BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu subsistem penting dari sistem agribisnis. Kegiatan pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Kotler (2009) menyatakan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Menurut Levitt (1960, dalam Kotler, 2009), terdapat perbedaan antara pemasaran dan penjualan. Penjualan berfokus pada kebutuhan penjualan sedangkan pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai sedangkan pemasaran mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan, dan akhirnya mengkonsumsinya.

2 2.2 Persepsi Konsumen terhadap Buah Pimento Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik daripada pesaing. Untuk itu seorang pemasar harus mengetahui tentang perilaku konsumen terhadap produk barang dan jasa yang terdapat di pasaran. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi atau lembaga memilih, membeli, menggunakan, dan membuang barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap barang dan jasa antara lain faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial), faktor sosial (kelompok, keluarga, status), faktor pribadi (usia, pekerjaan, keadaaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian), dan faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap). Untuk memahami bagaimana konsumen sesungguhnya mengambil keputusan pembelian, seorang pemasar harus mengidentifikasikan siapa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk barang dan jasa. Yang termasuk dalam hal ini adalah pemrakarsa, pengambil keputusan, pembeli, atau pengguna. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang bisa berada diantara niat dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika ada orang yang mempengaruhi pikiran konsumen untuk membeli suatu produk yang lebih murah, maka konsumen tersebut akan mengurungkan niat untuk membeli produk yang

3 mahal dan beralih untuk membeli produk yang lebih murah. Faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Dalam membeli suatu produk, konsumen tentunya akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat dari produk yang akan dibeli. Jika pendapatan, harga, dan manfaat dari produk tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen tersebut, maka konsumen dapat membatalkan niatnya membeli produk tersebut atau beralih membeli produk yang lebih bermanfaat dan dengan harga yang terjangkau. 2.3 Uji Pasar Agar produk bisa diterima oleh konsumen luas, maka produk tersebut harus melalui uji pasar. Kotler dan Amstrong (2008), menyatakan bahwa uji pasar adalah suatu tahap dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan pada lingkungan pasar yang lebih realistis. Cooper dan Scindler (2006), menyatakan bahwa uji pasar adalah eksperimen terkontrol yang dijalankan di sebuah tempat pemasaran yang dipilih dengan cermat untuk mengukur respons tempat pemasaran dan memprediksi penjualan atau keunggulan sebuah produk. Tujuan uji pasar adalah untuk membantu manajer pemasaran memperkenalkan produk atau layanan baru, menambah produk ke jajaran yang sudah ada, mengidentifikasi konsep yang berpotensi, atau meluncurkan ulang versi perbaikan dari merek yang sudah terkenal (Cooper dan Scindler, 2006). Uji pasar memberi pengalaman kepada pemasar untuk memasarkan produknya ke pasar melalui program-program pemasaran, antara lain strategi positioning, iklan, distribusi, penetapan harga, merek dan kemasan, serta tingkat anggaran.

4 Jumlah dari uji pasar yang dibutuhkan bervariasi tergantung dari produk baru yang akan diujikan tersebut. Uji pasar dapat membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang banyak sehingga memungkinkan pesaing dapat memperoleh keunggulan dengan memasuki pasar terlebih dahulu. Namun jika biaya untuk melakukan uji pasar tersebut rendah atau pihak manajemen telah yakin bahwa produk baru mereka akan laku di pasaran, maka perusahaan dapat melakukan sedikit atau tanpa melakukan uji pasar sama sekali. Menurut Cooper dan Scindler (2006), terdapat enam jenis uji pasar utama yaitu: 1. Uji Pasar Standar Uji pasar standar merupakan uji tradisional terhadap sebuah variabel bauran produk atau pemasaran dalam basis gografis terbatas. Uji ini memberikan pengujian nyata untuk mengevaluasi produk dan program pemasaran pada skala yang lebih kecil dan murah. Perusahaan yang sedang meluncurkan produk memilih zona penjualan tertentu, kota-kota uji pasar, atau wilayah yang mempunyai karakteristik yang dapat dibandingkan dengan wilayah konsumen produk yang diharapkan. 2. Uji Pasar Terkontrol Uji pasar terkontrol merupakan uji distribusi yang digerakkan secara real time dan dijalankan oleh penyedia riset khusus yang menjamin distribusi produk uji melalui outlet-outlet di kota-kota terpilih. Lokasi pengujian mewakili proporsi total volume penjualan toko oleh pemasar. Perusahaan riset biasanya menangani proses

