbu yang hanya memotong sebagian penampang misalnya sumbu y-y pada gambar b. Penghubung dan alat penghubung Penghubung pada struktur kayu dapat dipergunakan : klos kayu pelat kopel Batang diagonal teralis Adapun alat penyambung bisa digunakan : Paku Bout Perekat Pemilihan jenis penghubung ditentukan oleh jarang kosong ( a ) ) Jika a< b, dimana : a=jarak kosong dan b = lebar kayu, maka dipergunakan KLOS KAU sebagai penghubung. Klos dibuat dari kayu utuh, dipasang diantara bagian-bagian batang dengan arah serat kayu tegak lurus sumbu batang Klos Kekuatan klos : Untuk a<b, kekuatan klos cukup diperhitungkan terhadap gaya geser saja, pengaruh momen boleh diabaikan Untuk b<a<b, kekuatan klos harus diperhitungkan terhadap gaya geser b a
7 Alat penyambung paku Dipasang minimum 4 (empat) buah paku bertampang Satu Alat penyambung bout. Dipasang minimum buah bout. Harus dilengkapi dengan cincin ikutan (ring), baik pada kepala about maupun pada mur.
8 ) Jika b<a<6b; dipergunakan alat penghubung pelat kopel. Pelat kopel dibuat dari papan dan dipasang pada sisi bagian-bagian batang dengan arah serat melintang terhadap sumbu batangnya. Alat penyambung dipergunakan paku b a b ) Jika a>6b, dipergunakan alat penghubung batang diagonal (teralis) Alat penyambung dipergunakan paku. Minimal dipasang 8 buah paku pada pihak sambungan b a b
9 D. BATANG BERGANDA DENGAN KLOS. Pendahuluan. Pemasangan alat penghubung klos dibuat sedemikian rupa sehingga membagi batang menjadi beberapa medan, dengan jarak yang sama besar (di dalam gambar dinyatakan dengan L ). L L L Ket : L = Panjang batang N = jumlah medan, minimal L b a b Klos berfungsi untuk mengusahakan agar semua bagian batang dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan atau sebagai batang utuh. Konstruksi batang berganda biasa dipergunakan sebagai kolom (menahan gaya normal tekan di samping menahan pengaruh momen lentur) sehingga stabilitas batang terhadap tekuk perlu diperhitungkan. Berikut ini kita tinjau suatu kolom yang terdiri atas dua buah batang ; proses tekuk ditinjau pada kedua sumbu utama, yaitu sumbu bahan x-x dan sumbu bebas bahan y-y. h (a) b a b
10 . Angka kelangsingan Angka kelangsingan ada yaitu ; kelangsingan terhadap sumbu bahan disebut x, dan kelangsingan terhadap sumbu bebas bahan, disebut w. Menentukan x : x ix Lk ix Ix F ( Lk panjang tekuk cm) ( ix jari jari inersia terhadap sumbu x x cm) Menentukan w : Untuk menentukan harga w digunakan asumsi ENGESSER : - hubungan harus kaku - Penghubung harus kaku Rumus ENGESER w M Rumus tersebut diatas berlaku untuk konstruksi baja. Pada konstruksi kayu syarat bahwa hubungan harus baku dengan mempergunakan alat penyambung bout atau paku tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu maka rumus ENGESER yang berlaku pada konstruksi kayu perlu diberi faktor koreksi. Rumus ENGESER menjadi sebagai berikut : w M. f dimana : = angka kelangsingan seluruh batang terhadap sumbu y-y = angka kelangsingan dari satu bagian saja m = banyaknya bagian yang membentuk kolom f = faktor koreksi, yang besarnya tergantung pada jenis alat penyambung dan jenis penghubung
11 L i ( L panjang tekuk satu medan, i jari dari satu bagian) jari inersia minimum Harga faktor koreksi (f) adalah sebagai berikut : Alat Penyambung Klos Pelat Kopel Perekat Paku Bout 4,5 - Contoh menentukan banyaknya bagian (m) : m = m = Syarat-syarat kelangsingan : Syarat kelangsingan harus dipenuhi dalam konstruksi kayu : jika 0, ambil saja = jika 60, disain di ubah satu bagian terlalu langsing menentukan λy : L y i dimana: y kelangsingan seluruh batang terhadap sumbu y y L panjang tekuk seluruh batang i ix jari jari inersia terhadap sumbu minimum y y Iy F
12 Untuk menghitung Iy dipergunakan rumus STEINER sebagai berikut : Iy bh bh a b untuk batang ganda dengan penghubung klos dan alat penyambung paku, harus dipenuhi syarat sebagai berikut : max = 75 h b a b (a) Pada perencanaan, peninjauan selalu dilakukan terhadap sumbu utama yakni sumbu bahan dan sumbu bebas bahan. Jadi kita mesti mencari harga-harga x dan w Untuk mempermudah, usahakan (rencanakan) agar proses tekuk terjadi terhadap sumbu bahan, jadi x yang menentukan. Dengan kata lain kita mesti mengusahakan agar : x x w 75 Dengan memenuhi syarat di atas, batang berganda dapat dihitung sebagai batang yang utuh.