5 penjualan peritel dan menyediakan pengadaan, persediaan, penetapan harga, dan control persediaan. 3 Uji Pasar Elektronik Uji pasar elektronik merupakan sistem pengujian yang mengkombinasikan layanan distribusi toko, panel pemindai konsumen, dan pengiriman media tingkat rumah tangga dalam pasar yang didesain secara khusus. 4 Uji Pasar Tersimulasi Uji pasar tersimulasi muncul dalam riset laboratorium yang didesain untuk membuat simulasi lingkungan perbelanjaan tradisional menggunakan sampel yang terdiri dari konsumen produk. Uji ini tidak terjadi di pasar tetapi seringkali dianggap sebagai uji awal sebelum uji pasar berskala penuh. Uji ini dirancang untuk menentukan tanggapan konsumen terhadap upaya produk dalam selang waktu yang dipersempit. 5 Uji Pasar Virtual Uji pasar virtual mengunakan simulasi komputer dan perangkat keras lain untuk meniru keterlibatan pengalaman berbelanja interaktif dalam lingkungan tiga dimensi. 6 Uji Pasar Berbasis Web Uji pasar berbasis web merupakan uji produk dengan menggunakan distribusi online. Uji ini biasanya digunakan oleh produsen berskala besar yang mencari perangkat pengestimasi kebutuhan produk baru yang cepat dan efektif dalam hal biaya.

6 2.4 Buah Pimento Buah Pimento, merupakan jenis sayur buah yang mulai berkembang dan baru diperkenalkan di Indonesia. Kata pimento, berasal dari Bahasa Portugal, yang bilamana diterjemahkan berarti Cabai Manis. Tanaman Pimento masuk ke Indonesia tepatnya sekitar pertengahan tahun 2010 dan mulai dikembangkan di daerah Cangar, Batu, Malang. Pada pertengahan tahun 2012, budidaya tanaman Pimento mulai dikembangkan di Bali tepatnya di daerah Bedugul.Kegunaan Pimento untuk makanan salad ataupun dimakan secara langsung (sebagai kudapan). Pimento tidak mengandung zat capsaicin yang biasa terdapat dalam Paprika ataupun Cabai. Variasi buah Pimento yang beredar di masyarakat konsumen negara Belanda, terdiri atas warna merah, kuning dan oranye (maturity stage colour). Dimulai dengan buah yang berwarna hijau sebagai penanda warna buah yang belum matang (immaturity stage colour). Warna merah bernama Daoray (sugar content: 8,8 sd 9.2 % brix). Warna kuning bernama Daelloy (sugar content: 10,6 sd 11,0 % brix). Warna oranye bernama Daossoy (sugar content: 11,4 sd 11,8 % brix). Sistematika atau taksonomi tanaman Pimento adalah: Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili : Spermatophyta (tanaman berbiji) : Angiospermae (biji berada dalam buah) : Dicotildonae (biji berkeping dua) : Solanales : Solanaceae (terong-terongan)

7 Genus Species Varietas : Capsicum : Capsicum annum : Grossum Tabel 2.1: Kandungan atau nilai gizi dari Pimento per 100 g nya dapat dilihat pada Tabel 2.1 Kandungan gizi Pimento per 100 g No Kandungan Jumlah 1 Protein 0,87 g 2 Lemak 0,35 g 3 Karbohidrat 6,5 g 4 Kalsium 8 mg 5 Fosfor 22 mg 6 Besi 0,7 mg 7 Vitamin A 32 IU 8 Vitamin B mg 9 Vitamin B 2 0,05 mg 10 Vitamin C 180 mg 11 Serat 0,32 g 12 Niasin 0,36 mg 13 Kadar air 94 % 14 Kalori 42 k kal Sumber: Lempsey (1996) dan Adro (2015) 2.5 Budidaya Buah Pimento Produktivitas tanaman Pimento yang ditanam di daerah Cangar, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dan Bedugul, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali mencapai 37 sd 39 ton/ha, dengan umur mencapai 9 bulan. Di daerah Eropa, seperti di Belanda, Israel, ataupun Hungaria, produktivitas tanaman Pimento yang ditanam dalam green house dapat mencapai 54 sampai 56 ton per hektar, dengan periode penanaman selama 12 sd 14 bulan. Produktivitas yang relatif tinggi tersebut, dengan modifikasi dari keadaan lingkungan seperti

8 penambahan radiasi sinar serta modifikasi gas O 2 dengan CO 2 dalam ruangan green house serta intentsitas serangan dari hama penyakit yang tidak begitu banyak. Adapun potensi produksi secara genetik dapat mencapai 62 sd 64 ton per hektar. Tanaman Pimento yang ditanam di Negara Indonesia menghendaki temperatur yang relatif sejuk, seperti di daerah tempat asalnya di Eropa. Daerah penanaman yang cocok untuk tanaman Pimento di Indonesia berada pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian tempat berkisar antara 1000 sd 1500 m dpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman pimento berkisar antara suhu 16 sd 26 o C. Dengan suhu rata-rata maksimum berkisar antara 32 sd 34 o C dan suhu rata-rata minimum 10 sd 12 o C. Di luar dari ketinggian tempat tersebut, akan berdampak negatif bagi pertumbuhan, perkembangan dan pembuahan Pimento. Jika kurang dari 1000 meter, maka proses penyerbukan bunga Pimento akan menjadi terganggu serta menyebabkan bunga mudah gugur. Sebaliknya, bilamana pada ketinggian yang melebihi dari 1500 m, menjadikan tanaman mudah terserang jamur, buah yang terbentuk menjadi tidak manis serta proses pematangan buah menjadi lama. Temperatur yang terlalu tinggi, akan menyebabkan tanaman kehilangan banyak air akibat penguapan, sehingga tanaman terbakar dan daun mati. Temperatur yang terlalu rendah, menyebabkan nekrosis pada jaringan lamina daun, sehingga daun gugur. Temperatur yang tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman membuat bunga atau buah menjadi gugur, sebelum mencapai fase kematangan.

9 Tingkat kelembaban udara yang optimal untuk pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman Pimento di Indonesia berkisar antara 70 sd 80 %. Kelembaban udara yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bunga dan buah muda menjadi gugur. Kelembaban udara yang terlalu rendah menyebabkan tanaman Pimento menderita klorosis dan antosianensis. Kelembaban udara yang ekstrim kering menjadikan tajuk tanaman layu, akibat laju transpirasi lebih banyak dibandingkan tingkat penyerapan air oleh akar tanaman. Kelembaban yang rendah mengakibatkan tanaman menderita dieback, sehingga proses pembungaan dan pembuahan terhenti. Kelembaban udara yang terlalu lembab atau terlalu basah, menyebabkan resiko pembusukan pada akar, sehingga tanaman layu. Kelembaban udara yang tinggi, juga mengganggu proses penyerapan air dan unsur hara oleh akar tanaman, akibat ketidakseimbangan laju transpirasi tanaman. Aktivitas dan proses fisiologis dan fotosintesis tanaman memiliki peranan sebagai sumber energi untuk menghasilkan asimilat bagi pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman Pimento. Tanaman Pimento akan tumbuh dan berproduksi dengan baik, bilamana memperoleh cahaya matahari yang cukup. Mengingat bahwa berbudidaya Pimento di Indonesia hanya dilakukan pada dalam naungan rumah kaca (green house), maka resiko tanaman mengalami kekurangan sinar matahari manjadi terbuka. Atap plastik yang digunakan harus dijaga kebeningannya, agar intersepsi radiasi matahari tidak terlalu banyak yang mengalami reduksi. Intersepsi radiasi sinar matahari minimum yang masih dapat ditoleransi adalah berkisar 70 sd 80 %. Jika radiasi sinar kurang dari 70 %, maka tanaman akan mengalami etiolasi dan keterlambatan proses pembuahan.