13 . Perhitungan Klos Klos berfungsi sebagai penghubung semua bagian agar dapat bekerja sama sebagai satu kesatuan. Dengan demikian klos harus menahan semua gaya yang timbul antara masing-masing bagian. Gaya tersebut adalah : a. Gaya geser yang timbul akibat gaya lintang dari balok terlentur b. Gaya lintang semu dari balok tertekan Berikut ini diuraikan tentang kedua gaya tersebut diatas ; a. Gaya lintang pada balok terlentur q A l B ½ ql + - ½ ql b. Gaya lintang semu akibat gaya normal tekan A l B D Max + D Max - D N + D N - Persamaan garis elastis : y f sin x L
14 Diagram gaya lintang : cos x D EI. f gambar (b) L L Gaya lintang yang sudah disederhanakan adalah gambar ( c ) d y Mx Mx EI dx EI d Mx d y D EI dx dx x E. I. f cos L L D max E. I. f L d y dx Untuk perhitungan dalam disain konstruksi kayu dengan pertimbangan keamanan konstruksi dan kemudahan perhitungan, diagram gaya lintang yang berbentuk fungsi cosinus di atas disederhanakan. Adapun gaya lintang semua yang bekerja sepanjang batang ditentukan sebagai berikut : a. Jika w = 60, maka Ww DN P 60 b. Jika w < 60, maka Dimana DN w 60 w 60 w P 60 jadi gaya lintang yang harus diperhitungkan D Dm DN dimana : DM = gaya lintang akibat momen lentur DN = gaya lintang semu akibat gaya normal tekan Niali D dianggap konstan pada seluruh panjang batang. Gaya geser persatuan panjang t =.b juga konstan dan berbanding lurus dengan jaraknya. Jika dalam cm gayanya = t kg, maka dalam n cm = n. t kg
15 K L L L L K b a b b a b Gambar a Gambar b K K K K a ½ a ½ a Gambar Gambar Gaya geser yang dipikul oleh klos (lihat gambar b) : K L L t kg L t Jadi, kekuatan klos harus diperhitungkan terhadap (lihat gambar d) : - gaya geser K - Momen M = K.a Jika a< b : pengaruh momen kecil sekali, jadi boleh diabaikan.
16 Jika klos dipasang dengan alat penyambung paku (lihat gambar c), maka gaya gese K bekerja pada bidang irisan paku. Gaya dalam yang terjadi di tengah-tengah klos adalah : - Momen M= 0 - Hanya terjadi gaya geser K E. Contoh Perhitungan. I I L h Diketahui : Kolom seperti tergambar L=,60 m, b = 6 cm, h = cm Alat penyambung : klos, Alat penyambung : paku, Kayu kelas kuat II mutu kayu A. Rrencanakan kolom tersebut! b a b Potongan I-I A A L h b a b Potongan A-A
17 Rencanakan kolom seperti tergambar dengan : - penghubung klos - alat penyambung paku Penyelesaian :. Menentukan jarak kosong : a Dengan alat penghubung klos didapat a h a 8 cm. Peninjauan seluruh batang Proses tekuk harus terjadi terhadap sumbu bahan : ix x 0,89 h 0,89 () Lkx ix 60,468 jadi sebaiknya : w,468 cm 0,8. Peninjauan satu bagian batang cm 0,8 cm x w Angka kelangsingan satu bagian batang : Syarat : 0 60 Dimana : L i min Karena h > b, maka : i min = 0,89 b = 0,89. 6 =,74 cm max 60 L 60,74 L max,74 (60) 04,04 cm L min 0 0,74 L max,74 (0) 5,0 cm Jadi 5,0 cm L 04,04 cm
18 jika n = jumlah medan, maka : L L n n = n = 4 60 L 0 cm Lmax L cm Lmax L min ok n = 5 L cm Lmax L min ok 4. Menentukan harga x dan w Misalnya : ambil n= 4 L = 90 cm dimana : Panjang a = 8 cm < b w L i min y 90,74 f 5,87 m. x 0,8 m = banyak bagian yang membentuk kolom = buah f = faktor koreksi (untuk klos dan paku) w w y y y x 5 y (5,87) (5,87) Lky y 5 ingat : i y f. 0,8 0,8 0,8 0,8
19 cm Lky iy 9 6, sedangkan : F Iy iy selanjutnya, cari dulu harga-harga Iy dan F! 44 (6.) ) ( 44 4 (6 ).6 ) ( cm bh F a a b a bh hb Iy diatas sudah dihitung : 9 6, iy 44, (44) (6,9) 6, , a a a F Iy iy
20 h b a b a 7,4 cm 60 x 0,8 0,89 () w y L 90 5,87 i min 0,89( b) Iy hb ( ) bh a b.6 (6 ) F ( bh) (6.) 44 cm cm 4 Iy 7488 iy 7, cm F y 49,9 7, w 49,9 (5,87) 0,78 Ternyata w <x, jadi proses tekuk terjadi terhadap sumbu bahan x-x
21 5. Mencari ukuran klos Ukuran klos ditentukan oleh kekuatan klos dan juga oleh penempatan alat penyambung. Ukuran berdasarkan kekuatan klos x = 0,8 w =,4 w = 0,78 w =,8 x > w harga Px yang menentukan. Pmax = Px = tk // 85 F (6.) 778 kg x,4 D = DM + DN Dm = 0, karena tidak ada lentur. w = 0,78 > 60 w,8 DN = P , kg DN. Sy b Iy t. b Sy bh DN. Sy Iy a b 6.(7) 504 cm Iy hb ( bh) a b.6 (6 ) cm DN. Sy 00,. (504) t,48 kg Iy 748 cm gaya geser pada klos ; K = t. l =,40 (90) =,0 kg 4
22 Oleh karena a <b, maka dalam menghitung ukuran klos hanya diperhitungkan terhadap gaya geser saja. K =,0 kg K. h. c K. h. c,0.. c c,64 cm kg cm h c Ukuran berdasarkan syarat penempatan alat penyambung. Misalnya, kita gunakan alat penyambung paku. Jika dibor dulu : d b d 6 b 7 (60) 8,57 mm 7 Untuk penampang satu : ambil paku 46 x 0 Imin =. 4, = 5,0 < I ada = 0 mm Kekuatan paku : 500 d 500 (0,46) N,5,5 90, 58 kg d 0,46
23 jumlah paku yang dibutuhkan : K,0 n, 9 buah N 90,58 Jarak paku tegak lurus serat kayu : jumlah baris = fmin = 5 d =, cm fmax = 0d = 9, cm jadi, ambil saja = f = cm baris jumlah paku = 5. = 5 buah Panjang klos = (7,5) + 4(5) = 5 C = 5 cm > C =,64 cm Jadi yang menentukan adalah C ( lihat gambar) 7.5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 7.5 cm C =5 cm Tes Formatif Jelaskan pengertian Batang majemuk, batang berganda dan batang tersususn Sebutkan dan gambar penampang batang berganda Sebutkan perbedaan sumbu bahan dan sumbu bebas bahan Sebutkan cara memilih jenis alat penghubung Sebutkan fungsi dari batang Berganda dengan klos
24 Jelaskan cara mencari angka kelangsingan x dan w Jelaskan langkah-langkah perhitungan batang berganda dengan klos Tugas terstruktur q A B C 4.00 m.00 m 6.00 m.00 m.00 m Diketahui Struktur balok ABC di atas, pendel Beban mati = q = 00 kg/m Beban hidup = Pp = 00 kg/m Ukuran konstruksi seperti gambar Kayu kelas kuat II, mutu kayu A Ketentuan lain, tentukan sendiri. Rencanakan dimensi balok ABC dan pendel-pendel ( balok ABC = balok ganda dan pendel = bebas ) Hitung klos pada balok ABC Hitung dan gambar detail di A,B dan C dengan skala yang benar dan rapi Tugas Mandiri : Pelajari buku konstruksi kayu dan Mekanika Teknik yang berkaitan dengan materi Batang Berganda dengan klos
25 DAFTAR PUSTAKA Bambang Suryoatmono, Struktur Kayu, Fakultas Teknik, Universitas Parahyangan, Bandung. Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu I, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UPI, 004. Danasasmita, E.Kosasih, Struktur Kayu II, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, UPI, 004. DPMB. Dirjen Cipta Karya, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPMB, Dirjen Cipta Karya, DPUTL, 978. D.T Gunawan, Diktat Kuliah Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Parahyangan, Bandung. Felix ap, K.H., Konstruksi Kayu, Bina Cipta, Bandung, 965. Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, ayasan Kanisius, ogyakarta, 977. Sadji, Konstruksi Kayu, Fakulytas Teknik Sipil, Institut Teknologi 0 November, Surabaya. Soeryanto Basar Moelyono, Pengantar perkayuan, ayasan Kanisius, ogyakarta, 974. Susilohadi, Struktur kayu, Teknik Sipil, Universitas Jenderal Ahmad ani, Bandung. Soedibyo, Konstruksi Kayu, Teknik Sipil Universitas Winaya Mukti, Bandung
BATANG GANDA DENGAN PLAT KOPEL
BATAG GADA DEGA PLAT KOPEL. Baasan-baasan Pela kopel digunakan jika jarak kosong a sebagai beriku : b a 6b Pla kopel dipasang pada jarak yang sau sama lain sebesar L. Pemasangannya harus seangkup (simeris)
Lebih terperinciGb. 2.9 Balok Menerus
BALOK TERLENTUR 1 Jarak Bentang a Panjang perletakan dari sebua balok diatas dua perletakan arus diambil paling tinggi l/0 jarak antara kedua ujung perletakan Jarak-bentang diambil sebesar jarak antara
Lebih terperinciSTRUKTUR KAYU I SPL 509
DESKRIPSI SILABUS STRUKTUR KAYU I SPL 509 PENYUSUN E. Kosasih Danasasmita NIP. 130 896 569 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Lebih terperinci(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman
DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah Prasyarat : STRUKTUR KAYU I : SPL 509 / 2 SKS : Telah menempuh MK Mekanika Teknik I Telah menempuh MK Struktur Bangunan Semester :
Lebih terperinciPERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN
PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN TUJUAN: 1. Dapat menerapkan rumus tegangan tekuk untuk perhitungan batang tekan. 2. Dapat merencanakan dimensi batang tekan. PENDAHULUAN Perencanaan batang tekan
Lebih terperinciPerancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu
Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciV. PENDIMENSIAN BATANG
V. PENDIMENSIAN BATANG A. Batang Tarik Batang yang mendukung gaya aksial tarik perlu diperhitungkan terhadap perlemahan (pengurangan luas penampang batang akibat alat sambung yang digunakan). Luas penampang
Lebih terperinciDimana : g = berat jenis kayu kering udara
1. TEGANGAN-TEGANGAN IZIN 1.1 BERAT JENIS KAYU DAN KLAS KUAT KAYU Berat Jenis Kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP STRUKTUR KAYU
FAKULTAS TEKNIK No. RPP/TSP/TSP.../13-15 Revisi : 00 Tgl : 01 April 2008 Hal 1 dari 5 Mata Kuliah : Struktur Kayu Kode Mata Kuliah : TSP... Jurusan/ Prodi : Teknik Sipil (D3) Pendidikan Teknik Sipil dan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP STRUKTUR KAYU
No. RPP/TSP/TSP.../11-12 Revisi : 00 Tgl : 01 April 2008 Hal 1 dari 5 Mata Kuliah : Struktur Kayu Kode Mata Kuliah : TSP... Jurusan/ Prodi : Teknik Sipil (D3) Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (S1)
Lebih terperinciPERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT Azhari 1, dan Alfian 2, 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau azhari@unri.ac.id ABSTRAK Batang-batang
Lebih terperinciBAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG
BAB 1 PERHITUNGAN PANJANG BATANG A4 A5 A3 A6 T4 A1 T1 A2 D1 T2 D2 T3 D3 D4 T5 D5 T6 A7 D6 T7 A8 A 45 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B 30 1.1 Perhitungan Secara Matematis Panjang Batang Bawah B 1 B 2 B 3 B 4 B
Lebih terperincibatang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada pertengahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spasi Kolom dari Timber Designers' Manual Spasi kolom dibentuk dari dua atau lebih batang-batang individu atau batang tunggal yang dipisahkan pada ujung-ujungnya dan yang pada
Lebih terperincisejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya
BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciTegangan Dalam Balok
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS Tegangan Dalam Balok Pertemuan 9, 0, TIU : Mahasiswa dapat menghitung tegangan yang timbul pada elemen balok akibat momen lentur, gaya normal, gaya
Lebih terperinciFUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN
FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana teknik sipil OLEH : ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN 06 0404 044
Lebih terperinciSAMBUNGAN DENGAN ALAT PENYAMBUNG
Beban ( Kg) AMBUNGAN DENGAN ALAT PENYAMBUNG ambungan dengan alat penyambung adalah sambungan-sambungan yang terdiri dari, antara lain : ) ambungan dengan Bout ) ambungan dengan Paku 3) ambungan dengan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2 BOEDI WIBOWO 1/3/2011 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, karena dengan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Batang Tekan Pertemuan - 4 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur baja beserta alat sambungnya TIK : Mahasiswa dapat
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Pemilihan
Lebih terperinciTUGAS MAHASISWA TENTANG
TUGAS MAHASISWA TENTANG o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK KANTILEVER. o DIAGRAM BIDANG MOMEN, LINTANG, DAN NORMAL PADA BALOK SEDERHANA. Disusun Oleh : Nur Wahidiah 5423164691 D3 Teknik