10 Jika sinar matahari tidak mencukupi, maka pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman manjadi terganggu. Tanaman akan tumbuh memanjang, mengalami proses etiolasi akibat berkumpul hormon auksin pada pucuk tanaman, serta menjadi pucat, lemah, kurus, daun berguguran dan mudah rebah. Sebaliknya jika tanaman mendapatkan intensitas matahari yang terlalu tinggi, maka tanaman akan mengalami daun klorosis, dan bunga serta buah mudah mengering. 2.6 Buah Paprika Tanaman Paprika berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dimana banyak spesies yang telah dibudidayakan selama beratus-ratus tahun sebelum Columbus datang. Paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1500an. Paprika termasuk ke dalam family Solanaceae. Daunnya berukuran lebar dan berwarna hijau tua. Bentuk buah Paprika mirip lonceng, sehingga dinamakan bell pepper. Meskipun aromanya sangat pedas tetapi rasa buah paprika tidak pedas bahkan cenderung manis sehingga sering disebut sweet pepper. Paprika membutuhkan kondisi tertentu untuk pertumbuhannya yaitu suhu 24 sd 30 o C pada siang hari dan 9 sd 12 o C pada malam hari. Di Indonesia, Paprika dapat tumbuh pada daerah yang bersuhu 16 sd 25 o C. Buah Paprika mengandung sedikit protein, lemak, dan gula, tetapi mengandung banyak karoten dan sebagai sumber vitamin C (160 mg/100 g buah segar). Jika dibandingkan dengan Jeruk, kandungan vitamin C pada buah Jeruk sebesar 146 mg/100 g, maka kandungan vitamin C pada parika jauh lebih tinggi. Kandungan atau nilai gizi dari Paprika per 100 g nya dapat dilihat pada Tabel 2.2:

11 Tabel 2.2 Kandungan gizi Paprika per 100 g No Kandungan Jumlah 1 Protein 0,9 g 2 Lemak 0,3 g 3 Karbohidrat 4,4 g 4 Kalsium 7,0 mg 5 Fosfor 22 mg 6 Besi 0,4 mg 7 Vitamin A 540 IU 8 Vitamin B 1 22,0 mg 9 Vitamin B 2 0,002 mg 10 Vitamin C 160 mg 11 Serat 1,7 g 12 Niasin 0,4 mg 13 Kadar air 92 % 14 Kalori 20 k kal Sumber: Azzamy (2015) Buah Paprika dibedakan menurut bentuk, warna, dan ukuran. Berdasarkan bentuk, paprika dibedakan menjadi bentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dan bentuk lonjong (lamujo). Dari segi warna Paprika dibedakan menjadi empat warna yaitu merah, hijau, kuning, dan oranye. Sedangkan berdasarkan ukuran, Paprika dibedakan menjadi empat yaitu: 1. Kecil diameter buah 6,5 sd 7,5 cm, bobot buah 120 sd 160 gram 2. Sedang diameter buah 8 sd 9,5 cm, bobot buah 160 sd 200 gram 3. Besar diameter buah 10 sd 11 cm, bobot buah 200 sd 250 gram 4. Sangat besar diameter buah > 11 cm, bobot buah > 250 gram 2.7 Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian Atmaja (2009) tentang Uji Pasar Buah Pepaya Hasil Pengembangan Riset Unggulan Strategi Nasional. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui (1) Buah Pepaya pengembangan Rusnas ini dapat

12 bersaing atau tidak dengan produk atau buah Pepaya yang sudah ada di pasar, (2) Buah Pepaya pengembangan Rusnas ini dapat diterima atau tidak oleh pasar, (3) Karakteristik pepaya yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen dalam membeli buah Pepaya. Hasil dari penelitian ini adalah perbandingan persentase penjualan Pepaya Bogor dengan Pepaya Bangkok penjualannya belum dapat bersaing. Pepaya hasil pengembangan Rusnas di pasaran sudah dapat diterima oleh pasar, dengan melihat tingkat kepuasan yang diberikan oleh konsumen terhadap Pepaya hasil pengembangan Rusnas berada pada tingkat puas. Berdasarkan hasil penelitian variabel yang dijadikan pertimbangan konsumen dalam membeli buah Pepaya adalah variabel aroma, rasa, daging buah, dan tanggapan secara keseluruhan. Selain itu terdapat hubungan yang nyata atau positif antara tingkat kepuasan konsumen dengan pembelian Pepaya Rusnas dilihat dari teksturnya. Persamaan dengan penelitian Uji Pasar Terhadap Buah Pimento Di Bali adalah tujuan dari kedua penelitian ini yaitu ingin mengetahui kemampuan bersaing produk di pasaran, diterima atau tidaknya produk di pasaran serta parameter yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli produk tersebut. Persamaan selanjutnya adalah obyek penelitian merupakan produk baru yang belum atau baru dikenal oleh masyarakat. Perbedaannya adalah penelitian Uji Pasar Buah Pepaya berlokasi di satu tempat saja sedangkan penelitian Uji Pasar Buah Pimento berlokasi di dua tempat. Perbedaan selanjutnya adalah pada penelitian Uji Pasar Buah Pepaya, produk yang diteliti adalah produk baru hasil pengembangan dari dalam negeri sendiri sedangkan pada penelitian Uji Pasar