Lebih terperinciSoal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m
Soal 2 Suatu elemen struktur sebagai balok pelat berdinding penuh (pelat girder) dengan ukuran dan pembebanan seperti tampak pada gambar di bawah. Flens tekan akan diberi kekangan lateral di kedua ujung
Lebih terperinciPERHITUNGAN PANJANG BATANG
PERHITUNGAN PANJANG BATANG E 3 4 D 1 F 2 14 15 5 20 A 1 7 C H 17 13 8 I J 10 K 16 11 L G 21 12 6 B 200 200 200 200 200 200 1200 13&16 0.605 14&15 2.27 Penutup atap : genteng Kemiringan atap : 50 Bahan
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciPERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS
PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PLAT KOPEL A. DATA BAHAN [C]2011 : M. Noer Ilham Tegangan leleh baja (yield stress ), f y = 240 MPa Modulus elastik baja (modulus
Lebih terperinciV. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
V. BATANG TEKAN Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batang tekan merupakan batang yang mengalami tegangan tekan aksial. Dengan berbagai macam sebutan, tiang, tonggak dan batang desak, batang ini pada hakekatnya jarang
Lebih terperinciPenyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2
II. KONSEP DESAIN Soal 2 : Penelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2 = 0,50 kn/m2 Air hujan = 40 - (0,8*a) dengan a = kemiringan
Lebih terperinciVI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur
VI. BATANG LENTUR Perencanaan batang lentur meliputi empat hal yaitu: perencanaan lentur, geser, lendutan, dan tumpuan. Perencanaan sering kali diawali dengan pemilihan sebuah penampang batang sedemikian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda
BAB IV ANAISIS 4.. ANAISIS PEMBEBANAN 4.3.4. Beban Mati (D) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu struktur atap ang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penelesaian-penelesaian,
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TS 05 SKS : 3 SKS Kolom ertemuan 14, 15 TIU : Mahasiswa dapat melakukan analisis suatu elemen kolom dengan berbagai kondisi tumpuan ujung TIK : memahami konsep tekuk
Lebih terperinci6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN
6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN 6.1. Pendahuluan Pada dasarnya kekuatan komponen merupakan bagian terpenting dalam perencanaan konstruksi rangka batang ruang, karena jika komponen tidak dapat menahan beban
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS
PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2 2011 BOEDI WIBOWO ESTUTIE MAULANIE DIDIK HARIJANTO K A M P U S D I P L O M A T E K N I K S I P I L J L N. M E N U R 127 S U R A B A Y A KATA
Lebih terperinciMacam-macam Tegangan dan Lambangnya
Macam-macam Tegangan dan ambangnya Tegangan Normal engetahuan dan pengertian tentang bahan dan perilakunya jika mendapat gaya atau beban sangat dibutuhkan di bidang teknik bangunan. Jika suatu batang prismatik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada konstruksi baja permasalahan stabilitas merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada konstruksi baja permasalahan stabilitas merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan komponen struktur baja rentan terhadap tekuk akibat pembebanan yang melebihi
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. SIL/TSP/TSP... Revisi: 00 Tgl : 01 April 2008 Hal 1 dari 7 MATA KULIAH : STRUKTUR KAYU KODE MATA KULIAH : TSP... SEMESTER :IV (GENAP) PROGRAM STUDI : 1. PEND.TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ( S1 ) 2.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Sambungan Sambungan-sambungan pada konstruksi baja hampir tidak mungkin dihindari akibat terbatasnya panjang dan bentuk dari propil propil baja yang diproduksi. Sambungan bisa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI JEMBATAN
PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN 1. DIPILIH LINTASAN YANG SEMPIT DAN STABIL. ALIRAN AIR YANG LURUS 3. TEBING TEPIAN YANG CUKUP TINGGI DAN STABIL 4. KONDISI TANAH DASAR YANG BAIK 5. SUMBU SUNGAI DAN SUMBU JEMBATAN
Lebih terperinciA. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)
A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah
Lebih terperinciStruktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang
Penerbit Universiras SematangISBN. 979. 9156-22-X Judul Struktur Beton Struktur Beton Ir. H. Armeyn, MT Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciA. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)
A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. SIL/TSP/SPR 226/20 Revisi: 00 Tgl : 27 Mei 2010 Hal 1 dari 8 MATA KULIAH : STRUKTUR KAYU KODE MATA KULIAH : SPR 226 SEMESTER : GANJIL PROGRAM STUDI : 1. PEND.TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ( S1 ) 2.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciD = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi
DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG
TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS SAMBUNGAN PAKU
ANALISIS SAMBUNGAN PAKU 4 Alat sambung paku masih sering dijumpai pada struktur atap, dinding, atau pada struktur rangka rumah. Tebal kayu yang disambung biasanya tidak terlalu tebal berkisar antara 20
Lebih terperinciTorsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:
Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: BAB VIII SAMBUNGAN MOMEN DENGAN PAKU KELING/ BAUT Momen luar M diimbangi oleh
Lebih terperinciStudi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25
GaneÇ Swara Vol 7 No2 September 2013 STUDI ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 200 X 100 ABSTRAKSI NI KADEK ASTARIANI Universitas Ngurah Rai Denpasar Struktur
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. xxvii. A cp
A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang
Lebih terperinciPertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT
Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT dengan EKSENTRISITAS (Bolt Connection with Eccentricity) Mata Kuliah : Struktur Baja Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Pendahuluan Jenis sambungan yang sering terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan kayu yang digunakan sebagai bahan baku konstruksi telah lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu gergajian sangat
Lebih terperinciStruktur Baja 2. Kolom
Struktur Baja 2 Kolom Perencanaan Berdasarkan LRFD (Load and Resistance Factor Design) fr n Q i i R n = Kekuatan nominal Q = Beban nominal f = Faktor reduksi kekuatan = Faktor beban Kombinasi pembebanan
Lebih terperinciOleh : As at Pujianto
BUKU AJAR STRUKTUR KAYU I Oleh : As at Pujianto Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan
BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Umum Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentudari semen, pasir, dan koral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan dan model struktur masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih terus dicari dan diusahakan
Lebih terperinciSAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).
SAMBUNGAN LAS Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Dalam sambungan las ini, yang akan dibahas hanya
Lebih terperinci7. RANCANGAN OBJEK PEMBELAJARAN/KONSEP AGREGASI
7. RANCANGAN OBJEK PEMBELAJARAN/KONSEP AGREGASI Mata Kuliah : Struktur Beton Dasar Semester: 4 Kode: sks: 3 Jurusan : D-III Teknik Sipil Dosen : Tim Dosen Struktur Beton TIU : Mahasiswa akan dapat menghitung
Lebih terperinciBab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.
Lebih terperinciSTRUKTUR BAJA I. Perhitungan Dimensi Batang Tekan
STRUKTUR BAJA I Perhitungan Dimensi Batang Tekan PLPada suatu batang yang s menerima gaya sebelum hancur terlebih dahulu akan Jadi sebelum sampai pada tegangan akan timbul tegangan tekuk. σ tk P k F Pers
Lebih terperinciKuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:
Kuliah ke-6 Bar (Batang) digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka, struktur jembatan gantung, pengikat gording dn pengantung balkon. Pemanfaatan batang juga dikembangkan untuk sistem
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TABEL BAJA UNTUK PROFIL GANDA SEBAGAI ALAT BANTU DESAIN KOMPONEN STRUKTUR BAJA
PENGEMBANGAN TABEL BAJA UNTUK PROFIL GANDA SEBAGAI ALAT BANTU DESAIN KOMPONEN STRUKTUR BAJA Welly William 1, Billy Prawira Candra 2, Effendy Tanojo 3, Pamuda Pudjisuryadi 4 ABSTRAK : Profil baja merupakan
Lebih terperinciL p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi
DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG
LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG (Design of Perum Perhutani Unit I Central Java Building, Semarang ) Disusun Oleh : ADE IBNU MALIK L2A3 02 095 SHINTA WENING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan pembangunan prasarana fisik yang terus menerus dilaksanakan, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan konstruksi bangunan menggunakan konstruksi baja sebagai struktur utama. Banyaknya penggunaan
Lebih terperinciSambungan diperlukan jika
SAMBUNGAN Batang Struktur Baja Sambungan diperlukan jika a. Batang standar kurang panjang b. Untuk meneruskan gaya dari elemen satu ke elemen yang lain c. Sambungan truss d. Sambungan sebagai sendi e.
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang
Lebih terperincipenelitian ini perlu diketahui tegangan dan kelas kuat kayu teriebih dahulu sebelum
BAB HI LANDASAN TEORI Landasan teori mengemukakan hubungan antara kuat tekan batang kayu tunggal dan kayu ganda. 3.1 Karakteristik Kayu Untuk mengetahui karakteristik kayu atau bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200
GaneÇ Swara Vol. 8 No.1 Maret 014 ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 00 NI KADEK ASTARIANI ABSTRAK Universitas Ngurah Rai Denpasar Baja kastilasi memiliki
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus menerus mengalami peningkatan, kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah
Lebih terperinciI. Perencanaan batang tarik
IV. BATANG TARIK Komponen struktur yang mendukung beban aksial tarik maupun tekan sering dijumpai pada struktur rangka kuda-kuda. Gaya aksial tarik ataupun tekan memiliki garis kerja gaya yang sejajar
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciMODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD
MODUL 4 BATANG TEKAN METODE ASD 4.1 MATERI KULIAH Panjang tekuk batang tekan Angka kelangsingan batang tekan Faktor Tekuk dan Tegangan tekuk batang tekan Desain luas penampang batang tekan Syarat kekakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciKEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL
KEKAKUAN KOLOM BAJA TERSUSUN EMPAT PROFIL SIKU DENGAN VARIASI PELAT KOPEL Achmad Basuki Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNS Surakarta. E-mail: achmadbasuki@yahoo.com Abstract Steel has advantages
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk yang terus meningkat tentu
Lebih terperinciPENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR
Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciDESAIN BATANG TEKAN PROFIL C GANDA BERPELAT KOPEL
lemen Struktur Tekan Profil C Ganda - Struktur Baja - DSAIN BATANG TKAN PROFIL C GANDA BRPLAT KOPL e Y Y r a Y X X G X d tw tp b bf tf xe Satuan : kn := 000N MPa := N mm Panjang fekt klx := 5m kly := 5m
Lebih terperinci5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)
Pengertian Balok 5- STRUKTUR LENTUR (BALOK) Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang menerima beban tegak lurus ( ) sumbu memanjang batang (beban lateral beban lentur) Beberapa jenis balok pada
Lebih terperinci32 Media Bina Ilmiah ISSN No
32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 OPTIMASI TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU PADA PROFIL BAJA IWF 300 X 150 Oleh : Ni Kadek Astariani Universitas Ngurah Rai Denpasar Abstrak: Penggunaan
Lebih terperinciCAHYA PUTRI KHINANTI Page 3
BAB II PERHITUNGAN KAP A. Perhitungan Gording Gambar 2.1 Rencana Kap 1. Data Perhitungan Bentang kuda kuda = 10 m Jarak antar kuda-kuda = 4 m Kemiringan atap = 20 Berat penutup atap = 10 kg/m² (Seng Gelombang)
Lebih terperinci