13 Buah Pimento, produk yang diteliti adalah produk baru yang berasal dari luar negeri. Penelitian Gori (2009) tentang Uji Pasar Buah Nenas Hasil Pengembangan Riset Unggulan Strategi Nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Karakteristik nenas yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih nenas hasil pengembangan Rusnas, (2) Nenas hasil pengembangan Rusnas ini dapat diterima atau tidak di pasar, (3) Buah Nenas hasil pengembangan Rusnas dapat bersaing atau tidak dengan buah Nenas yang sudah ada di pasar. Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik buah Nenas yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih nenas dibagi menjadi tiga kelompok kategori, yaitu kategori cukup penting (ukuran dan bentuk), penting (warna kulit, tekstur, dan penerimaan secara keseluruhan), dan kategori sangat penting (aroma, rasa, dan daging buah). Nenas hasil pengembangan Rusnas sudah dapat diterima oleh pasar dengan melihat tingkat kepuasan konsumen terhadap harga masing-masing nenas dan tingkat kepuasan konsumen terhadap delapan karakteristik Nenas. Nenas hasil pengembangan Rusnas yaitu Nenas Delika Subang, Nenas Mahkota Bogor, dan Nenas Blitar dapat bersaing dengan nenas lain (Nenas Kediri) secara berturut-turut rata-rata persentase penjualan 12,34, 9,28, 8,16, lebih besar dari rata-rata persentase penjualan Nenas Kediri (4,14). Persamaan dengan penelitian Uji Pasar Terhadap Buah Pimento Di Bali adalah tujuan dari kedua penelitian ini yaitu ingin mengetahui kemampuan bersaing produk di pasaran, diterima atau tidaknya produk di pasaran serta parameter yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli produk tersebut. Persamaan

14 selanjutnya adalah obyek penelitian merupakan produk baru yang belum atau baru dikenal oleh masyarakat. Perbedaannya adalah penelitian Uji Pasar Buah Nenas berlokasi di satu tempat saja sedangkan penelitian Uji Pasar Buah Pimento berlokasi di dua tempat. Perbedaan selanjutnya adalah pada penelitian Uji Pasar Buah Nenas, produk yang diteliti adalah produk baru hasil pengembangan dari dalam negeri sendiri sedangkan pada penelitian Uji Pasar Buah Pimento, produk yang diteliti adalah produk baru yang berasal dari luar negeri. Penelitian Sudarmini (2008) tentang Persepsi Konsumen Terhadap Buah Lokal dan Buah Impor di Kota Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) tingkat persepsi konsumen terhadap buah lokal dan buah impor di kota Denpasar, (2) mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap buah lokal dan buah impor di kota Denpasar, (3) mengidentifikasi variabel-variabel penentu persepsi konsemen terhadap buah lokal dan buah impor di kota Denpasar, (4) mengeksplorasi faktor-faktor penentu persepsi konsumen terhadap buah lokal dan buah impor di kota Denpasar. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan nyata persepsi konsumen terhadap buah lokal dan buah impor di kota Denpasar yang mana tingkat persepsi konsumen lebih baik terhadap buah impor daripada buah lokal yang ditunjukkan oleh pencapaian skor buah impor sebesar 3,61 (tinggi) dan pencapaian skor buah lokal sebesar 2,87 (sedang). Variabel-variabel yang menentukan persepsi konsumen terhadap buah lokal ada 11 variabel dari total 18 variabel. Variabel-variabel tersebut yaitu ketersediaan, kemudahan memperoleh, kemudahan mengkonsumsi, peranan media, fluktuasi harga, kelayakan harga, kebersihan, kemasan, ukuran, tekstur, dan ketahanan. Variabel-

15 variabel yang menentukan persepsi konsumen terhadap buah impor ada 13 variabel dari 18 variabel. Variabel-variabel tersebut yaitu kesegaran, tekstur, ketahanan, ukuran, kemasan, kebersihan, kemudahan mengkonsumsi, ketersediaan, kemudahan memperoleh, kelayakan harga, fluktuasi harga, dan gengsi. Faktor-faktor penentu persepsi konsumen terhadap buah lokal ada empat buah yaitu faktor kemudahan, faktor harga, faktor penampilan, dan faktor kualitas. Sedangkan faktor-faktor penentu persepsi konsumen terhadap buah impor ada lima buah yaitu faktor kualitas, faktor penampilan, faktor kemudahan, faktor harga, dan faktor gengsi. Persamaan dengan penelitian Uji Pasar Buah Pimento Di Bali adalah tujuan dari kedua penelitian ini yaitu ingin mengetahui parameter yang menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli produk. Perbedaannya adalah penelitian Uji Pasar Buah Pimento hanya dilakukan di dua tempat saja sedangkan penelitian Persepsi Konsumen Terhadap Buah Lokal dan Buah Impor dilakukan di beberapa supermarket atau minimarket dan pasar-pasar yang ada di seluruh Denpasar. Perbedaan selanjutnya adalah pada penelitian Uji Pasar Buah Pimento, produk yang diteliti adalah produk baru yang berasal dari luar negeri dan baru atau belum dikenal oleh masyarakat yang dibandingkan dengan produk sejenis yang berasal dari luar negeri namun sudah terlebih dahulu dikenal oleh masyarakat. Sedangkan pada penelitian Persepsi Konsumen Terhadap Buah Lokal dan Buah Impor, produk yang diteliti adalah produk yang sudah dikenal oleh masyarakat dan berasal dari dalam negeri yang dibandingkan dengan produk serupa yang berasal dari luar negeri.

16

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Cabai (Capsicum annuum L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang penting di konsumsi setiap hari sebagai bumbu penyedap masakan dan bernilai ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang merupakan salah satu jenis tanaman sayuran dari keluarga Cucurbitaceae. Pembudidayaan mentimun

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai Tanaman cabai termasuk suku terung-terungan (Solanaceae), berbentuk perdu, dan tergolong tanaman semusim. Tanaman cabai hibrida varietas Serambi dapat ditanam

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L. PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) Husnul Jannah Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram E-mail: nung_okas@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya yang kemudian masuk ke wilayah mediterania, yaitu Cina. Pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan nama sweet corn sudah lama dikenal di India dan Amerika. Jagung manis di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) Oleh : Surtinah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning Program Studi Agroteknologi Jl. D.I.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI EFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah tropika yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola secara intensif dengan berorientasi agribisnis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang. mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang. mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di dataran rendah maupun

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Cabai Keriting (Capsicum annum L.) Cabai keriting merupakan salah satu komoditas hotikultura yang tergolong tanaman semusim. Menurut Wiryanta (2002), klasifikasi tanaman cabai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L. adalah jenis tanaman yang hidup baik pada daerah tropis dan wilayah iklim sedang. Di daerah tropis terong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang mempunyai prospek cukup cerah untuk dibudidayakan. Buah tomat

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidup. Bahan pangan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh. tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh. tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia sia dalam ciptaan Nya. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili Musaceae ini hidup di daerah tropis dengan jenis yang berbeda-beda, pisang ambon, pisang

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu

Lebih terperinci

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk ke dalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor hortikultura Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... ix HALAMAN PENGESAHAN... x RIWAYAT HIDUP... xi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah (Arachis hypogaeal.) Fachruddin (2000), menjelaskan bahwa klasifikasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Cabai Secara sistematika menurut Suriana (2012) cabai dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat. Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah, sampah yang berasal dari limbah rumah tangga maupun sampah pabrik, baik yang berupa sampah cair

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena kaya kandungan gizi. Putri dkk., (2014) menyatakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tomat 1) Botani dan morfologi tanaman tomat Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae (berkeping dua). Secara lengkap ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Tanaman Merah. Tanaman cabai merah untuk pertama kali diketemukan oleh petualang duniabernama Christophorus Columbus pada tahun 1490. Kemungkinan kalau tidak ada petualang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci